Fluidisasi: Kelompok 2

PRAKTIKUM UNIT OPERASI BIOPROSES
FLUIDISASI
Kelompok 2
Denia Apriliani
Klanita Sabira
Laras Ragil
Mariana
OUTLINE
Percobaan 1
- Data pengamatan &
Hasil Perhitungan
- Grafik
Percobaan 2
- Data pengamatan &
Hasil Perhitungan
- Grafik
Analisis
- Percobaan dan hasil
- kesalahan
Kesimpulan
PERCOBAAN 1
Tabel 1. Data Pengamatan Tekanan dan Kenaikkan Tinggi Unggun
terhadap Perubahan Laju Alir secara Increase
Treatmen
t
Increasin
g
Velocity
Haverage
P1
P2
L/s
cm
mmH2O
mmH2O
mmH2O
0.0
5.8
2.3
4.25
1.95
0.2
5.8
2.35
4.4
2.05
0.4
5.9
2.35
4.6
2.25
0.6
5.9
2.35
5.0
2.65
0.8
5.9
2.35
5.3
2.95
1.0
7.1
3.0
5.35
2.35
1.2
7.3
3.65
5.5
1.85
1.4
7.7
4.2
5.6
1.4
1.6
8.1
4.85
5.7
0.85
1.7
8.5
5.2
5.75
0.55
Grafik
Chart: Q vs H (Increasing Velocity)
Chart: Q vs dP (Increasing Velocity)
9.0
3.50
8.0
7.0
3.00
2.50
6.0
2.00
5.0
Height of Bed (cm) 4.0
3.0
dP (mmH20)
1.00
2.0
0.50
1.0
0.0
0.0
1.50
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Flowrate (L/s)
1.2
1.4
1.6
1.8
0.00
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Flowrate (L/s)
1.2
1.4
1.6
1.8
Tabel 2. Data Pengamatan Tekanan dan Kenaikkan Tinggi Unggun

terhadap Perubahan Laju Alir secara Decrease
Treatment
Decreasin
g Velocity
Haverage
P1
P2
L/s
cm
mmH2O
mmH2O
mmH2O
1.6
8.2
4.95
5.7
0.75
1.4
7.78
4.4
5.65
1.25
1.2
7.4
3.8
5.6
1.8
1.0
6.9
3.2
5.5
2.3
0.8
6.1
2.65
5.3
2.65
0.6
5.9
2.4
5.05
2.65
0.4
5.8
2.1
4.7
2.6
0.2
5.8
2.1
4.5
2.4
0.0
5.8
2.1
4.4
2.3
Grafik
Chart: Q vs H (Decreasing Velocity)
Chart: Q vs dP (Decreasing Velocity)
9.0
3.00
8.0
2.50
7.0
6.0
2.00
5.0
Height of Bed (cm) 4.0
dP (mmH20) 1.50
3.0
1.00
2.0
0.50
1.0
0.0
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Flowrate (L/s)
1.2
1.4
1.6
1.8
0.00
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Flowrate (L/s)
1.2
1.4
1.6
1.8
PERCOBAAN 2
Tabel 3. Hubungan Laju Alir terhadap Perubahan Suhu saat Heater
dan Termokopel
T = 80 degC
Thermocou
ple's
Treatment
Below
Above
Q = 1 L/s
t
T1
T2
T3
P1
P2
degC
degC
degC mmH2O mmH2O
cm
47.0
50.0
23.0
3.2
5.4
6.6
180
48.0
49.0
23.0
2.9
5.4
6.7
360
46.0
51.0
23.0
3.05
5.4
6.8
540
45.0
51.0
23.0
3.1
5.4
6.9
720
44.0
53.0
23.0
3.0
5.4
7.1
900
44.0
38.0
23.0
2.95
5.45
7.2
1080
49.0
37.0
23.0
2.95
5.4
7.25
Grafik
Tset = 80 degC; Q = 1 L/s
60.0
60.0
50.0
50.0
40.0
T1
T2
T3
Temperature (degC) 30.0
40.0
20.0
20.0
10.0
10.0
0.0
100
200
300
Time (s)
400
500
600
T1
T2
T3
0.0
700 750 800 850 900 950 1000 1050 1100
Time (s)
PERCOBAAN 2
dan Termokopel
T = 80 degC
Thermocou
ple's
Treatment
Below
Above
Q = 1.4 L/s
t
T1
T2
T3
P1
P2
degC
degC
degC mmH2O mmH2O
cm
38.0
43.0
24.0
4.3
5.6
7.6
180
27.0
44.0
25.0
4.3
5.7
7.8
360
36.0
44.0
25.0
4.25
5.7
8.1
540
29.0
44.0
25.0
4.2
5.7
8.3
720
31.0
42.0
25.0
4.2
5.7
8.4
900
35.0
43.0
25.0
4.2
5.7
8.5
1080
35.0
43.0
25.0
4.2
5.7
8.55
Grafik
Tset = 80 degC; Q = 1.4 L/s
50.0
45.0
40.0
35.0
30.0
20.0
15.0
10.0
5.0
0.0
0
100
200
300
Time (s)
400
500
Tset = 80 degC; Q = 1.4 L/s
600
50.0
45.0
40.0
35.0
30.0
20.0
15.0
10.0
5.0
0.0
700 750 800 850 900 950 1000 1050 1100
Time (s)
PERCOBAAN 2
dan Termokopel
T = 120 degC
Thermocou
ple's
Treatment
Below
Above
Q = 1 L/s
t
T1
T2
T3
P1
P2
degC
degC
degC mmH2O mmH2O
cm
62.0
67.0
26.0
3.1
5.5
6.4
180
55.0
66.0
26.0
3.1
5.5
6.45
360
55.0
65.0
27.0
3.2
5.5
6.5
540
56.0
65.0
27.0
3.2
5.5
6.5
720
61.0
62.0
27.0
3.1
5.5
6.55
900
54.0
52.0
28.0
3.1
5.5
6.6
1080
54.0
50.0
28.0
3.1
5.5
6.6
Grafik
80.0
70.0
70.0
60.0
60.0
50.0
50.0
40.0

