Professional Documents
Culture Documents
Galih Nugraha (04121401078) Kelompok 6 Skenario A Blok 23
Galih Nugraha (04121401078) Kelompok 6 Skenario A Blok 23
Nim : 04121401078
Daftar pustaka :
1.
Saifuddin, Abdul Bari, et al. 2010. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta:
1. Skenario
A woman attends a routine antenatal appointment at 31 weeks gestation. She is 26 years old and
this is her fifth pregnancy. She has four children, all spontaneous vaginal deliveries at term. Her
fourth child is 18 months old and the delivery was complicated by a postpartum haemorrhage
(PPH) requiring a 4 unit blood transfusion. She is reffered by midwife to doctor (public health
centre) with possibility of breech presentation. The mother complains of malaise and dizzy. Due
to her economic condition, she admits that during her pregnancy she only eats some food that she
can afford to buy. She feels generally tired and attributes this to caring for her four young
children. She reports good fetal movements (more than 10 per day).
In the examination findings:
Height = 150 cm; Weight 45 kg; Blood pressure = 126/73 mmHg; Pulse = 92 x/m; RR = 22 x/m.
Palpebral conjunctival looked pale
Outer examination: hard parts are palpabled in the right side of mothers abdomen.
Haemoglobin
7.8 g/dL
68 fL
28 g/dL
32 g/dL
510 mg/dL
11.200/L
Platelets
237.000/L
Urinalysis: negative
Blood group: A negative
No atypical antibodies detected.
You act as the doctor in public health centre and be pleased to analyse this case.
2. Analisis Masalah
a. A woman attends a routine antenatal appointment at 31 weeks gestation with
possibility of breech presentation
1. Bagaimana anatomi dan fisiologi janin usia 31 minggu?
2. Tindakan apa yang dilakukan pada keadaan breech presentation usia 31 minggu?
Dilakukan diagnosis terlebih dahulu
Presentasi bokong dapat diketahui melalui pemeriksaan palpasi abdomen.
Manuver leopold perlu dilakukan pada setiap kunjugan perawatan antenatal bila
umur kehamilannya diatas 34 minggu. Untuk memastikan apabila masih terdapat
keraguan pada pemeriksaan palpasi , dapat dilakukan pemeriksaan dalam vagina
atau pemeriksaan USG. Keberhasilan untuk menemukan adanya presentasi
bokong pada masa kehamilan sangat penting oleh karena adanya prosedur versi
luar yang direkomendasikan guna menurunkan insidensi persalinan dengan
presentasi selain kepala dan persalinan bedah sesar.
Penanganan
Presentasi bokong pada masa kehamilan
Tujuan penanganan pada masa kehamilan adalah mencegah malpresentasi
pada waktu persalinan. Pada saat ini ada 3 cara yang dipakai untuk mengubah
presentasi bokong menjadi presentasi kepala yaitu versi luar, moksibusi,
akupuntur, dan posisi dada lutut pada ibu. Perubahan spontan menjadi presetasi
kepala sebagian besar akan terjadi pada umur kehamilan 34 minggu, sehingga
penemuan adanya presentasi bokong mulai umur kehamilan 34 minggu akan
bermanfaat untuk pertimbangan melakukan tindakan versi luar. Versi luar adalah
prosedur yang dilakukan dengan menggunakan tekanan dan manuver tertentu
pada perut ibu untuk mengubah presentasi janin menjadi presentasi kepala.
Umur kehamilan terbaik untuk melakukan versi luar belum begitu jelas.
Pada dasarnya semakin tua umur kehamilan, akan semakin kecil tingkat
keberhasilannya. Pada umumnya versi luar dilakukan pada umur kehamilann 3436 minggu untuk mencegah kembali posisi bayi menjadi posisi presentasi bokong.
