Faktor - Faktor Mempengaruhi Kinerja

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 14

Jurnal Teknik Sipil

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

14 Pages

ISSN 2302-0253
pp. 1- 14

FAKTOR FAKTOR RISIKO YANG MEMPENGARUHI KINERJA


KONTRAKTOR PADA PELAKSANAAN PROYEK INFRASTRUKTUR DI
KABUPATEN ACEH JAYA
1)

Azhari1, Teuku Budi Aulia2, Ibnu Abbas Majid2


MagisterTeknik Sipil Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
2
Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala

Abstract: In the implementation of infrastructure projects in Aceh Jaya, Aceh province, the
contractor's performance is influenced by various risks. The main issues discuss in this study
are related to performance of construction industry in the project implementation in the
district of Aceh Jaya. For instance; the common risk factors encountered by contractors, the
effect of each factor to the project, and the handling and controlling strategies of each factor.
The objective of this study is to identify 10 (ten) top risk factor affecting performance of
contractor in infrastructure project in the district of Aceh Jaya, moreover, the handling
method for each risk factor is also presented. The study was based on perception
(experience) contractor at the level of head of the company or the project manager of the
company's contractors in the district of Aceh Jaya. The scope of the research is limited to
government projects in Department of Public Work in the district of Aceh Jaya in the year of
2010-2012. The target of respondent is based on perception of contractor. Primary data were
collected by questionnaire survey. The data processing stages reliability test, frequency
analysis, Frequency index, severity index, and importance index are used to analyse the risk
factor. The findings present 10 (ten) top risk factor affecting performance of contractor in
infrastructure project in the district of Aceh Jaya. For instances; land acquisition, defective
design, security disturbance, material delivery delay, financial delay by the contractor,
payment delay by the owner, discipline, site access, weather issue, lack of skills and
competencies. Handling (response) to the top 10 critical risk factors, namely: the method
prevents the possibility of the emergence of the impact of risk factors applied or applied to
the problem of land acquisition, security disturbance, site access and the weather issue.
Method of reducing the impact of risk factors applied to the defective design, material
delivery delays, financial delay by the contractor, payment delay by the owner, and lack of
skills and competencies.
Keywords: Risk factor, contractor performance, construction project, infrastructure, risk
management, implementation of the project
Abstrak: Pada pelaksanaan proyek infrastruktur di Kabupaten Aceh Jaya, Provinsi Aceh,
kinerja kontraktor dipengaruhi oleh berbagai macam risiko. Pokok permasalahan dalam
penelitian ini adalah faktor-faktor risiko apa saja yang mempengaruhi kinerja kontraktor
berdasarkan kemunculan, dampak serta bagaimana cara penanganannya pada pelaksanaan
proyek infrastruktur di Kabupaten Aceh Jaya. Penelitian ini didasarkan pada persepsi
(pengalaman) kontraktor pada level pimpinan perusahaan atau manager proyek dari
perusahaan kontraktor di Kabupaten Aceh Jaya. Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada
pelaksanaan proyek infrastruktur tahun anggaran 2010-2012 yang dikelola oleh Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten Aceh Jaya, dengan target responden adalah pihak kontraktor
yang terlibat pada proyek infrastruktur. Pengumpulan data primer dilakukan dengan survei
kuesioner. Pengolahan data dilakukan dengan tahapan uji realibilitas, analisa frekuensi,
analisa Frequency Index, Severity Index dan Importance Index. Hasil penelitian adalah
teridentifikasi 10 (sepuluh) teratas faktor-faktor risiko kritikal yang mempengaruhi kinerja
kontraktor, yaitu: masalah pembebasan lahan; data desain tidak lengkap; gangguan
keamanan; keterlambatan pengiriman material; terhambatnya keuangan pihak kontraktor;
keterlambatan pembayaran oleh pemilik; kurangnya kedisiplinan tenaga kerja dan tenaga
ahli; akses ke lokasi proyek; cuaca dan terakhir kurangnya keterampilan dan keahlian tenaga
kerja dan tenaga ahli. Cara penanganan (respon) terhadap 10 teratas faktor-faktor risiko
kritikal yaitu: metode mencegah kemungkinan kemunculan dampak risiko yang diaplikasikan
atau diterapkan pada faktor risiko masalah pembebasan lahan, gangguan keamanan, akses ke

1-

Volume 3, No. 1, Februari 2014

Jurnal Teknik Sipil


Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
lokasi proyek dan cuaca. Metode mengurangi dampak risiko diaplikasikan atau diterapkan
pada faktor data desain tidak lengkap, keterlambatan pengiriman material, terhambatnya
keuangan pihak kontraktor, keterlambatan pembayaran oleh pemilik, kurangnya kedisiplinan
dan keterampilan dan keahlian tenaga ahli dan tenaga kerja.
Katakunci:
Faktor risiko, kinerja
manajemen risiko, pelaksanaan proyek

kontraktor,

proyek

konstruksi,

infrastruktur,

Dalam industri konstruksi yang memiliki

PENDAHULUAN

Setelah rehabilitasi dan rekonstruksi

beragam jenis proyek dengan besaran volume

pasca bencana gempa dan tsunami di Aceh

yang

berakhir, usaha jasa konstruksi mengalami

kompleksnya metode pelaksanaan yang terjadi

perkembangan yang pesat. Hal ini memberikan

di lapangan, pasti memiliki beragam jenis risiko

semangat dan suasana baru khususnya bagi para

yang

pelaku usaha jasa konstruksi di Kabupaten

konstruksi. Faktor risiko ini timbul dari

Aceh Jaya. Ini dapat dilihat dengan semakin

berbagai sumber, serta bervariasi baik dalam

banyaknya

bisnis

kemungkinan terjadinya, besarnya pengaruh

konstruksi yang muncul dan berkembang

atau dampak yang ditimbulkan serta strategi

seperti perusahaan kontraktor. Akan tetapi

penanganannya.

