Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 14

POLA KOMPLIKASI STRUMA TOKSIK

YANG BEROBAT KE IPD RSUD KOJA


JUNI 2003 JUNI 2008

MARDI SANTOSO, MINAR SIHOMBING


BAGIAN PENYAKIT DALAM FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA / SMF PENYAKIT
DALAM RSUD KOJA

ABSTRACT
Introduction The majority of patients with hyperthyroidism have Graves disease
and less often solitary toxic nodule or toxic multinodular goiter. Cardiac complications
include rapid heart rate, congestive heart failure and atrial fibrillation and bone loss
leading to osteoporosis. Struma toxic which has become one of public health problem
had a very limited data.
The aim of study Thus this study is being done to provide some data for the
hospital to improve the quality of health service and therapy.
Methode The experience study about complication struma toxic in internal
RSUD Koja used a cross sectional descriptive technique for all case that patient visit to
poli interna and also exist in taking care patient in RSUD Koja period Juni 2003 Juni
2008. All data are taking by the medical record in poli interna and taking care patient
and from this study showed that struma nodosa non toxic (SNNT) are struma mostly
found in our community where the patient come to the hospital with cosmetic trouble or
they though it was a cancer. In meanwhile the patient with struma nodosa toxic (SNT)
come to the hospital with palpitation.
Result showed that 132 sample, 68 patient with Graves disease (51,52%), 47
patient (35,60%) with Struma Nodosa Toksik and 17 patient(12,88%) with struma toxic
gravid.
Key word The complication of struma toksik

ABSTRAK
Pengenalan. Kebanyakan pasien dengan hypertiroidisme adalah penyakit Graves
dan selebihnya adalah noduler soliter toksik dan multinodular toksik. Komplikasi struma
toksik pada jantung terdiri dari peningkatan heart rate, gagal jantung dan atrial fibrilasi
serta pada tulang berupa osteoporosis.

Struma menjadi salah satu masalah kesehatan

masyarakat dimana data yang ada masih sangat terbatas.


Tujuan Penelitian dilakukan untuk menyediakan data bagi Rumah Sakit untuk
meningkatkan kualitas dalam hal pelayanan dan pemberian terapi.
Metode Penelitian mengenai pola komplikasi struma toksik di bagian penyakit
dalam RSUD koja ini menggunakan teknik cross sectional deskriptif untuk semua kasus
pasien yang datang berobat ke poli interna dan yang di rawat di RSUD Koja periode Juni
2000-Juni 2005. Semua data pasien yang datang ke poli maupun yang dirawat diambil
dari penelusuran rekam medik, dan dapat dilihat bahwa Struma nodosa non tosik (SNNT)
merupakan struma terbanyak di dalam masyarakat kita dimana pasien biasanya datang
karena adanya masalah kosmetik atau ketakutan benjolan yang ada adalah suatu tumor
(keganasan). Sebaliknya pasien dengan Struma Nodosa Tosik (SNT) biasanya datang
karena dada yang berdebar-debar
Hasil penelitian yaitu dari 132 sampel didapat 68 orang menderita Graves
(51,52%), 47 orang (35,60%) menderita Struma Nodosa toksik dan 17 pasien (12,88%)
menderita struma toksik gravid.
Kata kunci Pola komplikasi struma toksik.

PENDAHULUAN
meningkatkan kualitas pelayanan dan

Struma merupakan salah satu


penyakit
Indonesia,
banyak

endokrin

terbanyak

sehingga
ditemui

struma

dalam

pemberian terapi.

di

Struma adalah suatu keadaan

cukup
dimana

pelayanan

kelenjar

tiroid

membesar.

kesehatan di bagian penyakit dalam.

Berdasarkan

Namun sampai saat ini data mengenai

diklasifikasikan sebagai berikut : struma

penyakit ini masih sangat kurang. Untuk

toksik dan non toksik. Struma toksik

itu penelitian ini dilakukan, sehingga

terdiri dari noduler dan difus. Struma

tersedia data yang dapat digunakan

non toksik terdiri dari noduler, difus dan

untuk kepentingan rumah sakit dalam

kistik.

