Professional Documents
Culture Documents
Penerapan Metode COOL-STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa SMA Negeri 1 Denpasar Tahun Pelajaran 2012/2013
Penerapan Metode COOL-STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa SMA Negeri 1 Denpasar Tahun Pelajaran 2012/2013
Penerapan Metode COOL-STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa SMA Negeri 1 Denpasar Tahun Pelajaran 2012/2013
Abstrak
Penelitian ini dilatar belakangi pada kenyataan bahwa sebagian besar siswa kelas X-10 SMAN 1 merasa
kesulitan belajar fisika. Hasil belajar fisika masih bawah nilai KKM 78. Beberapa metode pembelajaran telah
diterapkan namun tidak menunjukkan peningkatan hasil belajar yang signifikan. Rendahnya hasil belajar
fisika disebabkan karena kurang motivasi dan semangat belajar untuk menguasai materi. Untuk
meningkatkan penguasaan Kompetensi Dasar yang diharapkan perlu diterapkan Metode yang lebih
menuntut aktivitas, kelompok. Dengan menerapkan metode COOL-STAD (Cooperative Learning Student
Teams Achievement Divisions) diharapkan mampu menumbuhkan kenyamanan dalam kerja kelompok,
sehingga hasil belajar fisika siswa menjadi lebih baik. Pembelajaran COOL-STAD merupakan Pembelajaran
Kooperatif yang pada dasarnya adalah belajar bersama dalam kelompok, sehingga dalam proses belajar
perlu adanya penekanan pada kerja kelompok, yang pada akhirnya siswa tetap berkompetisi untuk menjadi
yang terbaik. Penelitian tindakan ini bertujuan untuk membuktikan bahwa dengan menerapkan metode
pembelajaran Cooperative STAD dapat meningkatkan hasil belajar fisika pada siswa. Metode penelitian
mengacu pada langkah-langkah menurut Kemmis dan Mc.Taggart yang terdiri dari Perencanaan, Observasi,
dan Refleksi. Data dianalisis dengan statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan, pada setiap siklus
terjadi peningkatan pada rerata hasil belajar, jumlah siswa mencapai nilai di atas KKM dan ketuntasan
belajar secara klasikal. Hal ini sangat mendukung tujuan dari penelitian ini sehingga mengarah pada
kesimpulan bahwa metode pembelajaran Cooperative STAD dapat meningkatkan hasil belajar fisika pada
siswa kelas X-10 SMAN 1 Denpasar pada semester 2 tahun pelajaran 2012/2013.
Kata Kunci: Pembelajaran Cool-Stad, Hasil Belajar.
1. Pendahuluan
Rangkaian interaksi antara guru dan siswa dalam
proses pembelajaran berdampak terhadap hasil
belajar. Dalam kamus umum bahasa Indonesia
dikemukakan bahwa kata hasil dapat berarti
perolehan,
akibat
atau
kesudahan
(Poerwadarminta, 1982: 348). Jika dikaitkan
dengan pembelajaran, maka hasil belajar
merupakan suatu ukuran berhasil atau tidaknya
seorang peserta didik dalam proses belajar.
Sudjana, menyatakan bahwa hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta
didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya
(Nana Sudjana, 2008: 22). Sementara Uno,
menyatakan bahwa hasil belajar merupakan
pengalaman-pengalaman belajar yang diperoleh
peserta didik dalam bentuk kemampuankemampuan tertentu (B. Uno, Hamzah, 2007: 17).
Jika dikaitkan dengan hasil belajar fisika, maka
hasil belajar fisika merupakan taraf kemampuan
aktual yang terukur, berupa penguasaan materi
pelajaran dan keterampilan-keterampilan fisika
yang dicapai oleh peserta didik melalui
pengalaman belajar yang telah didapatkan melalui
pembelajaran fisika.
Kemampuan aktual yang dimaksud di atas dalam
ranah kognitif menurut Bloom meliputi (Nana
Sujana, 2008: 23):
1) Pengetahuan: kemampuan yang menyangkut
hal-hal yang perlu diingat atau dihapalkan
seperti hukum, dalil, nama penemu, dan lainlain.
2) Pemahaman:
kemampuan
yamg
mengungkapkan makna dari suatu konsep,
misalnya
menjelaskan
dengan
susunan
kalimatnya sendiri sesuatu yang dibaca atau
didengarnya,
3) Aplikasi: kemampuan yang diharapkan dari
peserta didik untuk sanggup menggunakan
konsep, ide dan sebagainya dalam situasi baru,
4) Analisis: kemampuan untuk menguraikan suatu
keterkaitan (integrasi) ke dalam unsur-ubsur
atau bagian-bagian sehingga jelas hirarki atau
susunannya,
5) Sintesis: kemampuan untuk menggabungkan
unsur-unsur yang bermakna ke dalam bentuk
menyeluruh (integritas)
motivasi,
Metode
pembelajaran
Cooperative
STAD
merupakan salah satu model pembelajaran yang
dikembangkan berdasarkan teori Psikologi sosial.
