Professional Documents
Culture Documents
Pro08 67 Ks
Pro08 67 Ks
Pro08 67 Ks
ABSTRACT
Oil palm frond is one of oil palm by-products from palm plantation. It is potential to be used as goat basal
diet. Silages technology is a microbial fermentation process to produce feed with a higher protein and energy
content, also increase feed palatability. Twenty male kacang goats (average initial body weight 12.42 2.06
kg) were used in this experiment to study the effect of utilization of oil palm fronds silages as basal feed as
substitution of grass on their growth. The experiment was arranged in completely randomized design
consisting of 4 diets and 5 replications. Animal were randomly allocated into 4 diets (ratio of concentrates,
grass and oil palm fronds silages are 40 : 60 : 0%, 40 : 20 : 20%, 40 : 10 : 50%, and 40 : 0 : 60% as feed
treatments of R0, R1, R2, and R3 respectively). Concentrates contains 17.1% crude protein and digestyble
energy 2.8 Kcal/kg. The feeding level was set at 3.8% of body weight based on dry matter. The result of the
experiment shows that dry matter intakes, dry matter, organic matter, ADF digestibility and average daily
gain were affected by feed treatments (P < 0.05). Feed eficiency was not affected by feed treatments (P >
0.05). The highest dry matter intakes, dry matter, organic matter, ADF digestibility, average daily gain and
feed eficiency were found in R0 treatment. It is concluded that oil palm fronds silages can be used till 60% as
basal feed for kacang goats. Oil palm frond silages is one of alternative basal feed to substitute grass.
Key Words: Oil palm frond, Silages, Basal feed, Kacang goats
ABSTRAK
Pelepah kelapa sawit merupakan limbah padat yang berasal dari perkebunan kelapa sawit memiliki
potensi untuk digunakan sebagai pakan basal ternak kambing. Teknologi silase adalah suatu proses fermentasi
mikroba merubah pakan menjadi meningkat kandungan nutrisinya (protein dan energi) dan disukai ternak
karena rasanya relatip manis. 20 ekor kambing kacang jantan fase pertumbuhan (rataan bobot hidup awal
12,42kg 2,06) digunakan dalam suatu penelitian untuk mempelajari pengaruh pemanfaatan silase pelepah
kelapa sawit sebagai pakan basal pengganti rumput terhadap pertumbuhannya. Rancangan yang digunakan
adalah rancangan acak lengkap yang terdiri atas 4 perlakuan pakan dan 5 ulangan. Ternak secara acak
dialokasikan kedalam perlakuan pakan yaitu perbandingan komposisi konsentrat, rumput lapang dan silase
pelepah kelapa sawit adalah: 40 : 60 : 0%, 40 : 20 : 40%, 40 : 10 : 50% dan 40 : 0 : 60% berturut-turut sebagai
perlakuan pakan R0, R1, R2 dan R3. Susunan konsentrat memiliki kandungan protein kasar 17,1% dan DE
2,8 Kkal/kg. Pemberian pakan sebanyak 3,8% dari bobot hidup berdasarkan bahan kering. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa konsumsi bahan kering pakan, kecernaan bahan kering, bahan organik, ADF dan
pertambahan bobot hidup dipengaruhi oleh perlakuan pakan (P<0,05). Efisiensi penggunaan pakan tidak
pengaruhi oleh substitusi rumput dengan pelepah kelapa sawit (P>0,05). Konsumsi bahan kering pakan,
kecernaan bahan kering, bahan organik, ADF, pertambahan bobot hidup harian dan efisiensi penggunaan
pakan tertinggi diperoleh pada perlakuan R0. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa silase pelepah
kelapa sawit dapat digunakan sampai 60% sebagai pakan basal ternak kambing, dan merupakan pakan basal
alternatif untuk menggantikan rumput.
Kata Kunci: Pelepah Kelapa Sawit, Silase, Pakan Basal dan Kambing Kacang
446
PENDAHULUAN
Sistem produksi ternak kambing di
Indonesia pada umumnya secara tradisional,
dimana pemberian pakan bergantung kepada
hijauan/tanaman pakan ternak yang tersedia,
dengan sedikit atau tanpa pakan tambahan
(TOMASZEWSKA et al., 1993). Secara
fisiologis ternak ruminansia (kambing, domba,
sapi dan kerbau) harus mengkonsumsi hijauan
sebagai sumber serat untuk kepentingan
fermentasi di dalam rumen.