disisi lain terdapat kesenjangan antara jumlah

pelaksana konstruksi pada umumnya akan

proyek dengan jumlah usaha jasa konstruksi

menghadapi faktor-faktor risiko yang dapat

yang tidak seimbang sehingga mengakibatkan

menghambat kesuksesan proyek dan tentunya

terjadinya persaingan antara perusahaan jasa

akan berpengaruh terhadap kinerja kontraktor

konstruksi.

itu sendiri, agar tetap dapat bersaing dalam

perusahaan-perusahaan

Jumlah

infrastruktur
signifikan

proyek

mengalami
disebabkan

pembangunan

penurunan
karena

yang

harus

dikerjakan,

berpengaruh

serta

dalam

Kontraktor

rumit

dan

pelaksanaan

sebagai

pihak

dunia konstruksi.

proyek

pembangunan yang dilaksanakan merupakan

KAJIAN KEPUSTAKAAN

proyek pemerintah yang sangat tergantung dari

Penelitian sejenis di Aceh

ketersediaan anggaran pemerintah.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan

Untuk itu, maka pelaku usaha jasa konstruksi

oleh Sari (2011) di Kota Banda Aceh, terdapat

di Kabupaten Aceh Jaya

10 (sepuluh) faktor-faktor risiko teratas yang

meningkatkan

kinerjanya,

harus selalu
mengingat

berpengaruh

terhadap

kinerja

pelaksanaan

persaingan dan banyaknya pesaing yang ada,

proyek, yaitu Change order, ketidakpastian

baik dari perusahaan konstruksi lokal yang ada

kondisi di lapangan, gangguan keamanan,

di Kabupaten Aceh Jaya, maupun dari luar

keterlambatan

daerah yang sudah tentu memiliki kemampuan

material lebih mahal dari perkiraan, kesalahan

dan fasilitas jauh di atas kemampuan yang

desain; kerusakan alat, ketidakstabilan moneter,

pengiriman

material,

harga

dimiliki oleh pengusaha jasa konstruksi lokal.


Volume 3, No. 1, Februari 2014

-2

Jurnal Teknik Sipil


Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
biaya pemeliharaan alat yang tinggi; dan

Identifikasi dan Klasifikasi Risiko

kualitas pekerjaan kurang baik/mutu pekerjaan.

Identifikasi risiko adalah suatu proses

Sedangkan pada penelitian Nizamuddin

pengkajian risiko dan ketidakpastian yang

(2012) faktor-faktor risiko yang sering dialami

dilakukan secara sistematis dan terus-menerus.

pada pelaksanaan proyek irigasi di Provinsi

Agar risiko dapat dikelola secara efektif maka

Aceh adalah: adanya ancaman atau teror dari

langkah pertama adalah mengidentifikasi jenis

pihak lain, jalan akses, kurangnya tenaga ahli,

risiko, yaitu mana yang bersifat risiko usaha

terhambatnya proses pembebasan tanah, bahan

(busines risk) dan mana yang bersifat risiko

lebih mahal dari Bill of Quantity (BoQ), hujan

murni. Risiko proyek diklasifikasikan sebagai

lebat, tidak tersediannya suku cadang, banjir,

risiko

peraturan lokal dan terlambat dalam pengiriman

berdasarkan potensi sumber risiko atau dapat

material.

pula berdasarkan dampak terhadap sasaran

murni,

kemudian

diidentifikasi

proyek. Pendekatan yang digunakan dalam


melakukan identifikasi risiko ini adalah dengan

Manajemen Risiko
Menurut Smith (1990) manajemen risiko
didefinisikan

sebagai

proses

identifikasi,

cause and effect diagram, yaitu dengan


menganalisis apa yang akan terjadi dan potensi

pengukuran, dan kontrol keuangan dari sebuah

akibat

yang

akan

risiko yang mengancam aset dan penghasilan

(Persero), 2003)

ditimbulkan.

(PT.

PP

dari sebuah perusahaan atau proyek yang dapat


menimbulkan kerusakan atau kerugian pada

Analisa risiko dan penanganannya


Menurut

perusahaan tersebut. Sedangkan Anisa (2012)


dalam

penelitiannya

manajemen

risiko

mengidentifikasi,

menjelaskan
adalah

mengukur

suatu
risiko,

bahwa
proses
serta

membentuk strategi untuk mencegah terjadinya


risiko. Tindakan manajemen risiko diambil
perusahaan untuk merespon bermacam-macam
risiko. Dalam melakukan respon risiko yang
dilakukan oleh manajemen risiko adalah dengan

digunakan

untuk

awal proyek konstruksi.

sebagai tindakan meminimalkan risiko-risiko


yang

potensial

memaksimalkan

diraih. Aktivitas-aktivitas utama yang ada pada


manajemen risiko adalah:
a.

Perencanaan manajemen risiko, memilih


pendekatan

dan

rencana

aktivitas-

aktivitas manajemen risiko bagi proyek;


b.

Identifikasi risiko, memutuskan risiko


mana yang akan mempengaruhi proyek
mendokumentasikan

setiap risiko;
Volume 3, No. 1, Februari 2014

selagi

kesempatan-kesempatan yang mungkin bisa

dan

3-

berdasarkan

manajemen risiko proyek dapat dipandang

mengurangi,

menghindari, atau mentransfer risiko pada tahap

(2007)

panduan PMBOK (2004 : 249-250) sasaran

cara mencegah dan memperbaiki. Tindakan


mencegah

Irawan

karakteristik

Jurnal Teknik Sipil


Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
c.

Analisis

risiko

kualitatif,

Risk Transfer membutuhkan pengalihan

karakteristik

dan

dampak resiko kepada pihak ketiga.

menganalisis

risiko

serta

memprioritaskan

dampak

melakukan

secara

Pengalihan

mereka

e.

f.

