Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 16
Menimbang Mengingat Menteri Perindustrian Republik Indonesia PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 132/M-IND/PER/12/2010 | TENTANG | PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN INDUSTRI UNGGULAN PROVINS! KEPULAUAN RIAU Me! a. | DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. | NTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA, bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 3 ayat (1) huruf a Peraturan Presiden RI Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional, Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau telah menyusun Peta’ Panduan (Road Map) Pengembangan Industri Unggulan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011 - 2015; bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 3 ayat (2) Peraturan Presiden RI Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional, perlu menetapkan Peta Panduan (Road Map) Pengembangan Industri Unggulan Provinsi_ sebagaimana dimaksud dalam huruf a; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf b perlu dikeluarkan Peraturan Menteri See Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Périndustrian (Lembaran Negara Republik indonesia Tahun 1984 Nomor 22, ‘Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3274); Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4433) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5073); | Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 - 2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724), 7. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1986 tentang Kewenangan Pengaturan, Pembinaan dan Pengembangan Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1986 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3330); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2009 tentang Kawasan Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4987); 10. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional; 14. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara; 12. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon | Kementerian Negara; 13. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 84/P Tahun 2009 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu ll Periode Tahun 2009-2014; 14, Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 120/M-IND/PER/10/2009 tentang Peta Panduan (Road Map) Pengembangan Klaster Industri Pengolahan Ikan; 15, Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 124/M-IND/PER/10/2009 tentang Peta Panduan (Road Map) Pengembangan Klaster Industri Perkapalan; 2 a a Memperhatikan : Menetapkan Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor : 16. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 105/M-IND/PER/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian; Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 57 Tahun 2009 tentang Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia; MEMUTUSKAN: PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN _ INDUSTRI UNGGULAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU. Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Peta Panduan (Road Map) Pengembangan Industri Unggulan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011-2015 selanjutnya disebut Peta Panduan adalah dokumen perencanaan pengembangan industri Provinsi Kepulauan Riau yang memuat sasaran, strategi dan rencana aksi pengembangan industri unggulan Provinsi Kepulauan Riau untuk periode 5 (lima) tahun. 2. Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia, yang selanjutnya disebut KBL! adalah pengelompokan kegiatan ekonomi ke dalam klasifikasi usaha. 