Publikasi Jurnal Patologi Klinik - Benuriadi PDF

You might also like

Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 11
SCA aun ae Dele INDONESIAN JOURNAL OF Clinical Pathology and Medical Laboratory Majalah Patologi Klinik Indonesia dan Laboratorium Medik rare (Maj. Pat. Kiin. \ a eect Mice) Surabaya oy Deere ra} Diterbitkan oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik Indonesia Dery ae eeu Crore oon Ao re geile) 1 Soe Recah POs eC ue Vol. 19, No. 1 Novernbber 2012 ISSN 0854-4263, INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL PATHOLOGY AND MEDICAL LABORATORY Majaich Patologi Klinik indonesia dan Laboratorium Medik Susunan Pengelola Jurnal Ilmiah Patologi Klinik Indonesia (ndonesian Journal of Clinical Pathology and Medical Laboratory) Pethimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik Indonesia Masa Bakti 2010-2013 (surat keputusan pengurus pusat PDSPATKLIN Nomor 06/PP-PATKLIN/VIII/2011 Tanggal 29 Agustus 2011) Pelindung: Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik Indonesia Ketua: Prihatini Wakil Ketua: Maimun Z. Arthamin Sekretaris: Dian Wahyu Utami Bendahara: Bastiana Bermawi Anggota: Osman D. Sianipar Penelaah Abli: Riadi Wirawan, AAG Sudewa, Rustadi Sosrosumihardjo, Rahayuningsih Dharma Penyunting Pelaksana: ‘Yuli Kumalawati, Ida Parwati, FM Yudayana, Krisnowatl, Tahono, Nurhayana Sennang Andi Nanggung, Sidarti Soehita, Purwanto, Jusak Nugraha, Endang Retnowati, aryati, Maimun Z, Arthamin, Noormartany Berlangganan: setelah melunasi iuran Bastiana Bermawi dr. SpPK, Bank Mandiri KCP SBY PDAM No AC: 142-00-1079020-1 Dr Moestopo 6-8 Surabaya, ajalah ijep@yahoo.com : Vol. 19, No. 1 November 2012 ISSN 0854.4263 INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL PATHOLOGY AND MEDICAL LABORATORY Majalah Patolog! Klinik Indonesia dan Laboratorium Medik DAFTAR ISI PENELITIAN Cryptosporidiosis Paru di HIV dan AIDS (Pulmonary Cryptosporidiosis in HIV and AIDS) JS. Hutagalung, R. Heru Prasetyo, Rrwin Astha THyono. as : 4 Bakteri Aerob dan Uji Kepekaan Antimikroba (Aerob Bacteria and Antimicrobial Susceptibility) Erviani Zuhriah, Nurhayana Sennang, Darmawaty ER, ‘Volume Plasma dan Faktor VIN dalam Kriopresipitat (Plasma Volume and Factor VII in Gryoprecipitated) Dian Widyaningrum, Purwanto AR Julia Setyati ons Perbandingan Pemerksaan Tigliserida Metode Glycerol Blanking dan Non Glycerol Blanking pala Sirosis Hepatis (Comparation Measurement of Triglycerides Glycerot Blanking and Non Glycerol Blanking Method in Liver Cirrhosis) Sri Widyaningsih, Leonita Anniwati, Juli Soemarsono. - 1418 Residu Leukosit dalam Thrombocyte Concentrate (The Residue of Leukocyte in Thrombocyte Concentrate) ‘Nurmalia PS, Purwanto AB Julia S ee 19.23 Kepekaan Antimikroba Kultur Darah di Sepsis Neonatal (Antimicrobial Sensitivity of Blood Culture in Neonatal Sepsis) ‘Tajuddin Noor, Nurhayana Sennang, Renny Rusl 24-29 ‘Angka Banding Netrofil/Limfosit Apendisitis Aku (Neutrophils Lymphocyte Ratio in Acute Appendici Yanty Tandirogang, Uleng Bahru, Mistmainnah, oe 20-83 Kunyit Putih dan Bush Mengkudu sebagai Hepatoprotektor Terkait Karbontetraklocida {Cura sedara and Mond crt as Hearprotetor Ais Crtontetrachovide) Suprapto Marat. - 3436 Mean Platelet Volume di Strok (Mean Platelet Volume in Stroke) ‘esse Rosmlatl, Sulina ¥ Wibawa, Darmawaty ER eee 37-40 Distribusi Serotipe Dengue di Surabaya Tahun 2012 (Dengue Serotype Distribution in Surabaya in ihe Year 2012) Aryati, Puspa Wardhani, Benedilaus Yohan, Eduardus Bimo Aksono HR. Tedjo Sasmono, 4144 ‘TELAAH PUSTAKA ‘Mycobacterium tuberculosis Sistem Imun Alamiah Terkait Penerimanya (M. tuberculosis in Innate Immunity Associated with the Receptors) Jusak Nugraha 45-50 Disstak ole (ord by) Airangea University Pres. (132/10.12/AUP-BNE), Kamps C Uni, Mulyrsjo Surabaya 60113, Indonesia, Telp. (31) 3992246, 3992247, Fs, (031) 5992248. E-mails aupsby‘rad.net i: aupaunatt@ pil com Kesalahanpenlisan (sua angaung jaa AUP LAPORAN KASUS Kanker Ovarium Disgerminoma (Ovarian Dysgerminomas Cancer) Hegaria Rahmawatl, Darmawaty ER, Ruland DN Paka MANAJEMEN LABORATORIUM Sistem Informasi dalam Pelayanan Laboratorium, (Unformation System in Laboratory Services) Henuriadi, Osman Slanipar, Guardian Yokt Sanjaya — INFORMASI LABORATORIUM MEDIK TERBARU. 