Oleh: Vidya Nirmala Ika Anggriani Noer Amalis

You might also like

Download as ppt, pdf, or txt
Download as ppt, pdf, or txt
You are on page 1of 60

OLEH:

VIDYA NIRMALA
IKA ANGGRIANI
NOER AMALIS

POKOK
BAHASAN
EVOLUSI PEMASARAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

PENGERTIAN
EXPERIENTIAL MARKETING
KEY CONSEPT OF
EXPERIENTIAL MARKETING
MANFAAT EXPERIENTIAL
MARKETING
KARAKTERISTIK
EXPERIENTIAL MARKETING
IMPLEMENTASI
EXPERIENTIAL MARKETING
VIDEO TENTANG
EXPERIENTIAL MARKETING
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

EVOLUSI PEMASARAN

INTERAKSI KONSUMEN

LANJUTAN......

PPK AS PRODUCER

2C

BUYER :

BUYER

TRANSACTION

PPK AS SELLER

2.5C

CONSUMER:

CONSUMER

PERSUATION

PPK AS MERKETER

3C

CUSTOMER

CUSTOMER

RELATIONSHIP
PPK AS SPECIALIST

3.5C
4C

CLIENT

CLIENT :
PARTNER

PPK AS SERVICE PROVIDER

PARTNER

PPK tdk hny


memahami
pasien secara
individutetapi
juga
keluarga,
lingkungan,
sosio
ekonomi
budaya.
pasien
sebagai klien

LANJUTAN......

Production
Production(2C)
(2C)

Product
ProductSales
Sales(2,5C)
(2,5C)

Marketing
Marketing(3C)
(3C)

Filosofi
Filosofi
Persaingan
Persaingan

Fokus tidak hanya


pada kepuasan
konsumen , tetapi
juga pada

pengalaman
positif
(surprise, elated,
memorable),
sehingga pasien
konsumen menjadi
loyal

Experiential & Transformation (3,5-4C)


Societal
SocietalMarketing
Marketing

LANJUTAN......

Traditional Marketing

features
and benefits (F&B)
Functional

Methods are

analytical,
quantitative
and verbal

Narrow definition of
product categories
and competition

Customers are
rational decision-makers

LANJUTAN......

Traditional marketing has made


important contributions...
Strategic concepts
Segmentation, targeting, positioning
Tactical concepts
The four Ps
Methodologies
Choice models, conjoint analyses,
perceptual maps

but its focus is on F&B...

LANJUTAN......

and the
has

world

changed

We are in the middle of the

information revolution

Wholly new content will emerge from


being digital
- Nicholas Negroponte

Everything is entertainment
- Regis McKenna

Welcome to the experience economy


- Pine and Gilmore

LANJUTAN......

a. Selain persaingan yang


sangat kuat, terjadi
tuntutan pengubahan
lingkungan eksternal
pelayanan kesehatan.

Cos
Cos
tt

Qualit
y

Delive
ry

b. Pelayananan Kesehatan
tidak hanya memuaskan
pasien tetapi membuat
pasien loyal.
c. Perubahan paradigma
yaitu masyarakat yang
membutuhkan kita
bukan sebaliknya.
d. Memberikan pelayanan
yang menggemberikan
dan dapat dikenang
dalam benak pelanggan.

Experiential Marketing (3,5C)

PENGERTIAN
EXPERIENTIAL
MARKETING

PENGERTIAN
EXPERIENTAL MARKETING

Pengertian Experiential
1. Experiential , berasal dari kata experience yang berarti
sebuah pengalaman.
2. Definisi experience menurut Schmitt (1999:60):
Experiences are private events that occur in response to
some stimulation.
pengalaman merupakan peristiwa-peristiwa pribadi yang
terjadi dikarenakan adanya stimulus tertentu
3. Pine II dan Gilmore (1999:12) berpendapat bahwa
Experience are event that engage individuals in a personal
way
pengalaman adalah suatu kejadian yang terjadi dan
mengikat pada setiap individu secara personal.

LANJUTAN......

Pengertian Marketing
pengertian marketing menurut Evans and
Berman (1992:8):
Marketing is the anticipation, management and
satisfaction of demand through the exchange
process
artinya bahwa marketing adalah suatu aktivitas
untuk melakukan antisipasi, pengelolaan dan
pencapaian kepuasan konsumen melalui proses
pertukaran.

LANJUTAN......