3, Pemangku Kepentingan adalah Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, swasta, perguruan tinggi dan lembaga penelitian dan pengembangan serta lembaga kemasyarakatan lain 4. Menteri adalah Menteri_ yang = menangani_—_urusan pemerintahan di bidang perindustrian. Pasal2 (1) Industri unggulan Provinsi Kepulauan Riau sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 1 terdiri atas: a. Industri kapal rakyat dan perbaikan kapal yang meliputi 1, Industri kapal dan perahu (KBL! 30111); dan 2. Industri peralatan, perlengkapan dan bagian kapal (KBLI 30113). b. Industri pengolahan hasil laut yang meliputi: 1. Industri penggaraman/pengeringan ikan (KBLI 10211); 2. Industri pengasapan ikan (KBL! 10212); 3, Industri pembekuan ikan (KBLI 10213); y. Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor 4, Industri pemindangan ikan (KBLI 10214); 5. Industri pengolahan dan pengawetan lainnya untuk ikan (KBLI 10219); dan 6. Industri pengolahan dan pengawetan ikan dan biota air (bukan udang) dalam kaleng (KBLI 10221). (2) Peta Panduan pengembangan industri unggulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri ini (3) Peta Panduan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan a. pedoman operasional bagi Aparatur Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau dalam menunjang pelaksanaan program pengembangan industri unggulan provinsi_ secara komplementer dan sinergik; b. pedoman pengembangan industri unggulan provinsi bagi pelaku industri kapal rakyat dan perbaikan kapal serta pengolahan hasil laut, dan atau institusi terkait; ©. pedoman dalam mengkoordinasikan _perencanaan kegiatan antar sektor, antar instansi terkait di pusat dan daerah (provinsi dan kabupaten/kota); d. acuan dalam penyusunan Rencana Strategis dan Rencana Kerja Tahunan Provinsi dalam periode 2011 — 2015; dan e. informasi dalam menggalang dukungan sosial-politis dan kontrol sosial atas pelaksanaan kebijakan pengembangan industri unggulan provinsi, Pasal 3 (1) Rencana aksi pengembangan industri unggulan Provinsi Kepulauan Riau dilaksanakan sesuai dengan Peta Panduan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2). (2) Pelaksanaan rencana aksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Pemangku Kepentingan Pasal 4 Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau harus membuat laporan kinerja semesteran kepada Menteri atas pelaksanaan rencana aksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2), dengan tembusan kepada Menteri Dalam Negeri dan menteri terkait. G wm Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor ; 132/M~IND/PER/2/2010 Pasal 5 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 13 Desenber 2010 MENTERI PERINDUSTRIAN RI ph MOHAMAD S. aay TEMBUSAN Peraturan Menteri ini disampaikan kepada: NOManona Menteri Kabinet Indonesia Bersatu Il; Eselon | di lingkungan Kementerian Perindustrian; Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Kepulauan Riau; Gubernur Provinsi Kepulauan Riau; Bupati/Walikota di wilayah Provinsi Kepulauan Riau; Kepala Biro Hukum dan Organisasi Kementerian Perindustrian; Pertinggal. LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI NOMOR : 132/\t-IND/PER/12/2010 TANGGAL: 13 Desember 2010 PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN INDUSTRI UNGGULAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU |. PENDAHULUAN Il. INDUSTRI KAPAL RAKYAT DAN PERBAIKAN KAPAL. 1. 2. 3, 4. Sasaran Pengembangan Strategi Pengembangan Kerangka Pengembangan Rencana Aksi lll, INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL LAUT A 2. 3. 4. Sasaran Pengembangan . Strategi Pengembangan Kerangka Pengembangan . Rencana Aksi MENTERI PERINDUSTRIAN RI Ubauab— MOHAMAD S. “ner & PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN INDUSTRI UNGGULAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PENDAHULUAN Provinsi Kepulauan Riau menentukan industri kapal rakyat dan perbaikan kapal serta industri pengolahan hasil laut sebagai industri unggulannya didasarkan atas pertimbangan hasil analisa terhadap kondisi, potensi ekonomi daerah dan potensi pengembangan 5 (lima) tahun ke depan serta keterkaitannya dengan industri penunjang, industri terkait dan industri di provinsi lain. Dalam rangka mengembangkan industri unggulan tersebut, disusun Peta Panduan (Road Map) Pengembangan