Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 19

Brown Algae - Phaeophyta

Brown alage contain chlorophyll pigments as well as other gold and brown pigments
which mask the green color of chlorophyll. The dominat pigment in brown algae is
fucoxanthin, which reflects yellow light. Most brown seaweed can be found in the
intertidal or shallow subtidal zone and are most abundant in cold oceanic water,
specifically in the Northern Hemisphere.
Brown seaweed are all multi-cellular and found in many different physical forms
including crusts, filaments, and large kelp.
Humans use brown seaweed commercially for food, cosmetics, pharmaceuticals and in
the many sciences. Algin is found within the cell walls of the brown seaweed, it is used
as an emulsifier in many food products. Fucans, the slimy stuff found on kelps, have
potential medicinal uses. People also collect brown seaweed to treat then sell as fertilizer
for agricultural crops.

Brief Summary
Learn more about this article
Brown seaweeds get their color because they contain a brown pigment which dominates over the
green chlorophyll. They are generally large sturdy plants and don't grow in warmer waters. They
are tough and easily withstand lots of wave motion. Brown seaweed can form unique underwater
habitats. Some species have bladders filled with air, helping them to float or stand up straight.
They often wash ashore in large bunches. All kinds of smaller seaweed species and marine
animals live among these bunches. There are around eigthy species of brown seaweed found in
the Netherlands. Brown seaweed in the flood mark makes good fertilizer for orache species, such
as frosted orache.
Distribution

Learn more about this article


Phaeophyceae can dominate the rocky subtidal and intertidal of temperate regions, where, though
the species diversity is lower than that of the red algae, their numbers are much higher. The
Sargasso Sea is the only area in warm waters where Phaeophyceae is abundant as large
rafts of floating Sargassum. (Lee, 1999).

Morphology

Learn more about this article


There are no unicellular or colonial organisms in the order, and the algae are basically
filamentous, pseudoparenchymatous, or parenchymatous. (Lee, 1999)
See also: algaebase.org Phaeophyceae
Size

Learn more about this article


Visible thalli range from a few centimeters to over 45 m (150 ft), depending on species and
environmental conditions. The gametophytes of species with heteromorphic alternation of
generations are microscopic. (Connor & Baxter, 1989).
Habitat

Learn more about this article


Phaeophyceae are nearly all marine and most occur on rocky substrates in the upper littoral zone
and the low to mid intertidal. There are only four genera with freshwater species, however,
several marine taxa can also occur in the brackish water of saltmarshes. (Lee, 1999)
Life Cycle

Learn more about this article


There are three general types of life history among the Phaeophyaceae: isomorphic alternation of
generations, heteromorphic alternation of generations, and diplontic (see diagrams among
images). (Graham & Wilcox, 2000)
Reproduction

Learn more about this article


Sexual and vegetative, with three general life history classes: isomorphic alteration of
generations, heteromorphic alternation of generations, and diplontic. Populations occurring in
brackish waters have almost totally lost their ability for sexual reproduction. Their primary
method of propagation is vegetative.
(Lee, 1999; Graham & Wilcox, 2000).

Evolution
Systematics and Taxonomy

Learn more about this article


This is still debated. Some classify Phaeophyceae as a phylum (aka division) within the
kingdom Plantae, whereas others place it in the taxonomically narrower kingdom Chromista.
Some algal biologists use the term Phaeophycean and place that in the higher taxon
Ochrophytes. Others classify Phaeophyceae within the Heterokontophyta.
Cell Biology
Cytology

Learn more about this article


Cell wall: generally contains cellulose (1-10% of thallus dry-weight), alginic acid, and sulfated
polysaccharides
Plastids: varies among genera may be from one to many per cell; typically have a girdle
lamella; have a periplastidal endoplasmic reticulum, which is continuous with the nuclear
envelope
Pigments: fucoxanthin, which gives the algae their characteristic greenish-brown color;
chlorophyll a; chlorophylls c1 and c2; beta-carotene; and violaxanthin
Photosynthetic reserve product: laminarian
(Lee, 1999; Graham & Wilcox, 2000)
Molecular Biology
Statistics of barcoding coverage

Learn more about this article


Barcode of Life Data Systems (BOLD) Stats
Specimen Records:

6,475

Public Records:

2,970

Specimens with Sequences:

3,622

Public Species:

66

Specimens with Barcodes:

3,169

Public BINs:

372

Species:

606

Species With Barcodes:

370

Ganggang Coklat (Phaeophyta)


