Professional Documents
Culture Documents
Referat Tetanus
Referat Tetanus
Referat Tetanus
PEMBIMBING:
DR. SANTI SUMIHAR, SPPD
Presentan:
Muhammad Dadan Kurniawan
(1110103000010)
Nuzma Anbia (1110103000015)
Introduction
Tetanus and Vaccine fact :
found worldwide in soil, dust, and manure
You cannot get tetanus from the vaccines
Approximately 10 to 20 % of reported cases
of tetanus are fatal
People with tetanus may have to spend
several weeks in the hospital under
intensive care and frequently need tobe on
a ventilator
TETANUS
Greek words -tetanos andteinein, rigid
and stretched,
Gatoet Ismanoe. Tetanus dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III
edisi V. Interna Publishing: Jakarta.2009; hal. 2911-2923.
Etiologi
C. tetani
anaerobik, motile grampositif
Spora terminal: seperti
raket tenis
Spora dpt bertahan
hingga bertahun-tahun
dan tahan trhdp
pemanasan selama 20
mnt
menghasilkan dua
eksotoksin,; (tetanolysin
dan tetanospasmin)
Cook T, Protheroe, Handel. Tetanus : a review of the literature. British Journal
of Anaesthesia. 2001 ; p87: 477-87.
Etiology
Tetanospasmindibentuk bakteri vegetatif
Mempunyai :
heavychain;mediasi untuk berikatan
dgn reseptor sel saraf dan masuk ke
dalam sel
lightchain;memblok pelepasan
neurotransmiter
Cook T, Protheroe, Handel. Tetanus : a review of the literature. British Journal
of Anaesthesia. 2001 ; p87: 477-87.
Dapatditemukandiseluruh
dunia
Tanah,feseshewan
Dptjgpadafesesmanusia
Port de entry
Klasifikasi Luka
Epidemiology
Tetanus ; sporadically and nonimmunized
persons
Dpt dicegah ; imunisasi
Negara tanpa imunisasi yang komprehensif,
tetanus dominan pada ;
neonatus ,dan
Anak
Pathogenesis
Contamination of wounds with spores
of C.tetani.
Germination & toxin production in
wounds with low oxidation
reduction potential ( devitalized
tissues, F.B, active infection )
Tetanospasmin ( neurotoxin )
Tetanolysin ( hemolysin )
Cook T, Protheroe, Handel. Tetanus : a review of the literature. British Journal
of Anaesthesia. 2001 ; p87: 477-87.
Patogenesis
Generalizedtetanus
Bentukpalingsering
Peningkatantonusototdanspasmegeneral
Rata2onset;7harisetelahinjuri
15%;onsetdlm3hari
10%:onsetdlm14hari
Pertamakalimunculpdototmasseter
(trismus/lockjaw).
Generalizedtetanus
Disfagia,kakudannyeripadaleher,bahu,dan
punggung;dptmunculbersamaanatausetelahnya
Ototselanjutnyayangterlibatadlhkakupdotot
abdomendanproksimalekstermitas
risussardonicus
Spasme2inidptberulangdanbisaterus-menerus
ataudiprovokasidenganhanyasedikitstimulasi
(bunyi,cahaya,)
Sensoriumtdkterganggudptmerasakansakit
Contractionofthebackmusclesproducesopisthotonos
Generalizedtetanus
Ancamangeneralizedspasmsadalahterhambatnya
ventilasiatauapneaataularyngospasm.
Patientstidakadademam
Dysphagiaatauileusdapatmengganguoral
feeeding
Generalizedtetanus
Disfungsiotonom:
hipertensi
takikardi
aritmia
hiperpireksia
Keringatbanyak
Vasokonstriksiperifer
Peningkatanplasmaandurinarylevelcatecholamine
Komplikasilain:pneumonia,fraktur,rupturotot,
deepveinthrombophlebitis,pulmonaryemboli,
decubitusulcer,danrhabdomyolysis.
Neonataltetanus
biasanyaterjadisebagaibentukspasme
generalisata
Fataljikatidakdiobati
Dpttrjadipdkelahirananakdgnibutdk
diimunisasi
Pemotongantalipusatygtdksteril
Onsetpd2minggukehidupan
Karakteristik:Poorfeeding,rigidity,dan
spasms
Localtetanus
Bentukyangjarang,manifestasilokalpada
lukalocalrigidity
Dapatprogresikespasmegeneralisata
Prognosabaik
Cephalictetanus
Bentukjarangdari
lokaltetanus
o/traumakepalaatau
infeksitelinga
Trismusdandisfungsi
satuataulebihnervus
kranial(seringN.VII)
Masainkubasipendek
dantingkatmortalitas
tinggi
(ringan )
II
tanpa disfagia.