Analisis

risiko

hanya

ketiga tersebut tanpa

secara

memberikan

sebagian tanggung jawab kepada pihak

terhadap tujuan proyek;


d.

ini

kuantitatif,

dampak

resiko

mengurangi

secara

mengukur kemungkinan dan konsekuensi

Pengalihan

risiko serta memperkirakan dampaknya

menggunakan lembaga asuransi. Untuk

terhadap tujuan proyek;

itu diperlukan pembayaran sebagai risk

Perencanaan

penanganan

risiko,

resiko

keseluruhan.

premium

paling

kepada

banyak

lembaga

yang

pengambilan langkah untuk menambah

menanggung sebagian resiko tersebut.

peluang dan mengurangi ancaman untuk

Selain itu, kontraktor proyek juga dapat

memenuhi tujuan proyek; dan

digunakan untuk mengalihkan resiko

Pemantauan dan pengendalian risiko,

kepada pihak lain, sebagai contoh dengan

yaitu memantau risiko yang diketahui,

menggunakan sistem fixed price pada

mengidentifikasi risiko baru, mengurangi

kondisi yang stabil;

risiko,

dan

mengevaluasi

efektifitas

c.

Reduction (Mitigation),

pengurangan risiko pada keseluruhan

Mengambil tindakan untuk mengurangi

hidup proyek.

peluang terjadinya resiko adalah lebih

Vose (2008) menjelaskan cara untuk

baik daripada memperbaiki kerusakan

merespon risiko yaitu dengan sebuah proses

setelah resiko terjadi. Pengurangan risiko

pilihan pengembangan dan penentuan tindakan

dapat dilakukan dengan berbagai teknik,

untuk

yaitu: mengurangi dampak risiko yang

menambah

peluang-peluang

dan

mengurangi hambatan hambatan terhadap

terjadi;

tujuan-tujuan proyek. Dalam merespon risiko,

kemunculan risiko; dan dapat digunakan

terdapat beberapa strategi penanganan risiko,

bersama-sama,

untuk

yaitu:

kemungkinan

risiko,

a.

Acceptance(Do Nothing),

kemungkinan

mengurangi
sekaligus

dampaknya secara bersamaan.

Risk acceptance merupakan penanganan

b.

memperkecil

d.

Avoidance,

risiko yang hanya menerima (pasrah)

Risk avoidance mempengaruhi perubahan

terhadap risiko yang terjadi dengan tidak

perencanaan manajemen proyek untuk

melakukan

mengeliminasi hambatan oleh resiko

tindakan

apapun

untuk

mengendalikan risiko;

yang

Transfer,

proyek

merugikan,

menunda

dari

megisolasi

dampak

tujuan

dari

tujuan

resiko,

atau

sesuatu

yang

Volume 3, No. 1, Februari 2014

-4

Jurnal Teknik Sipil


Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
berbahaya, seperti memperpanjang jadual
dan mengurangi ruang lingkup.

Identifikasikan
berdasarkan

hasil

faktor-faktor
penelitian

yang

risiko
telah

dilakukan oleh para peneliti terdahulu dapat


Identifikasi Faktor Faktor Risiko di Proyek
Konstruksi

dilihat seperti yang terangkum dalam Tabel 1


sebagai berikut :

Tabel 1 Klasifikasi Faktor-Faktor Risiko Pada Pelaksanaan Konstruksi (1/3)


No

Kategori

Faktor Risiko
Bencana alam

1.

Fisik

Kondisi muka tanah


Kondisi muka air tanah
Ketidakpastian kondisi di
lapangan
Cuaca

Sumber
(Ahmed, 1999), (Kangari, 1995), (Kartam, 2001),
(Santoso, 2004), (Sari, 2011)
(Ghosh, 2004), ), (Sari, 2011)
(Ghosh, 2004), ), (Sari, 2011)
(Ghosh, 2004), (Ahmed, 1999), (Santoso, 2004), (El
- Sayegh, 2008), ), (Sari, 2011)
(Kartam, 2001), (El-Sayegh, 2008)

Tabel 1 Klasifikasi Faktor-Faktor Risiko Pada Pelaksanaan Konstruksi (lanjutan 2/3)


No

Kategori

2.

Tenaga Kerja
dan Tenaga
Ahli

Faktor Risiko
Keterampilan dan keahlian
Kedisiplinan
Produktivitas
Kurang kompaknya tim kerja
Pertengkaran pekerja
Kurangnya jumlah pekerja
Pemogokan tenaga kerja
Kemampuan Kontraktor

Kontraktor

Terhambatnya keuangan pihak


Kontraktor
Kesalahan desain

4.

Konsultan

Data desain tidak lengkap


Terlambatnya informasi dari
perencana
Kegagalan keuangan owner

5.

Owner
Change order

6.

Material

Keterlambatan pengiriman
Kerusakan pada saat
pengiriman
Kerusakan pada saat
penyimpanan
Rendahnya kualitas material

7.

Peralatan

8.

Proses

5-

Produktivitas dan efisiensi


Kurangnya jumlah peralatan
Kondisi peralatan yang tidak
layak pakai
Kerusakan alat
Perubahan pada pekerjaan

