SCA aun ae Dele
INDONESIAN JOURNAL OF
Clinical Pathology and
Medical Laboratory
Majalah Patologi Klinik Indonesia dan Laboratorium Medik
rare
(Maj. Pat. Kiin. \ a
eect Mice)
Surabaya oy
Deere ra}
Diterbitkan oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik Indonesia
Dery ae eeu Crore oon Ao re geile) 1
Soe Recah POs eC ueVol. 19, No. 1 Novernbber 2012 ISSN 0854-4263,
INDONESIAN JOURNAL OF
CLINICAL PATHOLOGY AND
MEDICAL LABORATORY
Majaich Patologi Klinik indonesia dan Laboratorium Medik
Susunan Pengelola Jurnal Ilmiah Patologi Klinik Indonesia
(ndonesian Journal of Clinical Pathology and Medical Laboratory)
Pethimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik Indonesia Masa Bakti 2010-2013
(surat keputusan pengurus pusat PDSPATKLIN Nomor 06/PP-PATKLIN/VIII/2011 Tanggal 29 Agustus 2011)
Pelindung:
Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik Indonesia
Ketua:
Prihatini
Wakil Ketua:
Maimun Z. Arthamin
Sekretaris:
Dian Wahyu Utami
Bendahara:
Bastiana Bermawi
Anggota:
Osman D. Sianipar
Penelaah Abli:
Riadi Wirawan, AAG Sudewa, Rustadi Sosrosumihardjo, Rahayuningsih Dharma
Penyunting Pelaksana:
‘Yuli Kumalawati, Ida Parwati, FM Yudayana, Krisnowatl, Tahono,
Nurhayana Sennang Andi Nanggung, Sidarti Soehita, Purwanto, Jusak Nugraha, Endang Retnowati,
aryati, Maimun Z, Arthamin, Noormartany
Berlangganan:
setelah melunasi iuran
Bastiana Bermawi dr. SpPK,
Bank Mandiri KCP SBY PDAM
No AC: 142-00-1079020-1
Dr Moestopo 6-8 Surabaya,
ajalah ijep@yahoo.com
:Vol. 19, No. 1 November 2012 ISSN 0854.4263
INDONESIAN JOURNAL OF
CLINICAL PATHOLOGY AND
MEDICAL LABORATORY
Majalah Patolog! Klinik Indonesia dan Laboratorium Medik
DAFTAR ISI
PENELITIAN
Cryptosporidiosis Paru di HIV dan AIDS
(Pulmonary Cryptosporidiosis in HIV and AIDS)
JS. Hutagalung, R. Heru Prasetyo, Rrwin Astha THyono. as : 4
Bakteri Aerob dan Uji Kepekaan Antimikroba
(Aerob Bacteria and Antimicrobial Susceptibility)
Erviani Zuhriah, Nurhayana Sennang, Darmawaty ER,
‘Volume Plasma dan Faktor VIN dalam Kriopresipitat
(Plasma Volume and Factor VII in Gryoprecipitated)
Dian Widyaningrum, Purwanto AR Julia Setyati ons
Perbandingan Pemerksaan Tigliserida Metode Glycerol Blanking dan Non Glycerol Blanking pala
Sirosis Hepatis
(Comparation Measurement of Triglycerides Glycerot Blanking and Non Glycerol Blanking Method in Liver
Cirrhosis)
Sri Widyaningsih, Leonita Anniwati, Juli Soemarsono. - 1418
Residu Leukosit dalam Thrombocyte Concentrate
(The Residue of Leukocyte in Thrombocyte Concentrate)
‘Nurmalia PS, Purwanto AB Julia S ee 19.23
Kepekaan Antimikroba Kultur Darah di Sepsis Neonatal
(Antimicrobial Sensitivity of Blood Culture in Neonatal Sepsis)
‘Tajuddin Noor, Nurhayana Sennang, Renny Rusl 24-29
‘Angka Banding Netrofil/Limfosit Apendisitis Aku
(Neutrophils Lymphocyte Ratio in Acute Appendici
Yanty Tandirogang, Uleng Bahru, Mistmainnah, oe 20-83
Kunyit Putih dan Bush Mengkudu sebagai Hepatoprotektor Terkait Karbontetraklocida
{Cura sedara and Mond crt as Hearprotetor Ais Crtontetrachovide)
Suprapto Marat. - 3436
Mean Platelet Volume di Strok
(Mean Platelet Volume in Stroke)
‘esse Rosmlatl, Sulina ¥ Wibawa, Darmawaty ER eee 37-40
Distribusi Serotipe Dengue di Surabaya Tahun 2012
(Dengue Serotype Distribution in Surabaya in ihe Year 2012)
Aryati, Puspa Wardhani, Benedilaus Yohan, Eduardus Bimo Aksono HR. Tedjo Sasmono, 4144
‘TELAAH PUSTAKA
‘Mycobacterium tuberculosis Sistem Imun Alamiah Terkait Penerimanya
(M. tuberculosis in Innate Immunity Associated with the Receptors)
Jusak Nugraha 45-50
Disstak ole (ord by) Airangea University Pres. (132/10.12/AUP-BNE), Kamps C Uni, Mulyrsjo Surabaya 60113, Indonesia,
Telp. (31) 3992246, 3992247, Fs, (031) 5992248. E-mails aupsby‘rad.net i: aupaunatt@ pil com
Kesalahanpenlisan (sua angaung jaa AUPLAPORAN KASUS
Kanker Ovarium Disgerminoma
(Ovarian Dysgerminomas Cancer)
Hegaria Rahmawatl, Darmawaty ER, Ruland DN Paka
MANAJEMEN LABORATORIUM
Sistem Informasi dalam Pelayanan Laboratorium,
(Unformation System in Laboratory Services)
Henuriadi, Osman Slanipar, Guardian Yokt Sanjaya —
INFORMASI LABORATORIUM MEDIK TERBARU. 0.00.00
‘Ucapan terima kasih kepada penyunting Vol. 19 No. 1 November 2012
4Jusak Nugraha, FM, Jndajana, Juli Kumalawati, Endang Retnowati, Riaci Wirawan,
‘Osman Sianipar, AAG Sudewa Djelantik, Adi Koesoma Anan
S155
56-62MANAJEMEN LABORATORIUM,
SISTEM INFORMASI DALAM PELAYANAN LABORATORIUM
(Information System in Laboratory Services)
‘Renuriadi}, Osman Sianipar?, Guardian Yoki Sanjaya’
ABSTRACT