Pengertian Experiential Marketing


1. Menurut Andreani (2007)
Experiential
marketing
sangat
penting
dalam
merefleksikan adanya bias dari otak kanan karena
menyangkut aspirasi pelanggan untuk memperoleh
pengalaman yang berkaitan dengan perasaan tertentu,
kenyamanan dan kesenangan di satu pihak dan penolakan
atas ketidaknyaman dan ketidaksenangan di lain pihak.
2. Menurut Irawati (2008)
Experiential marketing adalah pemasaran produk dengan
merangsang unsur-unsur emosi konsumen yang akan
menghasilkan berbagai pengalaman.

LANJUTAN......

Jadi, Experiential Marketing adalah:


suatu aktivitas untuk melakukan antisipasi,
pengelolaan dan pencapaian kepuasan
konsumen
dengan
cara
menjadikan
peristiwa-peristiwa pribadi yang terjadi atau
stimulus
dari
peristiwa
lain
sebagai
pembangkit emosi dan perasaan yang
berdampak terhadap keputusan konsumen.

LANJUTAN......

Two approaches to

Brand (ID)
Brands as identifiers

Names, logos, and


ads
Awareness and image
before purchase

branding
Brand (EX)
Brands as experience

providers

Names, logos, ads as well as

events, sponsorships and


other customer contacts
Experiences during
purchase and
consumption

LANJUTAN......

Experiential
Marketing
Customer

experience
Focus
on

Methods are

consumption

eclectic

Customers are
and

rational
emotional animals

KEY CONSEPT OF
EXPERIENTIAL
MARKETING

LANJUTAN......

Key
Consept
Marketing:
1.
2.

of

Experiental

Strategic Experience Modules


Experience Providers

LANJUTAN......

Strategic

Experiential
Modules
SENSE
FEEL
THINK
ACT
RELATE

LANJUTAN......

1. Panca Indera (Sense)


Menurut Andreani (2007) sense berkaitan dengan
gaya (styles), simbol-simbol verbal dan visual yang
mampu menciptakan keutuhan sebuah kesan.
Menurut Rini (2009) sense adalah aspek-aspek yang
berwujud dan dapat dirasakan dari suatu produk yang
dapat ditangkap oleh kelima indera manusia, meliputi
pandangan, suara, bau, rasa, dan sentuhan.

SENSE
Primary

Elements
and

Styles

LANJUTAN......

Verbal and visual

Symbols
and

Themes

Overall impressions

LANJUTAN......

Sense
bagi
konsumen
berfungsi
untuk
mendiferensiasikan suatu produk dari produk lain,
untuk memotivasi pembeli dalam bertindak, dan
membentuk value pada produk atau jasa dalam benak
pembeli.
Indera manusia dapat digunakan selama fase
pengalaman (prapembelian, pembelian dan sesudah
pembelian) dalammengonsumsi sebuah produk atau
jasa.
Perusahaan biasanya menerapkan unsur sense dengan
menarik perhatian konsumen melalui hal-hal yang
mencolok,dinamis, dan meninggalkan kesan yang kuat.
Contohnya:
Adanya hotel dengan bermacam-macam gaya.
Business hotel tentunya berbeda dengan resort hotel
dari pemilihan warna, lokasi, furniture maupun gaya
arsitekturnya.

LANJUTAN......

2. Perasaan (Feel)
Menurut Andreani (2007) Perasaan sangatlah
berbeda dengan kesan sensori karena hal ini berkaitan
dengan suasana hati dan emosi jiwa seseorang. Ini
bukan sekedar menyangkut keindahan, tetapi suasana
hati dan emosi jiwa yang mampu membangkitkan
kebahagiaan atau bahkan kesedihan .
Menurut Rini (2009) perasaan pada indikator
experiential
marketing
berhubungan
dengan
perasaanyang paling dalam dan emosi konsumen.

LANJUTAN......

Menurut Andreani (2007)


Iklan yang bersifat feel good biasanya digunakan untuk
membuat
hubungandengan
konsumen,
dan
menghubungkan pengalaman emosional konsumen
dengan produk atau jasa.
Menantang konsumen untuk bereaksi terhadap pesan
feel campaign sering digunakan untuk membangun
emosi konsumen secara perlahan.
Ketika konsumen merasa senang terhadap produk yang
ditawarkan perusahaan, konsumen akan menyukai
produk dan perusahaan.

LANJUTAN......