Posted by Aldo Fansuri on March 6th, 2012 07:13 AM | Perikanan dan Kelautan

Menurut warna pigmennya ganggang dibagi menjadi ganggang hijau, ganggang coklat, dan alga
merah. Saat ini kita akan membahas tentang ganggang coklat. Warna coklat pada ganggang
coklat disebabkan karena adanya pigmen xantofis. Ganggang ini hidup di air dan tanah yang
lembab atau basah di lngkungan agak dingin sampai sedang sehingga menyebabkan Thallus pada
ganggang coklat merupakan yang terbesar diantara semua jenis ganggang. Sebagian besar
Phaeophyceae merupakan unsur utama yang menyusun vegetasi alga di lautan Arktik dan
Antartika, tetapi beberapa marga sepeti Dictyota, Sargassum, dan Turbinaria merupakan alga
yang khas untuk lautan daerah tropis. Ciri-ciri lain dari ganggang ini adalah thallus yang
multiseluler berbentuk filamen, lembaran atau menyerupai semak/pohon yang dapat mencapai
beberapa puluh meter, terutama yang hidup di daerah beriklim dingin. Sel vegetatif mengandung
kloroplas berbentuk bulat panjang, seperti pita, mengandung khlorofil a dan khlorofil c serta
xantofil. Cadangan makanan berupa laminarin dan manitol. Dinding sel mengandung selulose
dan asam alginat.
Berdasarkan tipe pergantian keturunan ganggang coklat dibagi menjadi 3, yaitu:
1. Isogeneratae
Isogeneratae yaitu golongan tumbuhan yang memiliki pergiliran keturuan isomorf. Sporofit dan
gametofit mempunyai bentuk dan ukuran yang sama secara morfologi tetapi sitologinya berbeda.
Contoh: Ectocarpus

Ectocarpus http://kentsimmons.uwinnipeg.ca
2. Heterogenerate
Heterogenerate yaitu golongan tumbuhan yang memiliki pergiliran keturunan yang heteromorf.
Sporofit dan gametofitnya berbeda secara morfologi maupun sitologinya.
Contoh: Laminaria

3. Cyelosporae
Cyelosporae yaitu golongan tumbuhan yang tidak memiliki pergiliran keturunan.
Contoh: Fucus

Fucus http://www.theseashore.org.uk
Alga coklat (Phaeophyta) hanya mempunyai satu kelas saja yaitu kelas phaeophyceae. Thallus
dari jenis golongan phaeophyceae bersel banyak (multiseluler), umumnya mikroskopik dan
mempunyai bentuk tertentu. Sel mengandung promakropora yang berwarna coklat kekuningkuningan karena adanya kandungan fukoxontin yang melimpah. Dinding sel sebagian besar
tersusun oleh tiga macam polimer yaitu selulosa asam alginat, fukan dan fuoidin.
Perkembangbiakan ganggang coklat
Perkembangbiakan dilakukan secara aseksual dan seksual. Perkembangbiakan Aseksual
dilakukan oleh zoospora atau aplanospora yang tidak berdinding. Zoospora mempunyai dua,
buah flagella yang tidak sama panjang, terletak dibagian lateral. Spora dibentuk dalam
sporangium yang uniseluler yang disebut sporangia unilokuler dan sporangia yang multiseluler
yang disebut sporangium prulilekuler. Perkembanganbiakan seksual dilakukan secara isogamet,
anisogamet.
Alat Gerak
Alat gerak pada Phacophyta berupa flagel yang terletak pada sel-sel perkembangbiakan dan
letaknya lateral
Contoh Ganggang Coklat

1. Sargassum binderi (Sonder)


Spesifikasi : Batang gepeng (1,5 mm), halus licin, tinggi mencapai sekitar 60 cm, percabangan
alternate teratur, oppsite (kiri-kanan). Cabang utama yang pendek (1-2 cm) diatas holdfast.
Daun lonjong, pinggir bergerigi, panjang 5 cm, lebar 1 cm ujung runcing.
Sebaran : Tubuh pada substrat berbatu, umumnya di daerah terumbu karang yang terkena
gerakan air relatif lebih kuat dan konstan.
Potensi : Belum banyak dimanfaatkan, kandungan kimia sama dengan jenis sargassum lainnya.
2. Sargassum Polycystum C.A Argadh
Spesifikasi : Ciri-ciri umum. Thallia silidris berduri-duri kecil merapat. Holdfast berbentuk
cakram kecil dan diatasnya terdapat perakaran/stolon yang rimbun berekspansi ke segala arah.
Batang pendek dengan percabangan utama tumbuh rimbun.
Sebaran : Algae yang kosmopolitan di daerah tropis hingga subtropis. Bukan merupakan algae
endemic perairan Indonesia tetapi banyak ditemukan di perairan nusantara terutama di
Kalimatan.
Potensi : Bisa dimanfaatkan sebagai bahan esktraksi alginat. Manfaat lainnya belum diketahui.
Tidak dibudidayakan.
3. Turbinaria Conoides (J. Argadh) Kuetzing
Nama Daerah : Rumput Coklat Corong
Spesifikasi : Batang silindris, tegak, kasar, terdapat bekas-bekas percabangan, Holdfast berupa
cakram kecil dengan terdapat perakaran yang berkspansi radial. Percabangan berputar sekeliling
batang utama. Daun merupakan kesatuan yang terdiri dari tangkai dan lembaran.
Sebaran : Umumnya terdapat di daerah rataan terumbu, menempel pada batu. Tersebar luas di
perairan Indonesia.
Potensi : Algae ini mengandung alginat dan iodin. Potensi eksport ke Jepang.
Pemanfaatan Ganggang Coklat (Phaeophyta)
Adapun peranan ganggang coklat dalam kehidupan yaitu:

Ganggang coklat dapat dimanfaatkan dalam industri makanan

Phaeophyta sebagai sumber alginat banyak dimanfaatkan dalam dunia


industri tekstil untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas bahan industri,
kalsium alginat digunakan dalam pembuatan obat-obatan senyawa alginat
juga banyak digunakan dalam produk susu dan makanan yang dibekukan
untuk mencegah pembentukan kristal es. Dalam industri farmasi, alginat
digunakan sebagai bahan pembuat biomaterial untuk teknik pengobatan.

Dapat digunakan sebagai pupuk organik karena mengandung bahan-bahan


mineral seprti potasium dan hormon seperti auxin dan sylokinin yang
berguna untuk meningkatkan daya tumbuh tanaman berbunga dan berbuah.

Macrocytis Pyrifers menghasilkan iodine (unsur yang dapat digunakan untuk


mencegah penyakit gondok).

Laminaria, Fucus, Ascophylum dapat menghasilkan asam alginat. Alginat


biasanya digunakan sebagai pengental pada produk makanan (sirup, salad,
keju, eskrim) serta pengentalan dalam industri (lem, tekstil, kertas, tablet
antibiotik, pasta gigi) dan pengentalan produk kecantikan (lotion, krim
wajah).

Macrocytis juga dibuat sebagai makanan suplemen untuk hewan ternak


karena kaya komponen Na, P, N, Ca.

Sumber: zaifbio.wordpress.com, iqbalali.com

PHAEOPHYTA (algae coklat)


Ganggang coklat adalah salah satu ganggang yang tersusun atas zat warna atau pigmentasinya.
Phaeophyta (ganggang coklat) ini berwarna coklat karena mengandung pigmen xantofis. Bentuk
tubuhnya seperti tumbuhan tinggi. Ganggang coklat ini mempunyai talus (tidak ada bagian akar,
batang dan daun), terbesar diantara semua ganggang ukuran tulusnya mulai dari mikroskopik
sampai makroskopik. Ganggang ini juga mempunyai jaringan transportasi air dan makanan yang
anolog dengan transportasi pada tumbuhan darat, kebanyakan bersifat autotrof.
Tubuhnya selalu berupa talus yang multiseluler yang berbentuk filamen, lembaran atau
menyerupai semak/pohon yang dapat mencapai beberapa puluh meter, terutama jenis-jenis yang
hidup didaerah beriklim dingin. Sel vegetatif mengandung kloroplas berbentuk bulat panjang,
seperti pita, mengandung klofil serta xantofil.
Set vegetatif mengandung khloroplast berbentuk bulat, bulat panjang, seperti pita; mengandung
khlorofil a dan khlorofil c serta beberapa santofil misalnya fukosantin. Cadangan makanan
berupa laminarin dan manitol. Dinding sel mengandung selulose dan asam alginat.

