Professional Documents
Culture Documents
307 706 1 PB PDF
307 706 1 PB PDF
62 anak terbukti merupakan bronkiolitis akut RSV. Penderita yang mengikuti penelitian sampai selesai dari 62 penderita bronkiolitis akut adalah 55 orang (88,71%). Dari data
yang berhasil dikumpulkan ternyata bronkiolitis akut RSV lebih sering terjadi pada anak laki-laki (Rasio laki-laki / perempuan = 2,06). Dari 55 penderita bronkiolitis akut RSV yang
berkembang menjadi asma adalah 41 orang (74,54%).
Dari tabel 1 terlihat bahwa umur (dalam bulan) tidak
perbedaan yang bermakna antara kedua kelompok tetapi terlihat bahwa jumlah serangan wheezing selama penelitian,
nilai FEV1, diatas usia 6 tahun kadar IL-4 dan rasio IL-4/ IFN pada awal masuk rumah sakit sulit terlihat lebih tinggi pada
penderita asma pasca bronkiolitis RSV dan kadar IFN- lebih
rendah
Dari tabel 2 dapat diketahu bahwa variabel petanda
kejadian asma yang terbaik adalah jumlah serangan
wheezing yang terjadi selama penelitian, yaitu memiliki
tingkat akurasi, sensifitas dan spesifitas yang semuanya
100%. Artinya dengan nilai cut of point = 8 (diatas nilai
tersebut akan menjadi asma), hasil prediksi kejadian asma
atau tidak asma memiliki tingkat akurasi yang sangat tinggi.
Sedangkan rasio IL-4 / IFN- walaupun akurasi dan
sensifitasnya tidak 100% tetapi mempunyai spesifitas
100%. Adapun IFN- kurang layak digunakan sebagai
petanda asma, mengingat tingkat signifikasinya rendah (p =
0.599); berbeda dengan IL-4 yang memiliki akurasi 94.12%
dan spesifitas 100%. Dengan demikian, maka kadar IL-4
diatas 40.84 pg/ml, IFN- dibawah 14.12 pg/ml rasio IL-4 /
IFN- dibawah 3 dan serangan wheezing lebih dari 8 kali
dapat menjadi prediktor kejadian asma pasca bronkiolitis
RSV.
Asma
Asma
Mean
18.3
11
61.32
46.82
12.92
3.96
SD
3.7
3
8.19
26.47
6.58
2.06
Mean
18.7
2
92.71
23.88
16.77
1.47
SD
3.8
1
6.40
11.88
6.31
0.51
Akurasi (%)
94.12
58.82
79.40
100.
Sensitivitas (%)
60.78
35.29
72.55
100.
Spesifikasi
100
70.59
100
100.
DISKUSI
Asma merupakan suatu penyakit radang kronis disaluran nafas. Terdapat hubungan antara infeksi virus, immunitas seluler dan perkembangan asma dikemudian hari (14). Pada penelitian-penelitian mutakhir dibuktikan bahwa
mediator-mediator limfosit merupakan kunci utama imunitas
seluler maupun humoral yang mempunyai peran utama dalam hal terjadinya sel linfosit T didalam darahnya dan melepaskan sitokin yang berasal dari sel TH2 yaitu IL-4 yang
berlebihan atau menimbulkan produksi IFN- yang sangat
berkurang (8).
Dilakukan analisis apakah produksi sitokin yang abnormal mempunyai hubungan dengan terjadinya asma pasca bronkiolitis akut RSV dengan mengukur kadar IL-4 dan
IFN- dari darah tepi pada saat penderita dirawat inap di rumah sakit karena bronkiolitis akutnya dengan membandingkan kadar pada penderita yang menjadi asma dan kadar
pada penderita yang tidak menjadi asma. Peneliti mendapatkan bahwa terjadi peningkatan kadar IL-4, Rasio IL-4 /
IFN- dan jumlah serangan wheezing yang sangat bermakna (masing-masing dengan p=0.0004, p= 0.000, p = 0.000).
Penelitian ini sangat berbeda dengan hasil penelitian Renzi
dkk yang justru mendapatkan bahwa terdapat korelasi positif yang bermakna antara bronkiolitis akut yang menjadi asma dengan penurunan kadar IFN- (p = 0.002), tapi tidak
menunjukkan perbedaan yang bermakna kadar IL-4 diantara penderita bronkiolitis akut yang menjadi asma dengan
penderita bronkiolitis akut yang tidak menjadi asma (9).
