Professional Documents
Culture Documents
Managemen Tenaga Kerja Panen Perkebunan Kelapa Sawit
Managemen Tenaga Kerja Panen Perkebunan Kelapa Sawit
MAHARANI RAHMAN
A24080143
Abstract
The Palm oil plantation use lot of laboursthat will influence the level of
corporation expense. Human resources or harvest labour represent most factor to
determine function than other resources. This apprenticeship activity took place in Sei Air
Hitam Estate, Rokan Hulu Riau, from February 2012 to May 2012. The objective of this
apprentice was to improve the ability, experience, work skill of student and analyzed
problems of harvest labour management in Sei Air Hitam Estate. Data and information
were collected with direct method to gotten primer data and indirect method to gotten
secondary data. The observation collected was all managements and activites about
labour harvest in Sei Air Hitam estate. The profile of worker consisted of amount,
achievement, age, educational background, origin tribe, work of experience and helper
amount of worker. Harvest labour needs in Sei Air Hitam estate was not enough and need
to be adding immediately, this short supply of harvest worker was affected the quality of
expected result. Workers standard output was too high and influent the work quality of
worker. The achievement of worker showed that young harvester (17 25 years old) work
better, worker with higher educational background get more achievement than other,
base on work experience the long time experience of worker (>10 years) work better than
other. Worker with one helper get less achievement than worker with two helpers. Sei Air
Hitam harvest worker consist of 5 tribes they are: Java, Nias, Batak, Saklam, Sunda and
Dayak. Nias tribe with high prediction level of harvest activity produce most amount of
achievement.
Key Word: Palm Oil, Harvest management, Labour harvest
RINGKASAN
MAHARANI RAHMAN. Manajemen Tenaga Kerja Panen Tanaman
Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di PT Perdana Intisawit Perkasa, Kebun
Sei Air Hitam, Kabupaten Rokan Hulu, Riau. (Dibimbing oleh SUDIRMAN
YAHYA).
Perkebunan kelapa sawit cukup banyak menggunakan tenaga kerja sehingga
akan mempengaruhi besarnya biaya yang dikeluarkan. Diantara semua sumberdaya
yang dikoordinasikan, faktor manusia atau tenaga kerja merupakan faktor yang paling
menentukan berfungsi atau tidaknya sumberdaya lainnya.
Kegiatan magang ini bertempat di Sei Air Hitam Estate, Rokan Hulu Riau
dari Ferbuari 2012 hingga Mei 2012. Tujuan kegiatan magang ini yaitu untuk
meningkatkan pengalaman, serta kemampuan kerja penulis mengenai budidaya
tanaman kelapa sawit serta untuk menganalisis masalah menejemen tenaga kerja
panen di Sei Air Hitam Estate.
Pengumpulan data dan informasi dilakukan dengan metode langsung untuk
memperoleh data primer dan metode tidak langsung untuk memperoleh data
sekunder. Pengamatan dilakukan terhadap tenaga kerja pemanen sebanyak 123 orang
dari tiga afdeling (Afdeling 1, 2 dan 3) periode Januari 2011 April 2012. meliputi:
(1) jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan pada setiap kegiatan pemanenan, (2) prestasi
kerja, (3) usia, (4) tingkat pendidikan, (5) etnis asli, (6) pengalaman kerja, (7) jumlah
pembantu panen.
Hasil yang penulis dapatkan yaitu perhitungan angka kerapatan panen (AKP)
yang kurang sesuai sehingga berpengaruh terhadap hasil taksasi yang sesuai.
Penambahan jumlah tenaga kerja pemanen sebaiknya dilakukan, disertai dengan
pengurangan basis output pemanen, agar dalam pelaksanaannya kegiatan panen
berjalan lancar dengan output yang baik. Pengadaan tenaga kerja pemungut
berondolan sebaiknya dilakukan oleh pihak perusahaan, atau pemanen dengan
pengawasan dari perusahaan, sehingga tidak terjadi kecurangan oleh pekerja, dan
diperoleh mutu serta kualitas buah yang lebih baik.
Premi yang diperoleh pekerja menunjukan bahwa pemanen berusa muda (17
25 tahun) bekerja lebih baik pekerja dengan latar belakang pendidikan yang tinggi
memperoleh premi yang lebih banyak dari yang lainnya, berdasarkan pengalaman
kerja pekerja yang telah lama bekerja (>10 tahun) bekerja lebih baik dari yang
lainnya. Pekerja dengan 1 pembantu panen memperoleh premi yang lebih sedikit
dibandingkan pekerja dengan dua pembantu panen. Pemanen di Sei Air Hitam Estate
terdiri dari 5 suku yaitu: Jawa, Nias, Batak, Saklam, Sunda dan Dayak. Suku Nias
dengan tingkat kesukaan yang tinggi terhadap pekerjaan pemanenan menghasilkan
jumlah premi yang lebih banyak.
Maharani Rahman
A24080143
Judul
Nama
: MAHARANI RAHMAN
NRP
: A24080143
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Mengetahui,
Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura
Tanggal Persetujuan :
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Merauke, Papua pada tanggal 5 Juni 1990. Penulis
merupakan anak kedua dari lima bersaudara dari pasangan Bapak Rohman Hariady
dan Ibu Maryam. Penulis lulus dari SD Negeri 1 Merauke pada tahun 2002,
kemudian pada tahun 2005 penulis menyelesaikan studi dari SMP Negeri 1 Merauke.
Selanjutnya penulis lulus dari SMA Negeri 1 merauke pada tahun 2008. Tahun yang
sama penulis diterima menjadi mahasiswa Institut Pertanian Bogor melalui jalur
Beasiswa Utusan Daerah (BUD), selanjutnya tahun 2009 penulis diterima sebagai
mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian Institut
Pertanian Bogor.
Selama menjalani pendidikan di Institut Pertanian Bogor, pada tahun 2010
penulis pernah melaksanakan magang di International Corporation and Development
Fund Taiwan (ICDF Taiwan), selain itu penulis juga aktif dalam kepengurusan dan
kepanitiaan klub catur IPB dan pengurus dari Ikatan Mahasiswa Papua (IMAPA).
Penulis juga pernah menjadi peserta Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) pada
tahun ajaran 2010 2011.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan
kekuatan dan kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi kegiatan
magang selama tiga bulan di PT Perdana Intisawit Perkasa (PISP) Sei Air Hitam
Estate kecamatan Kepenuhan Kabupaten Rokan Hulu, Riau.
Laporan magang ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian pada Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian,
Institut Pertanian Bogor.
Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Keluarga tercinta Bapak Rohman Hariady dan Ibu Maryam, Saudara-saudara,
Marini, Rizal, Ratna, Krisna seta nenek Saida dan keluarga yang senantiasa
memberi dukungan dan kasih sayang
2. Prof. Dr. Ir. Sudirman Yahya, MSc sebagai dosen pembimbing skripsi, dan Dr.
Ani Kurniawati, SP, MSi selaku pembimbing akademik yang telah banyak
memberikan bimbingan dan saran kepada penulis
3. Dr. Ir Ade Wachjar, MS dan Dr. Dewi Sukma, SP, MSi selaku dosen penguji
skripsi yang memberikan banyak saran-saran dan masukan
4. PT First Resources Group, khususnya PT Perdana Inti Sawit Perkasa yang telah
bersedia menerima penulis untuk melaksanakan kegiatan magang. Bapak Atmojo
Dwi Winahyu, selaku General Manager, Bapak Hakim selaku Mil Manager,
Bapak Sabar Purba selaku Field Manager Plasma, Bapak Syaiful Azmi selaku
Field Manager, Bapak Rizali selaku Field Assistant Afdeling III dan seluruh
karyawan PT PISP yang memberikan bantuan selama kegiatan magang
berlangsung
5. Rekan yang selalu mendukung Nanda beserta teman-teman (Irna, Tuti, Hilda,
Novita, Nia, Nita, Lina).
6. Teman-teman magang (Ika, Yeli, Ratih, Dimas, Irvan dan Wahyu), beserta seluruh
rekan-rekan Agronomi dan Hortikultura Indigenous 45.
Bogor, Agustus 2012
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ..............................................................................................
vi
vii
PENDAHULUAN .............................................................................................
LatarBelakang ........................................................................................................
Tujuan ....................................................................................................................
1
2
3
3
4
7
7
7
7
8
9
9
9
10
11
12
17
17
43
PEMBAHASAN .................................................................................................
Pengelolaan Tenaga Kerja Panen ................................................................
Profil Tenaga Kerja .....................................................................................
45
45
48
55
55
56
57
LAMPIRAN ........................................................................................................
58
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
12
3. Jumlah Staf dan Non Staf di Sei Air Hitam Estate (SAH Estate), PT
Perdana Intisawit Perkasa ...................................................................
14
17
19
19
20
22
23
36
37
39
39
40
42
46
48
49
51
53
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Halaman
18
18
20
21
24
26
27
28
9. Gupon ................................................................................................
30
34
37
41
49
50
51
53
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Halaman
60
62
63
64
65
66
67
68
69
70
vii
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara penghasil kelapa sawit (Elaeis guineensis
Jacq.) terbesar di dunia. Tanaman kelapa sawit merupakan salah satu komoditas
perkebunan unggulan di Indonesia dimana kelapa sawit adalah tanaman penghasil
minyak nabati yang paling efisien diantara beberapa tanaman sumber minyak
nabati yang memiliki nilai ekonomi tinggi lainnya, seperti kedelai, minyak zaitun,
kelapa dan bunga matahari. Kelapa sawit belakangan ini juga kian populer sebagai
bahan baku energi alternatif biodiesel. Kelapa sawit juga dijadikan sebagai bahan
pangan dimana minyak kelapa sawit kaya akan karoten, yang dapat mencegah
kekurangan vitamin A.
Kebutuhan minyak nabati dan lemak dunia terus meningkat disebabkan
pertumbuhan penduduk dan peningkatan pendapatan domestik bruto. Minyak
kelapa sawit (MKS) merupakan komoditas yang mempunyai nilai yang strategis
karena merupakan bahan baku utama pembuatan minyak makan. Sementara
minyak makan merupakan salah satu dari 9 kebutuhan pokok di Indonesia.
Permintaan akan minyak makan di dalam dan luar negeri yang kuat merupakan
indikasi pentingnya peranan komoditas kelapa sawit dalam perekonomian
Indonesia (Pahan, 2008).
