Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 65

PT PERTAMINA (PERSERO)

REFINERY DIRECTORATE

SISTEM INSTRUMENTASI PNEUMATIC DAN


ELEKTRONIK

INTRODUCTION TO INSTRUMENTATION

You cannot control what you


cannot measure

When you can measure what you are speaking about, and express it
in numbers, you know something about it. When you cannot
measure it, when you cannot express it in numbers, your knowledge
is of a meagre and unsatisfactory kind.
- Lord Kelvin

Page
2

WHAT ARE SENSORS AND TRANSDUCERS ?


A sensor is a device that has a characteristic that
changes in a predictable way when exposed to the
stimulus it was designed to detect.
A transducer is a device that converts one form of
energy into another.

Page
3

WHAT ARE STANDARD INSTRUMENTATION SIGNAL ?

Standard instrument signals for controllers to


accept as inputs from instrumentation and
outputs to final control elements are:
pneumatic
current loop
0 to 10 volt

Page
4

WHAT ARE STANDARD INSTRUMENTATION SIGNAL ?

Pneumatic
3 to 15 psig
Before 1960, pneumatic signals were used almost
exclusively to transmit measurement and control
information.
Today, it is still common to find 3 to 15 psig used as the
final signal to a modulating valve.
Most often an I/P (I to P) transducer is used.
This converts a 4-20 mA signal (I) into a pressure signal (P).

Page
5

WHAT ARE STANDARD INSTRUMENTATION SIGNAL ?

Pneumatic Scaling
What would our pneumatic signal be if our
controller output is 40%?

Signal psig % Controller Output x 12 psig 3psig

Page
6

WHAT ARE STANDARD INSTRUMENTATION SIGNAL ?


Current Loop

4-20 milliamp
Current loops are the signal workhorses in our processes.
A DC milliamp current is transmitted through a pair of wires
from a sensor to a controller or from a controller to its final
control element.
Current loops are used because of their immunity to noise
and the distances that the signal can be transmitted.

Page
7

WHAT ARE STANDARD INSTRUMENTATION SIGNAL ?


Current Loop Scaling

Output Scaling
Scale outputs for a one-to-one correspondence.
Controller output is configured for 0% to correspond to a
4mA signal and 100% to correspond to a 20mA signal.
The final control element is calibrated so that 4mA
corresponds to its 0% position or speed and 20mA
corresponds to its 100% position or speed.

Page
8

WHAT ARE STANDARD INSTRUMENTATION SIGNAL ?


Current Loop Scaling

Input Scaling
Scale inputs for a one-to-one correspondence as well.
Example:
If we were using a pressure transducer with a required operating
range of 0 psig to 100 psig we would calibrate the instrument such
that 0 psig would correspond to 4mA output and 100 psig would
correspond to a 20mA output.
At the controller we would configure the input such that 4mA would
correspond to an internal value of 0 psig and 10mA would
correspond to an internal value of 100 psig.

Page
9

INTRODUKSI INSTRUMENTASI KILANG


Instrumentasi merupakan ilmu pengetahuan mengenai
pengukuran dan control secara otomatis.
Bila
kita
mengukur
suatu
besaran,
biasanya
kita
mentransmisikan besaran ter sebut kepada peralatan
indikasi atau penghitung dimana terdapat adanya ma nusia
atau tindakan otomatis. Bila tindakan (aksi) otomatis, maka
komputer me ngirim sinyal ke final controlling devices, yang
akan mempengaruhi besaran yang diukur. Final control
device biasanya dalam bentuk control valve (untuk
mengendalikan flowrate fluida), electric motor, electric
heater.

Page
10

INSTRUMENTASI PNEUMATIK
Mulai dikembangkan pada awal tahun 1900 untuk memberikan control
pneumatik yang handal, terutama sebagai penggerak control valve
secara otomatis, sehingga operator dapat memodu lasi proses valve
secara remote.
Teknologi lama yang masih diandalkan untuk aplikasi pengenda lian,
sehubungan adanya kelebihan terutama digunakan pada intrinsic
safety dalam lingkungan eksplosif, dan adanya resistan si terhadap
kerusakan, dan kondisi korosi, karena didukung oleh udara yang
bertekanan, bersih, dan kering.
Standard industri untuk sinyal pneumatic pressure adalah 3 s/d 15 psi,
dengan skala terendah 3 psi, dan skala tertinggi 15 psi.
Simbol untuk jalur (line) tipe pneumatik pada P & ID adalah se bagai
berikut :

Page
11

SINYAL TRANSMISI PNEUMATIK


Digunakan untuk pengukuran proses dan control system untuk
mentransmisi kan informasi antar komponen
Sinyal transmisi pneumatik digunakan untuk :
a) Pneumatik controller.
b) Pneumatic transmitter dan information transmission system.
c) Current-to-pressure (I/P) transducers.
d) Valve positioner
e) Pneumatic control loop