STRUMA TOKSIK

Patogenesis

Struma
menghasilkan

disebut

toksik

bila

hormone

tiroid

yang

morfologi

struma

Penyebab hipertiroidisme pada


struma

nodosa

toksik

berhubungan

berlebih-lebihan. Struma toksik dibagi

dengan autonomi tiroid itu sendiri.(1)

menjadi : Penyakit Graves (struma

Manifestasi klinis

difusa toksik) dan struma nodosa toksik.

Penurunan berat badan, lelah, tremor,


tidak

tahan

panas,

palpitasi

STRUMA NODOSA TOKSIK

pembesaran kelenjar tiroid.

Etiologi

Diagnosis

dan

Lebih dari 90 % hipertiroidisme

Menurut Bayer MF kombinasi

adalah akibat struma nodosa toksik.

hasil pemeriksaan labolatorium Thyroid

Dibagi dua yaitu multinodular dan

Stimulating Hormone sensitive (TSHSs)

monodular toksik. Sering ditemukan

yang tak terukur atau jelas subnormal

pada

dan

pasien

lanjut

usia

sebagai

Free

T4

(FT4

meningkat

komplikasi goiter nodul kronik dan

menunjukkan hipertiroidisme. (1)

prevalensi hipertiroidisme 10x lebih

Pemeriksaan

sering pada wanita dibanding pria.

membedakan penyakit auto imun dengan


penyebab lain.

auto

antibody

tiroid

Bila TSHs sub normal dan FT4 normal,

menetap

pada

periksa FT3 untuk membedakan T3

dengan

struma

toksikosis dari hipertiroidisme subklinis.

dan tirotoksikosis.

Bila TSHs dan FT4 meningkat pada

pasien

muda

ringansedang

Obat

control

pasien yang nampaknya eutiroid atau

tirotoksikosis pada fase sebelum

hipertiroid mungkin hasil TSHs keliru,

dan sesudah pengobatan pasien

sekunder

yang dapat yodium radioaktif

karena

adanya

antibody

antimouse pada serum pasien.

Persiapan tiroidektomi.

Pemeriksaan sub unit alpha TSH dan tes

Wanita hamil dan orang

TRH untuk menemukan sindrom sekresi

lanjut usia.

TSH tidak tepat. Kadar subunit alpha

Pasien krisis tiroid

TSH yang tinggi dan tidak adanya


respon terhadap TRH

menunjukkan

2.

Yodium radioaktif.

sekresi TSH tidak tepat oleh karena

Indikasi :

tumor pituitaria.

Pada pasien sindrom sekresi TSH tidak


tepat,

sekunder

karena

atau lebih.

resistensi

pituitaria terhadap hormon tiroid akan


-

Bila TSHs normal tapi FT4 tinggi pada


menunjukkan

periksa

lebih

defisiensi

dalam

Gagal

remisi

setelah

Tidak mau atau tidak


mampu pengobatan dengan OAT.

deyodinase, sedangkan jika FT3 tinggi


perlu

yang

pemberian OAT.

pasien klinis eutiroid, periksa FT3. Bila


rendah

Hipertiroidisme
kambuh setelah operasi

ditemukan kadar hormon tiroid tinggi.

FT3

Pasien umur 35 tahun

untuk

Adenoma toksik, goiter


multinodular toksik.

menemukan resistensi hormon tiroid

3. Operasi (Tiroidektomi)
Indikasi :

Pengobatan
1.

OAT (Obat anti tiroid).

umur

muda

dengan struma besar dan tidak

Indikasi :
-

Pasien

mempan dengan OAT.


Memperpanjang

remisi

atau mendapatkan remisi yang

Wanita hamil (trimester


2) yang butuh OAT dosis besar.

Alergi OAT, pasien tidak


dapat

menerima

komplikasi.

yodium

dan

nefrokalsinosis dapat terjadi. Pria dengan

radioaktif.
-

Hiperkalsemia

hipertiroid dapat mengalami penurunan

Adenoma

toksik

atau

libido, impotensi, berkurangnya jumlah


sperma dan ginekomastia. (1)

struma multinodular toksik


4. Pengobatan tambahan, yaitu :
-

Sekat beta adrenergic.