30.0
Temperature (degC)
20.0
20.0
10.0
10.0
0.0
0
30.0
100
200
300
Time (s)
400
500
600
0.0
700 750 800 850 900 950 1000 1050 1100
Time (s)
PERCOBAAN 2
dan Termokopel
T = 120 degC
Thermocou
ple's
Treatment
Below
Above
Q = 1.4 L/s
t
T1
T2
T3
P1
P2
degC
degC
degC mmH2O mmH2O
cm
60.0
53.0
28.0
4.1
5.7
7.2
180
62.0
61.0
29.0
4.1
5.7
7.2
360
62.0
64.0
28.0
4.1
5.7
7.3
540
60.0
67.0
28.0
4.1
5.7
7.4
720
66.0
61.0
28.0
4.2
5.8
7.4
900
66.0
62.0
28.0
4.2
5.8
7.5
1080
71.0
63.0
28.0
4.2
5.8
7.6
Grafik
Tset = 120 degC; Q = 1.4 L/s
Tset = 120 degC; Q = 1.4 L/s
80.0
80.0
70.0
70.0
60.0
60.0
50.0
50.0

30.0

30.0
20.0
20.0
10.0
10.0
0.0
100
200
300
Time (s)
400
500
600
0.0
700 750 800 850 900 950 1000 1050 1100
Time (s)
Thermocouple
T
degC
Q
L/s
Q
m3/s
T3
degC
T3
K
k
W/mK
80.0
1.0
0.001
23.0
296.0
0.02492
80.0
1.0
0.001
23.0
296.0
0.02492
80.0
1.0
0.001
23.0
296.0
0.02492
80.0
1.0
0.001
23.0
296.0
0.02492
80.0
1.0
0.001
23.0
296.0
0.02492
80.0
1.0
0.001
23.0
296.0
0.02492
80.0
1.0
0.001
23.0
296.0
0.02492
80.0
1.4
0.0014
24.0
297.0
0.02499
80.0
1.4
0.0014
25.0
298.0
0.02506
80.0
1.4
0.0014
25.0
298.0
0.02506
80.0
1.4
0.0014
25.0
298.0
0.02506
80.0
1.4
0.0014
25.0
298.0
0.02506
80.0
1.4
0.0014
25.0
298.0
0.02506
80.0
1.4
0.0014
25.0
298.0
0.02506
120.0
1.0
0.001
26.0
299.0
0.02513
120.0
1.0
0.001
26.0
299.0
0.02513
120.0
1.0
0.001
27.0
300.0
0.0252
120.0
1.0
0.001
27.0
300.0
0.0252
120.0
1.0
0.001
27.0
300.0
0.0252
Below
Above
Below
Above
Below
Pr
5.62941
7
5.62941
7
5.62941
7
5.62941
7
5.62941
7
5.68154
1
5.62941
7
4.15901
3
4.22222
4
4.22222
4
4.22222
4
4.22222
4
4.22222
4
4.22222
4
5.68885
2
5.68885
2
5.67408
1
5.67408
1
5.67408
1
5.65939
Nu
h
W/m2K
3.31847 7.87583527
3.31847 7.87583527
3.31847 7.87583527
3.31847 7.87583527
3.31847 7.87583527
3.30227
7.8373992
5
3.31847 7.87583527
3.88815
9.253798277
1
3.84847 9.185014051
3.84847 9.185014051
3.84847 9.185014051
3.84847 9.185014051
3.84847 9.185014051
3.84847 9.185014051
3.27780
7
3.27780
7
3.27499
6
3.27499
6
3.27499
6
3.27219
7.844885792
7.844885792
7.85999157
7.85999157
7.85999157
Nilai Q vs Koefisien Transfer Panas (h)
T
80
80
Q
1
1.4
h (W/m2K)
39.04
41.02
T
120
120
Q
1
1.4
h (W/m2K)
46.32
48.21
60
50
40
T = 80oC
h
30
T = 120oC
Linear (T = 120oC)
20
10
0
0.95
1.05 1.1 1.15 1.2 1.25 1.3 1.35 1.4 1.45