0.00.00 ‘Ucapan terima kasih kepada penyunting Vol. 19 No. 1 November 2012 4Jusak Nugraha, FM, Jndajana, Juli Kumalawati, Endang Retnowati, Riaci Wirawan, ‘Osman Sianipar, AAG Sudewa Djelantik, Adi Koesoma Anan S155 56-62 MANAJEMEN LABORATORIUM, SISTEM INFORMASI DALAM PELAYANAN LABORATORIUM (Information System in Laboratory Services) ‘Renuriadi}, Osman Sianipar?, Guardian Yoki Sanjaya’ ABSTRACT ‘The development of information technology has altered the comventianel typ ofhospcal laboratory services, from mostly paper ased into computerized system, In term of quicker and easier, he ousput of computer-based information is useful for the improving healthcare services management. Laboratory services in the public hoeptals mostly used paper-based laboraary data processing, leading Co problems of accessibility, usability, clarity and completeness of che information. This study ams toto kriow how to develop a computer-based laboratory informarion system for a supporting laboratory management in the hospital toward in depth ane systematic assessment among relevant stakeholders. The study was conducrd ar Paya Public Hospital Central District of Lombok, Nusa Tenggara Barat. Five stages of rocotyping method were used forthe system development, namely: planning, designing, systems testing plo implementation and systern fvatuation. Data and informatie obtained eo observe inchs study were in-depth interviews and questionnaire dissemination. During the planning phase, there were four groups of information should be identified, which shouldbe required by he hospital management, laboratory staff physicians and other health providers and information fr the patent as wel. Following the need assessment, a conext lagram, Data Flow Diagram (DFC), structure of database, Entity Relationship Diagram (ERD), input and output designs were created. A prototype of eomputer-based laboratory information system was developed according to these systematic analysis and design. Evaluation ‘on users perception demonstrated that the prototype could provide laboratory information easly, understandable, as well as complete and useful for all group of users. In conclusion, developing information system that involved potential uses in hospital laboratory ut demonstrated its usefulness and this encouraged thae public hospitals should adopt computerized laboratory information systems, Key words: Laboratory services, prototyping, information systems ABSTRAK Perkembangan teknologi informasi telah mengubah pelayanan laboratorik dari yang secara konvensional (menggunakan ‘keras/manual) menjadi sistem informas! yang berlandaskan Komputer. Hal tu ilakukan, selain cepat dan mua, keluaran sister informasi yang beriandaskan komputer tersebut juga dapat digunakaan untuk kepentingan pengelolean sebagai upaya peningkatan ‘matt pelayanan, Pelavann informasilaboratorik di banyak rumah sakit umama daerah masih menggunakan cetakan di kertas yang bercampak pada permasalahan techadap penjangkauan informasi, Hal tersebut menjadiian penggunaan informasi menjadi kurang luas, dan keelasan serta Kelengkapan informasi pelayanan laboratorik kurang memadai. Penelitian int bertujuan untuk mengerahu ppengembangan sistem informasi laboratorik beriandaskan komputer dalam menduktung pelayanan di rumah sakitsecaraterata yang Sesuai dengan pihsk yang memesiukannya, Penelitian ii dilakukan di RSUD Peaya, Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat. Dalam keajian ini ada lima tingkatan cara pengembangan perpoladasaran (protoryping) yang diguosakan, yal: pereneanaan, rancangan, i ‘coba sistem, pelaksanaan pelengkapan periacls (plot implementasi) dan