Page
12

INSTRUMENTASI PNEUMATIK : PRESSURE TRANSMITTER

Transmitter pneumatik diatas dicatu oleh udara bertekanan dengan pressure konstant. Sinyal output mela
lui tubing menuju indikator berupa pressure gauge, yang dikalibrasi untuk membaca pressure proses.
Cakupan (range) air pressure untuk ins trument pneumatik adalah 3 s/d 15 psi. Output pressure 3 psi me
nyatakan skala ukur proses terendah, dan output pressure 15 psi menyatakan skala ukur tertinggi. Untuk
transmitter yang dikalibrasi pada range 0 250 psi, dan label receiver juga 0 - 250 psig, maka mekanisme
aktual daripada output transmitter pada range 3 s/d 15 psi

Page
13

INSTRUMENTASI PNEUMATIK : FLOW CONTROL SYSTEM

Sistem control pneumatik untuk temperatur, pressure, level, dan flow menggunakan sinyal air pressure sama, yaitu
3-15 psi. Transmitter dan controller dicatu udara bersih bertekanan (clean air compressed) pada pressure nominal
20 25 psi, dan travel sinyal via tubing.
Aplikasi terbanyak dari pneumatik control system adalah pada aktuasi control valve, yang didominasi teknologi
pneumatik. Pneumatik tidak hanya udara bertekanan untuk actuation force pada beberapa mekanisme control val
ve, tetapi sering sinyal medium digunakan untuk posisi valve.
Sinyal pneumatik juga berasal dari I/P transducer, atau current to pressure converter, dengan mengambil sinyal
con trol 4-20 mA dari output electronic controller, dan menterjemahkan informasi sinyal pneumatik 3-15 psi ke
positioner atau aktuator control valve.

Page
14

PNEUMATIK INDICATOR

Page
15

PERBANDINGAN ANTARA PNEUMATIK DAN ELECTRONIC


CONTROL SYSTEM

Page
16

PERBANDINGAN ANTARA PNEUMATIK DAN ELECTRONIC CONTROL


SYSTEM (LANJUTAN)

Page
17

INTRINSIC SAFETY
Intrinsic Safety menyatakan kemampuan instrument pengukuran dan
sistem lainnya da am beroperasi dalam lingkungan eksplosif atau
flammable, tanpa adanya percikan (sparks) atau busur api (arcs),
yang dapat menyebabkan ledakan (eksplosif) atau keba karan.
Intrinsic Safety (IS) merupakan teknik proteksi untuk pengoperasian
yang aman dari pe ralatan listrik atau sistem instrumentasi dalam
area hazardous dengan membatasi energi untuk pengapian. Suatu
area dengan konsentrasi flammable gas dan debu yang berba haya
ditemukan pada aplikasi di refinery dan petrokimia.
Prinsip kerja Intrinsic Safety adalah meyakinkan bahwa energi listrik
dan thermal yang ada dalam sistem cukup rendah, sehingga tidak
terjadi pengapian dalam atmosfir hazar dous. Hal ini dapat dicapai
dengan meyakinkan bahwa hanya voltage dan arus yang ren dah
yang dapat memasuki area hazardous.
Aplikasi Intrinsic Safety berupa Intrinsically Safety Barrier (lihat blok
diagram dibawah) :

Page
18

PNEUMATIC SENSING ELEMENT

Kebanyakan instrument
pneumatik sederhana, te
tapi
mempunyai
mekanis
me
yang
sensitif
tinggi
untuk
mengkonversikan
gerakan mekanikal ke
dalam variable air pres
sure, contoh : baffle and
nozzle assembly (ka
dang-kadang
disebut
flapper and nozzle as
sembly.
Jarak antara baffle dan
nozzle mengubah resis
tansi aliran udara mela
lui nozzle, yang pada gi
lirannya mempengaruhi
air pressure yang terben
tuk dalam nozzle (nozzle
backpressure), dengan
mekanisme
membagi
sumber pressure pneu
matik menuju nilai teren
dah berdasarkan rasio
restriktif antara nozzle
dan orifice.
Dari grafik dapat dilihat
beberapa gerakan orde
1/1000 inch cukup meng
gerakkan
output
pneuma tik diantara limit
saturasi.

Page
19

ANALOGI MEKANISME PNEUMATIK DAN ELEKTRIK

Bila control rod bergerak keatas dan kebawah dengan gaya luar, maka jarak antara plug dan seat berubah. Perubahan resistansi
ini berupa pembatasan udara, yang menyebabkan pressure gauge mencatat sejumlah perubahan pressure.Keduanya bekerja de
ngan prinsip satu restriksi variabel, dan satu restriksi tetap (berupa orifice), yang memisahkan pressure compressed air menjadi
nilai yang lebih rendah.

Page
20

PRINSIP INSTRUMENT PNEUMATIK SELF BALANCING

1.
2.

3.

4.

