Rangkaian RC

You might also like

Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 87
BUKU AJAR RANGKAIAN LISTRIK I Oleh: AJUB AJULIAN ZAHRA M, S.T., M.T. DARJAT, S.T., M.T. JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan pyji syukur ke hadirat ‘Tuhan Yang Mahakuasa, alhimya Diktat Kuliah Rangkaian Liswik 1 telah dapat diluncurkan, Diktat ini disusua untuk memenuhi Kkebutuhan mahasiswa Teknik Elektro, sebagai pengetahuan yang mendasar (entang rangkaian listrik dan analisenya, Struktur penyajian diktat ini terbangun atas delapan pokok bahasan, "yaitu: ‘endabuluan, Konsep Rangkaian, Hukum Eksperimental dan Rangkaian Sederhana, Pembagian Tegangan dan Arus, Metode Analisis Rangkaian, Induktor dan Kapasitor, Penerapan Fungsi Pemaksa Tangga Satuan Dalam Rangkaian RL dan RC, Analisis Rangkaian Sinusoida.Bahasa. Pada setiap pokok bahasan, Penulis telah menyertakan banyak contoh soal dan latihan-latihan yang sebagian disertai penyelesaiannya. Penyusunan laporan ini mendapatkan dukungan serta bantuan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini Penulis mengueapkan terima kasih kepada —rekan-rekan —dosen Universitas Diponegoro alas saran-saran konstruktifiya, kepada para mahasiswa Teknik Elektro yang telah memberi fambahan wawasan dan pemahainan kepada Penulis, dan pada keluarga yang telah memberi dukungan moral Krritik dan saran pembaca demi perbaikan dan kelengkapan diktat ini sungguh Penulis harapkan. Akhimya, Penulis berharap semoga diktat ini memberikan manfaat bagi para pembaca, sekaligus memberikin sumbangan pada pengembangan khazanah ilmu Semarang, Desember Penulis DAFTAR ISL KATA PENGANTAR ii DAFTAR ISI ‘ iti BABI ‘PENDAHULUAN 1 1.1 SATUAN I 1.2 GAYA, KERJA, DAYA 2 BABII KONSEP RANGKAIAN 4 2.1 ELEMEN-ELEMEN RANGKAIAN 4 2.2 KESEPAKATAN TANDA 5 2.3 HUBUNGAN TEGANGAN-ARUS 6 BAB Il HUKUM EKSPERIMENTAL & RANGKAIAN SEDERHANA 8 3.1 HUKUMOHM 8 3.2 HUKUM ARUS KHIRRCHOFF 10 3.3 HUKUM TEGANGAN KHIRRCHOFF 11 3.4 ANALISA RANGKAIAN LOOP TUNGGAL 14 3.5 RANGKAIAN PASANGAN SIMPUL TUNGGAL 16 BAB IV PEMBAGIAN TEGANGAN DAN ARUS 2 BAB V METODE ANALISIS RANGKAIAN 29 5,1 METODE TEGANGAN SIMPUL 29 5.2 PENGGUNAAN MATRIKS PADA ARUS MATAJALA 32 5.3 METODE MESH CURRENT 34 BAB VI INDUKTOR DAN KAPASITOR 55 6.1 INDUKTOR 55 6.2 KAPASITOR 58 6.3 RANGKAIAN RL DAN RC TANPA SUMBER 61 iti BAB VII PENERAPAN PEMAKSA TANGGA SATUAN PADA RL & RC : 66 7.1 FUNGSI PEMAKSA TANGGA SATUAN 66 7.2 PENERAPAN PADARANGKAIANRL 69 7.3 PENERAPAN PADARANGKAIAN RC 72 BAB VIII ANALISIS RANGKAIAN SINUSOIDA 8.1 TEGANGAN DAN ARUS SINUSOIDA 75 8.2 RESPON ELEMEN R,L,C 77 8.3 RESPON ELEMEN RLDANRC 81 DAFTAR PUSTAKA 84 iv BABI PENDAHULUAN Mata kuliah Rangkaian Listrik bertujuan kemampuan mengamati fenomena listik, meneran mengaplikasikannya dalam kehidupan praktis gar mahasiswa_mempunyai anya secara matematis dan 1.1 SATUAN Sistem Satuan Intemnasional (SI) didasarkan pada sembilan satuan dasar yang didaftar pada tabel 1.1, dari mana semua satuan lainnya diturunkan, ‘Tabel 1.1 Sistem Satuan Intemesional, satan desar Besaran Satuan_ Simbol Panjang Meter | Kilogram Sekon ‘Ampere Kelvin jumlah bahan ‘Mole intensitas penerangan Kandela : sudut datar Radian sudut ruang Steradian st | Satuan-satuan turunan yang biasanya digunakan dalam teori rangkaian listrik terlihat pada tabel 1.2 ‘Fabel 1.2 Satuan Turunan dari Saluan Dasor Besaran Sanan Simbol muatan listrik coloumb le potensial listrike Volt Vv | Tabi ‘Ohm Konduktansi siemens S | Induktansi_— henry. Frekuensi hertz Gaya ae _| newton: N ‘energi, Kerja {joule I Daya watt W fluksi magnet weber [wb [Kerapatan fluksi magnet | tesla i oe 1.2 GAYA, KERJA, DAYA. Gaya adalah perkalian antara massa dan percepatan, Definisi —: gaya setimbang yang memberikan percepatan sebesar sat meter setiap sekon kuadrad pada massa 1 kilogram, IN=1kg.mis" Kerja (usaha) dihasitkan bila sebuah gaya bekerja melalui suatu jarak. Satu Joule kerja ekuivalen dengan satu mewion meter (1 = 1 Nm). Kerja dan energi memiliki satuan yang sama yait new/on meter atau joule. Daya adalab laju pada mana kerja dilakukan, atau laju di mana energ berubal dari satu bentuk ke bentuk lain, Satuan turanan untuk daya adalah watt (W) yaitu satu joule tiap satu sekon (1/5). TW= Lis ARUS DAN MUATAN LISTRIK Muatan listrik, satuanmuatan—istrik adalah colowmb(C), 1 colowmb identik dengan 2 partikel yang mempunyai muatan sama, berjarak 1 meter dalam vakum dan tolak menolak dengan gaya sebesar 107%? newton, Arus adalah muatan yang bergerak, satuan dari arus adalah amper (A). 1 ampere adalah satu coloumb muatan yang bergerak melewati sebuah lokasi yang tetap dalam satu sekon 1A=1Cls ] eo & —e- 6= oO e- Fe- gambar.a gambar. b ~ Gambar 1.1 Muatan yang bergerak dalam suatu penghiantar Arus dihasilkan oleh muatan yang bergerak; dan satu amper adalah satu coulomb muatan yang bergerak melewati sebuah fokasi yang tetap dalam satu sekon. Muatan yang bergerak bisa positi? atau negative, Suatu cairan bisa mengandung ion ion positif seperti gambar a, atau ion ion negative seperti gambar b. Untuk penghantar logam, atom atom penghantarnya adalah tetap didalam struktur Kristal. Proton-proton yang bermuatan positif dalam inti atom dikelilingi oleh electron-elektron yang bermuatan negative, Semua penghantar yang baik akan memiliki satu atau dua electron dalam Kalit terluar dengan semila electron-elektron lain terkunci didalam kulit-kulit bagian dalam yang lebih dekat ke inti, Electron electron terluar ini bebas bergerak dari satu atom ke atom lainnya. Namun gaya-gaya coulomb mencegaly mereka bertumpuk dalam suatu tempat. POTENSIAL LISTRIK Potensial listrik adalah selisih pot antara 2 titik sebuah penghantar yang mempunyai arus Konstan FA dan daya yang terdisipasi antare Kedua titi tersebut adalah |W. 1V=1WA aay Daya p adatah hasil kali arus dengan beda tegangan, p=v/ atau vp KONSEP RANGKAIAN N-ELEMEN RANGKAIAN Sebuah diagram rangkaian (circuit diagram) atau jaringan (nerwork) (erbentuk dari gabungan seri dan paratel dari elemen-eiemen du terminal untuk: menyatakan sebuah alat listrik. Analisis diagram rangkaian meramalican hasil alat yang seber nya Sebuah rangkaian listeik terdiri atas elemen-elemen Elemen aktif yaitu sumber tegangan dan sumber arus yang mampu menyalurkan energi ke jaringan. Elemen-elemen aktif yang bebas (tegangan atau arus) tidak berubah nil oleh perubahan dalam jaringan tersambung. Gambar 2.1 Simbol Sumber Tegangan Bebas dan Sumber Arus Bebas Elemen-elemen aktif tak bebas, merupakan sumber tegangan atau sumber arus yang nilainya berubalh menurut variable-variabel dalam jeringan tersebut. voy PI Gambar 2. 