Sebaliknya, ketika konsumen merasa tidak senang


terhadap produk yang ditawarkan perusahaan, maka
konsumen akan meninggalkan produk tersebut dan
beralih kepada produk lain.
Jika sebuah strategi pemasaran dapat menciptakan
perasaan yang baik secara konsisten bagi konsumen,
maka perusahaan dapat menciptakan loyalitas merek
yang kuat dan bertahan lama.
Affective experience adalah tingkat pengalaman yang
merupakan perasaan yang bervariasi dalam intensitas,
mulai dari perasaan yang positif atau pernyataan mood
yang negatif sampai emosi yang kuat.

LANJUTAN......

FEEL
Moods
Light
Positive, negative, or neutral
Often unspecific

Emotions
Strong
Positive or negative, meaningful
Triggered by objects, people and events

LANJUTAN......

Perusahaan Hallmark adalah contohnya. Pada saat


menjelang Natal, Hallmark meluncurkan iklan TV yang
menceritakan tentang seorang anak laki-laki yang
hampir tidak dapat pulang berkumpul dengan
keluarganya di hari Natal karena kendala salju yang
tebal. Dia akhirnya dapat mewujudkan keinginannya
pada saat adik laki-lakinya mulai menyanyikan
Christmas Carols sehingga seluruh keluarga merasa
bahagia dapat berkumpul bersama. Hallmark mampu
menyampaikan feel Natal sebagai momen untuk
berbagi kasih bersama seluruh anggota keluarga.

LANJUTAN......

3. Pikiran (Think)
Menurut Andreani (2007) berpikir (think) dapat
merangsang kemampuan intelektual dan kreativitas
seseorang.
Menurut Rini (2009) think perusahaan berusaha untuk
menantang konsumen, dengan memberikan problemsolving experiences, dan mendorong konsumen untuk
berinteraksi secara kognitif atau secara kreatif dengan
perusahaan atau produk.
Iklan pikiran biasanya lebih bersifat tradisional,
menggunakan lebih banyak informasi tekstual, dan
memberikan
pertanyaan-pertanyaan
yang
tak
terjawabkan.

THINK
THINK

LANJUTAN......

Concepts

Convergent
Directional

Divergent
Associative

THINK

Campaigns

LANJUTAN......

Contohnya:
a. Perusahaan komputer Apple melakukan kampanye iklan
komputer yang tidak umum. Iklan ini tidak menampilkan
adanya komputer tetapi menampilkan tokoh-tokoh heroik
abad 20 mulai dari Einstein hingga John Lennon. Hal ini
dilakukan Apple untuk memperbaiki kinerja pemasarannya
disamping untuk menarik pelanggannya agar berpikir lebih
luas dan berbeda mengenai perusahaan dan produknya.
b. Benetton yang menampilkan serangkaian iklan foto
jurnalistik yang berupa foto-foto sederetan orang yang
meninggal. Iklan ini terlalu mengejutkan. Oleh karena itu
pemasar perlu berhati-hati dalam melakukan pendekatan
Think dan tidak terlalu provokatif serta berlebihan karena
dapat merugikan. Dengan membuat pelanggan berpikir
beda hal ini akan berakibat mereka mengambil posisi yang
berbeda pula. Kadangkala posisi yang diambil ini
bertentangan dengan harapan pemasar.

LANJUTAN......

4. Tindakan (Act)
Menurut Andreani 2007 act berkaitan dengan
perilaku yang nyata dan gaya hidup seseorang. Hal ini
berhubungan dengan bagaimana membuat orang
berbuat sesuatu dan mengekspresikan gaya hidupnya.
Menurut Rini (2009) act berhubungan dengan
keseluruhan individu (pikiran dan tubuh) untuk
meningkatkan hidup dan gaya hidupnya. Pesan-pesan
yang memotivasi, menginspirasi dan bersifat spontan
dapat menyebabkan konsumen untuk berbuat hal-hal
dengan cara yang berbeda, mencoba dengan cara yang
baru, dan mengubah hidup mereka lebih baik.

LANJUTAN......

AC
T
Reasoned
action

Motor actions and


movements

Self-perceptions
Lifestyles
Interactions

LANJUTAN......