Volume 3, No. 1, Februari 2014

Sumber
(Kangari, 1995), ), (Sari, 2011)
(Suharti, 2009), ), (Sari, 2011)
(Ahmed, 1999), (Kangari, 1995), (Santoso, 2004),
(El - Sayegh, 2008), ), (Sari, 2011), (Nizam. 2012)
(Suharti, 2009), ), (Sari, 2011)
(Ahmed, 1999), (Kangari, 1995), (Santoso, 2004),
(El - Sayegh, 2008), ), (Sari, 2011)
(Laia, 2010), ), (Sari, 2011)
(Ahmed, 1999), ), (Sari, 2011), (Nizam. 2012)
(Ahmed, 1999), (Kangari, 1995), (Kartam, 2001),
(Santoso, 2004), (El -Sayegh, 2008), (Nizam. 2012)
(Ahmed, 1999), (Kangari, 1995), (Kartam, 2001),
(Santoso, 2004), (Nizam. 2012)
(Ahmed, 1999), (Santoso, 2004), (El - Sayegh,
2008), (Sari, 2011)
(Laia, 2010), (Ahmed, 1999), (Kangari, 1995),
(Kartam, 2001), (Santoso, 2004), (El - Sayegh,
2008), (Sari, 2011)
(Suharti, 2009), (Sari, 2011)
(Ahmed, 1999), (Ahmed, 1999), (Kangari, 1995),
(Kartam, 2001), (Santoso, 2004), (Sari, 2011)
(Suharti, 2009), (Ahmed, 1999), (Kangari, 1995),
(Kartam, 2001), (Santoso, 2004), (Sari, 2011)
(Suharti, 2009), (Sari, 2011), (Nizam. 2012)
(Suharti, 2009), (Sari, 2011), (Nizam. 2012)
(Ghosh, 2004), (Sari, 2011), (Nizam. 2012)
(Suharti, 2009), (Ahmed, 1999), (Kangari, 1995),
(Kartam, 2001), (Santoso, 2004), (El - Sayegh,
2008), (Sari, 2011), (Nizam. 2012)
(Ahmed, 1999), (Sari, 2011), (Nizam. 2012)
(Suharti, 2009), (Sari, 2011), (Nizam. 2012)
(Suharti, 2009), (Sari, 2011), (Nizam. 2012)
(Suharti, 2009), (Sari, 2011), (Nizam. 2012)
(Ahmed, 1999), (Santoso, 2004), (El - Sayegh,

Jurnal Teknik Sipil


Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
No

9.

Kategori
Konstruksi

Lingkungan
Sekitar
Proyek

Faktor Risiko
konstruksi akibat sulit
dilaksanakan
Kualitas (mutu) pekerjaan
kurang baik
Masalah komunikasi
Masalah koordinasi
Jumlah nyata pekerjaan
Metode pelaksanaan yang
salah
Keterlambatan memecahkan
masalah dalam kontraktor
Akses ke lokasi proyek
Kemacetan lalu lintas
Gangguan keamanan
Kurangnya alat dan material

Sumber
2008), (Sari, 2011), (Nizam. 2012)
(Ahmed, 1999), (Kangari, 1995), (Kartam, 2001),
(Santoso, 2004), (El - Sayegh, 2008), (Sari, 2011)
(Suharti, 2009), (Sari, 2011)
(Suharti, 2009), (Sari, 2011)
(Kangari, 1995), (Sari, 2011)
(Laia, 2010), (Sari, 2011), (Nizam. 2012)
(Ahmed, 1999), (Kangari, 1995), (Santoso, 2004),
(El - Sayegh, 2008)
(Ahmed, 1999), (Kangari, 1995), (Kartam, 2001),
(Santoso, 2004), (Sari, 2011), (Nizam. 2012)
(Suharti, 2009), (Sari, 2011)
(Ahmed, 1999), (Santoso, 2004), (Sari, 2011),
(Nizam. 2012)
(Laia, 2010), (Sari, 2011), (Nizam. 2012)

Tabel 1 Klasifikasi Faktor-Faktor Risiko Pada Pelaksanaan Konstruksi (lanjutan 3/3)


No

Kategori

10.

Keselamatan
dan
kecelakaan

11.

Politik atau
regulasi

Faktor Risiko
Mesin tidak diperiksa sebelum
beroperasi
Pekerja tidak dilengkapi alat
pelindung

(Suharti, 2009), (Sari, 2011)


(Suharti, 2009), (Sari, 2011)

Peraturan safety yang dilanggar

(Laia, 2010), (Sari, 2011)

Perubahan peraturan pemerintah

(Ahmed, 1999), (Kangari, 1995), (Kartam,


2001), (Santoso, 2004), (El - Sayegh,
2008), (Sari, 2011)

Kebijaksanaan pemerintah yang


menyebabkan terhentinya proyek

(Laia, 2010), (Sari, 2011)

Rumitnya masalah perijinan


Ketidakstabilan moneter
Ketersediaan dana
Keterlambatan pembayaran oleh
pemilik
12.

Sumber

Keuangan
Inflasi
Fluktuasi

(Laia, 2010), (Ahmed, 1999), (Santoso,


2004), (Sari, 2011)
(Laia, 2010), (Ahmed, 1999), (Santoso,
2004), (El - Sayegh, 2008)
(Ghosh, 2004), (Sari, 2011)
(Ahmed, 1999), (Kangari, 1995), (Kartam,
2001), (Santoso, 2004), (El - Sayegh,
2008), (Sari, 2011)
(Ahmed, 1999), (Kangari, 1995), (Kartam,
2001), (Santoso, 2004), (El - Sayegh,
2008), (Sari, 2011)
(Suharti, 2009), (Sari, 2011)

Harga material lebih mahal

(Suharti, 2009), (Sari, 2011)

Penambahan biaya sewa alat

(Ghosh, 2004), (Sari, 2011)

Upah pekerja lebih mahal

(Suharti, 2009), (Sari, 2011)

Biaya pemeliharaan alat tinggi.

(Suharti, 2009), (Sari, 2011)

Hubungan Antara Faktor Risiko Dengan

risiko

proyek

adalah

implikasi

adanya

Kinerja Kontraktor

ketidakpastian yang berarti, mengenai tingkat

Menurut Sariguna (2011) yang dikutip

kinerja proyek yang dapat dicapai. Sariguna

dari Chapman definisi yang luas mengenai

(2011) juga menjelaskan bahwa sumber risiko


Volume 3, No. 1, Februari 2014

-6

Jurnal Teknik Sipil


Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
proyek

adalah

setiap

faktor

yang

dapat

untuk mencapai tujuan tersebut. Kinerja dalam

mempengaruhi kinerja proyek. Risiko timbul

suatu organisasi yang didukung oleh sumber

jika efek ini bersifat tidak pasti dan penting

daya manusia yang memiliki kompetensi dan

dalam pengaruhnya terhadap kinerja proyek.

sebagai suatu keunggulan kompetitif memiliki

Karenanya, definisi dari tujuan proyek dan

peranan penting untuk meningkatkan kualitas

kinerja proyek mempunyai pengaruh yang

serta

fundamental pada tingkat risiko proyek.

terhadap perusahaan lain.

