Tatalaksanan Anastesi Penyakit Hisprung Dengan Sindrom Aspirasi Mekonium Dan Pneumomediastiinum Pada Neonatus

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

KARAKTERISTIK PENDERITA MIOMA UTERI YANG DI RAWAT INAP

DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN TAHUN 2009-2011


Linda Yana br. Ginting1, drh. Rasmaliah, M.Kes2, Drs. Jemadi, M.Kes2
1
2

Mahasiswi Peminatan Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara


Staf Pengajar Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
Uterine myoma is a benign tumor come from the muscle of uterus and connective
tissue on it. Proportion uterine myoma in Indonesia 2,39-11,7% from all hospitalized benign
gynecology. In Pirngadi General Hospital was found 152 cases of uterine myoma during
2009-2011. To know the characteristics of uterine myoma patients who are hospitalized in
Pirngadi General Hospital Medan has been done by using case series design. Data was
analyzed by using test of chi-square, kruskal wallis and t-test.
Proportion based on sosiodemography, highest age 40-49 years old 59,9%, Batak
ethnic 57,9%, Islamic 59,2%, senior high school 72,4%, housewife 69,1%, marriage 91,4%,
lives in Medan 65,8%. Multipara parity 45,2%, Intramural myoma 41,9%, the size of myoma
5-10 cm 67,5%, abnormal bleeding 51,4%, not using of contraception 69,8%, menarche
90,8%, hysterectomy 50,0%, total abdominal hysterectomy 76,3%, average length of stay
7,20 days, discharged under medical treatment 90,1%. There is significant differences
between age patient and medical therapy (p=0,000). The average length of uterine myoma
patients who care conservatively shorter than with myomectomy and hysterectomy (p=0,000).
The average length of uterine myoma patients when discharged by her own request shorter
than under medical treatment (p=0,000).
Pirngadi General Hospital suggested to complete the medical record especially for
parity, location of myoma, size of myoma, using of contraception, surgery indication, weight,
high of patients. For woman who has abnormal bleeding to check herself soon whether she
has the tendency of getting the uterine myoma.
Key words : Uterine myomas, characterictics of patients, Pirngadi General Hospital Medan
PENDAHULUAN
Mioma uteri merupakan salah satu
masalah kesehatan reproduksi pada wanita.
Mioma uteri adalah tumor jinak otot polos
yang terdiri dari sel-sel jaringan otot polos,
jaringan pengikat fibroid dan kolagen.1
Mioma uteri merupakan salah satu tumor
ginekologi yang paling sering terjadi dan
ditemukan pada 30% wanita usia
reproduktif.2 Sebagian besar (sekitar dua
per tiga) wanita dengan mioma uteri tidak
menunjukkan gejala (asimtomatik), hampir
setengah dari kasus mioma uteri
ditemukan
secara
kebetulan
pada
pemeriksaan ginekologik.3 Diperkirakan
hanya 20%-50% dari penderita mioma
uteri yang menunjukkan gejala klinik

seperti
menoragia,
ketidaknyamanan
pelvis, serta disfungsi reproduksi.4
The National Center for Chronic
Disease Prevention and Health Promotion
di Amerika Serikat melaporkan pada tahun
2000 proporsi mioma uteri pada pasien
histerektomi 44,2% dan 38,7% pada tahun
2004.5 Medical Surveillance Monthly
Report, Armed Force Amerika Serikat
periode 2001-2010 melaporkan terdapat
11.931 kasus mioma uteri (insidens rate
57,6 per 10.000 tiap tahun) pada wanita
usia reproduksi aktif.6 Penelitian yang
dilakukan Rammeh di Prancis tahun 2005
terhadap 2.760 kasus tumor pelvis,
menemukan 2.709 kasus mioma uteri
(proporsi 98,1 %).7

