Professional Documents
Culture Documents
Repository PDF
Repository PDF
ABSTRACT
Malignant tumor (cancer) is a condition in which the cells have lost control and
normal mechanism so that growth had not normal, fast and uncontrolled. Malignant tumor
can grow anywhere one of the soft tissue. Rhabdomyosarcoma is a malignant solid tumor
derived from the mesenchymal tissue which usually distinguished by the formation of striated
muscle, and composed of cells that usually develop into skeletal muscle. This study aimed to
investigate the characteristics of rhabdomyosarcoma pasients. This study was a retrospective
descriptive study conducted at the RSUD Arifin Achmad Riau Province. Based on the
research taking secondary data from the medical records obtained 31 patients with
rhabdomyosarcoma. 18 people (58%) of the rhabdomyosarcoma patients were females and
13 patients (41,9%) males. Largest patients were the age group 25-44 years that was 15
cases (48.4%). Clinical symptoms are most often obtained was mass palpable in the lower
leg, there is a mass in the neck, arms, back, eyes, axilla, shoulder and vulva. Investigations
are common histopathologic examination of 21 cases (24.7%). Location was the most
common tumor in rhabdomyosarcoma of the lower limb were 12 cases (38.7%). Management
of postoperative chemotherapy was most often done 13 cases (41.9%).
Key words: Rhabdomyosarcoma, overview of patients
PENDAHULUAN
Sarkoma jaringan lunak adalah tumor ganas yang berasal dari jaringan
mesenkim yang terdapat pada kerangka tubuh, kepala, leher dan ekstremitas kecuali
tulang dan tulang rawan. Dalam kategori jaringan lunak termasuk otot, tendon, fascia,
ligament, lemak, pembuluh darah, pembuluh limfe, saraf perifer, saraf autonom,
ganglion, bursa, synovia, kartilago palpebra, kartilango telinga dan lain-lain, namun
tidak termasuk tulang, kartilago, sumsum, kartilago hidung, mamae dan jaringan
lunak dalam organ.4
Rabdomiosarkoma merupakan tumor padat ganas yang berasal dari sel otot
rangka normal, tidak diketahui penyebabnya karena sel otot rangka hampir dijumpai
pada seluruh tubuh, hal ini merupakan suatu penyakit keganasan pada jaringan lunak
yang mengenai otot serat lintang.12 Data yang diperoleh dari sebuah perguruan tinggi
National Cancer Institute didapatkan 26.758 kasus yang tersedia untuk dianalisis.
Kasus rabdomiosarkoma didapatkan 5% dari kasus sarkoma jaringan lunak lainnya
ditentukan 8% kasus.4
Di Indonesia kasus rabdomiosarkoma periode Januari 1988 sampai dengan
Desember 1992 di bagian anak RSUD dr. Soetomo/ FK Unair Surabaya, ditemukan 2
kasus rabdomiosarkoma dari 28 kasus tumor abdomen, sedangkan di bagian hematoonkologi FK USU Medan sejak Januari 1987 sampai dengan Desember 1993 di
dapatkan 4 kasus rabdomiosarkoma dari 11 kasus sarkoma dan jaringan lunak.5,6
Penelitian di negara lain, yaitu Amerika dengan pasien 36 pria dan 21 wanita berusia
22-87 tahun. Tumor terutama terletak di tungkai bawah (27 kasus), dinding batang
tubuh (15 kasus), dan anggota badan atas (10 kasus). Kasus ini diklasifikasikan dalam
3 kategori histologis yaitu sel spindle rabdomiosarkoma (25 kasus), pleomorfik
rabdomiosarkoma (16 kasus), dan tipe campuran (16 kasus).4 Penelitian di Turki
menyatakan rabdomiosarkoma adalah neoplasma yang jarang pada populasi orang
dewasa, juga merupakan tumor yang sangat ganas dengan kejadian kekambuhan yang
signifikan dan metastasis. Hasil penelitian ini didapatkan 18 pasien dewasa yang
usianya berkisar antara 17-70 tahun, dan jenis histopatologi embrional
rabdomiosarkoma adalah subtipe paling umum, sedangkan lokasi anatomi yang
terkena paling banyak adalah ekstremitas (33,3%).7
Rabdomiosarkoma pada dewasa dapat terjadi terutama pada lengan dan kaki
(ekstremitas), tetapi kanker ini juga dapat terjadi di semua bagian tubuh. Lokasi yang
terkena umumnya kepala dan leher (dekat mata, di dalam sinus hidung atau
tenggorokan, atau dekat tulang belakang leher), kandung kemih dan organ reproduksi
(kandung kemih, kelenjar prostat, atau salah satu organ wanita), dan batang tubuh
(dada dan perut).9 Gejala yang ditimbulkan pada penyakit ini tergantung dari lokasi
jaringan yang terkena salah satu gejalanya adalah benjolan di mata, pada telinga dapat
