Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 14
ANALISIS MORFOLOGI SERAT DAN SIFAT FISIS KIMIA BEBERAPA JENIS BAMBU SEBAGAI BAHAN BAKU PULP DAN KERTAS Widya Fatriasari dan Euis Hermiati ‘UPT Balai Pendlitian dan Pengembangan Biomaterial-LIPI ABSTRAK Pemilihan jenis bahan baku memegeng peranan penting dalam efesiensi pemanfaatan bahan berlignoselulosa untuk pulp dan keris. Hal im Karena setiap Dahan baku memiliki Karakteristik yang spesifik, aik dalam sifat fisik (kadar air, ‘massa jens), sat kimia (kadar holoselulosa, lignin, ekstraktif, abu dan sifika) ataupun rmorfologi seratnys (dimensi serat dan turunannya). Sifat-sifat trsebut, KDususnya brat jenis, dimensi serat dan nilai turunan dimensi serat serta kandungan komponen kkimia, mempengaruhi kualitis lembsran Kertas yang dihasilkan. Pads penelitian ini foo fo [one [soon Le Avdoas [esos [1 [a foore fa [ooos [sooo |e Beung [eos |r [6 [oms [3 [oom _|s [oom | tti Jons fs [ooos soo 3 ‘elas muta Berlasarkan kritra penlaian Fayu Todonesia vatok bahaa: pulp dan Kertas (Suber: Laporan LPHH No 75, 1976) ‘Tabel 2. Panjang serat beberapa jenis kayu dan non kay = ‘Panjang (som) ‘max _[ min_[ Rata-rata Bagasse, 28 [os [17 Jerami padi 35_[06 (1, ‘Bambu 44 [15 [27 [Kayu Birch 10, ‘Kayu Bucalypius 08, ‘Kayu Acacia OF, ‘Kaya Pinus, 25 ‘Kayu Red spruce 27, Sumber: Stig Andbacka dan Kuerner Pulping AB, 2006 Xeluatan pulp selan dipengaruhi oloh dimensi serat juga dipengavuhi tarusan dimensi serat. Menurut Casey (1980) dalam Utama (1995), turunan dimensi seratlah ‘yang paling berpengaruhterhadap sifasiftfisk lembaran pulp. Runkel! Ratio adalah Perbandingan thal dinding set dengan diameter Tumen. —Serat dengan bilangan ‘unkell Kurang stan sama dengan satu sangat baik unmk keras. Tamolang dan ‘Wangaard (1961) dalam Utara (1995) mengatakan bahwa serat dengan dinding sel tipis dan diameter sorat Iebar akan mudsh momipih pada waktn pombentukan Jembaran pulp. Lembaran puip tersebut mempunyai kekuatan tarik dan jebol yang tinggi. Pada Wwaldu pembentukan lembarun luas permukaan Kontak antur serat besar schingga ikatan antae seratya tinggi yang menyebabkan kertas tidak cepat sobek: PPengglingan seat ibrlisas) merupakan salah satu cara untuk meningkatkan Kontak antar seat, Nilai Runkel! Ratio yang tinggi menandakan serat makin tahantethadap azaya Toar (penggilingan, pengepresan, pengeringan dan Tain-lain) dan serat makin sukar dibentak menjadi Kerts. Dari Tabel 3 dapat diihat bahwa bambu kuning memiliki runell ratio yang ferkecil di antara ke enam jenis bambu,artnya bambu 38 onan Tit tir Tan 290, UP BPP Biomater kuning memiliki dinding serat yang tipis dengan diameter serat yang palinglebar. Dengan demikian serat yang berasal dari bambu kuning relatif lebih mudah dipipinkan pada wakiw pembentukan lembaran pulp dibandingkan serat dari jenis ‘bambu Tainnya. Pada Tabel 3 juga dapat dilihat bahwa daya tenun (felting power/slendemness) ‘yang tinggi dimiliki oleh bambu betung, artinya serat yang berasal davi bambu betung teesusun lebih rapat dibandingkan serat dari