Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 41
BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pent Profesi akuntansi sudah sejak lama peran dan posisinya menjadi sasaran itian kritik masyarakat pada umumnya dan dunia usaha pada khususnya, Seperti yang telah terjadi pada kasus Enron, Tyco Internasional dan kasus mark up PT. Kimia Farma Tbk. Pada masa yang lalu, yang menjadi sasaran utama adalah Profesi Akuntan Publik berhubung dengan keterlibatannya dalam mekanisme pengendalian sosial yang sarat dengan konflik-konflik kepentingan ekonomi dan politik. Posisi para akuntan akan selalu berada diujung tanduk dan akan mencapai titik akhir pada masa depresi serta resesi ekonomi terutama kalau terjadinya juga dipacu oleh skandal korporasi Hampir semua kejahatan keuangan disembunyikan dalam laporan keuangan yang telah direkayasa, maka adalah wajar bila profesi auditor dipertanyakan perannya, bila kejahatan itu terjadi, mengingat bahwa SPAP mewajibkan auditor untuk dapat menemukan kekeliruan dan ketidakberesan, maka adalah wajar bila auditor dapat dimintai pertanggungjawaban untuk kasus- kasus yang berkaitan dengan kejahatan keuangan, Dalam fingkungan Kantor Akuntan Publik yang saat ini sangat kompetitif, kepercayaan masyarakat kepada auditor merupakan suatu hal yang sangat penting. Auditor adalah anggota dari IAI, maka kepercayaan masayarakat kepada auditor sudah pasti merupakan kepercayaan kepada IAI, dengan kepercayaan dari masyarakat tersebut harus dapat memberikan timbal balik dalam memberikan suatu sikap, tindakan yang berkualitas yang dituntut secara profesional, agar kualitas dan nilai-nilai di atas dapat dijaga secara utuh_ maka perlu adanya pemeliharaan kualitas atau mutu pemeriksaan auditor Dalam mengukur mutu pemeriksaan auditor, yang menjadi permasalahan adalah kriteria yang akan diukur. Pengukuran kualitas yang sebenarnya terdapat pada sesuatu yang bethubungan dengan kualifikasi keahlian, Ketetapan waktu penyelesaian pekerjaan, kecukupan bukti pemeriksaan, yang digunakan untuk mendukung pendapat auditor, atau bahkan sikap independen dengan perusahaan Klien, Dalam hubungannya dengan pengukuran kualitas pemeriksaan auditor, ketepatan waktu penyelesaian pekerjaan menjadi salah satu kriteria pengukuran, hal ini dapat dimengerti karena kegiatan auditor merupakan suatu profesi, maka waktu yang digunakan oleh auditor untuk menyelesaikan pekerjaannya juga harus diperhitungkan sebagai suatu syarat timbal balik yang diberikan oleh auditor kepada masyarakat yang telah memberikan kepercayaan kepadanya, Jika auditor dapat menyelesaikan pekerjaan yang telah dipercayakan kepadanya dengan tepat waktu, berarti ia dapat menjaga kualitas pekerjaannya dan menjaga nilai-nilai kepercayaan masyarakat yang telah diberikan kepadanya, sehingga auditor mempunyai tanggung jawab terhadap profesi. Tanggung jawab ini meliputi tanggung jawab untuk memenuhi standar atau ketentuan yang telah disepakati bersama oleh anggota IAI, termasuk tanggung jawab untuk memenuhiprinsip akuntansi yang berlaku umum, standar auditing yang ditetapkan IAI dan Kode Etik Akuntan Indonesia. Peran profesi ini menilai kewajaran atas semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, Oleh sebab itu, apa pun pendapat yang diberikan oleh akuntan publik terhadap laporan keuangan bisa menjadi jaminan bagi pemakai laporan tersebut. Apalagi pendapat yang menyatakan wajar tanpa syarat, jelas memberi jaminan bahwa laporan yang diterbitkan oleh manajemen adalah:wajar, bebas dari salah saji yang material, dan telah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, Dalam proses audit, auditor harus memiliki perencanaan yang memadai mengenai tahapan kerja yang akan dilakukan selama pekerjaan lapangan, Di dalam perencanaan ini, ditetapkan suatu anggaran waktu yang sclanjutnya disebut time budget, yang disusun oleh KAP dengan persetujuan Klien. Tujuan ditetapkan nya time budger adalah untuk memandu auditor dalam melakukan langkah- langkah audit untuk setiap program auditnya. Melalui time budget, keseluruhan waktu yang tersedia untuk melakukan penugasan audit dialokasikan kepada masing-masing audit personil yang telibat Walaupun penentuannya tidak secara formal, perkiraan alokasi waktu yang tepat sangat penting karena merupakan dasar yang digunakan untuk perkiraan biaya, Alokasi- staff audit dan evaluasi kinerja staff’ auditor yang akan mempengaruhi biaya audit maupun efektivitas audit, Keuntungan lain adalah tersedianya bukti dokumen penugasan kompilasi. Adanya time budget memungkinkan dilaksanakannya review audit yang terkait dengan perkara pengadilan sehingga dapat dilakukan pengujian substantif secara profesional. Time budget ini ditetapkan oleh manajer bekerja sama dengan partner dan dengan persetujuan Klien, artinya KAP telah melakukan kesepakatan dengan Klien untuk melakukan audit dalam batas waktu yang ditentukan dan untuk itu Klien bisa menaksir ee yang harus dibayar. Time budget akan menjadi dasar argument tentang alasan mengapa biaya audit harus dikurangi terkait pendeknya waktu pelaksanaan audit, Bila terdapat tekanan time badger, akan berdampak kurang efektifnya pelaksanaan audit, sebaliknya bila rime budget terlalu lama, hal ini akan berdampak pada biaya dan efektivitas pelaksanaan audit, Ada kemungkinan KAP akan kehilangan Klien Karena waktu pelaksanaan yang terlalu lama berakibat pada tingginya biaya audit. Pada praktiknya, time budget juga digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi seorang auditor dalam melaksanakan pekerjaannya, Ketepatan waktu dalam menyelesaikan pekerjaan merupakan komponen penilaian dalam performance Appraisal. Hal ini menimbulkan tekanan kepada auditor untuk menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan waktu yang dianggarkan. Tekanan ini mengakibatkan berkurangnya kepatuhan auditor untuk mengikuti prosedur yang telah ditetapkan dalam proses audit. Dengan kata lain, tekanan time budget ditimbulkan atau disebabkan karena suatu kebutuhan yang mendesak yang harus segera dipenuhi dalam rangka pencapaian time budget. Jika dilihat dari kepentingan KAP atau Auditor dan kepentingan klien dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Kepentingan KAP / Auditor Time budget dijadikan salah satu Komponen penilaian kinerja auditor dalam pelaksanaan proses audit yang bertujuan untuk: a. Pemahaman atas rime budget b. Tanggung jawab tehadap time budget ©. Penilaian kenerja dari atasan 4. Alokasi fee untuk biaya audit ©. Prekuensi revisi time budget 2. Kepentingan klien Time budget dilihat dari kepentingan Klien biasanya lebih terkait dengan ketepatan waktu KAP / Auditor menyampaikan hasil laporan auditnya, Selain itu dikarenakan kebutuhan Klien untuk segera memperoleh Iaporan audit dalam rangka untuk kepentingan tertentu misalnya keperluan laporan audit untuk pelaporan pajak. Di sisi lain, dari penjelasan di atas dapat diketahui tekanan time budget dapat mempengaruhi kinerja seorang auditor dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan prosedur audit, pengaruh tersebut ada yang bersifat positif dan negatif. Pengaruh positif yang ditimbulkan dari adanya tekanan sime budget antara lain terpacunya kinerja auditor untuk dapat menyelesaikan pekerjaannya tepat pada waktunya, Sementara itu pengaruh negatif dari adanya tekanan time budget ini berpotensi_menimbulkan sikap dalam tindakan profesional yang dapat mengurangi kualitas audit dan laporan audit yang dihasilkan, Ide penelitian ini bersumber dari jurnal penelitian Paul Coram, dkk (2004) dalam auditing : A JOURNAL OF PRACTICE AND THEORY, dengan judul » “The Effects Of Time budget Pressure and Risk Of Error On Auditor Performance.” Penelitian dengan 103 Responden Senior Auditor Big 5 Firms di Australia menyimpulkan bahwa di bawah tekanan time budget terdapat suatu kecenderungan untuk melakukan tindakan seperti mengurangisampel pemeriksaan, menerima bukti audit yang lemah dan melakukan peningkatan pemeriksaan yang ada pada akhir nya dapat mengurangi kualitas audit. Terdapat suatu fenomena yang terjadi di Indonesia bahwa pada umumnya, perusahaan melakukan audit pada saat Year-end dan jarang untuk melakukan audit pada saat interim (interim audit). Sedangkan untuk perusahaan yang listing di bursa efek dimana terdapat batas akhir penyerahan laporan auditan yaitu 3 bulan setelah tanggal neraca, Audit Time budget yang ditetapakan menjadi sangat ketat dan menimbulkan tekanan (pressure) bagi auditor. Tekanan Time budget yang dirasakan oleh auditor, kemungkinan dapat menimbulkan perilaku yang dapat mengurangi kualitas audit dalam melaksanakan tugas audit sesuai dengan time budget yang ditetapkan, Berdasarkan fenomena yang telah dikemukakan di atas, dalam penelitian ini penulis akan meneliti tentang tekanan Time budget dan penurunan kualitas audit, oleh karena itu penulis mengambil judul penelitian: “Pengaruh Time Budget Pressure Terhadap Kualitas Audit yang Terjadi di Kantor Akuntan Publik” 1.2 Identifikasi Masalah naka masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, penelitian yang dapat diidentifikasi, yaitu apakah time budget pressure berpengaruh terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik. 1.3 Pembatasan Masalah Pada penelitian ini, penulis membatasi masalah kepada dua hal, yaitu: 1. Tekanan Time budget yang diteliti adalah yang terjadi pada saat pelaksanaan kerja lapangan (Field Work). Dengan demikian tekanan yang terjadi setelah diselesaikan nya pekerjaan lapangan tidak dibahas dalam penelitian, 2. Responden yang diteliti dalam penelitian ini adalah auditor pada level senior auditor, hal ini dikarenakan senior auditor bertanggung jawab terhadap pelaksanaan audit secara keseluruhan sehingga paling merasakan tekanan time budget yang terjadi pada saat pekerjaan lapangan. 