Sebagai komoditas unggulan, kelapa sawit memiliki peluang bisnis yang
sangat menjajikan pada masa depan. Data Oilword dalam Pardamean (2011)
menyebutkan, pada tahun 2010, Indonesia berkontribusi menyediakan 47%
terhadap produksi MKS dunia. Persaingan global yang semakin meningkat
dengan terus bertambahnya jumlah perusahaan perkebunan kelapa sawit (PKS)
menyebabkan perusahaan PKS yang ada di Indonesia semakin dituntut untuk
efektif dan efisien dalam pengelolaannya agar tetap eksis ditengah persaingan
usaha yang semakin ketat.
Dalam keyataannya, mengelola dan mengontrol bisinis kebun sawit yang
sangat luas bukan hal yang mudah, salah satu cara mengontrolnya yaitu dengan
menerapkan sistem manajemen yang baik. Sistem manajemen yang baik dapat
membantu perusahaan dalam mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan.
Manajemen dapat diartikan suatu ilmu dan seni untuk mengadakan perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan dan pembimbingan
(directing), pengkoordinasian (coordinating), serta pengawasan (controlling)
terhadap orang-orang dan barang-barang, untuk tujuan tertentu yang telah
ditetapkan.
Pardamean (2011) menyatakan bahwa salah satu fungsi dari manajemen
adalah pengorganisasian. Pengorganisasian dapat dirumuskan sebagai keseluruhan
aktivitas manajemen dalam mengelompokan tenaga kerja serta menetapkan tugas,
fungsi, wewenang, dan tanggung jawab masingmasing, sehingga kegiatan yang
dilaksanakan berdaya guna dan berhasil mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Perkebunan kelapa sawit cukup banyak menggunakan tenaga kerja
sehingga akan mempengaruhi besarnya biaya yang dikeluarkan. Diantara semua
sumberdaya yang dikoordinasikan, faktor manusia atau tenaga kerja merupakan
faktor yang paling menentukan berfungsi atau tidaknya sumberdaya lainnya,
sekaligus menentukan berhasil tidaknya PKS dalam mencapai tujuan. Untuk itu,
upaya-upaya manajemen tenaga kerja yang baik perlu diterapkan agar tenaga
kerja dapat digunakan secara cermat, efektif dan efisien (Pangaribuan, 1999).
Tujuan
Tujuan dari kegiatan magang ini secara umum adalah untuk meningkatkan
kemampuan, pengalaman, ketrampilan penulis dalam mempelajari dan memahami
proses pengelolaan perkebunan kelapa sawit serta bekerja secara nyata pada
perusahaan perkebunan
tujuan khusus
untuk
menganalisis permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan tenaga kerja di Sei Air
Hitam Estate perkebunan kelapa sawit PT Perdana Intisawit Perkasa, First
Resources Group.
TINJAUAN PUSTAKA
Manajemen Tenaga Kerja
Struktur Organisasi Kebun
Struktur organisani perkebunan dan pabrik kelapa sawit pada umumnya
dibagi atas kantor pusat (kantor direksi/ manajemen puncak), kebun dan pabrik.
Untuk perkebunan yang berskala besar dengan kebunnya tersebar di beberapa
wilayah yang berjauhan, struktur organisasi akan bertambah dengan adanya
kantor wilayah (regional office) (Pardamean, 2011).
Kegiatan organisasi kebun beragam tergantung kepada tahapan kegiatan
kebun. Kegiatan utama dari suatu kebun adalah budidaya kelapa sawit yang
meliputi pembibitan, pengolahan tajuk, pemupukan, proteksi tanaman, produksi
panen dan pengangkutan hasil panen. Kegiatan tersebut harus dilakukan dengan
efisien untuk mendapatkan hasil yang optimal.
Menurut Pardamean (2011), struktur organisasi satu kebun dengan kebun
lainnya berbedabeda tergantung dengan luas dan tahapan kegiatan kebun. Untuk
mempermudah administrasi dan pengawasan, kebun dibagi atas afdeling dan
setiap afdeling dipimpin oleh satu kepala bagian (asisten lapangan) dan dibantu
oleh karyawankaryawan (pegawai dan mandor).
Ketenagakerjaan
Pemakaian tenaga kerja di setiap kebun berbeda-beda sesuai dengan
luasan, situasi, dan kondisi kebun serta kebijakan dari perusahaan. Pada
umumnya, tenaga kerja di suatu kebun kelapa sawit dibagi atas empat kelompok,
yaitu buruh harian lepas (BHL), karyawan harian tetap (KHT), pegawai bulanan
(PB) dan kelompok staf (kepala bagian/ asisten) (Pardamean, 2011).
Staf adalah orang yang ahli dalam bidang tertentu yang tugasnya
memberikan nasehat dan saran dalam bidangnya kepada pejabat pemimpin
(general manager/ grup manager). Karyawan staf, non staf, dan karyawan harian
lepas (KHL) dibedakan berdasarkan jenis dan sistem pengupahannya.
panen juga ditentukan oleh kondisi kebun dan situasi lingkungan kebun (iklim,
topografi, sarana, dan prasarana).
Sunarko (2009) menyatakan pokok kelapa sawit dianggap mulai dapat
berproduksi dengan baik pada tahun ketiga atau keempat setelah ditanam di
kebun. Sementara itu, buah kelapa sawit biasanya sudah dianggap matang sekitar
enam bulan setelah penyerbukan. Parameter yang digunakan dalam menentukan
kriteria matang panen adalah perubahan warna dan membrondolnya buah dari
tandan. Proses perubahan warna yang terjadi adalah dari hijau menjadi orange
karena pengaruh pigmen karoten. Kriteria matang panen tergantung pada bobot
tandan, untuk bobot tandan >10 kg sebanyak 2 brondolan kg tandan dan untuk
bobot tandan <10 kg, sebanyak 1 brondolan/kg tandan.
Mutu buah panen ditentukan oleh fraksi matang panen yang terdiri atas
tujuh kelas. Fraksi panen ini sangat berpengaruh terhadap rendemen minyak dan
kadar asam lemak bebas (ALB). Komposisi ideal untuk dipanen yakni fraksi
2+3+4 sebanyak 80%, fraksi 1 sebanyak 15%, dan sisanya fraksi 5 sebanyak 5%.
Buah kelapa sawit memiliki tingkat kematangan yang berbedabeda, sehingga
fraksi buah yang terdapat dalam satu perkebunan dapat berbedabeda. Fraksi
panen kelapa sawit dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Fraksi dan Derajat Kematangan Buah Kelapa Sawit
Fraksi % brondolan lepas Derajat kematangan
Rendemen (%)
ALB (%)
Mentah
16.0
1.6
00
Tidak Ada
Sangat Mentah
1.0 12.5
12.5 25.0
Kurang Matang
21.4
1.7
II
25.0 50.0
Matang I
22.1
1.8
III
50.0 75.0
Matang II
22.2
2.1
IV
75.0 100
Lewat Matang I
22.2
2.6
Buah brondol
Lewat matang II
21.9
2.8
Rotasi panen adalah selang waktu antara panen yang satu dengan panen
berikutnya pada satu hanca panen. Rotasi bergantung pada kerapatan panen
kapasitas pemanen dan keadaan pabrik. Luas area panen harian disesuaikan
dengan tenaga kerja panen, efisiensi pengangkutan dan kapasitas pabrik. Sistem
hanca panen bergantung pada keadaan topografi lahan dan ketersediaan tenaga
kerja. Sistem panen terdiri atas tiga yaitu hanca giring, hanca tetap dan hanca
giring tetap (Lubis, 2008).
Sebelum melakukan panen dilakukan pendugaan atau taksasi produksi,
yaitu kegiatan menghitung jumlah tandan buah segar yang akan diperoleh pada
waktu panen berdasarkan jumlah dan keadaan tandan bunga betina yang
kemungkinan menjadi tandan buah. Tujuan pendugaan produksi diantaranya
untuk mempermudah pengaturan dan pelaksanaan pekerja panen di kebun dan
pengolahan di pabrik serta mempermudah penyediaan transportasi.
Untuk meningkatkan efisiensi dari pekerja diberlakukan penghargaan
(premi panen) dan sangsi (pinalti) kepada pemanen, mandor atau kerani yang
tidak mencapai prestasi kerja. Penghargaan yang diberikan berupa uang atas
kelebihan prestasi kerjanya, dalam bentuk harga TBS per kg dari TBS kelebihan
basis borong (BB) yang disebut nilai prestasi mutu (NPM) dan nilai premi
kerajinan (NPK). Sangsi diberikan jika prestasi kerja ratarata satu bulan dibawah
BB, jika dilakukan selama tiga bulan berturutturut diberikan peringatan tertulis.
Pemeriksaan hasil panen dilakukan di lapangan dan di TPH.
Pemeriksaan di lapangan meliputi: tandan matang tidak panen, tandan dipanen
tidak dikumpul, brondolan tertinggal di piringan, buah tertinggal di pelepah,
tebasan dan tumpukan pelepah. Sementara itu, pemeriksaan di TPH berupa tandan
afkir, tandan mentah, susunan tandan, kebersihan tandan dan brondolan.
METODE MAGANG
Tempat dan Waktu
Kegiatan magang dilaksanakan di Kebun Sei Air Hitam (SAH Estate),
PT Perdana Intisawit Perkasa, Kabupaten Rokan Hulu, Desa Kepenuhan Barat,
Kecamatan Kepenuhan, Provinsi Riau. Magang dilaksanakan selama tiga bulan
mulai dari tanggal 13 Februari hingga 13 Mei 2012.
Metode Pelaksanaan
Pelaksanaan magang yang telah dilakukan adalah kegiatan praktek
langsung di lapangan selama 3 bulan dengan tiga tahapan kegiatan utama secara
berurutan, yaitu sebagai karyawan harian lepas (KHL), pendamping mandor dan
pendamping asisten kebun. Kegiatan magang yang dilakukan menyangkut aspek
teknis dan manajemen di lapangan dan di kantor yang diizinkan.
Pelaksanaan kegiatan sebagai KHL dilaksanakan selama 3 minggu dengan
kegiatan menyangkut aspek teknis dengan praktek langsung di kebun, kegiatan
yang dilakukan yaitu berupa kegiatankegiatan pemanenan dan pemeliharaan di
kebun sesuai dengan instruksi yang diberikan. Pelaksanaan kegiatan sebagai
pendamping mandor dilaksanakan selama 4 minggu selanjutnya dengan kegiatan
menyangkut kegiatan pengawasan di lapangan dan pembuatan laporan harian.
