Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

JCONES Vol. 3, No.

1 (2014) 86-93

Journal of Control and Network Systems


Situs Jurnal : http://jurnal.stikom.edu/index.php/jcone

ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA PROTOKOL UDP


DENGAN DCCP MENGGUNAKAN DATA MULTIMEDIA
Feri Setiawan Adinata1)Jusak2) Anjik Sukmaaji 3)
Program Studi/Jurusan Sistem Komputer
STMIK STIKOM Surabaya
Jl. Raya Kedung Baruk 98 Surabaya, 60298
Email : 1)ori_setiawan@yahoo.com.ph, 2)jusak@stikom.edu, 3)anjik@stikom.edu
Abstract:The rapid development of network technology has created a multimedia
application enters the world of internet. Skype, Yahoo Messenger, Facebook and Line are some
examples of applications that provide multimedia features such as free call (VoIP) and video call
(video conference) in it. Most of these applications typically use UDP instead of TCP as the
transport protocol. The increased of UDP traffic has threaten TCP traffic that appears issues of
fairness between the two protocols.
In 2006 the IETF introduced a new protocol called Datagram Congestion Control
Protocol (DCCP) CCID2 and CCID3. In fact it's almost 8 years was introduced to the public, such
applications are not using DCCP instead of UDP. So the question of performance, fairness and
the Quality of Service level arises for multimedia data services between UDP and DCCP.
Based on the results of testing the Protocol UDP and DCCP, the results obtained by a
comparison of performance test for QoS parameters and based on fairness which found that the
overall Protocol DCCP CCID2 has better performance on bandwidth utilization and fairness for
VoIP and video conference data and packet loss for VoIP data and DCCP CCID3 has better
performance on delay and jitter for VoIP and video conference data and packet loss data for video
conference data.
Keywords:Fairness, UDP, DCCP, VoIP, Video conference

Perkembangan yang cepat dari


teknologi jaringan telah membuat aplikasi
multimedia memasuki dunia internet. Telepon
IP, video conference dan game online sudah
menjamur di kalangan masyarakat saat ini.
Kebanyakan dari aplikasi tersebut biasanya
menggunakan User Datagram Protocol (UDP)
daripada Transmission Control Protocol (TCP)
sebagai protokol transportnya.Pertama, TCP
menggunakan mekanisme mengirim ulang
kembali paket yang hilang, tetapi mengirimkan
data lama tidak diharapkan.Kedua, TCP

mengurangi kecepatan pengiriman secara tibatiba ketika mendeteksi paket yang hilang,
sehingga mengalami penurunan dalam Quality
of Service (QoS) dari pengguna.Ketiga, karena
TCP menjalankan mekanisme congestioncontrol yang menyebabkan penggunaan
utilisasi bandwidth berkurang jika berjalan
berdampingan dengan UDP (Lai, 2008).
Meningkatnya aplikasi multimedia
membuat trafik UDP tersebar luas di internet
yang bisa menyebabkan kemacetan jaringan
dan mengancam trafik TCP. Pada saat dua
Feri Setiawan Adinata, Jusak, Anjik Sukmaaji
JCONES Vol. 3, No. 1 (2014) Hal: 86

