Professional Documents
Culture Documents
001 Putu 1
001 Putu 1
001 Putu 1
PENDAHULUAN
Perkembangan
Human
Immunodeficiency
Virus/Acquired
Immunodeficiency
Syndrome
(HIV/AIDS) berdasarkan data WHO tahun 2007-2009
diketahui bahwa trend penyakit tersebut naik turun.
Epidemi AIDS di Indonesia sudah berlangsung hampir
20 tahun namun diperkirakan masih akan berlangsung
terus dan memberikan dampak yang tidak mudah diatasi
(Nurbani, 2008). Kasus HIV/AIDS di Indonesia sejak
tahun 2008 terus mengalami peningkatan ( Ditjen PPM
dan PL Depkes RI, 2011).
Pada Tahun 2010, Jawa Timur berada pada
posisi kedua sedangkan tahun 2011 pada posisi keempat
untuk kasus HIV/AIDS di Indonesia. Meskipun
menunjukkan penurunan peringkat namun jumlah
kasusnya tetap mengalami peningkatan yaitu 235 kasus
(6,6%) dari tahun 2010 (Ditjen PPM dan PL Depkes
RI, 2011).
METODE
Rancang bangun penelitian ini adalah penelitian
cross sectional. Populasi pada penelitian ini diperoleh
dari jumlah perkiraan seluruh WPS yang sedang
melakukan kunjungan ke klinik IMS di Puskesmas Putat
Jaya Surabaya pada bulan April-Mei 2011 yaitu
sebanyak 259 WPS. Sampel pada penelitian ini adalah
sebagian dari WPS yang sedang melakukan kunjungan
ke klinik IMS di Puskesmas Putat Jaya Surabaya yaitu
sebanyak 172 WPS. Cara pengambilan sampel dengan
systematic random sampling dengan interval 2 WPS.
3.
HASIL
Responden didominasi oleh kelompok umur 2130 tahun dan 31-40 tahun (49%). Asal wilayah para
WPS sebagian besar merupakan penduduk yang berasal
dari luar Surabaya sebanyak 168 responden (97,7%).
Meraka berasal dari daerah Jawa Timur (91,07%) yaitu
Malang, Jember, Probolinggo, Kediri, Pasuruan,
Jombang, Tulunggagung, Banyuwangi, Tuban, Nganjuk
dan beberapa kota lainnya. Sebagian besar responden
adalah tamatan SD (52,33%).
Status perkawinan perlu dipertimbangkan
terkait dengan kemungkinan interaksi antara populasi
paling berisiko (populasi berisiko tinggi) dengan
populasi umum (STBP, 2011). Hasil penelitian yang
dilakukan menunjukan bahwa sebagian besar status
pernikahan dari WPS yang bekerja dilokalisasi Dolly
dan Jarak adalah berstatus janda (85,5%). Namun ada
juga yang statusnya menikah (8,1%).
Lama bekerja menjadi WPS paling banyak
terdapat pada kelompok 3-5 tahun (48,8%). Lamanya
responden bekerja di lokalisasi Dolly atau Jarak paling
banyak menunjukan selama 3-5 tahun (48,8%). Untuk
riwayat bekerja di tempat lain selain dilokalisasi Dolly
dan Jarak paling banyak menunjukan bahwa respoden
tidak pernah bekerja sebelumnya kecuali di lokalisasi
tersebut (95,5%).
4.
PEMBAHASAN
Distribusi tingkat pengetahuan responden
tentang HIV/AIDS meliputi penyebab HIV/AIDS,
Sebagian
besar
responden memiliki tingkat
pengetahuan yang kurang tentang HIV/AIDS (58,7%).
Hasil STBP tahun 2011 pada kelompok berisiko tinggi
di Indonesia yaitu salah satunya WPSL menunjukkan
bahwa pengetahuan komprehensif di kalangan WPSL
masih rendah (<40%). Ada beberapa pengetahuan dasar
tentang HIV/AIDS yang masih banyak dijawab salah
oleh responden, misalnya HIV/AIDS dapat disebabkan
karena gigitan nyamuk (51,2%), HIV/AIDS dapat
disembuhkan dengan obat (45,3%), seseorang yang
terkena HIV/AIDS dapat dilihat dari kondisi fisik
(48,8%), HIV/AIDS dapat menular melalui berbagi
makanan (57%), Pekerjaan menjadi WPS bukan
merupakan pekerjaan dengan risiko tinggi terkena
HIV/AIDS (43,6%), menggunaan Narkoba suntik secara
bergantian tidak dapat menularkan HIV/AIDS (32,6%),
serta pemberian ASI dari ibu yang berstatus HIV tidak
dapat menularkan HIV ke anaknya (33,1%). Ternyata
masih banyak WPS yang tidak pernah mendengar
kondom wanita (41,9%), sebanyak 172 responden
(100%) menjawab bahwa dirinya tidak pernah
menderita IMS padahal ketika di cross ceck dengan
pertanyaan riwayat mendapat obat di klinik IMS, semua
WPS menjawab pernah mendapat obat. Masih banyak
juga yang menjawab bahwa seseorang yang menderita
penyakit IMS (sifilis, GO, Jengger Ayam) tidak
memiliki kemungkinan untuk terkena HIV/AIDS
(52,3%).
Hasil penelitian untuk variabel sikap diketahui
sikap responden terhadap HIV/AIDS paling banyak
tergolong baik (50,6%). Hasil penelitian ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Tsuroyya (2009)
pada WPS Dolly dan Jarak binaan Yayasan Abdi Asih
Surabaya, bahwa sebagian besar responden memiliki
sikap yang baik (55%).
Tabel 2. Gambaran Sikap Responden Berdasarkan Indikator
Surveilans Perilaku HIV/AIDS pada WPS di Puskesmas Putat
Jaya tahun 2012
Sikap Responden
Jumlah
%
Baik
Kurang
Total
87
85
172
50,6
49,4
100
5.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Karakteristik responden paling banyak didominasi
oleh kelompok umur 21-30 tahun (45,3%) dan 31-40
tahun (45,3%). Sebagian besar responden berasal
dari luar Surabaya (97,7%) dan paling banyak
merupakan tamatan SD (52,3%). Status pernikahan
responden paling banyak berstatus janda (85,5%)
(sitasi
28 November 2011).
Arifin, M. 2007. HIV/AIDS, IMS dan Narkoba Dalam
Paradigma Islam. Dinkes Kota Surabaya.
Surabaya.
Dinkes Provinsi Nangroe Aceh Darussaalam.2008.
Laporan Survey Surveilans Perilaku Resiko
Tertular HIV di Nangroe Aceh Darussalam.
http://staff.ui.ac.id/internal/140119296/publikas/Aceh_BS
S_Report_plus.pdf (sitasi 4 Desember 2011)
29
Sidogemah
Demak.
Kecamatan
Sayung
Kabupaten
http://ukhtyilma.files.wordpress.com/2011/09/laporan-pbl1-kelompok-3-sidogemah-2011.pdf
Nurbani,
Farah.
2008.
Social
Support
In
ODHA.http://www.searchinpdf.com/SOCIAL-SUPPORTIN-ODHA# (sitasi 29 November 2011).
http://www.digilib.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail.jsp?
id=77652 (sitasi 7 Januari 2012).