‘The development of information technology has altered the comventianel typ ofhospcal laboratory services, from mostly paper ased
into computerized system, In term of quicker and easier, he ousput of computer-based information is useful for the improving healthcare
services management. Laboratory services in the public hoeptals mostly used paper-based laboraary data processing, leading Co problems
of accessibility, usability, clarity and completeness of che information. This study ams toto kriow how to develop a computer-based
laboratory informarion system for a supporting laboratory management in the hospital toward in depth ane systematic assessment among
relevant stakeholders. The study was conducrd ar Paya Public Hospital Central District of Lombok, Nusa Tenggara Barat. Five stages of
rocotyping method were used forthe system development, namely: planning, designing, systems testing plo implementation and systern
fvatuation. Data and informatie obtained eo observe inchs study were in-depth interviews and questionnaire dissemination. During
the planning phase, there were four groups of information should be identified, which shouldbe required by he hospital management,
laboratory staff physicians and other health providers and information fr the patent as wel. Following the need assessment, a conext
lagram, Data Flow Diagram (DFC), structure of database, Entity Relationship Diagram (ERD), input and output designs were created. A
prototype of eomputer-based laboratory information system was developed according to these systematic analysis and design. Evaluation
‘on users perception demonstrated that the prototype could provide laboratory information easly, understandable, as well as complete
and useful for all group of users. In conclusion, developing information system that involved potential uses in hospital laboratory ut
demonstrated its usefulness and this encouraged thae public hospitals should adopt computerized laboratory information systems,
Key words: Laboratory services, prototyping, information systems
ABSTRAK
Perkembangan teknologi informasi telah mengubah pelayanan laboratorik dari yang secara konvensional (menggunakan
‘keras/manual) menjadi sistem informas! yang berlandaskan Komputer. Hal tu ilakukan, selain cepat dan mua, keluaran sister
informasi yang beriandaskan komputer tersebut juga dapat digunakaan untuk kepentingan pengelolean sebagai upaya peningkatan
‘matt pelayanan, Pelavann informasilaboratorik di banyak rumah sakit umama daerah masih menggunakan cetakan di kertas yang
bercampak pada permasalahan techadap penjangkauan informasi, Hal tersebut menjadiian penggunaan informasi menjadi kurang
luas, dan keelasan serta Kelengkapan informasi pelayanan laboratorik kurang memadai. Penelitian int bertujuan untuk mengerahu
ppengembangan sistem informasi laboratorik beriandaskan komputer dalam menduktung pelayanan di rumah sakitsecaraterata yang
Sesuai dengan pihsk yang memesiukannya, Penelitian ii dilakukan di RSUD Peaya, Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat. Dalam
keajian ini ada lima tingkatan cara pengembangan perpoladasaran (protoryping) yang diguosakan, yal: pereneanaan, rancangan, i
‘coba sistem, pelaksanaan pelengkapan periacls (plot implementasi) dan penilaian sistem. Dara dan informasi peneitian diperoleh
‘melalui pengamatan, wawancara dan penyebaran borang tanya jawab, Pada tlagkatan perencanazan, cerdapat empat (4) kelompok
pengguna informaslaboratorik yang terkenal. Keempatkelompok tersebut antara lain alah: pihak pengelola rumah sakit, petugas
laboratorium, peklinik dan petugas kedokteran lainnya, serta pasien/penderita rumah sakit. Setelak menganalisis keperluan
kkoempat kelompok tersebut dilakukan, analisis dan rancangan sistem informesidilakukan dengan membuat diagram konteks, alur
Gata, nubungan antartabel, dan tampilan input, kamus date, sertatampilan ousput. Kemuldian sebuah pola dasar dikemibangkan
berdasarkan hasil analiss dan rancangan cersebut. Tingkatan uj coba sercaimplementasi dilakukan untuk mengenall kesalahan
susunan kalimat/sintaks (pemeograman). Setelahtingkatan penilaian dilakukan, maka terihat bohwa pola dasar yang dibuat
dapat menyediakan informas secara mudal, dapat dipalami, lebih lengkap dan tepat guna bagi keempat kelompok pengguna yang
terkenali sebelumnya, Didasaritelitian ini dapat disimpulkan bahwa pengembangan sistem informas! yang melibatkan pengguna
secara aktif dapat menunjukkan manfaae yang nyata. Didasaritelitian ini juga sangar disarankan bagi rumah saki¢ umum daerah
‘untuk dapat mengambi layanen informasilaboratorik yang beelandaskan teknolog informa.