bambu jenis Iainnya, sehingga diperkirakan akan menghasilkan kertas yang memiliki kekuatan sobek yang relaif lebih tinggi. Hal ini didakung oleh Tamolang dan Wangaard (1961) dalam Ramahani (1994), yang mengatakan bahwa daya tenun serat akan berpengaruh techadap kekuatan sobek Kertas. Semakin tinggi daya tenun maka semakin besar sifat Ientur serat dan ‘akan membentuk ikatan antar serat yang baik. Dari ke enam jenis bambu, hanya bbambu ampel yang termasuk Kelas I berdasarkan kriteria penilaian serat kayu Indonesia sebagai bahan baku pulp dan Kertas. Pasaribu dan Silitonga (1974) dalam ‘Utama (1995) mengatakan bahwe perbandingan lumen terhadap diameter serat ‘mempunyai hubungan parabolis dengan Kekuatan tarik dan panjang putus/breaking length. Dil nj dar ili Muhiteph Ratio, babu kaning meni ili yang tba yan yang terkeil, dimana semakin kecil Muksteph Ratio maka diameter lomen Semakin besar schingga serat semakin mudsh menggepeng, dan lembaran_polp Imempanyai doya ipl yang inggi. Muhlteph Ratio yang tinggi (dinding seat teal dengan diameter lumen ec) menyebadkan serat berifat kaka dan cenderong ‘memperahankan bentuknys selama pembeatukan lembaran, schingsa menghasilkan temas dengin kerapatan rendah dan Kekvatan rendah Kectali Ketegohan sobekaye yang ibih tinggi dn elas - Muhlsteph Rado berpengoruh pada kerpatenlembaran pulp (Tamolang dan Wangaard (1961) dalam Ramadhan (1994). Berdasarkan ila Muhsceph Ratio ~nya, serat dari ke enam jenisbambu yang di tida tarmasok ke dalam eas 1, I atau pun Ill (MR > 804%), menurat krteria penilien srat kay Indonesia uniok bakin pulp dan keras. Bambu termasuk Kelompok non kaytt schingge mem sifatanatomi yang berbeéa dengan kay. Och Karena it, mungkin Gieslukan Kriteria penlaian khusus unto beberapa parameter mata bahan bak seperti hanya nai Mublseph Rario, Rendshmya kelas mit ke enam jenis bambu iat dari ils Muhsteph Rato-nya dapat diatasi dengan cara melakukan modifikssi pada kondis pemasakeanya Lage Tek Alte Ttun 2008, UP RPP Bi IPL 39 MFPoMPOOTE Jas. LAN YORE MONLY WAL eae “ia. ati il tna meni sert nam ens baba rantetaso | PPATSUNGINE | saauagh Rao | Cots Rigtty | Hetiiy Rao ss ane om 1a va a fas nu | fast | Kas | et ata | ase wis waa] | | Ab | to | | | c | | eM | ta_fan |= [fim | 1 fa foe] Pe fom fs fom | wim | soe | [1 tise] 1 [a [oe 1 fos To Tae [ms weone |_| = |¢ ims | 1 | > [aso] - | [en m | «lox | m | 6 ase [am | | s [rent r | s [oc | 2 [os bow | ms Pow] |e owns [ast | Ls [ones | |e Pooas| = fs [oss | ms [ow | [s ama ase |= | 2 Pwo too | om ff 2 fon [om [2 | one | m2 ‘Keterangan :* : Kelas mutu berdasarkan kriteria penilaian kayu Indonesia untuk baban pulp dan kertas (umber : laporan LPHH No 75, 1976 dalam Silitonge ,1977) ‘Tidak masok kelas muta I, Mf dan It Coefficient of Rigidity (kocfisien kekakuan) merpakan perbandingan tebal inding serat dengan diameter serat. Menurut Pasaribu dan Siitonga (1974) dalam Utama (1995) koefisien kekakuan ini diduga mempunyai korelasi negatif dengan kekuatan tarik. Nilai Koefisien kekaluan terbaik atau terkecil dimiliki