penilaian sistem. Dara dan informasi peneitian diperoleh ‘melalui pengamatan, wawancara dan penyebaran borang tanya jawab, Pada tlagkatan perencanazan, cerdapat empat (4) kelompok pengguna informaslaboratorik yang terkenal. Keempatkelompok tersebut antara lain alah: pihak pengelola rumah sakit, petugas laboratorium, peklinik dan petugas kedokteran lainnya, serta pasien/penderita rumah sakit. Setelak menganalisis keperluan kkoempat kelompok tersebut dilakukan, analisis dan rancangan sistem informesidilakukan dengan membuat diagram konteks, alur Gata, nubungan antartabel, dan tampilan input, kamus date, sertatampilan ousput. Kemuldian sebuah pola dasar dikemibangkan berdasarkan hasil analiss dan rancangan cersebut. Tingkatan uj coba sercaimplementasi dilakukan untuk mengenall kesalahan susunan kalimat/sintaks (pemeograman). Setelahtingkatan penilaian dilakukan, maka terihat bohwa pola dasar yang dibuat dapat menyediakan informas secara mudal, dapat dipalami, lebih lengkap dan tepat guna bagi keempat kelompok pengguna yang terkenali sebelumnya, Didasaritelitian ini dapat disimpulkan bahwa pengembangan sistem informas! yang melibatkan pengguna secara aktif dapat menunjukkan manfaae yang nyata. Didasaritelitian ini juga sangar disarankan bagi rumah saki¢ umum daerah ‘untuk dapat mengambi layanen informasilaboratorik yang beelandaskan teknolog informa. Kata kunci: Pelayanan laboratocium, prototping, sistem lnformasi 2 Program Studi tim Kesehatan Masyarakat, FK IGM, Yogyakarta Gelung IKM Lantai 3 Ruang 361, Fakultas Kedokteran J Farmeko, Sekip Uters, Yopyaarea. Email: smes@ugm-seid 2 Bagian/SME Patologé Klinik FK:UGM/ RSUP Dr Sare)to, Yogyakarta J. Kescharan 1 Sekp, Yogyakarta 55284 ~ Indonesia 56 PENDAHULUAN Penggunaan teknolog! informasi sudah dipandang perlu dilakukan dalam mengelola banyaknya transaksi data dan informasi laboratorik di rumah sakit. Yaitu mulai dari pencatatan jumlah pasien/penderita ‘dengan datanya, permintaan tolok ukur pemeriksaan. sampai pelaporan rutin baik harian maupun bulanan harus dilakukan di Unit Laboratorium. Mekanisme pekerjaan pencatatan dan pelaporan menjadi beban tersendiri bagi petugas laboratorium, selain tugas Uutama pelayanan. Sistem informasi terkomputerisasi dapat mengurangi beban pembuatan laporan dan penyediaan informasi untuk keperluan berbagai pihak melalui mekanisme otomatisasi yang disaranai oleh teknologi informasi.! Pengembangan penerapan sistem informasi manajemen laboratorium tersebut dapat mengurangi waktu dan juga mengurangi biaya pelayanannya2 Melanson et al..3-menambahkan sistem komputer dapat mengurangi waktu pengerjaan sampel di laboratorium, meningkatkan mutu dan efisiensi pekerjaan di laboratorium, meningkatkan daya keberhasilan, meningkatkan keamanan petugas laboratorium, memperkecil kesalahan, meningkatkan enanganan spesimen, yang pada akhirnya berdampak Positif bagi keselamatan pasien/penderita.? Di Indonesia, beban pencatatan untuk pelayanan Jaboratorium juga merupakan Kendala tertentu, yaitu tuntutan Kecepatan, kejelasan informasi dan pengambilan keputusan bergantung pada pencatatan yang berlangsung4 Upaya pemanfaatan teknologi informasi di sarana laboratorium sudah dilakukan ddan menunjukkan bukti manfaat yang berarti berupa Kecepatan pelayanan dan kemudahan komunikasi dengan pasicn/penderita.’ Peralatan laboratorium yang tergabung dalam sistem komputer dapat ‘menghindari pemasukan ulang hasil periksaan serta ‘mempercepat pelayanan laboratorium, sehingga dapat ‘mengoprimalisasi penggunaan laboratoriam.*°? Namun demikian, belum semua pelayanan laboratorium sudah memanfaatkan sistem yang terkomputerisasi.