Penelitian yang dilakukan Randell di


Kuopio Hospital, Finland tahun 2006
melaporkan dari 927 histerektomi yang
dilakukan, 547 dilakukan atas dasar
indikasi adanya mioma uteri (proporsi
59%).8 Penelitian yang dilakukan oleh
Abiodun Omole tahun 2011 di Aminu
Kano
Teaching
Hospital,
Kano
melaporkan operasi pembedahan yang
dilakukan untuk mioma uteri sebesar 115
kasus dari 465 pembedahan kasus
ginekologi dengan prevalensi 24,7%.
Histerektomi dilakukan pada 58,1% kasus
sedangkan miomektomi dilakukan sekitar
41,9% dari kasus mioma uteri.9
Penelitian Lauren Wise di Amerika
Serikat periode 1997-2007 melaporkan
5.871 kasus mioma uteri dari 22.120
wanita kulit hitam (prevalens 26,5%).10
Penelitian Aimee (2010) di Carolina Utara
periode 2003-2007 melaporkan 1.526
kasus mioma uteri dari 19.972 wanita usia
35-59 tahun (prevalens 7,6%).11 Penelitian
Copaescu di Sfantul Ioan Hospital
Bucharest pada tahun 2007 melaporkan
dari 1.491 histerektomi yang dilakukan,
1.224 diantaranya dilakukan berdasarkan
indikasi adanya mioma uteri (proporsi
82,1%).12
Mioma uteri dapat menimbulkan
keganasan (sarcoma) walaupun kasusnya
jarang ditemukan pada 1,7 per 100.000
wanita usia lebih dari 20 tahun.2 Penelitian
Leung (2009) di Belfolt Hospital Prancis
melaporkan 3 pasien leiomyosarcoma dari
1.297 pasien yang melakukan histerektomi
(proporsi 0,23%).13 Penelitian Yilmaz
(2009) di Women Health and Research
Hospital, Ankara, Turki melaporkan 14
pasien leiomyosarcoma dari 2.382 pasien
umur 20-71 tahun yang melakukan
histerektomi akibat mioma uteri (proporsi
0,6%).14
Proporsi mioma uteri di Indonesia
2,39 11,7% dari semua penderita
ginekologi yang dirawat.15 Berdasarkan
penelitian yang dilakukan Muzakir
terhadap data rekam medik penderita yang
dirawat di bagian obstetri dan ginekologi
RSUD Arifin Achmad Propinsi Riau pada

tahun 2004, mioma uteri menempati


urutan ke lima dari sepuluh penyakit
ginekologi terbanyak dengan proporsi
7,04%. Pada tahun 2005, mioma uteri juga
menempati urutan kelima dari sepuluh
penyakit ginekologi terbanyak dengan
proporsi 8,03%. Periode 1 Januari-31
Desember 2006 didapatkan 52 penderita
mioma uteri.4 Penelitian Tri Kurniasari di
RSUD Dr. Moewardi Surakarta Periode
Januari 2009 - Januari 2010 melaporkan
penderita mioma uteri sebanyak 114 kasus
dengan penderita terbanyak terdapat di
kelompok umur 41-50 dengan jumlah 70
kasus (61,40%).16
Penelitian Miranti di Rumah Sakit
Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008
mencatat penderita mioma uteri sebanyak
152 kasus dengan rincian pada tahun 2004
dengan jumlah 31 penderita, tahun 2005
dengan jumlah 28 penderita, tahun 2006
dengan jumlah 35 penderita, pada tahun
2007 dengan jumlah 34 penderita, dan
pada tahun 2008 dengan jumlah 24
penderita.17 Penelitian Mery C. Purba di
Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar
melaporkan jumlah kasus mioma uteri dari
tahun 2004-2008 adalah sebanyak 196
kasus dari 406 kasus ginekologi yang
dirawat inap (proporsi 48,3%).18
Survei pendahuluan yang dilakukan di
RSUD Dr. Pirngadi Medan tercatat jumlah
kasus mioma uteri dari tahun 2009-2011
adalah sebesar 152 kasus dengan rincian
pada tahun 2009 sebesar 57 kasus, pada
tahun 2010 sebesar 61 kasus dan pada
tahun 2011 sebesar 34 kasus.
Berdasarkana latar belakang diatas
maka perlu dilakukan penelitian untuk
mengetahui karakteristik penderita mioma
uteri yang di rawat inap di RSUD Dr.
Pirngadi Medan tahun 2009-2011.
Ada pun manfaat yang dapat diperoleh
dari penelitian ini yaitu sebagai bahan
masukan bagi pihak RSUD Dr. Pirngadi
Medan dalam memberikan pelayanan
perawatan penderita mioma uteri serta
menambah pengetahuan dan wawasan
masyarakat mengenai penyakit mioma
uteri agar dapat melakukan pencegahan