Kata kunci: Pelayanan laboratocium, prototping, sistem lnformasi
2 Program Studi tim Kesehatan Masyarakat, FK IGM, Yogyakarta Gelung IKM Lantai 3 Ruang 361, Fakultas Kedokteran J Farmeko,
Sekip Uters, Yopyaarea. Email: smes@ugm-seid
2 Bagian/SME Patologé Klinik FK:UGM/ RSUP Dr Sare)to, Yogyakarta J. Kescharan 1 Sekp, Yogyakarta 55284 ~ Indonesia
56PENDAHULUAN
Penggunaan teknolog! informasi sudah dipandang
perlu dilakukan dalam mengelola banyaknya transaksi
data dan informasi laboratorik di rumah sakit. Yaitu
mulai dari pencatatan jumlah pasien/penderita
‘dengan datanya, permintaan tolok ukur pemeriksaan.
sampai pelaporan rutin baik harian maupun bulanan
harus dilakukan di Unit Laboratorium. Mekanisme
pekerjaan pencatatan dan pelaporan menjadi beban
tersendiri bagi petugas laboratorium, selain tugas
Uutama pelayanan. Sistem informasi terkomputerisasi
dapat mengurangi beban pembuatan laporan dan
penyediaan informasi untuk keperluan berbagai
pihak melalui mekanisme otomatisasi yang disaranai
oleh teknologi informasi.! Pengembangan penerapan
sistem informasi manajemen laboratorium tersebut
dapat mengurangi waktu dan juga mengurangi biaya
pelayanannya2 Melanson et al..3-menambahkan
sistem komputer dapat mengurangi waktu pengerjaan
sampel di laboratorium, meningkatkan mutu dan
efisiensi pekerjaan di laboratorium, meningkatkan
daya keberhasilan, meningkatkan keamanan petugas
laboratorium, memperkecil kesalahan, meningkatkan
enanganan spesimen, yang pada akhirnya berdampak
Positif bagi keselamatan pasien/penderita.?
Di Indonesia, beban pencatatan untuk pelayanan
Jaboratorium juga merupakan Kendala tertentu,
yaitu tuntutan Kecepatan, kejelasan informasi dan
pengambilan keputusan bergantung pada pencatatan
yang berlangsung4 Upaya pemanfaatan teknologi
informasi di sarana laboratorium sudah dilakukan
ddan menunjukkan bukti manfaat yang berarti berupa
Kecepatan pelayanan dan kemudahan komunikasi
dengan pasicn/penderita.’ Peralatan laboratorium
yang tergabung dalam sistem komputer dapat
‘menghindari pemasukan ulang hasil periksaan serta
‘mempercepat pelayanan laboratorium, sehingga dapat
‘mengoprimalisasi penggunaan laboratoriam.*°?
Namun demikian, belum semua pelayanan
laboratorium sudah memanfaatkan sistem yang
terkomputerisasi.® Laboratorium klinik di Rumah
Sakit Umum Daerah Praya (RSUD Praya) masih
mengelola data secara konvensional (herdasarkan
kertas bercetak/paper-based), sehingga _muncul
beberapa permasalah yang sama seperti di tempat
Jain. Padahal jumiah kunjungan pasien terus
‘mengalami peningkatan. Jumlah kunjungan pasien
tercatat meningkat sebanyak 8,6% antara tahun 2009
sampai 2010. Rata-rata terdapat 61 pasien per hari
yang harus dilayani oleh Unit Laboratorium dengan
tolok ukur kurang lebih 248 macam pemeriksaan#
Informasi yang banyak tersebut pengelolaannya
memerluken penggunaan teknologi informasi untuk
‘membantu pelayanan dan penanganan administrasi
di laboratorium RSUD Praya. Di samping tertib
administrasi, peningkatan mucu layanan laboratorik
melalui teknologi informasi juga sangat berpeluang
kuat dalam meningkatkan pendapatan rumah sak.