Kegiatan sebagai pendamping asisten dilaksanakan selama 5 minggu dengan
kegiatan menyangkut pengawasan terhadap semua aspek kegiatan di lapangan
serta manajerial kebun. Kegiatan harian penulis selama magang dapat dilihat
dalam jurnal kegiatan harian (Lampiran 1, 2, dan 3).
Pengamatan dan Pengumpulan Data
Pengumpulan data dan informasi dilakukan dengan metode langsung
untuk memperoleh data primer dan metode tidak langsung untuk memperoleh data
sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dan diskusi langsung
dengan tenaga kerja pemanen yang tersedia di lapangan mengenai informasi diri
dan tingkat kesukaan pada pekerjaan. Metode tidak langsung untuk memperoleh
data sekunder berupa pengambilan data dari kebun yang berkaitan dengan
ketenagakerjaan menyangkut besarnya premi dan gaji yang diperoleh, tahun
masuk kerja karyawan (TMK), struktur organisasi kebun, kondisi umum
perusahaan, lokasi dan letak geografis kebun, organisasi dan manajemen
perusahaan, keadaan tanah dan iklim, luas area dan tata guna lahan, kondisi per
pokok, dan produksi kebun.
Pengamatan yang dilakukan terhadap tenaga kerja pemanen meliputi: (1)
jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan pada setiap kegiatan pemanenan, (2) prestasi
kerja, (3) usia, (4) tingkat pendidikan, (5) etnis asli, (6) pengalaman kerja, (7)
jumlah pembantu panen.
Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan diperoleh berhasarkan hasil angka
kerapatan panen (AKP) yang dilakukan pada hari sebelumnya serta luas area yang
akan dipanen. Prestasi kerja didapat dari jumlah premi ratarata yang diperoleh
dari setiap pekerja tiap bulannya selama satu tahun kerja. Usia, tingkat
pendidikan, etnis, pengalaman kerja dan jumlah pembantu panen diperoleh dari
hasil wawancara langsung dengan pemanen.
Usia pekeja diklasifikasikan ke dalam 5 kategori, yaitu usia 17 25 tahun,
26 35 tahun, 36 45 tahun, 46 55 tahun dan lebih dari 55 tahun. Tingkat
pendidikan dibedakan menjadi 4 kategori yaitu tidak sekolah, SD, SMP, dan SMA
atau yang sederajat. Pengalaman kerja dibedakan berdasarkan lama kerja sebagai
pemanen yaitu pemanen dengan lama kerja < 1 tahun, 1 5 tahun, 6 10 tahun
dan > 10 tahun. Data tenaga kerja diperoleh dengan cara sensus tenaga kerja
pemanen sebanyak 123 orang dari tiga afdeling (Afdeling I, II dan III) periode
Januari 2011 April 2012.
Analisis Data dan Informasi
Data pengamatan yang diperoleh berupa rataan dan presentase hasil akan
dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif yang disajikan dalam tabel dan
diagram batang yang menunjukan perbedaan prestasi kerja karyawan. Prestasi
kerja yang diperoleh merupakan peubah bebas, sedangkan jenis kelamin, usia,
tingkat pendidikan, etnis, pengalaman kerja dan jumlah pembantu panen
merupakan peubah tetap.
10
kumulatif setiap tahun). Tanah ini mempunyai epidedon penciri Umbrik. Horizon
penciri umbrik secara kasat mata bewarna hitam, dan mempunyai kejenuhan basa
kurang dari 50%. Ciri-ciri subgrup typic dystrudepts menunjukkan bahwa tanah
ini terbentuk dari rejim kelembaban Udic (tidak pernah kering selama 90 hari
kumulatif setiap tahun). Tanah ini juga memiliki kejenuhan basa yang rendah
yakni kurang dari 50%.
Kondisi lahan Sei Air Hitam Estate (SAH Estate) tergolong kesesuaian
lahan kelas S2 dengan faktor pembatas utama adalah tekstur tanah liat berdebu
dan beberapa titik lahan yang rawan banjir. Berdasarkan klasifikasi kelas lahan,
SAH Estate cukup sesuai untuk pengembangan kelapa sawit, namun harus diikuti
dengan
11
Kebun Plasma yang dikontrol oleh PT PISP dibangun dengan pola PIRTrans terdiri dari 5 Satuan Pemukiman (SP) dengan luasan total 8 694.27 ha.
Dengan komposisi PIR-Trans SP I sebanyak 535 KK seluas 1 066.1 ha, PIR-Trans
SP II sebanyak 506 KK seluas 1 012,54 ha, PIR-Trans SP III sebanyak 500 KK
seluas 1 000 ha, PIR-Trans SP IV sebanyak 500 KK seluas 1 000 ha, PIR-Trans
SP V sebanyak 380 KK seluas 760 ha.
Kebun plasma integrasi dan kebun KKPA terdiri atas 2 lokasi yaitu kebun
Integrasi SKPD Desa Sukamaju Kecamatan Tambusai sebanyak 470 KK dengan
luas 940 ha dan kebun plasma integrasi KKPA Muara Nikum seluas 818.73 ha.
Kondisi Per Pokok dan Produksi
Pokok kelapa sawit yang diusahakan di Sei Air Hitam Estate adalah
varietas D x P Manihat (Tenera). Jarak tanam yang digunakan 9.2 m x 9.2 m x 9.2
m sehingga populasi pokok per ha yaitu 136 pokok, namun kenyataan di lapangan
menunjukan adanya perbedaan jumlah pokok per ha yaitu 128 pokok
dikarenakan terdapat jarak tanam yang berbedabeda. Hal ini disebabkan karena
pada saat pembukaan areal dan penanaman dilakukan oleh pihak kontraktor yang
bukan berasal dari disiplin ilmu bidang agronomi. Selain itu populasi pokok yang
tidak sesuai disebabkan oleh serangan hama dan penyakit dan lahan rawa.
Populasi pokok kelapa sawit berdasarkan tahun tanam yang ada di PT PISP dapat
dilihat pada Tabel 2.
12
Sub
total
Kebun Inti
Jumlah
Luas (ha)
Pokok
398.96
50 552
542.38
69 241
1 235.52
156 819
22.29
2 605
54.51
6 935
30.76
3 859
Kebun Plasma
Jumlah
Luas (ha)
Pokok
Kebun KKPA
Jumlah
Luas (ha)
Pokok
668.98
1 409.66
2 574.34
736.31
124.00
398.41
42.00
88 305
186 075
339 813
97 193
16 368
52 590
5 544
22.49
77.35
2 786
8 676
2 384.26
301 473
5 953.7
48.69
48.62
205.83
175.59
340.00
44 678
785 888
818.73
107 871
6 427
6 418
27 170
23 178
(CEO), sedangkan
13
14
Tabel 3. Jumlah Staf dan Non Staf di Sei Air Hitam Estate (SAH Estate),
PT Perdana Intisawit Perkasa
No
1
2
Status Pegawai
Karyawan Staf
Karyawan Non Staf
1. Karyawan Bulanan Tetap (KBT)
2. Karyawan Harian Tetap (KHT)
3. Karyawan KHL
Total
Jumlah (orang)
Laki-laki
Perempuan
29
82
262
10
383
3
7
2
12
Jam kerja per hari yang berlaku adalah 7 jam kerja, dalam seminggu
terdapat 6 hari kerja dan pada hari Sabtu hanya diberlakukan 5 jam/hari. Baik
KHT dan KBT mendapat tunjangan dari perusahaan. Adapun jenis tunjangan yang
diberikan adalah sebagai berikut:
Karyawan Bulanan Tetap (KBT) :
1. Tunjangan beras (pekerja = 15 kg/bulan, istri = 9 kg/bulan, anak = 7.5
kg/bulan) maksimal jumlah anak yang diberi tunjangan adalah 3 anak.
2. Tempat tinggal dan listrik.
3. Tunjangan kesehatan (askes) apabila sakit bebas biaya untuk berobat
4. Upah per bulan sesuai golongan dan struktur upah bulanan.
Karyawan Harian Tetap (KHT) :
1. Tunjangan beras (pekerja = 15 kg/bulan, istri = 9 kg/bulan, anak = 7.5
kg/bulan) maksimal jumlah anak yang diberi tunjangan adalah 3 anak.
2. Tempat tinggal dan listrik.
3. Tunjangan kesehatan (askes) apabila sakit bebas biaya untuk berobat
4. Upah per bulan sesuai golongan dan struktur upah bulanan.
Karyawan Harian Lepas (KHL) :
1. Tidak mendapat tunjangan beras dan pelayanan kesehatan
2. Mendapat rumah dan tidak perlu membayar listrik
Fasilitas yang disediakan oleh PT PISP yaitu sarana umum dan perorangan
berupa perumahan staf, perumahan di afdeling dan perumahan karyawan pabrik
(PKS) yang dilengkapi sarana air bersih dan listrik, tempat peribadatan, poliklinik,
lapangan olahraga, dan sarana kendaraan antar jemput bagi anak-anak karyawan
15
yang berada pada jenjang sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama
(SMP).
Pelaksanaan Pengelolaan Kebun Tingkat Non Staf
Pengelolaan kebun tingkat non staf dilakukan oleh mandor baik mandor
panen, mandor perawatan, mandor pemupukan, kerani produksi, dan kerani divisi.
Mandor memiliki tugas dan tanggung jawab untuk membuat rencana kerja harian
(RKH), melakukan pemeriksaan atas kemungkinan adanya buah restan, serta
berkoordinasi dengan kerani produksi untuk mempercepat proses pengangkutan
buah ke pabrik. Blanko lembar rencana kerja harian (RKH) disajikan dalam Tabel
Lampiran 9.
Mandor panen mengatur dan mengawasi karyawan, memastikan bahwa
seluruh hanca pada hari tersebut selesai, menjaga rotasi panen 6/7, melakukan cek
mutu hanca melakukan AKP, efisiensi panen pada hari tersebut dan taksasi harian
panen. Mandor pupuk bertugas memeriksa takaran untilan pupuk, jumlah untilan,
bertanggungjawab mengumpulkan karung bekas pupuk serta mengawasi
pelaksanaan langsir dan tabur pupuk. Mandor chemist (semprot) bertugas
mengawasi pelaksanaan
16
17
PELAKSANAAN MAGANG
Aspek Teknis
Pemupukan
Pemupukan di Sei Air Hitam Estate dilakukan dengan sistem pemupukan
yang dikerjakan blok per blok dengan dua jenis pupuk, yaitu pemupukan organik
dan anorganik. Pemupukan anorganik menggunakan pupuk tunggal yaitu Urea,
MOP, RPH, Kieserit, dan Borate serta pemupukan unsur hara mikro FeSO4.