Industri Unggulan Provinsi Kepulauan Riau tahun 2011-2015, yang memaparkan sasaran pengembangan yang ingin dicapai, strategi pengembangan serta rencana aksinya. INDUSTRI KAPAL RAKYAT DAN PERBAIKAN KAPAL_ 1. Sasaran Pengembangan Sasaran Jangka Menengah (2011-2015) a. Meningkatnya kualitas produksi industri kapal (shipyard) dan kapal rakyat; b. Meluasnya pasar ekspor dan dalam negeri; dan ¢. Meningkatnya kualitas SDM pelaku usaha kapal rakyat. Sasaran Jangka Panjang (2011-2025): a. Industri kapal rakyat dapat memberikan kontribusi pada PDRB Provinsi Kepulauan Riau sehingga meningkatkan sektor industri menjadi 40%; dan b. Meningkatnya produksi galangan kapal dari 150.000 DWT menjadi 400.000 DWT. wz 2. Strategi Pengembangan Lampiran Peraturan Menteri Perindustian RI Nomor a. Penerapan/penguatan klaster industri pembangunan galangan kapal; dan b. Penguasaan teknologi industri hilir pembuatan kapal 3. Kerangka Pengembangan KERANGKA PENGEMBANGAN INDUSTRI KAPAL RAKYAT DAN PERBAIKAN KAPAL. Industri Inti | Industri perkapalan kayu Industri Penunjang ~ industri Komponen kapal, ‘otomotif, elektronika, peralatan navigasi/ telekomunikasi, jasa perbaikan/reparasi, furniture, dan pengolahan Industri Terkait Industri hasil laut, maritim, dan transportasi ‘Sasaran Jangka Menengah (2011- 2015) a. Meningkatnya kualitas produksi rakyat; b. Meluasnya pasar ekspor dan dalam negeri; dan usaha kapal rakyat, Sektor industri kapal (shipyard) dan kapal ©. Meningkatnya kualitas SDM pelaku Penerapan/penguatan kias Teknologi : Penguasaan teknologi industri hilir pembuatan kapal a. b. Sasaran jangka Panjang (2011-2025) Industri kapal rakyat dapat memberikan kontribusi pada PORB Provinsi Kepulauan Riau sehingga meningkatkan sektor industri menjadi 40%; dan Meningkatkan produksi galangan kapal dari 150,000 DWT menjadi 400,000 DWT. Strategi ter industri pembangunan galangan kapal Menengah (2011-2015) a, Meninjau peraturan-peraturan yang menghambat pengembangan industri pembuatan kapal; b. Meningkatkan kemitraan untuk ‘membangun industri pemibuatan kapal rakyat, dan . Meningkatkan kualitas SDM dan | teknologi industri kapal rakyat Pokok-Pokok Rencana Aksi Jangka Pokok-Pokok Rencana Aksi Jangka Panjang (2011-2025) a ‘Membangun industri hilir produksi kapal yang terbuat dari bahan baku non kayul hutan; Meningkatkan produksi industri kapal IKM; dan Membangun workshop kapal rakyat. y Lampiran Peraturan Menteri Perindustian RI Nomar { Mendirikan unit pelayanan_ teknis | Melakukan pelatihan pengembangan sumber daerah dalam rangka _mendorong | daya untuk meningkatkan keahlian teknis pembangunan —industri_—hilir | peribuatan kapal pembuatan kapal. Unsur Penunjang Ss SDM | pasar Jofrastruktur | 2. Membangun kepercayaan pasar | a. Pembangunan sarana pusat pelatihan dan buatan daerah kepulauan riau di| — pembuatan kapal rakyat, dan pasar internasional; b. Menyediakan kawasan dengan sewa yang Meningkatkan kemampuan | lebih terjangkau. pemasaran dan _mengutamakan | produk dalam —negeri bagi embelian pemerintah: dan © Meningkatkan —akses dan penetrasi pasar ekspor. Kota Batam, Kabupaten Karimun, Kota Tanjungpinang, Kabupaten Lingga, Kabupaten Natuna, dan Kabupaten Bintan. z ‘Lampiran Peraturan Mentei Perindustian Rl Nomor 4, Rencana Aksi RENCANA AKSI PENGEMBANGAN INDUSTRI KAPAL RAKYAT DAN PERBAIKAN KAPAL 2011-2015 PEMANGKU KEPENTINGAN TAHUN Le ee PUSAT DAERAH | SWASTA | LAIN-LAIN 2042 | 2013 | 2014 | 2015 1. | Membentuk konsorsium pendanaan | « Kemenperin Pelaku | Perbankan | (dalam negeri dan luar negeri) Kemenhub usaha La + Kemenkeu 2. | Mengembangan Pusat Pelatihan dan |« Kemenperin | Disperindag |« Asosiasi | Perguruan Design Kapal Rakyat/ Nasional di «© BPPT * Pelaku Tinggi kawasan khusus usaha | Sekolah ___|_Kejuruan__ 3. | Membangun kompetensi SDM dan |e Kemenperin | « Disperindag infrastruktur BPPT * Disnaker 4. |Membangun komponen industri Kemenperin | Disperindag | Pelaku penunjang perkapalan usaha_ | _| 3, | Menjalin Kemitraan dengan