oleh serat dari bambu kuning. Hal inj berarti babu kuning memiliki dinding serat yang paling tipis dengan diameter serat yang paling besar. Pada pembentukan lembaran kertas serat bambu kuning ini cenderung lebih fleksibel, atau mudah menggepeng dan tidak kek, sehingga kualitas jalinan ikatan ‘antar seratnys relatf lebih baik dan lebih mudab untuk teribilisasi dan dibentuk menjadi Kkertas, Semua serat bambu yang diuji mempunyai nilai koelisien kekalcuan (KK)>0.15, ‘maka semuanya termasuk Kelas TIT berdasarkan kriteria perilaian serat kayu Indonesia ‘untuk pulp dan Kertas Perbandingan antara diameter lumen dengan diameter serat didefinisikan sebagai Flexibility Ratio, dimana nilai yang paling besar atau paling baik didapatkan pada serat dari bambu kuning. Hal ini berarti serat dari bambu kuning memiliki diameter lumen relatif lebih besar dan diameter serat Tebih Kecil dibandingkan serat dari bambu jenis Jainnya. Nilai Flexibility Ratio yang tinggi dapat menjadican kertas yang dihasilkan ‘memiliki kekuatan panjang putus (breaking lenguh ) yang baik dan tidak Kaku atau mudah menggepeng dan palp mempunysi kekuatan tarik yang tingg: (Tamolang dan Wangaard, 1961 daiam Ramdhani, 1994), Semua serat bambu yang diaji memiliki nilai Flexibility Ratio < 0.15, yang berati lebih rendah dari Kelas motu II berdasarkan kriteria penilaian serat kayu Indonesia untuk bahan pulp dan kertas Setelah basil penilaian cirekapitulasi seperti pada Tabel 4, dilihat dari sifat ‘morfologi seratnys, temyata bambu betung menempati urutan pertama diikuti oleh babu kuning, tali dan andong, hitam dan ampel. Dengan demikiar, diharapkan bambu betung dapat menghasilkan pulp dan kertas dengan kualitas yang relatif lebih baik dibandingkan Jenis bambu lain yang diuf. ‘Tabel 4, Rekapitulasi hasil penilaisn bambu sobsgai bahan taku pulp dan kertas dengan parameter penilaian dimensi serat dan turumannya a I Jenis Bambu c 7 ‘Taii_| Hitam | Kuning | Andong | Bewng | Ampet Panjang serat 3 5 2 4 6 a Diameter serat 6 5 2 mney 4 | Diameter lomen 4 2 | 6 3 5 3 | ‘Tebal dinding sera 1 2 6 4a | os 3 Runkell ratio 4 1 6 3 5 2 Felting power 2 4 3 5 6 1 Mubisteph ratio _ 4 1 6 3 5 2 Coefficient ofrigidity | 4 1 6 3 5 2 Flexibility ratio 4 1 6 3 Ss 2 Sumlah Nil eredeenet es 32 45 | a0 Urutan 3 4 2 3 il 5 agra Teka Ae Tt 2006, UPT BP Brel a Sifat Fists dan Ki Hail analisis sifatfisis beberapa jenis bambu disajikan pada ‘Tabel 5. Ada tiga Jenis sfatfsis yang diuji yaitu kadar air (KA) dan massa jonis dan wama, Berdasarkan, ‘massa jenis baban bak, imalitas pulp dibagi dalam 3 katagori yaitu baik, cukup dan kkurang. Bambu yang termasuk kutegortbaik dari segi besarnya nial massa jenisnya adalah bambu betung (terkecil) (P= 0.501), sedangkan bambu ta li dan andong trmasuk karagori ccukup (P= 0.501-0.600) dan 3 bambu lainnya termasuk katagori kurang (P=0,600) (Tabel 5). ‘Tabel 5. Hasilanaisis sift fisis enam jenis bambu Massa Jenis Warna tenis | Kar rar ws Bante | Ant ats st | Kas [8 (| ats | tte: | 8 | pean | Me | wa [ sz | ost | eat [a | Patan [wa [6 ian [1284 [ 069 [orang [3 | rutanag | tac | 6 soning | 1224 [072 [ewaoe [2 | Paauig | vate [6 5 6 Andong| 15.94 | 05 cukup Putih-luning | balk Betwng | 17.89 | 051 | cokup | _6 | Pusinianing | baik | 6 Ampal | 27.83 | 0.75 | trang [ 1 | Pust-runing | ait | 6 ‘Reterangan: * : Kelas mutu berdasarkan Sift Kaya untuk bahan bak pulp dan bertas ‘Sumber FAO, 1980 dalam Wardany, 2002) Bahan boku yang momiliki massa jenis yang tinggi menyebabkan kondisi pemasakannya menjadi lebih keras. Akibat dari kondisi ini antara lain perama, pulp sukar ling, tebal, kekuatan sobeknya tinggi, sedangkan kekuatan tank, retak dan ketakanan lipamya rendah. Keduahal ini kurang menguntungkan Karena Kertas yang dihasikan berkualitas rendah akibat kesulitan wakta proses penggilingan. Ketiga, dinding seratnya tebal sehingga sulit terfibilisasi dan daya ikat serta endeh dan menyebabkan bahan kimia ppemasak tidak cukup lama ditahan. Secara visual, semua jenis bambu yang diuji berwarna pputih sampai kuning schingga diprediksi akan’ monghasilcen kuslitas pulp yang baik bberdasarkan persyaratansifat kayu untuk bahan aku pullp dan keris. HLsil analsissifat kimia enam jenis bambu disajikan pada Tabel 6 Komponen kkimia yang terkandung dalam bahan baku pulp berpengaruh terhadap jumlah arutan ppemasak dan kondisi pemasakan, tingkat Keputihan dao jumlah balan’ pemutih yang dibutuhken, rendemen serta kualitas pulp. Komponen kimia yang diherapkan dari tahan ‘baku pulp yang ideal adalah Kandungan selulosanya tinggi, kandungan lignin, zat ekstaktif dan kadar abu yang rendah, Zat ekstraktif dapat menimbulkan bintk-bintik hitaminoda ccoklat pada pulp sehingga kehadirannya tidak diinginkan dalam pembuatan pulp karena akan menyulitkan penetrasi bahan kimia ke dalam serpihan/chip bahan baku dan terjadinya reaksi antara senyawe ini dengan larutan pemasak, sehingga pemasakan menjadi kerang sempuma. Zat ekstraktif merupakan bahan yang berinfitrasi dalam dinding sel atau ¢alam bentuk endapan pada permuksan rongga sol atau mengisis rongge sel. Selain its zat ‘ckstratif yang berupa minyak dan lemak akan mengurangi kekuatan ikatan antac sera, 2 Lapors Teti Ai Tan 206. PT HPP Biome LIP ‘memperbesar konsumsi alkali sehingga proses pemasakan menjadi Kurang. sempuma, ‘memperiambat dolignfikasi (kandungan lignin sisa dalam pulp ting). Anonim (1976) dalam Utama (1995) mengatakan bahwa adanye zat ekstrakif dapat mengganggu penetrasi Tarutan pemasak dan dapat menyebabkan timbolaya bintk-bintik hitam pada kertas (pitch trouble). Hal ini Karena zat it bereaksi dengan bahan pemasak coniohnya polifenol (tin). Kayu dengan kandungen zat ektraktitinga akan menghasikan rendemen pulp, waa dan kecerahan lembaran yang cendah (Mac Donald dan Franilin (1969) dalam ‘Utama (1995). Pengyjian kandungan zat ckstrakti peda 6 jenis bambu memunjukkan ‘bahwa zat telarat dalam alkohol benzene termasuk dalam Katagoribaik (< 5%), dimane yang terendah (trbaik) pada bambu betung, sedangkan wntuk kelarutan éelam air panes, air dingin dan NaOH 1% yang terbaik (terendah) adalah bambu tai. Zat