Sementara pemupukan organik dengan menggunakan limbah padat berupa tandan
press, dan limbah cair.
Pemupukan Anorganik Unsur Hara Makro
Penguntilan pupuk. Penguntilan adalah kegiatan menakar pupuk dari
karung besar menjadi beberapa karung berukuran kecil sesuai dosis yang
digunakan, kegiatan penguntilan dapat dilihat pada Gambar 1. Tujuan penguntilan
adalah untuk memudahkan penabur dalam aplikasi pupuk di lapangan serta tepat
dosis pupuk per pokok. Ketentuan jumlah bobot untilan dalam tiap zak pupuk
dapat berbeda, hal ini dipengaruhi oleh dosis aplikasi. Aplikasi untilan
berdasarkan dosis dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Rekomendasi Untilan Berdasarkan Dosis (kg/pokok)
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Dosis (kg/pokok)
0.50
0.75
1.00
1.25
1.50
1.75
2.00
Pokok Teraplikasi
3
6
12
9
6
6
6
18
yang telah diuntil tidak ditimbang lagi bobotnya. Pekerja until adalah tenaga
SPKL borongan dengan bayaran Rp 20,- per kg untilan. Kegiatan penguntilan
pupuk dapat dilihat pada Gambar 1.
19
Jumlah
Pokok
0.50
0.75
1.00
1.25
1.50
1.75
2.00
3 960
3 960
3 960
3 960
3 960
3 960
3 960
Kebutuhan
Bobot/Until Jumlah
Pupuk
(kg)
Untilan
(kg)
1 980
2 970
3 960
4 950
5 940
6 930
7 920
6
9
12
8
9
11
12
Jumlah
Jalan/Blok
60
60
60
60
60
60
60
60
61
62
63
64
65
66
Jumlah
Pokok
Untilan Per
ke
Per
2
3
Pikul Pikul Until
11
12
11
12
11
12
22
6
33
33
6
33
33
6
33
33
6
Jenis Pupuk
Kieserit
MOP/KCl
Urea
RPH
Borat
1
1
1.25 1.5
0.5 0.75
0.00075
0.75
0.75
-
20
Penabur pupuk dibagi dalam dua grup, sisi kanan dan kiri pokok. Basis
kerja penabur dan pelangsir menganut sistem kerja borongan yang terdiri atas 7
8 pekerja, pada umumnya tenaga langsir dari gudang ke lapangan adalah laki-laki
sedangkan tenaga penabur adalah wanita. Pengupahan didasarkan pada banyaknya
tonase pupuk serta dosis pupuk yang akan diaplikasikan di lapangan dengan
standar kerja pemupukan 8 ha/HK. Kegiatan pemupukan dan langsir pupuk dapat
dilihat pada Gambar 3. Upah karyawan SPKL pemupukan dapat dilihat pada
Tabel 7.
Tabel 7. Upah Karyawan SPKL Pemupukan
No
1
2
3
4
Dosis (kg/pokok)
0.50 0.75
0.75 1.00
1.00 1.50
1.75 2.00
Upah/ha
Rp 8 000,00Rp 12 000,00Rp 13 500,00Rp 15 000,00-
21
22
Pemupukan Organik
Aplikasi tandan kosong. Tandan kosong (tankos) merupakan produk dari
pabrik sawit (PKS) setelah TBS diproses di perebusan (sterilizer) dan penebahan
(thresher). Metode aplikasi tankos di SAH Estate dilakukan secara manual, tankos
dilangsir ke blok-blok yang akan diaplikasikan dengan menggunakan truk, satu
tirp pengangkutan membawa 5 6 ton tankos. Aplikasi tankos dilakukan satu
tahun sekali, dosis aplikasi tankos adalah 230 kg/pokok atau setara dengan 30
ton/ha/tahun. Selain diaplikasikan pada pokok kelapa sawit, tankos juga
diaplikasikan pada bunga ulat api (Turnera, sp), dengan dosis 1 angkong ( 75 kg)
per titik tanam.
Tenaga kerja yang digunakan untuk pemberian tankos adalah tenaga kerja
dengan sistem borongan yang diketuai oleh ketua rombongan, pekerja biasanya
laki-laki. Standar prestasi kerja perusahaan untuk aplikasi tandan press adalah 13
titik/HK atau 3 ton/HK pengupahan aplikasi tankos adalah Rp 7 000/titik aplikasi.
Unsur hara yang dikandung tankos dalam 30 ton/ha dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Kandungan Unsur Hara Tankos dalam (30 ton/ha)
Unsur Hara
Nitrogen (N)
Phosphore (P2O5)
Kalium (K2O)
Magnesium (MgO)
Kalsium (Ca)
kg
300
30
360
30
35
Kandungan
Presentase (%)
0.0100
0.0010
0.0120
0.0010
0.0012
Aplikasi limbah cair. Limbah cair adalah hasil sampingan produk yang
berasal dari sisa hasil pengolahan di pabrik kelapa sawit, berasal dari proses
rebusan (strerilizer) dan proses pemurnian minyak (clarifier). Sebelum
diaplikasikan ke kebun limbah cair ditampung di kolam limbah, kemudian
dilakukan beberapa perlakuan dengan memanfaatkan bakteri pengurai untuk
menurunkan kandungan COD (Chemical Oxygen Demand) atau BOD (Biologycal
Oxygen Demand) agar aman untuk diaplikasi serta tidak berdampak negatif
terhadap lingkungan. Kadar BOD yang terdapat di SAH Estate berkisar 8,500
mg/l dan pH 7.7.
23
Aplikasi limbah cair di SAH Estate sering disebut dengan Land Aplication
(LA) yang dikepalai oleh asisten limbah. Aplikasi limbah cair dilakukan pada
blokblok yang sudah ditentukan kemudian dikontrol agar tidak berdampak
langsung terhadap lingkungan sekitar. Limbah di areal kebun ditampung dalam
longbed yang terbagibagi menjadi beberapa flat bed pada gawangan mati dengan
ukuran panjang 20 m, lebar 2 m dan kedalaman efektif 0.8 m. Volume flatbed
adalah 32 m3 sehingga volume per ha adalah 896 m sedangkan volume aliran
limbah dari PKS 780 m/hari. Limbah cair dialirkan dari kolam limbah dengan
menggunakan pipa PVC atau baja dengan ukuran 8 inchi untuk pipa induk, 4 inchi
untuk primer, dan 2 inchi untuk pipa sekunder. Rotasi pengisian flatbed 2 kali
dalam setahun.
Limbah cair mengandung banyak bahan organik yang dibutuhkan oleh
pokok kelapa sawit. Persentase kandungan unsur hara limbah cair tiap 75 ton/ha
dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Kandungan Unsur Hara Limbah Cair Setiap 75 ton
Unsur Hara
Nitrogen (N)
Phosphore (P2O5)
Kalium (K2O)
Magnesium (MgO)
kg
120
60
390
120
Kandungan
Presentase (%)
0.16
0.08
0.52
0.16
24
jatuh ke flatbed harus segera disingkirkan, begitu pula dengan gulma berkayu
yang hidup dalam flatbed, selain itu pada saat hari hujan, aplikasi POME harus
dikurangi atau dihentikan agar tidak terjadi luapan. Kegiatan pemeliharaan flatbad
dapat dilihat pada Gambar 5.
Pengendalian Gulma
Pengendalian gulma di SAH Estate dilakukan secara manual dan kimiawi.
Pengendalian gulma secara kimiawi dikususkan untuk gulma pada jalan pikul dan
piringan yang umumnya terdiri atas gulma rumput-rumputan dan teki.
Pengendalian gulma secara manual dilakukan oleh pekerja yang membabat
gulma-gulma pada gawangan mati dan pinggir jalan antar blok, dongkel anak
kayu, serta pembersihan piringan.
Pengendalian gulma secara kimiawi. Pengendalian gulma secara
kimiawi dilakukan oleh dua tim, yaitu tim knapsack spraying (KS) dan tim micron
herby spray (MHS). PT PISP menerapkan kelestarian dan keramahan lingkungan
serta keselamatan dan keamanan kerja (K3) dalam setiap kegiatan operasional
kebun. Begitu juga dengan kegiatan pengendalian gulma secara kimiawi,
penggunaan bahan aktif herbisida kontak seperti paraquat tidak diperkenankan,
selain itu di sekitar area buffer zone meliputi area sekitar rawa, sungai maupun
parit dilarang dilakukan penyemprotan gulma.
Knapsack spraying (KS). Tim semprot KS lebih dikhususkan untuk
pemeliharaan jalan pikul, dan tempat pengumpulan hasil (TPH). Tujuan
pengendalian gulma di jalan pikul adalah untuk mempemudah pengangkutan
buah, mengurangi kompetisi hara, serta menekan populasi hama. Sementara
25
26
Beberapa jenis gulma dominan yang ditemukan di areal pokok adalah jenis
rumput-rumputan seperti Centotheca lappacea, Cynodon dactylon, Axonopus sp.,
dan Eleusine indica, jenis teki-tekian seperti Cyperus sp, jenis paku-pakuan
seperti Nephrolepis biserata, Diterus arida, Stenochlaena palustris, serta jenis
gulma berdaun lebar seperti Asystasia sp., Chromandeliana, Ageratum
conyzoides, dan Borreria latifolia.
27
28
pokok sawit. Pekerjaan garuk piringan dilakukan dengan sistem kerja borongan,
pengupahan ditentukan berdasarkan jumlah luasan yang dikerjakan. Upah
pekerjaan ini sebesar Rp 85 000,-/ha. Rotasi pekerjaan garuk piringan dilakukan
satu kali pertahun.
Babat gawangan. Gawangan merupakan tempat penyusunan pelepah
yang banyak ditumbuhi oleh gulma kelompok kayu-kayuan, pakis-pakisan.
Gawangan tidak harus bersih sepenuhnya dari gulma, namun pengendalian tetap
harus dilakukan agar memudahkan pengawasan kebun. Pembabatan dilakukan
dengan cara menebas gulma dengan ketinggian 40 cm dari permukaan tanah.
