Rangkuman Jurnal Anak

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 2

Vitamin D3 Supplementation and Childhood Diarrhea: A Randomized

Controlled Trial
Abstract
OBJECTIVE: To investigate the effect of vitamin D3 supplementation on the incidence and risk for first
and recurrent diarrheal illnesses among children in Kabul, Afghanistan.
METHODS: This double-blind placebo-controlled trial randomized 3046 high-risk 1- to 11-month-old
infants to receive 6 quarterly doses of oral vitamin D3 (cholecalciferol 100 000 IU) or placebo in inner
city Kabul. Data on diarrheal episodes (3 loose/liquid stools in 24 hours) was gathered through active
and passive surveillance over 18 months of follow-up. Time to first diarrheal illness was analyzed by
using Kaplan- Meier plots. Incidence rates and hazard ratios (HRs) were calculated by using recurrent
event Poisson regression models.
RESULTS: No significant difference existed in survival time to first diarrheal illness (log rank P = .55).
The incidences of diarrheal episodes were 3.43 (95% confidence interval [CI], 3.283.59) and 3.59 per
childyear (95% CI, 3.443.76) in the placebo and intervention arms, respectively. Vitamin D3
supplementation was found to have no effect on the risk for recurrent diarrheal disease in either intentionto-treat (HR, 1.05; 95% CI, 0.981.17; P = .15) or per protocol (HR, 1.05; 95% CI, 0.981.12; P = .14)
analyses. The lack of preventive benefit remained when the randomized population was stratified by age
groups, nutritional status, and seasons.
CONCLUSIONS: Quarterly supplementation with vitamin D3 conferred no reduction on time to first
illness or on the risk for recurrent diarrheal disease in this study. Similar supplementation to comparable
populations is not recommended. Additional research in alternative settings may be helpful in elucidating
the role of vitamin D3 supplementation for prevention of diarrheal diseases.

Afghanistan memiliki resiko tinggi pada penyakit diare, pada tahun 2007 lebih dari
82.000 kematian anak yang disebabkan oleh diare. Meningkatnya penyakit diare ditambah lagi
karena tingginya prevalensi defisiensi pada anak di Afghanistan dapat dijadikan untuk
menyelidiki efek dari suplementasi pada penyakit diare. Kami bertujuan untuk menilai dalam uji
coba terkontrol secara acak efek dari pemberian suplemen sebanyak 3 bulan sekali dengan 100
000 IU vitamin D3 (cholecalciferol) pada risiko untuk penyakit diare berulang pada anak-anak di
Kabul.
METODE
Ini adalah uji coba terkontrol plasebo acak individual dilakukan antara November 2007
dan Juni 2009 di 5 kabupaten dalam kota Kabul. Penelitian terutama dirancang untuk
mengevaluasi dampak dari pemberian suplemen tiga bulan sekali dengan 100 000 IU vitamin D3
pada kasus pneumonia anak. Bayi yang berada di kabupaten tersebut berusia 1 sampai 11 bulan
diikutsertakan, diacak untuk mendapatkan vitamin D3 atau plasebo pada interval 3 bulan, dan
diikuti selama 18 bulan.
Frekuensi diare didefinisikan menggunakan kriteria Organisasi Kesehatan Dunia seorang
anak yang BAB 3x atau lebih mencret / cair dalam 24 jam. Surveilans aktif dicapai melalui dua
kunjungan rumah mingguan melalui petugas lapangan dilatih dalam Manjemen penanganan

penyakit balita terpadu. Surveilans pasif dilakukan di Rumah Sakit Pengajaran Maiwind ,
Puskesmas kabupaten yang melayani penelitian ini.
Untuk menjelaskan perubahan dalam kejadian penyakit diare yang terjadi, analisis
dikelompokkan berdasarkan kelompok umur anak sebagai: <6 bulan > 6 bulan <12 bulan, dan >
12 bulan. Untuk mengendalikan pengaruh variasi iklim terhadap penyakit diare, perbandingan
dikelompokkan berdasarkan musim. Kekurangan gizi merupakan faktor risiko yang diketahui
untuk kematian diare dan penyakit persisten, populasi dianalisis berdasarkan WAZ strata
sebagai: WAZ > -2, WAZ -2 > -3, dan WAZ -3. WAZ terendah yang ditemukan selama
follow up yang digunakan dalam analisis.
HASIL
Ada 1.524 dan 1.522 bayi yang mendapatkan suplemen vitamin D3 atau plasebo.
Proporsi anak yang mendapatkan baik vitamin D3 atau plasebo sampai selesai adalah 71% pada
setiap kelompok penelitian (P = 80). Pada saat selesai, 2507 (82,3%) anak-anak yang diperiksa
tidak menunjukkan perubahan yang signifikan pada kedua kelompok (P = 0,78).
Dalam analisis intend to treat antara anak-anak secara acak dengan kelompok kontrol,
kejadian penyakit diare adalah 3,43 kejadian / anak pertahun (95% CI, 3.28-3.59) dan kelompok
intervensi adalah 3,59 (95% CI, 3,44-3,76). Dalam analisis recurrent event, risiko untuk penyakit
diare pada anak-anak yang menerima vitamin D3 tidak berbeda secara signifikan dari mereka
yang menerima plasebo (HR, 1,05, 95% CI, 0,98-1,17, P= 15).
Dalam analisis per protokol, terjadinya diare di antara kelompok kontrol dan intervensi
adalah 3,46 (95% CI, 3,30-3,61) dan 3,62 kejadian / anak pertahun (95% CI, 3,46-3,79), tidak
ada yang signifikan antara perbedaan risiko terjadi penyakit diare tersebut (HR, 1,05, 95% CI,
0,98-1,12, P = .14).
PEMBAHASAN
Penelitian ini memiliki beberapa kekuatan. Ukuran sampel besar, pengacakan yang baik,
dan yang keluar dari kelompok sedikit. Surveilans penyakit dari penelitian tersebut melibatkan
keseluruhan dari insiden dan spesifikasi usia yang sesuai dengan perkiraan penyakit diare anak
pada kehidupan masyarakat disana dan sejumlah besar peristiwa berulang dengan penelitian
yang bagus untuk mendeteksi perbedaan antara kelompok.
Ada keterbatasan dalam penelitian ini. Surveilans aktif tidak mungkin terus menerus
untuk mencatat frekuensi diare pada setiap peserta dan, sebagai hasilnya, beberapa kejadian diare
ada yang terlewatkan. Meskipun terdapat hasil angka pada setiap insiden, kesalahan-kesalahan
yang terjadi pada penelitian ini akan mengurangi hasil surveilans pada kedua kelompok
pengacakan dan tidak bias perbandingan antar kelompok.
KESIMPULAN
Pemberian Suplemen setiap 3 bulan dengan 100 000 IU vitamin D3 (cholecalciferol)
ditemukan tidak memiliki manfaat pada pencegahan penyakit diare pada anak usia 1-29 bulan di
Kabul, Afghanistan.

You might also like