Untuk mengukur besaran, menggunakan prinsip timbangan/neraca


Dengan penambahan baffle/nozzle dan mekanisme bellows pada skala, maka kita dapat mengha
pus kebutuhan berat kuningan, dan malah mempunyai air pressure pengganti. Yang dibutuhkan
ada lah sekarang adalah suatu cara mentranslasikan air pressure ke dalam indikasi massa yang
dapat dibaca.
Solusinya sederhana : tambahkan pressure gauge kembali kedalam system. Gauge akan mencatat
air pressure, dan saat ini air pressure akan proporsional ekivalen dengan contoh massa. Untuk
menghormati proportionalitas, maka label satuan pressure gauge adalah gram (massa) sebagai
pengganti Psi atau kPa (pressure).
Dengan melengkapi timbangan dengan pneumatic self balancing, maka akan berubah menjadi
pneumatic self transmitter, yang mampu menyampaikan pengukuran massa dalam pneumatik, ben
tuk analog untuk mengindikasikan gauge dengan jauh. Hal ini merupakan prinsip dasar force-balan
ce yang digunakan pada hampir semua pneumatik transmitter untuk mengkonversikan proses
peng ukuran ke dalam sinyal pneumatik 3-15 psi.
Page

21

CONTOH : BOILER WATER LEVEL CONTROL SYSTEM


Elemen penting water level con
trol system adalah : transmitter,
controller, dan control valve.
Level Transmitter (LT) untuk
mendeteksi level air dalam ste
am drum dan melaporkan peng
ukuran ke controller dalam ben
tuk sinyal instrument. Dengan
level air yang makin tinggi da
lam drum, akan menambah air
pressure output dengan LT.
Sinyal pneumatik kemudian
diki rim kepada Level Indicating
Controller
(LIC),
untuk
memban dingkan sinyal level
transmitter
dengan
nilai
setpoint yang dike hendaki
operasi.
Kemudian controller membang
kitkan sinyal output, yang me
ngatakan control valve untuk
menambah atau mengurangi
air kedalam Boiler untuk mem
pertahankan set point level air
steam drum.

Page
22

ANALISA INSTRUMENT PNEUMATIK : DIFF. PRESSURE


TRANSMITTER

DIFFERENTIAL PRESSURE TRANSMITTER MODEL 13 FOXBORO

Dp cell digunakan untuk mengukur pressure, vacuum, diffe


rential pressure, level liquid, flow liquid atau gas, dan bah
kan density liquid, menggunakan prinsip force-balance
(atau motion balance), karena setiap perubahan posisi akan
dide teksi oleh sensor (baffle/nozzle assembly) dan segera
diko reksi dengan negatif feedback untuk mengembalikan
kese timbangan.

Page
23

ANALISA INSTRUMENT PNEUMATIK : DIFF. PRESSURE


TRANSMITTER

DIFFERENTIAL PRESSURE TRANSMITTER MODEL 13 FOXBORO

Akibatnya sinyal air pressure output merupakan differential pressure fluida pro
ses yang dideteksi oleh diaphragm capsule. Pada foto diatas ujung jari tangan
menunjukkan mekanisme baffle/nozzle pada bagian atas transmitter.
Pada saat pressure naik, maka capsul diaphragm yang besar ditekan ke ka
nan. Efek yang sama terjadi bila pressure pada port input low pressure turun.
Hal ini disebut differential pressure transmitter, yang merespons perubahan
dalam perbedaan pressure diantara dua input port.
Kalibrasi instrument melalui dua adjustment, yaitu zero screw dan range wheel.
Zero screw secara sederhana akan menambah tegangan pada bagian bawah
range bar, menarik dalam arah menutup bellows sebagai zero screw yang
diputar searah jarum jam.

Page
24

SISTEM DISTRIBUSI INSTRUMENT AIR


1. Nominal Instrument Air Pressure : 690 kPA (100 Psi)
2. Unit Volume dan Flowrate (volumetrik)
o Nmch : normal meter-cubed per hour
o Scfm : standard cubic feet per minute
o Fpm : feet per minute
Normal dan Standard kedua-duanya mengacu kepada volume pada kondisi
referensi standard.

3. Dew point :
Maximum : -40C (-40F), minimum : -20C (-4F) pada 100 psig. Pressure dew
point pada dryer outlet sekurang-kurangnya 10C (18F) dibawah temperatur
minimum setiap bagian instrument air system.

4. Tipikal instrument air umumnya berbasis pressure, jarang


berbasis flow.
5. Setiap valve aktuator, sensor, signal converter atau
peralatan lainnya memerlukan beberapa volume udara pada
pressure tertentu untuk beroperasi (data lihat pada Tabel 1).
6. Komponen tipikal untuk Instrument Air Supply System
adalah :
Filter, Compressor, Air treatment system, Air receivers, Drain traps, After coolers
Pressure-relief devices, Piping. Page

Source
: Standard
ANSI/ISA-7.0.01-1996
Qualitypressure
standard for Instrument
Air
and
moisture
separators,
regulators,

