Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

GAMBARAN PENDERITA RABDOMIOSARKOMA DI BAGIAN BEDAH RSUD

ARIFIN ACHMAD PROVINSI RIAU PERIODE JANUARI 2007-DESEMBER


2012
Rizkha Novelin, Elfadri Abdah*, Tuti Restuastuti**

ABSTRACT
Malignant tumor (cancer) is a condition in which the cells have lost control and
normal mechanism so that growth had not normal, fast and uncontrolled. Malignant tumor
can grow anywhere one of the soft tissue. Rhabdomyosarcoma is a malignant solid tumor
derived from the mesenchymal tissue which usually distinguished by the formation of striated
muscle, and composed of cells that usually develop into skeletal muscle. This study aimed to
investigate the characteristics of rhabdomyosarcoma pasients. This study was a retrospective
descriptive study conducted at the RSUD Arifin Achmad Riau Province. Based on the
research taking secondary data from the medical records obtained 31 patients with
rhabdomyosarcoma. 18 people (58%) of the rhabdomyosarcoma patients were females and
13 patients (41,9%) males. Largest patients were the age group 25-44 years that was 15
cases (48.4%). Clinical symptoms are most often obtained was mass palpable in the lower
leg, there is a mass in the neck, arms, back, eyes, axilla, shoulder and vulva. Investigations
are common histopathologic examination of 21 cases (24.7%). Location was the most
common tumor in rhabdomyosarcoma of the lower limb were 12 cases (38.7%). Management
of postoperative chemotherapy was most often done 13 cases (41.9%).
Key words: Rhabdomyosarcoma, overview of patients

PENDAHULUAN
Sarkoma jaringan lunak adalah tumor ganas yang berasal dari jaringan
mesenkim yang terdapat pada kerangka tubuh, kepala, leher dan ekstremitas kecuali
tulang dan tulang rawan. Dalam kategori jaringan lunak termasuk otot, tendon, fascia,
ligament, lemak, pembuluh darah, pembuluh limfe, saraf perifer, saraf autonom,
ganglion, bursa, synovia, kartilago palpebra, kartilango telinga dan lain-lain, namun
tidak termasuk tulang, kartilago, sumsum, kartilago hidung, mamae dan jaringan
lunak dalam organ.4
Rabdomiosarkoma merupakan tumor padat ganas yang berasal dari sel otot
rangka normal, tidak diketahui penyebabnya karena sel otot rangka hampir dijumpai
pada seluruh tubuh, hal ini merupakan suatu penyakit keganasan pada jaringan lunak
yang mengenai otot serat lintang.12 Data yang diperoleh dari sebuah perguruan tinggi
National Cancer Institute didapatkan 26.758 kasus yang tersedia untuk dianalisis.
Kasus rabdomiosarkoma didapatkan 5% dari kasus sarkoma jaringan lunak lainnya
ditentukan 8% kasus.4
Di Indonesia kasus rabdomiosarkoma periode Januari 1988 sampai dengan
Desember 1992 di bagian anak RSUD dr. Soetomo/ FK Unair Surabaya, ditemukan 2
kasus rabdomiosarkoma dari 28 kasus tumor abdomen, sedangkan di bagian hematoonkologi FK USU Medan sejak Januari 1987 sampai dengan Desember 1993 di
dapatkan 4 kasus rabdomiosarkoma dari 11 kasus sarkoma dan jaringan lunak.5,6