secara dini terhadap kejadian penyakit


mioma uteri dengan cara melakukan pola
hidup sehat.
METODE
Jenis penelitian yang digunakan
adalah studi deskriptif dengan desain case
series. Penelitian dilakukan di RSUD Dr.
Pirngadi Medan pada bulan Februari 2012
sampai dengan Juli 2012. Populasi
penelitian adalah semua data penderita
mioma uteri yang di rawat inap di RSUD
Dr. Pirngadi Medan tahun 2009-2011
sesuai yang tercatat pada kartu status
dengan jumlah 152 penderita. Sampel
penelitian adalah semua data penderita
mioma uteri yang dirawat inap di RSUD
Dr. Pirngadi Medan tahun 2009-2011
dengan besar sampel sama dengan
populasi (Total Sampling).
Pengumpulan data dilakukan dengan
memanfaatkan data sekunder yang
diperoleh dari kartu status penderita
mioma uteri di RSUD Dr. Pirngadi Medan
tahun 2009-2011. Berkas rekam medik
dikumpulkan
kemudian
dilakukan
pencatatan terhadap variabel yang akan
diteliti.
Analisa dilakukan secara deskriptif
adapun variabel yang diteliti adalah
sosiodemografi, paritas, letak, ukuran,
keluhan utama, riwayat pemakaian alat
kontrasepsi, status haid, penatalaksanaan
medis dan jenis histerektomi, lama
rawatan rata-rata penderita mioma uteri
serta keadaan sewaktu pulang sedangkan
analisa statistik menggunakan uji ChiSquare, Kruskal Wallis, dan t-test untuk
mengetahui perbedaan umur dengan
penatalaksanaan medis, lama rawatan ratarata berdasarkan penatalaksanaan medis
serta lama rawatan rata-rata berdasarkan
keadaan sewaktu pulang.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisa Deskriptif
Karakteristik penderita mioma uteri yang
dirawat inap di RSUD Dr. Pirngadi Medan
tahun 2009-2011 dapat dilihat pada tabel
di bawah ini.

Tabel 1. Distribusi Proporsi Penderita


Mioma Uteri Berdasarkan
Sosiodemografi
Jumlah
No.
Sosiodemografi
f
%
1. Umur (tahun)
20-29
5
3,3
30-39
27
17,8
40-49
91
59,9
50-59
25
16,4
60-69
4
2,6
152 100,0
Total
2. Suku
Batak
88
57,9
Jawa
42
27,6
Melayu
10
6,6
Minang
7
4,6
Lain-lain
5
3,3
152 100,0
Total
3. Agama
Islam
90
59,2
Kristen Protestan
60
39,5
Kristen Katolik
2
1,3
152 100,0
Total
4. Pendidikan
Tidak sekolah
2
1,3
SD
11
7,2
SMP
15
9,9
SMA
110
72,4
Akademi/Perguruan 14
9,2
Tinggi
152 100,0
Total
5. Pekerjaan
Pegawai Negeri
25
16,5
Pegawai Swasta
6
3,9
Wiraswasta
16
10,5
Ibu Rumah Tangga
105
69,1
152 100,0
Total
6. Status Perkawinan
Menikah
139
91,4
Belum Menikah
13
8,6
152 100,0
Total
7. Tempat Tinggal
Kota Medan
100
65,8
Luar Kota Medan
52
34,2
152 100,0
Total
Berdasarkan tabel 1. dapat dilihat
bahwa karakteristik penderita mioma uteri
yang
dirawat
inap
berdasarkan