Sel-sel ganggang hijau mempunyai khloroplas yang berwarna hijau, dan mengandung khlorofil a
dan b serta karetinoid. Pada chloroplas terdapat perenoid. Hasil asimilasi berupa tepung dan
lemak, terdiri dari sel-sel yang merupakan koloni berbentuk benang yang bercabang-cabang,
hidupnya ada yang diair tawar, air laut dan juga pada tanah yang lembab atau yang basah
Setiap organisme tersusun dari salah satu diantara dua jenis sel yang secara struktural berbeda,
sel prokariotik dan sel eukariotik. Hanya bakteri dan arkhea; alga hijau biru yang memiliki sel
prokariotik. Sedangkan protista, tumbuhan, jamur dan hewan semuanya mempunyai sel
eukariotik
Habitat
Alga/ganggang coklat ini umumnya tinggal di laut yang agak dingin dan sedang, terdampar
dipantai, melekat pada batu-batuan dengan alat pelekat (semacam akar). Bila di laut yang
iklimnya sedang dan dingin, talusnya dapat mencapai ukuran besar dan sangat berbeda
bentuknya. Ada yang hidup sebagai epifit pada talus lain. Tapi ada juga yang hidup sebagai
endofit.
Pigmen
Pigmen yang terdapat pada ganggang coklat (Chrysophyta) adalah klorofil a, klorofil b, karoten
dan xantofil. (Fukoxantin) yang terdiri dari violaxantin, flavoxantin, a dan neofukoxontin b,
xantofil memberikan kesan warna coklat pada chrysophyta.
Berdasarkan tipe pergantian keturunan, phaeophyto di bagi dalam 3 golongan, yaitu:
a) Golongan Isogeneratae
Golongan isogeneratae yaitu golongan tumbuhan yang memiliki pergiliran keturuan isomorf.
Sporofit dan gametofit mempunyai bentuk dan ukuran yang sama secara morfologi tetapi
sitologinya berbeda.
Contoh: Ectocarpus
b) Golongan Heterogenerate
Golongan heterogenerate yaitu golongan tumbuhan yang memiliki pergiliran keturunan yang
heteromorf. Sporofit dan gametofitnya berbeda secara morfologi maupun sitologinya.
Contoh: Laminaria
c) Golongan Cyelosporae

Golongan cyelosporae yaitu golongan tumbuhan yang tidak memiliki pergiliran keturunan.
Contoh: Fucus
Alga coklat (Phaeophyta) hanya mempunyai satu kelas saja yaitu klas phaeophyceae. Thallus
dari jenis golongan phaeophyceae bersel banyak (multiseluler), umumnya mikroskopik dan
mempunyai bentuk tertentu. Sel mengandung promakropora yang berwarna coklat kekuningkuningan karena adanya kandungan fukoxontin yang melimpah. Cadangan makanan berupa
laminarin yang beta glukan yang mengandung manitol. Dinding sel sebagian besar tersusun oleh
tiga macam polimer yaitu selulosa asam alginat, fukan dan fuoidin.
Perkembangbiakan dilakukan secara aseksual dan seksual.
a) Perkembangbiakan secara aseksual dilakukan oleh zoospora atau aplanospora yang tidak
berdinding. Zoospora mempunyai dua, buah flagella yang tidak sama panjang, terletak dibagian
lateral. Spora dibentuk dalam sporangium yang uniseluler, dinamanakan sporangia unilokuler.
Atau spora yang dibentuk dalam sporangia yang multiseluler yang disebut sporangium
prulilekuler.
b) Perkembanganbiakan seksual dilakukan secara isogamet, anisogamet.
Pembuahan pada alga coklat
Sebelum terjadi pembuahan, layak anthernazoid mengelilingi sel telur pada ganggang ini
terbentuk 8 sel telur. Biasanya hanya satu antherozoid yang masuk ke sel telur. Dalam waktu satu
jam kedua intinya melebur dan terjadinya inti diploid. Zigot segera membentuk dinding yang
berlendir dan dapat melekat pada substrat. Zigt membentuk tonjolan yang akan seperti cahaya.
Suhu pH dan adanya zat pengatur di dalam sel telur merupaan faktor perangsang bagi terjadinya
polaritas. Karena adanya cadangan makanan yang cukup di dalam sel telur. Maka mula-mula
pertumbuhan embrionya cepat, tetapi kemudian pertumbuhan menjadi lambat karena tergantung
dari fotosintesis. Tubuh yang terbentuk bersifat diploid dan pembelahan reduksi terjadi pada
waktu gametogenesis. Jadi daur hidupnya bersifat diplontik.
Dalam daur hidupnya semua phacophyceae keculai bangsa fucales menunjukkan adanya
pergantian keturunan antara gametofit dan sporofit, yang masing-masing hidup sebagai individu
yang bebas pergantian keturunan tersebut bersifat isomorfik atau heteromorfik. Sebagian besar
dari phaeophyceae pertumbuhannya bersifat trikhothallik. Pertumbuhan trikhothallik adalah cara
pertumbuhan yang dilakukan oleh sel-sel yang letaknya di bagian basal dari filamea yang
terdapat pada ujung thallas. Sel-sel tersebut aktif membelah.