yang terarut dalam alkohol benzene adelah resin, lemak, lili dan tanin, sedangkan zat yang terlarut ‘dalam NaOH adalah lignin, pentosan dan heksose. Lignin terdapat "pads dinding sel dan diantara sel-sel yang berfungsi sebagai porckat antar sel agar tetap bersame-sama, pemberi Ketegaran pada sel dan memperkecil Perubshan dimensischubungan dengan perubahan kadar aindan mempertnggi sifetracun ‘kayu terutama membuat kayutahan terhadap serangan cendawan dan serangea (Haygreen dan Bowyer, 1989 dalam Wardoyo, 2001). Lignin sisa dalam pulp memiliki pengaruh yang kurang baik terhedap warms maupon sifat Sisk pulp (pulp kaku, berwara kusing, dan bermutu rendah) arena tethambetnya ektivitas selulosa dan hemisetulosa dalam pembentukan ikatan antar serat (Casey, 1980 dalam Wardoyo, 2001). Selain it lignin yang tinggi akan mempertingsi konsumsi bahan kimia pemasak sehingga tidak efesien dan ‘menyultkan dalam proses pengeilingan dan memberikan sifet kaki pada produk pulp. Diantara 6 jenis bambu yang. diuji hanye bembu betung dan hitam yang diprediksi ‘menghaslksn polp dengan motu cukup (Kandungan lignin : 25-30%) dan yang terendah (erbaik) adalah babu hte apn Tei AR Tah 206, UP BPP IPE a LUNTepo muy LAN oe RL NAY HEL eT ‘Tabel 6 Hail andlisis sifarKisia enam jenis bambu ‘awn daniel | 2aiedan | Zaerien | ZR odin Katarina | Kataratw | Karta se Tenn ati sigue | dn sgn | “8 Hi) te Hast Hast it at | os ast os ene | et | suas | ngs | nis | renga | sua | reat | nis | reas wn | ene | $M | ua | vont | vas | eng | ts = =o = =e) a =o me mts) ra {ize | ou [| s [ sm Ts [om | oc [is [5 | sete | vmmmg | | rss | oo | 2 | om Ts | io | an | tos | noe | 3 | sae |e [am [4 | 2 [5 | som | cate | 6 | oso | mm |e | sm | 2 | om | 2 noon | ise | sax | 2 | cas | 3 [| aye | s | ss [oo | sto | tome [2 [oss | oe | s [oom |e Tos | s asda | 107 | ose | s ms | so | a | soe | oem | 1 | sco | we | s [om [a |e | wo | oot | we | ¢ | re | 6 | sof 1 [oes Ti | soa0 | eno | s [ose | me [oe [uss [1 fan [a scot | ia! oe | 1 [ose [2 Ts | 2 [om Ts [so [oem [ie [rer [oe Ts Tie Le Tin Ps Keterangan :*: Kelas mutu berdaserkan stat ‘Tabel 7. Kadarsilika dan abu beberapajenis kaya dan non kay ‘SiO2 Jenis Bahan Baku | _(%) | Kadar abu (@ ‘Kayu Pinus Traces lh Kayu Bireh “Traces 1% Bagasse 152 2.030 ‘Kenaf 3040 | 1525 Bambu 152 20:30 ‘Sumber Stig Andibacka dan Kuaraer Pulping AB, 2006 ‘ayu untuk bahen baku pulp dan kertas (Sumber: FAO, 1980 dalam Wardany, 2002) ‘Bambu merupakan salah satu jenis rumput-rampoten, dimana konsekuensinye kandungan silika lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman kayu. Presentase silika ‘menunjuker upaya tonaman tersebut melindungi dirinya techadap lingkungannys, Sitka banyak terdapat peda kulit tanaman bambu sehingga kulit memiliki kandungen silika yang tinggi. Penggilingan bambu dengan kandungan silika tinggi menimbulkan masalah pada pemasakannya dan pada penguapan lindi hitam dan Kesulitan pada ppembakaran kembali endapan. Dari keenam jenis bambu, kadar silike yang terbaik atau terendah terdapat pada bambu