berbagai |» Kemenperin |» Dinas Kadin industri berskala kecil dan *Kemenkop | Koperasi menengah (IKM) dan UKM. dan UKM * Disperindag | _ 6. | Meningkatkan penggunaan produksi |* Kemenperin | « Bappeda dalam negeri bagi pembelian = LKPP « Disperindag pemerintah * BPKP. * Bawasda 7. | Mengusulkan penghapusan PPN |» Kemenkeu Pelaku dan PPh pasal 22 impor bahan baku | « Kemenperin usaha l dan komponen kapal ‘Lampiran Peraturan MenteriPerindustrian RI Nomor ll, INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL LAUT 1. Sasaran Pengembangan Sasaran Jangka Menengah (2011-2015): a. Diprosesnya ikan di dalam negeri sebelum diekspor; b. Meningkatnya utilisasi kapasitas menjadi sekitar 35% dengan rata-rata peningkatan 5% per tahun; ¢, Menjamin ketersediaan bahan baku; d. Meningkatnya ekspor rata-rata 5% per tahun; ¢. Meningkatnya mutu ikan hasil tangkapan; dan f. Terbangunnya citra merk Indonesia di pasar nasional dan intemasional. Sasaran Jangka Panjang (2011-2025): a. Terpenuhinya kebutuhan bahan baku industri pengolahan di daerah; b. Berdirinya perusahaan pengolahan ikan skala menengah dan besar; dan ©. Meningkatnya ekspor hasil perikanan dalam bentuk yang sudah diotah (50%). 2. Strategi Pengembangan a. Melakukan peningkatan pengawasan terhadap kapal-kapal penangkap ikan di perairan Kepulauan Riau (illegal fishing) bekerjasama dengan sektor terkait; b. Peningkatan pengembangan kegiatan perikanan budidaya; c. Pembangunan sarana pelabuhan perikanan yang representatif; Fasilitasi pembangunan perusahaan pengolahan produk perikanan dan pendukung; e. Peningkatan kemampuan pengolahan limbah perikanan melalui litbang untuk memungkinkan limbah dapat memberikan nilai ekonomis; f, Mendorong tumbuhnya modifikasi teknologi penangkapan dan pengolahan ikan; g. Meningkatkan peran serta masyarakat dan industri kecil, rumah tangga dalam meningkatkan nilai ekonomi produk perikanan; Lampiran Peraturan MenteriPerindustrian Rl Nomor h. Mendorong tumbuh, berkembang dan berdaya saingnya industri kecil, rumah tangga produk makanan olahan hasil laut Kepulauan Riau yang selama ini telah memiliki trademark; dan i. Peningkatan mutu produk makanan olahan hasil laut menurut standar mutu yang telah ditetapkan. 3. Kerangka Pengembangan KERANGKA PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL LAUT Plastik, kertas, mesin, dan peralatan penangkapan & Pengolahan ikan n_Jangka Menengah (2011-| Sasaran Jangka Panjang (2011-2025) a. Terpenuhinya kebutuhan bahan baku €. Diprosesnya ikan di dalam negeri | industri pengolahan di daerah; sebelum diekspor; | b. Berdirinya perusahaan pengolahan ikan b. Meningkatnya utilisasi kapasitas skala menengah dan besar, dan menjadi sekitar 35% dengan rata- | c. Tercapainya 50% ekspor hasil perikanan ‘ata peningkatan 5% per tahun; dalam bentuk olahan . Menjamin ketersediaan bahan baku, d. Meningkatnya ekspor rata-rata 5% per tahun, e. Meningkatnya mutu ikan hasil tangkapan; dan 1. Terbangunnya citra merk. Indonesia di pasar nasional dan internasional Strategi Sektor ; Bekerjasama dengan sektor terkait, melakukan peningkatan pengawasan terhadap kapal penangkapan, budidaya, pembangunan sarana pelabuhan serta pengolahan ikan dan pengolahan limbahnya di dalam negeri ‘Teknologi: Mendorong tumbuhnya modifixasi teknologi penangkapan dan pengolahan ikan. industri inti industri Pendukung Industri Terkait Tkan olahan Cold storage, pabrik es, | Industri makanan, tepung abrik pakan, perkapalan, | ikan, kimia, farmasi, kemasan, thin plate, supplemen, dan nutrisi Pokok-pokok Rencana Aksi Pokok-pokok Rencana Aksi Jangka Jangka Menengah (2011-2015) _| Panjang (2011-2025) ‘a. Mendorong kemitraan antara | a. Meningkatkan ketersediaan bahan baku nelayan dengan industri yang berkelanjutan; pengolahan ikan; | b. Mendorong berdirinya industri pengolahan_ b. Mendorong tersedianya sarana | _ ikan skala besar, dan c. Membangun aliansi dengan perusahaan penampungan dan pengolahan ikan; ©. Mendorong tambah dan. pengolahan ikan