Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 13
2uln-TksEnergl Volt No.7 Agustus 2008: 24-36 PEMBUATAN ARANG BRIKET AMPAS. JARAK DAN BIOMASSA ‘Noor Fachrizal, B. Heruhadi, R. Mustafa, M.Sumarsono, 8. Pranote ‘Balai Besa Teknologi Energi (B2TE)~ BPPT, Kawasan Puspipick, Tangerang, 15314, Indonesia Eull:fcvi b2ter@webmel bpp god ABSTRAK [straksibiijarak untuk menghasilkan minyakjarak memiliki Konsekuensiteneedianya amps bij jarak sebaayak 60 ~ 70%. Armpas ini dapetdimanfatkan sebagai baban bakar aera, sla saya Sebupaibioenergi bike terkarborisasi untuk mengurang atau sebagai subsitusi bean baker minyak. Bio-briketterarbonisas int akan depat diapikatean urtuk kompor rumah tangge mauypun emu Industri Keil. Kegiatan dessin, fbrasi dan ekspeimentasi hii merupakaa begian dat prosram Insenif Riset KNRT. Posilias di bangun dan ekspereentasi Karbonisasi dan pembuatan trikct Aiskukan d are inbocatorium BOTE, Kawasen PUSPIPTEK, Kabupaten Tangerang. Dari kegitn ni diasikan dessin karbonize tipe kontnyu, dimane kematangan areng didapat setlah | jem proses Dengarangan. Desain kompor juga diperoleh, dengan lama pembskaran berkisar 4-6 jam wnt erat bike berkiar 1-2 kg dan temperatur bara dapat mencapai 600 °C. Kata kunel: Bahan bakaralteratif, Bio-riet, Karbonisash, Kompor biomasea ABSTRACT Exiracton of jatropha seeds to gin oilseed has implication of resulting resid of 60 ~ 10%, This reside canbe utilized as altematve fuel suchas eatbonized brguete to reduce or subsite the use of sil ful. This carbonized bioriquete can be applied for Rowsehold stoves nd small industries needs ‘These activites comprising design, fabrication abd experimentation are Funded by Incentive Reseach Program ftom The State Ministry of Research and Technology. The Plant of carbonization and briquste making facilities andthe expvimentations are installed and performed in laboatoria as of BUTE, Kavatan PUSPIPTEK, Kabupaten Tangerang. A continues type earbonizer having | hour carbonization process time has been designed. Biomass briquette save has Been made, and. the performance testing shows that she bung time of 1-2 kilograms briquette is about 4-6 vows, and burring temperate reaches 600°C. Key words: Altemative fel, Bio-brquete, Carbonzaton, Biomass stove 1, PENDAHULUAN Biomasea seperti serpihan kayo, siso proses produk pertanian merupakan sumber enecgi yang tertua didunia. Upaya pemanfaatan minyak jarak berimplikasi terbentuknya ampas Jarak dalam jumlah besar, mencapai sekitar 60 ~ 70% dari berat biji jarak, Ampas ini jika tidak dimanfaatlan akan berdampak pada lingkungan. Untuk itu perlu dilakukan engembangan peralatan, yang selanjutnya dapat terintegrasi dengan pabrik pengolahan minyak jarak itu sendiri, yang dapat memanfaatkan ampas tersebut agar dapat menjadi sumber energi biomessa. Salah satu alternatif adalah menguoah ampas tersebut rrenjadi briket arang, sehingga diharapkan dapat ikut membanm kebutuhan energi rumah tangga hingga industri keeil di sekitar pabrik pengolahan minyak jarak tersebut. Peralatan yang dikembangkan ini dapat digunakan juga untuk mengkonversi sampah biomassa lain, seperti 24 PembustonArang Bxkek Arpes Jork dan Siomassa (Noor Fachizal, 8. Haruha,R. Mustafa, M, Sumarseno, Siranet) serbuk kayu dan sisa produk pengolahan