STRUMA DIFUSA TOKSIK

Yodium.

Ipodate

tirotoksikosis

Litium

hypertiroid,

Sinonimnya

adalah
primer,

:
primary

idiopatic

hypertiroid,

Hipertiroidisme pada wanita hamil diberi

Graves disease, morbus basedow dan

propiltiourasil dosis serendah mungkin

exophtalmic goiter. Penyakit ini terjadi

untuk cegah hipotiroid pada fetus.

pada segala umur, lebih sering wanita

Biasanya

lebih.

dengan usia sekitar 20 40 tahun.

Hipertiroidisme sering sembuh spontan

Sindrom ini terdiri dari satu atau lebih

pada kehamilan tua sehingga PTU

dari hal-hal ini : tirotoksikosis, goiter,

dihentikan. Pengobatan masa laktasi

oftalmopati

diberi

pretibia. (2)

200

mg/hr

propiltiourasil

atau

karena

sedikit

sekali keluar dengan susu ibu, namun

(eksoftalmus),

dermopati

EPIDEMIOLOGI

bila memungkinkan pemakaian obat ini

Bisa timbul secara endemic yaitu

dihindari.

hampir > 10% penduduk dan didapatkan

KOMPLIKASI

di daerah yang mengalami kekurangan

Yang sering dijumpai adalah

yodium.

Gambaran

sporadic

komplikasi pada jantung mencakup rapid

kemungkinan semua sebabnya adalah

heart rate, congestive heart failure dan

multifactor.

atrial fibrilasi. Komplikasi yang lain

ETIOLOGI

adalah : osteoporosis. Pada orang Asia

Struma

difus/penyakit

graves

dapat terjadi episode paralysis yang

dipandang sebagai penyakit autoimun

diinduksi

oleh

yang

masukan

karbohidrat

hipokalemia

kegiatan

dapat

fisik

atau

tidak

diketahui

penyebabnya.

dan

adanya

Predisposisi familial kuat pada sekitar

terjadi

sebagai

15% pasien graves mempunyai keluarga

dekat dengan kelainan sama dan kira-

disebut

kira

immunoglobulin

50%

keluarga

pasien

dengan

thyroid

growth-stimulating
(TSI),

mengikat

penyakit graves mempunyai autoantibodi

reseptor TSH untuk merangsang jalur

tiroid yang berada di darah.

adenilat

Kemungkinan yang mengenai satu atau

menyebabkan peningkatan pembebasan

lain kasus adalah kekurangan yodium

hormone tiroid. Golongan antibody lain

ringan, masuknya bahan makanan yang

yang juga ditujukan pada reseptor TSH

bersifat

dilaporkan

goitrogenik

(kubis,

kol,

siklase/AMP

siklik

menyebabkan

yang

proliferasi

singkong, lobak), kelainan biosintesis

epitel folikel tiroid (thyroid growth

herediter dan reaksi autoimun. Selain

stimulating immunoglobulins atau TGI).

bahan goitrogen tersebut di atas terdapat

Antibody yang lain disebut TSH-binding

pula factor lain seperti stress, kehamilan,

inhibitor

infeksi, pubertas neoplasma yang dapat

menghambat pengikatan normal TSH ke

meningkatkan kebutuhan fungsi tiroid

reseptornya pada sel epitel tiroid. Dalam

sehingga menyokong terjadinya goiter.

prosesnya sebagian bentuk TBII bekerja

Insiden puncak wanita lebih sering

mirip dengan TSH sehingga terjadi

terkena.

stimulasi

PATOGENESIS

sementara bentuk yang lain menghambat

immunoglobulins(TBII),

aktifitas

sel

epitel

tiroid

Penyakit Graves adalah suatu

fungsi sel tiroid. Tidak jarang ditemukan

gangguan autoimun; pada gangguan

secara bersamaan immunoglobulin yang

tersebut

antibody

merangsang dan menghambat dalam

dalam serum. Antibody ini mencakup

serum pasien yang sama. Temuan ini

antibody

TSH,

menjelaskan mengapa sebagian pasien

peroksisom tiroid dan tiroglobulin. Dari

dengan penyakit Graves secara spontan

ketiganya

mengalami episode hipotiroidisme.