Peneliian ini bertujuan untuk mengetahui
pengembangan pola dasar sistem —informasi
laboratorium yang berlandaskan _elektronik
di rumah sakit dengan mempertimbangkan
keperiuan pengelolaan rumah sakit dan pelayanan
laboraroriumnya, tenaga keschatan dan penggunanya
(pasien/penderita). Di samping itu, mutu pola dasar
yang dikembangkan dinilai berdasarkan_persepsi
pengguna terhadap kemudahan jangkauannya,
kemanfaatan bagi pengguna, kejelasan dan
Kelengkapan informasi laboratorik.
METODE,
Penelitian dilakukan di Instalasi Laboratorium
Klinik Rumah Sakit Umum Dacrah Praya (RSUD
Praya), Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara
Barat. Dalam penelitan ini digunaken cara prototyping.
Cara ini termasuk action research yang menekankan
kerjasama antara peneliti dengan responden yang akan
‘menjadi/sebagai calon pengguna sistem. Responden
sebanyak 14 dari berbagai tingkatan yaitu: pengelola
rumah sakit, Unit Laboratorium, peklinik dan pasien
terlibat dalam penelitian inj, Pendekatan prototyping
dimulai dari pengenalian keperiuan pengguna, dan
erancangan, ujicoba, serta penilaian sistemnya.!2
Pada tahap perancangan sistem _dilakukan
pemodelan sistem dan rancangan input dan output
sistem informasi laboratorium. — Penerapannya
kemudian dikembangkan menggunakan Visual Basic
2008 dan Microsoft Access 2003. Tahap uji coba
dilakukan dengan simulasi sistem di laboratorium
untuk mengenali Kesalahan penyusunan kalimat
‘maupun logika."® Setelah kemungkinan kesalahan
teknis tidak ada, sistem dicoba-laksanakan selama
satu (1) bulan di RSUD Praya. Kemudian dilakukan
penilaian dengan membagikan borang tanya javab
kepada responden untuk mengetahui_persepsi
pengguna terhadap mutu informasi yang dihasilkan
oleh pola dasar.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengelolaan data dan informasi di Unit
Laboratorium RSUD Praya berupa pencatatan
jumlah pengunjung, hasil periksaan dan laporan
rutin yang dihitung secara manual di buku catatan
yang ada. Dalam praktisnya beberapa permasalahan
muneul, seperti: kesulitan untuk ~memperoleh
‘Sistem tnformasidalen Pelayanan Tabortorium -Renuriadi 57‘kembali informasi pada saat diperlukan, pemeriksaan
yang tidak tercatat atau hilang dan pengambilan
keputusan pengelolaan tanpa disertai dasar yang
kuat, Menurut Fatta'3, pengelotaan informasi yang
konvensional sangat berdampak pada pengambilan
keputusan, Permasalahan tersebut meliputi mekanisme
pengumpulan data yang sulit, pengelolaan data secara
‘manual yang berdampak kepada ketelitian data serta
ketersediaan informasi secara cepat (keterjangkawan
informasi),° merupakan keadaan tertentu yang
banyak dijumpai di rumah sakit, termasuk di
Unit Laboratorium RSUD Praya, Bercermin pada
permasalahan tersebut, penelitian ini telah dapat
mengenali keperluan informasi bagi pengguna
akhir (end user) pengguna sistem, mengembangkan
sistem dalam mendukung pengelolean laboratorium,
penilaian penerimaan pengguna terhadap pola
dasar dan mengenali kekuatan keunggulan sistem
berlandaskan komputer di rumah sakit,
Keperluan informasi dalam pengelolaan
laboratorium rumah sakit
‘Melalui pengamatan formal layanan laboratorium,
alur pelayanan, jenis pemeriksaan laboratorik,
jumlah pengunjung, dan pengenalian sumber daya
serta wawancara terhadap responden, maka dapat
diketahui sejumlah data dan informasi yang diperlukan
‘untuk mendukung pengelolaan Unit Laboratorium,
Secara garis besar keperluan informasi ini dapat
dikelompokkan menjadi empat (4) bagian seperti
yang terlihat di Tabel 1 dan merupakan pernyataan
keperiuan keterjangkauan data dari berbagai end user
(pengguna sistem).
Berdasarkan Tabel 1, kejelasan atau ketersediaan
informasi pada dasarnya sangat diperlukan untuk
menunjang pelayanan dan pengelolaan laboratorium.