® Laboratorium klinik di Rumah Sakit Umum Daerah Praya (RSUD Praya) masih mengelola data secara konvensional (herdasarkan kertas bercetak/paper-based), sehingga _muncul beberapa permasalah yang sama seperti di tempat Jain. Padahal jumiah kunjungan pasien terus ‘mengalami peningkatan. Jumlah kunjungan pasien tercatat meningkat sebanyak 8,6% antara tahun 2009 sampai 2010. Rata-rata terdapat 61 pasien per hari yang harus dilayani oleh Unit Laboratorium dengan tolok ukur kurang lebih 248 macam pemeriksaan# Informasi yang banyak tersebut pengelolaannya memerluken penggunaan teknologi informasi untuk ‘membantu pelayanan dan penanganan administrasi di laboratorium RSUD Praya. Di samping tertib administrasi, peningkatan mucu layanan laboratorik melalui teknologi informasi juga sangat berpeluang kuat dalam meningkatkan pendapatan rumah sak. Peneliian ini bertujuan untuk mengetahui pengembangan pola dasar sistem —informasi laboratorium yang berlandaskan _elektronik di rumah sakit dengan mempertimbangkan keperiuan pengelolaan rumah sakit dan pelayanan laboraroriumnya, tenaga keschatan dan penggunanya (pasien/penderita). Di samping itu, mutu pola dasar yang dikembangkan dinilai berdasarkan_persepsi pengguna terhadap kemudahan jangkauannya, kemanfaatan bagi pengguna, kejelasan dan Kelengkapan informasi laboratorik. METODE, Penelitian dilakukan di Instalasi Laboratorium Klinik Rumah Sakit Umum Dacrah Praya (RSUD Praya), Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Dalam penelitan ini digunaken cara prototyping. Cara ini termasuk action research yang menekankan kerjasama antara peneliti dengan responden yang akan ‘menjadi/sebagai calon pengguna sistem. Responden sebanyak 14 dari berbagai tingkatan yaitu: pengelola rumah sakit, Unit Laboratorium, peklinik dan pasien terlibat dalam penelitian inj, Pendekatan prototyping dimulai dari pengenalian keperiuan pengguna, dan erancangan, ujicoba, serta penilaian sistemnya.!2 Pada tahap perancangan sistem _dilakukan pemodelan sistem dan rancangan input dan output sistem informasi laboratorium. — Penerapannya kemudian dikembangkan menggunakan Visual Basic 2008 dan Microsoft Access 2003. Tahap uji coba dilakukan dengan simulasi sistem di laboratorium untuk mengenali Kesalahan penyusunan kalimat ‘maupun logika."® Setelah kemungkinan kesalahan teknis tidak ada, sistem dicoba-laksanakan selama satu (1) bulan di RSUD Praya. Kemudian dilakukan penilaian dengan membagikan borang tanya javab kepada responden untuk mengetahui_persepsi pengguna terhadap mutu informasi yang dihasilkan oleh pola dasar. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengelolaan data dan informasi di Unit Laboratorium RSUD Praya berupa pencatatan jumlah pengunjung, hasil periksaan dan laporan rutin yang dihitung secara manual di buku catatan yang ada. Dalam praktisnya beberapa permasalahan muneul, seperti: kesulitan untuk ~memperoleh ‘Sistem tnformasidalen Pelayanan Tabortorium -Renuriadi 57 ‘kembali informasi pada saat diperlukan, pemeriksaan yang tidak tercatat atau hilang dan pengambilan keputusan pengelolaan tanpa disertai dasar yang kuat, Menurut Fatta'3, pengelotaan informasi yang konvensional sangat berdampak pada pengambilan keputusan, Permasalahan tersebut meliputi mekanisme pengumpulan data yang sulit, pengelolaan data secara ‘manual yang berdampak kepada ketelitian data serta ketersediaan informasi secara cepat (keterjangkawan informasi),° merupakan keadaan tertentu yang banyak dijumpai di rumah sakit, termasuk di Unit Laboratorium RSUD Praya, Bercermin pada permasalahan tersebut, penelitian ini telah dapat mengenali keperluan informasi bagi pengguna akhir (end user) pengguna sistem, mengembangkan sistem dalam mendukung pengelolean laboratorium, penilaian penerimaan pengguna terhadap pola dasar dan mengenali kekuatan keunggulan sistem berlandaskan komputer di rumah sakit, Keperluan informasi dalam pengelolaan laboratorium rumah sakit ‘Melalui pengamatan formal layanan laboratorium, alur pelayanan, jenis pemeriksaan laboratorik, jumlah pengunjung, dan pengenalian sumber daya serta wawancara terhadap responden, maka dapat diketahui sejumlah data dan informasi yang diperlukan ‘untuk mendukung pengelolaan Unit Laboratorium, Secara garis besar keperluan informasi ini dapat dikelompokkan menjadi empat (4) bagian seperti