Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

Effect of Weight Differences Sprouts Green Beans (Phaseolus radiatus L.

), the
consumption of oxygen (O2) in the Plant Respiration
Herliana Fazri, Rakatika

abstract
Every organism is an open system which is related to the environment through the
exchange of energy and matter continuously. In the flow of energy and chemical
cycles, plants need oxygen for growth and development process, although plants
also is a producer oksigen.Respirasi catabolism or decomposition of organic
compounds into inorganic compounds. Respiration as the process of oxidation of
organic matter that occurs in the cell and carries on aerobic or anaerobic. In
aerobic respiration takes oxygen and produced carbon dioxide and energy. Where
the stored energy generated back to hold life processes such as synthesis
(anabolism), motion and growth. Whereas in anaerobic respiration or respiration
known molecule has the same purpose as the aerobic respiration to get energy,
only the energy produced is much less than aerobic respiration. Process or
activity of a plant life varies, is evident from the results of the study authors about
the need of oxygen using mung bean sprouts (Phaseolus radiatus L.). Mung bean
sprouts (Phaseolus radiatus L.), can be used as a benchmark to determine the
oxygen requirements of the process of respiration-sprouts sprouts another. To
determine whether there is influence of gravity difference mung bean sprouts
(Phaseolus radiatus L.) to oxygen consumption in the process of plant respiration,
it is necessary to do an experiment with some treatments to look into the matter.
Keywords: green beans (Phaseolus radiatus L.), oxygen consumption and
respiration of plants.

Pengaruh Perbedaan Berat Kecambah Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.),


terhadap Konsumsi Oksigen (O2) dalam proses Respirasi Tumbuhan
Herliana fazri, Rakatika

Abstrak
Setiap organisme merupakan suatu sistem terbuka yang berhubungan dengan
lingkungan melalui pertukaran energi dan materi secara terus menerus. Di dalam
aliran energi dan siklus kimia, tumbuhan memerlukan oksigen untuk proses
pertumbuhan dan perkembangannya, meskipun tumbuhan juga adalah penghasil
oksigen.Respirasi merupakan proses katabolisme atau penguraian senyawa
organik menjadi senyawa anorganik. Respirasi sebagai proses oksidasi bahan
organik yang terjadi di dalam sel dan berlangsung secara aerobik maupun
anaerobik. Dalam respirasi aerob diperlukan oksigen dan dihasilkan
karbondioksida serta energi. Dimana energi yang tersimpan ditimbulkan kembali
untuk menyelenggarakan proses-proses kehidupan seperti sintesis (anabolisme),
gerak dan pertumbuhan. Sedangkan dalam respirasi anaerob atau dikenal respirasi
molekul mempunyai tujuan sama seperti respirasi aerob yaitu mendapatkan
energi, hanya saja energi yang dihasilkan jauh lebih sedikit dari respirasi aerob.
Proses atau kegiatan kehidupan suatu tanaman berbeda-beda, ini dibuktikan dari
hasil penelitian penulis tentang kebutuhan oksigen yang menggunakan kecambah
kacang hijau (Phaseolus radiatus L.). Kecambah kacang hijau (Phaseolus
radiatus L.), dapat dijadikan suatu pembanding untuk mengetahui kebutuhan
oksigen dari proses respirasi kecambah-kecambah yang lain. Untuk mengetahui
apakah ada pengaruh perbedaan berat kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus
L.) terhadap konsumsi oksigen dalam proses respirasi tumbuhan, maka perlu
dilakukan suatu eksperimen dengan beberapa perlakuan untuk mengkaji hal
tersebut.
Kata kunci : kacang hijau (Phaseolus radiatus L.), konsumsi oksigen dan
respirasi tumbuhan.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam biologi, tumbuhan merujuk pada organisme yang termasuk ke
dalam Regnum Plantae. Didalamnya termasuk organisme yang sangat biasa kita
kenal seperti pepohonan, semak, terna, rerumputan, paku-pakuan, lumut, serta
sejumlah alga hijau. Hampir anggota tumbuhan mendapatkan energi langsung dari
cahaya matahari melalui proses fotosintesis. Karena warna hijau amat dominan
pada anggota kerajaan ini, nama lain yang dipakai adalah tumbuhan hijau. Ciri
yang segera mudah dikenali pada tumbuhan adalah warna hijau yang dominan
akibat kandungan pigmen klorofil yang berperan vital dalam proses penangkapan
energi melalui fotosintesis. Dengan demikian, tumbuhan secara umum bersifat

