Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 7
TERNS KESADARAN KARYAWAN MERUPAKAN DASAR YANG KOKOH UNTUK TERLAKSANANYA KESELAMATAN KERJA PADA SUATU KEGIATAN PERTAMBANGAN Oleh : Sumantri *) PENDAHULUAN Sebagaimana diketahui bahwa pekerjaan-pekerjaan pada kegiatan Pertambangan mempunyai potensi dan resiko bahaya kecelakaan yang cukup besar. Untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu mencapai sasaran produksi dengan aman, selamat dan efisien maka kecelakaan harus dicegah, dengan cara melaksanakan Keselamatan Kerja dengan baik. Mengingat bahwa pelaksanaan Keselamatan Kerja dalam suatu usaha Pertambangan sangat luas, maka ruang lingkup pembahasan pada makalah ini dibatasi pada pelaksanaan Keselamatan Kerja di tingkat Karyawan Pelaksana dan Tingkat Pengawas. Bahan-bahan untuk kajian makalah ini kami peroleh dari apa yang kami dapat selama kursus Kepala Teknik Angkatan II, Literatur, serta pengamatan di PT. Tambang Batu Bara Onbilin (1-B.0) dan PT. Allied Indo Coal (a.T.c). PERMASALAHAN Permasalahan yang dihadapi adalan bahwa pada kegiatan Pertambangan masih sering terjadi kecelakaan yang diakibatkan oleh perbuatan membahayakan yang dilakukan karyawan karena karyawan tersebut kurang kesadarannya untuk melaksanakan Keselamatan Kerja (1ihat lampiran). Tidak terlaksananya Keselematan Kerja karena kurang kesadaran, motivasi karyawan untuk melaksanakan Keselamatan Kerja, antara lain : 1. Kedisiplinan/keengganan melaksanakan/mematuhi Keselamatan Kerja 2, Pemahaman Keselamatan Kerja 3. Ketidak tahuan/ketidak sadaran bahwa setiap orang bertanggung jawab akan Keselamatan masing-masing dan Keselamatan orang lain *) Siding Evaluasi Teknik dan Penantangan ~ PPEGN. EKSPLORIUM 90/XIV/92 24 TERMS 4. Karyawan maupun Pengawas yang hanya mementingkan Produksi, tidak mengutamakan Keselamatan Kerja, atau tidak memberlakukan Keselamatan Kerja sama besarnya/- pentingnya dengan kualitas, semangat, biaya dan produksi 5. Karyawan maupun Pengawas yang tidak menyadari/tidak tahu bahwa dengan melaksanakan Keselamatan Kerja dengan baik maka akan dicapai Sasaran Produksi yang Anan, Selamat dan Efisien 6. Pengawas yang tidak tanggap dan tidak melakukan pembetulan segera terhadap perbuatan membahayakan yang dilakukan karyawan. Hal-hal tersebut diatas akan mendorong terjadinya tindakan tidak aman dan kondisi tidak aman yang akan mengakibatkan terjadinya kecelakaan. Makalah ini akan membahas pentingnya kesadaran karyawan untuk melaksanakan Keselamatan Kerja pada kegiatan pertambangan, dan bagaimana cara dan usaha untuk membangkitkan dan menanankan kesadaran yang mendalam kepada seluruh karyawan Keselamatan Kerja sehingga merupakan dasar yang kokoh untuk terlaksananya Keselamatan Kerja pada Kegiatan Pertambangan. PERHBAHASAN A. SUMBER PENYEBAB KECELAKAAN Pada setiap kegiatan pertambangan terdapat elemen yang saling berinteraksi yaitu Manusia, Peralatan, Material, Lingkungan, dimana keempat elemen dapat merupakan sumber penyebab kecelakaan : 1, Manusia; termasuk pekerja, pengawas dan pimpinan/Mana- genent, 2. Peralatan; termasuk peralatan, mesin-mesin, alat-alat berat, juga merupakan penyebab kecelakaan 3. Material: dapat mengakibatkan kecelakaan seperti material-material yang