Beberapa informasi penting yang diperlukan antara lain
adalah: biaya pemeriksaan laboratorik, penghitungan
jasa sarana dan layanannya, pembuatan laporan hasil
periksaan laboratorik serta laporan rucinnya untuk
kepentingan pengelolaan. Namun demikian, beberapa
penjelasan khusus diperlukan bagi kelompok tertentu,
Contoh informasi pemakaian reagen, selain untuk
perencanaan, juga dapat digunakan untuk penilaian
terhadap jumlah pemeriksaan tertentu yang telah
dilakukan. Hal ini penting bagi unit laboratorism
sebagai pengendali terhadap pemeriksaan yang
Lidak tercatat atau hilang. Kejelasan lama waktu
pemeriksaan laboratorik juga akan sangat membantu
baik untuk kelompok staf medis maupun pengguna
laboratorium untuk memperkirakan bilamana hasil
laboratorik dapat diambil
Cakupan pengembangan sistem informasi di
Iaboratorium Klinik
Dengan memperhatikan keperluan di atas,
beberapa ciri penting terkenali untuk pengembangan
fem. Ciri tersebut antara Iain adalah: laporan
‘Tabel 1. Keperluan daa dan informs! berdasarkan Kelompok pengguna sistem
‘No. ___Kelompok pengguna sistem —
1 Pengelola Rumah Sakit
(Kepala bidang pelayanan medi,
Kepala seksi penunjang medik
“Keperluan data dan informast
Jumlah folok ukur pemeriksoan laboratorium
Informasi pemaiaian reagen
Data pengirim pemerlksaan laboratorium
ib
I
Informas! pemeriksaan laborarorium yang tidak dapat diperiksa
Tnformasi Ketepacan waktu pemerilsaan Iaboratorium (selisih lama wakta
‘pemeriksaan berdasorka bakuan yang sud ditetapkan)
SJumlah pasien pengua)ung ke laboretorium
Informast identtas pasien
isi periksaan laboratorik
Jumlahjasasarana dan pelayanan laboratorik
Informasi pemakaian reagen
Informasi pemeriksaan laboratorium yang tidak dapat diperiksa
Informasi ketepatan wakta pemeriksaan laboratorium (sellsh Iams waka
pemeriksaan berdasarkan bakuan yang sudah ditecapkan)
‘amlah pasien pengunjung ke laboratorium
sil periksaan laboratorik
Informasi pemeriksaan laboratortum yang dapat diperiksa
Informaci biaya pemerisaan Inboratorik
Informasi Keterangan hasil periksaan laboratorik
‘Informs! jasa pengirim pemeriksaan laboratorik
Hasil periksaan Inboratorik
Informasi pemeriksaan Inboratorium yang dapat diperiksa
Tnforinasl blaya pereriksan Isboratorik
Informasi wakra tunggu pemeriksaan laboratoril
Infoemasi kererangan hasil periksoan laboratocik
2 Pengelola Laboratorium
(Kepala Instalasi Laboratorium,
Analis atau petugas laboratorium,
Tenaga administras laboratorium)
ppaneps
3 StafMedis
(Dokter tugas dl rumah sakt, Kepala
ruang rawat nap)
4 Pasien/penderita pengunjung
Laboratorium
(Penderita intemal rumah sakit,
Pasien elsternal rumah sakir
‘Masyarakat uum)
5B Indonesian Jounal of Clinical Pathology and Medial Laboratory, ol. 19, No, 1, November 2011: 56-62periksaan pasien/penderita; laporan dokter pengitim
pasien/penderita; laporan jumlah pasien pengunjung;
hhasil periksaan laboratorik; laporan rekapitulasi tolok
vukur periksaan; laporan pemeriksaan laboratorium,
‘yang tidak dapat diperiksa; laporan perhitungan jasa
Pengirim pemeriksaan; laporan penerimaan kasir (asa
sarana dan layanan); laporan ketepatan waktu tunggu
pemeriksaan.