autotrof. Karena sifatnya tersebut, tumbuhan selalu menempati posisi pertama


dalam rantai aliran energi melalui organisme hidup.
Pertumbuhan pada tumbuhan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor
luar berupa materi atau hal-hal yang terdapat di luar tanaman yang berdampak
pada tanaman itu, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Termasuk ke
dalam faktor luar adalah cahaya, temperatur, air, garam-garam mineral, iklim,
gravitasi bumi, dan lain-lain, dan faktor dalam berupa hormon-hormon yang
terlibat dalam pertumbuhan tanaman. Hormon merupakan substansi yang
dihasilkan oleh tumbuhan, biasanya dalam jumlah yang sangat sedikit yang
berfungsi secara fisiologis mengendalikan arah dan kecepatan tumbuh bagianbagian dari tumbuhan. Faktor-faktor dari proses perkecambahan tersebut akan
berdampak pula pada proses respirasi pada kecambah tanaman. Glukosa pada
kecambah dapat digunakan untuk membentuk senyawa organik lain seperti
selulosa dan dapat pula digunakan sebagai bahan bakar. Proses ini berlangsung
melalui respirasi seluler yang terjadi pada tumbuhan. Pada respirasi, glukosa dan
senyawa lain akan bereaksi dengan oksigen untuk menghasilkan karbondioksida,
air, dan energi kimia. Pembakaran membutuhkan oksigen, terjadi di dalam setiap
sel yang hidup. Energi yang diperoleh berupa energi kimia, yang digunakan untuk
berbagai aktivitas fisiologi dalam tubuh kecambah. Di samping itu, pembakaran
menghasilkan pula zat sisa berupa gas karbondioksida dan air.
Respirasi ini terdiri dari respirasi yang memerlukan oksigen dan respirasi
yang tidak memerlukan oksigen. Pada dasarnya, proses respirasi bertujuan untuk
mendapatkan energi yang digunakan dalam metabolisme dan proses pertumbuhan
serta perkembangan untuk menjadi sebuah tanaman dewasa. Kecambah yang
berbeda jenis dan beratnya, kebutuhan akan oksigennya bisa berbeda, karena di
dalamnya terdapat proses metabolik dan kandungan substrat respirasi yang
berbeda pula.
Dari sedikit penjelasan proses tersebut banyak fenomena-fenomena
secara kimia ataupun fisika dalam proses pertumbuhan tanaman. Dengan
meyakini bahwa setiap proses metabolisme dapat dijelaskan secara kimia atau
fisika, maka jelas bahwa pengetahuan dasar tentang prinsip-prinsip reaksi kimia
dan fisika merupakan bekal utama untuk mengkaji secara mendalam setiap
fenomena fisiologi tumbuhan.
Dari pemaparan tersebut di atas, maka penulis ingin mengetahui apakah
ada pengaruh perbedaan berat kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus L.),
pada konsumsi oksigen dalam proses respirasi tumbuhan. Oleh karena itu, untuk
mengetahuinya maka perlu dilakukan suatu eksperimen dengan beberapa
perlakuan untuk mengkaji hal tersebut lebih dalam.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :Apakah terdapat pengaruh perbedaan berat kecambah
kacang hijau (Phaseolus radiatus L.), terhadap konsumsi oksigen (O2) dalam
respirasi tumbuhan?.

Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh berat
kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus L.), terhadap konsumsi oksigen (O2)
dalam proses respirasi tumbuhan.
Manfaat Penelitian
1. Secara Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk Untuk membuktikan faktorfaktor pendukung dan penghambat proses respirasi pada kecambah tumbuhan
kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) dan penelitian ini diharapkan menjadi
dasar pemikiran dalam proses perkembangan ilmu pengetahuan, terutama
untuk SMA kelas XII semester 2 tentang respirasi.
2. Secara Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca untuk
dapat mengetahui pengaruh berat kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus
L.) terhadap konsumsi oksigen (O2) dalam proses respirasi tumbuhan dan
penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat Menambah wawasan pengetahuan
bagi penulis tentang proses respirasi kecambah kacang hijau (Phaseolus
radiatus L.). Menambah variasi dalam kegiatan penelitian tentang respirasi
tumbuhan, dan mendorong penulis untuk lebih kreatif dalam melakukan
penelitian yang lainnya.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen
dan rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap
(RAL).
Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu
variabel terikat dan variabel bebas.
1. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah konsumsi oksigen (O2) pada saat
proses respirasi berlangsung yang terindikasi oleh pergeseran eosin dalam pipa.
2. Variabel bebas pada penelitian ini adalah berat kecambah kacang hijau
(Phaseolus radiatus L.) yang berbeda, yaitu 1 gram, 2 gram, 3 gram, 4 gram,
dan 5 gram.
Populasi dan Sampel
Yang menjadi populasi dari penelitian ini adalah kecambah tanaman
kacang tanah (Arachis hypogaeaL.) sebanyak 300 gram, yang terdiri dari 20
bagian kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) dengan berat masingmasing 1 gram, 20 bagian kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) dengan
berat masing-masing 2 gram, 20 bagian kecambah kacang hijau (Phaseolus
radiatus L.) dengan berat masing-masing 3 gram, 20 bagian kecambah kacang
hijau (Phaseolus radiatus L.) dengan berat masing-masing 4 gram, 20 bagian
kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) dengan berat masing-masing 5
gram, dengan kriteria kecambah kacang tanah (Arachis hypogaeaL.) yang

berumur 4 hari dengan ciri-ciri kulit biji mengelupas, tumbuh plumula dan
radikula, dan belum tumbuh daun.
Jumlah plot percobaan sebanyak 25 plot, setiap plot berisi satu bagian
kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) sehingga jumlah sampel sebanyak
25 bagian kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) dengan 5 macam berat
yang berbeda yaitu, 5 bagian kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus L.)
dengan berat masing-masing 1 gram, 5 bagian kecambah kacang hijau (Phaseolus
radiatus L.) dengan berat masing-masing 2 gram, 5 bagian kecambah kacang
hijau (Phaseolus radiatus L.) dengan berat masing-masing 3 gram, 5 bagian
kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) dengan berat masing-masing 4
gram, dan 5 bagian kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) dengan berat
masing-masing 5 gram, sampel diambil secara acak dari populasi yang tersedia.
Disain Penelitian
Sesuai dengan masalah yang diteliti, maka untuk memudahkan dalam
penelitian ini diperlukan 5 perbadaan subyek penelitian, yaitu berat kecambah
kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) yang memiliki berat 1 gram, berat kecambah
kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) yang memiliki berat 2 gram, berat kecambah
kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) yang memiliki berat 3 gram, berat kecambah
kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) yang memiliki berat 4 gram, dan berat
kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) yang memiliki berat 5 gram.
Kemuadian masing-masing kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus L.)
tersebut dimasukan ke dalam respirometer sederhana untuk dilakukan eksperimen
selama 10 menit. Konsumsi oksigen yang dibutuhkan oleh kecambah kacang hijau
(Phaseolus radiatus L.) ditentukan dengan indikator berupa pergeseran eosin
dalam pipa kapiler respirometer.
Teknik Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan adalah konsumsi tertera pada pipa respirometer
sederhana setelah konsumsi oksigen pada kecambah kacang hijau (Phaseolus
radiatus L.) dengan variasi berat yang berbeda dalam waktu 10 menit adapun
parameter yang diukur adalah pergeseran eosin pada pipa kapiler respirometer
dalam satuan mililiter.
Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah
pedoman observasi berupa tabel sebagai berikut :