beracun, panas, berat, tajam, memancarkan radiasi dan sebagainya 4. Lingkungan; juga bisa menyebabkan kecelakaan seperti : kebisingan, panas, berdebu, becek, licin, gelap dan sebagainya. Menurut teori Domino dari H.W.Heinrick yang disempurnakan oleh Frank Bird, bahwa kecelakaan / kerugian terjadi akibat urutan kejadian sebelumnya, seperti urutan jatuhnya’ kartu secara berurutan. Dalam pembahasan ini diambil model - 2; Kurang kontrol pimpinan -----> penyebab dasar ----> penyebab tidak langsung - --> penyebab langsung - > kecelakaan - -> kerugian. EXSPLORIUM 90/XIV/92 25 Be TERMS ae 3. us: Kurang Kontrol Pemimpin Kurang kontrol pimpinan, berupa kurang perhatian penimpin/management maupun kurangnya pengawasan penimpin terhadap Keselamatan Kerja. Penyebab Dasar Penyebab dasar terdiri dari dua faktor yaitu faktor personil dan faktor pekerjaan ; a. Faktor Personil merupakan’ faktor manusia termasuk pekerja dan pengawas yaitu : ~ Kurang pengetahuan - Kurang ketrampilan/kemampuan ~ Kurang pengarahan/motivasi ~ Mental dan fisik kurang memenuhi persyaratan ~ Kurang pengawasan b. Faktor Pekerjaan merupakan faktor dari pekerjaan yaitu ; > Rancang bangun/"design" tidak memadai ~ Perawatan/penelinaraan tidak memadai - Standar kerja tidak memadai Penyebab tidak Jangsung; Penyebab tidak langsung terdiri dari dua faktor yaitu : a. Kondisi tidak aman, kondisi fisik dan keadaan yang berbahaya, yang menbuka peluang akan terjadinya kecelakaan b. Tindakan tidak aman, pelanggaran terhadap tata cara kerja yang aman, yang membuka peluang terjadinya kecelakaan. Penyebab langsung; Penyebab langsung adalah kontak atau terkena energi atau benda yang berbahaya, sehingga terjadi kecelakaan. Kerugjan: Kerugian berupa kerugian pada manusia/pekerja (cedera xingan, berat, mati), kerugian kerusakan peralatan dan lingkungan, serta terhambatnya produksi. UK ME KBSADi KAR’ STERHADAP KESELAMATAN KERJ! Di dalam menangani/mengelola Keselamatan Kerja demi terlaksananya Keselamatan Kerja diseluruh kegiatan Pertambangan, diperlukan kesadaran seluruh xkaryawan terhadap pelaksanaan Keselamatan Kerja di tempat kerja, untuk hal tersebut diperlukan : 2. Dukungan pimpinan terhadap Keselamatan Kerja 2. Program Keselamatan Kerja yang memadai 3. Pembinaan pekerjaan 4. Penbinaan personil. EXSPLORIUM 90/XIV/92 26 TERMS 2 2 DUKUNGAN PEMIMPIN Dukungan dan kebijaksanaan pemimpin dalam menangani Keselamatan Kerja merupakan kunci keberhasilan Pengelolaan Keselamatan Kerja. Dukungan dan kebijaksanaan pemimpin dalam penanganan Keselamatan Kerja harus jelas dan tegas dituangkan dan pedoman/rumusan yaitu : a, Tujuan, pencapaian sasaran perusahaan/produksi dengan‘aman, selamat dan efisien b. Kebijaksanaan, menyangkut : - Kebijaksanaan Perusahaan di lingkungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. - Tanggung jawab Management pada pembinaan Kesela- matan dan’ Kesehatan Kerja. - Tanggung jawab tiap pimpinan di tiap jenjang organisasi untuk membina Keselamatan Kerja pada organisasinya. c. Organisasi, Dalam unit operasi penambangan/unit produksi maka pemimpin tertinggi / top manager seperti Kepala Unit/General Manager/Mine Manager diberi tanggung jawab untuk nembina pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja, yaitu menjabat sebagai Kepala