terdapat

beragam

terhadap
reseptor

autoantigen

reseptor
TSH

adalah

terpenting

yang

Sekresi antibody oleh sel B

terbentuknya

antibody.

dipicu oleh sel T helper CD4+ yang

Efek antibody yang terbentuk berbeda-

banyak diantaranya terdapat di dalam

beda tergantung pada epitop reseptor

kelenjar tiroid. Sel T helper intratiroid

TSH mana yang menjadi sasarannya.

juga tersentisisasi ke reseptor tirotropin

Sebagai contoh, salah satu antibody yang

dan sel ini mengeluarkan factor larut

menyebabkan

seperti interferon- dan factor nekrosis

dan pembuluh darah akibat aktifitas

tumor.

T3 dan T4. Gangguan sirkulasi

Factor ini pada gilirannya

memicu ekspresi molekul HLA kelas II

cerebral

dan molekul kostimulatorik sel T pada

vaskularisasi ke otak. Pasien mudah

sel epitel tiroid yang memungkinkan

terangsang, nervous, gelisah, depresi

antigen tiroid tersaji ke sel T lain.

dan

Kemungkinan besar autoantibody

oleh

karena

mencemaskan

sepele.

hal-hal

Kadang-kadang

yang
pasien

terhadap reseptor TSH berperan dalam

menggerakkan

timbulnya oftalmopati infiltrate yang

tujuan tertentu, timbul tremor halus

khas untuk penyakit Graves. Mekanisme

pada tangan. (1,3)

serupa

bekerja

tanpa

pada

3. Kardiovaskular. Penderita mengeluh

dermopati Graves dengan fibroblast

berdebar-debar dan terasa berat pada

pratibia yang mengandung reseptor TSH

bagian jantungnya. Bila akhirnya

mengeluarkan

penyakit ini menghebat, bisa timbul

sebagai

diperkirakan

tangannya

hiper

glikosaminoglikan

respon

terhadap

stimulasi

fibrilasi atrial dan akhirnya gagal

autoantibody dan sitokin. (2)

jantung kongestif. Tekanan nadi


hampir selalu dijumpai meningkat

GAMBARAN KLINIS

(pulsus celer). Pulsus celer biasanya

1. Metabolisme : secara menyeluruh

terdapat pada penyakit 3A, 3B dan

metabolisme

jadi

meningkat,

IN (anemia gravis, arteriovenues

sehingga penderita lebih banyak

shunt,

makan tetapi badan tambah kurus.

persisten, beri-beri, basedow dan

Metabolisme

nervositas.

yang

meningkat

menyebabkan pasien tidak tahan


terhadap

hawa

panas,

aorta

insuffiency,

botali

4. Mata. Gejala mata terdapat pada

mudah

tirotoksikosis yang primer, pada

berkeringat. Absorbsi glukosa di usus

tirotoksikosis yang sekunder, gejala

meningkat sehingga kadar gula darah

mata tidak selalu ada dan kalaupun

juga naik, bahkan terkadang terjadi

ada tidak seberapa jelas. Exoptalmus

glukosuria. (1,3)

belum jelas penyebabnya. Sering

2. Sistem saraf. Hiperefleksi saraf tepi

dihubungkan

oleh karena hiperaktifitas dari saraf

dengan

kelebihan tirotropin.

dengan

5.

Gastrointestinal

menyebabkan

Pemeriksaan laboratorium

peristaltik usus meningkat sehingga


terjadi

diare.