Tenaga kerja babat juga termasuk sistem borongan. Seorang pembabat biasanya
dapat menyelesaikan 1.5 ha 2 ha per hari. Upah tenaga babat gawangan adalah
Rp. 50 000,-/ha. Semua semak yang ada di gawangan dibabat menggunakan
parang babat. Kegiatan babat gawangan dapat dilihat pada Gambar 8.
29
Chromolena odorata, dan tukulan (anak sawit liar) yang terdapat pada gawangan
serta pada piringan kelapa sawit. Dongkel anak kayu dapat dilakukan dengan
menggunakan alat dongkel, parang, atau langsung dicabut dengan tangan.
Upah untuk tenaga kerja dongkel anak kayu adalah Rp. 50 000,-/ha. Jenis
pekerjaan ini adalah pekerjaan dengan sistem borongan, sehingga tidak ada premi
yang diperoleh oleh tenaga pendongkel. Tenaga pendongkel dapat menyelesaikan
1 1.5 ha per hari. Walaupun demikian, berdasarkan pengamatan yang dilakukan
di Afdeling III, terdapat beberapa pendongkel yang hanya dapat menyelesaikan
setengah hektar per hari, disebabkan oleh faktor cuaca yang terik.
Pengendalian Hama
SAH Estate tidak dijumpai terlalu banyak hama dan tidak beragam, hal ini
dikarenakan kondisi pokok yang sudah memasuki fase tanaman menghasilkan
(TM). Berdasarkan pengamatan penulis, hama utama yang dijumpai adalah rayap
(Isoptera sp.), tikus (Rattus tiomanicus), dan ulat api (Setora nitens), namun
dalam jumlah dibawah ambang ekonomi. Untuk menanggulangi timbulnya
ledakan serangan hama SAH Estate melakukan tindakan pencegahan dengan
menanam beneficial plant, membuat gupon (sarang burung hantu), dan melakukan
pembongkaran rumah rayap.
Penanaman beneficial plant. Jenis beneficial plant yang ditanam di SAH
Estate adalah Tunera subulata dan Casiatora. Penanaman tersebut merupakan
usaha pengendalian hama ulat api. Tunera subulata ditanam di sepanjang bahu
jalan poros dalam piringan berdiameter 1.5 m dan bebas dari gulma, aplikasi
tankos dilakukan untuk menambah unsur hara dengan dosis 75 kg/titik tanam.
Gupon. Gupon adalah kandang burung hantu yang sengaja dibuat di
dalam areal pokok kelapa sawit untuk mengendalikan hama tikus. Tikus (Rattus
tiomanicus) merupakan hama yang paling utama di perkebunan kelapa sawit,
Salah satu tindakan untuk mengendalikan hama tikus secara biologis yang
dilakukan di SAH Estate adalah dengan penggunaan burung hantu (Tyto alba).
Burung hantu (Tyto alba) termasuk golongan karnivora, dengan daya
konsumsi terhadap tikus mencapai 99.4 %. Satu gupon dibuat untuk mencakupi
30 ha areal perpokok, setiap blok diusahakan memiliki satu unit kandang burung
30
hantu. Kandang burung hantu dibuat dengan menggunakan kayu dan tiang besi
silinder sebagai penyangga. Gupon dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9. Gupon
31
32
- S2
- S3
- tb
= pokok tumbang
-x
-R
33
-B
= pokok berbenalu
- Abn
= pokok abnormal
= parit sekunder
= parit/sungai alam
- GBH
= posisi gupon
34
35
Sistem panen dan rotasi panen. SAH Estate menerapkan sistem panen
hanca giring tetap per kemandoran, dimana penempatan pemanen yang akan
memanen pada hari tersebut telah ditentukan hanca ke hanca selanjutnya. Sistem
ini mengakibatkan pengaturan jumlah tenaga kerja lebih mudah, ditambah atau
dikurangi sesuai dengan kebutuhan atau kondisi kematangan buah. Apabila AKP
sedikit diterapkan sistem sorong panen untuk mencapai target 3 000 kg per
pemanen.
SAH Estate juga menganut sistem family cover dimana pembantu kegiatan
pemanen kebanyakan berasal dari keluarga atau kenalan yang dibayar khusus oleh
pemanen sendiri bukan dari perusahaan bergantung kesepakatan kedua belah
pihak. Pembantu panen bertugas untuk memungut berondolan dan menggangkut
hasil panen dari dalam hanca ke TPH, sehingga pekerjaan lebih cepat selesai.
36
Rotasi panen adalah selang waktu antara satu panen dengan panen
berikutnya pada satu hanca panen (Hasibuan, 2010). Rotasi panen SAH Estate
adalah 6/7 artinya dalam 1 minggu terdapat 6 hari panen sehingga dalam 1 divisi
terdapat 6 kapel panen. Kapel panen adalah luasan yang harus diselesaikan oleh
pemanen di satu hanca dalam satu hari panen. Kapel panen Afdeling III terdiri
atas 6 kapel, masing-masing terdiri atas 4 - 5 blok bergantung luasan blok. Luasan
kapel Afdeling III dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Kapel Panen Afdeling III
Kapel
Tahun Tanam
I
II
III
IV
V
VI
1995
1995
1995, 2002, 2004
1995, 1998, 2004
1995
1995
Blok
Luas (ha)
Pokok
149.14
155.52
116.60
125.85
161.76
149.45
18 986
19 819
13 770
15 026
20 584
14 426
37
Nama Alat
Harvesting
pole (egrek)
Dodos
3
4
5
Gancu
Angkong
Kapak
Karung
Tojok
Kegunaan
Memotong TBS
yang tinggi
Keterangan
Terdiri dari tiang aluminium sepanjang 6 12
m dan mata pisau egrek, berbentuk seperti arit
dengan pangkal 20 cm, panjangnya 45 cm dan
sudut lengkung 135.
Memotong TBS
Berbetuk seperti tembilang lebar mata 8 14
rendah
cm dan panjang mata 8 12 cm.
menganggkat buah
Besi seperti mata kali berdiameter 3 8 inchi
menggangkut buah
Kereta dorong beroda satu, terbuat dari besi
memotong gagang
Kapak yang dipakai di SAH estate bermata
TBS
leter U
Wadah berondolan
Karung yang digunakan berasal dari karung
pupuk, dijatah untuk tiap pemanen
Untum memuat TPS Digunakan oleh pemuat, berupa pipa besi
ke dump truck
berbentuk lancip dengan panjang 1 1.5 m
38
Basis dan premi panen. Basis adalah syarat dasar yang harus dipenuhi
karyawan dalam pemanenan untuk kebutuhan 1 HK. Pemanen memperoleh upah
premi berdasarkan prestasi kerjanya. Basis panen yang harus dipenuhi oleh
seorang pemanen di SAH Estate adalah 1 000 kg/ hari sedangkan output (rata-rata
tonase yang didapatkan oleh pemanen) adalah 3 000 kg/ hari. Output diterapkan
dengan tujuan untuk mencapai budget produksi. Output 3 000 kg per pemanen
terlalu tinggi, basis borongan minimal (sesuai dengan upah rata-rata SKU) yaitu
800 kg per HK, serta berkisar antara 700 1 400 kg per HK (Pahan, 2008). Basis
output yang terlalu tinggi ini mengakibatkan banyak pemanen yang melakukan
pelanggaran, sehingga menurunkan mutu buah yang dipanen.
Apabila pemanen melebihi basis, maka kelebihan dari tonase yang
diperoleh dihitung sebagai premi. Perhitungan premi yang diterapkan SAH Estate
adalah premi bertingkat yang terdiri dari tiga tingkatan basis. Brondolan juga
menjadi bagian penting dalam pendapatan pemanen. Setiap kilogram brondolan
dihargai Rp.120, /kg. Presentase berondolan bayar adalah 10% dari kg TBS yang
dihasilkan pemanen, artinya 10% merupakan batas toleransi yang dibenarkan
dalam pembayaran, apabila persentase brondolan melebihi 10%, maka persentase
kelebihannya tidak dibayar akan tetapi berdasarkan perhitungan premi panen
TBS. Jika pemanen menghasilkan output 3 000 kg dengan brondolan 400 kg
premi yang diperoleh yaitu:
(1) Premi
(2) Premi panen : - Lebih basis 1 = 500 x Rp 25,- Lebih basis 2 = 500 x Rp 30,- Lebih basis 3 = 600 + sisa brondolan (100) x Rp 35,(3) Brondolan
= RP. 36 000,(1) Premi panen : Rp12 500,- + Rp. 15 000,- + Rp. 24 500,- + Rp 36 000.
Selain pemanen, mandor panen dan kerani produksi juga mendapatkan
premi, premi mandor dan kerani diperoleh setelah menghitung jumlah tonase
seluruhnya dari semua pemanen. Ketentuan premi pemanen Mandor Panen, dan
Kerani Produksi dapat dilihat pada Tabel 12.
39
Tabel 12. Ketentuan Tarif Premi Pemanen, Mandor Panen, dan Kerani
Produksi
No Jenis Perkejaan Satuan
1 TM 7 TM 11
Lebih basis 1
Lebih basis 2
Lebih basis 3
2 TM 12, dst
Lebih basis 1
Lebih basis 2
Lebih basis 3
Premi
Pemanen
(Rp/satuan)
Basis
Target
minimal
Premi
mandor
(Rp/satuan)
Premi
kerani
(Rp/satuan)
kg/
harian
22
27
32
500
3 000 kg
500
Sisa tonase
2.75
1.2
kg/
harian
25
30
35
500
3 000 kg
500
Sisa tonase
2.75
1.2
Biaya panen. Biaya panen adalah semua biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan untuk mendapatkan 1 kg TBS sampai ke TPH. Biaya panen umumnya
mencakup upah harian pemanen, premi panen, premi brondolan dan premi pokok
tinggi yang diperoleh dengan cara :
tidak
sesuai
dengan
SOP
kebun
akan
dikenai
sanksi.
