Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 47

BAHAN TAMBAHAN

MAKANAN

BAHAN TAMBAHAN MAKANAN (BTM)


BTM atau zat adiktif adalah zat-zat yang ditambahkan dalam
bahan

makanan

selama

proses

produksi,

pengemasan

atau

penyimpanan untuk maksud tertentu.


Pengertian bahan tambahan makanan (BTM) menurut peraturan
menteri kesehatan RI No.722/Menkes/Per/IX/88 No.1168/Menkes/
PER/X/1999 adalah bahan yang biasanya tidak digunakan sebagai
bahan makanan dan biasanya bukan merupakan kompenen khas
makanan, mempunyai atau tidak mempunyai nilai gizi, yang dengan
sengaja ke dalam makanan untuk maksud teknologi pada pembuatan,
pengolahan, penyiapan, perlakuan, pengepkan pengemaksan, dan
penyimpanan.

Tujuan
Tujuan penggunaan bahan tambahan makanan, yaitu :

Meningkatkan atau mempertahankan nilai gizi


Meningkatkan mutu pangan
Meningkatkan daya tarik
Mengawetkan makanan
Membuat bahan pangan lebih mudah dihidangkan
Mempermudah preparasi bahan pangan
Mempertahankan kualitas daya simpan

Macam-macam Bahan Tambahan Makanan


Bahan tambahan makanan yang diizinkan oleh departemen kesehatan
diantaranya sebagai berikut :

Antioksidan

Pengemulsi, pemantap, dan pengental

Antikental

Pengawet

Pengatiran Keasaman
Pemanis Buatan
Pemutih Dan Pematang Telur

Pengeras
Pewarna
Penyedap rasa dan aroma, penguat rasa
Sekuestran

Selain BTM tersebut ada beberapa BTM lainnya yang biasa digunakan
dalam bahan pangan, misalnya

1. Enzim, yaitu BTM yang berasal dari hewan, tanaman, atau mikroba yang
dapat menguraikan zat secara enzimatis
2. Penambahan gizi, yaitu bahan tambahan berupa asam amino, mineral,atau
vitamin baik tunggal maupun vcampuran yang dapt meningkatkan nilai gizi
pangan
3. Humektat, yaitu BTM yang dapat menyerap lembab (uap air) sehingga
membpertahankan kadar air pangan

Bahan Pengawet
Bahan pengawet umumnya digunakan untuk mengawetkan pangan yang
mempunyai sifat mudah rusak. Bahan ini dapat menghambat atau
memperlambat proses fermentasi, pengasaman atau penguraian yang
disebabkan oleh mikroba.
Tujuan penambahan bahan pengawet , yaitu :

Menghambat pertumbuhan mikroba pembusuk baik yang bersifat


patogen maupun yang tidak patogen.

Memperpanjang umur simpan pangan

Tidak menurunkan kualitas gizi, warna, cita rasa, dan bau bhan pangan
yang diawetkan

Pengawet dengan menggunakan bahan pengawet. Secara garis besar zat


pengawet dibedakan menjadi 3 jenis.

1. GRAS (Generally Recognizer as Safe) yang biasanya bersifat alami,


sehingga aman dan tidak menimbulkan efek racun pada tubuh.
2. Pengawet yang ditentukan pemakaiannya oleh ADI (Acceptable Daily
Intake), yang disesuaikan dengan batas penggunaan hariannya untuk
kesehatan konsumen
3. Zat pengawet yang tidak layak dikonsumsi sama sekali, seperti formalin
dan boraks.

Beberapa bahan pengawet yang umumnya digunakan dan jenis


makanan serta batas penggunaan pada makanan diantaranya, yaitu :

a) Asam

benzoat

dan

natroum

benzoat

dapat

digunakan

untuk

mengawetkan minuman ringan dan kecap dengan dosis 600 mg/Kg,


serta sari buah, saus sambal, jeli, manisan dan makanan lain dengan
dosis 1 g/kg. Selain itu asam benzoat dan garamnya dapat memecah
pertumbuhan khamir dan bakteri. Apabila pemakaian berlebih akan
menyebabakan penyakit syaraf dan reaksi alergi pada manusia.
b) Asam propionat dan propionat dalam bentuk garamnya, yaitu kalium
atau natrium propionat, digunakan untuk bahan pengawet roti dengan
dosis 2 g/kg dan keju olahan dengan dosis 3 g/kg