* Bagian Bedah RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau


**Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Riau

Penelitian di negara lain, yaitu Amerika dengan pasien 36 pria dan 21 wanita berusia
22-87 tahun. Tumor terutama terletak di tungkai bawah (27 kasus), dinding batang
tubuh (15 kasus), dan anggota badan atas (10 kasus). Kasus ini diklasifikasikan dalam
3 kategori histologis yaitu sel spindle rabdomiosarkoma (25 kasus), pleomorfik
rabdomiosarkoma (16 kasus), dan tipe campuran (16 kasus).4 Penelitian di Turki
menyatakan rabdomiosarkoma adalah neoplasma yang jarang pada populasi orang
dewasa, juga merupakan tumor yang sangat ganas dengan kejadian kekambuhan yang
signifikan dan metastasis. Hasil penelitian ini didapatkan 18 pasien dewasa yang
usianya berkisar antara 17-70 tahun, dan jenis histopatologi embrional
rabdomiosarkoma adalah subtipe paling umum, sedangkan lokasi anatomi yang
terkena paling banyak adalah ekstremitas (33,3%).7
Rabdomiosarkoma pada dewasa dapat terjadi terutama pada lengan dan kaki
(ekstremitas), tetapi kanker ini juga dapat terjadi di semua bagian tubuh. Lokasi yang
terkena umumnya kepala dan leher (dekat mata, di dalam sinus hidung atau
tenggorokan, atau dekat tulang belakang leher), kandung kemih dan organ reproduksi
(kandung kemih, kelenjar prostat, atau salah satu organ wanita), dan batang tubuh
(dada dan perut).9 Gejala yang ditimbulkan pada penyakit ini tergantung dari lokasi
jaringan yang terkena salah satu gejalanya adalah benjolan di mata, pada telinga dapat
menyebabkan nyeri atau keluarnya darah dari lubang telinga, pada tenggorokan dapat
menyebabkan sumbatan jalan napas, radang sinus ( rongga- rongga di sekitar hidung),
keluar darah dari hidung (mimisan) atau sulit menelan, sedangkan pada saluran
kemih dapat menyebabkan gangguan berkemih dan apabila menyerang otot anggota
gerak, akan menimbulkan massa tumor.10
Rabdomiosarkoma paling banyak terjadi pada anak-anak, tetapi dapat juga
terjadi pada orang dewasa. Pada dewasa lebih mungkin untuk memiliki jenis yang
lebih cepat tumbuh dan pada bagian-bagian tubuh yang sulit untuk diobati. Karena
itu, rabdomiosarkoma pada dewasa sulit untuk mengobatinya secara efektif.9
Sejak 1972, the Intergroup Rhabdomyosarcoma Study Group telah meneliti
dan menyempurnakan protokol pengobatan untuk rabdomiosarkoma. Menurut
kelompok ini, terapi utama bagi pasien berusia kurang dari 21 tahun adalah
pembedahan, kemoterapi, dan terapi radiasi.1 Hal ini sesuai dengan penelitian di
Turki yaitu pengobatannya terdiri dari terapi radiasi saja 6%, terapi radiasi dan
operasi 11%, terapi radiasi dan kemoterapi 44% dan ketiga modalitas tersebut
sebanyak 39%.7
METODE PENELITIAN
Penelitian ini telah lolos kaji etik dengan dikeluarkannya surat keterangan
lolos kaji etik (nomor: 172/UN19.1.28/UEPKK/2012) pada tanggal 17 Januari 2013
oleh Unit Etika Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran
Universitas Riau. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2013 di RSUD Arifin
Achmad Provinsi Riau. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah
penelitian deskriptif dengan pendekatan retrospektif, dengan melihat catatan rekam
medis pasien yang didiagnosis menderita penyakit rabdomiosarkoma periode Januari

* Bagian Bedah RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau


**Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Riau

2007 Desember 2012. Sampel pada penelitian ini adalah seluruh catatan rekam
medis penderita penyakit rabdomiosarkoma yang didiagnosis secara histopatologi di
RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau periode Maret 2007 Maret 2012 (total
sampling).
Variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah umur, jenis
kelamin,faktor risiko Rabdomiosarkoma, gejala klinis, dan penatalaksanaan. Data
yang dikumpulkan adalah data sekunder yang diperoleh dari catatan rekam medis.
Data yang diambil meliputi : Golongan usia, jenis Kelamin, faktor risiko,
pemeriksaan penunjang dan penatalaksanaan, gambaran histopatologi. Pengolahan
dan analisis data dilakukan dengan cara mengolah hasil data rekam medis pasien
secara komputerisasi dan disajikan dalam bentuk tabel/diagram.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1

Angka kejadian penderita rabdomiosarkoma berdasarkan usia, jenis


kelamin serta faktor risiko di Bagian Bedah RSUD Arifin Achmad
Provinsi Riau Periode Januari 2007-Desember 2012.

Distribusi penderita rabdomiosarkoma berdasarkan usia, jenis kelamin, dan


faktor risiko dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan 4.2
Tabel 4.1 Distribusi umur dan jenis kelamin pasien dengan diagnosis klinis
penderita rabdomiosarkoma di Bagian Bedah RSUD Arifin Achmad
Provinsi Riau Periode Januari 2007-Desember 2012.
Karakteristik pasien
Total
N

5-14 tahun

6,5

15-24 tahun

16,1

25-44 tahun

15

48,4

45-64 tahun

22,6

65 tahun

6,5

31

100,00

Umur

Total

* Bagian Bedah RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau


**Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Riau

Tabel 4.2 Distribusi umur dan jenis kelamin pasien dengan diagnosis klinis
penderita rabdomiosarkoma di Bagian Bedah RSUD Arifin Achmad
Provinsi Riau Periode Januari 2007-Desember 2012.