sosiodemografi yaitu proporsi umur


tertinggi pada kelompok umur 40-49 tahun
59,9% dan terendah pada kelompok umur
60-69 tahun 2,6%. Berdasarkan suku
tertinggi suku Batak 57,9% dan terendah
Lain-lain (suku Nias dan Aceh) 3,3% .
Berdasarkan agama tertinggi agama Islam
59,2% dan terendah pada agama Kristen
Katolik 1,3%.
Berdasarkan pendidikan tertinggi
SMA 72,4% dan terendah tidak sekolah
1,3%. Berdasarkan pekerjaan tertinggi Ibu
Rumah Tangga 69,1% dan terendah
Pegawai Swasta 3,9%. Berdasarkan status
perkawinan tertinggi menikah 91,4% dan
belum menikah 8,6%. Berdasarkan tempat
tinggal kota Medan 65,8% dan Luar Kota
Medan 34,2%.
Tabel 2. Distribusi Proporsi Penderita
Mioma Uteri Berdasarkan
Paritas
No. Paritas Tercatat
f
Proporsi
(%)
1. Nullipara
27
26,0
2. Primipara
14
13,4
3. Multipara
47
45,2
4. Grandemultipara
16
15,4
Total
104
100,0
Berdasarkan tabel 2. dapat dilihat
bahwa berdasarkan paritas tercatat
proporsi tertinggi multipara 45,2% dan
terendah primipara 13,4%. Hasil penelitian
ini sesuai dengan penelitian Purba M.
(2009) di Rumah Sakit Vita Insani
Pematang Siantar tahun 2004-2008 dengan
desain case series bahwa proporsi paritas
tertinggi penderita mioma uteri adalah
multipara 66,9%.18
Tabel 3. Distribusi Proporsi Penderita
Mioma Uteri Berdasarkan
Letak
Letak Mioma
f
Proporsi (%)
Mioma Submukosa 32
37,2
Mioma Intramural
36
41,9
Mioma Subserosa
28
32,6
Berdasarkan tabel 3. dapat dilihat
letak mioma tertinggi adalah mioma
intramural 41,9%, mioma submukosa

37,2% dan terendah mioma subserosa


32,6%.
Pertumbuhan mioma dapat terjadi di
beberapa
tempat
sesuai
dengan
perkembangan mioma. Pada umumnya
letak mioma adalah intramural, namun
dapat juga tumbuh menonjol kearah
rongga peritoneum (subserosa) dan ke arah
kavum uteri (submukosa). Mioma
submukosa berada di bawah endometrium
dan menonjol ke rongga uterus, dapat
tumbuh bertangkai kemudian dilahirkan
melalui saluran serviks (myoma geburt).15
Hasil penelitian ini sesuai dengan
penelitian Purba M. (2009) di Rumah Sakit
Vita Insani Pematang Siantar tahun 20042008 dengan desain case series bahwa
proporsi letak mioma tertinggi adalah
mioma intramural 42,0%.18
Tabel 4. Distribusi Proporsi Penderita
Mioma Uteri Berdasarkan
Ukuran
No. Ukuran Mioma
f
Proporsi (%)
1. < 5 cm
25
21,4
2. 5-10 cm
79
67,5
3. >10 cm
13
11,1
Total
117
100,0
Berdasarkan tabel 4. dapat dilihat
bahwa berdasarkan ukuran mioma tercatat
proporsi tertinggi 5-10 cm 67,5% dan
terendah > 10 cm 11,1%.
Pertumbuhan mioma uteri sangat
lambat tetapi progresif diperkirakan
memerlukan waktu sekitar 3 tahun untuk
dapat mencapai ukuran sebesar kepalan
tangan dan dengan pertumbuhannya ini
dapat mencapai berat lebih 5 kg.15
Penelitian Manurung ID (2010) di RSUD
Dr. Pirngadi Medan dengan desain case
series menemukan proporsi ukuran
tertinggi adalah > 5 cm sebesar 54,4%.19

