Professional Documents
Culture Documents
Sistem Instrumentasi Pneu Elek
Sistem Instrumentasi Pneu Elek
REFINERY DIRECTORATE
INTRODUCTION TO INSTRUMENTATION
When you can measure what you are speaking about, and express it
in numbers, you know something about it. When you cannot
measure it, when you cannot express it in numbers, your knowledge
is of a meagre and unsatisfactory kind.
- Lord Kelvin
Page
2
Page
3
Page
4
Pneumatic
3 to 15 psig
Before 1960, pneumatic signals were used almost
exclusively to transmit measurement and control
information.
Today, it is still common to find 3 to 15 psig used as the
final signal to a modulating valve.
Most often an I/P (I to P) transducer is used.
This converts a 4-20 mA signal (I) into a pressure signal (P).
Page
5
Pneumatic Scaling
What would our pneumatic signal be if our
controller output is 40%?
Page
6
4-20 milliamp
Current loops are the signal workhorses in our processes.
A DC milliamp current is transmitted through a pair of wires
from a sensor to a controller or from a controller to its final
control element.
Current loops are used because of their immunity to noise
and the distances that the signal can be transmitted.
Page
7
Output Scaling
Scale outputs for a one-to-one correspondence.
Controller output is configured for 0% to correspond to a
4mA signal and 100% to correspond to a 20mA signal.
The final control element is calibrated so that 4mA
corresponds to its 0% position or speed and 20mA
corresponds to its 100% position or speed.
Page
8
Input Scaling
Scale inputs for a one-to-one correspondence as well.
Example:
If we were using a pressure transducer with a required operating
range of 0 psig to 100 psig we would calibrate the instrument such
that 0 psig would correspond to 4mA output and 100 psig would
correspond to a 20mA output.
At the controller we would configure the input such that 4mA would
correspond to an internal value of 0 psig and 10mA would
correspond to an internal value of 100 psig.
Page
9
Page
10
INSTRUMENTASI PNEUMATIK
Mulai dikembangkan pada awal tahun 1900 untuk memberikan control
pneumatik yang handal, terutama sebagai penggerak control valve
secara otomatis, sehingga operator dapat memodu lasi proses valve
secara remote.
Teknologi lama yang masih diandalkan untuk aplikasi pengenda lian,
sehubungan adanya kelebihan terutama digunakan pada intrinsic
safety dalam lingkungan eksplosif, dan adanya resistan si terhadap
kerusakan, dan kondisi korosi, karena didukung oleh udara yang
bertekanan, bersih, dan kering.
Standard industri untuk sinyal pneumatic pressure adalah 3 s/d 15 psi,
dengan skala terendah 3 psi, dan skala tertinggi 15 psi.
Simbol untuk jalur (line) tipe pneumatik pada P & ID adalah se bagai
berikut :
Page
11
Page
12
Transmitter pneumatik diatas dicatu oleh udara bertekanan dengan pressure konstant. Sinyal output mela
lui tubing menuju indikator berupa pressure gauge, yang dikalibrasi untuk membaca pressure proses.
Cakupan (range) air pressure untuk ins trument pneumatik adalah 3 s/d 15 psi. Output pressure 3 psi me
nyatakan skala ukur proses terendah, dan output pressure 15 psi menyatakan skala ukur tertinggi. Untuk
transmitter yang dikalibrasi pada range 0 250 psi, dan label receiver juga 0 - 250 psig, maka mekanisme
aktual daripada output transmitter pada range 3 s/d 15 psi
Page
13
Sistem control pneumatik untuk temperatur, pressure, level, dan flow menggunakan sinyal air pressure sama, yaitu
3-15 psi. Transmitter dan controller dicatu udara bersih bertekanan (clean air compressed) pada pressure nominal
20 25 psi, dan travel sinyal via tubing.
Aplikasi terbanyak dari pneumatik control system adalah pada aktuasi control valve, yang didominasi teknologi
pneumatik. Pneumatik tidak hanya udara bertekanan untuk actuation force pada beberapa mekanisme control val
ve, tetapi sering sinyal medium digunakan untuk posisi valve.
Sinyal pneumatik juga berasal dari I/P transducer, atau current to pressure converter, dengan mengambil sinyal
con trol 4-20 mA dari output electronic controller, dan menterjemahkan informasi sinyal pneumatik 3-15 psi ke
positioner atau aktuator control valve.
Page
14
PNEUMATIK INDICATOR
Page
15
Page
16
Page
17
INTRINSIC SAFETY
Intrinsic Safety menyatakan kemampuan instrument pengukuran dan
sistem lainnya da am beroperasi dalam lingkungan eksplosif atau
flammable, tanpa adanya percikan (sparks) atau busur api (arcs),
yang dapat menyebabkan ledakan (eksplosif) atau keba karan.