Jenis Kelamin

Total

Laki-laki

13

41,9

Perempuan

18

58,1

31

100,00

Angka kejadian berdasarkan umur pada pasien yang didiagnosis


rabdomiosarkoma paling banyak pada umur 25-44 tahun yaitu sebanyak 15 orang
(48,4%) (Tabel 4.1), sedangkan berdasarkan jenis kelamin, pasien paling banyak
ditemukan pada perempuan yaitu sebanyak 18 orang (58,1%), sedangkan pada lakilaki sebanyak 13 orang (41,9%) (Tabel 4.2). Faktor risiko pada penelitian ini tidak
ditemukan. Secara umum, meningkatnya insidensi kejadian kanker diikuti dengan
pertambahan usia, salah satunya dapat diakibatkan karena terjadinya akumulasi
mutasi yang disebabkan berkembangnya karsinoma. Hal ini Berdasarkan penelitian
yang dilakukan Andrea Ferrrari tahun 2003 diketahui bahwa rabdomiosarkoma sering
tanpa gejala hingga tahap lanjut, ini dikarenakan pertumbuhannya yang lambat yaitu
5 hingga 15 tahun baru timbul gejala, sehingga hal inilah yang menyebabkan pada
penelitian ditemukan kejadian rabdomiosarkoma banyak pada usia 25-44 tahun,
dimana gejala klinis awal yang timbul tidak begitu disadari oleh pasien dan baru
disadari ketika tumor sudah menyebar. Penelitian berdasarkan jenis kelamin hal ini
dikaitkan dengan beberapa faktor resiko yang dapat memicu untuk terjadinya
rabdomiosarkoma diantaranya pola hidup yang tidak sehat seperti merokok, dan
minum alkohol yang banyak dilakukan laki-laki dari pada perempuan sehingga angka
kejadian rabdomiosarkoma pada laki-laki lebih tinggi dari pada perempuan, dan
angka yang didapatkan pada penelitian ini tidak terlalu jauh perbedaan antara lakilaki dan perempuan, sesuai dengan penelitian Nestor F. Esnaola, MD, MPH, Brian P.
Rubin dan kawan-kawan pada tahun 2001 yang menemukan angka penderita
rabdomiosarkoma berdasarkan jenis kelamin yang tertinggi adalah laki-laki (62%).30

* Bagian Bedah RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau


**Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Riau

4.3

Distribusi penderita rabdomiosarkoma berdasarkan gejala klinis di


Bagian Bedah RSUD Arifin Ahcmad Provinsi Riau Periode Januari 2007Desember 2012.

Distribusi penderita rabdomiosarkoma berdasarkan gejala klinis dapat dilihat


pada tabel 4.3.
Tabel 4.3 Distribusi penderita rabdomiosarkoma berdasarkan gejala klinis di
Bagian Bedah RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau Periode Januari 2007Desember 2012.
Gejala klinis

Total
N

Benjolan di mata

6,5

Benjolan di punggung

9,7

Benjolan di aksila

3,2

Benjolan di bahu

3,2

Benjolan di bawah perut

3,2

Benjolan di tungkai
bawah

12

38,7

Benjolan di leher

16,1

benjolan di lengan

13,0

Benjolan di payudara

3,2

Benjolan di vulva

3,2

31

100

Total

Hasil penelitian pada Tabel 4.3 didapatkan data bahwa pada gejala klinis
rabdomiosarkoma terbanyak adalah benjolan di kaki yaitu sebanyak 12 pasien
(38,7%). Menurut kepustakaan gejala-gejala yang berkaitan dengan
rabdomiosarkoma sangat bervariasi tergantung dimana tumor berkembang. Tumor
yang muncul di tungkai bawah atau lengan biasanya merupakan jenis
rabdomiosarkoma yang paling progresif. Tumor ini dapat tumbuh dari sebesar gigitan
nyamuk atau sebesar jeruk dalam beberapa minggu. Teraba massa di tungkai bawah
dan jarang terasa sakit kecuali sudah menekan saraf yang di dekat tumor tersebut.(12)

* Bagian Bedah RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau


**Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Riau

4.4

Distribusi pemeriksaan penunjang dan Gambaran Histopatologi


penderita rabdomiosarkoma di Bagian Bedah RSUD Arifin Achmad
Provinsi Riau Periode Januari 2007-Desember 2012.