Versi luar dapat dipertimbangkan untuk diulang kembali bila sebelumnya gagal
atau sudah berhasil, tetapi kembali menjadi presentasi bokong. Proses versi luar
dapat dipermudah dan rasa tidak nyaman pada pasien dapat dikurangi dengan
pemberian tokolitik (terbutalin 0,125 0,250 mg subkutan)
Untuk melakukan versi luar, mula mula bokong dikeluarkan dari pelvis
dan diarhakan lateral sedikitnya sebesar 90 derajat. Dengan langkah ini biasanya
kepala akan bergerak 90 derjat ke arah yang berlawanan dengan bokong. Setelah
itu dilakukan manuver bersamaan pada kepala dan bokong untuk mengarahkan
kepala kea rah kaudal dan bokong kea rah kranial. Apabila digunakan tokolitik
(pastikan tidak ada kontra penggunaannya), pemberiannya antara 5 10 menit
sebelum prosedur dilakukan. Dalam satu kali sesi versi luar direkomendasikan
dilakukan tidak lebih dari dua kali upaya versi luar. Apabila belum berhasil dapat
diulang pada sesi berikutnya, terhantung umur kehamilan dan keadaan persalinan
pada waktu itu.
b. She is 26 years old and this is her fifth pregnancy G5P4A0. Her fourth child is 18
months old
1. Apa komplikasi dari garde multigravida dengan jarak persalinan dekat?
Di usia nya yang ke 26 tahun sedangkan ia telah memiliki riwayat
kehamilan sebanyak 4 kali menandakan bahwa terlalu pendeknya jarak kelahiran
tiap-tiap anak. Hal ini dapat menjadi faktor resiko untuk mengalami perdarahan
post partum seperti halnya yang ia alami ketika ia melahirkan anaknya yang
keempat. Sedangkan riwayat kehamilan grande multipara juga dapat menjadi
faktor penyebab terjadinya perdarahan post partum walaupun bukan sebagai
faktor resiko independen. Selain itu, perdarahan post partum bisa juga disebabkan
oleh hal-hal lain seperti atonia uteri. Atonia uteri adalah uteri tidak berkontraksi
dalam 15 detik setelah dilakukan pemijatan fundus uteri (plasenta telah lahir).
Atonia uteri bisa disebabkan karena umur ibu yang terlalu muda atau terlalu tua,
multipara dengan jarak kelahiran pendek, malnutrisi, dan lain-lain. Perdarahan
post-partum yang ibu ini alami bisa menyebabkan terjadinya anemia. Apalagi
dengan adanya kehamilan berulang dengan interval yang pendek bisa
menyebabkan anemia, terutama anemia defisiensi besi yang berat. Karena
kebutuhan besi pada ibu hamil akan meningkat, sedangkan asupan makanan tidak
mencukupi maka dapat memperberat timbulnya anemia pada ibu ini dan
bermanifestasi timbulnya gejala seperti lemah, lesu dan pusing. Grande multipara
juga menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya presentasi sungsang pada bayi
yang akan dilahirkan.
Wanita yang melahirkan dengan jarak yang sangat berdekatan (< 2 tahun)
akan mengalami resiko antara lain (Yolan, 2007) :
-
Plasenta previa
- Anemia
-
Kehamilan dengan jarak yang terlalu jauh juga dapat menimbulkan resiko tinggi
c. Due to her economic condition, she admits that during her pregnancy she only eats
some food that she can afford to buy.
1. Apa dampak makan makanan seadaanya terhadap kehamilan?
Dampak asupan makanan yang kurang selama kehamilan akan berpengaruh
terhadap ibu dan bayi yang dikadungnya. Status gizi ibu hamil sangat
mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Bila status gizi ibu
normal pada masa kehamilan maka kemungkinan besar akan melahirkan bayi
yang sehat, cukup bulan dengan berat badan normal. Dengan kata lain kualitas
bayi yang dilahirkan sangat tergantung pada keadaan gizi ibu selama hamil(Lubis,
2003).
Gizi ibu yang kurang atau buruk pada waktu konsepsi atau sedang hamil muda
dapat menyebabkan kematian atau cacat janin. Diferensiasi terjadi pada trimester
pertama hidupnya janin, hingga kekurangan zat tertentu yang sangat dibutuhkan
dalam proses diferensiasi dapat menyebabkan tidak terbentuknya suatu organ
dengan sempurna, atau tidak dapat berlangsungnya kehidupan janin tersebut.