14 Maksud dan Tujuan Peneliti Maksud dilakukannya penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai tekanan yang dihadapi oleh profesi akuntan dalam memenuhi tanggung jawabnya kepada para pengguna jasa dan praktik-praktik yang mungkin terjadi tekanan yang ada yang bisa mempengaruhi kualitas audit yang dihasilkan Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab permasalahan yang telah diuraikan, yaitu untuk mengetahui time budget pressure berpengaruh terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik. 15 Manfaat Peneli Penelitian ini diharapkan memberi manfaat kepada pihak-pihak yang berkaitan, seperti: 1. Senior Auditor, agar dapat mengantisipasi penurunan kualitas audit yang disebabkan oleh tekanan yang dihadapi akibat dari ketatnya time budger yang ditetapkan untuk memenuhi efisiensi dalam proses audit. 2. Para Staf Audit, menyadari dampak tekanan yang dihadapi dalam pekerjaan techadap kemungkinan terjadinya penurunan kualitas audit akibat tekanan tersebut. 3. Bagi penulis Dapat menambah pengetahuan mengenai pengaruh tekanan time budger yang terjadi di Kantor Akuntan Publik, serta untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian sidang akhir pada Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Widyatama, s Para Mahasiswa Akuntansi, agar memperoleh gambaran mengenai profesi akuntan dan tekanan yang dihadapi dalam pekerjaan di masa yang akan datang terutama yang profesi akuntan publik, serta tanggung jawab yang diemban kepada para pengguna jasa audit dan kode etik profesi. 16 Kerangka Pemikiran Menurut Arens, Beasley (2006:4): “Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence between the information and established criteria auditing should be done by competent, independent person.” Berdasarkan definisi tersebut, dapat dijelaskan bahwa audit merupakan suatu proses akumulasi dan evaluasi bukti atas suatu informasi untuk menentukan apakah suatu informasi disajikan secara wajar dalam batas-batas tertentu sesuai dengan kriteria yang sudah ditetapkan, Dalam kajian auditing, kita mengenal ada beberapa jenis audit, yaitu: 1. Financial statement Audit (Audit atas laporan keuangan) 2. operational Audit (Audit Operasional) 3. Compliance Audit (Audit Ketaatan) 4, Lainnya, yaitu: Management Audit, Activity Audit, Performance Audit, Fraud Audit, dan Audit Investigasi. Menurut Boynton & Kell (2001:189) : “Pelaksanaan audit ini harus dilaksanakan oleh seorang auditor yang kompeten dan independen dalam pelaksanaannya audit terdiri dari 4 fase: 1. Accepting the Audit engagement 2. Planning the Audit 3. Performing Audit test 4. Reporting the findings.” Pada tahap perencanaan audit, manager menyusun suatu rime budger untuk menentukan jam audit yang dibutuhkan oleh setiap level auditor, time budget ini disesuaikan dengan audit fee yang disepakati oleh klien.menurut Guy, Alderman dan Winters (1990:502) sime budget adalah “A Schedule showing the estimated time for each section of the audit program.” Time budget adalah suatu target waktu penyelesaian untuk setiap tahapan dalam program audit, Time budget lebih bersifat suatu garis besar atau panduan, sehingga bukan merupakan hal yang mutlak. Jika auditor dihadapkan pada kondisi tertentu yang mengakibatkan perlunya audit program diperluas, auditor tidak perlu terpaku kepada sime budget Karena tujuan utama dari audit adalah memberikan opini yang sesuai dengan standar akuntansi keuangan bukan untuk memenuhi time budget. Time budget dilakukan agar proses pemeriksaan yang dilakukan sesuai dengan cost-benefitnya. Auditor yang membutuhkan waktu lebih lama dari waktu normal untuk sebuah tugas bukan merupakan hal yang baik dimata atasan dan tidak membawa pengaruh yang baik pula bagi peningkatan karirnya, Sumber daya manusia merupakan sumber daya yang dapat menentukan keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan, Efektivitas pada setiap organisasi akan dipengaruhi oleh perilaku manusia. Setiap manusia_memiliki_persepsi, kepribadian, pengalaman, dan perbedaan dalam hal kemampuan untuk belajar dan memiliki perbedaan dalam hal kepercayan dan aspirasi. Adanya rime budget yang ketat menimbulkan tekanan terhadap auditor Menurut DeZoort (1998) yang dikutip dari jurnal yang berjudul “time pressure research in auditing : implication for practice.” menyatakan bahwa ada dua tipe pressure yaitu time deadline pressure dan time budget pressure Tekanan time budget adalah salah satu tekanan yang terjadi pada profesional akuntan Pernyataan tersebut dikutip dari studi psikologi yang dilakukan oleh Ben Zur dan Breztniz, (1981) dalam jurnalnya yang berjudul “the effects of time budget pressureand risk of error on auditor performance.” Dalam studi tersebut juga menyatakan bahwa di bawah tekanan time budget, auditor akan menerima pilihan yang berisiko dan hanya focus terhadap informasi yang penting, ‘Tekanan rime budget dapat menimbulkan perilaku yang dapat mengurangi kualitas audit, Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan Rhode (1978), Alderman and deitrick (1982), Kelly and Margheim (1990), Ragunathan (1991), Willet and Page (1996) yang diambil dalam jurnal yang sama seperti di alas, yang menyatakan bahwa: “The level of time budget pressure impact on the propensity to commit RAQ Acts.” Mereka mendefinisikan perilaku penurunan kualitas audit yaitu sebagai suatu tindakan yang sengaja dilakukan oleh auditor selama penugasan audit dengan mengurangi pengumpulan bukti Perilaku yang secara langsung berpengaruh pada penurunan kualitas audit adalah mempercepat penyelesaian langkah-langkah pada program audit, mengurangi jumlah pekerjaan yang seharusnya dilakukan pada program audit dan mempercayai alasan Klien mengenai suatu bukti_ tanpa__menganalisis kebenarannya. Dan penelitian yang dilakukan oleh Kelly and Margheim, dkk (1990) terdapat berbagai macam perilaku yang dapat mengurangi kualitas audit, yang tiga diantaranya adalah: 1. Rejecting Awkward items from A sample. 2. Accepting doubiful audit evidence. 3. Not testing all of the items in a selected sample. Adanya tekanan yang dirasakan oleh akuntan publik, seperti tekanan time budget kemungkinan dapat menyebabkan terjadinya perilaku penurunan kualitas audit. 1.7 Metodologi Penelitian Metode penelitian yang akan digunakan adalah survei yaitu suatu penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi atau pol ik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah. Metode surveil membedah dan menguliti serta mengenal -masalah-masalah dan mendapatkan pembenaran tethadap keadaan dan praktik-praktik yang sedang berlangsung. Untuk keperluan pengujian diperlukan langkah-langkah yang akan dimulai dari operasionalisasivariabel, pengujian hipotesis dan teknik pengumpulan data. 1.7.1 Operasional Variabel Operasional variabel pada digambarkan sebagai berikut: Time Budget }__’ kuatitas Audit Pressure Time budget pressure sebagai variabel independent dan untuk selanjutnya digunakan sebagai variabel X 2. Kualitas Audit sebagai variabel dependen dan untuk selanjutnya digunakan sebagai variabel Y, 1.7.2 Hipotesis Berdasarkan pemikiran yang telah diuraikan terlebih dahulu, maka penulis, mengambil kesimpulan sementara dalam penelitian ini sehingga penulis mengajukan hipotesis dalam penulisan skripsi ini adalah “Adanya_pengaruh negatif time budget pressure terhadap kualitas audit yang terjadi di Kantor Akuntan Publik.” 1.7.3. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh data primer atau data sekunder. Adapun pengumpulan data ini dilakukan dengan cara berikut 1. Studi Lapangan (Field Research) Penelitian lapangan adalah studi atau penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan data primer dengan mengunakan kuesioner sebagai alat bantu, Kuesioner, adalah teknik pengumpulan data dimana penulis_ membuat pertanyaan pada pihak yang berhubungan dengan masalah yang dite 2. Studi Kepustakaan (Library Research) Penelitian ini dimaksudkan sebagai cara untuk mendapatkan landasan teoritis, yang dapat dijadikan pedoman didalam membandingkan antara teori_ yang didapat dengan praktik, yaitu: a. Membaca literatur yang ada hubungannya dengan masalah yang diteiti b. Membaca buku-buku, catatan-catatan kuliah serta artikel lainnya yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. 