Distribusi pemeriksaan penunjang penderita rabdomiosarkoma di Bagian


Bedah RSUD Arifin Ahcmad Provinsi Riau Periode Januari 2007-Desember 2012
dapat dilihat pada Tabel 4.4 di bawah ini.
Tabel 4.4 Distribusi pemeriksaan penunjang penderita rabdomiosarkoma di
Bagian Bedah RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau Periode Januari 2007Desember 2012.
Pemeriksaan Penunjang

Total
N

Pemeriksaan lab

Total

Darah

20

23,5

Patologi klinik

9,4

EKG

7,0

Radiologi

13

15,3

MRI

2,4

CT scan

13

15,3

Pemeriksaan
histopatologi
Tidak ditemukan data

21

24,7

2,4

85

100,00

Dari Tabel 4.4 diatas didapatkan data pemeriksaan penunjang terbanyak yang
dipakai untuk menegakkan diagnosis rabdomiosarkoma ialah pemeriksaan
histopatologi berjumlah 21 (24,7%). Hal ini dikarenakan berhubungan dengan tindak
lanjut dari penatalaksanaan, yaitu diberikan kemoterapi, radiasi maupun keduanya.
Menurut kepustakaan pemeriksaan histopatologi merupakan Gold Standart untuk
menegakkan diagnosis rabdomiosarkoma, yaitu pemeriksaan pada jaringan tumor.5

* Bagian Bedah RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau


**Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Riau

Pemeriksaan penunjang berdasarkan jenis Histopatologi dapat dikelompokkan


menjadi embrional rabdomiosarkoma, pleimorfik rabdomiosarkoma, dan alveolar
Jenis Histopatologi

Total
N

Embrional rabdomiosarkoma

12,9

Pleimorfik rabdomiosarkoma

12,9

Alveolar rabdomiosarkoma

6,5

Data tidak lengkap

21

67,7

Total

31

100,00

rabdomiosarkoma dapat dilihat pada Tabel 4.5 dibawah ini.

Tabel 4.5 Jenis histopatologi penderita rabdomiosarkoma di bagian Bedah


RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau Periode Januari 2007-Desember 2012.
Berdasarkan Tabel 4.5 tidak didapatkan jenis histopatologi terbanyak dari
penderita rabdomiosarkoma di bagian bedah RSUD Arifin achmad periode januari
2007- desember 2012 karena data yang tidak lengkap berjumlah 21 (67,7%), jenis
embrional rabdomiosarkoma dan pleimorfik rabdomiosarkoma berjumlah 4 (12,9%),
dan alveolar rabdomiosarkoma berjumlah 2 (6,5%). Hasil penelitian ini seharusnya
ditemukan jenis histopatologi tersering pada kasus rabdomiosarkoma yaitu embrional
rabdomiosarkoma yang biasa muncul pada usia anak-anak, pleimorfik
rabdomiosarkoma muncul pada usia diatas 45 tahun, sedangkan alveolar
rabdomiosarkoma adalah jenis histopatologi yang dapat memburuk dengan
pertambahan usia. Hal ini sesuai dengan penelitian Nestor F. Esnaola, MD, MPH,
Brian P. Rubin dan kawan-kawan didapatkan gambaran histopatologi terbanyak
adalah jenis alveolar sebanyak 22 kasus (56%), dan jenis ini akan bertambah buruk
dengan meningkatnya usia penderita.30

* Bagian Bedah RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau


**Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Riau

4.6

Distribusi lokasi tumor penderita rabdomiosarkoma di Bagian Bedah


RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau Periode Januari 2007-Desember
2012.