Bahkan diperoleh hasil penelitian yang sangat berbeda yaitu kadar IFN- pada penderita yang menjadi asma dan yang
tidak menjadi asma tidak berbeda bermakna (p = 0.599) tetapi kenaikan kadar IL-4 pada penderita bronkiolitis akut
RSV yang menjadi asma dibandingkan dengan yang tidak
menjadi asma sangat berbeda bermakna dengan p = 0.004.
Dari analisis rasio IL-4 / IFN-, kadar IL-4 dan kadar IFN-
maka penentuan rasio antara IL-4 dan IFN- tampaknya lebih memberikan perbedaan yang bermakna (p = 0.000) dibandingkan dengan masing-masing variabel IL-4 dan IFN-
sendiri. Penelitian yang dilakukan oleh Legg dkk membuktikan bahwa terjadi peningkatan rasio IL-4 / IFN- dan kadar
IL-4 yang bermakna pada penderita bronkiolitis akut RSV
dan menyatakan bahwa ada implikasi kuat terjadinya res-
DAFTAR KEPUSTAKAAN
1. Fjaerli HO, Farstad T, Rod G, et al. Acute bronchiolitis in infancy as risk factor for wheezing and reduced pulmonary
function by seven years in Akershus County. Norway: BMC Pediatri ; 2005; .5: 31.
2. Stein RT, Sherril D, Morgan WJ, et al. Respiratory syncytial virus in early life and risk of wheeze and allergy by age 13
years. Lancet 1999; 354 : 541.
3. Martinez FD. Respiratory syncytial virus bronchiolitis and the pathogenesis of childhood asthma. Pediatr Infect Dis J
2003; 22: 576.
4. Lemanske RF. Does respiratory syncytial viral induced bronchiolitis result from helper T cell type 1 / type 2 cytokine
imbalance? Am J Respir Crit Care Med 2003; 168: 625 627.
5. Sigurs N, Bjarnason R, Sigurbergsson F, et al. Asthma and immunoglobulin E antibodies: a prospective cohort study
with matched controls. Pediatrics 1995; 95: 500 506.
6. Pullan C, Hey E. Wheezing, asthma, and pulmonary disfunction 10 years after infection with respiratory syncytial virus
in infancy. Br Med J 1982; 5 : 1665 1669.
7. UKK Respirologi PP IDAI.. Konsensus Nasional Asma Anak. 2005
8. Ying S, Hambert M, Barkans J, et al. Expression of IL-4 and IL-5 mRNA and protein product by CD4+ and CD8+ T cells,
eosinophils, and mast cells in bronchial biopsies obtained from atopic and non atopic (intrinsic) asthmatics. Immunol
1997; 158: 3539 3544.
9. Renzi PM, Turgeon JP, Marcotte JE, et al. Reduced interferon- production infants with bronchiolitis and asthma. Am J
Respir Crit Care Med 1999; 159: 1417 1422.
10. Legg JP, Hussain IR, Warner JA, et al. Type 1 and type 2 cytokine imbalance in acute respiratory syncytial virus
bronchiolitis. Am J Respir Crit Care Med 2003; 168: 633 639.
11. Renzi PM, Turgeon JP, Yang JP, et al. Cellullar immunity is activated and a Th2 response is associated with early
wheezing in infants after bronchiolitis. J Pediatr 1997; 130 : 584 594.
12. Lebman DA, Coffman RL. Interleukin-4 causes isotype switching to IgE in T cell-stimulated clonal B cell cultures. J Exp
Med 1988; 168: 853 862.
13. Pene J, Rousset F, Briere F, et al. IgE production by normal human B cells induced by alloreactive T cells clones is
mediated by IL-4 and suppressed by IFN-gamma. J Immunol 1988; 141: 1218 1224.
14. Scott P. IFN-gamma modulates the early development of Th1 and Th2 responses in a murine model of cutaneous
leishmaniasis. J Immunol 1991; 147: 3149 3155.
15. Maggi E, Paronchi P, Manetti R, et al. Reciprocal regulatory effects of IFN-gamma and IL-4 on the in vitro development
of human Th1 and Th2 clones. J Immunol 1992; 148: 2142 2147.
16. Stein RT, Sherril D, Morgan WJ, et al. Respiratory syncytial virus in early life and risk of wheeze and allergy by age 13
years. Lancet 1999; 354: 541 545.
17. Sigurs N, Bjarnason R, Sigurbergsson F, et al. Respiratory syncytial virus bronchiolitis in infancy is an important risk
factor for asthma and allergy at age 7. Am J Respir Crit Care Made 2000; 161: 1501 1507.