Pertumbuhan cepat terjadi terutama pada trimester terakhir kehamilan ibu. Maka
kekurangan makanan dalam periode tersebut dapat menghambat pertumbuhannya,
hingga bayi dilahirkan dengan berat dan panjang yang kurang daripada
seharusnya. Malnutrisi juga dapat menyebabkan anemia defisiensi besi yang
berdampak pada ibu dan janin.
Height = 150 cm; Weight 45 kg; Blood pressure = 126/73 mmHg; Pulse =
92 x/m; RR = 22 x/m.
Hasil Pemeriksaan
Normal
Interpretasi
Height: 150cm
Weight: 45 kg
IMT = 20
Normal (untuk yang tidak hamil)
Normalnya = 18 Pada kehamilan, BB ideal sebelum
25
hamil + (usia kehamilan 0,35)
BB ideal sebelum hamil = TB-105
Blood
Normal
126/73 mmHg
Pulse: 92x/menit
60-100x/menit
Normal
RR: 22x/menit
18-24x/menit
Normal
a. DD
Differential diagnosis presentasi bokong adalah:
a. Apabila yang diduga adalah presentasi bokong tipe Frank, bila dalam
palpasi teraba anus, maka kemungkinan ada dilatasi servikal kecil.
b. Presentasi bokong dan presentasi wajah bisa membingungkan
c. Anomali fetus bisa mempersulit penentuan:
Presentasi bokong dengan teratoma sakrikoksigeal
Anensefali
DD Anemia Defisiensi Besi pada Kehamilan :
a. Anemia fisiologis kehamilan
b. Anemia Megaloblastic
Pyelonefritis
d. Hemoglobinopathi
Penyakit sel sabit
Talasemia
e. Anemia hemolitik
Didapat (autoimun, dipicu obat-obatan, paroksismal nokturnal
hemoglobinuria)
Genetik (sperositosis herediter, defek enzim sel darah merah)
b. Patofisiologi
Pada ibu multipara dapat terjadi gangguan pada lapisan oblique miometrium. Yang
mungkin dapat mempengaruhi bentuk uterus karena tonus dan kontraksi yang
melemah. Bentuk dan tonus uterus yang terganggu dapat mempengaruhi posisi
janin intrauterin karena pada kondisi uterus yang normal, posisi janin akan
mengikuti bentuk uterus dimana bagian fundus yang lebih luas akan ditempati oleh
bagian janin yang lebih luas yaitu bokong dan kaki sedangkan kepala akan berada
di bagian bawah uterus.
Letak Janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap ruangan
dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah air ketuban
relatif lebih banyak, sehingga memungkinkan janin bergerak dengan leluasa.
Dengan demikian janin dapat menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak
sungsang atau letak lintang.
Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air
ketuban relatif berkurang. Karena bokong dengan kedua tungkai terlipat lebih besar
daripada kepala, maka bokong dipaksa untuk menempati ruang yang lebih luas di
fundus uteri, sedangkan kepala berada di ruangan yang lebih kecil di segmen bawah
uterus. Dengan demikian dapat dimengerti mengapa pada kehamilan belum cukup
bulan, frekuensi letak sungsang lebih tinggi, sedangkan pada kehamilan cukup
bulan, janin sebagian besar ditemukan dalam presentasi kepala. Sayangnya,
beberapa fetus tidak seperti itu. Sebagian dari mereka berada dalam posisi
sungsang.
Selain itu, multiparitas dapat menjadi penyebab terjadinya perdarahan postpartum.