Distribusi lokasi tumor penderita rabdomiosarkoma di Bagian Bedah RSUD


Arifin Ahcmad Provinsi Riau Periode Januari 2007-Desember 2012 dapat dilihat
pada Tabel 4.6 di bawah ini.
Tabel 4.6 Distribusi lokasi tumor penderita rabdomiosarkoma di bagian Bedah
RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau Periode Januari 2007-Desember
2012
Lokasi Tumor
Total
N

Kepala

6,5

Leher

16,1

Ekstremitas atas

19,4

Ekstremitas bawah

12

38,7

Tubuh

16,1

Vagina

3,2

31

100,00

Total

Berdasarkan Tabel 4.6 didapatkan bahwa lokasi terbanyak dari penderira


rabdomiosarkoma ialah di ekstremitas bawah yaitu sebanyak 12 kasus (38,7%), dan
paling sedikit terdapat pada vagina sebanyak 1 kasus (3,2%). Ditemukannya lokasi
tersering pada ektremitas pada kasus ini berhubungan dengan usia penderita yaitu
usia dewasa, yang mana pada usia dewasa kasus ini terdapat pada daerah yang sulit
untuk diobati dengan terdapatnya metastasis di daerah pangkal paha dan pangkal
lengan, serta pada usia dewasa juga ditemukan jenis histopatologi yang semakin
memburuk dengan bertambahnya usia. Penelitian ini dilakukan karena terdapatnya
hubungan lokasi tumor dengan prognosis yang terdapat pada pasien
rabdomiosarkoma, yaitu didapatkan prognosis yang buruk pada pasien dengan lokasi
tumor di ekstremitas. Hal ini sesuai dengan penelitian di Turki juga mendapatkan
distribusi rabdomiosarkoma terbanyak di daerah ekstremitas.(7)

* Bagian Bedah RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau


**Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Riau

4.7

Distribusi penatalaksanaan penderita rabdomiosarkoma di Bagian


Bedah RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau Periode Januari 2007Desember 2012.

Distribusi penatalaksanaan penderita rabdomiosarkoma di Bagian Bedah


RSUD Arifin Ahcmad Provinsi Riau Periode Januari 2007-Desember 2012 dapat
dilihat pada Tabel 4.7 di bawah ini.
Tabel 4.7 Distribusi penatalaksanaan penderita rabdomiosarkoma di bagian
Bedah RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau Periode Januari 2007Desember 2012
Penatalaksanaan

Total
n

Operatif

Biopsi insisional

19,4

Biopsi eksisional

25,8

Non Operatif

Kemoterapi

9,7

Kemoterapi post operatif

13

41,9

3,2

31

100,00

Lain-lain

Total

Data tidak lengkap

Berdasarkan Tabel 4.7 didapatkan bahwa penatalaksanaan terbanyak dari


penderita rabdomiosarkoma ialah tindakan non operatif (kemoterapi post operatif)
yaitu sebanyak 13 pasien (41,9%), diikuti tindakan operatif (biopsi eksisional) pada 8
pasien (25,8%). Hasil penelitian menunjukan tindakan yang dilakukan adalah
pembedahan hal ini dilakukan untuk mengetahui jenis histopatologi pada pasien
tersebut dan untuk memberikan penatalaksanaan selanjutnya setelah pembedahan,
yaitu kemoterapi maupun radiasi. Hasil penelitian yang dilakukan di Turki
menunjukkan pembedahan merupakan pilihan utama untuk penatalaksanaan
rabdomiosarkoma, sebelum dilakukannya kemoterapi.7

* Bagian Bedah RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau


**Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Riau

SIMPULAN DAN SARAN


1.
Jenis kelamin terbanyak penderita rabdomiosarkoma adalah pada perempuan
(58,1%), kemudian angka kejadian penderita rabdomiosarkoma terbanyak
pada kelompok umur 25-44 tahun (48,4%).
2.
Gejala klinis yang paling sering terjadi adalah terdapat benjolan di kaki
(38,7%), benjolan di leher (16,1%), benjolan di lengan (13%), benjolan di
punggung (9,7%), benjolan di mata (6,5%), dan benjolan di aksila, bahu,
bawah perut, payudara, dan vulva masing-masing (3,2%).
3.
Jenis histopatologi tidak didapatkan karena data yang ditemukan tidak
lengkap.
4.
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan ialah pemeriksaan histopatologi
(24,7%), dengan jenis histopatologi tersering tidak ditemukan karena data
yang tidak lengkap.
5.
Lokasi tumor ganas kolorektal terbanyak adalah ekstremitas bawah (38,7%).
6.
Penatalaksanaan penderita rabdomiosarkoma tersering adalah berupa
kemoterapi post operatif (41,9%), diikuti biopsi eksisional (25,8%).