Tabel 1
Data Hasil Pengamatan Konsumsi Oksigen (O2) Kecambah Kacang
Hijau (Phaseolus radiatus L.) dalam Satuan Mililiter (ml)
Ulangan
Perlakuan (Treatment)
(Replikasi)
A
B
C
D
E
0,11
0,21
0,34
0,15
0,23
I
II
III
IV
V
Keterangan:
Perlakuan A:
Perlakuan B:
Perlakuan C:
Perlakuan D:
Perlakuan E:

0,15

0,45

0,25

0,24

0,37

0,12

0,15

0,36

0,13

0,37

0,12

0,40

0,18

0,04

0,32

0,10

0,17

0,40

0,20

0,30

Berat kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) 1 gram


Berat kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) 2 gram
Berat kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) 3 gram
Berat kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) 4 gram
Berat kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) 5 gram

Teknik Analisis Data


Dalam penelitian ini menggunakan metode eksperimen faktor tunggal
dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL), maka analisis datanya menggunakan
Analisis Sidik Ragam
Tabel 2
Hasil Perhitungan ANAVA
Sumber
Keragaman

Db

JK

Antar
Perlakuan

p = (t-1)
=4

JKP
0,15

KTp=

JKG
0,17

KTG=

Galat
Total

G = (ntt)
= 20
(nt-1)
24

KT

0,04

Fhitung
KTp
KTG
4,45

F (p ; G)
F0,05 F0,01
2,67

4,43

0,009

JKT
0,32

Berdasarkan hasil perhitungan ANAVA, diperoleh hasil Fhitung = 4,45, F0,01


= 4,43, sehingga Fhitung > F0,01 maka tolak H0 yang artinya berbeda sangat nyata
(Highly significant) antar perlakuan dalam proses respirasi tumbuhan. Karena
hasil perhitungan ANAVA tersebut menunjukan tolak H0, maka digunakan uji
lanjutan menggunakan uji Duncan, dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 3
Perbedaan Hasil Rata-rata Perlakuan
Perbedaan Rata-rata

RataPerlakuan
rata

0,12

0,15

0,03

0,28

0,13(**)

0,16(**)

0,31

0,03

0,16(**)

0,19(**)

0,32

0,01

0,04

0,17(**)

0,20(**)

LSR (5 %)

0,09

0,09

0,09

0,10

LSR (1 %)

0,12

0,13

0,13

0,13

Sedangkan hasil uji Duncan pada tabel perbedaan rata-rata perlakuan A


dengan B, A dengan C, A dengan E, D dengan B, D dengan C, dan D dengan E =
Highly Significant artinya memiliki perbedaan yang sangat nyata. Sedangakan A
dengan D, B dengan C, B dengan E, dan C dengan E = Non Significant artinya
tidak terdapat perbedaan.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil perhitungan ANAVA, diperoleh hasil Fhitung = 4,45, F0,01
= 4,43, sehingga Fhitung > F0,01 maka tolak H0 yang artinya berbeda sangat nyata
(Highly significant) antar perlakuan dalam proses respirasi tumbuhan. Sedangkan
hasil uji Duncan pada tabel perbedaan rata-rata perlakuan A dengan B, A dengan
C, A dengan E, D dengan B, D dengan C, dan D dengan E = Highly Significant
artinya memiliki perbedaan yang sangat nyata. Sedangakan A dengan D, B
dengan C, B dengan E, dan C dengan E = Non Significant artinya tidak terdapat
perbedaan.
Setiap organisme merupakan suatu sistem terbuka yang berhubungan
dengan lingkungan melalui pertukaran energi dan materi secara terus menerus. Di
dalam aliran energi dan siklus kimia, tumbuhan memerlukan oksigen untuk proses
pertumbuhan dan perkembangannya, meskipun tumbuhan juga adalah penghasil
oksigen.
Respirasi merupakan proses katabolisme atau penguraian senyawa organik
menjadi senyawa anorganik. Respirasi sebagai proses oksidasi bahan organik
yang terjadi di dalam sel dan berlangsung secara aerobik maupun anaerobik.
Dalam respirasi aerob diperlukan oksigen dan dihasilkan karbondioksida serta
7

energi. Dimana energi yang tersimpan ditimbulkan kembali untuk


menyelenggarakan proses-proses kehidupan seperti sintesis (anabolisme), gerak
dan pertumbuhan. Sedangkan dalam respirasi anaerob atau dikenal respirasi
molekul mempunyai tujuan sama seperti respirasi aerob yaitu mendapatkan
energi, hanya saja energi yang dihasilkan jauh lebih sedikit dari respirasi aerob.
Proses atau kegiatan kehidupan suatu tanaman berbeda-beda, ini
dibuktikan dari hasil penelitian penulis tentang kebutuhan oksigen yang
menggunakan kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus L.).
Hasil penelitian menunjukan terdapat perbedaan rata-rata konsumsi
oksigen tiap perlakuan, seperti grafik berikut :