hasil pertanian Iainnya, Pemanfaatan briket kacbon ini, Karena sifatnya yang tidak berasap dan tidak berbau, tidak mengganggu Kesehatan jika digunakan untuk keperluan rumahtangga ‘Tulisan menyajikan basil kegiatan desain dan eksperimentasi dalam —vpaya rmemanfaatkan ampas dari pabrik pengolahan minyak jarak maupun sampah biomassa lainnya. Tyjuan kegiatan ini adalah untuk mendapatken stat sistem produksi briket arang, teratama difolaskan untuk menunjang pengolafan minyak jarak pager, yaitu = ‘8. Memanfaatkan produk samping pengolehan jarak pagar dan sampah biomassa lain ‘menjadi briket karbon, sebagai altematif energiterbarukan pengganti minyak taneh bPengembangan peralatan karbonisasi ampas jarak dan biomass ©. Pembuatan arang briket, 4d Pengembangan kompor briket biomassa untuk rumah tangge dan industi Keel. Lingkup Kegiatan meliputi desain, pembuatan dan pengujian kinerja alat karbonisasi, pombuatan arang brikel, sera desain, pembuatan dan ujicoba Kompor menggunaksn briket arong yang diasilkan. Kegiatan ini didanai olch Program Risct Terapan Insentif Riset KNRT 2007. Hasil kegiatan ini diharapkan dapat disertakan sebagai fasilitas pendubung dalam setiap aplikasi proses pengolahan minyak jarak, dan sebagai langkah awal dalam oaya menciptakan masyarakat yang mandiri energi. 2. PROSES PENGARANGAN BIOMASSA. Dalam proses pembuatan briket arang dari ampas biomassa, proses utama terdiri dari kerbonisasi ampas biomassa dan pembriketan srang, Seeara tumum, proses pembuatan briket arang ditunjukkan diagram di Gbr. 1, 2.1 Proses Pengarangan 1) Pencacahan Pencacahan dilakukan untuk memperkecil ukuran bahan biomassa yang lebih besar dari S| ‘mm, Tyjuannya adalah untuk mempermudah proses karbonisasi 2) Pengarangan (Karbonisasi) Karbonisasi adalah proses pembakaran tanpa adanya oksidasi, Tujuan dari proses kerbonisasi yaitu untuk mengubah bahan biomassa menjadi bahan bemilai kaloe tinggi sehingga mudah dibakar (Karve dk, 2004). Karbonisasi dapat dilakukan dengan sistem, atch maupun kontine, 25 5.1im-Tek.Gnergl Vo. No.7 Agustus 2008; 24-35 Bahan Biomass ‘sora > Som Kavbonises Penghalusan —S—— Pencamparan baban [a Pencetskan — Pongeringin Gbr. ema proses pembriketan ampas jarak/briket nabati Tahapan temperatur pada proses karbonisasi untuk pembentuken arang adalah (Fachrizal «kk, 2007) = Temperatur 20 ~ 110°C Biomassa mengabsorbsi panas untuk proses pengeringan, untuk menguapkan air yang terikat dalam biomasse. ~ Temperatur 110-270 °C Biomassa mulai terdekorposisi membentuk CO, COs, asam asetat dan methanol ‘Terjadi penyerapan panas, - Temperatur 270-290 °C Pada temperatur ini, merupakan awal dari proses dekomposisi biomassa dengan pelepasan panas. Pada temperatur ini, campuran gas dan uap dilepaskan bersama tor. - Temperatur 290 - 400 °C Pada teamperatur ini, struktur biomassa terdekomposisi dengan melepaskan wap. Uap yang. terlepaskan terdiri dari gas-gas yang terkondensasi seperti CO, Hz , metana dan gas CO seria uap yang terkoondensasi seperti air, asam asetat, mevhanol, aceton, dan tar, - Temperatur 400-500 °C Pada temperatur ini, pembentukan biomassa. menjadi arang teleh berlangsung mendeketi sempurna, namun arang yang terbentak masih mengandung 30% far ‘Untuk melepaskan fay” yang masih ada, perlu penambahan panas