Tabel 5. Distribusi Proporsi Penderita


Mioma Uteri Berdasarkan
Keluhan Utama
Keluhan
f
Proporsi (%)
Perdarahan
75
51,4
abnormal
Nyeri abdomen
54
37,0
Gejala Penekanan
42
28,8
Berdasarkan tabel 5. dapat dilihat
proporsi keluhan tertinggi yang dialami
penderita mioma uteri adalah perdarahan
abnormal 51,4% dan terendah adalah
gejala penekanan 28,8%.
Perdarahan merupakan gejala klinis
yang paling sering dialami penderita
mioma uteri, dimana jumlah perdarahan
dipengaruhi oleh ukuran mioma sedangkan
tingkat keparahan perdarahan dipengaruhi
lokasi mioma submukosa. Keluhan
perdarahan abnormal yang umumnya
terjadi menoragia dan metroragia. Hasil
penelitian ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan Purba M. (2009) di Rumah
Sakit Vita Insani Pematang Siantar tahun
2000-2004 bahwa proporsi keluhan
tertinggi penderita mioma uteri adalah
perdarahan abnormal 71,4%.18
Tabel 6. Distribusi Proporsi Penderita
Mioma Uteri Berdasarkan
Alat
Kontrasepsi
Yang
Digunakan
No. Alat Kontrasepsi
f
Proporsi
Yang Digunakan
(%)
1. Hormonal
21
21,9
2. AKDR
3
3,1
3. Sterilisasi
5
5,2
4. Tidak KB
67
69,8
Total
96
100,0
Berdasarkan tabel 6. dapat dilihat
bahwa berdasarkan alat kontrasepsi yang
digunakan proporsi tertinggi tidak KB
69,8%
dan terendah alat kontrasepsi
dalam rahim 3,1%.
Hasil penelitian ini sesuai dengan
penelitian Manurung ID tahun 2007-2008
di RSUD Dr. Pirngadi Medan dengan
desain case series menemukan proporsi
riwayat pemakaian alat kontrasepsi
tertinggi adalah tidak KB sebesar 63,9%.19

Tabel 7. Distribusi Proporsi Penderita


Mioma Uteri Berdasarkan
Status Haid
No. Status Haid
f
Proporsi (%)
1. Masih Haid
119
90,8
2. Tidak Haid
12
9,2
Total
131
100,0
Berdasarkan tabel 7. dapat dilihat
bahwa berdasarkan status haid tercatat
proporsi masih haid 90,8% dan tidak haid
9,2%.
Mioma uteri umumnya ditemukan
pada masa reproduksi, karena adanya
rangsangan estrogen, tidak akan dijumpai
sebelum menarche, dan setelah menopause
mioma uteri akan mengecil seiring dengan
penurunan
kadar
estrogen.2
Hasil
penelitian ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan Purba M. (2009) di Rumah
Sakit Vita Insani Pematang Siantar tahun
2000-2004 bahwa proporsi status haid
penderita mioma uteri tertinggi adalah
masih haid 96,9%.18
Tabel 8. Distribusi Proporsi Penderita
Mioma Uteri Berdasarkan
Penatalaksanaan Medis
No. Penatalaksanaan
f
Proporsi
Medis
(%)
1. Konservatif
56
36,8
2. Miomektomi
20
13,2
3. Histerektomi
76
50,0
Total
152
100,0
Berdasarkan tabel 8. dapat dilihat
bahwa berdasarkan penatalaksanaan medis
proporsi tertinggi adalah histerektomi
50,0% dan terendah miomektomi 13,2%.
Hasil penelitian ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan Purba M. (2009)
di Rumah Sakit Vita Insani Pematang
Siantar tahun 2000-2004 bahwa proporsi
penatalaksanaan medis penderita mioma
uteri tertinggi adalah pengobatan operatif
96,9%.18