protokol ini berjalan bersama, UDP akan


menggunakan
hampir
seluruh
utilisasi
bandwidth yang ada dalam jaringan akibat dari
kecepatan pengiriman data yang tidak dapat
dikendalikan. Hal ini menyebabkan munculnya
persoalan fairness.Untuk mengatasi persoalan
ini, IETF mengajukan Datagram Congestion
Control Protocol dan menjadi standard pada
tahun 2006 sebagai protokol baru. DCCP
menawarkan pilihan congestion control ID 2
(CCID2) seperti TCP, CCID3 menggunakan
TCP-Friendly Rate Control (TFRC) dan
CCID4 dengan TCP-Friendly Rate Control for
Small Packet (TFRC-SP)(IANA, 2012). Tugas
akhir ini akan berfokus pada CCID2 dan
CCID3 di dalam penerapan DCCP. CCID2
menggunakan algoritma additive increase,
multiplicative decrease, cocok untuk aplikasi
yang membutuhkan kecepatan transfer data
secepat
mungkin.CCID3
mengimplementasikan TFRC, cocok untuk
aplikasi
real-time
yang
membutuhkan
throughput yang lebih lancar.
Saleem Bhatti dkk telah melakukan
pengujian tingkat fairness CCID2 dengan
beberapa varian TCP dan membuktikan CCID2
berjalan
dengan
baik
bersama
NewReno(Saleem
Bhatti,
2008).Lalu
bagaimana kinerja dan tingkat fairness DCCP
dan UDP saat berjalan bersama?Protokol
DCCP menggunakan transmisi yang bersifat
unreliable sehingga cocok untuk aplikasi
streaming multimedia (Lai, 2008).Sifat yang
unreliable juga dimiliki oleh UDP sehingga
pengujian lebih lanjut dibutuhkan untuk
mengukur tingkat fairness antara kedua
protokol ini.
Dalam tugas akhir ini juga akan
dilakukan analisis karakteristik UDP dengan
DCCP berdasarkan QoS dalam hubungannya
dengan trafik data multimedia. QoS
menggunakan parameter uji packet loss, delay,
jitter danutilisasibandwidth. Hal ini diharapkan
dapat memberikan manfaat dalam penggunaan
protokol untuk layanan data multimedia.

I. METODE
Analisis perbandingan unjuk kerja
protokol UDP dengan DCCP menggunakan
data multimedia ini dapat dijelaskan dengan
lebih baik melalui blok diagram seperti yang
terlihat pada Gambardi bawah ini:

Gambar1 Blok Diagram


Pada Gambar 1 dapat dikelompokkan
menjadi tiga bagian utama, yaitu bagian input
data, proses dan output yang berupa hasil
analisis perbandingan.
1. Bagian Input Data
Data inputan yang digunakan dalam
membandingkan kedua protokol didapat
dengan melakukan pembangkitan paket
data pada NS-2 dengan ukuran paket yang
bervariasi.
2. Proses
Data inputan dijalankan diatas
protokol UDP dan DCCP menggunakan
pemrograman TCL. NS-2 memanggil
program TCL sehingga didapatkan hasil
trace file dan simulasi pada NAM.Hasil
trace file diolah berdasarkan parameter uji
utilisasi bandwidth, delay, jitter, packet loss
danJFIdengan pemrograman perl.
3. Output
Bagian output menunjukan analisis
terhadap data yang dihasilkan berupa
analisis perbandingan utilisasi bandwidth,
analisis perbandingan delay, analisis
perbandingan
packet
loss,
analisis
perbandingan
jitter
dan
analisis
perbandingan fairness dari protokol UDP
Feri Setiawan Adinata, Jusak, Anjik Sukmaaji
JCONES Vol. 3, No. 1 (2014) Hal: 87

dengan DCCP.Analisis tersebut disajikan


dalam bentuk pembahasan berdasarkan
studi literatur dan simulasi yang telah
dilakukan pada bagian proses yang
nantinya dapat dipaparkan melalui tampilan
grafik.

n2 adalah pengirim, sedangkan node n5, n6


dan n7 merupakan penerima sedangkan
singlebottleneck link terdapat pada jalur
noden3-n4. Gambar 3.
3.Penghitungan

Parameter

Quality

of

Service
1. Perancangan Sistem

1. Utilisasi Bandwidth

Perancangan sistem ini menjelaskan


tentang langkah-langkah yang akan dilakukan,
lihat Gambar 2 diagram alir di bawah ini :
1.
Pengumpulan
Data dan
Parameter
Penelitian

Protokol
UDP,
DCCP

Data VoIP,
Video
conference

Menentuka
n parameter
penelitian

2. Desain dan
Pembuatan
Topologi

Menentuka
n topologi

Menentuka
n jumlah
node

Menentuka
n sumber
dan node
tujuan

3. Pembuatan
Skrip

Membuat skrip tcl


untuk ns2

4.
Menjalankan
Skrip

Memanggil skrip tcl


pada terminal

Membuat skrip perl


untuk olah data
menjalankan
network animator,
perl

5. Pengolahan
Data

Mengolah data hasil perl pada libre office


calculator dan melanjutkan perhitungan delay,
jitter dan fairness

6. Plotting

Membuat grafik utilisasi bandwidth, packet


loss, fairness, tabel delay dan jitter

Gambar2. Prosedur Pelaksanaan Penelitian


2. Desain Topologi
Model topologi yang digunakan adalah
topologidumb-bell.Penggunaan model ini
dikarenakan topologidumb-bell mempunyai
single bottleneck link dengan jumlah lebih dari
satu
pengirimdan
lebih
dari
satu
penerima.Topologi pengujian menggunakan
delapan node seperti pada Gambar 3.Pengujian
dengan topologi ini menggunakan algoritma
data multimedia dan protokolyang berbeda.