Riset pasar menunjukkan banyak orang membeli Volkswagen


Beetle sebagai mobil kedua setelah BMW atau Lexus. Mereka
memiliki gaya hidup tertentu, mereka ingin mengendarai
mobil yang lebih nyaman untuk dikendarai daripada mobil
pertama mereka yang lebih profesional. Jadi act di sini
meliputi perilaku yang nyata atau gaya hidup yang lebih luas.
Ada berbagai cara untuk mengomunikasikan act. Dalam web
pemasar dapat menggunakan flash animations, di TV dengan
iklan pendek, sedangkan di lingkungan sosial dapat dilakukan
dengan gambar hidup yang dapat bergerak dengan cepat.
Media
cetak
bukanlah
pilihan
yang
baik
untuk
mengimplementasikan ini. Pemilihan sarananya harus hatihati dan tepat sehingga dapat membangkitkan pengalaman
yang diinginkan.

LANJUTAN......

5. Hubungan (Relate)
Menurut Andreani (2007) relate berkaitan dengan
budaya seseorang dan kelompok referensinya yang
dapat menciptakan identitas sosial. Seorang pemasar
harus mampu menciptakan identitas sosial (generasi,
kebangsaan, dan etnis) bagi konsumennya dengan
produk atau jasa yang ditawarkan. Pemasar dapat
menggunakan simbol budaya dalam kampanye iklan
dan desain web yang mampu mengidentifikasikan
kelompok konsumen tertentu.
Relate menghubungkan konsumen secara individu
dengan masyarakat, atau budaya.

LANJUTAN......

Menurut Rini (2009) Relate menjadi daya tarik


keinginan yang paling dalam bagi konsumen untuk
pembentukan self-improvement, status socioeconomic,
dan
image.
Relate
campaign
menunjukkan sekelompok orang yang merupakan
target konsumen dimana seorang konsumen dapat
berinteraksi, berhubungan, dan berbagi kesenangan
yang sama.
Harley-Davidson merupakan contoh kampanye
Relate
yang
mampu
menarik
beribu-ribu
pengendara motor besar di Amerika dalam rally di
penjuru negara itu. Pelanggannya kebanyakan
mempunyai tattoo berupa logo Harley-Davidson di
lengan atau bahkan di seluruh tubuhnya.

LANJUTAN......

RELATE
Reference groups

Social influence
Social roles
Social categorization
Cultural values
Social identity

Brand communities

Group membership

LANJUTAN......

Experiential Response
Levels
Hard-wired

Acquired

SENSE

Primary elements

Styles, themes,
overall impressions

FEEL

Moods and
primary emotions

Complex emotions

Convergent thinking

Divergent thinking

THINK
ACT
RELATE

Body and
motor reactions
Kin relations

Lifestyles
Group relations

LANJUTAN......
Communications

People

Visual/verbal identity

Product presence

Experience
Providers (ExPros)
Web Sites
Co-branding
Environment

ALAT_ALAT
EXPERIENTAL MARKETING

a. Komunikasi, yaitu mencakup periklanan, komunikasi


internal dan eksternal perusahaan sebaik kampanye
public relation terhadap merek.
b.

Identitas
lambang.

visual/verbal,

yaitu

nama,logo,

dan

c. Kehadiran produk, yaitu mencakup desain produk,


pembungkusan dan penampakan produk dan
karakter merek yang digunakan sebahai bagian dari
pembungkusan dan poin dari material penjualan.
d. Co-branding (kerjasama merek), yaitu adanya event
marketing dan sponsorship, aliansi dan partnership,
perizinan, penempatan produk dalam tim, kerja sama
kampanye dan tipe lain dari pengaturan kerjasama.

LANJUTAN.
....

e. Lingkungan, yaitu bangunan, kantor, jarak pabrik,


retail, jarak publik, dan perdagangan.
f.

Website dan media elektronik

g. Orang, yaitu mencakup sales people, perwakilan


perusahaan, penyedia jasa, penyedia pelayanan
pelanggan, dan siapa saja yang terlibat dengan
perusahaan atau merek.

MANFAAT
EXPERIENTIAL
MARKETING

LANJUTAN......

Menurut Schmitt (1999) manfaat


Experiental Marketing antara lain:
a. Membangkitkan kembali merek yang sudah
menurun, menciptakan dan membuat perbedaan
dengan produk pesaing
b.
Menciptakan citra dan identitas perusahaan
c.
Mempromosikan inovasi,
d.
Membujuk percobaan pembelian
e.
Konsumsi yang loyal

KARAKTERISTIK
EXPERIENTIAL
MARKETING

LANJUTAN......