ampel. Disamping itu, kadar abu pada bambu ampel juga yang ‘erendsh di antara keenam jenis bambu. Dengan demikian, 65%), sehingga diduga akan ‘menghasilkan pulp dengan kualitas baik. Dari keenam jenis bambu, bambu betung ‘memiliki kadar holoselulosa tertinggi atau terbaik, Dengan demikian, bambu betung diperkirakan dapat menghasilkan pulp atau kertas dengan kualitas yang relatif lebih baik dan rendemen yang relatf lebih tinggi dibandingkan lima jenis bambu lainnya, Sifat selulosa menguntungian dalam pembuatan pulp antara lain ketersediaan ‘melimpah, bentuk serat yang kuat, daya serap air yang nggi, secara alami berwarna pti, tidak larat dalam air dan pelarut organik netral,relaif tahan beberapa jenis baban kimia dalam pemisahan dan pemurnisannys (Franklin & MacDonald, 1969 dalam Wardoyo, 2001). Semakin tinggi selulosa rendemen pulp semakin tinggi Fengel dan Wegener (1995) dalam Wardoyo (2001) menambahkan sifat-sfat mekanik Jembaran pulp atav kertas ditentukan oleh ikatan antar serat dan ikatan hidrogen (gugus OFT pada selulosa mengadakan interaksi sata dengan yang Jain atau dengen ‘gugus ON, S). Sifat-sifat hemiselulosa menyebabkan serat bersfatfleksibel yang ssangat penting dalam proses penggilingan, Hemiselulosa mengembang dalam air sehingga mempercepat fibrilisasi dan berpengaruh terhadap penyerapan air pad wakta pemasakan, Peayerapen air ‘mengakibatken pengembangan serat, dan meningkatkan plastisitas serat sehingga serat ‘mudah dipisahkan dari fraksi Iain. Serat yang plastis akan memiliki Inas. ikatan ppermuksan yang tinggi pada waktu pembentukan lembaran pulp sehingga Kekuatan kkertas yang dihasifkan tinggi. Kendungen hemiselulosa yang tinggi juga akan ‘mengurangi waktu dan daya yang dibutuhkan dalam penggilingan dan pemisahan serat selama perlakuan mekanis pada proses pembuatan pulp (MacDonald dan Franklin, 1969 dalam Wardoyo, 2001), Apabila hasil penilaian terhadap sifat fisis dan kimia bambu digabungkan, ‘maka bambu tali memilikisifat yang diprediksi peling cocok sebagai bahan baku pulp ddan keras kemudian dikuti bambu hitam, betung, kuning dan ampel serta andong (Tabel 8. Lape Teli Ae Taba 2008 UPT BFP Biers LPE s ‘Tabel 8. Rekapitulasi hasil penilsian bambu sebagai baban baku pulp dan Kertas lain sift fisis dan kimi dengan parameter Parameter Jenis Bambu Tati | Hitam Koning ‘Andong. Betung | Ampel benzena. Zatteflarat dalam etanol 3 s Zatterlarut dalam air panas 2 Zatterlarut dalam air dingin 3 1% Zatterlarut dalam NaOH ‘Kadar lignin Kadar Holoselulosa Kadar abu Kader silika ‘Massa jenis Wama Tuma nila a3 | a 34 Urwtan ele Jos [22 for jo fun jas fm fo jo Jes [op for fun jor fur fr fu J» 5 Jika hasil penilaian terhadap faltor-faktor yang berpengarub tethadap mutu pulp dan kertas tersebut digabungkan, dalam hal ini sifat morfologi serat dan sifa fsis- kkimia (Tabel 9), maka di antara keenam jenis bambu yang divji, bambu kuning ‘memilikisifat terbsik sebagai bahan pulp dan kertas, kemmadian diikuti bambu betung, >bambu tal, bambu andong, bambu hitar dan bambu ampel. ‘Tabel 9, Rekapitulasi