Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 24
BAB 2 ANALISIS RANGKAIAN 2.1 PENDAHULUAN DAN DEFINISI Didalam merancang dan aplikasi sistem instrumentasi dipakai sejumlah rangkaian-rangkaian ana- Jog dan digital. Walaupun ini tidak penting didalam merancang rangkaian listrik agar supaya dapat dipakai dalam sistem instrumen, tetapi perlu dipahami hukum-hukum dasar yang berpengaruh pa- da kelakuan rangkaian ac dan dc. Juga sangat penting untuk menganalisis sinyal untuk meng- gambarkan efek dari sistem instrumentasi dan responnya pada kuantitas yang diukur. Bab ini beri- sikan ringkasan konsep eletronika dasar dan hukum-hukum yang berguna didalam pemakaian dan pemahaman sistem instrumentasi modern. ‘Analisis rangkaian dimulai dengan definisi sistem satuan SI, dimana meter adalah satuan pan- jang, kilogram satuan massa dan detik satuan waktu. Satuan-satuan yang penting lainnya adalah temperatur dalam derajat Kelvin, temperatur relatif dalam derajat Celsius dan arus listrik dalam Ampere. Besaran-besaran yang dipakai dalam buku ini termsuk simbol standard, satuan dan sing- katannya didefinisikan dalam Tabel 2.1 Definisi singkat untuk masing-masing kuantitas adalah sebagai berikut: Gaya, Gaya | N menyebabkan massa 1 kg untuk dipercepat 1 m/dt? Enersi. Sebuah benda yang beratnya 1 N menerima enersi potensial 1 J bila benda tersebut berada pada ketinggian 1 m. Bentuk lain massa 2 kg bergerak dengan kecepatan 1 m/dt mempunyai enersi kinetik 1 J. ‘Tabel 2.1 Kuantitas-kuantitas listrik yang penting didalam Sistem Instrumentasi Kuantitas Simbol[ __Satuan | Singkatan] Bentuk Lain Tenaga f Newton N (kg midt?) Enersi w Joule I (Nm) Tenaga Pp Watt Ww iat) Muatan q— Coulum c (Adty Anus i Ampere A (Ciat) Tegangan v Volt Vv (WIA) Medan listrik E voltmeter Vim (NIC) Kerpatan flux magnet Bo tesla T (W/m?) Flux magnet @ Weber Wo == (T.m) 2 Tenaga, Tenaga menggambarkan rate waktu dimana enersi ditransformasikan. Transformasi|ener- si 1 J dalam waktu 1 dt menggambarkan tenaga rata-rata 1 W. Tenaga secara umum adalah Gj) | G2) Muatan 1 C dipindahkan selama 1 dt akan menghasilkan arus 1 A. Arus. Arus adalah rate aliran total dari muatan positf. \ i Pes i a 143) ‘Arus | A merupakan perpindahan muatan pada laju 1 C/dt. | ‘Tegangan, Muatan 1C menerima (atau membawa) enersi 13 bergerak melalui tegangan 1V. |Seca- ra umum te | =#% 14 Y= dg | GA) Kuat medan listrik. Kuat medan listrik E didefinisikan oleh besaran dan arah gaya f pada fatuan muatan positif didalam medan listrik. In |as) Mudah ditunjukkan bahwa kuat medan listrik adalah sama dan berlawanan tanda terhadop lgra- dien tegangan . g-—% d6) Kerapatan flux magnet. Medan magnet terjadi pada daerah sekitar muatan bergerak atau] arus. Intensitas efek magnet ditentukan oleh f=quxB (GD w adalah kecepatan muatan i B adalah kerapatan flux magnet } x adalah simbol dari perkalian vektor ' Gaya 1 N diasilkan oleh muatan 1C yang bergerak dengan kecepatan 1 m/dt arah nomal fer- hhadap medan magnet dengan kerapatan flux 1 T. Flux magnet. Flux magnet diperoleh dengan mengintegralkan kerapatan flux magnet terhadap luas A. o=[BedA (2.8) simbol ¢menunjukkan perkalian titik vektor. Tenaga p dan transmisi enersi w didalam rangkaian dalam bentuk arus i dan tegangan v diperoleh sebagai berikut. Dari persamaan 2.1, 2.3, dan 2.4 kita dapatkan dd dq dt 0, seperti dalam Gambar 2.15, mak tegangan mendahului arus dan ekspresi untuk v,(#) adalah tm (251) Yang paling penting adalah pengaruh frekuensi @ pada kedua imedansi Z dan sudut fase 6, 2.8 FUNGSI RESPON FREKUENSI Fungsi respon frekuensi, sering disebut FRF, untuk rangkaian atau instrumen didefinisikah seba- gai rasio keluaran dan masukan terhadap range frekuensi, Maka, volo) vo) Ho) = (2.52) i Vo(o)dan v(o) adalah spektra frekuensi dari sinyal-sinyal keluaran dan masukan. Fungsi respon frekuensi untuk rangkaian pada Gambar 2.13 dapat dituliskan dari Persamaan 2.44, | HiaRC ” Taree dimana Persamaan 2.38 dan 2.39 dipakai dalam memanipulasi. Dari Persamaan 2.53 jelaslah bahwa besar FRF adalah 1 |H@)| = ——— [1HoRC)? dan fase 6 adalah 6 =-tan"@RC Jelaslah dari persamaan 2.54 fungsi respon freku 2.53) R.54) (55) ‘H(@) memberikan rasio untuk amplitydo te- sgangan keluaran dengan tegangan masukan, dan persamaan 2.55 memberikan pergeseran fase 6 dari tegangan keluaran relatf terhadap tegangan masukan. Fase sudut sinyal keluaran ketinggalan dibelakang sinyal masukan. negatif menunjukkhn bahwa { Fungsi respon frekuensi dan parameter-parameter lainnya sering diekspresikan sebagai jumlah relatif