Intrinsic Safety (IS) merupakan teknik proteksi untuk pengoperasian
yang aman dari pe ralatan listrik atau sistem instrumentasi dalam
area hazardous dengan membatasi energi untuk pengapian. Suatu
area dengan konsentrasi flammable gas dan debu yang berba haya
ditemukan pada aplikasi di refinery dan petrokimia.
Prinsip kerja Intrinsic Safety adalah meyakinkan bahwa energi listrik
dan thermal yang ada dalam sistem cukup rendah, sehingga tidak
terjadi pengapian dalam atmosfir hazar dous. Hal ini dapat dicapai
dengan meyakinkan bahwa hanya voltage dan arus yang ren dah
yang dapat memasuki area hazardous.
Aplikasi Intrinsic Safety berupa Intrinsically Safety Barrier (lihat blok
diagram dibawah) :
Page
18
Kebanyakan instrument
pneumatik sederhana, te
tapi
mempunyai
mekanis
me
yang
sensitif
tinggi
untuk
mengkonversikan
gerakan mekanikal ke
dalam variable air pres
sure, contoh : baffle and
nozzle assembly (ka
dang-kadang
disebut
flapper and nozzle as
sembly.
Jarak antara baffle dan
nozzle mengubah resis
tansi aliran udara mela
lui nozzle, yang pada gi
lirannya mempengaruhi
air pressure yang terben
tuk dalam nozzle (nozzle
backpressure), dengan
mekanisme
membagi
sumber pressure pneu
matik menuju nilai teren
dah berdasarkan rasio
restriktif antara nozzle
dan orifice.
Dari grafik dapat dilihat
beberapa gerakan orde
1/1000 inch cukup meng
gerakkan
output
pneuma tik diantara limit
saturasi.
Page
19
Bila control rod bergerak keatas dan kebawah dengan gaya luar, maka jarak antara plug dan seat berubah. Perubahan resistansi
ini berupa pembatasan udara, yang menyebabkan pressure gauge mencatat sejumlah perubahan pressure.Keduanya bekerja de
ngan prinsip satu restriksi variabel, dan satu restriksi tetap (berupa orifice), yang memisahkan pressure compressed air menjadi
nilai yang lebih rendah.
Page
20
1.
2.
3.
4.
21
Page
22
Page
23
Akibatnya sinyal air pressure output merupakan differential pressure fluida pro
ses yang dideteksi oleh diaphragm capsule. Pada foto diatas ujung jari tangan
menunjukkan mekanisme baffle/nozzle pada bagian atas transmitter.
Pada saat pressure naik, maka capsul diaphragm yang besar ditekan ke ka
nan. Efek yang sama terjadi bila pressure pada port input low pressure turun.
Hal ini disebut differential pressure transmitter, yang merespons perubahan
dalam perbedaan pressure diantara dua input port.
Kalibrasi instrument melalui dua adjustment, yaitu zero screw dan range wheel.
Zero screw secara sederhana akan menambah tegangan pada bagian bawah
range bar, menarik dalam arah menutup bellows sebagai zero screw yang
diputar searah jarum jam.
Page
24
3. Dew point :
Maximum : -40C (-40F), minimum : -20C (-4F) pada 100 psig. Pressure dew
point pada dryer outlet sekurang-kurangnya 10C (18F) dibawah temperatur
minimum setiap bagian instrument air system.
Source
: Standard
ANSI/ISA-7.0.01-1996
Qualitypressure
standard for Instrument
Air
and
moisture
separators,
regulators,
25
Page
26
Page
27
Page
28
Compressed air merupakan utilitas yang mahal per ekivalen watthour dibandingkan lis trik sehingga biaya operasional instrument
pneumatik lebih besar dari elektronik.
Keunggulan
Page
33
Page
34
Page
35
Sinyal
output dari
dari electronic
electronic loop
loop controller
controller sebesar
sebesar 8,55
8,55 mA menuju
control valve dengan respon direct (4 mA tutupan,
tutupan, dan 20
20 mA
mA adalah
adalah
bukaan penuh). Sebera pa besar bukaan control valve pada level sinyal
MV.
MV.