2 Simbol Sumber Tegangan Bebss dan Sumber Arus Bebas Elemen-elemen pasif yaitu elemen-clemen yang sifatnya menyerap.atau menyimpan energi dari sumber. Contoh : resistor, inductor, kapasitor Gambar 2, 2 Simbol Elemen-elemen pasif 2.2 KESEPAKATAN TANDA Bila suatuy arus memasuki sebuah elemen rangkaian pada terminal bertanda + untuk tegangan V pada elemen tersebut, daya yang diserap adalalt Dalam gambar a, va=20V, vb=-15V. pada elemen A P= v, §=-20)3) = -60 W Penyerapan negative adalah emisi positif, akibatnya elemem A pastilah sebuah sumber, Elemen-clemen B dan C berturut-turut mempunyai 45W dan 15W daya terserap. Rangkaian gambar b bersama dua baterai dan satu resistor seri berhuubungan secara tepat sekeli dengan rangkaian, Baterai SV dimuati pada aju sebesar 15 joule setiap sekon. i os gambar. & $ gambar. 5 Gambar 2.3. Gambar (a) dan (b) Kesepakstan tanda pada suatu Rangkaian Listik 2,3 HUBUNGAN TEGANGAN-ARUS Flemen-elemen rangkaian pasif yakni tahanan, induktansi, dan kapasitansi bik sekali didefinisikan dengan cara dalam mana tegangan dan arus dikaitkan pada masing-masing elemen, Pada tabel 2.1, arus dianggap memasuki elemen pada terminal tegenyan bertanda positif. ‘Tabel 1.1 Simbol Elemen dan satuannya Elemen ‘Satuan Tegangan ‘Arus Daya [ rangkaian i | ohm (Q) | v= Ri | (Hukun Ohm) vale =t | i henry (1) di v4 5 | | farad (F) kapasitansi Conteh soal : a) Tahanan pengganti ? b) R yang menyerap daya terbesar? 15 O. BAB III HUKUM EKSPERIMENTAL * DAN RANGKAIAN SEDERHANA 3.1 HUKUM OHM ‘Tegangan melintasi berbagai jenis bahan penghantar adatah sebanding lurus dengan arus yeng mengalir melalui beban tersebut VER. Lyi ae ® peviceret R Elemen pasif paling sederhana, yakni tahanan, dapat diperkenalkan dengan meninjau hasil kerja seorang ali fisika Jerman yang tak terkenal , George Simon ‘Ohm, yang menerbitkan sebuah selebaran pada tahun 1827. selebaran itu berisi hasil salah satu usaha pertama untuk mengukur arus dan tegangan serta ‘monerangkannya dan menghubungkannya secara matematis. Salah satu hasil adalah pemyatazn mengenai hubungan fundamental yang sekarang kita namai Hukum Obm, wataupan semenjak itu telah diperlihatkan bahwa hasil ini telah ditemukan 46 tahun sebelumnya di Inggris oleh Henry Caveudish, seorang abli yang brilian, Akan tetapi, tidak seorangpun, termasuk Ohm yang mengetahui hasil kerja Cavendish karena hasil itu tidak diungkapkan dan tidak diterbitkan sampai keduanya sudah lama meningeal. Hokum Ohm mengatakan bahwa tegangan melintasi berbagai jenis bahan pengantar adalah berbanding lurus kepada arus yang mengalir melalui bahan tersebut, V=Ri Ga) Dimana konstanta pembanding R dinamai resistansi (tahanan). Satuan tahanan adalah ohm, yang sama dengan I V/A dan biasanya disingkatkan dengan buruf omega besar, Q. Jka persamaan ini digambarkan pada sumbu-sumbu v terhadap [, maka diperoleh sebuah garis lurus yang melalui titik pusat Koordinat, Persamaan tersebut adalah finear, dan kita akan mengambilnya sebagai definisi tahanan linear, Jadi, jika perbandingan (ratio) di antara arus dan tegangan dari suatu_ elemen rangkaian sederitana adalah sebuah Konstanta, maka elemen tersebut adalah sebuah tahanan linear yang mempunyai talianan yang sama dengan ratio (perbandingan) tegangan terhadap arus, Gambar diatas memperlihatkan simbol rangkaian yang paling umum yang, dipakai untuk sebuah tahanan. Sesuai dengan konvensi tegangan, arus, dan daya yang dipakai dalam bab yang lalu, hasil perkalian antara v dan i akan memberikan daya yang ap oleh tahanan tersebut. Yakni, v dan i dipilih schingga memenuhi konvensi tanda pasif. Daya yang diserap timbul sebagai panas dan nilai nya selalu positif, sebuah tahanan adalah elemen pasif, yang tidak bisa menyerahkan daya atau menyimpan energi. Cara fain untuk menyatakan daya yang diserap adalah yt pwsPR= ce perbendingan diantara arus dan tegangan adalah juga sebuah konstanta, ee yok dimana G dinamai konduktansi. Satuan untuk konduktansi. Satuan untuk i (33) konduktansi adalah mho, yakni, 1 A/V, dan disingkat dengan huruf omega yang terbalik, Simbol rangkaian yang sama digunakan untuk menyatakan resistansi dan ~‘konduktansi. Satuan SI untuk konduktansi adalah Siemens. Daya yang diserap juga positif dan dapat dinyatakan dalam konduktansi G4) Resistansi dapat digunakan sebagai dasar untuk mendefinisiken dua istilah yang umum digunakan, yakni, hubungan pendek (short circuit), dan rangkaian terbuka (open circuit). Kita definisikan hubungan pendek sebagai sebuah tahanan yang besamya nol ohm;maka, karena v= Ri, tegangan melintasi sebuah rangkaian pendek harus sama dengan nol, walaupun besarnya arus boleh sembarang, Dengan cara yang sama, kita definisikan rangkaian terbuka sebagai tahanan yang mempunyai tahanan tak berhingga. Jelaslah bahwa arusnya sama dengan nol, tak peduli berapa tegangan melintasi rangkaian terbuka tersebut. to 3.2 HUKUM ARUS KIRRCHOFF(KCL) Jumlah aljabar semua arus yang memasuki sebuah simpul adalab nol. Simpul adalah sebuah titik dimana dua atau lebih elemen mempunyai nubungan bersema, =O Gambar 3.1 Juma aljsbararus pada sebuah simpul Hubungan dua elemen rangkaian atau lebih menghasilkan sebuah titik sambung yang disebut simpul (node ). Sebuah titik sambung dua elemen adalah sebuah simpul sederhana (simple node); titik sambung empat elemen atau lebih adalah sémpul wiama (principal node). Dalam metode tegangan simpul untuk menganalisis rangkaian, persamaan- persamean akan diperoleh pada simpal- simpul utama dengan menerapkan Aukum arus kirchoff( kirchoff's current law) Hukum ini menyatakan bahwa pada setiap simpul( utema atau bukan ) jumth anus yang masuk sama dengan jumlah arus yang keluar-Konservasi muatan listrik adalah dasar dari hukum inj. Pernyataan hukum arus Kirchoff dalam bentuk lain adalah (i) arus total ke dalam sebuah simpul adalah nol:Gijamus total ke Tuar ~sebuiah simpul adalah not Contoh, pada gambar 3.2, lima cabang berhubungan pada sebuah titik sambung bersama membentuk sebuah simpul utama. Arus total ke dalam simput adalah behvls by “Sah Gambar 3.2 Lima cabang aus terhubung pada sebuah simpul u Persamaan yang sama diperoleh bila jumlah arus yang masuk dibuat sama dengan jumtah arus yang keluar: Nv Ts=he Lads 3.3 HUKUM TEGANGAN KIRRCHOFF (KVL) Jumlah aljabar seluruh tegangan mengelilingi sebuah jalan tertutup dalam sebuah rangkaian adalah nol Dh =o G3) Gambar 33. Sebuah lintasan tertutup unggat Untuk setiap lintasantertutup dalam sebuah jaringan yang diikuti (dilintasi) dalam satu arah tunggal, haku tegangan Kirchoff ( Kirchojf's voltage