dalam bentuk decibel Nag. Jumlah decibel didefinisikan sebagai Nes = 1oog( 2.) p adalah tenaga yang diukur Pradalah tenaga referensi 2.56) Decibel juga dapat diekspresikan dalam bentuk rasio tegangan dengan memasukkan p = v7IR ke- dalam Persamaan 2.56 untuk mendapatkan Nap = 20og (2) 57) Apabila membahas kelakuan dinamik pada sistem pengukuran dalam Nap secara esensial untuk menentukan kuantitas referensi p, atau vy. 40 Besar dan fase dari H(o) dipresentasikan secara grafik pada diagram Bode, dimana |H(o)| dan $ ditunjukkan tersehdiri sebagai fungsi oRC. Besar |H()| direpresentasikan dalam bentuk diagram Bode dan parameter @RC ditunjukkan pada skala log,,. Untuk mengilustrasikan kons- truksi dari diagram Bode, dengan menuliskan kembali Persamaan 2.54 dalam bentuk decibel de- ngan memakai Persamaan 2.57 diperoleh Nae = 20log (@ +(aRC)') ‘ =-10l0g(1 +(@RC)') (2.58) Fase @ diberikan langsung oleh persamaan 2.55. Diagram Bode berhubungan dengan Persamaan 2.58 dan 2.55 ditunjukkan dalam Gambar 2.16. Besar H(@) diturunkan 3 dB bila oRC = 1, dan bila oRC >> 1, besarnya meluruh secara linear pada 20 dB per dekade. Contoh ilustrasi ini menunjukkan bahwa diagram Bode memberikan re~ presentasi visual pada range lebar dinamik dari rangkaian atau karakteristik instrumen. Ini sangat berguna didalam menentukan kelakuan dari instrumen dalam pemakainnya untuk mengukur inamik. Wen a Phase otces) ‘Gambar 2.16 Diagram Bode (a) besaran, dan (b) fase untuk rangkaian RC ditunjukkan dalam Gambar 2.13. a 2.9 RINGKASAN 1 Didalam merancang dan aplikasi dari sebuah sistem instrumentasi, diperlukan sejumlah r rangkaian analog dan digital. Pemahaman hukum-hukum dasar yang ditimbulkan dari rangkaian-rangkaian ini sangat diperlukan untuk pemakaiannya efektif pada sistem. Dé diberikan secara singkat untuk seluruh kuantitas-kuantitas listrik dan hubungan dasar diahtaga ku- antitas-kuantitas ini yang dipaparkan secara singkat dalam Tabel 2.4. Tiga komponen-komponen dasar(ahanan,kappastor dan induktor) yang rmuatan listrik, Apabila tegangan konstan dipakai pada kapasitor, muatan dipertahankan, ada aliran arus. Apabila tegangan berubah terhadap waktu terjadi aliran arus. Sebuah induktor me- runjukkan tahanan yang sangat kecil untuk aliran arus stedi, Apabila arus berubah-ubsh fed ‘waktu maka akan terjadi penurunan tegangan pada induktor. | Diode, transistor, dan gerbang adalah komponen-komponen lanjut adalah mery ‘nea-komponen dasar dalam rangkaian-rangkaian analog dan digital pada umumnya. Di sebagai sakelar selektif. Apabila dipakai tegangan positif tidak ada tahanan dan aliran hanan tidak terbatas terjadi aliran arus bila teganga kebalikannya, Transisitor dipakai nguat (amplifier) atau sakelar berkecepatan tinggi. Gain sinyal untuk transistor tunggal besar gerbang-gerbang dasar AND, OR dan NOT pada satu chip silikon, Terdapat dua hukkum Kirchhoff yaitu hukum tegangan dan hukum arus, yang memb sar untuk menganalisis rangkaian, Prosedur analisis dipressentasikan untuk kedua rang hasilkan penurunan tegangan. Didalam rangkaian ac, arus berubah-ubah terhadap waktu; rena itu penurunan tegangan terjadi pada tahanan, kapasitor dan induktor. Impedansi kaian ac didefinisikan dan besar dan fase dari penurunan tegangan terhadap arus ditentukan. ‘Analisis sinyal adalah bagian terpenting dari suatu investigasi percobaan. Sinyal periodik berulang-ulang; sinyal transien adalah satu shot yang tidak berulang. Fungsi sinusida adala strumen dimana rasio dari tegangan masukan dengan tegangan keluaran adalah fungsi Juga sinusoida dipakai secara ekstensif didalam analisis sinyal priodik lainnya dengan Jombang yang lebih kompleks. Metode kedua dari analsis sinyal dipakai phasor dalam bidang kompleks. Keutungan integralisasi dan prisensi informasi besaran dan fase . Diferensial dilakukan pengalikan deng integral membagi dengan jo terhadap tegangan masukan. Fungsi respon frekuensi dan parameter-parameter lainnya ekspresikan sebagai jumlah relatif dalam bentuk decibel Na». Diagram Bode memberikan sentasi visual dari range lebar dinamik dari karakteristi-karakteristik rangkaian atau ins Maka sangat berguna dalam menentukan kelakuan dari instrumen dalam pemakaiannya ngukuran dianamik 42 ‘Tabel 2.4 Ringkasan dari hubungan dasar Eelemen Satuan Simbol Tahanan ‘Ohm (Konduktansi) (seimen) Induktansi henry ates Kapasitan farad = Rangkaian hubung v= 0 untuk suatu i (short circuit) Rangkaian terbuka 7s i = Ountuk suatu v Sumber tegangan volt —o- v= veuntuk suatu i Sumber arus ampere i=, untuk suatu y

You might also like