Tujuan
Kriteria
TBS matang tidak dipanen
TBS matang tidak diangkut ke TPH
TBS mentah terpanen
TBS Tangkai Panjang
Brondolan Tidak dikutip
TBS tidak diangkut dari TPH
Brondolan tidak diangkut dari TPH
Pencatatan data kualitas tidak benar
Pemanen
Rp 500,- /TBS
Rp 500,- /TBS
Rp 1 000,-/TBS
Rp 500,- /TBS
Rp 1 500,-/TBS
-
40
Buah mentah
2
1
1
1
5
Kesalahan Panen
Kurang matang
1
1
4
3
3
1
1
1
4
1
1
2
1
1
4
1
30
Tangkai panjang
1
2
2
2
1
3
1
1
13
41
Sistem yang biasa diterapkan di Afdeling III adalah sistem muat bebas.
Kelebihan sistem muat bebas adalah TBS lebih cepat terangkut terutama pada
musim hujan. Kekurangannya adalah lebih banyak bahan bakar yang digunakan.
Alat yang digunakan dalam pengangkutan adalah dump truk untuk memuat TBS,
karung dan garu plastik untuk mengumpul berondolan dan tojok untuk memuat
buah. Setelah pengambilan TBS dan sebelum diangkut ke pabrik, kerani produksi
harus mengisi surat pengantar buah.
Pengangkutan tandan buah segar. Kegiatan pengangkutan TBS dan
berondolan terdiri atas dua tahap, yaitu pengangkutan dari hanca ke TPH, dan
pengangkutan dari TPH ke PKS. Transportasi TBS dan brondolan harus sudah
terkirim ke PKS< 24 jam untuk menjaga mutu TBS dan brondolan. Oleh karena
itu, diperlukan pengaturan oleh kerani produksi untuk mengatur alokasi
pembagian tenaga angkut (pemuat). Efisiensi pengangkutan TBS akan tercapai
apabila unit angkutan memuat TBS secara maksimal dengan waktu seefisien
mungkin. Kegiatan angkut TBS dapat dilihat pada Gambar 12.
42
Lebih Basis II
Lebih Basis II
Hari libur
(kg) Tarif Rp (kg)
Tarif Rp (tanpa basis)
5 000
4.0 >26 000
5.5
5.5
5 000
4.0 >17 000
5.5
5.5
5 000
2.0 >15 000
2.5
2.5
Sumber : Surat Edaran Kantor Kebun, PT Perdana Insti Sawit Perkasa (April, 2012)
43
Aspek Manajerial
Selama 2 bulan terakhir penulis melaksanakan kegiatan magang di SAH
Estate sebagai pendamping mandor dan pendamping asisten afdeling.
Pendamping Mandor (PM)
Mandor adalah karyawan non staf PBT maupun KHT yang berhubungan
langsung dengan pekerja di lapangan. Mandor bertugas mengawasi pekerjaan
karyawan, memberikan arahan kepada karyawan, mengevaluasi hasil kerja
karyawan, memberikan motivasi kepada karyawan serta menegur karyawan
apabila karyawan melakukan kesalahan.
Setiap sore setiap pulang dari lapangan, mandor harus membuat laporan
mengenai pekerjaan yang telah dilakukan membuat rencana kerja harian (RKH)
Selama menjadi pendamping mandor, penulis mengikuti kegiatan semua mandor
baik mandor panen, kerani panen, mandor perawatan, dan mandor pemupukan.
Pendamping mandor panen. Kegiatan penulis sebagai pendamping
mandor panen dilakukan selama 6 hari.
44
45
PEMBAHASAN
Pengelolaan Tenaga Kerja Panen
Tenaga kerja panen kelapa sawit adalah tenaga kerja yang bertugas untuk
menurunkan buah kelapa sawit dari pokok dengan tingkat kematangan buah
sesuai dengan kriteria yang berlaku kemudian mengangkut hingga ke TPH.
Tenaga kerja panen di SAH Estate terdiri dari seorang pemanen yang bertugas
untuk memanen buah beserta penolong (pembantu pemanen) yang membantu
memunguti brondolan yang tertinggal serta menganggkut buah ke TPH. Pembantu
dipekerjakan serta dibayar oleh pemanen tanpa campur tangan pihak perusahaan.
Dalam proses kegiatannya, dibutuhkan pengelolaan tenaga kerja panen yang baik
sehingga kegiatan pemanenan dapat berjalan lancar. Pengelolaan tenaga kerja
pemanen meliputi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
pelaksanaan (actualizing) dan pengawasan (controlizing).
Perencanaan dan Pengorganisasian Tenaga Kerja
SAH estate memiliki 123 tenaga pemanen untuk tiga afdeling, Afdeling I
memiliki 40 pemanen, Afdeling II memiliki 36 pemanen serta Afdeling III
memiliki 45 pemanen. Masing-masing afdeling di SAH Estate memiliki dua
kemandoran dengan jumlah tenaga kerja 20 25 orang per kemandoran. Setiap
kemandoran dikepalai oleh mandor yang bertugas untuk menentukan jumlah
pekerja dan mengawasi pemanen di lapang. Dalam satu adeling rata-rata
membutuhkan 40 50 tenaga panen.
Kebutuhan tenaga kerja pemanen per hari dapat ditetukan dari hasil
perhitungan AKP dan taksasi panen, pada kenyataannya hasil perhitungan AKP
dan taksasi panen tersebut selalu dalam kondisi under estimate dimana kondisi
buah yang diperkirakan lebih tinggi daripada kondisi buah sebenarnya di
lapangan, sehingga basis output yang ditetapkan tergolong tinggi. Jumlah tenaga
kerja yang tersedia tidak dipergunakan seluruhnya, yaitu tidak mencapai 40 tenaga
per afdeling. Pemanen yang tidak melaksanakan panen pada hari tersebut
46
Output yang harus dihasilkan oleh pemanen per hari terlalu tinggi, yaitu
sebesar 3 000 kg/ pemanen, basis panen minimal (sesuai dengan upah rata-rata
SKU) yaitu 800 kg per HK, serta berkisar antara 700 1 400 kg per HK
bergantung pada umur pokok (Pahan, 2008). Basis output sebaiknya dikurangi
setengahnya hingga mencapai angka 2 000 kg/ pemanen. Basis output yang
ditetapkan oleh beberapa perusahaan perkebunan kelapa sawit dapat dilihat pada
Tabel 16.
Tabel 16. Basis Output Beberapa Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit
No
1.
Kebun
800
Plantation, Jambi
2.
1440
3.
1800
4.
Sungai
1800
Kalimantan Tengah
5.
1980
Kalimantan Selatan
Sumber : Hasibuan (2010), Sinaga (2011), Numan (2009), Nurmalisa (2011), Chairunisa (2008).
47
Basis output tinggi yang tidak sesuai dengan kondisi buah sebenarnya di
lapangan, dan kurangnya alokasi tenaga kerja pemanen mengakibatkan banyak
pemanen yang tidak mengindahkan SOP pemanenan dan hanya mengejar target
output.
Pengawasan Tenaga Kerja
Pengawasan tenaga kerja dilakukan oleh mandor panen dan asisten
afdeling tiap hari. Pengawasan ini dilakukan untuk memastikan kinerja tenaga
kerja dalam melaksanakan tugas, sehingga diperoleh kualitas dan kuantitas TBS
yang baik. Pelaksanaan kegiatan panen harus berdasarkan SOP yang berlaku, baik
selama proses kegiatan ataupun output yang dihasilkan. Tenaga kerja pemanen
diharuskan menggunakan SOP kerja untuk keamanan kerja seperti AP boots, helm
dan sarung egrek. Output yang dihasilkan harus memenuhi kriteria mutu buah
yang telah ditentukan, berupa panjang gagang TBS, ada tidaknya buah mentah
yang terpanen, buah matang tidak dipanen, serta kebersihan hanca panen dari
brondolan.
Rata-rata pemanen yang menurunkan buah kurang matang di SAH Estate
mencapai presentase tertinggi yaitu mencapai 37.8% pemanen. Penurunan buah
kurang matang oleh pemanen ini juga berkaitan dengan standar output yang harus
dihasilkan oleh pemanen. Kondisi buah yang lebih sedikit dari hasil taksasi dan
basis output yang tinggi menyebabkan banyak pemanen yang menurunkan buah
kurang matang untuk memenuhi output per hari tersebut. Untuk itu perlu
dilakukan penambahan tenaga kerja, pengawasan yang lebih mendalam serta
pemberlakuan sanksi yang berlaku atau menurunkan basis output per hari.
48
kerja
merupakan
motor
penggerak
dalam
menjalankan
Presentase (%)
13.01
52.03
33.33
1.63
100.00
49
Perolehan Premi
(rata-rata premi Rp/bulan)
2500000
2000000
1500000
1000000
500000
0
17 - 25
26 - 35
36 - 45
46 - 55
55
Presentase (%)
13.82
38.21
35.77
12.20
100.00
50
Perolehan Premi
2,000,000
Tidak Sekolah
1,500,000
SD/ sederajat
1,000,000
SMP/ sederajat
SMA/ sederajat
500,000
Tingkat Pendidikan
Semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin tinggi juga prestasi yang
diperoleh pemanen. Pemanen yang tidak bersekolah memiliki prestasi kerja yang
paling rendah, sedangkan pemanen yang tamat SMA sederajat memiliki prestasi
kerja yang paling tinggi. Pada umumnya tenaga kerja dengan tingkat pendidikan
yang rendah cenderung patuh dan mempunyai loyalitas yang tinggi terhadap
perusahaan.
Komposisi pemanen berdasarkan lama kerja di SAH estate sampai dengan
April 2012 dapat dilihat pada Tabel 18. Pekerja dengan lama kerja 1 tahun
berjumlah 14 pekerja atau 11.38%, lama kerja 1 5 tahun 49 pekerja atau
39.84%, lama kerja 6 10 tahun berjumlah 35 pekerja atau 28.46% serta pekerja
dengan lama kerja > 10 tahun berjumlah 25 dengan presentase 20.32%. Lama
kerja yang didata yaitu mulai dari pertama kali pemanen bekerja sebagai
pemanen.