c. Sorbat baik dalam bentuk garam kalium atau kalsium sorbat, dapat
digunakan sebagai bahan pengawet untuk margarin , pekatan sari, dan
keju dengan dosis 1 g/ kg.
d. Sulfit baik dalam bentuk garam kalium atau metabisulfit, dapat
digunakan sebagai bahan pengawet untuk potongan kentang goreng
dengan dosis 50 mg/kg, udang beku dosis 500mg/kg. Apabila
penggunaan berlebih akan mengganggu pernafasan manusia , dan
mengganggu metabolisme vit B dan vit A.
e. Nitrit dalam bentuk senyawa natrium/kalium nitrit dan nitrat dalam
bentuk senyawa kalium/natrium nitrat, digunakan sebagai bahan
pengawet seperti sosis dengan dosis 125 mg nitrit/ kg atau 500 mg
nitrat/kg. Apabila pemakaian berlebih akan menyebabkan
methemoglobinemia.

Zat Pewarna

Zat pewarna merupakan bahan tambahan makanan yang digunakan untuk


mempertajam

atau

menyeragamkan

warna

yang

memudar

akibat

pengolahan, sehingga dapat meningkatkan daya tarik dari makanan


tersebut.
Pewarnaan makanan terbagi dalam 3 golongan, yaitu :
1. Pewarna alami
2. Pewarna identik alami
3. Pewarna sintetis

Tujuan penambahan bahan pewarna pada makanan, yaitu :

Memberi kesan menarik bagi konsumen

Menyeragamkan warna makanan

Menstabilkan warna

Menutupi perubahan warna selama proses pengolahan, dan

Mengatasi perubahan warna selama penyimpanan

Pewarna Alami
Pewarna alami biasanya berasal dari tanaman dan hewan, seperti
klorofil, mioglobin dan hemoglobin,anthosianin, flavonoid, tanin, betalain,
quinon danxanthon, serta karotein.
Beberapa pewarna alami yang diizinkan digunakan dalam makanan
diantaranya :

Karamel, yaitu pewarna alami berwarna coklat yang dapat digunakan


untuk mewarnai jam/jeli dengan dosis 200 mg/kg, acar ketimun dalam
botol dengan dosis 300 mg/kg, dll.

Beta karoten, yaitu pewarna alami berwarna merah-oranye yang dapat


digunakan untuk mewarnai es crim dengan dosis 100 mg/ kg, keju dengan
dosis 100 mg/ kg, dll.

Klorofil, yaitu pewarnaan alami berwarna hijau yang digunakan untuk


mewarnai jam/jeli dnegan dosis 200 mg/ kg.

Kurkumin, yaitu pewranaan alami berwarna kuning-oranya yang dapat


digunakan untuk mewarnai es crim dan sejenisnya dengan dosis 50 mg/
kg, atau lemak dan minyak makanan.

Pewarna Identik Alami


Pewarna identik alami adalah pewarnaan yang dihasilkan dengan car
sintesis kimia, jadi bukan cara ekstraksi atau isolasi, akan tetapi mempunyai
komposisi yang identik dengan pewarnaan alami. Jenis yang sudah banyak
diproduksi, antara lain beta karotein, cantoxantin, apo karotenal.
Contoh bahn pewarna identik alami, yaitu :

Dyes
Dyes adalah zat pewarna yang umumnya bersifat larut dalam air,

sehingga larutannya menjadi berwarna dan dapat digunakan untuk mewarnai


bahan. Dyes terdapat dalam bentuk bubuk, granula, cairan, campuran warna,
pasta, dan dispersi.

Pada umumnya, penggunaan dyes dilakukan untuk mewarnai roti dan kue,
produk-produk susu, kulit sosis kembang gula, drymixes, minuman ringan,
minuman berkarbonat, dll.

Lakes
Zat pewarna ini dibuat melalui prose pengendapan dan absorpsi dyes

pada radikal (Al atau Ca) yang dilapisi dengna aluminium hidrat (alumina).
Lakes biasanya digunakan pada tablet, pelapis pondan, campuran adonan
kue, permen, permen karet, dll.