Menetapkan biaya dan target waktu yang

kemampuan

daya

saing perusahaan

Ada beberapa komponen pokok yang

ketat menjadikan proyek lebih berisiko terhadap

dapat

waktu dan biaya, karena pencapaian target

perusahaan yaitu: keuangan (money); sumber

menjadi lebih tidak pasti jika targetnya ketat.

daya

Sebaliknya dengan menentapkan waktu atau

(machines);

persyaratan kualitas yang longgar menunjukkan

(market); dan metode (method).

risiko waktu atau risiko kualitas yang rendah.

mempengaruhi

manusia

kinerja

pada

(manpower);

material

suatu

peralatan

(materials);

pasar

Kinerja proyek merupakan bagaimana

Bagaimanapun juga target-target yang tidak

cara

tepat dengan sendirinya merupakan sumber dari

membandingkan hasil kerja nyata dengan

risiko,

perkiraan cara kerja pada kontraktor kerja yang

dan

kegagalan

untuk

mengetahui

kerja

proyek

telah

kriteria tertentu secara otomatis membangkitkan

kontraktor pelaksana (Koncoro, 1999 : 7).

risiko pada dimensi-dimensi tersebut. Karena

Kinerja proyek pada umumnya dinilai dari

itu sangatlah penting untuk menetapkan tujuan-

aspek kinerja biaya, kinerja mutu, dan kinerja

tujuan dan kriteria kinerja yang jelas yang

waktu (Husen, 2009 : 162).


a.

Kinerja

oleh

pihak

dengan

kebutuhan tingkat kinerja minimum terhadap

mencerminkan kebutuhan dari berbagai pihak.

disepakati

tersebut

biaya

dan

proyek

adalah

biaya

menurut

Tujuan proyek yang berbeda yang dimiliki oleh

perbandingan

berbagai pihak dan saling ketergantungan

anggaran dengan biaya realisasi. Kinerja

antara

perlu

biaya dikatakan baik apabila biaya aktual

dipahami. Strategi untuk mengendalikan risiko

proyek lebih kecil atau tidak melebihi

tidak

dari biaya yang telah direncanakan;

tujuan-tujuan

bisa

yang

dipisahkan

berbeda

dari

strategi

mengendalikan tujuan proyek.

b.

antara

owner

Kinerja mutu adalah perbandingan antar


mutu rencana dengan mutu realisasi.
Kinerja mutu dikatakan baik apabila

Kinerja Kontraktor
Menurut Alwi (2001) kinerja merupakan

mutu proyek sesuai standar yang telah

kegiatan yang berhubungan dengan tujuan


strategis organisasi berdasarkan atas motivasi,
kemampuan dan sumber daya yang digunakan
7-

Volume 3, No. 1, Februari 2014

direncanakan; dan
c.

Kinerja

waktu

adalah

perbandingan

waktu perencanaan pelaksanaan dengan

Jurnal Teknik Sipil


Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
waktu realisasi pelaksanaan. Kinerja

dimodifikasi dengan memasukkan penyelesaian

waktu dikatakan baik apabila waktu

seluruh item pekerjaan yang meliputi :

aktual proyek selesai lebih cepat atau

a.

Periode waktu yang dialokasikan;

sesuai dengan yang direncanakan.

b.

Biaya yang dianggarkan;

c.

Memenuhi kinerja (mutu) / tingkat


spesifikasi;

Proyek Konstruksi
Proyek

konstruksi

merupakan

suatu

d.

Penerimaan yang baik oleh pengguna;

rangkaian kegiatan yang hanya satu kali

e.

Dengan perubahan ruang lingkup yang

dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu

minimum dan dapat diterima secara

pendek. Dalam rangkaian kegiatan tersebut

bersama;

terdapat suatu proses yang mengolah sumber

f.

daya proyek menjadi suatu hasil kegiatan yang


berupa bangunan. Proses yang terjadi dalam
rangkaian

kegiatan

tersebut

Tanpa mengganggu aliran kerja utama


dari organisasi; dan

g.

Tanpa merubah budaya perusahaan.

tentunya

melibatkan pihak-pihak yang terkait baik secara

Peralatan Analisis

langsung maupun tidak langsung tersebut.

Dalam penelitian ini akan dilakukan

Karakteristik dari proyek konstruksi bersifat

pengukuran dengan Skala Likert. Langkah-

unit,

langkah dalam penyusunan Skala Likert adalah

membutuhkan

sumber

daya

dan

organisasi. Kebutuhan sumber daya yang terdiri

(Riduwan dan Engkos : 2008) :

dari tenaga kerja, modal, material, mesin dan

a.

Menetapkan variabel yang akan diteliti;

metoda. Pengorganisasian sumber daya tersebut

b.

Menentukan

dilakukan

oleh

manajer

proyek,

dimana

kenyataannya mengorganisasikan tenaga kerja

yang

dapat mengukur variabel yang diteliti;


c.

lebih sulit dibandingkan sumber daya lainnya


(Ervianto, 2005 : 11).

indikator-indikator

Menurunkan indikator tersebut menjadi


daftar pertanyaan (kuesioner).

d.