yang terlihat di Tabel 1 dan merupakan pernyataan keperiuan keterjangkauan data dari berbagai end user (pengguna sistem). Berdasarkan Tabel 1, kejelasan atau ketersediaan informasi pada dasarnya sangat diperlukan untuk menunjang pelayanan dan pengelolaan laboratorium. Beberapa informasi penting yang diperlukan antara lain adalah: biaya pemeriksaan laboratorik, penghitungan jasa sarana dan layanannya, pembuatan laporan hasil periksaan laboratorik serta laporan rucinnya untuk kepentingan pengelolaan. Namun demikian, beberapa penjelasan khusus diperlukan bagi kelompok tertentu, Contoh informasi pemakaian reagen, selain untuk perencanaan, juga dapat digunakan untuk penilaian terhadap jumlah pemeriksaan tertentu yang telah dilakukan. Hal ini penting bagi unit laboratorism sebagai pengendali terhadap pemeriksaan yang Lidak tercatat atau hilang. Kejelasan lama waktu pemeriksaan laboratorik juga akan sangat membantu baik untuk kelompok staf medis maupun pengguna laboratorium untuk memperkirakan bilamana hasil laboratorik dapat diambil Cakupan pengembangan sistem informasi di Iaboratorium Klinik Dengan memperhatikan keperluan di atas, beberapa ciri penting terkenali untuk pengembangan fem. Ciri tersebut antara Iain adalah: laporan ‘Tabel 1. Keperluan daa dan informs! berdasarkan Kelompok pengguna sistem ‘No. ___Kelompok pengguna sistem — 1 Pengelola Rumah Sakit (Kepala bidang pelayanan medi, Kepala seksi penunjang medik “Keperluan data dan informast Jumlah folok ukur pemeriksoan laboratorium Informasi pemaiaian reagen Data pengirim pemerlksaan laboratorium ib I Informas! pemeriksaan laborarorium yang tidak dapat diperiksa Tnformasi Ketepacan waktu pemerilsaan Iaboratorium (selisih lama wakta ‘pemeriksaan berdasorka bakuan yang sud ditetapkan) SJumlah pasien pengua)ung ke laboretorium Informast identtas pasien isi periksaan laboratorik Jumlahjasasarana dan pelayanan laboratorik Informasi pemakaian reagen Informasi pemeriksaan laboratorium yang tidak dapat diperiksa Informasi ketepatan wakta pemeriksaan laboratorium (sellsh Iams waka pemeriksaan berdasarkan bakuan yang sudah ditecapkan) ‘amlah pasien pengunjung ke laboratorium sil periksaan laboratorik Informasi pemeriksaan laboratortum yang dapat diperiksa Informaci biaya pemerisaan Inboratorik Informasi Keterangan hasil periksaan laboratorik ‘Informs! jasa pengirim pemeriksaan laboratorik Hasil periksaan Inboratorik Informasi pemeriksaan Inboratorium yang dapat diperiksa Tnforinasl blaya pereriksan Isboratorik Informasi wakra tunggu pemeriksaan laboratoril Infoemasi kererangan hasil periksoan laboratocik 2 Pengelola Laboratorium (Kepala Instalasi Laboratorium, Analis atau petugas laboratorium, Tenaga administras laboratorium) ppaneps 3 StafMedis (Dokter tugas dl rumah sakt, Kepala ruang rawat nap) 4 Pasien/penderita pengunjung Laboratorium (Penderita intemal rumah sakit, Pasien elsternal rumah sakir ‘Masyarakat uum) 5B Indonesian Jounal of Clinical Pathology and Medial Laboratory, ol. 19, No, 1, November 2011: 56-62 periksaan pasien/penderita; laporan dokter pengitim pasien/penderita; laporan jumlah pasien pengunjung; hhasil periksaan laboratorik; laporan rekapitulasi tolok vukur periksaan; laporan pemeriksaan laboratorium, ‘yang tidak dapat diperiksa; laporan perhitungan jasa Pengirim pemeriksaan; laporan penerimaan kasir (asa sarana dan layanan); laporan ketepatan waktu tunggu pemeriksaan. Informasi yang dihasilkan melalui ciri di atas berkaitan dengan kemudahan jangkauan, informasi laborarorik yang bermanfaat bagi semua stakeholder, lebih jelas dan lengkap. Dengan ciri tersebut, kegiatan pelayanan laboratorik di rumah sakit akan lebih tepat guna dan efisien. Khusus bagi petugas administrasi dan petugas laboratorium dalam hal pengumpulan data, analisis, pembuatan laporan sampai penyediaan informasi untuk pengambilan keputusan.!