51
Presentase (%)
11.38
39.84
28.46
20.32
100.00
Pekerja yang lebih berpengalaman dengan lama kerja yang lebih lama
menunjukkan prestasi kerja yang lebih baik. Pekerja yang telah bekerja lebih dari
10 tahun menghasilkan premi yang paling besar, dibandingkan pekerja yang
bekerja < 10 tahun, sedangkan prestasi kerja yang terendah yaitu pekerja dengan
lama kerja 1 tahun. Hal tersebut menunjukkan bahwa lama kerja mempengaruhi
kinerja dari pemanen, dimana pemanen menjadi lebih berpengalaman dan
terampil dalam bekerja, selain itu pemanen lebih menguasai pekerjaannya dan
lebih beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Perbandingan perolehan premi
Perolehan Premi
Rata - rata Premi Rp/bulan
2,000,000
1,500,000
1 tahun
1 - 5 tahun
1,000,000
6-10 tahun
> 10 tahun
500,000
1 tahun
52
pembantu panen tersebut. Jumlah pembantu panen juga menentukan output yang
dihasilkan oleh pemanen. Rata-rata pemanen di SAH Estate mempunyai 1 atau 2
pembantu panen. Pemanen yang mempunyai 1 pembantu panen berjumlah 106
pemanen atau 86.18%, serta pemanen yang mempunyai 2 pembantu panen
berjumlah 17 pemanen atau 13.82%.
Berdasarkan hasil pengamatan, pemanen yang mempunyai 2 pembantu
panen memperoleh premi yang lebih tinggi dibandingkan hanya memiliki 1
pembantu panen, yaitu ratarata Rp 1 572 009,-/bulan untuk pemanen yang hanya
memilik 1 pembantu panen dan Rp 2 072 302,-/bulan untuk yang memiliki 2
pembantu panen. Premi tersebut menunjukkan ouput ratarata yang dihasilkan
pemanen perbulannya. Pemanen yang memiliki 2 pembantu panen dapat
menyelesaikan pekerjaan dengan lebih cepat, lebih baik dan hanca panen lebih
bersih dari brondolan. Namun, karena tenaga kerja pembantu panen tidak diupah
oleh perusahaan, pemanen di SAH Estate lebih memilih hanya memiliki 1
pembantu panen dari pihak keluarga, yaitu istri atau anak-anak walaupun masih
berumur di bawah 17 tahun. Perbedaan perolehan premi tersebut secara tidak
langsung mengakibatkan pemanen telah memperkerjakan anak-anak di bawah
usia, karena tidak adanya pengawasan atau penetapan batas usia pembantu panen
oleh pihak perusahaan.
Tenaga kerja pembantu panen dari pihak keluarga kurang baik, hal ini
karena kinerja pembantu panen yang tidak mengindahkan SOP perusahaan baik
dari pelaksanaan kerja dan keselamatan kerja. Di SAH Estate banyak ditemukan
buah jatuh di parit yang tidak diangkat, juga banyak buah kurang matang yang
dibenam dalam tanah ataupun buah kelewat matang yang diberondolkan. Selain
itu pemungutan berondolan kurang bersih, hal ini dapat terlihat dari banyaknya
anak sawit di kebun. Tenaga pemungut berondolan sebaiknya disediakan oleh
pihak kebun, agar kegiatan panen menjadi maksimal.
Tenaga kerja pemanen di SAH Estate terdiri atas tiga etnis bangsa yang
utama yaitu etnis Jawa sebanyak 61.79%, etnis Nias sebanyak 17.07% dan etnis
Batak sebanyak 13.82%, selain itu terdapat beberapa
(4.88%) etnis Sunda (2%), dan etnis Dayak (0.81%). Faktor etnis mempengaruhi
prestasi kerja yang dicapai pemanen. Pemanen etnis Nias paling banyak
53
Perolehan Premi
2,000,000
Jawa
1,500,000
Batak
Nias
1,000,000
Sunda
Saklam (NTB)
500,000
Dayak
Jawa
Batak
Nias
etnis
Gambar 16. Perolehan Premi Pemanen Berdasarkan Etnis
Panen
(%)
57.90
61.91
82.35
50.00
100.00
-
Jenis pekerjaan
Tunas
Pemeliharaan
(%)
(%)
22.37
5.26
9.52
4.76
5.88
-
Lainnya
Total
(%)
Premi
Rp/bulan
14.47
23.81
11.77
50.00
100.00
100
100
100
100
100
100
1 612 867
1 625 400
1 861 536
735 554
1 185 501
974 751
54
menyukai pekerjaan lainnya 14.47%. Begitu juga dengan pemanen etnis Batak,
sebanyak 61.91% lebih menyukai pekerjaan panen dibandingkan pekerjaan
lainnya, 9.52% menyukai pekerjaan tunas, 4.76% menyukai pemeliharaan, dan
sebanyak 23.81% menyukai kegiatan lainnya. Pemanen etnis Nias sebanyak
82.35% menyukai kegiatan panen, 5.88% menyukai kegiatan tunas, 11.77%
menyukai kegiatan lainnya, tidak terdapat pemanen etnis Nias yang menyukai
kegiatan pemeliharaan. Pemanen etnis Sunda hanya menyukai pekerjaan panen
dan kegiatan lainnya, pemanen etnis Saklam semua menyukai kegiatan panen,
serta pemanen etnis Dayak tidak meyukai kegiatan panen.
Upah pemanen di SAH Estate dalam bentuk uang adalah Rp 1 282 200,per bulan atau Rp 42 740,- per hari. Upah tersebut telah memenuhi standar Upah
Minimum Regional (UMR) Rokan Hulu tahun 2012 yaitu sebesar Rp 1 265 000,-.
Dari jumlah ratarata premi yang didapat perbulannya, dapat terlihat bahwa
pemanen etnis Nias dengan tingkat kesukaan terhadap pekerjaan panen yang
tinggi menghasilkan jumlah premi yang paling banyak, yaitu sebesar Rp 1 861
536,-/ bulan. Selanjutnya, pemanen etnis Batak rata-rata memperoleh premi Rp 1
625 400,-/ bulan, kemudian pemanen etnis Jawa sebanyak Rp 1 612 867,-/ bulan,
pemanen etnis Saklam Rp 1 185 501,-/ bulan, pemanen etnis Dayak Rp 974 751,-/
bulan serta pemanen etnis Sunda Rp 735 554,-/ bulan.
55
56
Saran
Pengunakan tenaga kerja pemanen sebaiknya didasarkan kepada angka
kerapatan panen dan basis output yang menjamin kualitas dan kuantitas panen
yang baik. Hal tersebut dapat dicapai dengan penambahan jumlah pemanen
disertai dengan pengurangan basis output pemanen. Pengadaan tenaga kerja
pemungut berondolan sebaiknya dilakukan oleh pihak perusahaan, atau pihak
pemanen dengan pegawasan oleh perusahaan, sehingga tidak terjadi kecurangan
oleh pekerja dan diperoleh kualitas buah yang lebih baik.
57
DAFTAR PUSTAKA
Chairunisa, C. 2008. Pengelolaan Tenaga Kerja Panen dan Sistem Pengangkutan
Tandan Buah Segar Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun
Mustika PT. Sajang Heulang Minamas Plantation Kalimantan Selatan.
Skripsi. Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB.
Bogor.
Hasibuan, M. A. M. 2010. Manajemen Tenaga Kerja Panen Kelapa Sawit (Elaeis
guineensis Jacq.) di Kebun Mentawak PT Jambi Agro Wijaya, Bakrie
Sumatera Plantation, Sarolangun, Jambi. Skripsi. Departemen Agronomi
dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB. Bogor.
Lubis, A. U. 2008. Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Indonesia. Pusat
Penelitin Perkebunan Marihat Bandar Kuala: Pemantar Siantar. 362 hal.
Meselina, M. 2004. Pengelolaan Tenaga Kerja Pemeliharaan Tanaman Kelapa
Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Afdeling VII PT. Cipta Futura Plantation
Muara Enim, Sumatera Selatan. Skripsi. Departemen Agronomi dan
Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB. Bogor.
Nurmalisa, M. 2011. Pengelolaan Panen Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis
guineensis Jacq.) di Sungai Bahaur Estate, PT Bumitama Gunajaya Agro,
Kota Waringan Timur Kalimantan Tengah. Skripsi. Departemen Agronomi
dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB. Bogor
Numan, M. 2009. Pengelolaan Tenaga Kerja Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis
guineensis Jacq.) di Perkebunan PT Cipta Futura Plantation, Muara Enim
Sumatra Selatan. Skripsi. Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas
Pertanian, IPB. Bogor
Pahan, I. 2008. Panduan Lengkap Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis Hulu
Hingga Hilir. Penebar swadaya: Jakarta. 441 hal.
Pardamean, M. 2008. Panduan Lengkap Pengelolaan Kebun dan Pabrik Kelapa
Sawit. Agromedia Pustaka: Jakarta. 225 hal.
Pardamean, M. 2011. Sukses Membuka Kebun dan Pabrik Kelapa Sawit. Penebar
Swadaya: Jakarta. 300 hal.
Pangaribuan, F. 1999. Pengelolaan Tenaga Kerja Perkebunan Kopi. Skripsi
Program Studi Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian. IPB. Bogor.
Sinaga, N. J. A. 2011. Manajemen Panen Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis
guineensis Jacq.) di PT Sari Lembah Subur, Astra Agro Lestari, Riau.