pada arang dengen ‘menaikkan temperatur hingga 500 °C. Dengan demikian proses karbonisasi terselesaikan, 26 ‘embuatonArang Brket Ampes Jorok dan Biomass (Noor Fachria, 8. Heruhod, , Mustafa, M Sumarsmno, SiPranct) 2.2 Proses Pembriketan Proses pembriketan merupakan proses kelanjutan setelah proses pengarangan selesai dan 350 °C, karena itu jumlah dan Kecepatan udara suplai harus mencukupi. + Momiliki penampung abu pembekeran dengan mekeniame yang memudahken pembuangan abu. + Mudah mengganti/ manambah briket bolu ke dalam kompor bila briket sudah hebis, ‘+ Mudah menambahkan briket pellet ke dalam rongga tengah kompor bila -ngin memberbesar penyalaan/ nyala api + Memiliki isolasi yang memadai schingga temperatur dinding Ivar kompor tidak teralu tinggi 29. Dum Tek erg! vot No.7 Agustus 2008; 24-36 3.2 Pelaksanaan Eksperimen dan Pengujian 3.2.1 Proses karbonisasi Langkah Pertama adalah melakukan proses karhonisasi (pengarangan) ampas jarak Ampae Jjarak adalah bahan baku utama yang akan dikasbonisasi untuk mendapatkan arang biomassa sebagai bahan baku pembuatan briket biomassa. Bahan baku biomassa lainnya ‘yang potensial untuk dikarbonisasi adalah serbuk gergaji, terutama serbuk gergali paling hhalus, yang secara ckonomis sulit dimanfeatkan lagi dan menjadi beban biaya ‘untuk pembuangannya, Serbuk gergaji kayu ini juga akan menjadi bahan bake dalam ekaperimen ini, Banyaknya pemasaran batubara sebagai bahon baku. briket juga menaric untuk dianalisa, terutama batubara peringkat rendah atau Low Rank Coal sebagai bahan campuran, yang aplikasinya dapat difokuskan uavuk industri Pada tahsp awal, pelaisanaan pengujian slat Karbonisasi dilakukan dengan mengamati Jamanya proses karbonisasi hingga terbentuk arang Karbon, yaitu + waktu tinggal Bahan baku dalam ruang karbon, + lama penyalaan tungku bakar, + temperatur kerja dimonitor di beberapa titik ukur pada peralatan karbonizer yang dirancang, + jumlah bahan bake yang masuk, + jumlah karbon yang ditasikan, + _jumlah banan Bakar yang diburubkan, Proses pengarangan didahului dengan pengkondisian rvang pembekaran, dengan ‘mengisinya dengan behan bakar limba biomassa (sarpah, limbah kayu/ranting, el), yang selanjutmye akan dinyalakan teriebih dahulu dengan burner sebagai pembekaran’ wal sampai behan bakar dalam rang bakar terbakar semus, Hal ini dilakukan untuk rmengkondisikan ruang kerbonisasi hingga temperaturnya mencapai 400 °C, agar proses karbonisasi dapat berlangsung saat bahan baku masuk rvang pengerangan. Bahan bakar untuk keperiuan percobaan ini digunakan sampah kayu dan ranting. Tahap selanjutnya memasukkan ampas secara perlahan/berkala ke dalam rang Pengarangan hingga pengarangan dapat berjalan kontinya dengan kapasitas 25 keliam Tiap-tigp muatan ampas jarak mengalami proses pengarangan pada temperatur yang diperahankan sekitar 500 °C sclama 1-2 jam. Arang yang terbentuk keluar sedikit demi sedikit ke ruang penampung arang, lat Gbr. 4. Ruang ini harus kedap terhadap udera uae ‘gat tidak terjadi proses oksidasi yang membakar arang menjadi abu, Setelah dingin arang dapat ruang penampung ini dibongkar dan arang yang terbentuk dapat dicetak menjadi briket. Briket arang ampas jarak yang dihasifkan, kemudian dapat digunakan sebagei bahan bbakar kompor untuk eksperimen ini 30 