menyebabkan nyeri atau keluarnya darah dari lubang telinga, pada tenggorokan dapat
menyebabkan sumbatan jalan napas, radang sinus ( rongga- rongga di sekitar hidung),
keluar darah dari hidung (mimisan) atau sulit menelan, sedangkan pada saluran
kemih dapat menyebabkan gangguan berkemih dan apabila menyerang otot anggota
gerak, akan menimbulkan massa tumor.10
Rabdomiosarkoma paling banyak terjadi pada anak-anak, tetapi dapat juga
terjadi pada orang dewasa. Pada dewasa lebih mungkin untuk memiliki jenis yang
lebih cepat tumbuh dan pada bagian-bagian tubuh yang sulit untuk diobati. Karena
itu, rabdomiosarkoma pada dewasa sulit untuk mengobatinya secara efektif.9
Sejak 1972, the Intergroup Rhabdomyosarcoma Study Group telah meneliti
dan menyempurnakan protokol pengobatan untuk rabdomiosarkoma. Menurut
kelompok ini, terapi utama bagi pasien berusia kurang dari 21 tahun adalah
pembedahan, kemoterapi, dan terapi radiasi.1 Hal ini sesuai dengan penelitian di
Turki yaitu pengobatannya terdiri dari terapi radiasi saja 6%, terapi radiasi dan
operasi 11%, terapi radiasi dan kemoterapi 44% dan ketiga modalitas tersebut
sebanyak 39%.7
METODE PENELITIAN
Penelitian ini telah lolos kaji etik dengan dikeluarkannya surat keterangan
lolos kaji etik (nomor: 172/UN19.1.28/UEPKK/2012) pada tanggal 17 Januari 2013
oleh Unit Etika Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran
Universitas Riau. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2013 di RSUD Arifin
Achmad Provinsi Riau. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah
penelitian deskriptif dengan pendekatan retrospektif, dengan melihat catatan rekam
medis pasien yang didiagnosis menderita penyakit rabdomiosarkoma periode Januari
2007 Desember 2012. Sampel pada penelitian ini adalah seluruh catatan rekam
medis penderita penyakit rabdomiosarkoma yang didiagnosis secara histopatologi di
RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau periode Maret 2007 Maret 2012 (total
sampling).
Variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah umur, jenis
kelamin,faktor risiko Rabdomiosarkoma, gejala klinis, dan penatalaksanaan. Data
yang dikumpulkan adalah data sekunder yang diperoleh dari catatan rekam medis.
Data yang diambil meliputi : Golongan usia, jenis Kelamin, faktor risiko,
pemeriksaan penunjang dan penatalaksanaan, gambaran histopatologi. Pengolahan
dan analisis data dilakukan dengan cara mengolah hasil data rekam medis pasien
secara komputerisasi dan disajikan dalam bentuk tabel/diagram.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
5-14 tahun
6,5
15-24 tahun
16,1
25-44 tahun
15
48,4
45-64 tahun
22,6
65 tahun
6,5
31
100,00
Umur
Total
Tabel 4.2 Distribusi umur dan jenis kelamin pasien dengan diagnosis klinis
penderita rabdomiosarkoma di Bagian Bedah RSUD Arifin Achmad
Provinsi Riau Periode Januari 2007-Desember 2012.
Jenis Kelamin
Total
Laki-laki
13
41,9
Perempuan
18
58,1
31
100,00
4.3
Total
N
Benjolan di mata
6,5
Benjolan di punggung
9,7
Benjolan di aksila
3,2
Benjolan di bahu
3,2
3,2
Benjolan di tungkai
bawah
12
38,7
Benjolan di leher
16,1
benjolan di lengan
13,0
Benjolan di payudara
3,2
Benjolan di vulva
3,2
31
100
Total
Hasil penelitian pada Tabel 4.3 didapatkan data bahwa pada gejala klinis
rabdomiosarkoma terbanyak adalah benjolan di kaki yaitu sebanyak 12 pasien
(38,7%). Menurut kepustakaan gejala-gejala yang berkaitan dengan
rabdomiosarkoma sangat bervariasi tergantung dimana tumor berkembang. Tumor
yang muncul di tungkai bawah atau lengan biasanya merupakan jenis
rabdomiosarkoma yang paling progresif. Tumor ini dapat tumbuh dari sebesar gigitan
nyamuk atau sebesar jeruk dalam beberapa minggu. Teraba massa di tungkai bawah
dan jarang terasa sakit kecuali sudah menekan saraf yang di dekat tumor tersebut.(12)
4.4
Total
N
Pemeriksaan lab
Total
Darah
20
23,5
Patologi klinik
9,4
EKG
7,0
Radiologi
13
15,3
MRI
2,4
CT scan
13
15,3
Pemeriksaan
histopatologi
Tidak ditemukan data
21
24,7
2,4
85
100,00
Dari Tabel 4.4 diatas didapatkan data pemeriksaan penunjang terbanyak yang
dipakai untuk menegakkan diagnosis rabdomiosarkoma ialah pemeriksaan
histopatologi berjumlah 21 (24,7%). Hal ini dikarenakan berhubungan dengan tindak
lanjut dari penatalaksanaan, yaitu diberikan kemoterapi, radiasi maupun keduanya.