Teknik. Organisasi Keselamatan Kerja ditempatkan pada posisi yang penting dimana ruang lingkup pembinaan dan pengelolaan Keselamatan Kerja bisa mencakup semWa organisasi kegiatan yang ada. Sehingga organisasi Keselamatan Kerja tersebut bersifat fungsional dan staff, dimana organisasi tersebut merupakan staff dan tangan kanan Kepala Teknik dalam penanganan Keselamatan Kerja. Kepala organisasi Keselamatan Kerja menjabat sebagai wakil Kepala Teknik. d. Penerapan standard Keselamatan dan Kesehatan Ker} PROGRAM KESELAMATAN KERJA Perusahaan harus membuat Program Keselamatan Kerja bulanan, tahunan, ataupun jangka panjang yang realistis ditinjau dari segi kemampuan biaya dan waktu tersedia Dalan upaya agar selurun karyawan sadar akan Keselamatan Kerja dan melaksanakan Keselamatan Kerja dengan baik sehingga mencapai sasaran tidak ada kecelakaan (zero accident). Adapun program Keselamatan Kerja sebagai berikut: 1. Membuat data dan statistik kecelakaan, yang memuat penyebab kecelakaan tersebut dan kerugian-kerugian yang ditimbulkan oleh kecelakaan tersebut, dan data- data tersebut dipublikasikan kepada seluruh karyawan, sehingga karyawan tahu dan sadar bagaimana akibat dan pengaruh dari kecelakaan. EKSPLORIUN 90/XIV/92 27 TERMS 2. Membuat = rambu-rambu lalu-lintas, tanda-tanda peringatan, poster-poster Keselamatan Kerja 3. Penyvluhan-penyuluhan dan publikasi Keselamatan Kerja 4, Bidang Keselamatan Kerja bekerja sama dengan bagian training (diklat) bagian-pagian yang terkait melaksanakan Training/Kursus/Pelatihan : - Latihan kerja bagi pekerja baru, maupun pekerja yang baru dipindahkan dari bagian lain. - Kursus keselamatan Kerja bagi pekerja dan pengawas. - Latihan P3K bagi pekerja dan pengawas. - Training Mine Rescue. - Kursus/latihan Pemadam Kebakaran. - Kursus STOP (Safety Training Observation Programme) bagi para pengawas. - Dan kursus-kursus lain. 5. Bidang Keselamatan Kerja mengkoordinir dan mengatur jadwal dan bekerja sama para pengawas dari bagian- bagian yang terkait untuk melaksanakan "safety Patrol" di tempat kerja pengawas-pengawas yang bersangkutan. 6. Setiap bagian membuat instruksi Keselamatan Kerja. 7. Kampanye Keselamatan Kerja, Perlombaan-perlombaan Keselamatan Kerja, Ceramah-ceramah Keselamatan Kerja. &. Bidang Keselamatan Kerja bersama para pengawas yang terkait melaksanakan : - Menetapkan Standard Prosedur Kerja (SPK) atau "Standard Operating Procedure" (SOP). - Melaksanakan "Job Safety Analysis" terhadap pekerjaan-pekerjaan yang berpotensi bahaya. 9. Bidang Keselamatan Kerja mengkoordinir "Safety Meeting" bulanan tingkat Unit, tingkat Dinas dan tingkat Bagian 10. Setiap terjadi kecelakaan, Bidang Keselamatan Kerja melaksanakan "Safety Meeting" dengan pengawas yang terkait. 11, Setiap pengawas diwajibkan melaksanakan inspeksi Keselamatan Kerja/"Safety Inspection", Observasi Keselamatan Kerja/"Safety Observation" ditempat kejadian. 