UCAPAN TERIMA KASIH


Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Bagian Bedah RSUD Arifin Achmad
Provinsi Riau dr. Elfadri Abdah, Sp.B(K)Onk, M.Kes dan Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Riau drg. Tuti Restuastuti, M.Kes juga dr. Effif Syofra
Tripriadi, Sp.B(K)Onk dr. Suyanto, MPH, dr. M. Yulis Hamidy, M. Kes, M. Pd.Ked yang
telah banyak memberikan waktu, ilmu dan saran selama penulis melaksanakan penelitian. Serta
semua pihak yang telah berpartisipasi dan membantu penulis dalam penyelesaian penelitian ini.

* Bagian Bedah RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau


**Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Riau

DAFTAR PUSTAKA
1. Kumala P. komala S, Santoso A.H, Sulaiman J.R, Rienita Y. Kamus Saku
Kedokteran Dorlan. Edisi 25. Jakarta. EGC; 1996: 179.
2. Sitepu firman , Nara p. Metastasis Tumor di Otak. From
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/09_MetastatisTumordiOtak.pdf/09_Met
astatisTumordiOtak.pdf diakses pada 19 april 2012.
3. Viswanatha borlingegowda. Embryonal rhabdomiosarcoma of the temporal
bone. FindArticles / Health / Ear, Nose & Throat Journal / April, 2007 .
Fromhttp://findarticles.com/p/articles/mi_m0BUM/is_4_86/ai_n27241077/
diakses pada 19 april 2012.
4. Susan S. devesa, Lois B. travis, Jorge toro, Kangmin zhu, Hongyu wu and
Christopher D. M. fletcher. Soft tissue sarcoma incidence trends and
demographic patterns by histologic type in the surveillance, epidemiology,
and End results (SEER) program, 1978-2001: An analysis of 26,758 cases
from
http://www.aacrmeetingabstracts.org/cgi/content/abstract/2005/1/955
pada 7 juni 2012.
5. Lubis B. Rabdomiosarkoma Retroperitoneal. http://www.usu.com (pada 24
Mei 2012).
6. Rudolph. Buku ajar pediatri. Jakarta: EGC. 2007. 1423-1429.
7. Cuneyt Ulutin, B. Hakan Bakkal dan Okan Kuzhan. A Cohort Study of Adult
Rhabdomyosarcoma: A Single Institution Experience.
from http://idosi.org/wjms/3%282%2908/2.pdf diakses pada 7 juni 2012.
8. William Levin, MD. Presentation, Prognostic Factors and Patterns of Failure
in Adult Rhabdomiosarcoma. From
http://www.oncolink.org/conferences/article.cfm?id=430&ss=61 diakses pada
7 juni 2012.
9. American cancer society. What is rhabdomyosarcoma topics. From
http://www.cancer.org/Cancer/Rhabdomyosarcoma/DetailedGuide/rhabdomy
osarcoma-what-is-rhabdomyosarcoma pada 7 juni 2012.
10. Crist WM. Sarkoma Jaringan Lunak. Dalam: Nelson WE(eds). Ilmu
Kesehatan Anak. Edisi ke-15. Jakarta: EGC, 2004.1786-1789.
11. Dict, MD. Medical Dictionary. From
http://de.dict.md/definition/rhabdomyosarcoma pada 7 juni 2012.
12. H Leonard, MD, Wexler. Rhabdomyosarcoma from
http://sarcomahelp.org/learning_center/rhabdomyosarcoma.html diakses pada
21 April 2012.
13. American cancer society. Causes, risk factor, and prevention topics of
rhabdomyosarcoma.
http://www.cancer.org/Cancer/Rhabdomyosarcoma/DetailedGuide/rhabdomy
osarcoma-what-causes diakses pada 7 juni 2012.