law) menyatakan bahwa jumlah aljabar dari tegangan ~tegangan adalah nol. Sebagian dari tegangan tersebut mungkin adalah sumber tegangan , sedang yang lainnya diakibatkan oleh elemen-elemen pasif. Pada rangkaian resistif arus searah (de),tegangan terakhir ini adalah dalam bentuk V=1 Dalam mel:ntasi lup (loop). jjika sebuah clemen dimasuki pada ujung potensial yang negatif, maka dalam penjumlahan tegangan diambit negatif. Contoh, dengan memulai dari pojok kiri bawah dati rangkaian satu lup pada gambar 3.4 dan menerapkan hukum tegangan Kirchoff pada lintasan elemen yang searah jarum jam, dihasilkan persamaan berikut Vy Ve Vy ~ Vat 0 W Sebuah persamaan dapat diruliskan untuk sebuah lintasan tertutup seperti mnom pada gambar 3.4 dengan mengemukakan tegangan V gx itmana o diangeap positif berkenaan dengan m. dengan memulai lagi dari pojok kiti bawah, @ ww) Gambar 3.4 Analisis Rangksian istrik Loop tungya! Persamaan hukum tegangan kirchoff untuk rangkaian pada gambar 3.4(a) adalah identik dengan rangkaian yang telah umum dipakai pada gambar 3.4(b). Vai Vy + Vy Vas Vy =O ata Vet IRy+ Vy IRe + R30 Lup dapat diikuti dalam arah yang berlawanan dengan jarum jam, yang hanya mengubah tanda dari masing-masing ruas tegangan. Biasanya yang paling sedethana adalah pertama-tama menetapkan arah arus positif dan kemudian mengikuti fup dalam arab tersebut, Contoh soal: Tentukan ixdan Vsnya ! 13 Penyelesain + Lihat resistor 69 yang diparalet Ww eee 62 total = Is =2A+SA=TA V total = Vs Va= Veos + V ea = 1.6 +12 = 7.6412 = 42412 +54 voll Penyelesaian = Cabang = 6 Simput = 4 Dari simpul A 2A-ix-10A=0 eA Dari simpul B Dati loop C DA+IOA=0 V+ 60V + (-2.5)=0 ips = -2A Vai = 50V 3) pes yas HEEL | | ny 2 4 Penyelesaian : Lihat pada resistor 50 olim paling kann, V= |. R=2 A’ 50Q= 100 volt ‘Tegangan ini sama besar pda resistor 100 ohm, maka besamya 1 pada resistor ini adalah, R100 Seltingga arus pada resistor 50 ohm (tengah) adalah 2 A+ 1A=3A Maka Vx=3 5 150 volt Tegangan pada resistor 15 ohm adalah sama dengan samabungan yang, 00 V + 1S0V = 250 Volt Anus pada resistor 25 ohm = 250/25 =10.4 Sehingga besarnya Ix adalah 10 A+3 A= 13 A diparalelnya yaitu sebesar: 3.4 ANALISA RANGKAIAN LOOP TUNGGAL “Yipee -120 +301 + 30+ 151=0 nev i-2A Gambar 3.5 Contoh Rangksianlistrik Loop tunggal Langkah ~ langkah analisa 1, Memisalkan arah referensiuntuk arus i a. Pemilihan referensi tegangan pada tahanan (arus masuk tahanan referensi tegangan posit) 2. Gunakan KVL Daya yang digunakan oleh setiap elemen Prov = 120-2) = -240 (elemen menyupiai daya 240 W ) P xa = ?R = 2.30 =120 (menyerap 120 W ) Puv = 302) = 6OW Pisa. =Y.15 = 60W “Gambar 3.6 Analisa Rangkaian listrik dengan memakai arus loop Pada gambar 3.6, arus mata jala (mesh current) {) dan fz ditetapkan untuk jaringan tiga cabang yang sama. Arus di dalam cabang tengah (panah putus-putus) diberikan oleh selisih kedua arus mata jala 1 ~ t yang tidak diketahui dapat diperoleh dengan menerapkan hhukum tegangan Kirchoff bagi kedua lup (loop) dalam mana kedua ars mata jala tersebut mengalir. Umumnya paling baik adalah mengikuti lup-lup dalam arah yang sama seperti arus sehingga tanda-tanda suku tegangan mengikuti suatu pola yang sederhana, Untuk suatw jaringan planar (bidang yang umum, suatu arus mata jala ditetapkan pada garis keliling masing- masing daerah terbatas ke dalam mana jaringan membagi bidang tersebut. Adalah mangkin juga menggunakan pasangan lup yang lain, dalam nal mana orang biasanya membicarakan arus sebagai arus-arus lup (loop currents) Gamba 3.7 Analisa Rangkaianlisiik dengan memakal arus loop Dengan menggunakan hukum tegangan kirchhoff sepanjang lup kiri, mulai dari ttik a -20 + 51 410 (L-12)=0 dan sekeliling lup kanan, mulai dari titikb BHO(Io-h)+22 16 ‘Susun kembali suku ~ suku, 151-10, = 20 “101, + 12h =-8 penyelesaian persamaan ~ persamaan ini secara serentak menghasilkan 11 = A dan 12 = 1A. jika arus yang pada resistor 100 dengan arah ke bawah diperlukan, arus ini diperoleh sebagai {1-12 =1 A Contoh : Tentukan i! Penyelesain : e+ Lir=0 -120430i+2V,-15i=0 Ww VA=iR= (15) Q) Kedua persamaan dipaduken, -120#15i+30i=0 45i = 120 i 2067 A 3.5 RANGKAIAN PASANGAN SIMPUL TUNGGAL Gambar 3.7 Analisa Rangkaian lisirik dengan metode tegangan simpul v7 120 +30 V+ 30415 V=0 V=2volt Langkah ~ langkah analisa |. Menghubangkan elemen secara parallel dan menganggap Adanya tegangan V yang melintesi setiap elemen >. Pilih satu ttkreferensi yang lebin negative dari V, tentukan arah arus 3. Gunakan KCL, ; Jaringan yang diperlihatkan pada gambar (b) berisi lima simpul dimana 4 dan 5 adalah simpul - ypu sederhana dan 1,2,3 adalah simpul — simpul utama, Dalam metode tegangan simpul, salah satu simpul utama dipilih sebagal acueh dan persamaan - persamaan yang didasarkan pada hukun aris kirchhoft dituliskan pada simpul ~ simpul utama lainnye, Pada masing ~ masing simpul ‘tama lainnya ini suatu tegangan ditetapkan , dimana dapat dimengeti bahwa ini adalah tegangiin berkenaan dengan simpul acuan, Tegangan —tegangan ini adelah yang tidak diketau dan bila ditentukan dengan metode yang sesuai, menghasitkn penyelesaian jaringan @ 0) Gambar 38 Analise Ranghaian listrik dengan metode tegangan simpul Jaringan digamarkan kembali pada gambar (b) dan simpul 3 dipilih sebaga! acuan untuk tegangan- tegangan VI dan V2. hokum arus kirehinoff memerlukan ‘bahwa arus total keluar dari simpul | adalah nol = vi W-v2 a = 3 Te’ he Ce 18 Dengan cara sama, arus total yang keluar dari simpul 2 harus nol BT. Re ca menerapkan hukum arus kirchhoff dalam bentuk ini tidais berarti bahwa arus ~ arus cabang yang sebenamya semuanya diarahkan keluar dari salah satu simput. Sesungguhnya arus dalam cabang 12 perlu diarahkan keluar dari satu simput dan masuk ke yang lain, Persamaan dalam bentuk matriks : vi) "Ya v2. Wy RB pethatikan simetri matriks koefisien, Elemen 1,1 mengandung kebalikan dari G8) semua tahanan yang dibubungkan ke simpul 1 ; clemen 2,2 berisi kebalikan dari semua tahanan yang dihubungkan ke simpul 2. elemen 1,2 dan 2,1 masing ~ masing adalah sama dengan negative dari penjumlahan kebalikan tahanan ~ tahanan dari semua cabang yang menghubungkan simpul | dan 2 ( hanya satu cabang seperti ini di dalam rangkaian yang ada) pada sisi sebelali Kanan, matriks arus berisi arus —arus penggerak Va/RA dan Vb/RE, kedua suk ini diambil positif sebab keduanya mengalirkan arus ke dalam sebuah simpul, Contoh soal Pada rangkaian diatas tentukan besar Iy,b dan ly, 19 Penyelesaian : Meaurut hokum arus Kirchhoff arus netto yang kelwar daci simpul 1 harus nol vi? FIO; Dengan cara