25

COMPRESSED AIR DRYING SYSTEM : DESICCANT DRYER

Page
26

INSTRUMENT AIR SUPPLY SYSTEM

Page
27

KEBUTUHAN KAPASITAS UDARA BEBERAPA PART


INSTRUMENT

Page
28

INSPEKSI DAN TESTING SISTEM TRANSMISI PNEUMATIK


Inspeksi Awal
Konfirmasi data name plate konsisten dengan kriteria rancangan
sistem trans misi seperti : pressure, kapasitas, dan temperatur.
Verifikasi jalur udara instrument dari air supply valve menuju
air operated devi ce.
Pressure test
Test ini dilakukan sesudah instalasi komponen, maintenance,
modifikasi untuk memverifikasi integritas dan operasional dari
komponen dan/atau sistem pada design pressure, dan operating
pressure. Test lainnya adalah system integrity dengan bubble fluid
untuk mengamati indikasi kebocoran.
Test (pengujian) pada saat start-up awal, dan sesudahnya
secara periodik meliputi :
a) Dew point test
b) Lubricant content test
c) Particle size test
d) Contamination test
Page
29

OPERASI DAN PEMELIHARAAN INSTRUMENT PNEUMATIK


1. Hal yang utama dalam pengoperasian instrumen pneumatik
adalah memperta hankan kualitas udara instrument bersih
dan kering, karena :
a. Udara bertekanan umumnya kotor, berkarat, berminyak, berair, dan berisi
kontami nan lainnya, yang akan mengganggu problem operasional
instrument pneumatik.
b. Moisture dalam udara bertekanan menyebabkan korosi pada bagian
metal dalam mekanisme pneumatik, akan membentuk kotoran yang akan
menghambat orifice dan nozzle, dan memakan diaphragm tipis dan
bellows sampai timbul udara bocor.

2. Sumber instrument air supply hendaknya berasal dari


dedicated air compres sor, dilengkapi automatic air dryer,
dan terdistribusi melalui stainless steel, tembaga, dan
tubing plastik (tidak menggunakan pipa besi atau galvanized
iron).
3. Instrument pneumatik harus disupply sesuai dengan
pressure yang seharus nya. Bila pressure supply terlalu
rendah, maka instrument tidak dapat mengha silkan sinyal
full scale. Bila pressure supply terlalu tinggi, akan terjadi
failure internal oleh rupture diaphragm, seals, atau bellows.
Page
30
4. Hindari vibrasi mekanikal, karena calibration adjustments

KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN INSTRUMENT PNEUMATIK


Kelemahan

Sensitif terhadap vibrasi, perubahan temperatur, posisi


pemasangan, dan akurasi kalibra si instrument pneumatik
mempunyai derajat lebih besar daripada instrument elektronik.

Compressed air merupakan utilitas yang mahal per ekivalen watthour dibandingkan lis trik sehingga biaya operasional instrument
pneumatik lebih besar dari elektronik.

Biaya pemasangan instrument pneumatik tinggi, karena dibutuhkan


tubing khusus (stain less steel, tembaga, plastik) untuk membawa
supply udara dan sinyal pneumatik ke loka
si yang jauh.

Volume tubing udara untuk membawa sinyal pneumatik pada jarak


tertentu sebagai low pass filter, secara alami damping respons
instrument, dan dari sini mengurangi kemam puan dalam merespons
secara cepat perubahan kondisi proses.

Keunggulan

Instrument pneumatik lapangan merupakan intrinsic safety, tidak


menghasilkan electrical sparks (di lingkungan gas eksplosif, liquid,
abu dll).

Berfungsi sebagai self purging, secara alami membersihkan bagian


Page
dalam instrument, mencegah intrusi abu dan vapor dari luar dengan
31
pressure positif didalam instrument case.

INSTRUMENTASI ELEKTRONIK ANALOG


Sinyal elektronik analog menyatakan besaran voltage atau arus
(current) yang
menyatakan hasil pengukuran fisik atau
besaran control.

Medium untuk mentransfer energi pada jarak yang panjang


berupa listrik, dan juga dipakai oleh instrumentasi untuk
mentransfer informasi.
Transmitter akan merasakan pressure fluida dari proses yang
diukur, meregulasi arus listrik dalam rangkaian seri sesuai
dengan hasil kalibrasi (4 mA = no pressure ; 20 mA = full
pressure), dan indikator (ammeter) mencatat pengukuran
pada skala yang terkalibrasi yang dibaca dalam unit
Page
pressure.
32

INSTRUMENTASI ELEKTRONIK : SINYAL ANALOG 4 s/d 20


mA

Sinyal Analog Standard : arus listrik yang digunakan secara


proporsional menyatakan pengukuran atau sinyal perintah, secara
tipikal nilai arus 4 milliamp menyatakan skala 0 %, dan nilai arus 20
milliamp menyatakan skala 100 %, dan setiap nilai arus diantara 4
dan 20 milliamp menyatakan prosentase diantara 0 % dan 100 %.
Contoh : hasil kalibrasi temperatur transmitter range pengukuran 50
s/d 250C, didapat kurva sebagai berikut :

Page
33

INSTRUMENTASI ELEKTRONIK : SINYAL ARUS ANALOG 4


s/d 20 mA

Contoh sistem control yang menggunakan minimal 2 sinyal 4-20mA


yang berbeda.