Trismus sedang, rigiditas yang nampak jelas, spasme
(sedang)
singkat
ringan
sampai
sedang,
gangguan
pernafasan
disfagia ringan.
Trismus berat, spastisitas generalisata, spasme dan kejang
(berat)
IV
(sangat
menetap.
Gambaran tingkat III disertai gangguan saraf otonom berat
dimana
dijumpai
hipertensi
berat
dengan
takikardi
Phillips Score
Variable
Masa inkubasi
Tolak ukur
< 48 jam
2- 5 hari
6- 10 hari
11-14 hari
14 hari
Nilai
5
4
3
2
1
Lokasi infeksi
Internal/umbilical
Leher, kepala, dinding tubuh
Ekstremitas proksimal
Ekstremitas distal
Tidak diketahui
5
4
3
2
1
Imunisasi
Tidak ada
Mungkin ada/ibu dapat
>10 tahun lalu
<10 tahun lalu
Proteksi lengkap
10
8
4
2
0
Faktor
pemberat
Penyakit trauma
Membahayakan jiwa
Keadaan yang tidak langsung
Berbahaya
Keadaan tidak berbahaya
Trauma/penyakit ringan
10
8
4
2
0
Diagnosis
Diagnosis tetanus mutlak
didasarkan gejala klinis
Diagnosis WHO untuk tetanus, 1
diantara 3 hal berikut :
1. Trismus
2. Risus sardonicus
3. Kontraksi otot yang menyakitkan.
Gatoet Ismanoe. Tetanus dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III edisi V. Interna Publishing: Jakarta.2009;
hal. 2911-2923.
WHO Technical Note. Current Recommendations for Treatment of Tetanus During Humanitarian Emergencies.
Diagnosis
Sekret luka kultur
Mungkin terdapat leukositosis
CSF normal
Elektromyogram tidak ada perubahan non
spesifik
Enzim otot mungkin meningkat.
Kadar antitoksin serum 0,15 U/ml dianggap
protektif
Gatoet Ismanoe. Tetanus dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III edisi V. Interna Publishing: Jakarta.2009;
hal. 2911-2923.
WHO Technical Note. Current Recommendations for Treatment of Tetanus During Humanitarian Emergencies.
Diagnosis Banding
Penyakit
Gambaran differential
Infections
Meningoencephalities
Polio
abnormal
Rabies
Lesi Oropharyngeal
Peritonitis
oropharyngeal spasme
Hanya lokal, rididitas dan spasme seluruh
tubuh (-)
Trismus dan spasme seluruh tubuh (-)
Kelainan Metabolik
Tetany
Keracunan strchynne
hipocalcemia
Reaksi Phenothyazine
Penyakit CNS
Status epileptikus
Sensorium depresi
Hysteria
Trismus inkonstan, relakasasi penuh diantara
Gatoet Ismanoe. Tetanus dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III edisi V. Interna Publishing: Jakarta.2009;
spasme
hal. 2911-2923.
Nelson, Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : EGC.2005
Tatalaksana
Strategi pengobatan melibatkan tiga
prinsip penatalaksanaan
Menyingkirkan
sumber
infeksi
Netralisasi
toksin
dalam
tubuh
Minimalisasi efek toksin
Gatoet Ismanoe. Tetanus dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III edisi V. Interna Publishing: Jakarta.2009;
hal. 2911-2923.
WHO Technical Note. Current Recommendations for Treatment of Tetanus During Humanitarian Emergencies.
Prinsip Penatalaksanaan
Luka
Jangan menutup luka yang terinfeksi.
Lakukan wound toilet and surgical
debridement secepat mungkin (jika
memungkinkan kurang dari 8 jam)
Pemberian profilaksis
Pemberian topikal antibiotik dan pencucian
luka dengan larutan antibiotik tidak
direkomendasikan pada luka terinfeksi
dengan adanya pus dan luka terkontaminasi
berisi benda asing atau material terinfeksi
Gatoet Ismanoe. Tetanus dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III edisi V. Interna Publishing: Jakarta.2009;
hal. 2911-2923.
Imunisasi Pasif
.. Cont
Lebih baik diberikan dalam bentuk kombinasi
pediatric diphteria-tetanus toxoid (DT) atau adult
tetanus-diphteria (Td)
Kombinasi lain : DtaP atau Tdap, DtaP-HepB-IPV
(Pediatrix) dan DtaP-IPV/Hib (Pentacel).