Q
ANALISIS
Percoba
Percoba
an I
an I
Percobaa
Percobaa
nn
Fluidisasi
Fluidisasi
Percoba
Percoba
an II
an II
bertujuan untuk mengetahui

bertujuan
untuk
korelasi
antara
lajumengetahui
alir udara
korelasi
antaraunggun
laju alirdan
udara
dengan tinggi
dengan tinggi
unggun
dan
penurunan
teanan
sepanjang
penurunan
teanan sepanjang
unggun.
unggun.
bertujuan untuk mengetahui

bertujuan
hubunganuntuk
antaramengetahui
laju alir
hubungan
antara
laju alir
udara dengan koefisien
udara
dengan
koefisien
transfer
panas
pada
unggun.
transfer panas pada unggun.
ANALISIS PERCOBAAN 1
Mengatur
Mengatur
peralatan
peralatan
fluidisasi dan
fluidisasi dan
mengecek
mengecek
kerja alat
kerja alat
tersebut
tersebut
Pengkalibrasian
pengukuran suhu
oleh termokopel
Pengaturan ini bertujuan

Pengaturan ini bertujuan
untuk memeriksa
untuk memeriksa
kemampuan kinerja alat
kemampuan kinerja alat
fluidisasi tersebut dalam
fluidisasi tersebut dalam
membuat partikel unggun
membuat partikel unggun
terfluidisasi secara normal.
terfluidisasi secara normal.
karena umur alat yang
karena umur alat yang
sudah cukup tua sehingga
sudah cukup tua sehingga
terkadang suhu input tidak
terkadang suhu input tidak
sama dengan suhu output.
sama dengan suhu output.
Variabel dependen
adalah ketinggian
unggun dan
perbedaan tekanan
(pressure drop)
Variabel independen
adalah laju alir udara
(divariasi).
Adanya variasi laju

alir udara ini akan
mempengaruhi
ketinggian unggun
dan perbedaan
tekanan pada
unggun.
Pengaruh Laju Alir Udara terhadap Ketinggian Unggun
Increasi
ng flow
rate
Decreas
ing flow
rate
Chart: Q vs H
Umf
IFR
9.0
8.0
7.0
Increasing Flowrate
Decreasing Flowrate
6.0
5.0
Height of Bed (cm)
4.0
3.0
Umf
DFR
2.0
1.0
0.0
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1.2 1.4 1.6 1.8
Flowrate (L/s)
Logarithmic ()
Power ()
Logarithmic ()
Linear ()
Pada
laju
alir
rendah,
fenomena yang terjadi pada
partikel
unggun
cenderung
diam,
kemudian
akan
memunculkan
pergerakan
seiring dengan kenaikan laju
alir udara.
Melalui grafik tersebut dapat
dilihat bahwa laju alir udara
mempengaruhi
ketinggian
unggun.
Semakin besar laju alir udara
yang
dialirkan
ke
dalam
unggun, maka semakin besar
pula ketinggian unggun.
model
increasing
dan
decreasing flow rate tidak
memberikan
pengaruh
signifikan terhadap hubungan
antara laju alir udara terhadap
Pengaruh Laju Alir Udara terhadap Pressure Drop
Increasi
ng flow
rate
Decreas
ing flow
rate
Chart: Q vs dP
3.50
3.00
2.50
2.00
dP (mmH20)
Increasing Flowrate
Decreasing Flowrate
1.50
1.00
0.50
0.00
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0
Flowrate (L/s)
Pada kondisi ideal, nilai pressure drop