Tabel 9. Distribusi proporsi Penderita


Mioma Uteri Berdasarkan
Jenis Histerektomi
No. Jenis Histerektomi
f Proporsi
(%)
1. Sub
Total 18
23,7
Abdominal
2. Total Abdominal
58
76,3
Total
76
100,0
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat
bahwa berdasarkan jenis histerektomi total
abdominal 76,3% dan subtotal abdominal
23,7%.
Histerektomi
dapat
dilakukan
pervaginam pada ukuran kecil. Tetapi pada
umumnya
histerektomi
dilakukan
perabdominam karena lebih mudah dan
pengangkatan sarang mioma dapat
dilakukan lebih bersih dan teliti serta dapat
menghindari terjadinya kanker serviks
pada penderita mioma uteri.
Tabel 10. Lama Rawatan Rata-Rata
Penderita Mioma Uteri
Lama Rawatan Rata-Rata
N
152
Mean
7,20
SD (Standard Deviation)
5,104
95%CI
6,38-8,02
Minimum
1
Maximum
25
Berdasarkan tabel 10. dapat dilihat
bahwa lama rawatan rata-rata seluruh
penderita adalah 7,20 hari (7 hari).
Standard Deviation (SD) adalah 5,104,
dengan lama rawatan paling singkat 1 hari
dan paling lama 25 hari.
Secara umum sebelum tindakan
operatif
(khususnya
histerektomi)
dilakukan penderita harus menjalani
beberapa pemeriksaan, dan kemudian
mendapat perawatan dari pihak rumah
sakit sampai kondisi pasien benar-benar
pulih.

Tabel 11. Distribusi proporsi Penderita


Mioma Uteri Berdasarkan
Keadaan Sewaktu Pulang
No. Keadaan Sewaktu
f
Proporsi
Pulang
(%)
1. Pulang Berobat 137
90,1
Jalan
Pulang
Atas
2. Permintaan
15
9,9
Sendiri
Total
152
100,0
Berdasarkan tabel 11. dapat dilihat
bahwa berdasarkan keadaan sewaktu
pulang proporsi tertinggi pulang berobat
jalan 90,1% dan pulang atas permintaan
sendiri 9,9%.
Tingginya proporsi penderita mioma
uteri yang pulang berobat jalan disebabkan
karena penderita mioma uteri pada
umumnya sudah dinyatakan sembuh oleh
dokter dan mendapat persetujuan untuk
pulang namun disarankan untuk kembali
memeriksakan diri atau melakukan kontrol
ulang terhadap tindakan pengobatan yang
telah diberikan ke rumah sakit pasca
perawatan. Hal ini sejalan dengan
penelitian Purba L (2006) di RSUP H.
Adam Malik Medan menemukan 97,9%
penderita mioma uteri dinyatakan pulang
berobat jalan.20
Analisa Statistik
Tabel 12. Distribusi Proporsi Umur
Berdasarkan Penatalaksanaan
Medis
Penatalak
sanaan
Medis
Konserva
tif
Miomekt
omi
Histerekt
omi

Umur

Total

40
f
%
17
30,4

> 40
f
%
39 69,6

f
56

%
100

14

70,0

30,0

20

100

11,8

67

88,2

76

100

Berdasarkan tabel 12. dapat dilihat


bahwa penderita dengan pengobatan
konservatif proporsi tertinggi kelompok
umur > 40 tahun 69,6% dan 40 tahun
30,4%. Penderita dengan miomektomi
proporsi tertinggi kelompok umur 40

tahun 70,0% dan > 40 tahun 30,0%.


Penderita dengan histerektomi proporsi
tertinggi pada kelompok umur > 40 tahun
88,2% dan 40 tahun 11,8%.
Analisa
statistik
dengan
menggunakan uji chi-square diperoleh
nilai p = 0,000 < 0,05 artinya ada
perbedaan proporsi umur berdasarkan
penatalaksanaan medis.
Tabel 13. Lama Rawatan Rata-Rata
Berdasarkan Penatalaksanaan
Medis
Lama Rawatan
Rata-Rata
Penatalaksa
No.
naan Medis
n Mean
SD
1
2
3