* Perancangan sistem Setelah keperluan sistem terkenali melalui pengamatan dan wawancata, sestiai dengan tahapan prototyping, perancangan sistem dilakukan dengan ‘mengenali diagram konteks, yaitu diagram tertentu yang mencerminkan interaksi berbagai kelompok Pengguna dengan sistem yang akan dibangun (Gambar 1). Secara teknis, tahap perancangan juga meliputi_pembuatan Daca Flow Diagram (DFD) yang menggambarkan pengumpulan data sampai penyajiannya, Pembuatan kamus data dan Entity Relationship Diagram (ERD) bertujuan untuk mengenali keperluan database yang akan digunakan dalam sistem. Contoh Mockup (contoh rancangan tampilan muka) baik tampilan tempat masuk data ‘maupun output (laporan) informasi juga dibuat di tahap petancangan ini. Rancangan diagram konteks sistem informasi di laboratorium Klinik yang akan dikembangkan dapat terlihat di Gambar 1 Dalam Gambar 1 terlihat berbagai kelompok pengguna yang dapat menjangkau pola dasar sistem informasi di laboratorium klinik. Keperluan informasi juga secara khusus berbeda antara satu kelompok dengan kelompok lainnya seperti yang dijelaskan dalam Tabel 1, Diagram konteks di atas menunjulkan Jangkauan pengguna terhadap informasi yang ada di dalam pola dasar. Pengembangan perangkat Junak dilakukan berdasarkan hasil_ perancangan {iperan nemasaionrangen,Lapersnjmlankunjungan i, Loparan aso oak, {tran pen paetean orsoru, por as pangn pemerkaaan Gambar 1. Diagram kontcks sistem informasi di laboratorium Klinik Rumah Sakit Umum Daerah Praya ‘Sister informas! dalam Playonan Laboratorium -Benuriadi 59 sistem dengan memasukkan fungsionalitas cir yang diinginkan, Untuk rancangan antar muka, sistem. dikembangkan menggunakan Visual Basic 2008, ssedangkan sistem pengelolaan database menggunakan ‘Microsoft Access 2003. Output dari pengembangan ini berupa pola dasar perangkat lunak sistem informasi i laboratorium klinik yang bersifat stand alone atau ‘untuk single user. Tampilan daftar sajian utama pola dasar yang baru dikembangkan terlihat di Gambar 2 ‘Model stand alone biasanya memiliki keterbatasan jangkauan. Pola dasar ini baru dapat dipasang di satu. komputer, dan keterjangkauan sistem hanya dapat dilakukan di komputer tersebut, Gambar 1 menunjukkan hanya kelompok pengguna pengelola Jaborarorik saja yang sementara ini dapat menjangkau sistem, Pengembangan ke arah multi user sangat mungkin dilakuken dengan_mempertimbangkan prasarana dan jaringan Local Area Network (LAN) di rumah sakit. Sayang, keterbatasan prasarana di RSUD Praya ini belum memungkinkan untuk pengembangan ppola dasar ke arah multi user. ‘Masih memerlukan manusia dalam intervensi ‘memasukkan ke tempat hasi) periksaan laboratorik, menyebabkan sistem ini rentanterhadap etepatan pemeriksaan. Pola dasar ini juga belum mengakomodasi konektifitas ke modalitas (terkait peralatan) laboratorik seperti yang dikembangkan di RS Semen Gresik® dan laboratory information system (US) pada umumaya® LIS memungkinkan otomatisasi pencatatan hasil periksaan laboratorik, sehingga dapat meningkatkan ketepatan informasi yang dihasilkan, ReaRR soso em evince Peaen tae Gambar 2, Tampilan daftar saian utama sistem informast «di Taboratorium Klinik Uji coba pola dasar Dua (2) tahap ui coba pola dasar dilakukan, yaita 1) fi teknis atau alpha testing dan 2) beta testing atau uji implementasi tahap awal. Secara teknis pola dasar yang baru dibuat tidak ditemukan keberadaan pengganggu (bugs) atau kesalahan susunan kalimat serta kesalahan logika. Kemudian simulasi selama satu (1) bulan atau beta testing di Unit Laboratorium yang melibatkan semua staf di unit terseburt, hasilnya ‘menunjukkan bahwa sistem ini mampu menyesuaikan keperluan pengguna, Namun demikian, hanya beberapa permintaan pemeriksaan per hari selama satu bulan yang dimasukkan ke dalam sistem tersebut. Dalam kurun waktu uji coba tersebut, terdapat 45 permintaan pemeriksaan laboratorik yang terdiri dari 69 tolok ukur pemeriksaan, Tolok ukur pemeriksaan terbanyak adalah gula darah sewakta (40,6%) Menuirut Nugroho! perpindahan dart sistem lama ke ‘yang baru memang harus dilakukan secara bertahap