Pada multiparitas, uterus yang lemah akibat banyak melahirkan anak cenderung
bekerja tidak efisien dalam semua kala persalinan. Perdarahan post partum secara
fisiologis diatur oleh kontraksi serabut-serabut miometrium yang mengelilingi
pembuluh darah yang memvaskularisasi daerah implantasi plasenta. Akan tetapi,
akibat multiparitas yang menyebabkan lemah nya uterus dan bisa mengakibatkan
terjadinya atonia uteri dimana serabut-serabut miometrium tersebut tidak
berkontraksi. Akibatnya terjadilah perdarahan post partum.
c. Komplikasi
Komplikasi presentasi bokong :
a) Komplikasi pada ibu
- Perdarahan
- Robekan jalan lahir
- Infeksi
b) Komplikasi pada bayi
Asfiksia bayi, dapat disebabkan oleh :
Hipoksia janin
Anemia kehamilan
3. Hipotesis
Seorang wanita (26 th) dengan usia kehamilan 31 minggu dan kemungkinan breech
presentation, diduga mengalami anemia akibat PPH, grande multigravida, dan
defisiensi nutrisi.
4. Learning Issue
a. Anemia pada Kehamilan
ANEMIA DALAM KEHAMILAN
Definisi
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin di bawah 11 gr%
pada trimester I dan III atau kadar hemoglobin < 10,5 gr% pada trimester II ( Depkes RI, 2009 ).
Anemia adalah kondisi dimana sel darah merah menurun atau menurunnya hemoglobin,
sehingga kapasitas daya angkut oksigen untuk kebutuhan organ-organ vital pada ibu dan janin
menjadi berkurang. Selama kehamilan, indikasi anemia adalah jika konsentrasi hemoglobin
kurang dari 10,50 sampai dengan 11,00 gr/dl (Varney, 2006 ).
Penyebab anemia pada ibu hamil
Umunya;
kurang gizi, kurang zat besi, kehilangan darah saat persalinan yang lalu, dan penyakit
penyakit kronik (Mochtar, 2004).
Faktor resiko
Umur yang sehat dan aman adalah umur 20 35 tahun. Kehamilan diusia < 20 tahun dan
diatas 35 tahun dapat menyebabkan anemia karena pada kehamilan diusia < 20 tahun secara
biologis belum optimal emosinya cenderung labil, mentalnya belum matang sehingga mudah
mengalami keguncangan yang mengakibatkan kurangnya perhatian terhadap pemenuhan
kebutuhan zat zat gizi selama kehamilannya. Sedangkan pada usia > 35 tahun terkait
dengan kemunduran dan penurunan daya tahan tubuh serta berbagai penyakit yang sering
menimpa diusia ini. Hasil penelitian didapatkan bahwa umur ibu pada saat hamil sangat
berpengaruh terhadap kajadian anemia (Amirrudin dan Wahyuddin, 2004).
Multipara
Jarak kelahiran yang terlalu dekat dapat menyebabkan terjadinya anemia. Hal ini
dikarenakan kondisi ibu masih belum pulih dan pemenuhan kebutuhan zat gizi belum
optimal, sudah harus memenuhi kebutuhan nutrisi janin yang dikandung ( Wiknjosastro,
2005; Mochtar, 2004).
Lemah, Pucat, Mudah pingsan, dengan tekanan darah dalam batas normal, perlu dicurigai
anemia defisiensi besi.
Dan secara klinis dapat dilihat tubuh yang pucat dan tampak lemah (malnutrisi).
apotransferrin yang masuk dari sisi plasenta dan keluar sebagai holotransferrin ke dalam sirkulasi
janin. Plasenta sebagai transfortasi zat besi dari ibu ke janin. Ketika status gizi ibu yang kurang,
jumlah reseptor transferrin plasenta meningkat sehingga zat besi lebih banyak diambil oleh
plasenta dan ditransfortasi untuk janin serta zat besi yang berlebihan untuk janin dapat dicegah
oleh sintesis plasenta fertin.
Pengaruh anemia terhadap kehamilan
Penyulit-penyulit yang dapat timbul akibat anemia adalah:
keguguran (abortus),
kelahiranprematurs,
persalinan yang lama akibat kelelahan otot rahim di dalam berkontraksi (inersia uteri),
perdarahan pasca melahirkan karena tidak adanya kontraksi otot rahim (atonia uteri),
syok,
infeksi baik saat bersalin maupun pasca bersalin,
serta anemia yang berat (<4 gr%) dapat menyebabkan dekompensasi kordis.