Utilisasi adalah ukuran seberapa sibuk


sumber daya yang ada. Dalam teori antrian,
utilisasi direpresentasi sebagai waktu server
melakukan layanan dan didefinisikan dengan
persamaan (Riadi & Wicaksono, 2011) berikut:

utility =
x 100%

dimana :
throughput:kecepatan transfer data yang
terpakai olehpelanggan pada satu waktubps
bandwidth= merupakan jumlah besaran
bandwidth yang tersedia (bps)
2. Packet Loss
Packet loss adalah jumlah paket yang
hilang saat pengiriman paket data ke tujuan,
kualitas terbaik pada jaringan LAN/WAN jika
jumlah losses palingkecil. Perhitungan
dilakukan
dengan
persamaan
(Khalid,
2010)berikut untuk mengetahui paket yang
hilang dalam satuan byte:
Packet loss = Jumlah paket dikirim jumlah
paket diterima
Selanjutnya packet loss dihitung
dengan persamaan (Riadi & Wicaksono, 2011)
berikut untuk menentukan paket hilang dalam
satuan presentase.

Packet Loss=
x 100%

dimana :
Pd = Paket yang mengalami drop (paket)
Ps = Paket yang dikirim (paket)
3. Delay
Gambar3 Topologi dumb-bell
Kedelapan node masing-masing yaitu
n0,n1,n2,n3,n4,n5, n6 dan n7. Node n0, n1 dan

Delay atau Latency adalah apabila


mengirimkan data sebesar 3Mbyte pada saat
jaringan sepi waktunya 5 menit tetapi pada saat
ramai sampai 15 menit, hal ini disebut latency.
Perhitungan delay menggunakan persamaan
(Khalid, 2010) berikut:
Feri Setiawan Adinata, Jusak, Anjik Sukmaaji
JCONES Vol. 3, No. 1 (2014) Hal: 88

Delay = Waktu paket (A) diterima Waktu


paket (A) dikirim

4. Jitter
Jitter, merupakan variasi delay antar
paket yang terjadi pada jaringan berbasis IP.
Jitter
dapat
dianalisis
berdasarkan
keterlambatan transmisi data dari pengirim dan
penerima dalam rentang waktu tertentu.
Perhitungan jitter menggunakan persamaan
(Khalid, 2010) berikut:
Jitter = delay (A) delay (B)
dimana:
delay (A) = delay of a current packet
delay (B) = delay of a previous packet
5. Fairness
Pengukuran fairness digunakan pada
jaringan komputer untuk menentukan apakah
usersatau aplikasi telah menerima sumber daya
yang adil. Sebuah metric yang digunakan
secara umum untuk menaksir fairness adalah
Jains
Fairness
Index
(JFI)
dengan
persamaan(Saleem Bhatti, 2008):
() =

=1 ()
2

=1 ()

Dimana 1/n J 1, N adalah


jumlah aliran, rn adalah nilai kelengkapan yang
ditaksir aliran yaitu nilai throughput yang
diukur. J = 1 berarti ada keseimbangan atau
kewajaran (fairness)pada semua aliran. J = 1/n
menunjukkan tidak ada fairness(Saleem Bhatti,
2008).