Kita harus mengkonversikan besaran sinyal mA ke dalam prosentase
valve travel. Hal
Hal ini
ini berarti
berarti untuk
untuk menyatakan
menyatakan prosentasi
prosentasi besaran
besaran
sinyal
sinyal 8,55 mA ke
ke dalam range
range 4-20 mA. Pertama-tama
Pertama-tama kita
kita perlu
perlu
memanipulasi
memanipulasi formula
formula prosentase
prosentase milliAmp
milliAmp untuk
untuk menyelesaikan
menyelesaikan
prosentase (x) :
(16 mA)() +
+ (4 mA)
mA) =
= current
(16 mA)(current (4 mA)
(
X
X=
= ()
() 100
100 %
%
Kemudian, kita sambungkan besaran sinyal 8,55 mA,
mA, dan solusi untuk
untuk x
adalah :
X = ( ) 100 %
X
X=
= 28,4
28,4 %
Dari sini, control valve akan
akan membuka
membuka 28,4
28,4 %
% bila
bila sinyal
sinyal MV
MV pada
pada
Page
36
Page
38
Sinyal arus listrik DC juga digunakan untuk mengkomunikasikan informasi pengukuran proses dari
trans mitter, ke controller, indicator, recorder, alarm, dan input lainnya. Bentuk sederhana loop
pengukuran 4-20 mA adalah dimana transmitter mempunyai dua terminal untuk koneksi wire sinyal 420 mA, dan dua terminal lainnya, tempat koneksi ke power source. Koneksi sinyal arus dari transmitter
ke terminal pro cess variable input controller melengkapi loop tersebut. Secara tipikal controller proses
tidak dilengkapi sinyal input milliamp, tetapi sinyal voltage, sehingga perlu memasang resistor presisi
250 ohm pada ter minal input, untuk mengkonversikan sinyal 4-20 mA ke dalam standard sinyal voltage
1 5 Volt DC
Page
39
Transmitter HART mempunyai dua sumber arus paralel : satu DC dan satu AC. Untuk kemudahan ko
neksi di lapangan, maka peralatan HART dihubungkan paralel. Hal ini untuk mengeliminasi kebutuhan
memecah loop, dan menginterupsi arus sinyal DC setiap waktu untuk menghubungkan peralatan
komu nikator HART dengan transmitter.
Page
41
Page
42
FIELDBUS STANDARD
Definisi umum dari fieldbus adalah jaringan digital yang dirancang
untuk interkoneksi an tar instrument lapangan.
Beberapa fieldbus standard adalah foundation fieldbus, profibus PA,
profibus DP, profi bus FMS, modbus, AS-1, CANbus, ControlNet,
DeviceNet, BACNet.
Utilitas instrument digital fieldbus akan nampak melalui host system
Host
system pada gambar
disebelah
kanan(DCS).
adalah
instrument yang di hubungkan ke
Distributed
Control
System
Emerson Delta V DCS, sedangkan device manager
software adalah Emerson AMS
Page
43
TIPE-TIPE TRANSMITTER
Page
44
Digital Communications
Configuration
Re-Ranging
Signal Conditioning
Self-Diagnosis
Page
45
Digital Communications
Configuration
Re-Ranging
Signal Conditioning
Self-Diagnosis
Page
46
Page
48
Configuration
Smart transmitters can be configured with a handheld
terminal and store the configuration settings in nonvolatile memory.
Signal Conditioning
Smart transmitters can perform noise filtering and can
provide different signal characterizations.
Self-Diagnosis
Smart transmitters also have self-diagnostic capability
and can report malfunctions that may indicate
erroneous process values.
Page
49
Input Span
4, 095
Page
50
Page
51
Page
52
Page
53
Page
54
Page
55
Page
56
Page
Grafik memperlihatkan setip prosentase input prosentase yang
58
Grafik masih linier, zero pressure tidak sama dengan zero current. Hal ini di
sebut live zero, karena pengukuran titik 0 % (0 psi fluid pressure) menyatakan
sinyal elektronik non zero (live).
Page
59
Page
61
Kalibrasi smart transmitter tidak hanya besaran range terendah dan tertinggi
Terapkan stimulus besaran yang terendah pada instrument, tunggu untuk kestabilan.
Geserkan adjustment zero sampai register instrument akurat pada titik ini.
Terapkan stimulus besaran yang tertinggi pada instrument, tunggu untuk kestabilan.
Geserkan adjustment span sampai register instrument akurat pada titik ini.
Ulangi step 1 sampai 4 sesuai kebutuhan untuk mencapai akurasi yang baik pada kedua
range.
Page
Kalibrasi instrument linier lebih menantang dari instrument linier, 62
Instrument diskrit
memerlukan regular kalibrasi seperti
instrument kontinyu.
Kebanyakan instrument diskrit
mempunyai satu adjustment : set point atau trip point,
sedangkan beberapa process switch mempunyai dua
adjustment : set point dan juga adjustment deadband.
Tujuan dead band adjustment adalah un tuk melaksanakan
adjustable buffer range yang harus dilalui sebelum perubah
an state switch.
Hampir semua error kalibrasi merupakan kombinasi dari problem zero, span,
64
linierity, dan hysteresis.
Page
DOKUMENTASI KALIBRASI
Dokumentasi as found dan as
left.
Bertujuan untuk mendokumenta
sikan kedua kondisi tersebut, se
hingga data selalu tersedia untuk
menghitung drift instrument dari
waktu ke waktu.
Secara tipikal dokumentasi as fo
und dan as left seperti tabel dise
belah kanan, yang memperlihat
kan titik kalibrasi, respons instru
ment ideal, respons instrument ak
tual, dan kalkulasi error pada seti
ap titik.
Page
65