Satu menyatakan Process Varia


bel (PV), dan satunya menyata
kan sinyal perintah ke final con
trol element (Manupulated Varia
bel atau MV)
Relasi antara 2 sinyal seluruhnya
tergantung pada respons control
ler.

Page
34

RELASI SINYAL 4 s/d 20 mA DENGAN VARIABEL


INSTRUMENT

Perhitungan nilai milliamp ekivalen untuk setiap prosentase

sinyal berdasarkan re lasi linear, maka persamaan berbentuk


standard slope-intersect untuk garis ada lah y = mx + b,
dimana y adalah arus ekivalen dalam milliamp, x adalah
prosenta si sinyal yang diinginkan, m adalah span untuk range
4-20 mA (16 mA), dan b ada lah nilai offset atau live zero dari
4 mA. :
Current = (16 mA)() + (4 mA)
Persamaan ini identik dengan sinyal pressure instrument
pneumatik (standard 3 s/d 15 psi)
Pressure = (12 Psi)( + (3 Psi)
Relasi matematikal yang sama untuk setiap range pengukuran
linier. Untuk pro sentase pada range x, maka variabel yang
diukur adalah sama dengan :
Measured variable = (span) ( + (LRV)

Page
35

CONTOH PERHITUNGAN : CONTROLLER OUTPUT TO VALVE

Sinyal
output dari
dari electronic
electronic loop
loop controller
controller sebesar
sebesar 8,55
8,55 mA menuju
control valve dengan respon direct (4 mA tutupan,
tutupan, dan 20
20 mA
mA adalah
adalah
bukaan penuh). Sebera pa besar bukaan control valve pada level sinyal
MV.
MV.
Kita harus mengkonversikan besaran sinyal mA ke dalam prosentase
valve travel. Hal
Hal ini
ini berarti
berarti untuk
untuk menyatakan
menyatakan prosentasi
prosentasi besaran
besaran
sinyal
sinyal 8,55 mA ke
ke dalam range
range 4-20 mA. Pertama-tama
Pertama-tama kita
kita perlu
perlu
memanipulasi
memanipulasi formula
formula prosentase
prosentase milliAmp
milliAmp untuk
untuk menyelesaikan
menyelesaikan
prosentase (x) :
(16 mA)() +
+ (4 mA)
mA) =
= current
(16 mA)(current (4 mA)
(
X
X=
= ()
() 100
100 %
%
Kemudian, kita sambungkan besaran sinyal 8,55 mA,
mA, dan solusi untuk
untuk x
adalah :
X = ( ) 100 %
X
X=
= 28,4
28,4 %
Dari sini, control valve akan
akan membuka
membuka 28,4
28,4 %
% bila
bila sinyal
sinyal MV
MV pada
pada

Page
36

CONTOH PERHITUNGAN : FLOW TRANSMITTER

Suatu Flow Transmitter dengan range


range 0 s/d
s/d 80
80 M
M33/hr, output 4-20 mA,
respon direct. Hitung besaran sinyal current pada flowrate 35 M33/hr.
Pertama-tama kita konversikan besaran flow
flow 35
35 M33/hr ke dalam
prosentase range, sebagai berikut :
0,4375 = 43,75 %
Kemudian, ambil besaran
besaran prosentase
prosentase dan konversikan ke dalam
besaran milliamp
milliamp menggu
menggu nakan
nakan formula sebagai berikut :
(16
(16 mA)(
(16 mA)(11 mA
Dari sini, output transmitter dari sinyal PV adalah 11 mA pada flow rate
35 M33/hr.
Page
37

CONTROLLER OUTPUT CURRENT LOOPS


Bentuk sederhana current loop, adalah tipe yang menyatakan
output process controller, mengirimkan sinyal perintah ke
final control element.
Controller kedua-duanya menyuplai daya listrik dan
mengendalikan arus DC ke final control element, yang
bertindak sebagai beban listrik

Page
38

4-WIRE (SELF POWERED) TRANSMITTER CURRENT LOOPS

Sinyal arus listrik DC juga digunakan untuk mengkomunikasikan informasi pengukuran proses dari
trans mitter, ke controller, indicator, recorder, alarm, dan input lainnya. Bentuk sederhana loop
pengukuran 4-20 mA adalah dimana transmitter mempunyai dua terminal untuk koneksi wire sinyal 420 mA, dan dua terminal lainnya, tempat koneksi ke power source. Koneksi sinyal arus dari transmitter
ke terminal pro cess variable input controller melengkapi loop tersebut. Secara tipikal controller proses
tidak dilengkapi sinyal input milliamp, tetapi sinyal voltage, sehingga perlu memasang resistor presisi
250 ohm pada ter minal input, untuk mengkonversikan sinyal 4-20 mA ke dalam standard sinyal voltage
1 5 Volt DC

Page
39

INSTRUMENTASI ELEKTRONIK DIGITAL


Standard HART digital/analog hybrid

Teknologi yang diperkenalkan pada akhir 1980 adalah HART :


Highway Addressable Remote Transmitter. Tujuan adanya
standard HART adalah mem buat cara instrument yang
secara digital berkomunikasi satu dengan lainnya pada dua
wire yang sama untuk menyampaikan sinyal instrument
analog 4-20 mA.