dan hati-hati untuk memastikan keberterimaan pengguna terhadapnya. Perpindahan dimulai dari iri yang paling mudah dan tidak membebani pengguna. Walaupun dilakukan secara stand alone dan pada petmintaan pemeriksaan laborstorik yang terbatas, semua keperluan informasi pengguna (abel 1) dapat dipenuli oleh sistem tersebut. Pola dasar dapat mengeluarkan laporan sesuai dengan ‘eperluan kelompok pengguna yang terkenali ditahap sebelumnya. Keuntungan lain dengan keberadaan sistem terkomputerisasi adalah Kesalahan pada penulisan hasil periksaan laboratorik berkurang, Di samping itu penyajian baik dari data hasil laboratorik maupun pelaporan rutin dapat dilakukan lebih cepat, sehingga berpeluang kuat dalam meningkatkan daya keberhasilan unit laboratorium.'® Pelayanan laboratorium dengan teknologi informasi juga dapat rmeningkatkan keptiasan pelanggan melalui kejelasan informasi, mengurangi biaya produksi yang berdampak pada peningkatan daya saing rumah sakit5 Penerimaan pengguna terhadap sistem informasi di laboratorium klinik Penerimaan pengguna merupakan ist penting dalam keberhasilan implementasi sistem terkomputerisasi atseuttae Kinaon— Rleghapon eeeagd Gambar 3, Graflk persepsi pengguna terhadap motu informesi pola dasar sistem Informasi di laboratorium tink 60 indonesian Journal of Clinical Pathology and Medical Laboratory, Wl. 19, No. 1, November 2011: 56-62 Berbagai publikasi kegagalan _implementasi sistem dikarenakan resistensi pengguna.”” Resistensi dimungkinkan karena sistem cenderung membebani pengguna dibandingkan dengan membantu rutinitas kesehariannya. Untuk itu, penerimaan pengguna di tahap penilaian dilakukan dengan menilai persepsi pengguna terhadap segi keterjangkauan, relevansi, Keejelasan dan kelengkapan informasi pola dasar yang dijalankan, Pertanyaan tertutup terdapat 28 buah dengan empat (4) skala Likert (sangat setuju sampai tidak setuju) yang mewakili keempat segi penilaian dan harus dijawab olch ke-14 responden, Jumlah keselurthan jawaban ke-14 responden untuk setiap segi kemudian dihitung dan disajikan, Gambar 3 menunjukkan persepsi pengguna terhadap mutu informasi berdasarkan hasil pola dasar. Secara keseluruhan responden sangat setuju dan setujt bahwa informasi laboratorik diperkuat oleh teknologi informasi yang mudah dijangkau atau diperoleh kembali, selain itu pengeluarannya relevan atau bermanfaat bagi pengguna, yaitu jelas dan Jengkap. Dengan demikian pola dasar sistem informasi untuk laboratorium klinik yang baru dibuat depat diterima dengan baik oleh semua responden, Sistem terkomputerisasi dapat menyediakan dan mengelola data lebih cepat dan_mudah.!® Sistem informasi dinyatakan berrmutu apabila informasi yang dihasilkan hhasil periksaan laboratorik dapat ~memuaskan pelanggan, mudah dilacak dan terdokumentasi dengan baik.!@ Oleh karena itu perbaikan mutu informasi di laboratorium Klinik merupakan keperluan penting tertentu bagi peningkatan mutu layanan di rumah sakit. Manfaat yang didapatkan pengguna terkait pengembangan sistem informasi di laboratorium Klinik RSUD Praya, yaitu dapat mempermudah pekerjaan baik oleh petugas administrasi laboratorium maupun analisnya dalam melayani pasien/penderita. Data an informasi hasil pola dasar juga dapat membantu atau. mendukung kegistan kepengelolaan dalam rangka peningkatan mutt pelayanan unit laboratorik dengan mengoptimalkan fungsi komputer yang berlandaskan elektronik sebagai penyedia data atau laporan laboratorik. Output tersebut diperlukan agar rumah sakit dapat mengetahui kinerja pelayanan di laborarorium dan ke depan juga dapat dijadikan sebagai acuan pada perencanaan dan pengembangan Jaboretorium klinik RSUD Praya. SIMPULAN DAN SARAN Telitian ini mengungkapkan keperluan informasi bagi empat (4) kelompok penggtina dalam pelayanan laboratorik. Keperluan informa digunakan sebatas al yang sederhana (hasil periksaan laboratorik) sampai ‘dengan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan dan perencanaan (kepentingan — pengelolaan), Pola dasar sistem informasi di laboratorium yang dikembangkan secara partisipatif SDM di RSUD Praya menunjukkan kebermanfaatan bagi semua Kelompok pengguna. Namun demikian, keterbatasan prasarana sistem informasi masih menjadi penghambat penggunaan pola dasar secara lebih luas. Dengan memperhatikan kekuatan _peluang teknologi informasi tersebut, maka penting bagi rumah sakit umum daeral untuk mengambil sistem informasi pengelolaan laboratorium. Namun demikian, perpindahan dari sistem yang lama ke yang baru harus dilakukan secara bertahap dengan pendampingan yang baik untuk menghadapi resistensi pengguna. Kekuatan peluang untuk menghubungkan modalitas laboratorium dengan pola dasar akan lebih memperbaiki peran teknologiinformasi dalam pengelolaan pelayanan laboratorik. Sebuah pengelolaan dashboard executive dalam bentuk grafik perlu ditambahkan untuk menampilkan petunjuk kinerja pelayanan laboratorik dengan real time bagi pengelola rumah sakit. DAFTAR PUSTAKA. 1. Tracy DS, Any L, A Validation Approach for Laboratory Informacion Management Systems. Journal of Validation ‘eehnology 2002; 91, 2. Hao, Gennari JH, Brinkley Ji H. Model Driven Laboratory Information Management Systems. Jounal fa Modern Foreign Literatures, 2006; 484-8, 4 Melanson SEE Lindeman NI, Jsrolim P Selecting Automation far the Cinial Chemistry Laboratory. Archives of pathology {& laboratory medicine (Ineernet|. 2007; Jul 131(7):1062— 9. Available from: butp://www.nebi.olm,nih.gov/ pubmed/17616952 4 Suhartanto, Raden S, Subkhan, Pengemangan Sistem Infrmas {aboracorum di Rall Laboratorum Kesehatan Yogvakara ni Forum Informatika Kesehatan Indonesia. 2011; = 5, MT Veronika Pasaribu, Kusnanto H, Octami A Evaluasi Akseptansi dan Kepuasan Pengguna Sistem Informasi Has Laboratorium on Lined! Kink Hab, Yogyakara. Mine Sem Informasi Manajemen Kesehatan FK UGM. 2011; 67-121 6, Pantanovitz, Henricks WH, Bodwith BA, Medical Laboratory Informatics. Cine in Laberstory Medicine Inet). 2007, 27(4): 823-43, Avalable fom: hnp//wnwwsciencediec.comn/ Ssence/aricle/pii/90272271207000803 7. Zaninowto M, Plebani M. The “Hospital Central Laboraory” Automation, Integration and Clinical Usefulness. Clinical chemistry and laboratory medicine: CCL / ##SCC Linteret. 2010; Jul (eted 2012 Jan 22} 48(7): 911-7. Availabe fom: btp:/wovnebi nlm nih go/pubmed/20459052 8. Yollwer N.Penerapan Laboratory Information Sytem di Rumah Seki tn: Forum Informatika Kesehatan Indonest.Yogyakara Forum Informatika Keschata Indonesia, 2010; 38-9. 9, SUD Praya.laporan Tahunan RSUD Pra, Lombok Tengo SUD Pray. 2010; 4 10. RSUD Pray Laporan Tehunan RSUD Preya, Lombok Tengah SUD Prava, 2009: 4 ‘Stuer ejormast dela Pelayenan Laborororium - Benurtadl 61 a. 12 13. x 62 Park W'S, Vi SY, Kim S-A, Song J, Kwak YH, Assocation beoveen the Implementation of Laboratory Information System and the Revenue, archives of Pathology. 2008; 128 (June): 766-71, Kir A Fengenalan Sistem Informas. Yogyakarta, And. 2003; 416-7, Fata H, Analisis dan Perancangan Sistem informa. Yogyakar, ‘And. 2007; 53 ‘Health Memes Network. Framework and Standards for Country ‘eal informacion Systems, 2” Ea, Switaeriand, Heals Metric. [Nework, World Health Organization (WHO), 2008; 47-9. 15. v. 18. ‘Nugrobo . Pengembangon, Implementasi, den Evaluai Sistem lnformasi Kesehatan (SiK). Yogyakarta, Andi. 2010; 109-112 Wolper LE Administrasi Layanan Kesehatan, Prisip, Praktik, Seroktur dan Penyampeian. Jakarta, Penerbit ESC, 2001; 6 Bhattacherjee A, Hikmet N. Physicians’ Resistance toward Healtheare Information Technologies: A Dual-Factor Model In: 40" Annual Hawail International Conference on System. Sciences, HICSS, 2007; 141-3. Dwi MN, Prazetijo AB, Hendoyo E. Implementasi Sistem ‘nformasi Rumah Sakic untuk Subsistem Laboratorium. Jurusat ‘ek lero, Universitas Diponegoro, 2011; 1-7. Indonesion Journal of Clinical Pathology and Medial Laboratory, Vo. 19, No. L, November 2011: 56-62

You might also like