Pewarna Sintetis
Pewarna sintetis biasanya digunakan untuk minuman ringan, produk susu,
pembungkus kue dan lainnya.
Bahan pewarna sintetis yang diizinkan di Indonesia, yaitu :
Amaran

Indigotin

Biru berlian

Ponceau 4R

Hijau FCF
Hijau S

Kuning FCF
Tetrazine
Riboflavina

Pemakaian bahan pewarna sintetis dalam makanan mempunyai dampak


positif, diantaranya membuat suatu pangan lebih menarik, meratakan warna
pangan, dan mengembalikan warna dari bahan dasar yang hilnag selama
pengolahan. Selain itu ada juga dampak negatifnya itu terjadi bila bahan
pewarna sintetis digunakan dalam jumlah kecil, namun berulang. Bahan
pewarna sintetis dimakan dalam jangka waktu lama, dan penyimpanan bahan
pewarna sintetis oleh pedagang bahan kimia yang tidak memenuhi
persyaratan.

Pemanis
Pemanis merupakan senyawa kimia yang sering ditambahkan dan digunakan
untuk keperluan olahan pangan, industri serta minuman dan makanan
kesehatan.
Pemanis berfungsi untuk menungkatkan cita rasa dan aroma, memperbaiki
sifat-sifat fisik , sebagai pengawet, dan sebagai bahan substitusi
pemanis utama.
Dilihat dari sumber pemanis dapat dikelompokan menjadi pemanis alami dan
pemanis buatan (sintetis).

Pemanis alam yang sering digunakan berasal dari tanaman tebu dan bit.
Bahan pemanis yang dihasilkan dari kedua tanaman tersebut dikenal sebagai
gula alam atau sukrosa.
Beberapa bahan pemanis alam yang sering digunakan, yaitu :
Sukrosa

D-Fruktosa

Laktosa

Sorbitol

Maltosa

Manitol

Galaktosa

Griserol

D-Glukosa

Glisina

Pemanis Buatan

Rasanya lebih manis


Membantu mempertajam penerimaan terhadap rasa manis
Harganya lebih murah

Tidak mengandung kalori, cocok untuk


penderita penyakit gula (diabetes)

siklamat (30-80x); sakarin (300x);


sorbitol; aspartam

Sakarin dan Siklamat

Permenkes: penderita diabetes atau sedang menjalani


diet kalori

Batas maksimum siklamat adalah 500 mg 3 g/kg bahan

Batas maksimum sakarin adalah 50 300 mg/kg bahan

Siklamat :Amerika sudah DILARANG

Penyedap Rasa

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.722/ Menkes


/Per/IX/1988 tentang Bahan Tambahan Makanan, Penyedap rasa dan
aroma, Penguat rasa adalah bahan tambahan makanan yang dapat
memberikan, menambahkan atau mempertegas rasa dan aroma. Dalam
peraturan

menteri

Kesehatan

No

722/Menkes/RI/Per/IX/88

penggunaan MSG dibatasi secukupnya, artinya tidak boleh berlebih.

Penyedap Rasa
Stimulan seperti kafein, pengawet makanan seperti natrium
benzoat,

dibatasi

penggunaannya.

Pemakaian

kafein

yang

berlebihan akan merangsang system saraf pada anak-anak


menyebabkan hiperaktif dan memicu kanker pancreas. Sementara
itu, didalam peraturan makanan dunia dan Indonesia, Monosodium
Glutamate (MSG) tidak ditetapkan batas konsumsi hariannya
(Acceptable Daily Intake Not Specified), karena aman untuk
dikonsumsi bersama makanan sehari.

Antioksidan

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.722/ Menkes/


Per/IX/1988 tentang Bahan Tambahan Makanan, Antioksidan
adalah bahan tambahan makanan yang dapat mencegah atau
menghambat oksidasi. Antioksidan adalah bahan tambahan yang
digunakan untuk melindungi komponen komponen makanan yang
bersifat tidak jenuh (mempunyai ikatan rangkap), terutama
lemak dan minyak

Berdasarkan sumbernya antioksidan dapat digolongkan ke dalam dua


jenis. Pertama, antioksidan yang bersifat alami, seperti komponen
fenolik/flavonoid, vitamin E, vitamin C dan beta-karoten. Kedua,
antioksidan sintetis seperti BHA (Butylated Hydroxyanisole), BHT
(Butylated Hydroxytoluene), PG (Propil Galat), dan TBHQ (di-t-Butyl

Hydroquinone). Tabel 1 menunjukkan komponen-komponen flavonoid yang


memiliki aktivitas antioksidan beserta sumbernya BHA (Butylated

Hydroanisole).