HART adalah standard komunikasi hybrid, dengan satu


variabel (channel) dikomunikasikan dengan besaran sinyal
analog 4-20 mADC, dan channel lainnya untuk komunikasi
digital
dimana
variabel
lainnya
dikomunikasikan
menggunakan pulsa yang menyatakan besaran bit biner 0
dan 1.

Data digital di encoded dalam HART dengan standard modem


Bell 202 : dua frekuensi audio tones (1200 Hz dan 2200 Hz)
yang digunakan untuk menya takan bilangan biner 0 dan 1,
masing-masing ditransmisikan pada rate 1200 bits per detik.
Hal ini dikenal sebagai Frequency Shift Keying atau FSK.

Total loop resistansi (besaran resistor presisi dan resistansi


Page
wire) pada range tertentu : 250 ohm s/d 1100 ohm.
40

INSTRUMENTASI ELEKTRONIK DIGITAL

Transmitter HART mempunyai dua sumber arus paralel : satu DC dan satu AC. Untuk kemudahan ko
neksi di lapangan, maka peralatan HART dihubungkan paralel. Hal ini untuk mengeliminasi kebutuhan
memecah loop, dan menginterupsi arus sinyal DC setiap waktu untuk menghubungkan peralatan
komu nikator HART dengan transmitter.

Page
41

INSTRUMENTASI ELEKTRONIK DIGITAL


Manfaat Teknologi HART :
Data diagnostik dapat ditransmisikan dengan peralatan lapangan (self
test result, out-of-limit alarms, preventive maintenance alerts dll).
Instrument lapangan dapat dirubah rangenya secara remote melalui
penggunaan HART communicator.
Teknisi dapat menggunakan HART communicator untuk menekan ins
trument lapangan ke dalam posisi mode manual, untuk tujuan diag
nostik (a.l memaksa output transmitter pada arus tetap, sehingga
dapat memeriksa kalibrasi pada komponen loop lainnya, melakukan
stroke valve secara manual yang dilengkapi dengan positioner HART.
Instrument lapangan dapat diprogram dengan data identifikasi (seperti
tag number, yang menyatakan dokumentasi loop instrument)

Page
42

FIELDBUS STANDARD
Definisi umum dari fieldbus adalah jaringan digital yang dirancang
untuk interkoneksi an tar instrument lapangan.
Beberapa fieldbus standard adalah foundation fieldbus, profibus PA,
profibus DP, profi bus FMS, modbus, AS-1, CANbus, ControlNet,
DeviceNet, BACNet.
Utilitas instrument digital fieldbus akan nampak melalui host system
Host
system pada gambar
disebelah
kanan(DCS).
adalah
instrument yang di hubungkan ke
Distributed
Control
System
Emerson Delta V DCS, sedangkan device manager
software adalah Emerson AMS

Page
43

TIPE-TIPE TRANSMITTER

Page
44

What Are Smart Transmitter ?

A smart transmitter is a digital device that converts


the analog information from a sensor into digital
information, allowing the device to simultaneously
send and receive information and transmit more
than a single value.
Smart transmitters, in general, have the following
common features:

Digital Communications
Configuration
Re-Ranging
Signal Conditioning
Self-Diagnosis

Page
45

What Are Smart Transmitter ?


Digital Communication

A smart transmitter is a digital device that converts


the analog information from a sensor into digital
information, allowing the device to simultaneously
send and receive information and transmit more
than a single value.
Smart transmitters, in general, have the following
common features:

Digital Communications
Configuration
Re-Ranging
Signal Conditioning
Self-Diagnosis

Page
46

What Are Smart Transmitter ?


Digital Communication

Smart transmitters are capable of digital


communications with both a configuration
device and a process controller.
Digital communications have the advantage of
being free of bit errors, the ability to multiple
process values and diagnostic information,
and the ability to receive commands.
Some smart transmitters use a shared channel
for analog and digital data (Hart, Honeywell
or Modbus over 4-20mA). Others use a
dedicated communication bus (Profibus,
Foundation Fieldbus, DeviceNet, Ethernet).
Page
47

What Are Smart Transmitter ?


Digital Communication

Most smart instruments wired to


multi-channel input cards require
isolated inputs for the digital
communications to work.

Page
48

What Are Smart Transmitter ?


Configuration, Signal Conditioning, Self Diagnosis

Configuration
Smart transmitters can be configured with a handheld
terminal and store the configuration settings in nonvolatile memory.

Signal Conditioning
Smart transmitters can perform noise filtering and can
provide different signal characterizations.