Pada Skala Likert pilihan respons yang

Ervianto (2005 : 14) menjelaskan proyek

biasanya digunakan adalah 5 pilihan

konstruksi dapat dibedakan menjadi 2 (dua)

respons untuk mengukur variabel pada

jenis kelompok bangunan, yaitu : bangunan

instrumen dari penelitian (Sugiyono :

gedung, yang termasuk bangunan gedung

2005) ,yaitu:

adalah bangunan rumah, kantor, rumah sakit,


pabrik dan lain-lain; dan bangunan sipil, yang
termasuk bangunan sipil adalah jalan, jembatan,
bendungan, dan infrastruktur lainnya.
Kerzner (2006 : 7) menyebutkan definisi
suksesnya

proyek

saat

ini

yang

telah
Volume 3, No. 1, Februari 2014

-8

Jurnal Teknik Sipil


Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Jawaban

setiap

instrumen

yang

menguji

layak

tidaknya

menggunakan skala Likert mempunyai gradasi

digunakan.

dari sangat positif sampai dengan sangat

adalah sebagai berikut :

negatif, apabila item bernilai positif maka

angka terbesar diletakkan pada sangat sering,


sedangkan apabila item bernilai negatif maka
angka terbesar diletakkan pada tidak pernah.

Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel


Menurut

Sugiyono

(2009),

Teknik

Rumus-rumus

()

= banyaknya butir pertanyaan

= varians butir

12

= varians total
Rumus untuk menghitung varians butir

dan varians total adalah :

sampel tersebut representatif terhadap populasi

+.

yang mewakilinya. Penentuan jumlah minimum

diizinkan adalah 10% (Umar, 1996 : 78).

digunakan

...........................(2)

mendapatkan sampel pada suatu penelitian agar

Slovin dengan toleransi kesalaham analisa yang

yang

yang

Keterangan :
r
= reabilitas instrumen

Pengambilan Sampel adalah suatu teknik untuk

sampel dilakukan dengan menggunakan rumus

kuesioner

......................................(3)

( )

.............................(4)

Dimana :
2

= varians butir

12

= varians total

...........................................(1)

= jumlah total jawaban responden

2 = kuadrat jumlah total jawaban

Keterangan :
n

= jumlah sampel

responden

= jumlah populasi

Jki

= jumlah kuadrat seluruh butir

= persentase toleransi ketidaktelitian

Jks

= jumlah kuadrat subjek

= jumlah responden

(presisi) karena kesalahan pengambilan sampel


yang masih dapat ditolerir.

Analisis Frequency Index (FI) dan Analisis

Uji Reliabilitas
Menurut Arikunto (2002 : 154), analisis

Severity Index(SI)
Frequency Index menunjukan indeks

reliabilitas menunjuk pada satu pengertian


bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya
untuk digunakan sebagai alat pengumpul data.
Analisis reabilitas yang umum digunakan
adalah analisa Cornbach Alpha (c-alpha).
Adapun

pengujian

dengan

menggunakan

koefisien C-Alpha harus lebih besar atau sama


dengan 0.6 yaitu nilai yang dianggap dapat
9-

Volume 3, No. 1, Februari 2014

frekuensi dari kemunculan faktor-faktor risiko


yang

mempengaruhi

kinerja

kontraktor.

Sedangkan severity Index menunjukan indeks


dampak

setiap

faktor-faktor

risiko

yang

mempengaruhi kinerja Kontraktor. Adapun


rumus untuk perhitungan analisa frequency
index (FI) dan analisa Severity Index (SI)

Jurnal Teknik Sipil


Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
(Berstein dan Bernstein, 1999 yang dikutip dari

Importance Index (II) akan menunjukkan faktor

Long, dkk, 2008 : 369) adalah sebagai berikut :

yang paling berpengaruh terhadap kinerja

kontraktor. Rumus untuk perhitungan analisa


......................................... (5)

Keterangan :
I = indeks kategori respon (1, 2, 3, 4, dan 5)
ai= bobot yang dihubungkan dengan nilai
respon ke-i (1, 2, 3, 4, 5 secara berurutan)
ni= frekuensi dari respon kei dari total
responden untuk setiap faktor

Importance Index (II) (Berstein dan Bernstein,


1999 yang dikutip dari Long, dkk, 2008 : 369)
adalah sebagai berikut :
Importance Index (FI) = FI x SI ........... (7)

Keterangan :
FI
= Frequency Index
SI
= Severity Index
METODE PENELITIAN

N= total jumlah responden

Lokasi penelitian yang digunakan untuk

Analisis Importance Index (II)


Importance Index menunjukan indeks

studi kasus adalah di Wilayah Kabupaten Aceh

kepentingan dari perkalian antara frekuensi dan

Jaya. Bagan alir penelitian dapat dilihat pada

dampak pada faktor risiko yang mempengaruhi

Gambar 2. di bawah ini :

kinerja kontraktor. Hasil dari perhitungan

Gambar 2
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

: Bagan Alir Penelitian

Karakteristik responden para kontraktor


dalam penelitian ini terdiri atas: pengalaman
perusahaan, pendidikan terakhir, pengalaman
responden, jumlah proyek konstruksi yang
Volume 3, No. 1, Februari 2014

- 10

Jurnal Teknik Sipil


Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
pernah ditangani rata-rata nilai proyek yang

responden dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah

dikerjakan tiap tahun, estimasi durasi proyek dn

ini :

waktu aktual penyelesaian proyek. Untuk lebih


jelasnya
Tabel 2

karakteristik

dan

identitas

46

Karakteristik Responden

No.

Karakteristik Responden

Jumlah

Pengalaman perusahaan dalam bidang konstruksi


0-2 tahun
> 2-4 tahun
> 4-7 tahun
> 7 tahun
Pengalaman responden dalam bidang konstruksi
0-2 tahun
>2-4 tahun
>4-7 tahun
Lebih dari 7 tahun
Pendidikan terakhir responden
SMA / sederajat
D3
S1
S2/S3
Jumlah Proyek konstruksi yang pernah ditangani
1-3
> 3-6
> 6-10
> 10

Persentase

0
12
9
25

0,00%
26,09%
19,57%
54,35%

0
2
12
32

0,00%
4,35%
26,09%
69,57%

32
4
10
0

69,57%
8,70%
21,74%
0,00%

3
12
5
26

6,52%
26,09%
10,87%
56,52%

Rata-rata nilai proyek yang dikerjakan tiap tahun


Lebih kecil Rp. 50.000.000 - Rp. 1.000.000.000
>Rp. 1.000.000.000 - Rp. 2.500.000.000
>Rp. 2.500.000.000 - Rp. 5.000.000.000
> Rp. 5.000.000.000