Dengan

Pemeriksaan laboratorium yang

demikian

utama adalah : kadar T3, fT3, T4, fT4,


TSH dan THR.(5)

banyak calsium yang dikeluarkan


bersama

feses. Lagi

pula

pada
Komplikasi : (5)

hipertiroid terjadi mobilisasi calsium


keluar dari tulang dan ditambah
dengan

faktor

diare

Penyakit

akan

jantung

hipertiroid

menyebabkan tulang-tulang menjadi

Oftalmopati Graves

osteoporosis. Kehilangan calsium ini

Dermopati Graves

perlu diperhitungkan, karena pasca

Infeksi

karena

tiroidetomi mungkin timbul tetani

agranulositosis pada pengobatan

akibat terganggunya hormon-hormon

dengan obat antitiroid.

paratiroid.
6. Perubahan-perubahan kadar hormon

Tatalaksana Penyakit Graves :


Obat Antitiroid (5)

tiroid mempengaruhi juga system


adrenal

sehingga

ada

gangguan

fungsi hormon seks. Menstruasi juga

300-600 mg/hari . dosis maksimal

terganggu.

2.000 mg/hari.

7. Kulit penderita : karena perubahan

8.

Propiltiourasil (PTU) dosis awal

Metimazol dosis awal 20-30

metabolisme dan hormonal, menjadi

mg/hari.

lebih halus.

Indikasi :

Dermopatia

tiroid

terdiri

dari

Mendapatkan remisi yang

penebalan kulit, terutama kulit di

menetap

atas

yang

remisi pada pasien muda dengan

penumpukan

struma ringan sedang dan

tibia

bagian

disebabkan
glikosaminoglikans.

bawah,
Kulit

sangat

atau

memperpanjang

tirotoksikosis.

menebal dan tidak dapat dicubit.

Untuk

mengendalikan

tirotoksikosis pada fase sebelum


pengobatan

atau

sesudah

pengobatan yodium radioaktif.

Persiapan tiroidektomi

tiap 8 jam sampai denyut jantung

Pasien hamil dan lanjut

normal. Bila ada edema kaki dan

usia
-

seluruh

tubuh,

decompensatio

Krisis tiroid.

berat, peningkatan vena jugularis,

Pada penderita dengan komplikasi :

maka diberi diuretika furosemid

3x1-2 ampul.

Terhadap jantung : obat


Bloker: nadolol 1 x 80 mg atau

ada

hipertensi

propanolol 3 x 10 mg sampai 3 x

dimana bloker saja tidak mampu

40

maka diberikan bersama dengan

mg

tergantung

beratnya

penyakit.
-

Bila

Bila

captopril (ACE inhibitor). Beri


ada

tanda-tanda

transquilizer minor dan mayor.

decompensatio cordis: lakukan

Contoh : diazepam 2 x 2-5mg,

digitalisasi yaitu digoksin 2 x

klobazam 2 x 10 mg, lorazepam

0,50 mg atau 1 x 1 mg,

2 x 0,5 1 mg.

cedilanid/lanoksin injeksi 1 cc

METODOLOGI PENELITIAN

Analisa
Dibanding dari hasil penelitian

Desain penelitian :
Penelitian

ini

menggunakan

Setiawan di RS Hasan Sadikin, Bandung,

metode

ditemukan 696 pasien struma, sebanyak

penelitian cross sectional deskriptif.

415 (65%) menderita struma nodosa dan


31 diantaranya bersifat toksik(4)

Waktu dan lokasi penelitian :


Data variable diambil dari rekam medik

HASIL PENELITIAN

penderita yang pernah di rawat jalan dan rawat

Dari

inap di bagian penyakit dalam RSUD Koja periode

mencoba

Juni 2003 Juni 2005.

data

yang

ada,

mengelompokkanya

peneliti
kedalam

enam kelompok yaitu sebaran pasien


menurut diagnosis, umur, jenis kelamin,

Populasi dan Sampel :

keluhan, komplikasi dan pemeriksaan.