* Bagian Bedah RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau


**Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Riau

14. American cancer society. Causes, risk factor, and prevention of


rhabdomyosarcoma. From
http://www.cancer.org/Cancer/Rhabdomyosarcoma/DetailedGuide/rhabdomy
osarcoma-risk-factors pada 7 juni 2012.
15. Lubis B. Mewaspadai Kanker Pada Anak. http://khuntien.come/home.
(diakses pada 24 Mei 2012).
16. Ferguson MO. Pathology: Rhabdomyosarcoma.
http://www.emedicine.com. (diakses 24 Mei 2012).
17. Reksoprodjo S et al. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Jakarta : Binarupa
Aksara, 1995. 402-405.
18. Cripe Timothy P, Coppes Max J. Pediatric Rhabdomyosarcoma. From
http://emedicine.medscape.com/article/988803-overview diakses pada 21
April 2012.
19. Robbins, Cotran, Kumar. Dasar Patologi Penyakit. Jakarta: EGC, 1999.761762.
20. Timothy PC. Rhabdomyosarcoma. http://www.emedicine.com. (diakses 24
Mei 2008).
21. Demartha Engga. Rabdomiosarkoma. From
http:///2010/07/rhabdomiosarcoma.html diakses pada 7 juni 2012
22. Chandrasoma Parakrama, Taylor C.R. Rinkasan Patologi Anatomi. Edisi 2.
Jakarta. EGC; 2006: 871.
23. Tjipta G. Dasa, Ali Muhammad, Lubis B. Mardina. Ragam pediatrik praktis
50 Tahun Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK USU.
http://kesanak.usu.ac.id/files/Karya%20Ilmiah/Supv/Ragam_Pediatrik_Praktis.pdf
pada 19 april 2012.
24. Anonym.
Patologi
anatomi
slide
rabdomiosarkoma.pdf
from
http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=insidensi+rabdomiosarkoma&sou
rce=web&cd=2&ved=0CDAQFjAB&url=http%3A%2F%2Focw.usu.ac.id%2
Fcourse%2Fdownload%2F128-PATOLOGIANATOMI%2Fpatologi_anatomi_slide_rabdomiosarkoma.pdf&ei=qBOPTzSOoforQfB5cykCQ&usg=AFQjCNF8mRv2zw9PPl8NbIYlDqFnkmRvw&cad=rja diakses pada 19 april 2012.
25. Parkin D M, Bray F I and Devesa. Cancer burden in the year 2000.The global
picture. Eur. J.Cancer (2001), 37 Suppl 8: pp. S4-66.
26. Allen Steven D, Moskovic Eleanor C, Fisher Cyril dan Thomas J. Meirion.
American Journal of Roentgenology. From www.ajronline.org pada 7 juli
2012.
27. Ogilvie, Christian M.MD; Crawford, Eileen A.MD; Slotcavage, Rachel
L.MD,
dkk.
Treatment
of
adult
Rhabdomyosarcoma.
From
http://journals.lww.com/amjclinicaloncology/Abstract/2010/04000/Treatment
_of_Adult_Rhabdomyosarcoma.5.aspx pada 7 juli 2012.

* Bagian Bedah RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau


**Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Riau

28. P. Lavaju, H Das, P Malla, A Tiwari, dkk. Orbital rhabdomyosarcoma in an


adult. Nepalese jurnal of ophtalmology. From
http://www.nepjol.info/index.php/NEPJOPH/article/view/3707 pada 7 juli
2012.
29. Hardaway, Christina A. M.D.; Graham, Bradley S. M.D.; Barnette, David J.
M.D.; Feldman, Bruce D. D.O. Embryonal Rhabdomyosarcoma Presenting in
an Adult: A Case Report and Discussion of Immunohistochemical Staining
from
http://journals.lww.com/amjdermatopathology/Fulltext/2003/02000/Embryon
al_Rhabdomyosarcoma_Presenting_in_an_Adult_.10.aspx pada 7 juli 2012.
30. Nestor F. Esnaola, MD, MPH, Brian P. Rubin, MD, PhD dkk. Response to
Chemotherapy and Predictors of Survival in Adult Rhabdomyosarcoma from
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1422009/ pada 1 februari
2013.
31. Lee Helman, M.D., Pediatric Oncology Branch, National Cancer Institute.
Rhabdomyosarcoma:
An
Overview
from
http://theoncologist.alphamedpress.org/content/4/1/34.full pada 1 februari
2013.
32. Ferrari andrea, Dileo palma dkk. Rhabdomyosarcoma in adults, a
retrospective analysis of 171 patients treated at a single institution from
http://www.aieop.org/files/files_htmlarea/pubblicazioni_tiziana/comitati/adole
scenti/articolo%20rhabdo.pdf pada 1 februari 2013.
33. W.F. Enneking, S.S. Spanier, M.A. Goodman. Current concepts review. The
surgical staging of musculoskeletal sarcoma. J Bone Joint Surg Am. 1980,
62:1027-1030.

* Bagian Bedah RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau


**Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Riau

You might also like