17
20
6
3

36,96%
43,48%
13,04%
6,52%

Estimasi durasi proyek yang sering dikerjakan tiap tahun


0-6 bulan
>6-12 bulan
>12-18 bulan
> 18 bulan

22
23
0
1

47,83%
50,00%
0,00%
2,17%

Waktu aktual proyek yang sering diselesaikan tiap tahun


0-6 bulan
>6-12 bulan
>12-18 bulan
> 18 bulan

7
38
0
1

15,22%
82,61%
0,00%
2,17%

Berdasarkan

Tabel

di

atas

responden

dalam

pelaksanaan

proyek

menunjukkan persentase para responden dari

infrastruktur di Kabupaten Aceh Jaya.

segi

pengalaman

Adapun 10 (sepuluh) rangking yang memiliki

responden, pendidikan, jumlah proyek yang

nilai terbesar berdasarkan analisa Importance

pernah ditangani, rata-rata nilai proyek, durasi

index (II) dan jawaban terbanyak dari para

proyek dan waktu pelaksanaan proyek para

responden

11 -

pengalaman

perusahaan,

Volume 3, No. 1, Februari 2014

berdasarkan

penanganan

dan

Jurnal Teknik Sipil


Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
tindakan yang dilakukan dalam menghadapi

dilihat pada Tabel 3 sebagai berikut :

faktor-faktor risiko yang sering ditangani dapat


Tabel 3 Faktor-Faktor Risiko Yang Paling berpengaruh dan Penangananya
II

Rangking

Masalah pembebasan lahan

Faktor Risiko

0,579

Mencegah segala kemungkinan risikoyang terjadi di lapangan

Data desain tidak lengkap

0,496

Mengurangi dampak risiko yang terjadi saat pelaksanaan proyek

Gangguan keamanan

0,454

Mencegah segala kemungkinan risikoyang terjadi di lapangan

0,395

Mengurangi dampak risiko yang terjadi saat pelaksanaan proyek

0,377

Mengurangi dampak risiko yang terjadi saat pelaksanaan proyek

0,365

Mengurangi dampak risiko yang terjadi saat pelaksanaan proyek

Kedisiplinan

0,315

Mengurangi dampak risiko yang terjadi saat pelaksanaan proyek

Akses ke lokasi proyek

0,300

Mengurangi dampak risiko yang terjadi saat pelaksanaan proyek

Cuaca

0,299

Mencegah segala kemungkinan risikoyang terjadi di lapangan

Keterampilan dan keahlian

0,294

10

Mengurangi dampak risiko yang terjadi saat pelaksanaan proyek

Keterlambatan pengiriman
material
Terhambatnya keuangan pihak
kontraktor
Keterlambatan pembayaran oleh
pemilik

Metode Penanganan

KESIMPULAN DAN SARAN

2.500.000.000 sebesar 43,48%; estimasi

Kesimpulan

durasi proyek yang sering dikerjakan tiap

Dari

dan

tahun lebih besar dari 6-12 bulan sebesar

pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat

50,00%; waktu aktual proyek yang sering

diambil kesimpulan sebagai berikut :

diselesaikan tiap tahun lebih besar dari 6-

1.

hasil

pengolahan

data

Responden adalah pihak kontraktor yang


terlibat

pada

pelaksanaan

proyek

12 bulan sebesar 82,61%.


2.

Teridentifikasi faktor-faktor risiko yang

infrastruktur di Kabupaten Aceh Jaya.

sering muncul dan dampak dari faktor-

Karakteristik responden pada penelitian

faktor risiko tersebut berdasarkan analisa

ini

Frequency Index (FI) dan Severity Index

sebagai

berikut:

Pengalaman

perusahaan dalam bidang konstruksi

(SI).

lebih dari 7 tahun sebesar 54,35%;

teridentifikasi 10 (sepuluh) teratas faktor-

pengalaman responden dalam bidang

faktor risiko kritikal pada pelaksanaan

konstruksi lebih dari 7 tahun sebesar

proyek infrastruktur yang mempengaruhi

69,57%; pendidikan terakhir responden

kinerja kontraktor di Kabupaten Aceh

tingkatan

sebesar

Jaya berdasarkan analisa Importance

69,57%; jumlah proyek konstruksi yang

Index (II), yaitu : masalah pembebasan

pernah ditangani lebih besar dari 10

lahan,

paket proyek sebesar 56,52%; rata-rata

gangguan

nilai proyek yang dikerjakan tiap tahun

pengiriman

lebih besar Rp. 1.000.000.000 Rp.

keuangan

SMA/sederajat

Dari

data

hasil

analisa

desain

tersebut

tidak

lengkap,

keamanan,

keterlambatan

material,

terhambatnya

pihak

kontraktor,

Volume 3, No. 1, Februari 2014

- 12

Jurnal Teknik Sipil


Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

3.

keterlambatan pembayaran oleh pemilik,

Untuk mendapatkan hasil sesuai dengan

kurangnya kedisiplinan, akses ke lokasi

harapan dan tujuan, dalam penentuan faktor-

proyek,

kurangnya

faktor-faktor risiko yang mempengaruhi kinerja

keterampilan dan keahlian tenaga ahli

pada pelaksanaan proyek konstruksi perlu

dan tenaga kerja.

dilakukan pengembangan terhadap faktor-faktor

Teridentifikasi cara penanganan dan

risiko yang akan dikaji. Penelitian tentang topik

pengendalian 10 (sepuluh) teratas faktor-

faktor-faktor

faktor risiko kritikal yang mempengaruhi

dilakukan oleh peneliti-peneliti lainnya yang

kinerja kontraktor di Kabupaten Aceh

berminat, tidak hanya dalam pelaksanaan

Jaya,

proyek konstruksi namun lebih mendalam

cuaca

yaitu:

buruk,

metode

mencegah

kemungkinan kemunculan dampak risiko

risiko

ini

disarankan

dapat

dalam siklus proyek konstruksi.

yang diaplikasikan atau diterapkan pada


faktor risiko masalah pembebasan lahan,
gangguan keamanan, akses ke lokasi
proyek dan cuaca. Metode mengurangi
dampak

risiko

diaplikasikan

atau

diterapkan pada faktor data desain tidak


lengkap,

keterlambatan

pengiriman

material, terhambatnya keuangan pihak


kontraktor, keterlambatan pembayaran
oleh pemilik, kurangnya kedisiplinan dan
keterampilan dan keahlian tenaga ahli
dan tenaga kerja.