Self-Diagnosis
Smart transmitters also have self-diagnostic capability
and can report malfunctions that may indicate
erroneous process values.

Page
49

What Instrument Properties Affect a Process ?


Measurement Resolution

Resolution is the smallest amount of input signal


change that the instrument can detect reliably.
Resolution is really a function of the instrument span
and the controllers input capability.
The resolution of a 16 bit conversion is: Input Span
65,535

The resolution of a 12 bit conversion is:


The bit error.

Input Span
4, 095

Page
50

What Instrument Properties Affect a Process ?


Accuracy

Accuracy of a measurement describes how


close the measurement approaches the true
value of the process variable.
% error over a range
x% over
% of full scale
% of span

Absolute over a range


x units over
full scale
span

Page
51

What Instrument Properties Affect a Process ?


Precision

Precision is the reproducibility with which


repeated measurements can be made under
identical conditions.
This may be referred to as drift.

Page
52

What Instrument Properties Affect a Process ?


Accuracy vs Precision

Why is precision preferred over accuracy?

Page
53

What Instrument Properties Affect a Process ?


Instrumentation Dynamics : Gain and Dead Time

The gain of an instrument is often called


sensitivity.
The sensitivity of a sensor is the ratio of the output signal to
the change in process variable.

The dead time of an instrument is the time it


takes for an instrument to start reacting to
process change.

Page
54

What Instrument Properties Affect a Process ?


Instrumentation Dynamics : Time Constant
As for processes, one time constant for an instrument is
the time it ta kes to provide a signal that represents
63.2% of the value of variable it is measuring after a
step change in the variable.
Instrument
rise time

manufacturers may sometimes specify the


instead of the time constant.

Rise time is the time it takes for an instrument to provide a


signal that represents 100% of the value of the variable it is
measuring after a step change in the variable.
The rise time of an instrument is equal to 5 time constants.

Page
55

PREVENTIVE MAINTENANCE INSTRUMENTASI SECARA


UMUM
Calibration
Peralatan instrument perlu dikalibrasi dari waktu ke waktu untuk
meyakinkan besaran yang benar. Interval kalibrasi tergantung pada jenis
peralatan, brand, dan tipe.

Control loop check


Bagian dari program preventive maintenance adalah memeriksa respons
peralatan. Sebagai contoh bila flow diset 22 m3/hr, maka flow menjadi
22 m3/hr.

Physical instrumentation check


Semua instrumentasi perlu diperiksa secara fisik. Route inspeksi fisik
untuk peralatan instrumentasi merupakan cara yang tepat untuk
mengetahui problem fisik, dan identifikasi problem menjadi lebih
mudah.

Page
56

KALIBRASI PERALATAN INSTRUMENTASI


Setiap instrumentasi sekurang-kurangnya terdapat satu
input dan satu output.
Kalibrasi instrument berarti melakukan check dan adjust
(bila perlu) untuk merespons, sehingga secara output
hasilnya akurat yang menya takan input masih berada
dalam range. Untuk pelaksanaannya, maka salah satu
instrument dibuka ke input aktual dengan stimulus
yang tepat dari besaran yang sudah diketahui secara
presisi.
Range instrument berarti melakukan set range bilangan
terendah dan tertinggi, sehingga dapat merespons
sensisitivitas yang diinginkan de ngan perubahan
input.
Dalam instrument analog, re-range hanya (biasanya)
dapat dilakukan dengan rekalibrasi, sedangkan
adjustment yang sama dapat dipakai untuk tujuan ke
dua-duanya. Dalam instrument digital, kalibrasi dan ra
nging merupakan adjustment terpisah, maka pentingPage
57
untuk memahami perbedaan tersebut.

ZERO DAN SPAN ADJUSTMENT


Tujuan kalibrasi adalah untuk meyakinkan input dan output
instrument, yang menyatakan dari satu ke yang lainnya,
yang dapat diprediksi melalui keseluruh an range operasi.
Kita dapat menyatakan ekspetasi ini dalam bentuk grafik, yang
memperlihat kan bagaimana relasi input dan output :

Page
Grafik memperlihatkan setip prosentase input prosentase yang
58

ZERO DAN SPAN ADJUSTMENT : PRESSURE TRANSMITTER


Grafik untuk Pressure Transmitter dengan range input 0 ke 100 psi dan range
sinyal output elektronik arus listrik dari 4 ke 20 mA.

Grafik masih linier, zero pressure tidak sama dengan zero current. Hal ini di
sebut live zero, karena pengukuran titik 0 % (0 psi fluid pressure) menyatakan
sinyal elektronik non zero (live).

Secara fungsi matematik dapat dinyatakan dengan persamaan slope intercept


:
y = mx + b

Page
59

Kalibrasi instrument tidak jauh berbeda, persamaan diatas sebagai y = 0,16 x +

KALIBRASI ANALOG PRESSURE TRANSMITTER


Kalibrasi adjustment pada analog transmitter yaitu setting
zero dan span.