yang sama , pada simpul 2, V2-VI_ V2, ¥2+50 104 4 2 buatlah kedwa persamaan dalam bentuk matriks Determninan koefisien-koefisien pembilang adalah oso 0,10) [0,10 0,85 670 Dihubungkan dengan tegangan ini, anus ditentuksn sebagai berikut : 2-V1 ¥2+50 37 A =1045 A Contoh soal + Tentukan jumlah cabang dan simpul Harga i dan Vx 20 Cabang = 6 Simpul = 4 Dari simpu! A 2A-ix- 10A=0 ip A Dari loop C Dari simpul B ~igs—12A+10A=0 Vx 4 60V 4(6-2.5)=0 Var = 50) igs = 2A + Hitung daya total yang disalurkan pleh sumber 60 V dan daya yang diserap oleh masing ~ masing resistor. stm os (4 wav nem E Penyelesain Besar hambatan od 126 | Ram yg 7 te Besar hambatan ab Rab=7+5=120 Besar hambatan parallel cd dan ab 4.12 Rp= 22 230 PY F412 2 Besar hambatan total Rt=34+7=100 Anus total pada rangkaian lab = 60-454 pada resistor 6 ohm = Basa =34 I pada resistor 12 ohm =4,5A~3A~= 1,5 Daya total(Pt) PL=V. It =60 volt .6 A= 360 Watt Pin= PR=6.7=252 Watt (pada g-e) Pee. R= 9.6 = 54 Watt Pra =P .R=2,25 . 12=27 Watt Pia= FP .R=2,25 .7= 15,75 Watt ( pada a-b) Psan PP. R=2,25 .5= 11,25 watt BAB IV PEMBAGIAN TEGANGAN DAN ARUS: Dengan mengkombinasikan tahanan-tahanan dan sumber maka kita telah sendapatkan satu metode untuk memperpendek kerja untuk menganalisa sebuah rangkaian, Jalan singkat lain yang berguma adalah pemakaian ide pembagian tegangan dan arus, 1 4 Vg = ViEVEEVs Ry, Vin = 1Rrt Ret Ra) @ ) Gambar 4.1 Pembagian tegangan Kedua gambar di atas adaiah contoh pembagian tegangan. Pembagian tegangan digunakan untuk menyatakan tegangan melalui salah satu diantara kedua talanan seri tersebut di dalam tegangan melalui kombinasi itu. Di dalam gawrbar 1.1(a) tegangan melalui Re dijelaskan, Va = Ral = Ro. Rk Atau, +R Dengan tegangan melalui Ry adalah dengan cara yang serupa, ‘Tegangen yang timbul melalui salah satu tahanan seri tersebut adalah tegangan total dikali rasio (perbandingan) daripada tahanan total pembagian tegangan dan kombinasi tahanan kedua-duanya dapat digunakan, seperti dalam rangkaian yang 23 diperlihatkan gambar 1.2. Diluar Kepala maka kita kombinasikan tahanan 3 di lan 60 untuk mendapatkan 2Q sehingga ki ta dapatkan bahwa Va adalah 2/6 dari 12 sin V ataud sin. Ganda (Dual) daripada pembagian fegangan adalah pembagian arus bila sekarang dliberi arus total yang masuk kepada dua Konduktansi paralel, sebagel yang ddigambarkan oleh rangkaian dari gambar 3(a) _Aras yang mengalir pada Gr adalah, =G.V=G —— h=GN=G Foe eect | dd | 2singvt" Gambar 1.2, Contoh numerik yang menggambarkan kombinasi tahanan dam pembagian tegangan geris berombak. D; dalam simbol summber menyatakan sebuah vatiasi sumber dengan wakttt ees BR SR leg) — (b) 2Re 2RA Gambar 1.3 Pembagian arus Wehthth Jad arus yang mengalir melalui salah satu diantara Konduktansi paralel pada Gamber 13{a) adalah arus total dikali perbandingan daripada konduktansinya dengan konduktansi total. Karena kita diberikan nilai tahanan lebih s: ing Jaripada konduktansi_ maka bentuk yang lebih penting daripada has terakhir didaparkan dengan menggant G, dengan I/R; dan Gy dengan 1/Ra, ‘Alam tidak bergembire melihat kita disini Karena kedua persamaan terakhir tnempunyai sebuah factor yang sangat berbeda. Dari fictor yang digunakan dengan pembagian tegangan dan sejumizh usaba dipertuken untuk menghindar! Kesalahan, Banyak mahasiswa memandang pengertian pembagian teganga ebagai yang “ielas” dan pembagian arus sebagai sesuatu yang “Berbeda” akan rmenolong juga untuk menyadari bahwa tahanan yang lebih tesar_selalu smenyangkeut arus yang lebih kecil Sebagai satu contoh penggumaan kedua pembagian arus dan kombinasitahanan, naka kita Kembali ke contoh Gambar 12 dan menutiskan sebuah pemyataan antuk arus yang melalui tahavan 30 arus total yang mengalir ke dalam kombinasi 30 dan 60. adalab: 2s 12siné 4+ (6)3)/(643) Dan anus yang diinginkan adalah, 12sine 6 ee = 408 int 4+ (O(B)(G+3) 643 ld Contoh soal | Berapa 1.2 5a i 40 20 Jawab: 26 Jawab: HUBUNGAN DELTA Tegangan transformator tiga fasa dengan Kumparan yang dibubungkan secara delta yaita Vis, Vac dan Vea yang masing-masing berbeda fasa 120". Pye tVag Ven =9 Untuk beban yang seimbang, al (b} Gambar 1.4 HUBUNGAN BINTANG. Arus transformator tiga fasa dengan kumparan yang dihubungkan secara bintang yaitu ta, fa, {4 yang masing-masing berbeda fasa 120°, ‘Untuk beban yang seimbang 2) (03 Gambar 1.5 agan: Tage BABV METODE ANALISIS RANGKAIAN 5.1 METODE TEGANGAN SIMPUL Jaringan yang diperlihatkan pada gambar 5.1 terdiri dari 3 simpul. Dalam metode tegangan simpul, salah satu simpul utama dipilih sebagai acuan dan persamaan-persamaan yang didasarkan pada hukum arus Kirchoff dituiskan pada simpul lainnya, Pada masing: masing simpul utama tainaya ditetapkan suatu tegangan.. ‘Tegangan-teganagan ini adalah yang tidak diketahui dan bile ditentukan dengan metode yang sesual, menghasitkan pemecahan jaringan, + Contoh bentuk jaringan dengan 3 simpul acuan cee ‘Gambar §.1 Analisa tegangan simpul untuk menganalisa rangkaian Pada simpul 1 Pada simpul 2 OSVi+ 02(Vi-Va) =3 1V2#02(V2- Vi) 0.7V1-02 V2 =3 -02Vi+12V2 Dengan metode subsitusi dari persamaan I dan 2 dihasilkan: Vi=5Vv Vi=25V + Bentuk jaringan dengan 4 simpul acuan: Gambar 5.2 Analisa tegangan simpul dengan 4 simpul acuan Pada simpul 1 3(Vi— Va) +4 (Vie Vs) = 8) — 63) = 0 TVi-3V2-4Va 0 =-11 Pada simpul 2 3(Va- Vi) #1 Vat2 (Vr Vs)-3 = 3V/46V2-2V3 Pada simpul 3 A(V3— Vi) +2 (Vx V2) +5 V3-25 =0 4Vi-2 V2-11V3 25 ‘Buat ketiga persamaca dalam ben(uk matril 73 3 6 : 4-2 “Jptuk mencari nilai Vz dan V3 lakukan hal seperti di atas. + Bentuk jaringan dengan sumber tegangan: Gambar 5.3 Analisa tegangan simpul dimana ada sumber fegangan dan sumber arus di dalamnya Apabila terdapat sumber tegangan maka jumnlah simpul dicirikan (dari 2 menjadi 1 simpul super) s-V2=22 Pad- simpul | 3(Vi — Va} +4 (Vie Vs) = 8) — (3) = 0 TVi-3V2-4V3 =e Pada simpul super (kuning) Jumleh keeaam arus yang meninggalkan simpul super = 0 3(V2- Vi)-3+4 (Vs Vi)-25 45 Vst1 V2 =0 TV +4Vi-0Vs 28 selesikan dengan metode matriks [7-3 apr] pou 7 4 0 fy, [=| 28 or thy) [22 -24V Untuk mencari nilai V2 dan V3 lakukan hal seperti dia atas 5.2 PENGGUNAAN MATRIKS PADA METODE ARUS MATA JALA (MESH CURRENT) Persamaan simultan dati sebuah jaringan mata jala 7 dapat dituliskan dalam bentuk matrik, seperti pada contoh penyelesaian di atas. Untuk lebih jelasnya lihat jaringan gambar 4 i bawah ini, Apabila hukum tegangan kirchoff diterapkan pada jaringan tiga mata jala maka akan diperoleh persamaan seperti dibawah ini: Ra Re Re Re 2 Y | i | aL Gam ‘Sef Analisa arus mata jala untuk menganalisa rangkaian