(ml)
0.4
0.3
0.2
0.1
0
1

(gram)

Gambar 1
Grafik Hasil Rata-rata Konsumsi Oksigen Tiap Perlakuan
Berdasarkan grafik tersebut dapat dilihat hasil konsumsi oksigen (O2)
kecambah yang memperoleh rata-rata dari yang paling besar adalah perlakuan E
yaitu berat 5 gram, dengan memperoleh hasil rata-rata konsumsi oksigen 0,32
ml/10 menit, perlakuan C yaitu berat 3 gram dengan hasil 0,31 ml/10 menit,
perlakuan B yaitu berat 2 gram dengan hasil 0,28 ml/10 menit, perlakuan D yaitu
4 gram dengan hasil 0,15/10 menit. Sedangkan yang memperoleh rata-rata hasil
terendah adalah perlakuan A, yaitu dengan berat 1 gram dengan perolehan hasil
pergeseran eosin yaitu 0,12 ml/10 menit.
Dengan demikian dapat dilihat fluktuasi kebutuhan oksigen untuk setiap
perlakuan berbeda-beda. Dapat dikatakan banyak faktor pendukung perbedaan
rata-rata laju respirasi kecambah tersebut.
Seperti kita ketahui perkecambahan adalah proses pengaktifan kembali
aktivitas pertumbuhan embrionik axis di dalam biji yang secara visual dan
morfologis ditandai dengan terlihatnya radikula atau plumula yang menonjol
keluar dari biji.
Proses fisiologi dalam kecambah merupakan suatu rangkaian kompleks
dari perubahan-perubahan morfologi, fisiologi dan biokimia, seperti juga terjadi
pada kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus L.). Biasanya laju respirasi
kacang-kacangan cenderung lebih tinggi, hal ini dikarekan kacang-kacangan
mengandung pati dan rendah akan kandungan lemak atau minyak dimana lemak
8

banyak mengandung hidrogen dan rendah akan oksigen sehingga proses respirasi
lebih sedikit.
Pada grafik dapat dilihat pula bahwa berat kecambah kacang hijau
(Phaseolus radiatus L.) yang lebih berat tidak selalu menunjukan kebutuhan
oksigennya lebih banyak, hal ini berhubungan dengan ketersediaan substrat
sebagai makanan cadangannya.
Pada dasarnya tumbuhan dengan kandungan substrat yang rendah akan
melakukan respirasi dengan laju yang rendah pula, demikian sebaliknya bila
substratnya banyak maka laju respirasi akan meningkat. Tetapi ketersediaan
substrat yang tidak diimbangi dengan aktivasi enzim dapat menurunkan laju
respirasi, seperti enzim hidrolitik, endo glukanase, fosfatase, lipase dan
peptidase.
Kemudian ketersediaan oksigen juga mempengaruhi laju respirasi, tapi
peranannya sangat berbeda, tergantung pada jenis tumbuhan dan bahkan bagian
tumbuhan. Fluktuasi normal kandungan oksigen di udara tidak banyak
mempengaruhi laju respirasi, karena jumlah oksigen yang dibutuhkan tumbuhan
untuk berespirasi jauh lebih rendah dari oksigen yang tersedia di udara.
Selain itu pengaruh faktor suhu bagi laju respirasi tumbuhan sangat terkait
dengan faktor Q10, dimana umumnya laju reaksi respirasi akan meningkat untuk
setiap kenaikan suhu sebesar 10oC, namun hal ini tergantung pada masing-masing
spesies. Bagi sebagian besar bagian tumbuhan dan spesies tumbuhan, Q10 respirasi
biasanya 2,0 sampai 2,5 pada suhu antara 5 dan 25C. Bila suhu meningkat lebih
jauh sampai 30 atau 35C, laju respirasi tetap meningkat, tapi lebih lambat, jadi
Q10 mulai menurun.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan pada penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil
kesimpulan bahwa :
1. Hasil perhitungan statistik dengan menggunakan Analisis Varians (ANAVA)
Rancangan Acak Lengkap (RAL) membuktikan bahwa terdapat pengaruh
perbedaan berat kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) terhadap
konsumsi oksigen (O2) dalam proses respirasi tumbuhan. Hasil konsumsi
oksigen (O2) kecambah yang paling besar adalah perlakuan E yaitu berat 5
gram, dengan memperoleh hasil rata-rata 0,32 ml/10 menit. Sedangkan yang
memperoleh rata-rata konsumsi oksigen terendah adalah perlakuan A, yaitu
berat 1 gram dengan rata-rata 0,12 ml/10 menit.
2. Berdasarkan hasil uji Duncan pada tabel perbedaan rata-rata perlakuan terdapat
perbedaan yang sangat nyata antara perlakuan A - B, A - C, A - E, D - B, D C, dan D - E dengan dengan nilai | 1 - 2| > LSR (1%), dan A - D, B - C, B - E,
dan C E, tidak terdapat perbedaan dengan nilai | 1 - 2| LSR (5%).

Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian sebagaimana disebutkan di
atas, maka peneliti mengajukan saran-saran sebagai berikut :
1. Pada pelaksaan penelitian harus lebih ditingkatkan ketelitian dari tahapantahapan prosedur yang akan dilakukan.
2. Peneliti harus lebih mempersiapkan alat, bahan dan tempat yang akan
menunjang penelitian yang akan dilaksanakan.
3. Diperlukan ketelitian dalam pencatatan hasil penelitian respirasi karena skala
sangat kecil yaitu maksimal satu mililiter (ml) pada alat yang digunakan berupa
respirometer sederhana.
4. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan perbedaan berat kecambah sebagai
variabel bebas nya, untuk penelitian selanjutnya peneliti menyarankan untuk
mencoba veriabel bebas yang lainnya yang sesuai dan relevan dengan kondisi
yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2013). Respirometer Sederhana. [Online].
Tersedia: http://biologiaja.blogspot.com/2010/07/respirometer
sederhana.html [20 Januari 2013]
Anonim. (2010). Glikolisis. [Online].
Tersedia: http://biologipedia.blogspot.com/2010/10/glikolisis.html [18
Januari 2013]
Asmadani, Deya. (2010). Pertumbuhan Biji Kacang Hijau. [Online].
Tersedia: http://deyasmadani.blogspot.com/2010/04/pertumbuhan-bijikacang-hijau.html [18 Januari 2013]
Campbell, NeiL. A. (2010). Biologi Edisi 8 Jilid 1, Jakarta: Erlangga.
Croncuist, Arthur. (1981). An Intergrated System of Classification of Flowering
Plants. New York: Colombia University Press.
Hernawan, Edi. (2011). Dasar-dasar Rancangan Percobaan. Tasikmalaya:
Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Siliwangi Tasikmalaya.
Hidayat, Estiti .B. (1995). Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: ITB.
Hutchinson, J. (1973). The Families Flowering Plants Third Edition. London:
Oxford at The Clarendon Press.
Lakitan, Benyamin, (2007). Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Purwono dan Rudi Hartono. (2005). Kacang Hijau. Yogyakarta: Penebar
Swadaya.
Sutopo, Lita. (2010). Teknologi Benih Edisi Revisi. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Tjitrosoepomo, Gembong. (2007). Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Tjitrosoepomo, Gembong. (2010). Taksonomi Tumbuhan Spermatophyta.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

10

Riwayat Penulis
Herliana Fazri, adalah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi Universitas
Siliwangi, angkatan 2009 yang sedang melaksanakan penyusunan skripsi untuk
memperoleh gelar sarjana pendidikan (Lulusan tahun 2013)

11

You might also like