Informasi yang dihasilkan melalui ciri di atas
berkaitan dengan kemudahan jangkauan, informasi
laborarorik yang bermanfaat bagi semua stakeholder,
lebih jelas dan lengkap. Dengan ciri tersebut, kegiatan
pelayanan laboratorik di rumah sakit akan lebih tepat
guna dan efisien. Khusus bagi petugas administrasi
dan petugas laboratorium dalam hal pengumpulan
data, analisis, pembuatan laporan sampai penyediaan
informasi untuk pengambilan keputusan.!*
Perancangan sistem
Setelah keperluan sistem terkenali melalui
pengamatan dan wawancata, sestiai dengan tahapan
prototyping, perancangan sistem dilakukan dengan
‘mengenali diagram konteks, yaitu diagram tertentu
yang mencerminkan interaksi berbagai kelompok
Pengguna dengan sistem yang akan dibangun
(Gambar 1). Secara teknis, tahap perancangan juga
meliputi_pembuatan Daca Flow Diagram (DFD)
yang menggambarkan pengumpulan data sampai
penyajiannya, Pembuatan kamus data dan Entity
Relationship Diagram (ERD) bertujuan untuk
mengenali keperluan database yang akan digunakan
dalam sistem. Contoh Mockup (contoh rancangan
tampilan muka) baik tampilan tempat masuk data
‘maupun output (laporan) informasi juga dibuat di
tahap petancangan ini. Rancangan diagram konteks
sistem informasi di laboratorium Klinik yang akan
dikembangkan dapat terlihat di Gambar 1
Dalam Gambar 1 terlihat berbagai kelompok
pengguna yang dapat menjangkau pola dasar sistem
informasi di laboratorium klinik. Keperluan informasi
juga secara khusus berbeda antara satu kelompok
dengan kelompok lainnya seperti yang dijelaskan
dalam Tabel 1, Diagram konteks di atas menunjulkan
Jangkauan pengguna terhadap informasi yang ada
di dalam pola dasar. Pengembangan perangkat
Junak dilakukan berdasarkan hasil_ perancangan
{iperan nemasaionrangen,Lapersnjmlankunjungan i, Loparan aso oak,
{tran pen paetean orsoru, por as pangn pemerkaaan
Gambar 1.
Diagram kontcks sistem informasi di laboratorium Klinik Rumah Sakit Umum Daerah Praya
‘Sister informas! dalam Playonan Laboratorium -Benuriadi 59sistem dengan memasukkan fungsionalitas cir yang
diinginkan, Untuk rancangan antar muka, sistem.
dikembangkan menggunakan Visual Basic 2008,
ssedangkan sistem pengelolaan database menggunakan
‘Microsoft Access 2003. Output dari pengembangan ini
berupa pola dasar perangkat lunak sistem informasi
i laboratorium klinik yang bersifat stand alone atau
‘untuk single user. Tampilan daftar sajian utama pola
dasar yang baru dikembangkan terlihat di Gambar 2
‘Model stand alone biasanya memiliki keterbatasan
jangkauan. Pola dasar ini baru dapat dipasang di
satu. komputer, dan keterjangkauan sistem hanya
dapat dilakukan di komputer tersebut, Gambar 1
menunjukkan hanya kelompok pengguna pengelola
Jaborarorik saja yang sementara ini dapat menjangkau
sistem, Pengembangan ke arah multi user sangat
mungkin dilakuken dengan_mempertimbangkan
prasarana dan jaringan Local Area Network (LAN) di
rumah sakit. Sayang, keterbatasan prasarana di RSUD
Praya ini belum memungkinkan untuk pengembangan
ppola dasar ke arah multi user.
‘Masih memerlukan manusia dalam intervensi
‘memasukkan ke tempat hasi) periksaan laboratorik,
menyebabkan sistem ini rentanterhadap
etepatan pemeriksaan. Pola dasar ini juga belum
mengakomodasi konektifitas ke modalitas (terkait
peralatan) laboratorik seperti yang dikembangkan di
RS Semen Gresik® dan laboratory information system
(US) pada umumaya® LIS memungkinkan otomatisasi
pencatatan hasil periksaan laboratorik, sehingga dapat
meningkatkan ketepatan informasi yang dihasilkan,
ReaRR soso em evince
Peaen tae
Gambar 2, Tampilan daftar saian utama sistem informast
«di Taboratorium Klinik
Uji coba pola dasar
Dua (2) tahap ui coba pola dasar dilakukan, yaita
1) fi teknis atau alpha testing dan 2) beta testing
atau uji implementasi tahap awal. Secara teknis pola
dasar yang baru dibuat tidak ditemukan keberadaan
pengganggu (bugs) atau kesalahan susunan kalimat
serta kesalahan logika. Kemudian simulasi selama
satu (1) bulan atau beta testing di Unit Laboratorium
yang melibatkan semua staf di unit terseburt, hasilnya
‘menunjukkan bahwa sistem ini mampu menyesuaikan
keperluan pengguna, Namun demikian, hanya
beberapa permintaan pemeriksaan per hari selama
satu bulan yang dimasukkan ke dalam sistem tersebut.
Dalam kurun waktu uji coba tersebut, terdapat 45
permintaan pemeriksaan laboratorik yang terdiri dari
69 tolok ukur pemeriksaan, Tolok ukur pemeriksaan
terbanyak adalah gula darah sewakta (40,6%)
Menuirut Nugroho! perpindahan dart sistem lama ke
‘yang baru memang harus dilakukan secara bertahap
dan hati-hati untuk memastikan keberterimaan
pengguna terhadapnya. Perpindahan dimulai dari
iri yang paling mudah dan tidak membebani
pengguna. Walaupun dilakukan secara stand alone
dan pada petmintaan pemeriksaan laborstorik yang
terbatas, semua keperluan informasi pengguna
(abel 1) dapat dipenuli oleh sistem tersebut. Pola
dasar dapat mengeluarkan laporan sesuai dengan
‘eperluan kelompok pengguna yang terkenali ditahap
sebelumnya.