Di sisi lain, dalam kurun waktu 15 tahun
terakhir usaha ternak ruminansia menghadapi
tantangan akibat penyusutan lahan. Lahan
pertanian dan peternakan sebagai sumber
pakan basal/dasar sering terpaksa menyerah
kalah terhadap ekspansi kota, jalan raya
pemukiman (perumahan), industri dan sarana
olah raga. Seiring dengan menyusutnya lahan
maka produksi hijauan akan berkurang.
Sementara itu usaha ternak ruminansia
termasuk kambing dituntut untuk memacu
produksi guna memperkecil kesenjangan antara
permintaan dan penawaran. Untuk mengatasi
hal tersebut perlu dilakukan pemanfaatan
sumber bahan pakan basal baru yang lebih
murah, cukup tersedia berkesinambungan dan
tidak bersaing dengan kebutuhan manusia.
Perkebunan kelapa sawit sampai saat ini
terus berkembang hampir di semua propinsi di
Indonesia sehingga luasannya terus meningkat.
Luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia
6.700.000 ha (BPS, 2008). Propinsi Sumatera
Utara memiliki perkebunan kelapa sawit yang
paling luas dibanding dengan propinsi lain
yang ada di Indonesia, yaitu 1.675.000 ha
(25%). Salah satu produk limbah padat
perkebunan kelapa sawit yang belum banyak
dimanfaatkan sebagai pakan ternak adalah
pelepah kelapa sawit. Produksi kelapa sawit ini
terkonsentrasi pada satu kawasan dalam jumlah
yang berlimpah dan tersedia sepanjang tahun
(SUTARDI, 1996) sehingga memiliki peluang
yang besar sebagai pemasok bahan baku pakan.
Pada saat panen tandan buah segar, 1 2 helai
pelepah kelapa sawit dipotong dengan tujuan
memperlancar penyerbukan dan mempermudah
panen berikutnya. Jumlah pelepah kelapa sawit
yang telah berproduksi dapat mencapai 40 50
pelepah/pohon/tahun dengan bobot pelepah
sebesar 4,5 kg berat kering per pelepah. Dalam
satu hektar kelapa sawit diperkirakan dapat
447
448
% (bahan kering)
Dedak halus
37
Jagung
Bungkil kelapa
Tepung ikan
Urea
20
37,5
1
1,5
Ultra mineral
Garam
Tepung tulang
Jumlah
100
17,1
DE (K.kal/kg)
2,8
449
GE
Kkal/kg
BK
(%)
BO
(%)
Abu
(%)
PK
(%)
LK
(%)
NDF
(%)
ADF
(%)
SK
(%)
PKS*
2.834
25,32
15,59
9,73
3,44
3,23
71,90
43,36
Silase PKS
3.031
30,90
19,17
11,73
4,57
58,73
37,36
Rumput
3.195
18,06
12,02
6,04
9,32
6,32
57,38
31,29
Konsentrat
3.943
90,57
84,66
5,91
21,05
12,75
9,99
Konsentrat
Silase PKS
Rumput
Total
241,63
291,68
533,31a
R1
126,59
85,53
112,15
324,27b
R2
136,18
97,59
56,66
290,43b
R3
137,10
145,58
282,68b
Huruf sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata (P < 0,05)
PKS = Pelepah kelapa sawit
R0 = Konsentrat 40% + Rumput 60% + Silase pelepah kelapa sawit 0%
R1 = Konsentrat 40% + Rumput 20% + Silase pelepah kelapa sawit 40%
R2 = Konsentrat 40% + Rumput 10% + Silase pelepah kelapa sawit 50%
R3 = Konsentrat 40% + Rumput 0% + Silase pelepah kelapa sawit 60%
450
Perlakuan
Bahan kering
Bahan organik
-------------% ------------R0
56,88a
52,85a
R1
43,02
37,19b
R2
38,60b
32,78b
R3
31,36b
36,61
451
60
51.41
50
40
30.05b
29,15b
27.74b
30
20
10
0
R0
R1
R2
R3
Perlakuan pakan
Uraian
Rataan bobot hidup awal (kg)
R0
R1
R2
R3
12,44
12,44
12,40
12,42
16,86
14,66
14,44
14,12
48,57a
29,44b
26,20b
24,95b
Huruf sama pada baris yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata (P < 0,05)
452
0,1
0,09
0,09
0,08
0,08
0,08
0,07
0,07
0,06
0,05
0,04
0,03
0,02
0,01
0
R0
R1
R2
R3
Perlakuan pakan
Gambar 2. Pengaruh perlakuan pakan terhadap efisiensi penggunaan pakan
453
454
455