Jenis-jenis Antioksidan
Jenis antioksidan yang diizinkan digunakan dalam pangan terdiri dari:
a. Ascorbic Acid (Asam askorbat dan garamnya (natrium askorbat, kalsium
askorbat, dan
kalium askorbat))

b. Ascorbil palmitate (Askorbil palmiat)


c. Ascorbil stearate (Askorbil stearat)
d. Erythrobic Acid ((Asam eritrobat dan garamnya (natrium eritrobat))

e. Tertiary butyl hydroquinone (TBHQ) (Butil Hidrokinon Tersier)


f. Butylated hydroxyanisole (BHA) (Butil Hidroksianisol)
g. Butylated hydroxy Toluene (BHT) (Butil Hidroksitoluen)

Dosis Pemakaian BTP Antioksidan


No
.

Nama Antioksidan

1.
Askorbat
2.
Butil Hidroksianisol
(BHA)
3.
Butil Hidroksitoluen
4.
Propil Galat
5.

Tokoferol

Penggunaan Dalam
Pangan

Ukuran Maksimum
yang diijinkan

Kaldu
Daging Olahan, Jam, Jelly

1 gr/kg
500 mg/kg

Ikan Beku
Lemak dan minyak makan
serta mentega

400 mg/kg
200 mg/kg

Margarin
Ikan Beku
Minyak,
Mentega,
Margarine
Lemak, minyak makan,
margarine, dan mentega

100 mg/kg
1 gr
200 mg/kg

Pangan Bayi

100 mg/kg
300 mg/kg

Anti kempal
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 722/MENKES/PER/
IX/88, anti kempal dapat mencegah pengempalan makanan yang berupa
serbuk. Contoh: aluminium silikat (susu bubuk), dan kalsium aluminium
silikat (garam meja).
Fungsi Anti Kempal adalah senyawa anhidrat yang dapat mengikat
air tanpa menjadi basah dan biasanya ditambahkan ke dalam bahan
pangan yang bersifat bubuk atau partikulat seperti garam meja,
campuran kering (dry mixes), dan lain-lain. Penambahan senyawa anti
kempal bertujuan untuk mencegah terjadinya penggumpalan dan menjaga
agar bahan tersebut tetap dapat dituang (free flowing).

Bahan-bahan makanan yang tergolong bahan anti kempal diantaranya :


a. Aluminium Silicate (Aluminium silikat)
b. Calcium Aluminium Silicate (Kalsium aluminium silikat)
c. Calcium Silicate (Kalsium silikat)
d. Magnesium Carbonate (Magnesium karbonat)
e. Magnesium Oxide (Magnesium oksida)
f. Magnesium Silicate Magnesium silikat
g. Sodium Alumino Silicate (Natrium alumino silikat)
h. Myristic Acid, Palmitic Acid and Stearic Acid (Miristat, palmitat dan stearat)
i. Silicon Dioxide amorpus (Silikon Dioksida Amorf)
j. Cacium Phospate, Tribasic (Trikalsium fosfat)
k. Magnesium Phospate, Tribasic (Trimagnesium fosfat)

Dosis Pemakaian BTP Anti Kempal

No.

Nama Bahan Antikempal

1.

Alumunium Siklat

2.
Kalsium Alumunium Silikat

Penggunaan Dalam
Pangan
susu dan Krim Bubuk

4.

Magnesium Karbonat
Magnesium Oksida dan
Magnesium Silikat

Yang Diijinkan
1 gr/kg

Serbuk Garam dengan

20 gr/kg

Rempah dan Merica


Gula Bubuk

15 gr/kg

Garam Meja
3.

Ukuran Maksimum

Sama seperti Kalsium


Silikat
Sama seperti
Alumunium Silikat

10 gr/kg

Pengatur Keasaman

Menurut

Peraturan

Menteri

Kesehatan

RI

No.722/Menkes/

Per/IX/1988 tentang Bahan Tambahan Makanan, Pengatur keasaman


adalah bahan tambahan makanan yang dapat mengasamkan, menetralkan
dan mempertahankan derajat keasaman makanan. Zat aditif ini dapat
mengasamkan, menetralkan, dan mempertahankan derajat keasaman
makanan. Contoh: asam asetat, aluminium amonium sulfat, amonium
bikarbonat, asam klorida, asam laktat, asam sitrat, asam tentrat, dan
natrium bikarbonat.