Populasi yang diteliti adalah seluruh pasien


penderita struma toksik yang berobat jalan dan

Tabel 1
Sebaran Pasien berdasarkan Diagnosis
Diagnosis
Jumlah Persentase
Penyakit graves
68
51,52
SNT
47
35,60
Struma toksik gravid
17
12,88
Total
132
100 %

rawat inap di RSUD Koja periode Juni 2003-Juni


2008.
Pengumpulan data :
Data variable diambil dari rekam medik

Ket: SNT: struma nodusa toksik.

penderita yang berobat jalan dan rawat inap di

Tabel 2
Sebaran Pasien berdasarkan Umur
Umur
Jumlah
Presentase
0 -14
0
0%
15-19
3
2,27 %
20-29
20
15,15 %
30-39
38
28,78 %
40-49
46
34,84 %
50-59
24
18,18 %
>>60
1
0,75 %
Total
132
100 %

bagian penyakit dalam RSUD Koja periode Juni


2003- Juni 2008. Dari rekam medik yang ada,
peneliti menemukan 132 kasus yaitu 68(51,52%)
dengan penyakit Graves, 47(35,60%) dengan
nodul tiroid toksik dan 17 (12,88%) dengan STG
(struma toksik gravid).

10

Tabel 3
Sebaran Pasien berdasarkan Jenis Kelamin
Kelamin
Laki-laki

Jumlah
32

Perempuan
Total

Presentase
24,2 %

100
132

75,8 %
100 %

Table 4
Sebaran pasien berdasarkan keluhan
Keluhan

Tabel 5

Sebaran pasien berdasarkan komplikasi

Sukar tidur
Lelah
Gemetaran
Tidak tahan panas
Keringat berlebihan

Jumla
h
4
8
12
1
16

Kulit lembab
BB menurun
Palpitasi
Takikardi
Diare
Neuropati ektremitas
Leher membesar
Mata melotot
Kedipan berkurang
Lid lag
Konvergensi
Total

2
10
19
12
1
6
28
5
1
1
3
132

Umur

Presentase
3,03 %
6,10 %
9,10 %
0,81 %
12,1 %
1,50 %
7,60 %
15,40 %
9,14 %
0,81 %
4,52 %
22,20 %
3,80 %
0,81 %
0,81 %
2,30 %
100 %

K O M PLI K AS I
G
H
TK

CHF

AF

Osteoporosis

Paralisis

Jumlah

0 -14
15-19
20-29
30-39
40-49

0
0
0
0
2

0
2
0
0
3

0
0
1
7
10

0
0
0
4
5

0
0
1
0
2

0
0
1
0
1

0
1
6
8
3

0
0
11
18
20

0
3
20
38
46

50-59
>60
Total

10
1
13

4
0
9

5
0
23

4
0
13

0
0
3

0
0
2

1
0
19

0
1
50

24
1
132

9,84

6,81

17,4

9,84

2,27

1,51

14

37,9

100

Keterangan :
P: paralysis H: Hipokalemia FA : Fibrilasi Atrial I : Impotensi TK: Tanpa Komplikasi G : Ginekomasti

Tabel 6
Sebaran pasien berdasarkan pemeriksaan
Jenis Pemeriksaan
T4
T3
TSH
Scan
Rontgen
USG
PA
Total

Jumlah
39
41
37
4
8
2
1
132

11

Presentase
29,54 %
31,06 %
28,03 %
3,03 %
6,06 %
1,52 %
0,76 %
100 %

Sementara kelompok umur 0-14 tahun


tidak ditemukan (0%) karena pasien
tersebut tidak berobat di poli Penyakit
Dalam, melainkan ke poli Penyakit Anak.
PEMBAHASAN

Tabel 3 Berdasarkan jenis kelamin,


ditemukan

lebih

banyak

perempuan,

Tabel 1 Dari 132 kasus struma

dengan presentase sebanyak 75,8% dan

yang datang berobat di bagian penyakit

laki-laki hanya 24,2%. Penelitian di India

dalam RSUD Koja didapatkan 51,2%

dari

pasien

perempuan(73,39%)

didiagnosis

sebagai

penyakit

graves, 35,60% SNT, 12,88% didiagnosis

203

kasus

ditemukan
dan

54

Tabel 4 Pasien datang dengan

ditemukan dalam at a glance medicine

keluhan

menyatakan bahwa penyakit yang paling

presentase terbesar yaitu 22,20% .