terus meningkat pada laju alir 0,0 L/s
hingga kecepatan fluidisasi minimum
Umf,
kemudian
konstan
karena
unggun sudah terfluidisasi dan
tahanan sudah tidak ada.
Kurva model increasing flow rate
tidak sesuai dengan kondisi ideal,
sedangkan pada model decreasing
flow rate kurva hampir sesuai
dengan kondisi ideal, hanya saja
kurva
menunjukkan
penurunan
pressure
drop
setelah
kondisi
konstan.
Mengukur
suhu
ruangan
terlebih
Mengatur
suhu heater
Dilakukan untuk
Dilakukan untuk
mengetahui seberapa cepat
mengetahui seberapa cepat
laju transfer pana yang
laju transfer pana yang
terjadi ketika ada suhu yang
terjadi ketika ada suhu yang
diberikan oleh heater
diberikan oleh heater
sistem.panas
untukkepada
memberikan
sistem.panas
untukkepada
memberikan
kepada sistem (unggun),
kepada sistem (unggun),
sehingga unggun akan
sehingga unggun akan
menjadi panas dan
menjadi panas dan
hubungan antara laju alir
hubungan antara laju alir
dengan koefisien transfer
dengan koefisien transfer
panas dapat diketahui.
panas dapat diketahui.
Variasi percobaan yang praktikan lakukan adalah dengan

menggunakan 2 jenis laju alir udara yaitu 1 L/s dan 1,4 L/s, 2
jenis temperatur yaitu 80 dan 120, serta posisi thermocouple
yang diletakkan di dalam unggun, dan di atas unggun.
Setiap variasi sistem dilakukan tiga pengambilah data suhu,
yaitu T1 untuk suhu heater, T2 untuk suhu thermocouple, dan T3
untuk suhu lingkungan di sekitar unggun.
Secara teori, semakin besar laju alir udara, maka koefisien
transfer panas juga semakin besar pula. Hal tersebut terjadi
karena seiring dengan kenaikan laju alir udara dalam unggun,
maka akan terjadi peristiwa fluidisasi. Adanya peristiwa
fluidisasi ini, maka sirkulasi partikel unggun akan semakin
merata karena partikel akan bercampur secara acak.
Bercampurnya partikel unggun ini akan lebih mempercepat
transfer panas karena banyak terjadi kontak antar partikel.
Pengaruh posisi thermocouple terhadap perubahan
T1, T2, dan T3
Tset = 80 degC; Q = 1 L/s Below
Tset = 80 degC; Q = 1 L/s Above
60.0
60.0
50.0
50.0
40.0
T1
T2
T3
40.0
20.0
20.0
10.0
10.0
0.0
100
200
300
Time (s)
400
500
600
T1
T2
T3
0.0
700 750 800 850 900 950 1000 1050 1100
Time (s)
Thermocouple yang berada di bawah unggun akan mempercepat

Thermocouple
yang berada
di bawah
unggun
akan mempercepat
perpindahan panas
dari heater
menuju
thermocouple
secara
perpindahan
panas
dari
heater
menuju
thermocouple
secara
konveksi maupun konduksi melalui partikel-partikel unggun,
konveksi maupun
konduksi melalui
partikel-partikel
unggun,
sedangkan
posisi thermocouple
di atas
akan menghambat
sedangkan
posisi
thermocouple
di thermocouple
atas akan menghambat
transfer
panas
dari
heater menuju
karena
transfer
panas
dari
heater
menuju
thermocouple
karena
thermocouple tidak melakukan kontak dengan unggun.
thermocouple tidak melakukan kontak dengan unggun.
Pengaruh laju alir terhadap perubahan T1, T2, dan T3
Tset = 80 degC; Q = 1 L/s Below
Tset = 80 degC; Q = 1.4 L/s Below
60.0
50.0
40.0
T1
T2
T3

20.0
10.0
0.0
100
200
300
Time (s)
400
500
600
50.0
45.0
40.0
35.0
30.0
20.0
15.0
10.0
5.0
0.0
100
200
300
400
500
600
Time (s)
Laju alir udara yang masuk ke dalam chamber, maka unggun akan
Laju alir udara yang masuk ke dalam chamber, maka unggun akan
semakin
terfluidisasi, sehingga grakan partikel unggun lebih besar.
semakin terfluidisasi, sehingga grakan partikel unggun lebih besar.
Gerakan partikel unggun yang semakin besar dapat meningkatkan
Gerakan partikel unggun yang semakin besar dapat meningkatkan
laju transfer panas dari heater menuju thermocouple karena kontak
laju transfer panas dari heater menuju thermocouple karena kontak
yang terjadi diantara ketiganya lebih besar.
yang terjadi diantara ketiganya lebih besar.
Pada saat laju alir udara 1 L/s, selisih kedua suhu secara berturutPada saat laju alir udara 1 L/s, selisih kedua suhu secara berturutturut adalah 3, 1, 5, dan 6, sedangkan pada laju alir 1,4 L/s selisih
turut adalah 3, 1, 5, dan 6, sedangkan pada laju alir 1,4 L/s selisih
Pengaruh setting temperature terhadap perubahan T1, T2, dan T3