dan |; adalah arus mata jala KVL diterapkan pada tiap loop. Loop} => -Va+I.Ra+ Ra (i-h)=0 6.1) Loop2=> Ru (la~h)+bRe + Ro(la—h)=0 (2) 33 Loop3=> Ro(is—h)+ Vet bRu=0 (33) (Ra + Ry) = Rae =Vs Rel t(Rn+Re#Ry) 2-Ryls = 0 =Rok +(Ro+ RY =-Ve R,tRy “Ry o Pu) f va Ry RytRe+Rp -Ry [Le |=| o (5A) | 0 Ry RytR, |b] [vb Rn Ra Rul] [™ Ry Ra Rats [=| V2 (6.5) Ry Ra Ro fle} Ls 19 -12 074) foo “12,18 -6} 7, |=] 0 o -6 ils) lo 60 -12 0] [19 -12 0 heJo 18 -d:l-12 18 —6=17280: 2880+ 6A 0 -6 18}|0 -6 18 34 19 60 Of {19 -12 0 heL-12 0 -6:-12 18 -6|-12960: 2880-454 o 0 wilo -6 18 [19, -12 69/19 -12 0 Pa 18 ‘| 2 18 -4 1320 : 2880 = 1.5 A 0 -6 oj[0 -6 18 53 METODE MESH CURRENT adalah sifat rangkaian sebidang. Metode ini tidak dapat dipakai pada setiap jarce= Analisis mesh hanaya dapat dipakai pada jarinagn yang terletetak dalam satu bidang. ‘kan mesh sebagai sebuah loop yang tidak mengandung loop didalamnya. Untuk on penyelesaian pada rangkain berloop tunggal , kita menggunakan hokum kirchof 1 ‘10h penyelesaiannya: Perseze= yang dapat di peroleh pada tiap-tiap loop: toog Bi —ig~ 2R= 7-6 looe 2 -iy+ 6in—3i3=0 loor > -2iy -3iz 615 =6 dalam bentuk persamaan matriks 3-1 -274] [7-6 -1 6 =3/i [=| 0 -2 -3 64] | 6 ‘ Wo -1 = {3-1-2 i elo 6 -3]:l-t 6 -3/=117:39=3A | 6 -3 6|}2 -3 6] Bila di dalam rangkaian terdapat sumber arus, maka akan mereduksi jumlah mesh enjadi mesh super. ‘Contoh: ».fesh super (gabungan mesh 1 dan 3) : + MGig43(ip-)HT is = 0 indigtdig=7 Mesh 2: cy + in + 3beis), o Sumber arus dihubungakan dengan arus mesh 1 1-4 474) [7 -16 -3/4|=[0 1 0 -1f4] [7 \7 -4 4/|1 -4° 4} i=} 6 -3 ha 6 -3=9A yo -i||1 0 | 17 4[|l -4 4 h=b1 0 -3:;1 6 ~-3}"-2A 17 Ih 0 =I Bila sumber arus terletak di keliling rangkaian, maka mesh dimana sumber arus ter dapat diabaikan Contoh: Pada mesh 1 i SISA Pada mesh 2: Lirh#2ixt2Grris) = 0 ~ 61-313 =0 a esses w Pada mesh 3; 19 Vs ii = 19 (isin) =| 3in + 2/3i)=0 iy#2/3i = 0... ae Q) Dari persamaan diatas, kita ubah ke bentuk matriks : 10 of; 1s o 6 344, [=|15 O 13 2/3 i 1S. is o offf o 0 Is 6 ~3}:J0 6 —3|= 75:5 =15A jis 173 2/3] [0 1/3 273) 37 His offt 0 0 n= jo 15 .-3]:]0 6 -3)= S5:5=11A 0 1s 2/3] Jo 1/3 23] [Po If ft oof wep 6 15:10 6 -3)= 85 :5= 17 fp 3 15) b 73 2/3] 5.4 METODE TEGANGAN SIMPUL 3yeovan) ‘Arus total yang masuk dan keluar dari simpul 1 Conte® soal: =-10 38. Pos = (1670.5 = 128 W ha Pin oy1=4w VirVy 2412 _ Torin 4A Pas = (42,5 =40W h-hh =14 kh =14+h. ae (HY bob 05 Vx-05(05T) bok =-0,251, 39 0.251) - (1441) +1 =0 O75) +1 14 Sty + 124 2g 0,2Vyt 1s— b= 9 OSh42h+h-0,51=-12 25h) + h-05la = -40... -h4 354512 4 1 0 |14 | 40 1 -0,5+-40 1) 70 F075 1 1 -03)25 1 -1 35, 0 -] I; =14-16=-2A Ih =1440,7511= 14 +0,75¢16) = 2A. «Boh 22 Lay 33S wos =-164, lh =-2A ho such =4.2=2A hs == 4A 7 5,5 METODE SUPERPOSISI ww Q) @) Dalam suatu rangkaian listrik yang mengandung lebih dari satu sumber, tanggapan avs / teyangan dapat diperoleh dengan menjumlahkan semua tanggapan yang diperoleh dari masing-masing sumber secara tersenditi (curnber togangan — dihubung singkat, sumber anus ~ rangkalan terbuka) contoh 20 19 ‘Schingga didapatkan 202 12 WA NV paar | | a. 4 i 3 6 - 6+10 649" = 02+08 =1A Bila sumber 3A menjadi rangkaian terbuka OFZ ELI EIIV=C = 2A ve ey 2 3W di $6 a sedangkan V" =-2 i" maka lewat persamaan (1) dan (2) 0,64 f Pada mesh super : Dig! tig +25," =0 Sig’ in, sehingga i"; =-0,6 A a2 Sebuah jaringan linier yang mengandung dua atau lebih sumber independen dapat dianalisis untuk memperoleh berbagai tegangan dan arus cabang denyan membiarkan sumber~ sumbernya bekerja satu persatu , kemudian mensuperposisikan (menjumlahkan hasilnya. Prinsip ini dapat diterapkan karena adanya hubungen linier antara arus dan tegangan. Dengan sumber yang dependen, superposisi dapat digunakan hanya ketika fungsi kontrolnya bersifat ceksternal terhadap jaringan yanjg mengandung sumbemya, sehingga kontrolnya tidak berubah ketika sumbernya bekerja satu persatu. Canc: Sumber-stnber tegangan yang dihilangkan ketika sebuah sember tunggal bekerje , diganti dengan hubung pendek, sedangkan untuk sumber arus digantikan demgan bubwng tertuka ( open circuil) Superposisi tidak dapat secara langsung diterapkan pada perhitungan daya Karena daya pada sebuah elemen sebanding dengan kuadrat dari arus atau kuadrat dari tegangan , yang bersifat nonlinier, Contoh : Hitunglah arus dalam resistor 23Q pada gambar berikut: ‘Gambar 5.5 contoh rangkaian superposisi Jawaban Dengan sumber 200 V bekerja sendirian , sumber arus 20A digantikan dengan jalur terbuka seperti ditunjukkan pada gambar di bawah. ONK4+23) 69 50, Ray = 47+ , a 27+ (4 +23) Nyon = ee nee 47a: 27a 230 200V, Gambar 5.6 Sumber arus sekarang terbuka ‘Sumbangan sumber 200V tethadap arus pada resistor 239 adalah, PT) 331 = 1.65.4 54 Ketika sumber arus 20A bekerja sendirian , sumber 200V digantikan dengan jalur tertutup seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah 40 230 Gambar §.7 Sumber tegangan dihubungpendekkan Hambatan ekuivalen di sebelah kiri sumber adalah Ryedt 21,250 2447 Kontribusi sumber 20 A terhadap arus pada resistor 23Q adalab 2415, 2115 +23 Total arus pada resistor 230 diberikan oleh na +"aa 11,234, Isa (20) =9,58 A Ina. 44 ' pe san \ | | | \ Rn j | | a Row Voi) a : Res : 1 | | | \ Rangkaian pengganti Northon Rangkaian pengganti Thevenin : Iy= Isc Vai Vor Contoh nan A 88 j so | a8 ! 200v. * 400 | | Sees oo 1b Rangkaian pengganti Thevenin dan Northon pada terminal ab 1.Cari Rn © Sumber arus dihubung buka © Sumber tegangan dihubung singkat 40.60 Ryu = 26+ 502 i 40+60 Cari ly dengan menghubungsingkatkan ab 45 © 40426 3. Cari Vin dengan ab terbuka Vat = Vo =Van = Vaan ho 60k 260) 40 200, Vin = x 200 = 80 A i a 0440 : t eb ecceee ieenceeeetee 3a 8 aa sovi'y | +b : *b Vth Ru Sat Rm=5KQ aa Igo= Ise |4.V + Ise ]2mA | 4 2 "7.3%? =0,3+0,3=1,6 mA S 243° O33 Acuan Covi rangkaian ekivalen Thevenin dan Norton pada jaringan di sebelah iri 1Ka =e 46 Karena rangkaian mengandung sumber tak bebas maka Vex: dan Ise dicari_ untuk mendapatkan Rint Bila ab dihubung singkat maka tx =0 =20#4 Igc—6 x= 0 =204 4 Ise=0 in=SA Bila ab dihubung buka 6 Ix-20 +4 Ix-6 x =0 4iy=0 Ix=5A Voc = Vea = Vim =6.5=30V Maka Sebuah jaringan resistif , aktif, dan tinier yang mengandung satu atau lebih sumber tegangan atau arus , dapat diganti dengan satu sumber tegangan tunggal dan satu hambatan seri (leorema thevenin), atau dengan satu sumber arus tunggal dan satu hambatan parallel (teorema Norton). Cataian : Tegangannya disebut tegangan ekuivaten Thevenin , V", dn arusnya dlisebul arus ekuivalen Vorton, I’. 