Menurut Schmitt (1999) ada 4


karakteristik dalam Experiental Marketing:
1.
Fokus pada pengalaman
Pengalaman muncul sebagai hasil dari bertemu,
menjalani, atau hidup melalui situasi. Mereka dipicu
rangsangan bagi indra, perasaan dan pikiran mereka.
Pengalaman juga menghubungkan antara perusahaan
dan merek dengan gaya hidup pelanggan dan
menempatkan tindakan konsumen serta kesempatan
membeli dalam konteks sosial yang lebih luas. Dengan
kata lain, pengalaman memberikan nilai sensorik,
emosional, kognitif, perilaku

LANJUTAN......

2. Memeriksa situasi konsumsi


Pemasar experiential berfokus pada penciptaan
produk yang cocok dengan situasi konsumsi dan
bagaimana produk, kemasan dan iklan dapat
memberikan pengalaman konsumsi. Para pemasar
experiential percaya bahwa peluang yang paling besar
untuk mempengaruhi sebuah merek muncul pasca
pembelian, selama konsumsi.

LANJUTAN......

3. Konsumen adalah manusia yang


rasional dan emosional
Bagi pemasar experiential, konsumen didorong
secara rasional dan emosional. Saat konsumen
terlibat dalam pilihan rasional, mereka juga sering
kali didorong oleh emosional karena pengalaman
konsumsi biasanya diarahkan menuju pengejaran
fantasi,
perasaan
dan
kesenangan.
Jangan
memperlakukan
konsumen
hanya
sebagai
pengambil keputusan yang rasional karena mereka
ingin di hibur, di stimulasi, di pengaruhi secara
emosional, dan ditantang secara kreatif.

LANJUTAN......

4. Metode dan alat berwawasan luas


Experiential marketing tidak terikat pada satu ideology
metodologis, tetapi berwawasan luas. Beberapa metode
mungkin sangat analitis dan kuantitatif (seperti
metodologi pergerakan mata untuk mengukur dampak
sensorik dari komunikasi), atau dapat juga lebih intuitif
dan kualitatif (seperti teknik pemfokusan otak yang
digunakan untuk memahami pemikiran kreatif). Dapat
juga verbal, mengambil format tradisional dari
kelompok fokus, wawancara mendalam, atau kuesioner.
Atau dapat juga bersifat visual. Mereka lebih sering
ideografik (disesuaikan dengan situasi yang sedang
dihadapi) dibandingkan nomotetik (menyediakan format
standar yang sama bagi seluruh responden).

IMPLEMENTASI
EXPERIENTIAL
MARKETING

LANJUTAN......
1. Seorang penjual mangga, misalnya, memberikan
sampel atau contoh buah mangga untuk dicicipi
calon pembelinya. Calon pembeli akan melakukan
transaksi harga (tawar menawar) setelah mencicipi
buah mangga
yang hendak dibelinya. Karena
rasanya manis dan harganya cocok maka dia akan
membeli mangga tersebut. Di sini terlihat jelas
pengalaman calon pembeli yang meliputi sense
karena tampilan buah mangga yang ranum dan
segar, feel karena rasa buahnya yang manis dan
kemudian dikaitkan relate atas harga yang sesuai
dengan harapannya mampu mengarahkannya dalam
keputusan pembelian. Bahkan untuk menarik
pelanggannya, pedagang ini tak lupa juga
memberikan
bonus
sebuah
mangga
jika
pelanggannya membeli 10 buah mangga sekaligus.

LANJUTAN......
2.

Produsen deterjen merk Rinso, So Klin, dan Surf


dimana dalam iklan yang ditampilkan di televisi
mereka membandingkan produknya dengan produk
sejenis lainnya melalui demo mencuci pakaian di
depan massa dengan menunjukkan hasil cucian yang
lebih putih cemerlang dan warna pakaian yang tidak
berubah/pudar serta air cucian yang lebih keruh.
Pemasar memadukan aspek sense (kemasan yang
menarik serta hasil cucian yang cemerlang), think
(air cucian yang keruh dikonotasikan sebagai
deterjen yang ampuh), dan relate (dengan
memakai deterjen itu akan menunjukkan kelompok
masyarakat yang peduli kebersihan dan kesehatan).

LANJUTAN......
3.