Fungsinya yang paling penting adalah sebagai senyawa pendapar. Asam


dan garamnya sering pula ditambahkan sebagai campuran pembentuk
adonan (leavening system), sebagai antimikroba dan senyawa pengkelat.
Asam berperan sangat penting dalam pembentukan gel pektin, dapat
bertindak sebagai penghilang busa (defoaming agent) dan membantu
proses denaturasi protein dalam pembuatan yogurt, keju, dan produkproduk fermentasi susu lainnya. Dalam proses pengolahan buah dan
sayuran, asam sering ditambahkan untuk menurunkan pH dan mengurangi
kebutuhan panas selama proses sterilisasi. Fungsi lain dari asam yang tak
kalah pentingnya, tentu saja adalah kontribusinya terhadap rasa dan aroma
bahan pangan.

Bahan-bahan yang tergolong pengatur keasaman di antaranya:


a. Alumunium Amonium Sulfat
b. Aluminium Natrium Sulfat
c. Alumunium kalium Sulfat
d. Amonium Bikarbonat
e. Amonium Hidroksida
f. Amonium Karbonat
g. Asam Adipat
h. Asam Asetat Glasial
i. Asam Fosfat
j. Asam Fumarat

Dosis Pemakaian BTP Pengatur Keasaman

No.
1.

Nama Pengatur Keasaman

Aluminium,

Penggunaan Dalam
Pangan
Soda kue

Ukuran Maksimum
Yang Diijinkan
Secukupnya

ammonium/kalium/natrium
2.
Asam Laktat
3.

Asam Sitrat

4.
Kalium dan Natrium Bikarbonat

Pangan Pelengkap

15 gr/kg

Serelia
Pangan Bayi Kaleng

2 gr/kg

Coklat dan coklat bubuk

5 gr/kg

Mentega
Jam/Jelly, Soda Kue, dan

2 gr/kg
Secukupnya

Pangan Bayi

PEMUTIH DAN PEMATANG TEPUNG

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.722/Menkes/


Per/IX/1988 tentang Bahan Tambahan Pangan, Pemutih dan
pematang tepung adalah bahan tambahan makanan yang dapat
mempercepat proses pemutihan dan atau pematang tepung
sehingga dapat memperbaiki mutu pemanggangan.

Bahan-bahan yang termasuk bahan pemutih dan pematang tepung di


antaranya:
a. Asam Askorbat
b. Aseton Peroksida
c. Azodikarbon Amida
d. Kalsium stearoil
e. Natrium Stearil Fumarat
f. Natrium Stearoil
g. L-Sisteina (Hidroklorida)

Dosis Pemakaian BTP Pemutih & Pematang Tepung

No
1.

Nama
Asam Askorbat

2.

Penggunaan Dalam
Pangan
Tepung
Adonan kue

Natrium Steroi-2laktat

Ukuran Maksimum
Yang Diijinkan
200 mg/kg
5 mg/kg

Roti dan sejenisnya

3.75 gr/kg tepung

Wafer dan tepung

3 gr/kg bahan kering

campuran

Pengemulsi, Pemantap Dan Pengental

Menurut

Peraturan

Menteri

Kesehatan

RI

No.722/Menkes/

Per/IX/1988 tentang Bahan Tambahan makanan, Pengelmulsi, pemantap,


dan pengental adalah bahan tambahan makanan yang dapat membantu
terbentuknya atau memantapkan sistem dispersi yang homogen pada
makanan. Emulsi adalah suatu sistem yang terdiri dari dua fase cairan yang
tidak saling melarut, di mana salah satu cairan terdispersi dalam bentuk
globula-globula di dalam cairan lainnya.

Fungsi-fungsi pengemulsi pangan dapat dikelompokkan menjadi tiga


golongan utama yaitu :
a.Untuk mengurangi tegangan permukaan pada permukaan minyak dan air,
yang mendorong pembentukan emulsi dan pembentukan kesetimbangan
fase antara minyak, air dan pengemulsi pada permukaan yang
memantapkan antara emulsi.
b.Untuk sedikit mengubah sifat-sifat tekstur, awetan dan sifat-sifat
reologi produk pangan, dengan pembentukan senyawa kompleks dengan
komponen-komponen pati dan protein.
c.Untuk memperbaiki tekstur produk pangan yang bahan utamanya lemak
dengan mengendalikan keadaan polimorf lemak.