di luar negeri dalam peningkatan —nilai ;ngolahan limbah; | } | | | rangka pengembangan ekspor. | a nm Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor [&. Mendorong berdirinya —industi | pengolahan ikan; dan | fe. Mendorong industri pendukung dalam negeri memproduksi mesin peralatan penangkapan dan pengolatian Unsur Penunjang | Perlodisasi Peningkatan ‘SDM lees a, Meningkatkan keterampilan nelayan dan | a. Tahap Inisiasi (2011-2014): perajin pengolah produk perikanan; dan Peningkatan teknologi mesin, |b. Meningkatkan peran litbang dalam ssarana penangkapan, pengembangan SDM di bidang pengawetan dan pengolahan; pengawetan dan pengolahan b. Tahap Pengembangan Cepat (2016-2020): Modifikasi teknologi | Infrastruktur pengolahan ikan; dan o. Tahep Mateng (2021-2026). | & Pembangunan saran peabuhan don bee tees b, Memberikan kemudahan kredit kepada pe nelayan dan industri hilr kan; ae . Menyediakan insentif untuk penyediaan a. Membangun merek lokal_di| __sarana penangkapan ikan yang modern; pasar nasional dan intemmasional; | d. Membangun kelembagaan nelayan; dan dan . Memberantas illegal fishing. b. Meningkatkan jeringan pemasaran. okasi: Kabupaten Bintan, Kabupaten Lingga, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kota Tanjungpinang, dan Kota Batam wz € ‘Lampiran Peraturan Menter Perindustian RI 2012 | 2013 | 2014 | 2015 Nomor 4. Rencana Aksi RENCANA AKS! PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL LAUT 2011-2015 ___PEMANGKU KEPENTINGAN NO RENCANA AKSI PUSAT DAERAH ‘SWASTA LAIN-LAIN 1 |Mengembangkan teknologi dan |» Kemenperin | Disperindag | Asosiasi_ | Perguruan diversifikasi produk © KKP * Dinas Pengolah Tinggi *BPPT Kelautan Hasil * Forum dan Perikanan Fasilitasi Perikanan | Indonesia | Klaster 2 | Mendorong berdirinya industri ‘*Kemenperin | Disperindag |» Asosiasi Perbankan | pengolahan ikan © KKP * Dinas Pengolah Kelautan Hasil dan Perikanan Perikanan | Indonesia * Pelaku usaha catkan kemitraan industri |» Kemenperin | Disperindag |* Asosiasi | « Forum pengolahan ikandannelayan | KKP * Dinas Pengolah | Fasilitasi + Kementerian | Kelautan Hasil Klaster Koperasidan | dan Perikanan UKM Perikanan Indonesia ¢ Dinas Pelaku Koperasi usaha dan UKM. € € Lampiran Peraturan Menter Perindustian Ri Nomor PEMANGKU KEPENTINGAN i NO RENCANA AKSI PUSAT DAERAH | SWASTA | LAIN-LAIN | 2011 | 2012 | 2013 | 2014 | 2015 4 | Mendorong peningkatan nilai ‘*Kemenperin |« Disperindag | Pelaku Forum tambah produk ikan *Kementerian | Dinas usaha Fasilitasi Perdagangan | Kelautan Klaster + KKP dan _ Perikanan 5 | Menyedi * Disperindag | + Asosiasi teknologi + KKP * Dinas Pengolah *Kementerian | Kelautan Hasil Perdagangan | dan Perikanan Perikanan | Indonesia *Pelaku — usaha iperbaiki teknologi kemasan PT Disperindag | Pelaku Perguruan dan penyimpanan + Kemenperin Usaha Tinggi 7 | Memberikan insentif, Kredit untuk [* Kemenperin | Dinas * Perguruan modernisasi penangkapan ikan | « KKP Koperasi Tinggi + Kementerian | ¢ Dinas Forum Perdagangan | Perikanan Fasiltasi + Kemenkeu Klaster oe + Perbankan 8 | Meningkatkan kemampuan ~Kemenperin | Disperindag * Perguruan Litbang khususnya di bidang * KKP «Dinas Tinggi teknologi pengalengan dan *BPPT Kelautan * Forum pengawetan dan Fasilitasi Perikanan Klaster € LLampiran Peraturan Menten Perindustrian RI Nomor 2011 | 2012 | 2013 | 2014 PEMANGKU KEPENTINGAN | No RENCANA AKSI PusAT DAERAH | SWASTA | _LAIN-LAIN ‘Mempermudah Akses Kredit * KKP ‘* Dinas * Forum * Kemenkeu Koperasi Fasilitasi dan UKM Kiaster fee * Perbankan 10 | Memperbaiki mutu bahan baku |» KKP * Disperindag dengan penggunaan bibit unggul_ | « BPPT * Dinas | dan memperbaiki cost-effective Kelautan budidaya kan dan Perikanan 77 | Modemnisasi mesin dan peralatan |~* Kemenperin | Dinas penangkapan ikan = KKP Kelautan dan + Kemenkeu Perikanan 2 BPPT | dt — = KKP Disperindag | Asosiasi | Perguruan bidang kemasan * BPPT Pengolah_| Tinggi © Kementerian Hasil Perindustrian Perikanan Ind 10

You might also like