Sebagian besar phaeophyceae hidup di laut dan banyak ditemukan di daerah yang beriklim
dingin. Sebagian besar hidup melekat pada substrat karang dan lainnya dan beberapa diantaranya
hidup sebagai epifit.
Ordo Ectocarpales
Ectocarpales mempunyai pergantian keturunan yang isomorf yaitu tumbuhan sporofit sama
dengan tumbuhan gametofit, talusnya berbentuk cabang-cabang bebas atau saling berhubungan
satu sama lainnya. Hingga membentuk jaringan pseudoparenkimatik. Alat perkembangbiakan
letaknya bebas satu sama lain. Sporofit menghasilkan zoospora dan spora netral. Sedang
gametofit menghasilkan gamet.
Suku Ectocarpaceae
Marga Ectocarpus
Thallus dari ganggang ini merupakan filamen yang uniseriate, bercabang banyak. Sel berinti
tunggal dan plastida yang membentuk pita atau piring. Perkembangbiakan dilakukan oleh zooid
yang berflagella 2 buah dan di bentuk di dalam alat reproduksi yang unilokuler atau plusilokuler.
Alat reproduksinya biasanya terdapat pada ujung-ujung cabang lateral.
Gametofit bersifat homothallik atau heterothallik. Gambet dibentuk dalam gametangium yang
plulilokuler yang perkembangannya identik dengan perkembangan sporangium yang
prusilokuler. Sel-sel yang terbentuk mengalami metamorfose menjadi gamet yang berflagella 2
buah. Tipe persatuan gamet adalah isogamik atau anisogamik.
Bangsa Dietyotales
Sebagian besar dari bangsa ini terdapat di lautan daerah tropic. Pada ganggang ini spora tidak
mempunyai bulu cambuk. Sporangium beruang satu dan mengeluarkan 4 tetraspora. Pembiakan
seksual dengan oogami. Anteredium yang berkotak-kotak dan oogonium tidak pada tumbuhan
yang berlainan dan tersusun secara berkelompok. Tiap oogonium merupakan satu sel telur.
Gamet jantan mempunyai satu bulu cambuk yang terdapat pada sisinya. Sporofit dan gametofit
bergiliran dengan beraturan dan keduanya mempunyai talus berbentuk pita yang bercabangcabang menggarpu. Misal Dictyota dichotoma yang terbesar di lautan Eropa. Skema pergiliran
keturunan Dictyota dichotoma:
Marga Dictyota
Thallus tegak dan berbentuk pita yang bercabang-cabang, melekat pada suatu substrat dengan
perantaraan alat pelekat yang berbentuk seperti cakram. Thallus terdiri dari 3 lapis. Lapisan
tengah tersusun dari sel-sel besar, terbentuk segi empat dan berdinding tebal tanpa khromatofora.

Kedua berdinding tipis dan mengandung banyak kromotofora. Pada lapisan ini terdapat banyak
rambut-rambut steril dan tidak berwarna serta dapat mengeluarkan lendir pada permukaannya.
Perkembangbiakan dilakukan secara aseksual, dan seksual. Perkembangbiakan aseksual
dilakukan oleh aplanospora yaitu yang tidak bergerak. Dalam satu sporangium hanya dibentuk 4
aplanospora saja. Perkembangbiakan seksual dilakukan secara oogami. Gametofit bersifat
heterothallik. Alat kelamin terdapat dalam suatu sorus. Terdapat di kedua permukaan talusnya.
Bangsa Cutleriales
Suku Cutleriaceae
Suku ini hanya mempunyai 2 marga saja, yaitu zanardinia dan cutleria, zanardinia mempunyai
pergantian keturunan yang gametofit dan sporofitnya identik satu sama lain, sedang gametofit
cutleria tidak identik dengan sporofitnya, hingga pergantian keturunan dari cutleria bersifat iso
morfik. Tetapi kedua marga tersebut mempunyai kesamaan, yaitu pertumbuhan yang
tirkhothallik, sporangia yang uniloker dan sel-sel kelamin dan betina ukurannya tidak sama.
Marga Cutleria
Cutleria mempunyai gamtofit yang berbentuk pita yang bercabang, menggarpu yang tidak begitu
teratur atau berbentuk seperti kipas. Pertumbuhan terjadi pada tepi talus bagian atas yang
mempunyai rambut yang uniseriate. Gametofit bersifat heterothallik. Gametofit jantan
mengandung anteridia yang menghasilkan gamet jantan berbentuk buah pir, berflagellata 2 buah
di bagian leteral. Gametofit betina mengandung gametangia betina yang mengeluarkan gamet
betina yang bentuknya mirip dengan yang jantan. Tetapi ukurannya lebih besar dan gerakannya
lebih lambat.
Bangsa Laminariales
Jenis-jenis yang termasuk dalam bangsa ini mempunyai sporofit yang dapat dibagi menjadi alat
pelekat, tangkai dan helaian atau lembaran. Pertumbuhan terjadi pada bagian yang meristematik
yang letaknya interkalar dan biasanya terletak diantara tangkai dan lembaran. Sporofit
mempunyai sporangia yang unilokuter dan terkumpul dalam suatu sorus pada permukaan
lembaran. Gametofit dari laminariales berupa filamen yang mikroskopik. Perkembangbiakan
seksual bersifat oogamik.
Bangsa ini mempunyai 30 marga dengan kurang lebih 100 jenis yang kesemuanya merupakan
penghuni lautan beriklim dingin. Dari marga ke marga gametrofitnya dapat dikatakan identik
satu sama lain, tetapi sporofitnya mempunyai bentuk yang beranekaragam. Contoh:

Macrocystis pyrifera, hidup di daerah kutub selatan. Talusnya dapat mencapai


panjang 60 m dengan berat sampai 100 kg. alat pelekatnya seakan-akan
mempunyai kuku untuk berpegangan erat-erat. Sumbu talus bebas,
mempunyai cabang-cabang talus berbentuk lembaran yang bergantungan,
kadang-kadang sampai 3 m panjangnya hingga dengan itu talus dapat
terapung pada permukaan laut.

Lessonia,sp mempunyai talus yang bentuknya seperti pohon palma.

Laminaria cloustoni, banyak terdapat di laut utara, panjangnya sampai 5 m.


pangkal talus setebal lengan dan umurnya tahunan, bagian atas menyerupai
daun atau mempunyai lembaran-lembaran menjari yang setiap tahun
diperbaharui. Menjelang berakhirnya musim dingin terjadi pertumbuhan di
bagian tengah dari pangkal lembaran-lembaran tadi dan terbentuklah
lembaran-lembaran baru.

Warga Laminaria
Alat pelekat sporofit umumnya berupa cabang-cabang yang dikhotom disebut haptera. Tangkai
tidak bercabang silindris atau agak memipih, diujung tangkai ini terdapat helaian yang utuh atau
terbagi kearah vertikal menjadi beberapa segmen. Tangkai terdiri dari medula dan korteks yang
dikelilingi oleh selapis sel yang menyerupai sel epidermis. Sporofit mempunyai sporongia yang
unilokuler dan terdapat pada perunukan helaian. Sporangia berbentuk ganda.
Pada laminaria saccharina, penentuan jenis kelamin gametofit terjadi pada saat pembelahan
reduksi, setengah dari zoospora akan tumbuh menjadi gametofit betina sedang lainnya akan
membentuk gametofit jantan. Gametongia akan dibentuk setelah gametofit mencapai 2-3 sel.
Terjadi pembuahan tergantung langsung pada suhu.
Bangsa Fucales
Ganggang ini merupakan penyusun utama vegetasi lautan di daerah dingin. Pembiakan generatif
dengan oogami, pembiakan vegetatif tidak ada.Thallus dari ganggang ini bersifat diploid,
pembelahan reduksi (meiosis) terjadi pada saat gametogenesis alat kelamin terdapat di dalam
konseptakel. Dalam daur hidupnya, ganggang ini tidak menunjukkan adanya pergiliran
keturunan.
Suku Fucaceae
Ganggang ini banyak ditemukan hidup di air laut maupun air tawar. Focus yang sudah berumur
beberapa tahun mempunyai talus berbentuk pita yang di tengah-tengahnya diperkuat oleh rusuk
tengah. Bentuknya kaku dank eras seperti kulit.
Marga Fucus