47 Kedua hambatannya sama,R’. Ketika terminal ab pada gambar di bawah ini dibuka, sebuah tegangan akan muncul di antara kedua titik tersebut, asingan sett inier pet Gambar 5.8 Jaringan finier repeesniatit Dari gambar dibawah ini, jelas bahwa tegangan ini haruslah tegangan V" dari rangkaian ckuivalen ‘Thevénin, Bila sebuah hubung pendek diderlakukan maka sebualy arus akan muncul. Gambar 35 Rangkaian Ekuivalen Thevenin Deri gambar di bawah ini jelas behwa arus ini haruslah arus 1° dari rangkaian ekuivalen Norton, JeSIHECH . Gambar 5.9 sangkaian ekuivalen Norton Sekarang, bila rangkaian di gambar rangkaian ekuivalen thevenin dan Norton adalah cckuivolen dari jaringan aktif yang sama maka keduanya ekuivalen satu sama lain, Sehingga rn akibatnya 1°= Bila kedua V" dan tela ditentukan deri jarngn aktif, maka R? = “ Contoh Carilah rangkaian ekuivalen thevenin dan Northonnya untuk jaringan aktif pada gambar dibawah. 4 \ I i (yoy e Gambar 5.10 contoh jaringan aktiflinier Jawaban: Dengan terminal ab terbuka , kedua sumber mengarahkan arus searah jarum jam melalui resistor 32 dan 60 (ihat gambar dibawah). p= 20410, 30 346 9 i a | 3a a 6a tov | | i ° Gambar 5.11 Alan aus searah jarum jam dengan ab terbuka Karena tidak ada arus yang mengalir melalui resistor 30 di bagian atas kanan, tegangan thevenin dapat diambil dari cabang aktif manapun : Vay= V = 20- 2ey=10v Atau v= 26) -10=10v 9 Hambatan R’diperoleh dengan menghubungpendekkan sumber tegangannya (gambar ray ian hambatan ekuivalen) dan mencari hambatan ekuivalen jaringan ini pada terminal ab: R=3+ OO = 50 9 Ketika sebuah hubungan pendek diterapkan pada terminal, arus {,¢ muncul dari kedua sumber. Dengan mengasumsikan bahwa arus tersebut mengalir melalui hubungan pendek dari ake d. kita dapatkan, dari wperposisi, Gambar $.12 rangkaian hambatan ekuivalen (0) 20) +3) 5, OO 9 Beene G43) 61 6) Gambar dibawah (gambar ekuivalen thevenin dan ekuivalen Norton) menunjukkan kedua rangkaian ekuivalen. Dalam kasus sekarang ini, V°,R? dan I? diperoleh secara independent, Karena mereka terkait dengan hokum ohm, dua kuantitas yang manapun dapat digunakan untuk mendapatkan yang keliga. yy Pee eee ES} 7 2 10V 2A sa (@) 6) Gambar 5.13 (a)Ekuivalen Thevenin; (b) Ekuivalen Norton Kegunaan rangkaian ekuivalen Thevenin dan Northon akan jelas ketika sebuah jaringan aktif akan diteliti terhadap sejumlah kondisi beban, yang masing-masingnya diwakili oleh sebuah resistor. Hal ini ditunjukkan pada gambar dibawah (gambar rangkaian ekuivalen dengan variai kondisi beban), dimana tampak bahwa resistor-resistomya dapat disambungkan satu- persaatu . Arus dan daya yang muncul dapat ;langsung diperoleh. Bila hal ini dicobakan pada 50 rangkaian astinya dengan menggunakan , sebagai contoh, reduksi jaringan, tugasnya akan lebih sulit dan memakan banyak waktu. R2 Ro Gambar 5.14 rangkaian ekuivalen dengan variasi Kondisi beban Contoh Catilah rangkaian pengganti Thevenin dan Nortonnya ! a a0 1 Me 0s SR | \ 5 pon a boat) ana Sep fama 1 = tie | i | PENTING UNTUK DUNGAt Untuk sembarang lintasan tertutup dalam sebuah jaringan, hokum Kirchof? untuk tegangan (KVL) menyatakan bahwa jumlah aljabar tegangan adalah nol. © KCL menyataken bahwa jumlah aljabar arus yang memasuki sebuah simpul sama dengan jumlah arus yang keluar dari simpul tadi dan hal ini berdasarkan pada asas kekekalan muatan Q Untuk resistor yang tersambungkan secara seri, resistansi seri ekuivalennya adalah jumnlah dari resistansi ~ resistansi tunggalnya, demikian pula untuk induktansi datam keadaan seri dan kapasitansi dalam keadaan parallel © Dalam menggunakan superposisi, sumber tegangan yang tidak aktif digantikan dengan jalur sambungan pendek dan jalur terbuka digunakan untuk menggantikan sumber arus yang tidak aktif. SI © Untuk jaringan-jaringan linier, rangkaian-rangkaian ekuivalen Thevenin dan Norton dapat digunkan untuk menyederhanakan penghitungan ketika akan dilakukan penyelidikan terhadap sejemfah beban, Mereka juga dapat digunakan untuk mengevaluasi transfer daya maksimum. PENGALIHAN DAYA MAKSIMUM Re : AMO, Sema RR, i (Re tk, f + So Prat T | ‘Gambar §.15 ilusiasi rangkaian dengan satu suber dan bebab seri untuk pengalihan daya maksimum Untuk mencari R;,yang menyerap daya maksimum, maka dicati turunan P terhaclap Ri. 0 (Ro AR, PVE VER, (MRs FR) a, (Ry +R," a, Z 2 a. ag =(RS+R, a 0 2R(Rs+R.)=(Rs+Ri Rs = Ry PRINSIP SUPERPOSISI Dalam suatu rangkaian listrik yang mengandung lebih dari satu sumber ( arus atau tegangan ), tegangan arus atau tegangan dapat diperolch dengan menjumlahkan semua tanggapan yang diperoleh dari masing-masing sumber itu secara tersendiri, dengan semua sumber lainnya dianggap sama dengan nol. (hubung singkat untuk sumber tegangan dan rangkaian terbuka untuk arus ) 6a 3 6 AMA -, ig 42 7 649 649 | sa =02+08 -T SHeHe =1A Ns IREMA THEVENIN DAN NORTON Sebuah jaringan aktif tinier resistif yang mengandung satu atau lebih sumber tegangan atau sumber arus dapat diganti dengan * satu sumber tegangan dan satu tahanan seri * satt sumber arus dan satu fahanan paralel - 7 a Me © saringan va : | AKtiF + eh linier - Rett b t t tec stb sob Rangkaian pengganti —rangkaian pengganti Norton Thevenin Contoh Ce ‘Tentukan a) rangkaian pengganti Thevenin eee 1b) rangkaian pengganti Norton mov + | 4 ob i Jawab : Tegangan rangkaian terbuka Vp adalah tegangan pada resistor 40 02 _ 40 60440 Van = 200 V = 80 V R’ diperoleh dengan menghubungsingkatkan sumber tegangan 40.60 60+40 26.40 _ 4 = 60+ = 75,16. Rr 60+ ST = 15, R=26+ =300 6+: 33 T= a 2.64 4026 Untuk pengecekan + R'= oe = 2 509 METODE ARUS CABANG ( BRANCH CURRENTS) hy, ly dan Is dapat diperoleh dengan menetapkan hukum arus Kirchhoff pada simpul - simpul utama, dan menyamakan tegangan pada cabang ~ cabang paralel METODE. {US MATA (MESH CURRENT) 1), ladalah arus mata jala, dapat diperoleh dengan menerapkan hukum — tegangan i) ‘ fe) / Kirchhoff pada loop - loopnya, disini I Td. lek l-h-b=0 (ly l-b=b . (1) 20-S1)=10Iy.....(2) loop 1. -20V +5 +10(Ii-h) 2) 20-5=2b#8...(3) loop 2. 