1. Data Simulasi
Data simulasi ini dijalankan pada
protokol UDP dan DCCP. Data simulasi
menggunakan data multimedia VoIP dan
videoconference. Paket dijalankan bersamaan
dengan data seperti pada Tabel 1.
Tabel 1 Data Simulasi
Data
Multimedia

Ukuran
Paket

Bit
rate

Bottleneck link

VoIP

160 kB

64 kb

100 kb

Video
Conference

1300 kB

256 kb

384 kb

2. Hasil
Pengujian pada percobaan 1 dan 2 (Tabel
1) dilakukan sebanyak dua kali.Pengujian
pertama, protokol UDP dijalankan mulai detik
ke-0.5 kemudian pada detik ke-5 protokol
DCCP dijalankan.Sebaliknya pada pengujian
kedua, protokol DCCP dijalankan terlebih
dahulu mulai detik ke-0.5 kemudian disusul
protokol UDP pada detik ke-5.
2.1.1 Utilisasi Bandwidth
Setelah dilakukan pengujian dengan
simulasi data yang telah ditentukan
sebelumnya,
didapatkan
hasil
utilisasi
bandwidth yang ditunjukkan dalam bentuk
grafik pada Gambar 4 sampai dengan Gambar
7.

II. HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil dari penelitian ini berupa hasil
penghitungan dan analisis dari parameterparameter

QoS

yang

akan

digunakan

sebagaiperbandingan unjuk kerja protokol

Gambar 4Utilisasi Bandwidth VoIP Saat UDP


Berjalan Lebih Dahulu

UDP dan DCCP dengan menggunakan data


streaming.

Feri Setiawan Adinata, Jusak, Anjik Sukmaaji


JCONES Vol. 3, No. 1 (2014) Hal: 89

Gambar 5Utilisasi Bandwidth Videoconference


Saat UDP Berjalan Lebih Dahulu

Gambar 8Packet Loss Data VoIP Saat UDP


Berjalan Lebih Dahulu

Gambar 6Utilisasi Bandwidth VoIP Saat DCCP


Berjalan Lebih Dahulu

Gambar 7Utilisasi Bandwidth Video


Conference Saat DCCP Berjalan Lebih Dahulu

Gambar 9 Packet Loss Data Video Conference


Saat UDP Berjalan Lebih Dahulu

Gambar 10 Packet Loss Data VoIP Saat DCCP


Berjalan Lebih Dahulu

Utilisasi bandwidth UDP lebih besar


daripada DCCP CCID2 dan DCCP CCID3
pada kedua data multimedia baik data VoIP
maupun video conference. Utilisasi bandwidth
UDP dengan protokol CCID2 sekitar 62% 36% untuk kedua data multimedia sedangkan
nilai utilisasi bandwidth UDP dengan CCID3
sekitar 62% - 24% untuk data VoIP dan 63% 35% untuk data video conference.
2.1.2 Packet Loss
Setelah dilakukan pengujian dengan
simulasi data yang telah ditentukan
sebelumnya, didapatkan hasil packet loss yang
ditunjukkan dalam bentuk grafik pada Gambar
8 sampai dengan Gambar 11.

Gambar 11 Packet Loss Data Video


Conference Saat DCCP Berjalan Lebih Dahulu
Packetloss CCID2 lebih besar terutama
pada detik-detik pertama CCID2 dijalankan
karena link dan buffer node dipenuhi dengan
protokol UDP. Pada Gambar 8,9,10,11 terlihat
packetloss CCID2 berangsur menurun. Hal ini
Feri Setiawan Adinata, Jusak, Anjik Sukmaaji
JCONES Vol. 3, No. 1 (2014) Hal: 90

dikarenakan CCID2 memiliki mekanisme


congestion
control
untuk
menghitung
congestionwindow
sehingga
seiring
berjalannya waktu, CCID2 bisa mengurangi
paket yang hilang seminimal mungkin.
Tabel 2 berikut ini adalah rata-rata packet
loss dalam bentuk prosentase untuk
memudahkan pengamatan.
Tabel 2 Packet loss
Packet
Loss

UDP

CCID2

UDP

CCID3

1.12 %

10.08 %

0.5 %

0.92 %

2.1.3 Delay dan Jitter


Tabel delay dan jitter dibagi menjadi dua
bagian. Bagian pertama tabel delay dan jitter
untuk data UDP dengan CCID2 ditunjukkan
pada Tabel 3sedangkan bagian kedua untuk
data UDP denganCCID3ditunjukkan pada
Tabel 4 Nilaidelaydan jitter pada tabel
didapatkan dari hasil rata-rata delay
keseluruhan percobaan.