18 — Lokasi dan Waktu Penelitian Dalam menyusun skripsi ini penulis melaksanakan penelitian di beberapa Kantor Akuntan Publik yang berada di Bandung, penelitian ini dilakukan dari bulan Maret 2008 sampai dengan selesai. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini merupakan tinjauan atas berbagai referensi, literatur, jurnal-jurnal penelitian maupun sumber-sumber Iainnya yang relevan dengan penelitian yang dilakukan penulis sebagai landasan teoritis yang dijadikan dasa dalam menganalisa hasil penelitian dan pengambilan kesimpulan pada akhir penelitian. Teori-teori yang dikemukakan pada bab ini diharapkan dapat mendukung hasil penelitian untuk membuktikan apakah terdapat pengaruh dari time budget pressure terhadap kualitas audit yang terjadi di KAP. 24 Time Budget Pressure 2.4.1 Pengertian Budget Di dalam melaksanakan seluruh fungsi-fungsinya, terutama fungsi perencanaan dan pengendalian, diperlukan suatu alat bantu, Adapun salah satu alat bantu yang penting dalam proses perencanaan dan pengendalian adalah anggaran (budget). Budget ini mempunyai definisi yang beragam. Namun apabila diamati dengan teliti, masing-masing definisi tersebut akan mempunyai pengertian yang sama yaitu bahwa budget mecupakan rencana tertulis mengenai kegiatan yang akan dilakukan oleh suatu organisasi selama jangka waktu tertentu untuk masa yang akan datang, Menurut Robert N. Anthony dan John Dearden (1989:453), dalam bukunya yang berjudul “Management Control System” menyebutkan bahwa : “Budget is a management plant, with the implication that positive steps will be taken to make actual events corresponden the plan’ Sedangkan menurut M. Munandar (1995:1), dalam bukunya yang berjudul “Budgeting” secara terinci_memberikan pengertian budget sebagai berikut: “Budget ialah suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang”. Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa budger memiliki manfaat yaitu: 1. Sebagai pedoman kerja 2. Sebagai alat pengkoordinasian kerja 3 . Sebagai alat pengawasan kerja 2.1.2 Pengertian Time budget Secara umum Time budget didefinisikan sebagai waktu yang dialokasikan untuk melaksanakan angkah-langkah dalam setiap program audit, Penyusunan time budget dilakukan pada tahap awal dari audit yaitu pada tahap planning. Hal tersebut dikemukakan oleh Whittington, dkk (1992:133) dalam buku Principle of Auditing yaitu sebagai berikut: “.. am estimate of time required to perform each step in the audit program”. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Alderman, Guy, dan Winters dalam bukunya Auditing yang mendefinisikan rime budget sebagai suatu bagian dari perencanaan yang digunakan auditor untuk menetapkan panduan dalam satuan waktu jam untuk setiap langkah audit. Jumlah jam harus dialokasikan dengan persiapan dari skedul kerja yang menunjukkan siapa yang melaksanakan serta apa dan berapa lama hal tersebut dilakukan. Kemudian total jam tersebut diangg: kan pada Kategori utama dari prosedur audit dan disusun dalam bentuk skedul mingguan. Hal ini sesuai dengan definisi rime budget dari Wallace (1988:131), yaitu: “A time budget is an estimate of the to1al hours an audit expected to take. It is based on obtained in the first major step in the audit planning, obiaining an understanding of the client’. A time budget takes into consideration such things at the clients’ size as indicated by its gross, sales, number of employees, etc; the location of clients’ facilities; the anticipated accounting and auditing problems; and the competence and experience of staff available”. Time budget dapat juga digunakan untuk mengendalikan kerja dari suatu penugasan audit dan varians dari time budget merupakan petunjuk adanya masalah_ yang membutuhkan perhatian lebih. Varians juga bisa menunjukan masalah actual dari audit yang tidak dapat diperkirakan sebelumnya, atau bisa berarti kurangnya intruksi dari supervisor atau kesalahpahaman dari staff. Suatu program audit harus mencantumkan time budger yang terperinei untuk suatu penugasan audit, Berdasarkan definisi di atas, rime budget adalah suatu estimasi waktu yang diperlukan untuk melaksanakan langkah-langkah audit dalam program audit. Time budget disusun berdasarkan informasi yang diperoleh pada langkah awal dalam audit yaitu memperoleh pemahaman atas Klien, Dalam penyusunan ime budget menurut Wallace (1998:131) harus ‘mempertimbangkan hal-hal antara lain: 1. The cliemt’s size, indicated by its gross assets, sales, number of employees, etc. The location of etient facilities The anticipated accounting and auditing problems The competence and experience of staff availabele AWD Untuk itu, time budget pendahuluan yang dipersiapkan selama tahap awal dari perencanaan audit merupakan dasar Kompeten untuk menetapkan syarat- syarat perjanjian kerja dan perumusan reneana audit, Dan rime budget total disusun dengan berdasarkan perkiraan waktu yang akan dibutuhkan untuk setiap langkah dari program audit pada setiap auditor yang ditugasi sesuai dengan posisi atau jabatan untuk penugasan rutin, maka catatan waktu yang terperinci atas kerja audit pada tahun sebelumnya merupakan faktor yang penting dalam menentukan time budget yang baru. Menurut Holmes dan Burns (1979:218) dalam bukunya “Auditing” : Standards and Procedures, terdapat empat macam kegunaan time budget yaitu: 1. Determining staff requirements for the audit 2. Determining estimated hours necessary to complete the audit. 3. Estimation of the audit fee Sheduling of the time and sequences of she audit work # 24.3. Penyusunan dan Pengendalian Time budget chard W. Houston (1999:72) dalam jurnal Auditing yang Menurut berjudul, “The effect of fee pressure and client risk on audit seniors time budget decisions” yang harus dilakukan dalam penyusunan sime budget adalah sebagai berikut : “Auditor determines the planned audit investment when they prepare audit time budgets. Time budgets provide a basis for audit planning, cost control, staff evaluation, and staff sheduling. On continuing audit clients, after reviewing prior year audits, the audit senior meets with the manager and or pariner to plan the current year audit. This meeting addresses risk factors, audit strategy, important aspects of the prior year audit and the clients conirol structure. Changes in client condition and industry conditions can lead to modified risk assessment and choice of acceptable audit risk. Using prior year reported hours as a base, audit seniors prepare preliminary time budget and allocate audit hours to audit program segment ”. Richard W. Houston (1999:71), juga mengemukakan bahwa time budget tidak membuat keseluruhan dari prosedur audit yang harus dilakukan dan membuka kemungkinan terjadinya perubahan dalam time budget seperti pernyataan berikut ini: “Audit senior’ completed preliminary time budgets and assessed risk for a fietitious continuing audit client. Because seniors’ time budget decisions ‘may not fully represent planned audit procedures and expected audit effort, senior also proposed changes to the plan and estimated actual or reported audit hours to provide descriptive data”. Dari penjelasan di atas, untuk penugasan yang pernah difakukan sebelumnya atau penugasan rutin, catatan waktu yang terperinei atas kerja audit pada tahun sebelumnya merupakan faktor yang penting untuk menentukan time budget yang baru, Modifikasi pada rime budget yang baru perlu dilakukan bila waktu total pada time budger yang lalu berlebih, jika terjadi Kondisi khusus selama tahun sebelumnya yang tidak lagi merupakan faktor khusus di tahun yang berjalan atau jika diantisipasi terdapat kondisi khusus pada tahun berjalan, Selain itu harus dilakukan perhitungan secara tepat mengenai waktu ini, karena sangat penting dalam penentuan fee dan memperhitungkan biaya penugasan. Time budget merupakan penjelasan bagi staff audit atas area yang dirasa kritis dan membutuhkan waktu yang relative lebih lama, Time budget juga merupakan alat yang penting bagi auditor senior untuk mengukur efisiensi staf dan menetapkan untuk setiap langkah dari perjanjian kerja apakah kerja audit mengalami kemajuan pada tingkat yang memuaskan., 21.4 Kebaikan dan Kelemahan dari Time Budget Time budget sebagai bagian dari perencanaan memiliki keuntungan tidak saja bagi Kantor Akuntan Publik tapi juga bagi auditor secara individual Kebaikan dari sime budget seperti yang telah diungkapkan Holmes dan Burn (1979:223) dalam bukunya Auditing: Standard and procedures As an efficient method 10 arrange staff schedule. As a guideline for relative importance from different audit areas. As an incentive for staff auditors for efficient performance. As a means to arrange fee. keen Pada pelaksanaannya, terkadang time budget juga memiliki dampak buruk. Menurut Holmes dan Burn: “Time budget is a guideline, it is not absolute or exact. Actinya bila auditor membutubkan waktu tambahan untuk melakukan program audit, time budget dapat diubah sewaktu-waktu agar auditor dapat mengumpulkan bukti yang cukup dan lebih memadai sesuai dengan tujuan audit, Namun kecenderungan yang terjadi adalah auditor menempatakan time budget sebagai tujuan utama dalam melakukan audit, sehingga rivisi sme budget tidak dilakukan dan auditor malah melakukan langkah-langkah yang tidak sesuai dengan prosedur audit. Tindakan seperti ini menjadi tidak benar karena tujuan utama dari audit adalah memberikan opini sehubungan dengan standar audit yang diterima umum dan bukan untuk memenuhi time budget. 