Saran
Penelitian ini telah dilakukan dengan
ruang lingkup atau batasan kajian yang telah
ditentukan, dimana pihak responden yang
memberikan pendapat atau pandangan terhadap
faktor-faktor risiko merupakan perwakilan dari
pihak kontraktor baik direktur perusahaan
maupun manager proyek yang pernah terlibat
dalam mengerjakan proyek infrastruktur di
Kabupaten Aceh Jaya.

13 -

Volume 3, No. 1, Februari 2014

DAFTAR PUSTAKA
Buku
Alwi, S, 2001, Manajemen Sumber Daya sManusia,
Strategi Keunggulan Kompetitif. BPFE.
Yogyakarta.
Arikunto, S, 2002, Prosedur Penelitian, PT. Rineka
Cipta, Jakarta.
PT.PP (Persero), 2003, Buku Referensi untuk
Kontraktor Bangunan Gedung dan Sipil,
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Riduwan dan Engkos, A, 2008, Cara Menggunakan
dan Memakai Analisis Jalur (Path Analysis),
Alfabeta, Bandung.
Husen, A, 2009, Manajemen Proyek Perencanaan,
Penjadwalan, dan Pengendalian Proyek.
Andi, Yogyakarta.
Smith, W, F, 1990, Principles of Material Science
and Engineering, Second Edition, Mc GrawHill Publishing Company, New York.
Sugiyono, 2005, Metode Penelitian Administrasi,
Alfabeta, Bandung.
Vose, D, 2008, Risk Analysis, A Quantitative Guide,
Thirdd Edition, British Library Cataloguing
in Publication Data, England.
Jurnal
Ahmed, S. M, Riaz A, dan D. Darshi d.s,
1999,
Risk Management Trends in the Hong Kong
Construction Industry : A Comparison of
Contraction amnd Owners Perception,
Journal of Engineering, Construction an
Architectural Management, 6, Page 255
234.
Anisa, W, G, 2012, Analisis Faktor Yang
Mempengaruhi Pengungkapan Manajemen
Risisko, Program Sarjana Fakultas Ekonomi

Jurnal Teknik Sipil


Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
dan
Bisni,
Universitas
Diponogoro,
Semarang.
El-Sayegh Monir Sameh, 2008, Risk assessment and
allocation in the UAE construction industry,
International Journal of Project Management,
26, pp.431-438. Ervianto, W. I,. 2005,
Manajemen Proyek Konstruksi,. Penerbit
Andi, Yogyakarta.
Ghosh, S, 2004, Indetifying and Assessing the
Critical Risk Factors in A Underground Rail
Project in Thailand : A Factor Analysis
Approach, International Journal of Project
Management, 22, Page 633-643.
Irawan, Y, 2007, Peranan Manajemen Risiko .
Fakultas Teknik Sipil Universitas Indonesia,
Jakarta.
Kangari, R, 1995,Risk Management Perception and
Trends of U.S Construction, Journal of
Construction Engineeringand Management,
121, Page 422-429.
Kartam, N. A. dan S. A. Kartam. (2001), Risk and its
Management in the Kuwait Constructions,
Journal of Constructions Engineering and
Management, ASCE, December 1995.
Kerzner, H, 2005, Project Management A System
Approach to Planning, Schedulling, and
Controlling, John Wiley & Sons, New York.
Koncoro, A, H, 1999, Pengaruh Kualitas Dokumen
Penawaran Terhadap Kinerja Proyek
Konstruksi Jalan Bina Marga di Pulau Jawa,
Teknik Sipil Kekhususan Manajemen
Konstruksi Universitas Indonesia, Jakarta.
Laia, B, P, 2010,Identifikasi dan Respon Risiko pada
Proyek Apartement di Surabaya, Program

Sarjana Lintas jalur Jurusan Teknik Sipil


Institut Teknologi Sepuluh November,
Surabaya.
Long L, Young D.L, dan Jun Y.L, 2008, Delay and
Cost
Overruns
in
Vietnam
Large
Construction Project : A Comparison with
Other Selected Countries, Korean Society of
Civil Engineers Journal of Civil Engineering,
Vol 12, Halaman 367-377.
Nizamuddin, 2012 ,Faktor-Faktor Risiko Yang
Mempengaruhi Kinerja Pelaksanaan Proyek
Irigasi di Provinsi Aceh,
Program
Pascasarjana
Jurusan
Teknik
Sipil
Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.
Santoso, R, 2004, Tingkat Kepentingan dan Alokasi
Risiko pada Proyek Konstruksi, Program
Pasca Sarjana Teknik Sipil Universitas
Kristen Petra, Surabaya.
Sari, S, P, 2011, Faktor-Faktor Risiko Yang
Mempengaruhi Kinerja Kontraktor Banda
Aceh Dalam Pelaksanaan Proyek Konstruksi,
Tugas Akhir Fakultas Teknik Jurusan Sipil,
Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.
Suharti, A, 2009, Project Risk Factors : Case Study
of Ministry of Education Project, A Project
Submitted in Partial Fulfillment of the
Requirements for the Award of the Degree of
Master of Science, Malaysia.
Web
Sariguna, 2011. Faktor Risiko Terhadap Kinerja
Kontraktor, http://www.ilerning.com

Volume 3, No. 1, Februari 2014

- 14

You might also like