umum menyebabkan hipertiroidisme ialah


struma

toksik

nodular

laki-

laki(26,60%).(6)

sebagai struma toksik gravid. Data yang

Graves,

149

leher

membesar

memiliki

Tabel 5 Pasien dengan komplikasi

dan

osteoporosis

23

kasus

(17,40%),

adenoma toksik. Ditemukan 75% kasus

hipokalemi 19 kasus (14%), CHF dan

penyakit

paralysis

Grave,

struma

toksik

masing-masing

13

kasus

multinoduler 15% kasus dan 5% kasus

(9,84%), Atrial fibrilasi 9 kasus(6,81%),

adenoma toksik (struma nodular tunggal).

impotensi 3 kasus(2,27%), ginekomasti 2

Tabel 2 tampak bahwa pasien

kasus (1,51%) dan tanpa komplikasi 50

struma yang berobat ke poli Penyakit

kasus (37,9%)

Dalam RSUD Koja adalah kelompok

Tabel 6 Untuk uji fungsi tiroid

umur produktif, yaitu kelompok umur 20-

invitro, digunakan pemeriksaan T3, T4

29 tahun sebanyak 20 kasus (15,15%),

yang didapat sekitar 60% kasus diperiksa,

kelompok 30-39 tahun sebanyak 38 kasus

TSH

(28,78%), kelompok umur 40 49 tahun

menggunakan scan tiroid, 1,52% yang

sebanyak 46 kasus(34,84%), umur 50-59

menggunakan USG dan 0,76% yang

tahun sebanyak 24 kasus(18,18%).

menggunakan foto rontgen PA.

12

28,03%.

Hanya

3,03%

yang

KESIMPULAN
1.

DAFTAR PUSTAKA

Diagnosa

1. Kapita selekta kedokteran

terbanyak pada pasien dengan

edisi ketiga jilid pertama

struma toksik adalah penyakit

FKUI 2001.

Graves daripada struma nodosa

2. Robins: Buku Ajar Patologi

toksik.

Edisi 7, Penerbit Buku

2.

Pasien

Kedokteran, EGC 2007, hal

dengan struma toksik terbanyak

813

pada usia rata-rata 40-49 tahun


3.

3. Santoso, M. Kapita Selekta

Pasien
dengan

struma

toksik

Ilmu Penyakit Dalam.


yang

Departemen Ilmu Penyakit

berjenis kelamin wanita lebih

Dalam Fakultas Kedokteran

banyak jumlahnya dibandingkan

UKRIDA/SMF Penyakit

yang pria.

Dalam, Jakarta.

4.

Gejala klinis

59 - 63.

yang tersering pada penderita


struma

toksik

ialah

4. Djokomoeljanto R. Kelenjar

leher

Tiroid, Hipotiroidisme dan

membesar (benjol).
5.

hpertiroidisme: Aru W.
Komplikasi

Sudoyo, editor. Buku ajar

terbanyak pada struma toksik

penyakit dalam. Balai

adalah osteoporosis.

Penerbit UI, 2006,

6.

Diagnosa

hal 1933-1943.

Struma toksik ditegakkan lebih


banyak

dengan

2004:

5. Rani, A, Soegondo,S;

menggunakan

Nasir,Z. Panduan Pelayanan

pemeriksaan T3 dan T4 dibanding

Medik. Pusat Penerbitan Ilmu

pemeriksaan lain

Penyakit Dalam Fakultas

13

Kedokteran Universitas

10. http://www.interna.or.id/inter

Indonesia. 2008 hal 16 - 17

na/artikel/current2001/cdt01_

6. http:// www.medicastore.com

05.htm.

7. http://

11. Mardiati.R: buku kuliah faal

www.nlm.nih.gov/medlineplu

endokrin, Penerbit CV

s/ency/article/000317.html.

Sagung Seto, Jakarta Cetakan

8. http:// www.emedicine.com

pertama, 2000.

9. http://

12. Patrick Davey, At a glance

www.geocities.com/strasse/2

medicine, 2003: 274-275

994

14

You might also like