Berikut ini adalah contoh-contoh emulsifier yang umum digunakan


dalam bahan pangan :
Mono dan Diglycerides, dikenal juga dengan istilah discrete substances.
Glycerol monolaurate, dibuat dari reaksi glycerol dan asam laurat.
Ethoxylated

mono

dan

diglycerides

(EMG ),

juga

disebut

dengan

polyoxyethylene (20)
mono dan diglycerides.
Diacetyl tartaric acid ester of monoglycerides (DATEM) .
Lactic acid ester of monoglycerides , misalnya glyceril lactylpalmitate.
Succinylated monoglycerides

No.

Nama Pengemulsi,
Pemantap, dan
Pengental

1.
Agar

2.
Dekstrin
3.
Gelatin
4.
Gom

5.
Karagen

Ukuran Maksimum yang


Penggunaan Dalam Pangan

diijinkan

Sardine dan sejenisnya

2 gram/kg

Es krim, es puter dan sejenisnya

10 gram/kg

Keju

8 gram/kg

Yogurt

5 gram/kg

Es Krim

30gr/kg

Keju

10gr/kg

Kaldu

secukupnya

Keju

10 gr/kg

Yogurt

5 gr/kg

Es Krim

10 gr/kg

Keju

8 gr/kg

Saus Selada

7.5 gr/kg

Yogurt

5 gr/kg

Sardine

20 gr/kg

Es Krim

10 gr/kg

Yogurt

5 gr/kg

Pengeras

Menurut

Peraturan

Menteri

Kesehatan

RI

No.722/Menkes/

Per/IX/ 1988 tentang Bahan Tambahan makanan, BTP pengeras adalah


bahan tambahan makanan yang dapat memperkeras atau mencegah
melunaknya

makanan.

BTP

pengeras

atau

firming

agent

dapat

diaplikasikan pada proses pembuatan acar ketimun, sayuran, buah dalam


kaleng, daging dan ikan dalam kaleng serta jem dan jeli sehingga
diharapkan tekstur makanan tersebut masih tetap terjaga lebih renyah
(crispy) dan tidak menjadi lunak selama proses.

Bahan-bahan tambahan makanan diijinkan sebagai bahan


pengeras diantaranya :
1. Aluminium Amonium Sulfat
2. Aluminium Kalium Sulfat
3. Aluminium Natrium Sulfat
4. Aluminium Sulfat (Anhidrat)
5. Kalsium Glukonat
6. Kalsium Karbonat
7. Kalsium Klorida
8. Kalsium Laktat
9. Kalsium Sitrat
10. Kalsium Sulfat
11. Monokalsium Fosfat

Dosis Pemakaian BTP Pengeras

No.

Nama Bahan
Pengeras

1.

Penggunaan Dalam Pangan

Ukuran Maksimum
Yang Diijinkan

Untuk mengeraskan buah-buahan


dan sayuran dalam kaleng
Kalsium Glukonat
Jam dan Jelly

2.

Kalsium Klorida

Sama dengan Kalsium Glukonat

3.

Kalsium Sulfat

Apel dan Sayuran kaleng

800 mg/kg

250 mg/kg

260 mg/kg

Sekuestran

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.722/Menkes/


Per/IX/1988
sekuestran

tentang
adalah

Bahan

bahan

Tambahan

tambahan

makanan,

makanan

mengikat ion logam yang ada dalam makanan.

yang

BTP
dapat

Dosis Pemakaian BTP Sekuestran

No

Nama Bahan Sekuestran

Penggunaan Dalam
Pangan
Produk

Asam Fosfat

Kalengan
Lemak
dan

Ukuran Maksimum
Yang Diijinkan

Kepiting

5 gr/kg

Minyak

100 mg/kg

Minyak

100 mg/kg

Makan
2

Lemak
Isopropil Sitrat

dan

Makan,

serta

Margarine
3

Etilen Diamin Tetra (EDTA)

Monokalium Fosfat

Udang Kaleng
Jamur Kaleng
Kentang Goreng Beku

150 mg/kg
200 mg/kg
100 mg/kg

You might also like