Keuntungan lain dengan keberadaan sistem
terkomputerisasi adalah Kesalahan pada penulisan
hasil periksaan laboratorik berkurang, Di samping
itu penyajian baik dari data hasil laboratorik maupun
pelaporan rutin dapat dilakukan lebih cepat,
sehingga berpeluang kuat dalam meningkatkan
daya keberhasilan unit laboratorium.'® Pelayanan
laboratorium dengan teknologi informasi juga dapat
rmeningkatkan keptiasan pelanggan melalui kejelasan
informasi, mengurangi biaya produksi yang berdampak
pada peningkatan daya saing rumah sakit5
Penerimaan pengguna terhadap sistem
informasi di laboratorium klinik
Penerimaan pengguna merupakan ist
penting dalam keberhasilan implementasi sistem
terkomputerisasi
atseuttae Kinaon— Rleghapon
eeeagd
Gambar 3, Graflk persepsi pengguna terhadap motu
informesi pola dasar sistem Informasi di
laboratorium tink
60 indonesian Journal of Clinical Pathology and Medical Laboratory, Wl. 19, No. 1, November 2011: 56-62Berbagai publikasi kegagalan _implementasi
sistem dikarenakan resistensi pengguna.”” Resistensi
dimungkinkan karena sistem cenderung membebani
pengguna dibandingkan dengan membantu rutinitas
kesehariannya. Untuk itu, penerimaan pengguna di
tahap penilaian dilakukan dengan menilai persepsi
pengguna terhadap segi keterjangkauan, relevansi,
Keejelasan dan kelengkapan informasi pola dasar
yang dijalankan, Pertanyaan tertutup terdapat 28
buah dengan empat (4) skala Likert (sangat setuju
sampai tidak setuju) yang mewakili keempat segi
penilaian dan harus dijawab olch ke-14 responden,
Jumlah keselurthan jawaban ke-14 responden untuk
setiap segi kemudian dihitung dan disajikan, Gambar
3 menunjukkan persepsi pengguna terhadap mutu
informasi berdasarkan hasil pola dasar.
Secara keseluruhan responden sangat setuju dan
setujt bahwa informasi laboratorik diperkuat oleh
teknologi informasi yang mudah dijangkau atau
diperoleh kembali, selain itu pengeluarannya relevan
atau bermanfaat bagi pengguna, yaitu jelas dan
Jengkap. Dengan demikian pola dasar sistem informasi
untuk laboratorium klinik yang baru dibuat depat
diterima dengan baik oleh semua responden, Sistem
terkomputerisasi dapat menyediakan dan mengelola
data lebih cepat dan_mudah.!® Sistem informasi
dinyatakan berrmutu apabila informasi yang dihasilkan
hhasil periksaan laboratorik dapat ~memuaskan
pelanggan, mudah dilacak dan terdokumentasi dengan
baik.!@ Oleh karena itu perbaikan mutu informasi di
laboratorium Klinik merupakan keperluan penting
tertentu bagi peningkatan mutu layanan di rumah
sakit.
Manfaat yang didapatkan pengguna terkait
pengembangan sistem informasi di laboratorium Klinik
RSUD Praya, yaitu dapat mempermudah pekerjaan
baik oleh petugas administrasi laboratorium maupun
analisnya dalam melayani pasien/penderita. Data
an informasi hasil pola dasar juga dapat membantu
atau. mendukung kegistan kepengelolaan dalam
rangka peningkatan mutt pelayanan unit laboratorik
dengan mengoptimalkan fungsi komputer yang
berlandaskan elektronik sebagai penyedia data atau
laporan laboratorik. Output tersebut diperlukan agar
rumah sakit dapat mengetahui kinerja pelayanan
di laborarorium dan ke depan juga dapat dijadikan
sebagai acuan pada perencanaan dan pengembangan
Jaboretorium klinik RSUD Praya.
SIMPULAN DAN SARAN
Telitian ini mengungkapkan keperluan informasi
bagi empat (4) kelompok penggtina dalam pelayanan
laboratorik. Keperluan informa digunakan sebatas al
yang sederhana (hasil periksaan laboratorik) sampai
‘dengan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan
dan perencanaan (kepentingan — pengelolaan),
Pola dasar sistem informasi di laboratorium yang
dikembangkan secara partisipatif SDM di RSUD
Praya menunjukkan kebermanfaatan bagi semua
Kelompok pengguna. Namun demikian, keterbatasan
prasarana sistem informasi masih menjadi penghambat
penggunaan pola dasar secara lebih luas.