810 (IaH) +2 ba vvesenee(3) MATRIKS abe r x” deff} s | ely shit z matiksA:3X3 3X10 3X1 syatatperkalian AAsacitbigredh-ceag -abf-dib Kofaktor Aj. BABVI INDUKTOR DAN KAPASITOR 6.1 INDUKTOR, Induktor adalah komponen elektronik pasif yang menyimpan energi dalam bentuk medan magnet, Yaitu dengan kumparan yang terdiri dari beberapa lilitan, sehingga bila dialii arus kumparan ini akan mengubahnya menjadi medan magnet. Bentuk dari induktor seperti gambar 6.1, 6.1 Bentuk Induktor Sedangkan pada aplikasinya, induktor dilambangkan sebagai berikut v 62 Lambang Induktor Dalam suatu rangkaian tidak ada tegangan antara kedua terminal induktor jika arus yang melalui induktor tersebut tidek berubah terhadap waktu, Karena itu induktor adalah hubungen pendek bagi arus DC. Sebagairiana rumus berikut ale vo= uf .1) ig = Efe 62) 58 i 36 di a (63) sebagaimana fungsi sebenarnya, induktor menyimpan energi sementara berupa ‘medan magnet yang besamya seperti rumus berikut, pe ovie! Li ‘ ‘ wy = =L fidi 4 2 1199}? pat uJ at L fai YL [AY - (to) (64) Wilt) = Wi(to) = AL [EI0D}? ~ {1(t0)}"] (65) Bila to adalah waktu saat ), maka W = AL? (6.6) Contoh Bentuk gelombang arus di dalam sebuah induktor 3H. (a) wa” ® ia 1s) -0,1 21 > ts) iA oi iE HE 21 T ? (3) | «s) 6.3 Bentuk gelombang arus dalam Induktor Bentuk gelombang tegangan v= 3 di/dt (b) Rangkaian beberapa induktor akan menghasilkan induktansi yang beragam sesuai susunannya. 6A Induktor yang diparalelkan maka, induktansinya akan semakin kecil seperti dirumuskan pada persamaan berikut 1 1 i 1 og i Leg Li ls Ln 1) Sedangkan susunan induktor seri seperti gambar berikut yey i (68) akan memperbesar induktansi. Induktansi totalnya merupakan jumlah masing-masing induktor seperti rumus berikut Leg = Ly t Lyte + Ln 69) | 58 6.2 KAPASITOR, 6.8 Bontuk-bentuk Kapasitor Kapasitor adalah alat komponen pasif pada suatu rangkaian listk yang menyimpan energi pada medan listrik yang terjadi di antara sepasang keping sejajar, Pada dasamya bentuk kapasitor adalah seperti gambar 6.6. ~~ Plate separation d 16.6 Susunen dasar kapasitor Seperti gambar 6.6, bila kedua lempeng dihubungkan pada potensial yang berbeda, akan timbul medan listrik diantara keduanya, dan akan seperti gambar berikut. 59 Polarized molecules: 6.7 Medan listrik pada Kapasitor Pada gambar 6.7 nampak bahwa medan listrik diantara kedua lempeng tersebut akan membuat molekul-molekul didalamnya mengarah sesuai medannya Suatu kapasitor memiliki kapasitas tertentu, Besar dari kapasitas suatu kapasitor adalah seperti ramus berikut. Q Vr (6.10) yaitu jumlah muatan (Q ) yang disimpan setiap beda potensial ( V ). c Sedangkan satuan kapasitas suatu kapasitor menurut SI adalah farad, Pada aplikasinya, kapasitor dilambangkan seperti gambar 6.7. 6.7 Lambang Kapasitor Bila beberapa kapasitor disusun, akan menghasilkan kapasitas yang beragam sesuai susunannya, Misalnya susunan seri seperti gambar 6.8. C1 c2 Cn 6.8 Kapasitor yang diserikan i i 60 maka kapasitas total atau ekivalennya akan mengecil seperti ramus berikut. c. i ay 1. +t if c1 ¢c2 "Cn AL) sedangkan pada penyusunan kapasitor secara paralel, seperti gambar 6.9. sores nneeeseny He C1 [™ cn 639 Kapasitor yang disusun parale! kapasitas totelnya adalah jumlah masing-masing Kapasitor seperti rumus berikut. Ceg=C1+C2+...+Cn 612) Dalam suatu rangkaian, arus yang melalui kapasitor adalah nol jika tegangan yang melintasinya tak berubah terhadap waktu Karena itu make kapasitor adalah rangkaian terbuka bagi arus DC. Sebagaimana rumus berikut - ee i (6.13) vi) = Bffiatrk (6.14) Seperti pada pengertiannya, kapasitor dapat menyimpan energi. Besarnya energi ‘yang disimpan di dalam medan listriknya dirumuskan sebagai berikut Steg REE i Jpa= chvat = c [vai YC LEV}? - {V(t0)}7 (6.15) We (t) — We (to) = 4C [EVD - (VCO)}7] (6.16) Jika energi nol pada saat fo adalah We (1) = CV" (6.17) 6 Sedangkan besarnya daya yang dihabiskan suatu kapasitor adalah sebagai berikut av =v -evt 6.18 P wi a (6.18) Bentuk gelombang arus yang diberikan kepada kapasitor SF (mA vy V ot oes. tans) +d 1 23 tims) Bentuk gelombang tegangan yang dihasilkan 6.3 RANGKAIAN-RANGKAIAN RL DAN RC TANPA SUMBER Pembatasan ==» rangkaian yang mengandung hanya R dan L atau hanya R dan C tanpa sumber-sumber namun ada energi yang tersimpan di dalam induktor atau kapasitomya Respon yang ditimbulkannya dinamai respon alam. Rangkaian tidak menyimpan energi selamanya, tahanan yang irangkaikan dengan L atau C aken mengubah energi menjadi panas, Karena respon akan lenyap maka tidak berdimensi, maka perlu dikalikan dengan suatu tegangan konstan V 0, to< 0 (ti ty) Vu (ttg) = (72) Vi t>0 (i> td 68 7.2. PENERAPAN FUNGSI PADA RANGKAIAN RL i, i, ov 3 Ova ‘ (a) () 10. Gam: 2 Ranghaian RL dengan sumber fungsi tanga Gambar (b) menurut Hukumtegangan Kirchoff Rie uf = VU(Y, ditinjau penyelesaian untuk t <0 dan t> 0 a Pemakaian tegangan nol sejak t= -~ tidak menghasilkan suatu respons, maka pro, <0 Untuk t > 0 maka u (t) adalah satu satuan, dengan demikian di Ri+L— di =v dihasilkan - “in WR ttk dengan mengambil / = 0 saat = 0 didapatkan => dihasilkan - 4 Inv=k 10) = 0+ i@j=0 V-Ri _RUL wie e voy RL ce RR Jadi ungkapan untuk respons yang berlaku untuk seluruh waktu t 69 Rete em uta) (73) - | ie) ar (b) di atas, jilea tanggapan yang untuk rangkaian pada gat zn adalah arus i((), maka at ini merupakan penjumlaban arus alami In dan st If, yaite (D=1,4+1, -.« sanggapan alaminya adalah (74) <.es sumber bebas yang ditetapkan adalah konstan untuk semua harga wakt Jka tanggapan paksanya juga Konstan. Setelah tanggapan alami hilang, maka = beriaku sebagai penghubung pendek. Hali itu berarti tidak ada tanggapan +z sulintasi induktor, dan tegangan hanya melintasi resistor saja sehingga ue R nu fade t+ (73) sak menghitung A, harus diperhatikan_ kondisi awal rangkaian dengan sumber secasma. Pada saat t#0, ujung resistor yang tidak terhubung ke induktor masih -ubung pendek ke titik simpul rangkaian (j-0), arus ini tidak akan berubah dengan ra dan masih tetap sampai t= 0, jadi (7.6) ina 10 Hasilnya sama dengan pethitungan sebelumnya, jadi Respon merupakan jumlah dua suku v RUL Ze" respon alemi, mendekati no! sewaktw energi Tambat laun menghilang, r > respons paksaan, respon yang bérsumber pada fungsi pemaksa (periode tunak / steady state), Ini adalah respons yang akin ada untuk waktu yang lama setelah kontak ditutup. i intif an peace t Respons merupakan jumfah dua suku , dimana sate su mempunyai bentuk fungsi yang identik dengan suku yang diberikan oleh respons tanpa sumber, tapi mempunyai amplitudo yang tergantung pada fungsi pemaksa. Contoh soal: » 2 no Saklar telah berada pada posist | i untuk waktu yang lama, kemudian now ae dipindahkan ke posisi 2 saat t = 0, 20 mH tentukan juntuk t>o Jawab: joins if 1,254 Datam induktor arus tidak dapat berubal: segera, jadi ¢ (V1) f (') schingga saat¢ 0 125 A+ 0.25 Al Ampere Maka untuk (> 0 Di = 1.@ 7" + 0,25 Tentukan Vo untuk t > 0 Jawab : Ve Vex‘ Ver > posisi sakelar di nomor 2 pr RC 5.10% Vow -50V Vow Ae 0m maka: Ve Ae 50 Untuk Y (0 ) 100 V,maka saat 100 ~ A-50,A ~ 130 V Ve = 15027 500K). 