58
59
LAMPIRAN
60
Tabel Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang KHL PT Perdana Inti Sawit Perkasa
13-02-2012
Perawatan Turnera
14-02-2012
Pengawasan Pemupukan
50 kg
900
kg/Hk
900
kg/Hk
15-02-2012
16-02-2012
17-02-2012
18-02-2012
19-02-2012
20-02-2012
50 kg
3200
kg/HK
985
kg/HK
3000
kg/ HK
985
kg/HK
21-02-2012
102
pokok
5 keep
100
pokok
5 keep
D 33
22-02-2012
5
pokok
-
23-02-2012
Penyemprotan gulma
0.5 ha
6 ha
6 ha
C 22
24-02-2012
D 22 (PKS PT
PIS), D 33
PKS PT PIS
26-02-2012
27-02-2012
28-02-2012
29-02-2012
8 ha
17 ton
8 ha
16 ton
8 ha
Kantor Afd 3
D 33, 34
D 33, 34
1-03-2012
2-03-2012
3-03-2012
4-03-2012
Administrasi kebun
Analisis vegetasi
Olahraga
Libur
Kantor Afd 3
C 21
Tanggal
25-02-2012
Uraian Kegiatan
Lokasi
Jalan Poros C
22, 23
C 27
SP 1, kebun
plasma
C 29
D 23
PKS PT PIS
C 21
C 22
Keterangan
Kendala: cangkul
pekerja rusak
Jenis pupuk:
kieserite, dosis:
0,75kg/pokok
Kendala: Cuaca
terik
Jenis pupuk:
kieserite, dosis:
0,75kg/pokok
Unsur Fe ClCO3
Kendala: Hujan
Jenis herbisida
Bionasa
Kendala: Gerimis
Jenis herbisida
Bionasa
Kendala: Cuaca
mendung
Cuaca terik
Kendala: Cuaca
terik
61
Tabel Lampiran 2. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pendamping Mandor PT Perdana Inti
Sawit Perkasa
Tanggal
Uraian Kegiatan
5-03-2012
6-03-2012
7-03-2012
8-03-2012
9-03-2012
10-03-2012
11-03-2012
12-03-2012
13-03-2012
14-03-2012
15-03-2012
Administrasi kebun
Administrasi kebun
Administrasi kebun
Mandor Panen
Administrasi
Olahraga
Libur
Babat bahu jalan
Administrasi
Garuk piringan
Dongkel anak kayu
16-03-2012
17-03-2012
18-03-2012
19-03-2012
20-03-2012
Lokasi
Keterangan
1
2
1
500 m
8 ha
5 ha
5 jam
5 jam
6 jam
Kantor Afd 3
Kantor Afd 3
Kantor Afd 3
D21 D25
Kantor pusat PISP
C 25
C 28
C 30
Analisis Vegetasi
Buat Plank TPH
Libur
Mandor Panen
Mandor Panen
12
6
48 ha
20 ha
7 jam
9 jam
7 jam
5 jam
Kantor Afdeling
C34 C30
C29 - C25
21-03-2012
22-03-2012
23-03-2012
24-03-2012
25-03-2012
26-03-2012
Mandor Panen
Mandor pemupukan
Libur
Libur
Libur
Babat Gawangan
8
6
1
32 ha
30 ha
4 ha
7 jam
5 jam
5 jam
C24 C21
D 29
C27
27-03-2012
Mandor Penyemprotan
16 ha
5 jam
D 26
28-03-2012
29-03-2012
30-03-2012
Administrasi
Mandor Pemupukan
Analisis Vegetasi,
kunjungan ke pabrik
Kunjungan ke pabrik,
Sounding
Libur
Kerani produksi
Kerani produksi
Mandor Pemupukan
6
-
31 ha
-
6 jam
-
7 jam
D 33
7 jam
9 jam
3
2
6
28 ha
9 jam
7 jam
5 jam
C 31 C34
C 25 C29
C 24
Hujan deras
-
31-03-2012
01-04-2012
02-04-2012
03-04-2012
04-04-2012
62
05-04-2012
06-04-2012
07-04-2012
Analisis Vegetasi
Pengecekan tunasan, daily cost
2 ha
7 jam
08-04-2012
09-04-2012
Libur
Evaluasi tunasan hanca tetap,
pengecekan untilan,
pembuatan takaran pupuk,
Kalibrasi brondolan dan BJR
TBS, pengecekan tunasan dan
panen
Efisiensi, dialog dengan
supervisi
Infus benalu
B 29
D 27, kantor
AFD III
Gudang pupuk
D 34
5 ha
9 jam
D 34, D 33
D 30, Pabrik
33
9 jam
C 21 D25,
kantor kebun
D 26 D31,
peron
peron
7 blok
161.42
ha
-
34
9 jam
C 29 C34,
kantor kebun
D 25, peron
6 blok panen
178.14
ha
-
2
6
43 ha
7 jam
6 jam
Pupuk urea
29
191.96
ha
163.27
ha
149.29
ha
8 jam
C 21 - C23
C 27, kantor
kebun
D 27 D 33,
kantor kebun
D 28 D 34
C 31 D 33,
kantor kebun
Tanggal
10-04-2012
11-04-2012
12-04-2012
13-04-2012
14-04-2012
15-04-2012
16-04-2012
17-04-2012
18-04-2012
19-04-2012
20-04-2012
21-04-2012
22-04-2012
23-04-2012
24-04-2012
25-04-2012
26-04-2012
27-04-2012
Uraian Kegiatan
Lokasi
Keterangan
B 25
Kendala: metafuron
mengendap,
penyemprot harus
tinggi
-
Penyusunan
pelepah tidak di
gawangan mati
-
D 27
29
34
5 jam
9 jam
7 jam
7 jam
63
Tanggal
29-04-2012
30-04-2012
01-05-2012
02-05-2012
03-05-2012
04-05-2012
05-05-2012
06-05-2012
07-05-2012
08-05-2012
09-05-2012
10-05-2012
11-05-2012
12-05-2012
Uraian Kegiatan
Libur
Penyusunan Laporan Magang
Penyusunan Laporan Magang
Kunjungan ke Koperasi
Plasma
Kunjungan ke Koperasi
Plasma
Perpisahan dengan SMK
perdu
Penyusunan Laporan
Libur
Krani Cek
Pengawasan panen dan
tunasan
Penyusunan Laporan
Presentasi hasil magang
Pamitan
Pulang
22
161.23
ha
-
8 jam
D 23 D 27
Lokasi
Keterangan
64
64
65
Tabel Lampiran 5. Sifat Utama pada Masing-masing Satuan Peta Tanah (SPT)
SPT
Uraian
Fisiografi
Bahan Induk
Endapan Aluvial
Luas
Ha
1,062
%
41.45
1,500
58.55
2,562
100.00
baik,
masam,
KTK
Dataran Aluvial
Dataran Aluvial
65
66
Tabel Lampiran 6. Data Curah Hujan Kebun PT PIS Tahun 2005 - 2010
BULAN
Januari
Pebruari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
Jumlah
Rataan Bulanan
BB
BK
2005
CH (mm) HH
113.90
8
82.00
14
204.50
8
100.50
9
199.50
7
62.00
6
134.00
3
145.00
3
49.50
9
184.00
7
256.50
11
192.00
7
1,723.40
92
143.62
7
2006
CH (mm) HH
127.00
6
349.00
7
190.00
7
178.00
9
173.00
10
87.00
5
81.00
9
101.00
5
201.00
12
117.00
10
130.00
5
184.00
11
1,918.00
96
159.83
8
2007
2008
CH (mm) HH CH (mm) HH
199.00
10
165.00
13
190.00
9
190.00
8
228.00
15
522.00
14
307.00
10
250.00
10
218.00
7
180.00
6
83.00
10
299.00
3
156.00
8
485.00
3
90.00
8
305.00
12
156.00
8
325.00
7
226.00
10
370.00
8
95.00
4
190.00
10
200.00
16
187.50
19
2,148.00 115
3,468.50 113
179
9
289.04
9
2009
CH (mm) HH
203.50
13
218.00
7
356.00
10
246.00
8
151.00
9
60.00
10
80.00
7
264.00
4
183.00
11
237.00
9
257.00
12
330.00
11
2,585.50 111
215.46
9
2010
CH (mm)
303.00
180.00
209.00
143.00
96.00
209.00
133.00
86.00
188.00
128.00
123.00
156.00
1,954.00
162.83
9
1
10
0
9
0
10
1
10
0
HH
9
5
9
7
8
5
7
6
4
10
15
12
97
8
12
0
Keterangan :
Rata-rata BB : 10 bulan
Rata-rata BK : 0,16 bulan
= Hari hujan
CH
= Curah Hujan
BB
= Bulan Nasah
BK
= Bulan Kering
66
HH
67
Lampiran 7. Data Produksi, Produktvitas, dan Berat Tandan Rata-rata Tahun 2007 2011
Tahun
Produksi (Ton)
Tanam
2007
2008
2009
2010
2011
1993
12 295.16 11 836.15 10 912.24 10 404.98 11 958.77
1994
17 035.64 14 861.60 15 784.25 14 237.22 16 262.01
1995
54 601.32 52 964.05 50 649.07 46 011.95 53 341.80
1996
37 727.42 39 534.82 35 298.14 30 368.05 32 410.21
1997
52 986.35 63 155.61 56 332.43 44 780.59 52 240.14
1998
12 305.15 16 165.51 18 832.35 13 174.10 15 936.75
1999
9 603.76 12 617.52 10 418.17
8 017.72 11 137.42
2000
4 054.20 5 828.45 5 364.60
6 753.99 10 584.76
2001
2 051.81 1 293.56 1 552.23
1 316.95
2 266.85
2002
1 361.93 1 933.24 2 560.39
2 482.72
3 330.25
2003
237.14
719.64 1 382.11
1 331.65
2 359.50
2004
114.17
458.33
1 302.66
1 749.58
2005
293.07
296.42
791.72
2006
221.34
1 338.51
2 792.20
Sumber : Kantor Kebun, PT Perdana Inti Sawit Perkasa (Mei, 2012)
2007
30.43
30.80
29.36
26.76
20.58
15.10
58.59
8.75
22.64
3.26
1.35
-
Produktivitas (ton/ha)
2008 2009 2010
29.30 27.01 26.08
26.87 28.54 26.24
28.48 27.23 21.54
28.04 25.04 21.54
24.53 21.88 17.36
19.84 23.11 24.82
76.98 63.56 44.91
12.64 11.58 14.13
14.27 17.12 14.53
7.70 10.20 10.87
4.09 7.87
7.58
2.42 9.75 16.84
0.80
0.87
1.83
5.54
2011
29.97
29.98
28.00
22.99
20.29
21.00
62.39
22.15
25.01
8.43
13.43
22.61
2.32
10.46
2007
20.71
20.59
17.83
14.54
12.99
28.02
26.08
10.74
10.8
2.68
4.49
-
2011
25.51
24.64
22.21
17.61
17.21
15.41
19.12
15.37
13.84
11.80
9.88
11.74
2.65
9.25
67
68
Lampiran 8. Struktur Organisasi Kebun dan PKS PT Perdana Inti Sawit Perkasa
68
69
JENIS
PEKERJAAN
FORM UM-01
: 1. Untuk Askep
2. Untuk Asisten
NO
VOLUME KERJA
LUAS
JUMLAH
Disetujui Oleh,
UNIT
HARI
KERJA
(HK)
BAHAN
NAMA
JUMLAH
SATUAN
PENGAWAS
Dibuat Oleh,
69
Lembar
BLOK
ASKEP
Bagian/Afdeling
70
Field
Assistant
Kerani
afdeling
Mandor
panen 1
Pemanen
Mandor
panen 2
Pemanen
Mandor
Pemupukan
SPKL
pemupuk
Mandor
chemist
SPKL
Chemist
Kerani
Produksi 1
Pemuat dan
Supir
Kerani
Produksi 2
Pemuat dan
Supir
70