Fucus hidup di daerah beriklim dingin di belahan bumi utara. Fucus berwarna coklat tua.
Berbentuk pita yang bercabangdi khotom dengan suatu rusuk tengah, melekat pada karang
dengan suatu alat pelekat. Beberapa jenis dari fucus ini mempunyai gelembung udara di dalam
tubuhnya untuk menyimpan udara hingga membantu keterapungannya letak dari gelembung
udara biasanya berpasangan kanan dan kiri. Ujung cabang-cabang menggelembung dan
mengandungkoseptakel, tempat konseptakel berkumpul tersebut dinamakan reseptakel, secara
anatomi, talus tersusun atas meristaderm, korteks dan medula. Di dalamnya terdapat oogonium,
anteredium, dan benang-benang mandul (parafisis). Anteredium berupa sel-sel berbentuk jorong,
duduk rapat satu sama lain pada benang-benang pendek yang bercabang-cabang. Tiap
anteredium menghasilkan 64 spermatozoid. Suatu spermatozoid terutama terdiri dari bahan inti,
suatu bintik mata dan 2 bulu cambuk pada sisinya. Bulu cambuk yang pendek menghadap ke
muka dan mempunyai rambut-rambut mengkilat. Oogonium berupa suatu badan yang duduk
diatas tangkai, terdiri dari 1 sel saja dan mengandung 8 sel telur. Zigot lalu membentuk dinding
selulose dan pectin, melekat pada suatu substrat dan tumbuh menjadi individu yang diploid.
Familia Sargassaceae
Sargassum terdapat di laut daerah tropik atau subtropik di belahan bumi bagian selatan. Akan
tetapi fragmen yang terputus terbawa arus melintas laut atlantik ke daerah yang beriklim dingin
di benua Eropa. Jenis-jenis yang banyak sekali tumbuh di sepanjang pantai Australia, India,
Srilangka, Jepang, China dan Indonesia. Di Jepang Sargassum enerya banyak dijadikan hiasan
dan bahan makanan.
Talus dari sargassum mempunyai morfologi yang kompleks, sepintas lalu memberi kesan
seakan-akan tubuhnya mempunyai akar, batang, dan daun pada bagian tangkainya terdapat
banyak cabang-cabang lateral yang menyerupai daun sering disebut filoid. Di dekat filoid ini
terdapat gelembung udara dan juga reseptakel yang mengandung konseptakel. Daur hidup
bersifat diplontik.
Susunan sel
Pada phaeophyta umumnya dapat ditemukan adanya dinding sel yang tersusun dari tiga macam
polimer yaitu selulosa, asam alginat, fukan dan fukoidin. Algin dari fukoidin lebih kompleks dari
selulose dan fukoidin lebih kompleks dari selulose dan gabungan dan keduanya membentuk
fukokoloid. Dinding selnya juga tersusun atas lapisan luar dan lapisan dalam, lapisan luar yaitu
selulosa dan lapisan dalam yaitu gumi. Tapi kadang-kadang dinding selnya juga mengalami
pengapuran. Inti selnya berinti tunggal yang mana pana pada pangkal berinti banyak.
Dinding sel menyebabkan sel tidak dapat bergerak dan berkembang bebas, layaknya sel hewan.
Namun demikian, hal ini berakibat positif karena dinding-dinding sel dapat memberikan
dukungan, perlindungan dan penyaring (filter) bagi struktur dan fungsi sel sendiri. Dinding sel

mencegah kelebihan air yang masuk ke dalam sel.Dinding sel terbuat dari berbagai macam
komponen, tergantung golongan organisme. Pada tumbuhan, dinding-dinding sel sebagian besar
terbentuk oleh polimer karbohidrat (pektin, selulosa, hemiselulosa, dan lignin sebagai penyusun
penting). Pada bakteri, peptidoglikan (suatu glikoprotein) menyusun dinding sel. Fungi memiliki
dinding sel yang terbentuk dari kitin. Sementara itu, dinding sel alga terbentuk dari glikoprotein,
pektin, dan sakarida sederhana (gula).
Cadangan Makanan
Cadangan makanan pada Phaeophyta berupa laminarin, yaitu sejenis karbohidrat yang
menyerupai dekstrin yang lebih dekat dengan selulose dari pada zat tepung.selain laminarin juga
ditemukan manitol minyak dan zat-zat lainnya.
Alat Gerak
Alat gerak pada Phacophyta benepa jlagel yang terletak pada sel-sel perkembangbiakan dan
letaknya lateral. Berjumlah dua yang heterokon dan terdapat di bagian samping badannya yang
berbentuk pir atau sekoci. Pada waktu bergerak ada yang panjang mempunyai rambut-rambut
mengkilat menghadap kemuka dan yang pendek menghadap ke belakang. Dekat dengan keluarga
flogel terhadap bintik mata yang berwarna kemerah-merahan.
Perkembangbiakan
Perkembangbiakan pada Phaeophyta dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu:

Perkembangbiakan secara vegetatif dengan fragmentasi

Perkembangbiakan secara sporik dengan membentuk spora

Dilihat dari sporangiumnya, dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:


a) Pembentukan Unilokuler, dimiliki oleh anggota Phaeophyta yang uniseluler
Terjadi dari sel terminal dengan cabang pendek yang membesar. Sporangia muda berbentuk bulat
panjang atau bulat telur. Ukurannya lebih kecil dari sel semula. Inti tunggal mengalami
pembelahan meioses kemudian diikuti pembelahan mitosis sehingga dihasilkan 32-64 inti.
Selanjutnya terjadilah celah-celah yang membagi proteplas yang berinti satu. Masing-masing
protoplas mengalami metamorfose membentuk zoospora perflagel dua yang terletak di bagian
lateral dengan panjang flagel yang tidak sama. Flagel yang pendek diarahkan ke belakang, flagel
yang panjang diarahkan kedepan.
b) Pembentukan plurilokuler dimiliki oleh anggota phaeophyta yang multiseluler

Berasal dari sel terminal yang pendek. Ukurannya relatif besar dan terjadi pembelahan tranversal
secara berulang-ulang yang akhirnya dihasilkan 6-12 sel.pembelahan vertikal dimulai dari
deretan sel bagian tengah dan kemudian terbentuklah kubus yang letaknya teratur sebanyak 2040 deretan. Protoplas pada masing-masing sel mengalami sultamorfosa menjadi zoospora yang
memiliki 2 stagel. Diikuti dengan talus yang bersifat diploid dan terbentuklah sporangia yang
bersifat unilokuler dan atau plorilokuler.