8 0 nR 7.3 PENERAPAN FUNGSI PADA RANGKAIAN RC T=0 b 109 600 FE 502. Ly vd 0 — [bo | 200 Gambar 7.3 Gamber seuah rangkaian RC dimana respon lengkap Ve dan | di dapat dengan menambahken respon paksaan dan respon alan Pada rangkaian tersebut, respon paksaan disebabkan oleh sumber 120 V. Kita ditanyakan Ve(t), sehingga kita mulai mencari respon paksaan ini sebelum t = 0 ketika kontak penghubung ada pada posisi (a). tegangan dalam seluruh rangkaian semua Konstan, sehingga tidak ada arus melalui kapasitor. Pembagian tegangan sederhana ‘memberikan tegangan awal 50 v.(0)= 120 =100 = 510 Karena tegangan kapasitor tidak dapat berubah segera, maka tegungan ini berlakw juga pada t=0" dan t=0" Kontak penghubung sekarang dilempar ke (b) dan respon lengkap adalah Vo =Ver +Vew 78) Bentuk respon alami didapat dengan mengganti sumber 50 V dengan sebuah hubung, pendek dan dengan menghitung tahanan ckivalen. (79) B tent 50 200° 60 Vey = Ae? (7.10) Untuk menghitung respon paksaan bila kontak penghubung berada di (b), kita tunggu sampai emua tegangan dan aus telah berhenti berubah, jadi n.emperlakukan kapasitor sebagai rangkaian terbuka, dan menggunakan pembagi tegangan sekali ‘agi, (50)(200) (50-+200) 604 0200) (60+200) Va = 50=20 Jadi, ‘ =20+ Ae? Dan dari syarat awal yang sudah didapat, 100 = 204A Atau. V,=20+80e Bila saklar penghubung ada pada posisi (b), respons paksaan arus ini sekarang menjadi, 7 50 50 FO 64 SUN200) (50+ 200) = 0.1 50+200 Bentuk respon alami ini sama seperti yang telah kita tentukan untuk rangkaian kapasitor, I= Ae? (Ty Dengan mengkombinasikan respon alami dan paksaan, kita dapatkan T=0,1+ de? (7.12) Karena veto") = 100 V, dan karena kapasitor adalah paralel dengan tahanan 200 Q, maka kita dapatkan (0° SA. sedangkan A= 0,4 sehingga 1) =0,192 t<0 1) =01+0,4e «oo KO)=0,192+(-0.092+0,4e 7) u(t) A Make respons lengkap untuk semua t dapat dituliskan dengan singkat menggunakan UCA), yang sama dengan satu satuan untuk t <0 dan 0 untuk (> 0. Jadi, 1) 0,192 ult) + (1 #04 & 7) WY A i BAB VIIT ANALISIS RANGKAIAN SINUSOIDA. Pada bab ini akan dibahas mengenai respons keadaan tunak dan rangkaian- rangkaian yang digerakkan oleh sumber yang berbentuk sinus, Dalam hal tersebut respons juga akan berbentuk sinus, Pada sebuah rangkeian linear, angeapan sebuah sumber berbentuk sinus tidak menunjukkan pembatasan yang nyata, seebab setiap sumber periodic dapat digantikan oleh sebuah kombinasi pengganti (deret Fourier ) dari bentuk-bentuk sinus. 8.1 Tegangan dan Arus Sinusoida ‘wies Gamber 8.1 Gelombang tegangan sinus. Tinjaulah sebuah gelombang tegangan sinus di samping, di mana nilai maksimumnya adalah V dan di mana @ yakni sudut fasa (phase angle) adalah fase gelombang pada t = 0. Fungsi tersebut dapat dituliskan: Sin (wt +p) atan v= Cos (wt + p~ 90") 8.1) kita biasanya akan menganggap ut dinyatakan dalam radian dan @ dalam derajat. Frekuensi gelombang f dalam Hz dan periode T dalam s, diberikan oleh, feUTo wlan 82) dimana w adalah datam rad/ s* 5 ye ho H Gambar 8.2 Gelombang arus Sedangkan suatu arus gelombang diperlihatkan pada gambar di samping, di mana variable bebasnya adalah waktu t. =Leos(wt @) atau VI sin(we- p + 90°) (83) Analisis rangkaian-rangkaian yanig digerakkan oleh sumber-sumber berbentuk sinus, rangkaian dalam keadaan steady state. Contoh sebuah tegangan yang berubah secara sinusoida V0) Vmsin et (84) Dibandingkan dengan: YY Vm sin (ot \ 6 5) ‘Gambar 8.3 Tegangan yang berubah secara sinusoida Dimana: Vin =amplitudo ot argumen atte w= fiekuensi =2af radian /frekuensi sudut 1 Dikatakan bahwa Yim sin (ot + @ mendahului Vm sin cor dengan @ radian atau Vin sin et teitinggal terhadap Vn sum (oF + @) sebesar 0 radian. Syarat membandingkan fase dua buah yelombang: ~_Keduanya harus ditulis sebagai gelombang sinus atau keduanya merupakan gelombang cosinus > _Kedua gelombang harus ditt dengan anpiitudo posit atau negatt| saja > frekuensinya sama Contoh: VIL = Vim sin (5¢ 3) V2 = Vmacos (5+ 2!) Ym2 sin (St 1 1P + 90% maka dikatakan bahwa V2 mendahului VI dengan 30° 8.2 Respons Elemen R, L, C Terhadap Sumber Sinusida 8.2.1 Respons elemen R 1 int R Ve oR ) | EEE SEE) ; ‘Gamibar 8.4 Sumber arus dan R Apabila [ -=/ sin a (8.6) Va= RI sin ot 7) Karena R adalah wakwu konstanta maka antara I dan Vp adalah sefasa Untuk grafiknya dapat dilihat pada kurva di bawah ini : ot / Lending * mendahaly ageing = Gambar 8.5 Grafik I dan Vi 8.2.2 Respons elemen L Gambar 8.6 Sumber arus dan L Apabila I =/sin at di d vi Lf LE tint eed eee Hide = aL! cos wt = wLl sin (at + 90°) (8.8) Dari persamaan arus dan tegangan dapat diketahui arus tertinggal 90° dari tegangan, Schingga grafiknya dapat difukiskan sebagai berikut : Gambar 8.7 Grafik Vi dan i 79 8.2.3 Respons elemen C {Sin wt Fc ve ie | -| : i Gambr 88 Sumber aras dan © Apabila 1 =Jsin a 1 1 Ve = =fidt=—fIsiret glist= cfisines cr aead ‘Tegangan tertinggal 90° we dari arus ve = +L sin (ct 90") (8.9) oe Dari persamaan arus dan tegangan di atas dapat diketahui bahwa tegangan tertinggal 90° dari arus. ( Ve tertinggal 90° terhiadap 1). Dan kurvanya dapat terlihat seperti vs ve le, UA m_ | [| \-\ , 4 it VE ON : Gambar 8.9 Grafik i dan Ve Elemen yang dapat diperlihatkan respons-responsnya pada arus dan tegangan sinusoita antara lain T= ‘sin Ot rH Ve RT sin or Vi = ol.Isin (or + 90) cos (at * OP) Xe «in (a-9") Ve = Les (u-50) & aw ~~ [W=¥ Sino V=Veos or | v iR= —Sin ot n= Cos at R R rls is singor-90") it = Cos wt-90") lv de aL iC = @CVsin(an + 90") +9F) Gambar 8.10 Respon arus dan tegangan sinusoida ~ J 81 8,3 Respons Sinusoida RI Dan Re Seri 8.3.1 Respons rangkaian RL | | Roo i My i t ereeeaeeee| Gambar 8.11 Sumber arus dan RL. Jika anus terpasang f= J sin ay, maka V= 7 VoeVatV. Va = Ri FRI sin oF Vi. abd sin (oot) 90) V = Risin wt + aL isin (ol + 90) (8.10) Dianggap bahwa V = V sin (at +6) =Vsin at cos 8+ Vcos atsin@ (8.11) Dati (8.10) didapat V= RJ sin at + @ LI sin et cos 90° + wL I cos at sin 90" Dengan menyamakan koefisien (1) dan (2) didapat: Vsin 0~ wi. Idan V cos ORT (8.12) Schingga, (V sin OF + (V cos 8) =P + 0* LF V8 (sin? 0 +cos?8) =R2P +07 L?F v=1R+/oL). = arctan v= YR" +(0L) sin(or +0) (8.13) Gambar 8.12 Gr dan y Jika tegangan yang terpasang adalah ¥ sin ext maka, (14) +ewL =i tertinggal dari V sejauh @ = arctan © 8.3.1 Respons rangkaian RC Gambar 8,13 Sumber arus dan RC Untuk rangkaian RC seri dengan arus terpasang / = sin at maka R?+(VY sin(at-0) (8.15) atau untuk sebuah tegangan terpasang v ~ v sin a maka in (ot +9) (8.16) (jae imendahului v sejauh 0 arctan (1/, J Hal ini dapat dilihat datam grafik berikut : An wt Gambar 8.14 Grafik i dan v

You might also like