5 Time Budget Pressure Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2000:1022): “Tekanan adalah Keadaan atau desakan yang kuat untuk sesuatu yang dipentingan (sangat diutamakan)”. Sedangkan time budget didefinisikan sebagai suatu estimasi waktu yang diperlukan untuk melaksanakan langkah-langkah audit yang disusun berdasarkan informasi yang diperolch pada langkah awal dalam audit. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa time budget pressure adalah keadaan atau desakan yang kuat terhadap auditor untuk melaksanakan langkah- langkah audit yang telah disusun agar bisa mencapai target waktu yang telah dianggarkan. Oleh sebab itu, tekanan untuk menyelesaikan suatu penugasan dalam waktu yang telah ditentukan atau biaya terendah atas klien, merupakan aspek yang penting dalam suatu akuntan publik. Tekanan tersebut akan selalu ada, bahkan atas promosi atau kesuksesan profesional yang akan dipengaruhi oleh mampu tidaknya seorang akuntan bekerja secara tepat untuk memenuhi waktu yang telah dianggarkan, Menurut Whittington, dkk (1992:202) mengenai time budget pressure : “There is always pressure to complete and audit within the estimated time ability 10 do satisfactory work when given abundant time is not sufficient qualifications, for time is never abundant”. Berdasarkan pendapat tersebut, untuk memenuhi audit agar tidak melenceng dari estimasi waktu akan selalu menimbulkan tekanan, Auditor yang membutuhkan waktu lebih lama dari waktu normal untuk suatu tugas akan menimbulkan dampak buruk di mata supervisornya dan hal ini akan menghambat kemajuan karir, Kemampuan untuk melakukan kerja yang memuaskan jika diberikan waktu yang berlebih bukanlah merupakan suatu kualifikasi, karena dalam suatu Kantor Akuntan Publik tidak pernah ada waktu yang berlebih. Pendapat di atas juga mengemukakan bahwa ada beberapa indikator yang menjadi Komponen penilaian kinerja seorang auditor untuk mengetahui sejauh mana time budget pressure dapat mempengaruhi kualitas audit yang akan dihasilkan oleh auditor. Indikator tersebut adalah: a, Pemahaman auditor atas time budget Sebelum melakukan tugas audit, seorang auditor harus mengetahui dengan pasti tentang sime budget yang telah disepakati oleh manajer bersama dengan Klien, Hal ini penting karena dari pemahaman atas time budget itu kita dapat mengetahui seberapa besar auditor merasakan tekanan yang ditimbulkan oleh time budget. Jika pemahaman auditor tentang time budget sangat tinggi maka tekanan yang ditimbulkan atas time budget itu sendiri akan rendah, sebaliknya jika pemahaman auditor tentang time budget vendah maka tekanan yang ditimbulkan dari time budget akan semakin tinggi b. Tanggung jawab auditor atas rime budget Dalam melaksanakan time budget, seorang auditor harus mengetahui tanggung jawab yang harus diselesaikan dan target-target_yang harus dicapai_ serta bertanggung jawab untuk menjaga agar proses audit berjalan efisien dan sesuai dengan rime budget yang ditetapakan. Tanggung jawab tersebut harus diketahui sebelum proses audit berjalan dengan tujuan agar tekanan yang akan ditimbulkan oleh time budget dapat diantisipasi oleh auditor sehingga tidak berpengaruh pada kualitas audit yang akan dihasilkan, ©. Penilaian kinerja yang dilakukan oleh atasan Time budget merupakan suatu alat bagi manajer untuk mengukur kinerja seorang auditor. Penilaian kinerja dilakukan untuk mengetahui sejauh mana auditor telah memenuhi sime budget yang ditetapkan, penilaian kinerja yang diberikan atasan kepada auditor terkadang menimbulkan tekanan bagi auditor untuk melakukan tugas audit dan dapat berpengaruh pada kualitas audit yang akan dihasilkan, Tinggi rendabnya tekanan tergantung pada kinerja yang diberikan oleh auditor tersebut, auditor akan merasa tekanan rendah jika kinerja yang diberikan dinilai baik oleh atasan dan sebaliknya tekanan akan tinggi jika atasan menilai bahwa kinerja yang telah diberikan tidak sesuai dengan sasaran dan target atas time budget. 4. Alokasi fee untuk biaya audit Lancar atau tidaknya suatu proses audit sangat bergantung pada biaya audit yang biasanya didapatkan dari fee yang diterima, dan pengalokasian fee untuk biaya audit sangat diperlukan untuk dapat memenuhi time budget yang telah ditetapkan, Semakin besar alokasi fee untuk biaya audit yang diberikan maka auditor akan merasakan tekanan yang rendah dalam pemenuhan sime budget, sebaliknya jika alokasi fee untuk biaya audit yang diberikan rendah maka auditor akan merasa tertekan untuk dapat menyelesaikan audit sesuai time budget karena merasa tidak dapat melakukan efisiensi biaya untuk proses audit. e. Frekuensi revisi sime budget Permintaan auditor untuk dapat melakukan revisi atas ime budget jika terdapat masalah dalam melakukan tugas audit akan menimbulkan suatu tekanan pada auditor yang akan berpengaruh terhadap kualitas audit yang akan dihasilkan, karena jika revisi atas sime budget sering dilakukan auditor akan mendapatkan penilaian yang tidak baik dari atasan dan karena hal tersebut auditor akan merasakan tekanan yang besar untuk dapat memenuhi time budget sebaliknya jika revisi atas time budget tidak sering dilakukan maka kinerja auditor dinilai baik oleh atasan dan hal tersebut menimbulkan tekanan auditor untuk memenuhi rime budget menjadi rendah. Dati indikator di atas, tekanan time budger yang dihadapi oleh seorang auditor dapat diukur atau diketahui dengan laporan audit yang dikeluarakan tidak tepat pada waktu yang telah dianggarkan sebelumnya. Namun, kadang-kadang time budget menjadi sulit untuk dicapai karena (atan Klien tidak dalam Kondisi memuaskan atau karena keadaan khusus Jain yang timbul. Walaupun estimasi waktu berlebih, tidak ada kompromi dengan standar kualitatif dalam kinerja dari tugas lapangan. Reputasi Kantor Akuntan Publik profesional dan tanggung jawab hukumnya kepada klien dan partner tidak mengijinkan adanya pengurangan prosedur audit untuk memenuhi estimasi waktu audit yang telah ditetapkan sebelumnya Adanya time budget yang ketat menimbulkan tekanan terhadap auditor Menurut DeZoort (1998) yang dikutip dari jurnal yang berjudul Time Pressure Research in Auditing: Implication for practice menyatakan bahwa ada dua tipe pressure (tekanan) yaitu time deadline pressure dan time budget pressure, keduanya berhubungan dan sering tumpang tindih, Selanjutnya DeZoort juga mengungkapkan bahwa: “The increasd level of stress has been shown to have a number of behavioral effects in decision making, including speeding up efforts to assimilate information changing the processing strategy used, and restricting information processing”. Dengan adanya tekanan dapat mempengaruhi perilaku seseorang dalam pengambilan keputusan, merubah strategi yang telah digunakan dan juga dapat membatasi proses informasi. Tekanan seperti ini dapat mengurangi kualitas audit dan laporan keuangan yang dihasilkan Tekanan time budget ini tidak hanya dirasakan oleh senior auditor dan junior auditor, tetapi juga oleh manager. Manager sebagai pihak pertama dari KAP yang berhubungan dengan klien, termasuk dalam melakukan persetujuan dalam penentuan jee, Dalam penentuan fee ini, manager melakukan peninjauan dan penilaian atas Klien, untuk kemudian memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan audit, Kemudian manager menyusun preliminary budget untuk menentukan berapa total cost dari penugasan tersebut, sehingga pihak Kantor Akuntan Publik dapat mengajukan fee yang kemudian akan dibicarakan dengan Klien, Setelah mencapai persetujuan dalam penentuan fee, baru kemudian disusun time budget berdasarkan kesepakatan fee. 22 Audit 22.1 Pengertian Audit Menurut Arens dan Beasley (2006:4) dalam bukunya Auditing and Assurance Services an Integrited Approach adalah sebagai berikut: “Auditing is the accumulation and evaluation evidence about information to determine and report on the degree of correspondence between the quantifiable information and established kriteria. Auditing should be done by a competent independent person”. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa audit_merupakan suatu proses sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif yang berhubungan dengan asersi-asersi_ tentang tindakan-tindakan dan _peristiwa- peristiwa ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi dan kriteria yang ditetapkan, serta mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Audit atas laporan kKeuangan merupakan salah satu jenis dari attestation service. Yang dimaksud dengan attestation service adalah jasa yang diberikan oleh akuntan publik untuk menilai keandalan sebuah asersi yang menjadi tanggung jawab pihak lain dan kemudian menerbitka laporan mengenai penilaian atas keandalan asersi tersebut, Bentuk lain dari attestation service selain audit atas laporan keuangan dalah yeview atas laporan keuangan historis serta jenis autestation service lainnya seperi penilaian atas keefektifan internal control suatu perusahaan dalam menyusun laporan keuangannya. 2.2.2 Karakteristik Audit Menurut Arens dan Beasley (2006:15) dalam bukunya Auditing and Assurance Services an Integrited Approach adalah sebagai berikut “An audit of historical statement is a form of attestation service in which the auditor issues a written report expressing an opinion about whether the financial statement are fairly stated in accodance with generally accepted accounting principles (GAAP). Audit represent the predominant form of assurance perfomed by CPA farms”. Dari urain di atas dapat disimpulkan beberapa karateristik audit yaitu: 1. Audit merupakan suatu proses yang sistematis yang terdiri dari serangkaian Jangkah atau prosedur yang logis, terstruktur dan diorganisasikan dengan baik. Selain itu proses auditing dilaksanakan dengan formal. 2. Membandingkan informasi tentang sesuatu yang akan dievaluasi dengan kriteria atau standar yang telah ditetapkan. 3. Mengumpulkan dan mengevaluasi secara objektif bukti-bukti yang dipertukan untuk menilai kesesuaian antara informasi yang yang akan dievaluasi dengan kriteria atau standar yang telah ditetapkan, 4, Dilakukan oleh seseorang yang berpengetahuan cukup untuk dapat mengerti Ktiteria yang ditetapkan dan cukup kompeten untuk menentukan jenis dan jumlah bukti-bukti yang diperlukan agar dapat menarik kesimpulan yang tepat. Dan seorang auditor juga harus mempunyai mental yang bebas (independent). 5. Mengkomunikasikan hasil temuan selama pemeriksaan kepada para pemakai yang berkepentingan, sehingga pemakai dapat mengetahui sampai seberapa besar tingkat kesesuaian antara apa yang telah diperiksa dengan kriteria atau standar yang ditetapkan, 22.3. Jenis-jenis Audit Menurut Arens & Beasley (2006:18) dalam buku Auditing and Assurance Services an Integrited Approach terdapat tiga jenis audit yaitu sebagai berikut 1. A financial statement audit is conducted to determine whether the overall financial statement (the information being verified) are stated in accordance with specified kriteria, normally, the kriteria are generally accepted accounting principles. 2. An operational audit evaluates the efficiency and effectiveness of any part of an organization is a review of any part of an organization operating procedures and methods for the purpose of evaluating efficiency and effectiveness. At tha completion of an operational audit, management normally expects recommendations for improving operations. 3. Acompliance audit is condugted to determine whether the auditee is {following specific procedures, rules or regulations set by some higher authority. A compliance audit for a private busness could include determinimg whether accounting personel are following the proseduresprescribed by the company controller, reviewing wage rates for compliance with minimum wage laws, or examining contractual ‘agreements with bankers and other lenders to be sure the company is complying with legal requirements. Dari penjelasan di atas terlihat bahwa audit dibagi dalam tiga jenis, yaitu: 1. Audit atas laporan keuangan. Audit atas Iaporan keuangan dilakukan untuk menentukan dan melaporkan apakah laporan keuangan suatu perusahaan telah disajikan sebagaimana mestinya. Dalam audit alas laporan_keuangan yang menjadi asersi atau informasi adalah laporan keuangan dan yang menjadi kriteria yang ditetapkan adalah standar akuntansi keuangan, 2. Audit Operasional. Audit operasional merupakan penelaahan terhadap pelaksanaan prosedur dan metode-metode yang dilaksanakan dalam suatu organisasi dengan tujuan untuk mengevaluasi efektivitas dan/atau efisiensi organisasi. Dalam audit operasional yang menjadi hasil akhir adalah suatu rekomendasi kepada pimpinan guna peningkatan efektivitas organisasi agar sesuai dengan yang diharapkan. 3. Audit ketaatan, Audit ketaatan merupakan audit yang bertujuan untuk menentukan apakah auditee telah mentaati prosedur atau standar, kebijakan atau peraturan tertentu yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang. Dan hasil dari audit ketaatan adalah laporan mengenai kesesuaian pelaksanaan kegiatan suatu organisasi dengan peraturan atau perundang-undangan yang berlaku dan disampaikan terbatas pada pihak-pihak yang berkepentingan. 2.2.4 Jenis-jenis Auditor Di dalam dunia praktik dikenal beberapa tipe auditor, dan jenis-jenis auditor menurut Arens & Beasley (2006:21) dibagi dalam empat kategori, yaitu: 1. Kantor Akuntan Publik (Certified Publik Accounting Firm). Kantor Akuntan Publik (CPA Firm) pada umumnya melaksanakan audit terhadap laporan keuangan instansi perusahaan Go Public. Selain itu KAP juga mengaudit untuk perusahaan-perusahaan yang besar maupun yang kecil. Istilah Auditor sering diartikan sama dengan Kantor Akuntan Publik yang tetap bertanggung jawab atas laporan keuangan historis yang dibuat kliennya. 2. Auditor Pemerintah. Auditor Pemerintah merupakan auditor yang dibentuk oleh Negara dan bertugas melaksanakan audit terhadap instansi-instansi pemerintah, Auditor negara merupakan lembaga negara yang independen di luar instansi pemerintah yang bertanggung jawab secara fungsional atas pengawasan terhadap kekayaan atau keuangan negara. 3. Auditor Pajak. Auditor pajak merupakan auditor yang bekerja pada kantor layanan pajak Tugas utamanya adalah melaksanakan audit ketaaatan para wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban pajaknya, serta bertanggung jawab atas penerimaan negara dari sektor perpajakan dan penegakan hukum dalam. pelaksanaan ketentuan perpajakan. 4, Auditor Internal. Auditor internal merupakan auditor yang berstatus sebagai Karyawan instansi swasta dan bekerja untuk kepentingan instansi yang bersangkutan dan bertanggung jawab dalam menilai dan mengevaluasi efisiensi dan efektivitas kinerja organisasi tersebut 2.2.5. Standar Auditing yang Berlaku Umum Standar auditing merupakan pedoman yang berlaku umum bagi auditor dalam menjalankan tanggung jawab profesionalnya, standar auditing berbeda dengan prosedur auditing, Dimana prosedur berkaitan dengan tindakan yang harus dilaksanakan sedangkan standar merupakan kriteria atau ukuran mutu kinerja tindakan tersebut dan berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai_ melalui penggunaan prosedur tersebut. Standar auditing meliputi pertimbangan mengenai kualitas profesi auditor, seperti keahlian dan independensi, persyaratan pelaporan dan bahan_bukti. Pedoman utama adalah sepuluh standar auditing atau sepuluh Generally Auditing Standars yang disusun oleh AICPA dan diadaptasi oleh IAT dalam standar profesional akuntan publik, rincian standar auditing adalah sebagai berikut: A. Standar Umum, 1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor 2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor 3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama. B. Standar Pekerjaan Lapangan. 1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya. 2. Pemahaman yang memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merel canakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan, 3. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasr memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit. C. Standar Pelaporan. 1. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di indonesia 2. Laporan auditor harus menunjukan keadaan yang di dalamnya prinsip akuntansi tidak secara Konsisten diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dalam hubungannya dalam prinsip akuntansi yang diterapkan dalam periode sebelumnya, 3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan audit, 4. Laporan audit harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan, jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan, Dalam semua hal yang nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan auditor, dan tanggung jawab yang dipikulnya, Standar-standar tersebut di atas dalam banyak hal saling berhubungan dan saling bergantung satu dengan yang lainnya, keadaan yang berhubungan erat dengan penentuan dipenuhi atau tidaknya suatu standar, dapat berlaku juga untuk standar yang lain. “Materialitas” dan “risiko audit” melandasi penerapan semua standar auditing, terutama standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan 2.2.6 Pereneanaan dan Suvervisi Audit Berdasarkan SPAP pada SA seksi 311 yang memuat tentang Perencanaan dan Supervisi. Kegiatan perencanaan audit berhubungan dengan penyusunan skedul kerja. Penghematan waktu dan biaya dapat tercapai dengan adanya staf Klien yang mempersiapkan berbagai skedul dan analisis atas akun yang dibutuhkan auditor. Staf Klien juga harus menyediakan akses bagi auditor atas fasilitas, catatan dan dokumen Klien, Diskusi dengan klien adalah hal yang penting dalam perencanaan audit, karena mempengaruhi jumlah dan kompetensi dari staf audit yang akan dibutuhkan, Untuk audit atas organisasi yang kompleks auditor mungkin membutuhkan tenaga ahli dari dalam KAP sendiri seperti bidang komputer, saham atau pajak, juga dari organisasi Klien, yaitu antara Tain auditor internal, insinyur, atau ali hukum, Berkaitan dengan adanya pendelegasian tugas dan wewenang audit dari auditor yang memiliki tanggung jawab akhir kepada asistennya, maka supervisi yang memadai harus dilakukan untuk menyakinkan bahwa setiap tugas yang didelegasikan telah dilaksanakan dengan memadai. Unsur supervisi adalah memberikan instruksi kepada asisten, tetap menjaga penyampaian informasi masalah-masalah penting yang dijumpai dalam audit, me-review pekerjaan yang dilaksanakan, dan menyelesaikan perbedaan pendapat di antara staf audit Kantor Akuntan, Penetapan dan koordinasi persyaratan pemilihan staf termasuk seleksi tethadap orang-orang yang berkompeten sangat dibutuhkan dalam menyiapkan time budger dan skedul kerja untuk pengawasan dan evaluasi audit. staf. Pengawasan dilakukan dengan observasi staf, review kertas kerja dan meeting antara staf dan supervisor. Untuk meneapai pengawasan yang baik dan melakukan pengendalian atas kerja lapangan, Kebanyakan KAP mengandalkan pengendalian kualitas pada saat perekrutan, pengembangan dan kemajuan untuk memastikan bahwa staf audit memiliki kemampuan yang dibutuhkan. Selain itu, penunjukkan staf atas penugasan audit yang sesuai dengan keahlian dan pengalaman yang dimiliki dan persyaratan dari berbagai penugasan audit merupakan fungsi kepegawaian khusus disebuah KAP. 22.7 Audit Program Di dalam melaksanakan tugas audit, Langkah awal yang dilakukan oleh auditor adalah menyusun program audit. Program audit yang dilakukan oleh auditor dapat dibagi menjadi empat bagian, yaitu: 1. Prosedur audit Prosedur audit adalah petunjuk ri ci untuk mengumputkan jenis bahan bukti, audit tertentu pada waktu tertentu selama audit 2. Besar sampel Keputusan mengenai berapa banyak pos yang harus diuji akan dibuat oleh auditor untuk setiap prosedur audit. Besar sample untuk satu prosedur tertentu akan bervaria dari satu audit ke audit lainnya, 3. Pos atau unsur yang dipilih Setelah besar sampel ditentukan bagi suatu prosedur audit tertentu, tetap perlu untuk memutuskan pos atau unsur mana yang akan dipilih 4. Saat pelaksanaan Audit laporan keuangan biasanya mencakup periode selama satu tahun, dan audit biasanya belum selesai sampai beberapa minggu atau beberapa bulan setelah akhir periode, Demikian juga, pada saat pelaksanaan prosedur audit dapat bervariasi dari permulaan periode akuntansi sampai periode tersebut berakhir. 23° Kantor Akuntan Publik Dalam Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 43/KMK/017/1997 tentang jasa akuntan publik, pasal 1 butir b yang mendefinisikan Kantor Akuntan Publik sebagai berikut: “Lembaga yang memiliki izin dari menteri keuangan sebagai wadah bagi akuntan publik dalam menjalankan pekerjaannya”. Sedangkan Ikatan Akuntansi_ Indonesia (IAI, 2001:20000,1) mendefinisikan Kantor Akuntan Publik adalah sebagai suatu bentuk organisasi Akuntan Publik yang memperoleh izin sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berusaha di bidang pemberian jasa profesional dalam praktik Akuntan Publik 23.41 Jasa-jasa Kantor Akuntan Publik Kegiatan utama Kantor Akuntan Publik adalah memberikan jasa audit atas aporan keuangan perusahaan y: g menjadi kliennya, Sekarang ini KAP memperluas ruang lingkupnya dengan memberikan tambahan jasa atestasi dan assurance service, beberapa diantaranya adalah: a) Jasa akuntansi Jasa akuntansi dapat diberikan melalui aktivitas pencatatan, penjurnalan, posting, jurnal penyesuaian dan penyusunan laporan keuangan Klien Gasa kompilasi) serta perancangan sistem akuntansi kien, Dalam memberikan jasa akuntansi, praktisi yang melakukan jasa tersebut bertindak sebagai akuntan perusahaan, Dalam memberikan jasa akuntansi, akuntan tidak menyatakan pendapat b)_Jasa perpajakan Jasa perpajakan meliputi pengisian surat laporan pajak dan perencanaan pajak Selain itu, dapat juga bertindak sebagai penasihat dalam masalah perpajakan dan melakukan pembelaan bila perusahaan yang menerima jasa sedang mengalami permasalahan dengan kantor pajak, ©) Jasa konsultasi manajemen Jasa konsultasi_ manajemen atau management advisory services (MAS) merupakan fungsi pemberian konsultasi dengan memberikan saran dan bantuan teknis kepada klien untuk peningkatan penggunaan dan sumber daya untuk mencapai (ujuan perusahaan klien. Akuntan dapat di kontrak untuk memberikan pendapat sebagai seorang ahli mengenai suatu hal tertentu seperti penggunaan prinsip akuntansi, undang-undang pajak dan penggunaan teknologi pemprosesan data keuangan, Akuntan publik dengan kapasitasnya sebagai konsultan tidak dibenarkan membuat ataupunmenentukan kepentingan manajemen 23.2. Fase-fase Pelaksanaan Audit i KAP Menurut William C, Boynton & Walter G. Kell (1996:198) dalam bukunya Modern Auditing, terdapat empat fase dalam pelaksanaan audit, yaitu: 1. Accepting the audit engagement Yang termasuk dalam fase awal audit ini adalah keputusan untuk menerima atau menolak kesempatan untuk menerima Klien baru atau melanjutkan sebagai auditor atas klien yang telah ada. Dalam kebanyakan kasus, keputusan tersebut dibuat antara enam sampai sembilan bulan sebelum akhir tahun fiskal Klien, Adapun langkah-langkah dalam menerima perjanjian kerjasama audit seperti yang dikemukakan Boyton Kell (1996:189) dalam buku Modern Auditing adalah: Evaluating the integrity of management a. b. Identify special circumstances and unusual risks €. Asses competence to perform audit 4. Evaluate independence e. Decisions 10 accept or decline angagement f. Prepare engagement letter Sedangkan menurut Bambang Hartadi (1987;82) faktor-faktor yang mempengaruhi apakah suatu penugasan diterima atau tidak adalah: a. Risiko pemeriksaan. b. Kompetansi akuntansi, ¢. Situasi yang menyangkut perubahan akuntan 4. Waktu dan jasa pemariksaan. 2. Planning the audit Yang termasuk dalam perencanaan audit adalah pengembangan srategi yang menyeluruh untuk penangan yang diperlukan dua ruang lingkup audit. Perencanaan yang dibutuhkan dalam suatu perjanjian kerjasama bervariasi sesuai dengan besarnya dan kompleksitas dari klien, pengetahuan auditor, dan pengalaman dengan klien, Langkah-langkah dalam perencanaan audit menurut Boyton, Kell (1996:202) adalah sebagai berikut 4. Obtain an understanding of client’s business and industry b. Perform analytical procedures ¢. Make preliminary judgment about materiality level d. Consider audit risk €. Develop preliminary audit strategic for significant assertions f Obtain understanding of cliens internal control 3. Performing audit test Fase ini disebut juga sebagai fase pelaksanaan kerja lapangan karena tes biasanya dilakukan di lingkungan Klien. Tujuan utama fase ini adalah: “The primary purposes of this phase is to obtain audit evidence about the effectiveness of the clients internal control structure and the fairness of its financial statement”. (Boyton, Kell, 1996:189) ‘Test audit biasanya dilakukan antara tiga sampai empat bulan sebelum sampai dengan satu sampai dengan sampai tiga bulan setelah akhir tahun fiskal klien. 4. Reporting the findings Fase terakhir dari audit adalah melaporkan temuan audit, Laporan audit biasanya dekeluarkan dalam satu hingga tiga minggu dari penyelesaian kerja lapangan, 23.3 Hirarki Auditor di Kantor Akuntan Publik Menurut Mulyadi & Kanaka Puradireja (1998:31) dalam buku Auditing, umumnya hirarki auditor dalam penugasan audit di dalam Kantor Akuntan Publik dibagi menjadi berikut ini 1. Partner Partner menduduki jabatan tertinggi dalam penugasan audit, bertanggung jawab atas hubungan dengan Klien dan bertanggung jawab secara menyeluruh mengenau auditing. Partner menandatangani laporan audit dan management letter dan bertanggung jawab terhadap penagihan fee audit dari Klien, 2. Manager Manager bertindak sebagai pengaws audit, bertugas untuk membantu auditor senior dalam merencanakan program audit dan waktu audit, dan me-review kertas kerja laporan audit, Biasanya manager melakukan pengawasan terhadap pekerjaan beberapa auditor senior, pekerjaan tidak berada di Kantor Klien melainkan di Kantor Auditor dalam bentuk pengawasan terhadap pekerjaan yang dilaksanakan para auditor senior 3. Auditor Senior Auditor senior bertugas untuk melaksanakan audit, bertanggung jawab untuk mengusahakan biaya audit dan waktu audit sesuai dengan rencana, bertugas untuk mengarahkan dan me-review pekerjaan auditor junior. 