penuh di bottleneck, paket menunggu di dalam


buffer node sehingga menambah waktu delay
(The VINT Project, 2011).Hasil delay dan
jitter ini belum cukup bagus untuk aplikasi
yang membutuhkan interaksi seperti VoIP dan
videoconference.
2.1.4 Fairness
Setelah dilakukan pengujian dengan
simulasi data yang telah ditentukan
sebelumnya, didapatkan hasil fairness yang
ditunjukkan dalam bentuk grafik pada Gambar
12 dan Gambar 13

Gambar 12Grafik Fairness Saat UDP Berjalan


Lebih Dahulu

Tabel 3Delay& JitterUDP dengan CCID2


UDP
Delay(s)

DCCP CCID-2

Jitter(s)

Delay(s)

Jitter(s)

VoIP
0.487

0.107

0.480

0.107

Video conference
0.767

0.175

0.765

0.176

Tabel 4Delay& Jitter UDP dengan CCID3


UDP
Delay(s)

DCCP CCID-3

Jitter(s)

Delay(s)

Jitter(s)

VoIP
0.029

0.005

0.032

0.006

Video conference
0.267

0.088

0.535

0.152

Dalam
pengujian
ini,
delay
dipengaruhi oleh kapasitas bandwidth pada
bottlenecklink dan bitrate yang dimiliki data
multimedia. Semakin besar bandwidth pada
bottlenecklink maka delay paket akan semakin
kecil dan kualitas semakin baik.Pada saat link

Gambar 13Grafik Fairness Saat DCCP


Berjalan Lebih Dahulu
fairness antara UDP dengan DCCP
CCID2 rata-rata bernilai 0.923 untuk data
VoIP dan video conference. Berbeda dengan
DCCP CCID3 yang memiliki tingkat fairness
yang berbeda antara menggunakan data VoIP
dan video conference.
III. KESIMPULAN
Berdasar hasil pengujian didapatkan
beberapa poin kesimpulan sebagai berikut:

Feri Setiawan Adinata, Jusak, Anjik Sukmaaji


JCONES Vol. 3, No. 1 (2014) Hal: 91

1. Sistem dapat berjalan dengan baik.


Network Simulator 2 dapat menjalankan
protokol UDP dan DCCP CCID2 / CCID3
menggunakan trafik data multimedia.
2. Kesimpulan analisis perbandingan unjuk
kerja dan fairness DCCP CCID2 dan DCCP
CCID3 terhadap UDP menggunakan data
multimedia dengan parameter uji utilisasi
bandwidth, packet loss, delay serta jitter.
a. Hasil pengujian menunjukkan bahwa
rata-rata utilisasi bandwidth data
VoIP antara protokol UDP dengan
CCID2 bernilai 61.60% (UDP) dan
37.31% (CCID2) sedangkan antara
protokol UDP dengan CCID3 bernilai
62.75% (UDP) dan 24.11% (CCID3).
Pada data video conference, utilisasi
bandwidth antara protokol UDP
dengan CCID2 bernilai 62.71%
(UDP)
dan
35.77%
(CCID2)
sedangkan antara protokol UDP
dengan CCID3 bernilai 63.26%
(UDP) dan 35.48% (CCID3).
Hasil
utilisasi
bandwidth
ini
menunjukkan bahwa penggunaan
CCID2 lebih baik daripada CCID3
jika
berjalan
secara
bersama
menggunakan data multimedia yang
sama.
b. Hasil packet loss data VoIP antara
protokol UDP dengan CCID2 bernilai
0.34% (UDP) dan 8.89% (CCID2)
sedangkan antara protokol UDP
dengan CCID3 bernilai 0.65% (UDP)
dan 10.25% (CCID3). Pada data video
conference, nilai packet loss antara
protokol UDP dengan CCID2 adalah
1.32% (UDP) dan 10.69% (CCID2)
sedangkan antara protokol UDP
dengan CCID3 bernilai 2.17% (UDP)
dan 10.50% (CCID3).
Besar packet loss masing-masing
protokol tersebut masih dapat
diterima pada penggunaan data
multimedia.Packet
loss
UDP
termasuk dalam kategori bagus karena
bernilai kurang dari 3% sedangkan
packet loss CCID2 dan CCID3
termasuk dalam kategori sedang
karena
bernilai
kurang
dari
15%.Menurut hasil pengujian ini
didapatkan kesimpulan bahwa packet
loss CCID2 lebih baik pada data VoIP
daripada CCID3 dan CCID3 lebih

c.