hasil penilsian sifat morfologi sera, sifatfisis, dan ‘enamn jenis bambu sift kimi Tenis ‘Parameter Mute Tumlah | Urata Bambu ‘Sifat SifarFsis | SifatKimia | Nilai Morfologi Serat Talk 32 10 3B 75 3 Hit 2 9 32 3 5 Kuning 3 8 30 81 1 ‘Ancong 32 i 24 SF 4 Betung, 45, 2 2 79 2 ‘Ampel 20 7 20 34 é LepoaTelai A Tau 2008, UP BPP Bloat LIP KESIMPULAN Analisis teshadap sifat morfologi serat, sifatfisis dan sift kimia bambu dapat Gfijadikan sebagai dasar atau bahan pertimbangan dalam pemilihan jenis bambu sebagai bahan baku pulp dan kertas. Hasil penilaian terhadap sifat morfologi serat dan sifat.fisis menunjukkan bahwa bambu betung merupakan jenis bambu yang diperkirakan dapat menghasifkan pulp dan Kertas dengan kualitas yang relatif iebih baik dari kelime jenis bambu lainnya, sedangkan hasil penileian sifet kimia bambu tall. Namun, dari hasil penilaian ketiga faktor yang dapat mempengaruhi muta pulp ddan kertas, temyata bambu kuning yang mempunyai nila tetinggi dan oleh karen itt ddiduge dapat menghasilkan pulp dan kertas dengan kualitas yang relatif lebih baik. Selanjutnya, diikuti oleh bambu betung, bambu tal, bambu andong, bambu hitam dan bbambu ampel DAFTAR PUSTAKA. Andtbacka, Stig dan Kuarer Plping AB. 2006. Technical Anices © a fibrline signed for banboo pulping, Tappsa Teeial Assocation of the Pulp and Pape Indy of Sourern Afi Ww appa oa Foti, W 2001, Pengar Pedakuan Alkali Pode Pulp Tandan Kosong Kelape Suwit (Elacs guieonts jeg) tehadap” Moroogi Serat_dan Sit Fs MekansPapan Seat Bererapatan Sedang (MDI, Srp Fahatan PB, Bogor Tidak dipbltaian, estiyana, BN, Novena dan Lisa LS. 200 Fungi pada Bambu Kuning Bombusa ‘algerie shard var, viata) dan Banbu Fijen ambusa Puget chard at alga sert Tingot Degrade yang Diakbatkannnye ural Teksoogt Has Hitan, Vol 18 Nol Hal ayreen, 6 dan JL, Bowyer. 1996. Hal Hotan dan Tu Kaye ,SutyPengana. "Tesjemahan, Gash Mada University Pres. Hal 998-399 Kadarsman, Darwin dan Toga Siltonge, 1076. Mempelajri Pembustan Pulp Sulit dari Beberapa Jens Bunbu (Sulphate Puping of ambos), Blain Ponlian Departemen Teknologi Has Pertanian IPB No 10. al 12-10 Keistlan, Ginok Suma dan Agu Ismanto. 2000, Sar Fal Peneliian Bambu ‘Post Penelian dar Pengembangan Has Hata, Bogor Hal 3 dan Maoyi F. 2006 Bunboo Resources and Uilization in Chie. Reseach Institut of Siropical Foesty. Poyang, Zhejiang Chinn. Hal $ dan 8 Radha MLA. 1994, Biopiping,Pemanfeatan Pung hte Rot SebagaiRekayasa roses Alert Indust Pup Dengan Dahan Baku Kayo Sengon Seip! Fates IPB, Bogor. Tak publi Siliong,T. 1997, Neutral SenichemicalPulping Til on Five Fast Growing Wood Species, Report Number #3 Forest Produ Reeacy Insite, Bogor Wardoyo, A. 2001: Peskarh Pemaksian Bahan ‘Kinis Dalam Psleakan Serplh Teinaap Sit Pulp Semikimia Acacia margium Wild. Skips Fact TE. Bogor. ida Djpthkaitan UiamaMD."1095. Fengarh.Penambahan Suu Maksimum Pemusckan dalam Pemba Pulp Soda Antrakinon da Limbah Kelape Sai acs uncon fica). Skips) Fabutan TPB. Bogor dak dipubteaian, ‘Laporus Tl a Tas 2005 UP BPP BmeriaPL 4a

You might also like