Penbuatan rang Beket Ampas Jerk dan Blomassa (Nor Fachrzal, 8. Heruadl R. Mustafa, M, Sumarsino, S.ranat) Gbr 4, Alat karbonisasi yang dirancang dan arang ampas jarak hasil percobaar 3.2.2 Proses pembriketan Seelah melakukan proses pengarangan (Karbonisasi), briket dicetak. Untuk melihat karakteristie energi yang optimal, dalam eksperimen ini akan dilakukan percamparen Dahan biomassa yang mempunyai potensi energi, selain ampas jarak pagar. Dalam penelitian ini, bahan baku pembuatan bio-briket karbonisasi adalah biomassa (ampas basil cckstraksi biji jarak dan serbuk gergaji), low rank coal dan bahan-bakan adit (kapur, tanah lis: dan tepung kanji). Bahan-bahan baku tersebut akan dicampur berdaser perbandizgan persentase berat, Eksperimen dalam penelitian ini dirancang dengan 6 komposisi seperti LRC 50 % berat lfc > [FT Anmpas bi jar 509 brat? Serbul kau 25 9 Bera © ERC 35 9 barat 3.23 Pengujian pembakaran briket Peagujfan pembakaran briket dengan komposisi campuran seperti pada Tabel 1 dilakukan langsung pada kompor briket. Parameter yang diukur pada pengujian yang dilakukan meliputi = tomperatur bara, = temperatur nyala/udara di permukean briket, = ji transien pembakaran, =. ji lama pembakaran briket. ‘Dalam pengujian ini belum dapat menyertakan yji emisi pembakarannya, Karena masalah peralaten pengukuran saat percobaan dilakukan, a JullmsTek Enea! VO.t No.7 Agustus 2008: 24-36, 4, HASIL EKSPERIMEN 4.1 Pengujian Alt Karbonisasi Percobsan pertama adalah melakukan pengukuran lama waktu tinggal hahan haku dalam aang Karbon yang memiliki ulir sebanyak 20. Putaran ruang Karbon yang awalnya 5 rpm, ‘hanya menghasilkan waktu tinggal bsban baku di dalam ruang karbon sekitar 4 menit dan tidak: membuat bahan baku berubah menjadi arang, Modifikasi dilakukan agar batan baka 9 [5 )1s [10 ‘Waktu padar menit | 35 | 4 {10 2~ | 20 | 2 “Temperstur Bara c 22 | 468 [387 | aos 378 | S77 Temperatur udars °c 460 | 290_[142_[_197_| 135 | 294 Nilai Kelor kaligr | 6330_[9787 | 3872 [S245 _[ $415 | 3330 34 erbuatan Arang Brkt ArpasJrak dan Blomassa (NootFeeza, B Heruhad, R Hue, M, SumorMe, Sranote) Dari Tabet 3 di atas cevlihat bahwa briket A memiliki nilai Kalor tertinggi, yaitu «330 al/gr. Briket A dibuat dari 100% karbon smpas jarak. Briket C, dengan bahan taku ‘camputen 75% karbon ampas jarak dan 25% LRC memiliki nilai kalor $872 kkal/gr. Briket D serbuat dari campuran 50% karbon ampas jarak dan $0% karbon serbuk gergaji memaliki nila! Kalor terendab., yaitu 5245 kkaligr. Nilai kalor karbon serbuk gergaii lebih Icecil dibanding nilai kalor low rank coal (L2C) yang mencapai 4500 kkal/kg. Diduga hal ini mempengarubi nikai Kalor briket C dan briket 1D yang dihasilkan. Selain itu diduge pada briket D, ada kemungkinan terjadi kebocoran pada penyimpan kerbonnya, schingga katbon bahan briket D mengalami oksidasi sebelum ‘mendingin, secara visual terlihat pada beberapa bagian terbentule abu. Uji emis kompor belum dapat dilakukan Karena membutuhkan meto pengukuran tersendir. dan nang $. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Beberape kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan pembuatan briket Karbon dan konpomya antara lain 1) Alat karbonisasi yang dibuat sudah dapat berfungsi mengkonversi ampas jarak dan serbuk kayu menjadi arang, berjalan kontinyu dengan durasi waktu pengarangan 60 menit. Dipereepat 26 menit dari experimen sebelumnya dengan durasi 86 menit, Masi terbuka peluang untuk menguji dengan waktu yang lebih singkst untuk meningkatkan ‘kecepatan produksi dan peningkatan efisien alat karbonisas 2) Kompor briket secara prinsip sudah memiliki kinerja yang memadai dengan menggunakan briket yang dicetak. Nyala berupa bara api. Teraperatur pembakaran yang lihasilkan cukup tinggi, melebihi 600 °C pada titi api 3) Briket dengan berat sekitar 1-1,5 kg dapat dipakai selama 4-5 jam, 4) Arang biomassa mudah dinyalakan dan mudah dipadamkan, Waktn penyaluan 1-3 menit, waktu mematikan 5-10 menit 5) Untuk meuyalakan briket diperlukan nyala api sebagat pancingan penyalaan bara briket. 6) Penggunaan briket arang biomassa lebih aman dan ramah lingkungen, tidak berasap dan berbau schingga tidak mengganggu Kesehatan untuk digunakan didalam rumah, Saran 1) Alat karbonisasi ini dapat diintegrasikan dalam paket sistem pengolaban minyak jaca, sehingga ampas jarak yang dibasilkan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitamya sebagai sumber bahan bakar pengganti minyak tanah, sekaligus mengurengi 35 1m Tek. Enerpl Vo. No.7 Agustus 2008: 24-35 Kecenderungan masyarakat untuk menebangi pepohonan untuk bahan bakar sebagai akibat mahal dan fangkanya minyak tanah maupun gas elpiji yang sering hilang, di pasaren 2) ‘Alat karbonisasi dapat diterapkan di daerah Karena mudsh mengoperasikannya, dapat dlibuat dengan kemampuan perbengkelanlokal dengan baban lola 3) Bahan baker untuk alat Karbonisasi dan bahan aly untuk dikarbonisasi_ bisa Imenggunakan imbah proses minyak jarak atau limbsh biomasca, Ketersediaanya bersifat lokal sehingga dapat diproduksi oleh masyarakat sendiri secara mandir, dan lebih murah karena menggunakan sampeh sisa pertanian yang tersedia di sckitarnya, 4) Prosedur operasi yang ketat tidak dibutubkan karena tidak menuntut efisiens! yang tinggi, namin masih perlu ditingkatkan kepraktisin operesionalny, 5) Perlu mencaci bentuk Kemasan yang lebih disukai masyarakat baik untuk Keperhuan rumah tangea, seta keperiuan lain seperti pengeringan, dan lain-lin 6) Perlu dikembanglan bahan isolator panas pada kompor briket agar lebih aman bagi emake. 7) Pencitan lanjutan adalah mengembangkan dissin kompor briket yang lebih prekts ppenggunaannya sera maksimal dalam pembalaran brik. 8) Uji emisi pembakaran briket perl dilakukan pada penelitian berikulnya, 9) Perlu melakukan kajian analisis Kinera, yaitu Kesetimbangan energi dan massa, unfuk rmendspatian efisiens alat karbonisasi ii DAFTAR PUSTAKA Bhattacharya $.C., A.H. Md. M. R. Siddique, M. Augustus Leon, H-L. Pham and CP. ‘Mabandari (1999), “A Study on Improved Institutional Stoves", ISES 99 Solar World Congress, Isracl, 49 July. Fachrizal, N, dlek, (2007). “Pembustan Bio Briket Ampas Jarak untuk Substitusi BBM Laporan Akhic Program Risct Terapan, Program Insemtif Riset KNRT, B2TE-BPPT. Karve, P,, H.Y. Mahajan, & A.D. Karve (2004). “Sistem Pembuatan Arang untuk Pedesaan”, htps/www.tungku.orid/ina/artikel/?kategori~biomassa Nieahuys §. (2003), "The Beehive Charcoal Briquette Stove in the Khumbu Region", ‘Nepal, Renewable Enerty Report, SNV-Nepal, Kathmandu. 36

You might also like