Konservatif
56
2,55
1,464
Miomektomi
20
8,30
3,213
Histerektomi
76 10,33 4,680
Berdasarkan hasil uji Kruskal Wallis
diperoleh nilai p = 0,000 (p < 0,05) artinya
ada perbedaan yang bermakna antara lama
rawatan
rata-rata
berdasarkan
penatalaksanaan medis. Penderita yang
mendapat tindakan histerektomi secara
bermakna memiliki lama rawatan rata-rata
lebih lama dibanding dengan penderita
yang mendapat pengobatan konservatif
dan miomektomi.
Tabel 14. Lama Rawatan Rata-Rata
Berdasarkan
Keadaan
Sewaktu Pulang
Lama Rawatan
Keadaan
Rata-Rata
No.
Sewaktu
Pulang
n Mean SD
1

Pulang
137 7,64 5,152
Berobat
Jalan
2 Pulang Atas 15
3,13 1,885
Permintaan
Sendiri
Berdasarkan hasil uji t-test diperoleh
nilai p = 0,000 (p< 0,05) hal ini berarti ada
perbedaan yang bermakna antara lama
rawatan rata-rata berdasarkan keadaan
sewaktu pulang penderita mioma uteri.
Penderita yang pulang atas permintaan

sendiri lebih singkat lama rawatan rataratanya dibanding dengan penderita yang
pulang berobat jalan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Proporsi berdasarkan sosiodemografi
penderita mioma uteri tertinggi pada
kelompok umur 40-49 tahun 59,9%,
suku Batak 57,9%, agama Islam
59,2%, pendidikan SMA 72,4%,
pekerjaan Ibu rumah tangga 69,1%,
status menikah 91,4%, tempat tinggal
di Kota Medan 65,8%.
2. Proporsi paritas penderita mioma uteri
tertinggi multipara 45,2%.
3. Proporsi letak mioma penderita
mioma
uteri
tertinggi
mioma
intramural 41,9%.
4. Proporsi ukuran mioma penderita
mioma uteri tertinggi 5-10 cm 67,5%.
5. Proporsi keluhan utama penderita
mioma uteri tertinggi perdarahan
abnormal 51,4%.
6. Proporsi alat kontrasepsi yang
digunakan penderita mioma uteri
tertinggi tidak KB 69,8%.
7. Proporsi status haid penderita mioma
uteri tertinggi masih haid 90,8%.
8. Proporsi
penatalaksanaan
medis
penderita mioma uteri tertinggi adalah
histerektomi
50,0%
dan
jenis
histerektomi tertinggi total abdominal
histerektomi 76,3%.
9. Lama rawatan penderita mioma uteri
7,20 hari (7 hari).
10. Proporsi penderita mioma uteri
berdasarkan keadaan sewaktu pulang
tertinggi pulang berobat jalan 90,1%.
11. Ada perbedaan antara umur dengan
penatalaksanaan medis (p=0,000).
12. Penderita mioma uteri yang mendapat
pengobatan konservatif lebih singkat
lama rawatan rata-ratanya dibanding
penderita yang mendapat tindakan
miomektomi
dan
histerektomi
(p=0,000).
13. Penderita mioma uteri yang pulang
atas permintaan sendiri secara
bermakna lebih singkat lama rawatan

rata-ratanya dibanding penderita yang


pulang berobat jalan (p=0,000).
7.
Saran
1. Kepada pihak rumah sakit RSUD Dr.
Pirngadi Medan diharapkan untuk
melengkapi pencatatan pada kartu
status pasien seperti paritas, letak
mioma,
ukuran
mioma,
alat
kontrasepsi yang digunakan, indikasi
operasi, berat badan dan tinggi badan
penderita mioma uteri.
2. Bagi wanita yang mengalami keluhan
pendarahan abnormal agar segera
memeriksalan diri apakah memiliki
kemungkinan menderita mioma uteri
khususnya bagi wanita menopause
karena mioma uteri pada masa
menopause memiliki kemungkinan
untuk menjadi ganas (sarcoma uteri).

8.

9.