80.0
60.0
70.0
50.0
60.0
40.0
T1
T2
T3

20.0
50.0
30.0
20.0
10.0
10.0
0.0
0.0
100
200
300
Time (s)
400
500
600
100
200
300
400
500
600
Time (s)
Data dan grafik di atas menunjukkan bahwa setting temperatur

Data dan grafik di atas menunjukkan bahwa setting temperatur
mempengaruhi besar suhu heater maupun thermocouple.
mempengaruhi
suhu heater
thermocouple.
Selain
suhu yang besar
lebih rendah,
padamaupun
setting temperature
80 juga memiliki
Selain suhu yang lebih rendah, pada setting temperature 80 juga memiliki
laju transfer panas yang lebih kecil daripada saat setting temperature 120,
laju transfer
lebih kecil daripada saat setting temperature 120,
karena
selisih panas
suhu Tyang
1 dan suhu T2 lebih kecil yaitu 3, 1, 5, dan 6,
karena selisih suhu T1 dan suhu T2 lebih kecil yaitu 3, 1, 5, dan 6,
sedangkan pada setting
temperature 120 selisih suhu T dan suhu T yaitu
sedangkan pada setting temperature 120 selisih suhu 1T 1 dan suhu 2T2 yaitu
5, 11, 10, dan 9.
Hubungan laju alir udara yang masuk dengan transfer panas
Grafik Hubungan Laju Alir terhadap Koefisien Transfer Panas
9.5
T=80oC
8.5
T=120oC
8
7.5
7
1.0
1.0
1.1
1.1
1.2
1.2
1.3
1.3
1.4
1.4
1.5
Semakin besar laju alir udaranya, maka semakin

Semakin besar laju alir udaranya, maka semakin
besar pula transfer panas yang terjadi.
besar pula transfer panas yang terjadi.
Semakin besar suhu, semakin besar pula transfer
Semakin besar suhu, semakin besar pula transfer
panas yang terjadi.
panas yang terjadi.
KESIMPULAN
TERIMA
KASIH

Fluidisasi: Kelompok 2

Uploaded by

Document Information

Original Description:

Original Title

Copyright

Available Formats

Share this document

Share or Embed Document

Sharing Options

Did you find this document useful?

Is this content inappropriate?

Copyright:

Available Formats

Fluidisasi: Kelompok 2

Uploaded by

Copyright:

Available Formats

PRAKTIKUM UNIT OPERASI BIOPROSES

Chart: Q vs dP (Increasing Velocity)

Tabel 2. Data Pengamatan Tekanan dan Kenaikkan Tinggi Unggun

Chart: Q vs dP (Decreasing Velocity)

degC mmH2O mmH2O

Tset = 80 degC; Q = 1 L/s

Temperature (degC) 30.0

degC mmH2O mmH2O

Tset = 80 degC; Q = 1.4 L/s

degC mmH2O mmH2O

Tset = 120 degC; Q = 1 L/s

Temperature (degC) 40.0

degC mmH2O mmH2O

Tset = 120 degC; Q = 1.4 L/s

Temperature (degC) 40.0

Temperature (degC) 40.0

Nilai Q vs Koefisien Transfer Panas (h)

1.05 1.1 1.15 1.2 1.25 1.3 1.35 1.4 1.45

bertujuan untuk mengetahui

bertujuan untuk mengetahui

Pengaturan ini bertujuan

Adanya variasi laju

Pada kondisi ideal, nilai pressure drop

Variasi percobaan yang praktikan lakukan adalah dengan

Tset = 80 degC; Q = 1 L/s Above

Temperature (degC) 30.0

Thermocouple yang berada di bawah unggun akan mempercepat

Tset = 80 degC; Q = 1.4 L/s Below

Temperature (degC) 30.0

Tset = 80 degC; Q = 1 L/s

Tset = 120 degC; Q = 1 L/s

Temperature (degC) 30.0

Data dan grafik di atas menunjukkan bahwa setting temperatur

Semakin besar laju alir udaranya, maka semakin

You might also like