Untuk industri jasa, Singapore Airlines (SQ)


merupakan salah satu contoh jasa penerbangan
yang diakui di seluruh dunia dengan kualitas layanan
yang prima. Experiential marketing biasanya dimulai
sebelum seseorang mengkonsumsi produk atau jasa.
Sebelum melakukan reservasi tiket, calon pelanggan
mungkin memperoleh informasi tentang maskapai
penerbangan dari iklan, rekomendasi dari teman
atau dengan mengunjungi website maskapai itu. Ada
berbagai macam cara untuk melakukan kontak
pertama dengan sebuah produk atau jasa. Untuk itu
calon pelanggan harus memperoleh informasi yang
tepat sejak dari awal.

LANJUTAN......
Ketika seorang pelanggan mengangkat telpon untuk
melakukan reservasi di Singapore Airlines, maka
agen-agen reservasi yang sangat ramah, terlatih
dan trampil akan menjawab telpon itu. Mereka
adalah agen yang tahu apa yang dibutuhkan oleh
pelanggannya.
Sebagai contoh, para pelanggan kelas satu (firstclass customers) SQ akan disapa dengan ramah
begitu mereka keluar dari mobilnya sehingga mereka
tidak perlu melakukan prosedur check-in yang
normal karena prosesnya dilakukan di ruangan
tersendiri/ terpisah yang prosesnya lebih cepat
daripada yang normal. Pengalaman pelanggan
sebenarnya dimulai beberapa saat sebelum mereka
naik ke pesawat.

LANJUTAN......

VIDEO TENTANG
EXPERIENTIAL
MARKETING

Experiental Marketing untuk barang (product)


http://youtube.com/watch?v=f4iQ3TCbqTk

Experiental Marketing untuk pelayanan kesehatan


https://www.youtube.com/watch?v=bxvhXQte5Fs
https://www.youtube.com/watch?v=-6QrICZdxgY
https://www.youtube.com/watch?v=S3r17_gGm2s
https://www.youtube.com/watch?v=yDKYW8hcgJA

KESIMPULAN

1. Experiential marketing sebenarnya lebih dari sekedar


memberikan peluang/ kesempatan pada pelanggan
untuk memperoleh pengalaman emosional dan
rasional dalam mengkonsumsi produk atau jasa.
2. Dengan experiential marketing pemasar handal
dituntut untuk dapat memilih strategi yang tepat
dengan sasaran yang hendak dibidik sesuai dengan
kondisi sosial, perkembangan jaman dan teknologi.
3.

Strategi komunikasi yang dapat dipilih melalui


internet dan multi-media diyakini yang paling
ampuh, karena mampu memberikan efek dramatis
bagi pelanggan dengan melibatkan semua panca
indra yang melihatnya.

LANJUTAN.....

4.

Pilihan strategi yang tepat dapat membuat


pelanggan menjadi setia, sebaliknya strategi yang
terlalu provokatif dan berlebihan harus dihindari
karena akan memberikan hasil yang tidak sesuai
dengan yang diharapkan.

5.

Pemasar perlu melakukan riset pasar dan melakukan


inovasi
produk
atau
jasa
dengan
product
differentiation.
Product
differentiation
dapat
dilakukan dengan memodifikasi logo perusahaan,
memperbaharui packaging, menciptakan produk dan
jasa yang unik, menampilkan iklan-iklan baru secara
berkala, memberikan layanan tambahan dan masih
banyak lagi cara yang bisa ditempuh.

LANJUTAN.....

6.

Pemasar dituntut untuk jeli, kreatif dan inovatif


dalam menerapkan experiential marketing, dengan
memahami apa yang diinginkan dan diharapkan
pelanggannya,
sehingga
akan
mempunyai
keunggulan kompetitif.

DAFTAR PUSTAKA

Bigham, 2005, Experiential Marketing: New Customer


Research
http://www.jackmorton.com/360/industry_
nsight/jun05_industryin.asp
Kottler & Keller (2006), MARKETING INSIGHT: Experiential
Marketing,
Marketing
Management,12e,
Pearson
Education,Inc. Upper Saddle River, New Jersey, 07458,p.229
Andreani, Fransisca, 2007, Experiential Marketing
htp:// puslit. petra. ac. id/ journals/marketing, 2 April 2010 Vol.
2 hal. 1-8.
Schmitt
(?),
Experiential
Marketing
http://pioneer.
netserv.chula.ac.th/~ckieatvi/Fathom_Exp_Marketing.htm

You might also like