Menurut kepustakaan pemeriksaan histopatologi merupakan Gold Standart untuk
menegakkan diagnosis rabdomiosarkoma, yaitu pemeriksaan pada jaringan tumor.5
Total
N
Embrional rabdomiosarkoma
12,9
Pleimorfik rabdomiosarkoma
12,9
Alveolar rabdomiosarkoma
6,5
21
67,7
Total
31
100,00
4.6
Kepala
6,5
Leher
16,1
Ekstremitas atas
19,4
Ekstremitas bawah
12
38,7
Tubuh
16,1
Vagina
3,2
31
100,00
Total
4.7
Total
n
Operatif
Biopsi insisional
19,4
Biopsi eksisional
25,8
Non Operatif
Kemoterapi
9,7
13
41,9
3,2
31
100,00
Lain-lain
Total
DAFTAR PUSTAKA
1. Kumala P. komala S, Santoso A.H, Sulaiman J.R, Rienita Y. Kamus Saku
Kedokteran Dorlan. Edisi 25. Jakarta. EGC; 1996: 179.
2. Sitepu firman , Nara p. Metastasis Tumor di Otak. From
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/09_MetastatisTumordiOtak.pdf/09_Met
astatisTumordiOtak.pdf diakses pada 19 april 2012.
3. Viswanatha borlingegowda. Embryonal rhabdomiosarcoma of the temporal
bone. FindArticles / Health / Ear, Nose & Throat Journal / April, 2007 .
Fromhttp://findarticles.com/p/articles/mi_m0BUM/is_4_86/ai_n27241077/
diakses pada 19 april 2012.
4. Susan S. devesa, Lois B. travis, Jorge toro, Kangmin zhu, Hongyu wu and
Christopher D. M. fletcher. Soft tissue sarcoma incidence trends and
demographic patterns by histologic type in the surveillance, epidemiology,
and End results (SEER) program, 1978-2001: An analysis of 26,758 cases
from
http://www.aacrmeetingabstracts.org/cgi/content/abstract/2005/1/955
pada 7 juni 2012.
5. Lubis B. Rabdomiosarkoma Retroperitoneal. http://www.usu.com (pada 24
Mei 2012).
6. Rudolph. Buku ajar pediatri. Jakarta: EGC. 2007. 1423-1429.
7. Cuneyt Ulutin, B. Hakan Bakkal dan Okan Kuzhan. A Cohort Study of Adult
Rhabdomyosarcoma: A Single Institution Experience.
from http://idosi.org/wjms/3%282%2908/2.pdf diakses pada 7 juni 2012.
8. William Levin, MD. Presentation, Prognostic Factors and Patterns of Failure
in Adult Rhabdomiosarcoma. From
http://www.oncolink.org/conferences/article.cfm?id=430&ss=61 diakses pada
7 juni 2012.
9. American cancer society. What is rhabdomyosarcoma topics. From
http://www.cancer.org/Cancer/Rhabdomyosarcoma/DetailedGuide/rhabdomy
osarcoma-what-is-rhabdomyosarcoma pada 7 juni 2012.
10. Crist WM. Sarkoma Jaringan Lunak. Dalam: Nelson WE(eds). Ilmu
Kesehatan Anak. Edisi ke-15. Jakarta: EGC, 2004.1786-1789.
11. Dict, MD. Medical Dictionary. From
http://de.dict.md/definition/rhabdomyosarcoma pada 7 juni 2012.
12. H Leonard, MD, Wexler. Rhabdomyosarcoma from
http://sarcomahelp.org/learning_center/rhabdomyosarcoma.html diakses pada
21 April 2012.
13. American cancer society. Causes, risk factor, and prevention topics of
rhabdomyosarcoma.
http://www.cancer.org/Cancer/Rhabdomyosarcoma/DetailedGuide/rhabdomy
osarcoma-what-causes diakses pada 7 juni 2012.