Hipoksia akibat anemia dapat menyebabkan syok dan kematian ibu pada persalinan
(Wiknjosastro, 2005; Saifudin, 2006 ).
Pengaruh anemia pada kehamilan.
Risiko pada masa antenatal berat badan kurang, plasenta previa, eklamsia, ketuban pecah
dini, anemia pada masa intranatal dapat terjadi tenaga untuk mengedan lemah, perdarahan
intranatal, shock, dan masa pascanatal dapat terjadi subinvolusi.
Sedangkan komplikasi yang dapat terjadi pada neonatus : premature, apgar scor rendah,
gawat janin (Anonim,tt).
Bahaya pada Trimester II dan trimester III, anemia dapat menyebabkan terjadinya partus
premature, perdarahan ante partum, gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, asfiksia
intrapartum sampai kematian, gestosis dan mudah terkena infeksi, dan dekompensasi kordis
hingga kematian ibu (Mansjoer dkk., 2008 ).
Bahaya anemia pada ibu hamil saat persalinan, dapat menyebabkan gangguan his primer,
sekunder, janin lahir dengan anemia, persalinan dengan tindakan-tindakan tinggi karena ibu
cepat lelah dan gangguan perjalanan persalinan perlu tindakan operatif (Mansjoer dkk.,
2008).
mengkonsumsi vitamin C. Peningkatan konsumsi vitamin C sebanyak 25, 50, 100 dan 250
mg dapat meningkatkan penyerapan zat besi sebesar 2, 3, 4 dan 5 kali. Buah-buahan segar
dan sayuran sumber vitamin C, namun dalam proses pemasakan 50 - 80 % vitamin C akan
rusak. Mengurangi konsumsi makanan yang bisa menghambat penyerapan zat besi seperti :
fitat, fosfat, tannin ( Wiknjosastro, 2005 ; Masrizal, 2007).
Penanganan anemia defisiensi besi adalah dengan preparat besi yang diminum (oral) atau
dapat secara suntikan (parenteral).
Terapi oral adalah dengan pemberian preparat besi : fero sulfat, fero gluconat, atau Nafero bisitrat. Pemberian preparat 60 mg/hari dapat menaikkan kadar Hb sebanyak 1 gr%
per bulan.
Sedangkan pemberian preparat parenteral adalah dengan ferum dextran sebanyak 1000
mg (20 ml) intravena atau 210 ml secara intramuskulus, dapat meningkatkan
hemoglobin relatif cepat yaitu 2gr%. Pemberian secara parenteral ini hanya berdasarkan
indikasi, di mana terdapat intoleransi besi pada traktus gastrointestinal, anemia yang
berat, dan kepatuhan pasien yang buruk (Sasparyana, 2010 ; Wiknjosastro 2005).
b. Konseling kehamilan
Konseling Alat kontrasepsi dan membatasi jumlah kelahiran
a. Kontrasepsi hormonal
Kontrasepsi hormonal adalah pilihan KB yang paling banya dipakai oleh akseptor
yang terbagi dalam 3 cara KB yaitu suntik 28%, pil 13% dan implant 4% atau jika
ditotal sekitar 15,2 juta perempuan usia reproduktif menggunakan kontrasepsi
hormonal. Kontrsepsi hormonal berisi estrogen, progestin atau campuran keduanya.
Saat ini makin banyak metode yang bisa dipilih dalam menggunakan kontrasepsi
hormonal selain suntik, pil yang diminum dan implan/susuk yaitu kontrasepsi
hormonal dalam rahim (dimasukkan dalam IUD), transdermal patch (seperti koyo),
vaginal ring (kondom wanita), kontrasepsi emergensi (pil KB darurat setelah
berhubungan).
b. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
AKDR atau yang lebih dikenal dengan IUD atau spiral yajuga banyak digemari.
Beberapa
alasannya
adalah
penggunaannya
yang
jangka
panjang,
tidak