Besaran proses berupa pressure akan dideteksi oleh sensor,


yang setelah melalui low-pass filter circuit, amplifier, dan Page
driver circuit, akan mengeluarkan output 4-20 mA.
60

SETTING LRV DAN URV, DIGITAL TRIM DIGITAL


TRANSMITTER

Smart field instrument yang berisi microprocessor merupakan kemajuan


dalam industri instrumentasi, yang mempunyai kemampuan diagnostik,
accuracy yang lebih tinggi (karena kompensasi digital dari nonlinieritas
sensor), dan kemampuan untuk melakukan komunikasi secara digital dengan
host devi ces untuk melaporkan beberapa parameter.

Blok diagram smart pressure transmitter sebagai berikut :

Page
61

Kalibrasi smart transmitter tidak hanya besaran range terendah dan tertinggi

PROSEDUR KALIBRASI INSTRUMENT


INSTRUMENT LINIER

Prosedur kalibrasi sederhana instrument linier adalah metoda zero


dan span.

Rangkuman metoda sebagai berikut :

Terapkan stimulus besaran yang terendah pada instrument, tunggu untuk kestabilan.
Geserkan adjustment zero sampai register instrument akurat pada titik ini.
Terapkan stimulus besaran yang tertinggi pada instrument, tunggu untuk kestabilan.
Geserkan adjustment span sampai register instrument akurat pada titik ini.
Ulangi step 1 sampai 4 sesuai kebutuhan untuk mencapai akurasi yang baik pada kedua
range.

Variasi check pada 0% (LRV), 25%, 50%, 75%, 100% sambil

melakukan zero dan span adjustment pada 0% dan 100%, dengan


tujuan untuk meyakinkan akurasi minimum di pertahankan pada
semua titik sepanjang skala, sehingga respons instrument terbukti
sa at service.

Prosedur lainnya adalah metoda kalibrasi Up-down, adalah


memeriksa instrument pada kalibrasi 5 titik saat penurunan sama
baiknya pada saat kenaikan, dengan tujuan untuk mengetahui
adanya hysteresis, kurangnya respons saat perubahan arah
kalibrasi.

INSTRUMENT NON LINIER

Page
Kalibrasi instrument linier lebih menantang dari instrument linier, 62

PROSEDUR KALIBRASI INSTRUMENT


INSTRUMENT DISKRIT

Dalam enjiniring, suatu variabel diskrit atau pengukuran


mengacu pada kondi si true atau false. Jadi sensor
diskrit
adalah
hanya
satu
yang
mampu
untuk
mengindikasikan bahwa variabel yang diukur berada diatas
atau dibawah set point.

Instrument diskrit
memerlukan regular kalibrasi seperti
instrument kontinyu.
Kebanyakan instrument diskrit
mempunyai satu adjustment : set point atau trip point,
sedangkan beberapa process switch mempunyai dua
adjustment : set point dan juga adjustment deadband.
Tujuan dead band adjustment adalah un tuk melaksanakan
adjustable buffer range yang harus dilalui sebelum perubah
an state switch.

Pada saat kalibrasi, yakinkan akurasi set-point pada arah


yang benar pada stimulus perubahan, contoh air pressure
switch, cek untuk melihat perubahan state switch, 85 psi
falling, bukan 85 psi rising.

Prosedur yang efisien dalam kalibrasi instrument diskrit


Page
tanpa terlalu banyak trial dan error adalah menge-set pada
63
stimulus yang diinginkan (hipotesis 85 psi pada low pressure

TYPICAL CALIBRATION ERRORS : HYSTERESIS

Error kalibrasi hysteresis terjadi, bila merespons adanya perbedaan antara


kenaikan input dibanding kan penurunan input.

Hysteresis error hampir selalu disebabkan friksi mekanik pada beberapa


elemen penggerak (dan/atau kehilangan coupling beberapa elemen mekanik)
seperti bourdon tubes, bellows, diagrams, pivots, levers, atau gear sets.

Hampir semua error kalibrasi merupakan kombinasi dari problem zero, span,
64
linierity, dan hysteresis.

Page

DOKUMENTASI KALIBRASI
Dokumentasi as found dan as
left.
Bertujuan untuk mendokumenta
sikan kedua kondisi tersebut, se
hingga data selalu tersedia untuk
menghitung drift instrument dari
waktu ke waktu.
Secara tipikal dokumentasi as fo
und dan as left seperti tabel dise
belah kanan, yang memperlihat
kan titik kalibrasi, respons instru
ment ideal, respons instrument ak
tual, dan kalkulasi error pada seti
ap titik.

Up-test dan down-test


Tidak biasanya untuk tabel kali
brasi memperlihatkan banyak ti
tik kalibrasi arah naik sama baik
nya dengan arah turun, untuk tu
juan dokumentasi hysteresis
dan dead band error. Contoh
berikut
memperlihatkan
transmitter de ngan hysteresis
maksimum 0,313 % (titik data
singgungan di tandai huruf bold
tebal)

Page
65

You might also like