Perkembangbiakan secara gametik, gametangium dimiliki oleh sporangium


yang plurilokuler. Gamet akan membentuk zoogamet dengan cara:
1. Isogami yaitu gamet yang bentuk dan ukurannya sama (belum dapat
dibedakan mana jantan dan mana betina). Contoh: ulva
2. Anisogami: gamet yang bentuk dan ukurannya tidak sama (gamet
betina memiliki ukuran besar dan gamet jantan memiliki ukuran kecil).
Contoh: codium
3. Oogami: jenis anisogami dengan gamet jantan yang aktif. Contoh:
volvox

Contoh-Contoh Phaephyta

Sargassum binderi (Sonder)

Nama latin : Sargassum binderi


Spesifikasi : Batang gepeng (1,5 mm), halus licin, tinggi mencapai sekitar 60 cm, percabangan
alternate teratur, oppsite (kiri-kana). Cabang utama yang pendek (1-2 cm) diatas holdfast.
Daun lonjong, pinggir bergerigi, panjang 5 cm, lebar 1 cm ujung runcing.
Sebaran : Tubuh pada substrat batu umumnya di daerah rataan terumbu dekat bagian ujung luar
yang terkena gerakan air relatif lebih kuat dan konstan.
Potensi : Belum banyak dimanfaatkan, kandungan kimia sama dengan jenis sargassum lainnya.

Sargassum Polycystum

Nama latin : Sargassum Polycystum C.A Argadh


Spesifikasi : Ciri-ciri umum. Thallia silidris berduri-duri kecil merapat hodfast membentuk
cakram kecil dengan diatasnya secara karaktersitik terdapat perakaran/stolon yang rimbun
berekspansi ke segala arah. Batang pendek dengan percabangan utama tumbuh rimbun.

Sebaran : Algae yang kosmopolitan di daerah tropis hingga subtropis. Bukan merupakan algae
endemic perairan Indonesia tetapi banyak ditemukan di perairan nusantara terutama di
Kalimatan.
Potensi : Bisa dimanfaatkan sebagai bahan esktraksi alginat. Manfaat lainnya belum diketahui.
Tidak dibudidayakan.

Turbin Conoides (J. Agardh)

Nama Latin : Turbinaria Conoides (J. Argadh) Kuetzing


Nama Daerah : Rumput Coklat Corong
bSpesifikasi : Batang silindris, tegak, kasar, terdapat bekas-bekas percabangan, Holdfast berupa
cakram kecil dengan terdapat perakaran yang berkspansi radial. Percabangan berputar sekeliling
batang utama. Daun merupakan kesatuan yang terdiri dari tangkai dan lembaran.
Sebaran : Umumnya terdapat di daerah rataan terumbu, menempel pada batu. Tersebar luas di
perairan Indonesia.
Potensi : Algae ini mengandung alginat dan iodin. Potensi eksport ke Jepang.
Peranan Ganggang Coklat (Phaeophyta)
Adapun peranan ganggang coklat dalam kehidupan yaitu:

Ganggang coklat dapat dimanfaatkan dalam industri makanan

Phaeophyta sebagai sumber alginat banyak dimanfaatkan dalam dunia


industri tekstil untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas bahan industri,
kalsium alginat digunakan dalam pembuatan obat-obatan senyawa alginat
juga banyak digunakan dalam produk susu dan makanan yang dibekukan
untuk mencegah pembentukan kristal es. Dalam industri farmasi, alginat
digunakan sebagai bahan pembuat bahan biomaterial untuk teknik
pengobatan.

Dapat digunakan sebagai pupuk organik karena mengandung bahan-bahan


mineral seprti potasium dan hormon seperti auxin dan sylokinin yang dapat
meningkatkan daya tumbuh tanaman untuk tumbuh, berbunga dan berbuah.

Macrocytis Pyrifers menghasilkan iodine (unsur yang dapat digunakan untuk


mencegah penyakit gondok).

Laminaria, Fucus, Ascophylum dapat menghasilkan asam alginat. Alginat


biasanya digunakan sebagai pengental pada produk makanan (sirup, salad,

keju, eskrim) serta pengentalan dalam industri (lem, tekstil, kertas, tablet
antibiotik, pasta gigi) dan pengentalan produk kecantikan (lotion, krim
wajah).

Macrocytis juga dibuat sebagai makanan suplemen untuk hewan ternak


karena kaya komponen Na, P, N, Ca.

You might also like