4. Auditor Tunior Auditor junior melaksanakan prosedur audit secara rinci, membuat kertas kerja untuk mendokumentasiakan pekerjaan audit yang telah dilaksanakan, Pekerjaan ini biasanya dipegang oleh auditor yang baru saja melaksanakan pendidikan formalnya, Dalam melaksanakan pekerjaannya, seorang auditor junior harus belajar secara rinci mengenai pekerjaan audit Berikut ini /evel staff berdasatkan rata-rata pengalamannya: Tabel 2.1 Staff Level and Responsibility Rata-rata - Level Staff Pasaaleuae Kategori Tanggung Jawab Auditor Pemula | 0-2 tahun. Melaksanakan sebagian besar detil-detil audit Auditor Senior [2-5 tahun Mengkoordinasikan dan bertanggung Jawab atas audit di lapangan, termasuk mengawasi dan me-review pekerjaan auditor pemula. Manager 3-10 tahun ‘Membantu auditor yang memimpin audit dalam merencanakan dan mengelola audit, me-review pekerjaan auditor penanggung jawab, serta_menjaga hubungan dengan klien. Manager dapat bertanggung jawab atas lebih dari satu pekerjaan pada saat yang bersamaan, Partner Tebih dari 10 tahun | Me-review keseluruhan pekerjaan audit dan terlibat dalam pembuatan keputusan audit yang penting. Partner adalah pemilik perusahaan, dan ia memiliki (anggung— jawab-—mutlak untuk melaksanakan audit’ dan melayani ktiennya. Suniber: Areis & Beasley O04 TS 2.3.4 Sistem Pengendalian Mutu Kantor Akuntan Publik. Dalam memberiakan jasa profesionalnya, Kantor Akuntan Publik bertanggung jawab terhadap organisasi untuk mematuhi_standar_ profesional Akuntan Publik dan bertanggung jawab terhadap klien atas hasil audit yang dapat dipercaya dan diandalakan. Hal ini dapat dicapai bila dalam penugasan auditnya, Kantor Akuntan Publik telah memenuhi syarat independensi dalam hubungannya dengan Klien, menggunakan staf yang kompeten secara profesional, objektif serta menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama, Quality conivol penting untuk menyakinkan bahwa Kantor akuntan piblik telah menjalankan tanggung jawab auditnya secara profesional. Quality control berbeda dengan standar auditing yang berlaku umum di mana quality control adalah prosedur yang digunakan oleh Kantor Akuntan Publik untuk membantu mereka memenuhi standar-standar yang ada secara konsisten dalam setiap penugasan, Bentuk quality control yang dilakukan Ikatan Akuntan Indonesia untuk menjaga kualitas audit yang dihasilkan KAP adalah KAP harus memiliki sistem pengendalian mutu untuk memberikan keyakinan memadai tentang kesesuaian perikatan profesional dengan SPAP. Sistem pengendalian mutu KAP mencakup struktur organisasi, kebijakan, dan prosedur yang ditetapkan dalam melakukan audit, Sifat dan lingkup kebijakan serta prosedur pengendalian mutu yang ditetapkan olen KAP tergantung pada berbagai faktor, antara lain ukuran KAP, langkah ekonomi yang diberikan kepada stafnya dan kantor cabangaya, sifat praktik, organisasi kantor dan pertimbangan biaya manfaat. Unsur-unsur pengendalian mutu saling berhubungan dan Kantor Akuntan Publik wajib menyusun kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan masing- masing pengendalian mutu seperti yang tercantum dalam SPAP berikut ini 1. Independensi, yang memberikan keyakinan memadai bahwa, pada setiap lapis organisasi, semua staff profesional mempertahankan _independensi sebagaimana diatur dalam Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik secara vinci 6. Penugasan personel, yang memberikan keyakinan memadai bahwa penugasan akan dilaksanakan oleh staff profesional yang memiliki tingkat pelatihan dan keahlian teknis untuk penugasan tersebut. Dalam proses penugasan personel, sifat dan lingkup supervisi haus dipertimbangkan, Umumnya, apabila personel yang ditugaskan semakin cakap dan berpengalaman, maka supervisi secara langsung terhadap personel tersebut, semakin tidak diperlukan. Konsultasi, yang memberikan keyskinan memadai bahwa personel akan memperoleh informasi yang memadai sesuai yang dibutuhkan dari orang yang memiliki tingkat pengetahuan, kompetensi, pertimbangan (judgment) yang memadai, Sifat konsultasi akan tergantung atas beberapa faktor, antara tain ukuran KAP dan tingkat pengetahuan, kompetensi dan pertimbangan yang dimiliki oleh staf pelaksana perikatan. Supervisi, memberikan keyakinan memadai bahwa_pelaksana_perikatan memenuhi standar mutu yang ditetapkan oleh KAP. Lingkup supervisi dan review yang sesuai pada suatu kondisi tertentu, kualifikasi. staf pelaksana perikatan, dan lingkup konsultasi yang tersedia dan yang telah digunakan, Tanggung jawab KAP untuk menetapkan prosedur mengenai supervisi berbeda dengan tanggung jawab staf secara individual untuk merencanakan dan melakukan supervisi secara memadai atas perikatan tertentu. Pemekerjaan (Hiring), yang memberikan keyakinan memadai bahwa semua staf profesionalnya memiliki karakteristik yang tepat sehingga memungkinkan mereka melakukan perikatan secara kompeten. Akhirnya, mutu. pekerjaan KAP tergantung kepada integritas, kompetensi dan motivasi personel yang melaksanakan dan melakukan supervisiatas pekerjaan, Oleh karna itu, program pemekerjaan KAP menjadi salah satu unsur penentu untuk ‘mempertahankan mutu pekerjaan KAP. Pengembangan profesional, yang memberikan keyakinan memadai bahwa personel memiliki pengetahuan memadai schinga memungkinkan mereka memenuhi tanggung jawabnya, Pendidikan profesional beerkelanjutan dan pelatihan merupakan wahana bagi KAP untuk memberikan kepada personelnya pengetahuan memadai umtuk memenuhi tanggung jawab mereka dan untuk kemajuan karier mereka di KAP. 7. Promosi (advancement), yang memberikan keyakinan memadai bahwa semua personel terseleksi untuk promosi_ memiliki kualifikasi seperti yang disyaratkan untuk lapis tanggung jawab yang lebih tinggi. Praktik promosi personel akan berakibat terhadap mutu pekerjaan KAP. Kualifikasi personel terseleksi untuk promosi harus mencakup, tetapi tidak terbatas pada, karakter, intelegensi, pertimbangan (judgment), dan motivasi 8. Penerimaan dan keberlanjutan Klien, memberikan keyakinan memadai bahwa perikatan dari klien akan diterima atau dilanjutkan untuk meminimumkan hubungan dengan klien yang manajemennya tidak memiliki integritas, Adanya keharusan bagi KAP untuk menetapkan prosedur dengan tujuan seperti ter ut, tidak berarti bahwa KAP bertugas untuk menetukan integritas atau keandalan lien, dan tidak juga berarti bahwa KAP berkewajiban kepada siapa pun, kecuali kepada dirinya, untuk menerima, menolak atau mempertahankan Kliennya, Namun, dengan berdasarkan pada prinsip pertimbangan hati-hati (prudence), KAP disarankan selektif dalam menentukan hubungan profesionalnya. 9. Inspeksi, yang memberikan keyakinan memadai bahwa prosedur_ yang berhubungan dengan unsur-unsur pengendalian mutu, seperti tersebut pada butir a sampai dengan butir h, telah ditetapkan secara efektif, Prosedur inspeksi dapat dirancang dan dilaksanakan oleh individu yang bertindak mewakili kepentingan manajemen KAP. Jenis prosedur inspeksi yang akan digunakan tergantung kepada pengendalian yang ditetapkan oleh KAP dan penetapan tanggung jawab di KAP untuk melaksanakan kebijakan dan prosedur pengendalian mutu. Sistem pengendalian mutu KAP mensyaratkan setiap KAP, tanpa memandang ukurannya untuk memiliki Sistem Pengendatian Mutu atas praktik akuntansi dan auditnya, artinya setiap KAP tanpa terkecuali harus mengikuti program review yang dilaksanakan oleh sim peer-review yang dibentuk oleh IAT atau oleh badan (regulatory body) yang berwenang sesuai dengan peraturan perundangan dibidang akuntan publik, melalui koordinasi dengan IAI. Pelaksana review harus menduduki salah satu dari posisi berikut ini: 1. Rekan KAP 2. Manager atau orang yang bertanggung jawab dalam posisi supervisi Dengan dilaksanakannya review mutu sesuai dengan standar pelaksanaan dan pelaporan review mutu yang ditetapkan oleh IAI, diharapkan quality control atas kualitas audit yang dihasilkan KAP tercapai dengan maksimal, dan TAT sebagai organisasi resmi profesi akuntan publik dapat menjamin bahwa para anggotanya, yaitu KAP telah melaksanakan tanggung jawabnya secara profesional baik kepada klien maupun kepada profesi. 2.4 Kualitas Audit 2.4.1 Pengertian Kualitas Audit Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2000:533): “Kualitas adalah Tingkat baik buruknya sesuatu atau taraf (mutu)”. Sedangkan audit menurut Arens & Beasley (2006:4) didefinisikan sebagai proses sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif atas suatu informasi untuk menentukan apakah suatu informasi disajikan secara wajar dan sesuai dengan kriteria yang sudah ditetapkan. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kualitas audit adalah tara (mutu) atau tingkat baik buruknya suatu proses yang sistematis yang digunakan untuk memperoleh informasi dan bukti secara objektif untuk menentukan apakah informasi dan bukti tersebut telah disajikan secara wajar dan telah sesuai dengan kriteria yang ada. Berkaitan dengan proses audit, direksi dalam suatu perusahaan harus menjamin bahwa akuntan publik dapat menjalankan tugas dengan baik. Komisaris dan komite audit harus mengawasi kerja akuntan publik, dari mulai perancanaan sampai audit selesai untuk menjamin bahwa proses audit dilakukan sesuai standar sehingga tidak ada hasil audit yang “substandard”. Dalam kehidupan_profesi akuntan publik, standar profesional memegang peranan penting dalam pencapaian kualitas audit. Seorang auditor yang menerapkan prinsip-prinsip yang ada dalam standar profesional tersebut akan mampu untuk menghasilkan laporan audit yang berkualitas secara efektif. Seperti yang telah diungkapkan oleh Sawyer’s (2006:195) dalam bukunya Internal Audit peningkatan kualitas sebuah audit yang dilakukan oleh auditor dapat diukur oleh beberapa hal berikut ini: 1. Terselesaikannya audit di bawah rime budget yang telah ditetapkan. Dalam menjalani proses audit yang menjadi salah satu pedoman bagi auditor adalah time budget yang sebelumnya telah dibuat dan disepakati oleh auditor bersama dengan klien, rime budget dibuat dengan tujuan agar auditor bisa menyelesaikan proses audit di bawah time budget yang telah ditetapkan, Apabila seorang auditor mampu menyelesaikan proses audit tersebut di bawah time budget yang telah ditetapakan, maka hal tersebut menunjukan bahwa telah tercapainya peningkatan kualitas audit yang dilakukan oleh auditor dalam menghasilkan laporan auditnya, 2. Menghasilkan temuan dan rekomendasi yang bermanfaat ‘Tujuan dari sebuah proses audit adalah memberikan opini kepada Klien. Untuk mendasari pemberian opini tersebut auditor harus_memperoleh bukti-bukti yang bisa didapat dari Klien. Dalam proses pengumpulan bahan bukti, auditor harus melakukan empat pengambilan keputusan yang dapat_menentukan apakah suatu bahan bukti dapat menjadi dasar untuk memberikan keputusan. Berikut adalah hubungan antara pengambilan keputusan bahan bukti dengan kualitas yang dapat menyakinkan untuk dapat menghasilkan laporan audit yang berkualitas berdasarkan proses pengumpulan bukti audit. Tabel 2.2 Hubungan Audit Decisions dengan Kualitas yang dapat Menyakinkan a Lad Kualitas yang dapat Meyakinkan cisions Prosedur audit Relevansi bukit Kompetensi bukti - _ Independensi pemberi bukti ~ _ Efektivitas struktur pengendalian intern ~_Pengetahuan yang diperoleh langsung dari auditor ~ Kualifikasi _orang-orang yang memberikan informasi ~_Tingkat obyektivitas bahan bukti Ukuran sampel_dan | Kecukupan sampel yang dipitih |- Ukuran sampel yang memadai ~_Memili bagian dari populasi yang layak ‘Waktu pelaksanaan | Ketepatan waktu - Kapan prosedur pengumpulan bahan bukti dilakukan Sumnber: Arens © Beasley (20061165) Bahan bukti yang diperoleh auditor dijadikan acuan bagi auditor untuk memberikan opini kepada Klien, Mendapatkan temuan dan memberikan rekomendasi yang bermanfaat kepada Klien, menjadikan tolak ukur bahwa kualitas audit telah menunjukan peningkatan 3. Tercapainya sasaran dan tujuan dari audit Dapat mendapatkan temuan dan memberikan rekomendasi yang bermanfaat bagi klein merupakan salah satu sasaran dan tujuan dari pelaksanaan program audit yang akan dilakukan oleh auditor. Berdasarkan hal tersebut, peningkatan kualitas audit dapat diukur dengan melihat tercapai atau tidaknya sasaran dan tujuan pelaksanaan program audit yang dilaksanakan oleh auditor tersebut, 4, Meningkatnya jumlah permintaan pekerjaan audit Peningkatan kualitas audit juga bisa diukur dengan meningkatnya jumlah permintaan pekerjaan audit pada suatu KAP, yang dapat dilihat dari dua hal: Pertama dari peningkatan laporan andit yang diterbitkan oleh perusahaan yang, menggunakan jasa KAP, seandainya terjadi peningkatan laporan audit yang diterbitkan dari suatu KAP maka dapat diketahui bahwa jumlah permintaan audit di KAP tersebut meningkat begitu pula sebaliknya, Kedua peningkatan permintaan pekerjaan audit disuatu KAP dapat diketahui dengan cara mendapatkan informasi dari KAP yang bersangkutan, hal ini dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti wawancara, dan kuisoner, Kedua alternatif tersebut dapat dilakukan untuk mengetahui peningkatan permintaan pekerjaan audit, namun masing-masimg metode memiliki kelebihan dan kekurangan, Untuk metode pertama dengan melihat laporan audit yang. diterbitkan memiliki kelebihan yaitu data yang diperoleh lebih valid karena diterbitkan langsung oleh perusahaan sehingga tidak ada rekayasa jumlah permintaan pekerjaan audit dari KAP, namun cara ini memiliki kelemahan karena belum tentu semua perusahaan yang mengunakan jasa KAP menerbitkan laporannya. Sedangkan cara kedua memiliki kelebihan yaitu semua permintaan pekerjaan audit pada suatu KAP dapat kita ketahui baik yang diterbitkan maupun yang tidak namun kelemahan dalam metode ini yaitu tingkat kebenaran data yang diperoteh tergantung pada integritas suatu KAP. 24.2 Standar-standar dalam Kualitas Audit, Standar auditing yang ditetapakan oleh organisasi profesi akuntan publik serta suatu pernyataan kenyakinan bahwa audit yang dilaksanakan berdasarkan standar auditing tersebut memberikan dasar yang memadai bagi auditor untuk memberikan pendapat atas laporan Keuangan auditan, Standar auditing juga mencakup mutu profesional (profesional qualities) auditor independent dan pertimbangan (judgement) yang digunakan dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporan keuangan auditor Dalam kenyataannya, standar tersebut juga tidak semua dapat dipenuhi oleh auditor dan tidak hanya standar itu saja yang dipakai melainkan ada beberapa standar-standar lain yang juga ikut mendukung demi terciptanya kelancaran pekerjaan audit, Dalam penugasannya, auditor melaksanakan auditnya atas dasar pengujian (test). Pengujian (test) ini dilakukan sebagai dasar untuk menarik kesimpulan mengenai karekteristik keseluruhan bukti tersebut, Dalam auditnya, auditor tidak hanya melakukan pengujian terbatas pada catatan akuntansi Klien saja, tetapi juga menempuh prosedur audit lain yang dipandang perlu oleh auditor untuk ‘mendapatkan informasi penguat. Catatan akuntansi bukanlah merupakan satu-satunya sumber untuk membuktikan kewajaran laporan keuangan. Dalam pemeriksaan atas unsur-unsur tertentu yang tercantum dalam laporan keuangan, auditor si ing kali menempuh prosedur audit lain untuk memperoleh informasi penguat seperti membuktikan adanya (eksistensi) unsur tersebut secara fisik, meminta konfirmasi (penegasan) dari pihak luar perusahaan Klien, menguji mutu persedian barang dengan bantuan ahli dari luar perusahaan, Untuk itulah maka standar-standar tersebut memiliki peranan penting bagi auditor, Karena dengan adanya standar tersebut auditor dapat_memberik kesimpulan positif mengenai lingkup pekerjaan audit yang telah dilaksanakan. 25 Pengaruh Time Budget Pressure Yerhadap Kualitas Audit yang Terjadi di Kantor Akuntan Publik Seperti yang dikutip dari jurnal “The Effect of Risk Misstatement on the Propensity 10 Commit Reduced Audit Quality Acts under Time budget Pressure” Karangan Coram (2004) yang mengungkapkan bahwa dengan adanya tekanan waktu dapat menambah tingkat “ke-aktifan-an” dan tingkat stress seseorang serta dapat mempengaruhi perilaku dalam pengambilan keputusan., Terdapat suatu pemahaman bahwa sime budget dalam penugasan audit merupakan suatu target, dan ketika pada saat tanggal pelaporan, deadline menjadi sesuatu yang absolut, Hal ini sangat memungkinkan bagi staf untuk mengurangi waktu untuk penugasan dengan cara melakukan pemotongan (short cut) dan juga melakukan pengujian lebih sedikit terhadap sampel yang sudah dipilih serta mereka mengabaikan kesalahan, hal tersebut diungkapkan oleh Raghunatan (1991) dalam jurnalnya yang berjudul “Premature Signing-off of Audit Procedures: An Analysis” Serta survey yang dilakukan oleh Otley dan Pierce (1996) dalam penelitian yang berjudul “Audit Time budget Pressure: Consequences and Antecendences” yang mengungkapkan semakin bertambah kompetisi dalam audit market akan bertambah pula tekanan dalam audit time budget sebingga akan mengarah pada perilaku auditor yang dapat mengurangi kualitas audit. Firma audit mengharapkan auditornya untuk dapat menyelesaikan penugasan audit sesuai dengan budget yang telah ditetapkan. Ketika audit budget ketat, auditor akan berusaha untuk menyeles ikan tugas audit se-efisi mungkin, dan ketika budget menjadi sangat ketat hal tersebut dapat menimbulkan tekanan bagi auditor, Sehingga auditor akan melakukan tindakan memotong suatu langkah audit dalam program audit Hal yang serupa juga telah diungkapkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Rhode (1978), Alderman and Deitrick (1982), Kelley and Margheim (1990), Ragunathan (1978), Willett and Page (1996) yang diambil dalam jurnal, “The Effects of Time budget Pressure and Risk of Error on Auditor Performance”. Yang menyatakan bahwa tekanan time budget dapat menimbulkan perilaku-perilaku yang dapat mengurangi kualitas audit dan juga mempunyai hubungan yang signifikan.

You might also like