10.
DAFTAR PUSTAKA
1. Hadibroto., R.Budi., 2005. Mioma
Uteri.
Majalah
Kedokteran
Nusantara, Volume 38, No. 3,
September 2005.
2. Lefebvre, et al., 2003. The
Management
of
Uterine
Leiomyomas. Journal Obstetric
Gynecologic Canada, No 128,
Pages 396-405.
3. Benson, Ralph. 2008. Buku Saku
Obstetri dan Ginekologi Edisi 6.
Jakarta : Penerbit EGC.
4. Muzakir, 2008. Profil Penderita
Mioma Uteri di RSUD Arifin
Achmad Provinsi Riau periode 1
Januari-31
Desember
2006.
Laporan Penelitian.
5. Whiteman et al., 2008. Inpatient
Hysterectomy Surveillance in
The United States, 2000-2004.
American Journal of Obstetric and
Gynecology. Volume 198, No. 134,
pages 1-7.
6. Anonim, 2011. Uterine Fibroids,
Active Component Females, U.S.
Armed
Forces,
2001-2010.
Medical Surveillance Monthly

11.

12.

13.

14.

Report. Volume 18, No. 12. Pages


10-13.
JK, Park et al., 2005. A Clinical
Analysis of Uterine Myoma.
Korean
Journal
Obstetric
Gynecology. Volume 48, No. 2.
Pages 436-445.
Randell, et al., 2006. Fracture Risk
and Bone Density of Peri and
Early Postmenopausal Women
with
Uterine
Leiomyoma.
Maturitas. Volume 53, No. 3,
February 2006, Finland.
Ohonsi, A, Amole, et al., 2011.
Surgical Management of Uterine
Fibroids
at
Aminu
Kano
Teaching
Hospital.
Hindawi
Publishing Corporation Obstetrics
and Gynecology International.
Volume 2012. Pages 1-6.
Wise, Lauren, et al., 2009. A
Prospective Study of Dairy
Intake and Risk of Uterine
Leiomyomata. American Journal
of Epidemiology. Vol. 171 No. 2.
Pages 221-232.
Aimee, et al., 2010. Association of
Intrauterine
and
Early-Life
Exposures with Diagnosis of
Uterine Leiomyomata by 35
Years of Age in the Sister Study.
Environmental
Health
Perspectives. Volume 118. No. 3.
Pages 375-380.
Copaescu, C., 2007. Laparoscopic
Hysterectomy. Chirurgia (Bucur).
Volume 102, No. 2, March-April
2007. Romanian.
Laughlin et al., 2009. Prevalence of
Uterine Leiomyomas in the First
Trimester of Pregnancy : An
Ultrasound-Screening
Study.
Journal
of
Obstetric
and
Gynaecology. Volume 113. Issue
3. Pages 630-635.
Yilmaz et al., 2009. Assessment of
the predictivity of preoperative
serum CA 125 in the differential
diagnosis of uterine leiomyoma
and uterine sarcoma in the

15.

16.

17.

18.

19.

20.

Turkish female. European Journal


of
Gynaecological
Oncology.
Volume 30. No. 4. Pages 412-414.
Wiknjosastro, H., 2008. Ilmu
Kandungan. Jakarta : Yayasan
Bina
Pustaka
Sarwono
Prawirorardjo.
Kurniasari, T., 2010. Karakteristik
Mioma Uteri Di RSUD Dr.
Moewardi Surakarta Periode
Januari 2009 Januari 2010.
Laporan Penelitian Mahasiswa FK
UNS.
Ompusunggu,
Miranti.,
2009.
Karakteristik Penderita Mioma
Uteri Rawat Inap di RS. Santa
Elisabeth Medan Tahun 20042008. Skripsi Mahasiswa FKM
USU Medan.
Purba,
C,
Merry.,
2009.
Karakteristik Penderita Mioma
Uteri yang Dirawat Inap di
rumah
Sakit
Vita
Insani
Pematang Siantar Tahun 20042008. Skripsi Mahasiswa FKM
USU Medan.
Manurung, ID. 2010. Karakteristik
Penderita Mioma Uteri yang
Dirawat Inap di RSUD Dr.
Pirngadi Medan Tahun 20072008. Skripsi Mahasiswa FKM
USU.
Purba, Lisdauli, 2006. Karakteristik
Penderita Mioma Uteri yang
Dirawat Inap di RSUP H. Adam
Malik Medan Tahun 2000-2004.
Skripsi Mahasiswa FKM USU.

You might also like