Titer protektif antibodi tetanus minimal > 0,1 IU/mL
Booster dibutuhkan setiap >10 tahun.
Jika individu yang mengalami luka baik yang bersih
atau luka kecil baiknya mendapat booster toksoid
jika dosis terakhir yang didapat individu tersebut
>5 tahun
Gatoet Ismanoe. Tetanus dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III edisi V. Interna Publishing: Jakarta.2009;
hal. 2911-2923.
Penatalaksanaan (2)
Pentalaksanaan umumICU
Penatalaksanaan respirasiintubasi
Pengendalian disfungsi otonomikSedasi.
Benzodiazepin sering merupakan terapi
pertama. Pertimbangan pemberian Magnesium
sulfat. Pilihan lain morfin. Hindari pemberian
propanolol.
Hidrasi, untuk mengontrol kehilangan cairan
yang tak tampak dan kehilangan cairan yang
lain, yang mungkin signifikan;
Kecukupan kebutuhan gizi yang meningkat
dengan pemberian enteral maupun parenteral;
Pencegahan
Imunisasi aktif
Penatalaksanaan luka
Tetanus Neonatorum
Tetanus Neonatorum
Vaksinasi maternal, bahkan selama
kehamilan
Upaya untuk meningkatkan proporsi
kelahiran yang dilakukan di RS dan
pelatihan penolong kelahiran
nonmedis.
TT1
TT2
TT3
TT4
TT5
Komplikasi
Sistem
Jalan nafas
Komplikasi
Aspirasi
Laringospasme/obstruksi
Obstruksi berkaitan dengan sedatif
Respirasi
Apnea
Hipoksia
Gagal napas tipe 1 (atelektasis, aspirasi, pneumonia)
Gagagl napas tipe 2 (spasme laringeal, spasme trunkal berkepanjangan,
sedasi berlebihan)
ARDS
Komplikasi trakeostomi (seperti stenosis trakea)
Kardiovaskular
Ginjal
Gatoet Ismanoe. Tetanus dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III edisi V. Interna Publishing: Jakarta.2009;
hal. 2911-2923.
..cont
Sistem
Gastrointestinal
Komplikasi
Stasis gaster
Ileus
Diare
Lain-lain
Perdarahan
Penurunan berat badan
Tromboembolus
Sepsis
dengan
gaal
dan
organ
multipel
Fraktur vertebra selama spasme
Ruptur tendon akibat spasme
Prognosis
Gatoet Ismanoe. Tetanus dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III edisi V. Interna Publishing: Jakarta.2009;
hal. 2911-2923.
WHO Technical Note. Current Recommendations for Treatment of Tetanus During Humanitarian Emergencies.
Prognosis
Klasifikasi
prognostik menurut
Cole-Spooner
Meningkatnya kadar
kematian pada penderita
tetanus adalah
Kelompo Periode
Masa
berhubungan dengan
k
awal
inkubasi
faktor-faktor berikut :
prognost
Masa inkubasi yang
ik
pendek
I
< 36
6 hari
Onset kejang yang dini
II
jam
>6 hari
Penanganan lambat
III
>36 jam Tidak
Adanya lesi di kepala
Pasien yang termasuk dalam kelompok
diketahu
dan muka yang
prognostik I mempunyaiTidak
angka kematian
lebih
tinggi daripada kelompok
II dan III. Perawatan
terkontaminasi
diketahu
i
Tetanus neonatorumintensif menurunkan angka
i kematian akibat
kegagalan napas dan kelelahan akibat kejang.
Gatoet Ismanoe. Tetanus dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III edisi V. Interna Publishing: Jakarta.2009;
hal. 2911-2923.
Jong, de Wim. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. EGC: Jakarta. 2005. Hal 23-24.
Kesimpulan
Tetanus adalah suatu toksemia akut yang disebabkan oleh
neurotoksin yang dihasilkan oleh Clostridium tetani
ditandai dengan spasme otot yang periodik dan berat.
meskioun telah dikenal sejuah peradaban manusia,
penyakit ini belum bisa dieradikasi karena sifat alami
spora bakteri tersebut yang hidup dalam tanah dan feses
hewan.
Infeksi tetanus tidak menimbulkan kekebalan pada
seorang individu. pencegahan dapat dicegah melalui
imunisasi aktif tetanus toksoid, higine persalinan yang
baik, dan manajemen perwatan luka yang adekuat.
Pencegahan dan penatalaksanaan yang adekuat
menyebabkan penurunan tingkat mortalitas pada pasien
tetanus.
Terima Kasih
Penatalaksanaan (2)