3. PEMBINAAN PEKERJAAN Dalam merencanakan, membuat rancang bangun ataupun perekayasaan suatu kegiatan/pekerjaan harus selalu memperhatikan : 1. Keselamatan Kerja, Keselamatan Peralatan, Keselamatan Lingkungan. EXSPLORIUM 90/XIV/92 28 2. Pengamanan Peralatan yang sesuai, betul dan aman 3. Metode kerja, standard prosedur kerja, tata cara kerja yang memadai untuk kegiatan/pekerjaan tersebut. Terhadap pekerjaan-pekerjaan yang berpotensi bahaya dilakukan "Job Safety Analysis", dan dibuatkan standar prosedur kerjanya 5. Pada peralatan/mesin diberikan pengamanan nesin dan penahan pengamanan yang menadai 6. Kepada para pekerja diberikan alat pelindung diri/alat proteksi yang sesuai dan memadai. 4 Ni IL Sebagaimana telah dibahas terdahulu yaitu bahwa penelitian/penanganan Keselamatan harus mengutamakan pembinaan (Manusia/pekerja, pengawas, management) agar sadar untuk melaksanakan Keselamatan Kerja dengan baik, diantaranya : 1. Seleksi Karyawan; dalam penerimaan karyawan baru dilaxsanakan test (psiko test, kesehatan, pengetahuan untuk mendapatkan karyawan yang memadai agar memadai pekerjaannya, kesehatan fisik dan mental yang memenuhi persyaratan, dan dapat di motivasi. 2. Memberikan Notivasi seluruh karyawan; memberi motivasi kepada karyawan tentang pentingnya pelaksanaan Kesela- matan Kerja adalah tanggung jawab selurun karyawan. 2. Memberikan Kursus kepada Karyawan; secara teratur ke- pada Karyawan diberikan Kursus/Training/Latinan, mau- pun penataran untuk meningkatkan : ~ Pengetahuan karyawan - Ketrampilan karyawan - Kesadaran Karyawan akan Keselanatan Kerja. 4. Pengawasan; selalu dilakukan pengawasan/inspeksi/ob- servasi terhadap pelaksanaan kerja karyawan. 5. Monitoring; pelaksanaan Keselamatan Kerja karyawan se- Jalu dimonitor dan di "record". 6. Penghaxgaan dan sanksi: kepada karyawan yang melaksa- nakan Keselamatan Kerja dengan baik diberi hadiah atau penghargaan, sedangkan karyawan yang melanggar atau melakukan tindakan membahayakan dikenakan sanksi. KESIMPULAN DAN SARAN A. KRESIMPULAN 1. Penyebab utama terjadinya kecelakaan adalah manusia. 2. Kecelakaan dapat dicegah dengan cara menghilangkan atau meniadakan penyebab kecelakaan tersebut. EKSPLORIUM 90/XIV/92 29 TERNS Karena penyebab utama terjadinya kecelakaan adalah manusia, maka pengamanan/pembinaan Keselamatan Kerja harus mengutamakan manusianya (Pekerja, Pengawas, Manager) agar mereka sadar untuk nelaksanakan Kese~ lamatan Kerja. Kesadaran seluruh karyawan untuk melaksanakan Kese~ lamatan Kerja, akan menjamin terlaksananya Keselamatan Kerja dengan baik. Terlaksananya Keselamatan Kerja dengan baik pada kegiatan pertambangan akan menjamin tercapainya sasaran perusahaan/produksi yang aman, selamat dan efisien. Untuk mendapatkan kesadaran karyawan yang tinggi terhadap pelaksanaan Keselamatan Kerja di Perusahaan Pertambangan diperlukan dukungan pemimpin terhadap Keselamatan Kerja, program Keselamatan Kerja yang memadai, pembinaan pekerjaan dan pembinaan personil. AR AN Sebaiknya pemimpin tertinggi dari unit produksi/ke- giatan operasional seperti Kepala Unit, General Manager, Mine Manager menjabat sebagai Kepala Teknik, dan Kepala Organisasi Keselamatan Kerja menjabat sebagai Wakil Kepala Teknik. Organisasi Keselamatan Kerja bersifat Fungsional dan staff. Dalam setiap kegiatan usaha Pertambangan dibentuk Panitia Pembinaan Keselamatan Kerja (P2K3). Pelaksanaan Keselamatan Kerja setiap karyawan aitetapkan sebagai xondite | dan merupakan persyaratan/"Credit Point" untuk usulan kenaikan gaji/kenaikan pangkat/kenaikan jabatan. EKSPLORIUM 90/XIV/92 30

You might also like