Dengan memperhatikan kekuatan _peluang
teknologi informasi tersebut, maka penting bagi
rumah sakit umum daeral untuk mengambil
sistem informasi pengelolaan laboratorium. Namun
demikian, perpindahan dari sistem yang lama ke
yang baru harus dilakukan secara bertahap dengan
pendampingan yang baik untuk menghadapi resistensi
pengguna. Kekuatan peluang untuk menghubungkan
modalitas laboratorium dengan pola dasar akan
lebih memperbaiki peran teknologiinformasi
dalam pengelolaan pelayanan laboratorik. Sebuah
pengelolaan dashboard executive dalam bentuk grafik
perlu ditambahkan untuk menampilkan petunjuk
kinerja pelayanan laboratorik dengan real time bagi
pengelola rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA.
1. Tracy DS, Any L, A Validation Approach for Laboratory
Informacion Management Systems. Journal of Validation
‘eehnology 2002; 91,
2. Hao, Gennari JH, Brinkley Ji H. Model Driven Laboratory
Information Management Systems. Jounal fa Modern Foreign
Literatures, 2006; 484-8,
4 Melanson SEE Lindeman NI, Jsrolim P Selecting Automation
far the Cinial Chemistry Laboratory. Archives of pathology
{& laboratory medicine (Ineernet|. 2007; Jul 131(7):1062—
9. Available from: butp://www.nebi.olm,nih.gov/
pubmed/17616952
4 Suhartanto, Raden S, Subkhan, Pengemangan Sistem Infrmas
{aboracorum di Rall Laboratorum Kesehatan Yogvakara ni
Forum Informatika Kesehatan Indonesia. 2011; =
5, MT Veronika Pasaribu, Kusnanto H, Octami A Evaluasi
Akseptansi dan Kepuasan Pengguna Sistem Informasi Has
Laboratorium on Lined! Kink Hab, Yogyakara. Mine Sem
Informasi Manajemen Kesehatan FK UGM. 2011; 67-121
6, Pantanovitz, Henricks WH, Bodwith BA, Medical Laboratory
Informatics. Cine in Laberstory Medicine Inet). 2007,
27(4): 823-43, Avalable fom: hnp//wnwwsciencediec.comn/
Ssence/aricle/pii/90272271207000803
7. Zaninowto M, Plebani M. The “Hospital Central Laboraory”
Automation, Integration and Clinical Usefulness. Clinical
chemistry and laboratory medicine: CCL / ##SCC Linteret.
2010; Jul (eted 2012 Jan 22} 48(7): 911-7. Availabe fom:
btp:/wovnebi nlm nih go/pubmed/20459052
8. Yollwer N.Penerapan Laboratory Information Sytem di Rumah
Seki tn: Forum Informatika Kesehatan Indonest.Yogyakara
Forum Informatika Keschata Indonesia, 2010; 38-9.
9, SUD Praya.laporan Tahunan RSUD Pra, Lombok Tengo
SUD Pray. 2010; 4
10. RSUD Pray Laporan Tehunan RSUD Preya, Lombok Tengah
SUD Prava, 2009: 4
‘Stuer ejormast dela Pelayenan Laborororium - Benurtadl 61a.
12
13.
x
62
Park W'S, Vi SY, Kim S-A, Song J, Kwak YH, Assocation
beoveen the Implementation of Laboratory Information System
and the Revenue, archives of Pathology. 2008; 128 (June):
766-71,
Kir A Fengenalan Sistem Informas. Yogyakarta, And. 2003;
416-7,
Fata H, Analisis dan Perancangan Sistem informa. Yogyakar,
‘And. 2007; 53
‘Health Memes Network. Framework and Standards for Country
‘eal informacion Systems, 2” Ea, Switaeriand, Heals Metric.
[Nework, World Health Organization (WHO), 2008; 47-9.
15.
v.
18.
‘Nugrobo . Pengembangon, Implementasi, den Evaluai Sistem
lnformasi Kesehatan (SiK). Yogyakarta, Andi. 2010; 109-112
Wolper LE Administrasi Layanan Kesehatan, Prisip, Praktik,
Seroktur dan Penyampeian. Jakarta, Penerbit ESC, 2001; 6
Bhattacherjee A, Hikmet N. Physicians’ Resistance toward
Healtheare Information Technologies: A Dual-Factor Model
In: 40" Annual Hawail International Conference on System.
Sciences, HICSS, 2007; 141-3.
Dwi MN, Prazetijo AB, Hendoyo E. Implementasi Sistem
‘nformasi Rumah Sakic untuk Subsistem Laboratorium. Jurusat
‘ek lero, Universitas Diponegoro, 2011; 1-7.
Indonesion Journal of Clinical Pathology and Medial Laboratory, Vo. 19, No. L, November 2011: 56-62