d.

e.

baik pada data video conference


daripada CCID2.
Hasil rata-rata delay data VoIP antara
protokol UDP dengan CCID2 bernilai
0.581 s (UDP) dan 0.573 s (CCID2)
sedangkan antara protokol UDP
dengan CCID3 bernilai 0.032 s (UDP)
dan 0.035 s (CCID3). Pada data video
conference, nilai delay antara protokol
UDP dengan CCID2 adalah 0.912 s
(UDP) dan 0.918 s (CCID2)
sedangkan antara protokol UDP
dengan CCID3 bernilai 0.316 s (UDP)
dan 0.638 s (CCID3).
Hasil rata-rata delay antar-protokol
pada pengujian ini menunjukkan
bahwa CCID3 memiliki delay lebih
baik daripada CCID2 pada kedua data
multimedia.
Hasil rata-rata jitter data VoIP antara
protokol UDP dengan CCID2 bernilai
0.125 s (UDP) dan 0.125 s (CCID2)
sedangkan antara protokol UDP
dengan CCID3 bernilai 0.004 s (UDP)
dan 0.004 s (CCID3). Pada data video
conference, nilai jitter antara protokol
UDP dengan CCID2 adalah 0.201 s
(UDP) dan 0.211 s (CCID2)
sedangkan antara protokol UDP
dengan CCID3 bernilai 0.101 s (UDP)
dan 0.179 s (CCID3).
Nilai rata-rata delay antar-protokol
pada pengujian ini menunjukkan
bahwa CCID3 memiliki delay lebih
baik daripada CCID2 pada kedua data
multimedia.
Tingkat fairness (JFI) UDP dengan
CCID2 pada data VoIP rata-rata
bernilai 0.93 sedangkan pada data
video conference bernilai 0.916.
Kedua nilai tersebut menunjukkan
bahwa penggunaan jalur akses pada
bottleneck-link antara kedua protokol
tersebut seimbang dan bagus karena
tidak didominasi oleh satu protokol
saja. Sedangkan JFI UDP dengan
CCID3 pada data VoIP rata-rata
bernilai 0.836 dan pada data video
conference bernilai 0.912.

Menurut
pengujian
yang
telah
dilakukan, hasil perbandingan unjuk kerja
berdasar parameter uji dan fairness di atas
didapatkan hasil akhir yang menunjukkan
Feri Setiawan Adinata, Jusak, Anjik Sukmaaji
JCONES Vol. 3, No. 1 (2014) Hal: 92

bahwa secara keseluruhan protokol DCCP


CCID2 memiliki kinerja yang lebih baik pada
sisi utilisasi bandwidth dan fairness untuk data
VoIP dan video conference serta packet loss
untuk data VoIP, sedangkan DCCP CCID3
memiliki kinerja lebih baik pada sisi delay dan
jitter untuk data VoIP dan video conference
serta packet loss untuk data video conference.

IV.DAFTAR PUSTAKA
IANA. (2012, September 14). DCCP
Parameters. Retrieved Maret 2013,
2013, from
http://www.iana.org/assignments/dccp
-parameters/dccpparameters.xml#dccp-parameters-1
Khalid, M. N. (2010). Simulation Based
Comparison of SCTP, DCCP and
UDP Using MPEG-4 Traffic Over
Mobile WiMAX/IEEE 802.16e.

Lai, Y.-C. (2008). DCCP: Transport Protocol


with Congestion Control and
Unreliability. 78-83.
Riadi, I., & Wicaksono, W. P. (2011).
Implementasi Quality of Service
Menggunakan Metode Hierarchical
Token Bucket. Yogyakarta:
Universitas Ahmad Dahlan.
Saleem Bhatti, M. B. (2008). A Comparative
Performance Evaluation of DCCP.
SPECTS, 433-439.
The VINT Project. (2011, November 4). The
ns Manual . formerly ns Notes and
Documentation.

Feri Setiawan Adinata, Jusak, Anjik Sukmaaji


JCONES Vol. 3, No. 1 (2014) Hal: 93

You might also like