Dalam teori ini sinergi yang muncul dalam kerja
kooperatif menghasilkan motivasi yang lebih
daripada
individualistik
dalam
lingkungan
kompetitif.
Kerja
kooperatif
meningkatkan
perasaan positif satu dengan lainnya, mengurangi
keterasingan dan kesendirian, membangun
hubungan dan menyediakan pandangan positif
terhadap orang lain. Metode pembelajaran
Cooperative STAD ini mempunyai beberapa
kelebihan antara lain didasarkan pada prinsip
bahwa para siswa bekerja bersama-sama dalam
belajar dan bertanggung jawab terhadap belajar
teman-temannya dalam tim dan juga dirinya
sendiri, serta adanya penghargaan kelompok yang
mampu mendorong para siswa untuk kompak,
setiap siswa mendapat kesempatan yang sama
untuk menunjang timnya mendapat nilai yang
maksimum sehingga termotivasi untuk belajar.
Metode pembelajaran Cooperative STAD memiliki
dua dampak sekaligus pada diri para siswa yaitu
dampak instruksional dan dampak sertaan.
Dampak instruksional yaitu penguasaan konsep
dan
ketrampilan,
kebergantungan
positif,
pemrosesan
kelompok,
dan
kebersamaan.
Dampak sertaan yaitu kepekaan sosial, toleransi
atas perbedaan, dan kesadaran akan perbedaan.
2. Metode Penelitian
No
.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Indikator
Rata-rata hasil belajar
KKM
Skor Maksimum
Skor Minimum
Jumlah Siswa yang Mesti
Diremidi
Jumlah Siswa yang Perlu
Diberi Pengayaan
Prosentase Ketuntasan
Belajar
83,86
78
92
74
Target
pencapaia
n
80
78
100
78
28
36
75,67
%
85%
Hasil
Interval
74-76
77-79
80-82
83-85
86-88
89-91
92-94
Total
Nilai
Tengah
75
78
81
84
87
90
93
Frekuensi
Absolut
4
5
4
6
12
3
2
36
Frekuensi
Relatif
11.11
13.89
11.11
16.67
33.33
8.33
5.56
100
8.
Indikator
JumlahNilai
Rata-rata
KKM
Skor Maksimum
Skor Minimum
Jumlah Siswa yang Mesti Diremidi
Jumlah Siswa yang Perlu Diberi
Pengayaan
Prosentase Ketuntasan Belajar
Penc
a
paian
3091
85,86
78
94
76
1
35
94,59
Targe
t
85
78
100
78
0
36
90
10
5
0
Tabel
distribusi
frekuensi
dan
histogram
menunjukkan sekitar 16,67 % perolehan skor hasil
belajar fisika siswa berada di sekitar rata-rata,
47,22% di atas rata-rata dan 36,11 % di bawah
rata-rata. Namun masih terdapat 8 siswa (22%)
yang belum mencapai KKM 78. Beberapa aspek
keberhasilan pada siklus I: terjadinya peningkatan
aktivitas belajar siswa, mulai adanya kerja sama
dalam kelompok, meningkatnya motivasi belajar
siswa, dan meningkatnya ketuntasan belajar
secara klasikal.
Kelemahan-kelemahan yang ada dari pelaksanaan
tindakan siklus I adalah: (a) Mengatur tempat
duduk untuk kerja kelompok sangat menyita waktu.
Hal ini disebabkan belum tersedianya ruanganruangan khusus yang memungkinkan secara
langsung dapat digunakan untuk belajar kelompok.
(b) Jumlah siswa yang besar dalam suatu kelas
menyebabkan guru kurang maksimal dalam
mengamati kegiatan belajar, baik secara kelompok
maupun secara perorangan. (c) Masih lambatnya
siswa bekerja dalam menyelesaikan tugas-tugas
yang berkaitan dengan pembelajaran yang
dilakukan. (d) Belum maksimalnya siswa bekerja
sama dalam kelompok.
Interval
76-79
80-83
84-87
88-91
92-95
Nilai
Tengah
76
81
86
91
96
Frekuensi
Absolut
5
6
8
12
5
36
Frekuensi
Relatif
13.89
16.67
22.22
33.33
13.89
100
2) Pengamatan Siklus II
4. Kesimpulan
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi dan
histogram dapat dilihat bahwa sekitar 22 %
perolehan skor hasil belajar fisika siswa berada di
sekitar rata-rata, 47,22% di atas rata-rata dan
30,56 % di bawah rata-rata, dan masih ada 1
(0,03%) siswa belum mencapai KKM 78.
Komponen
1.
Nilai siswa di
atas KKM, 78
2.
3.
Nilai rata-rata
Ketuntasan
Belajar klasikal
Kondisi
awal
23
siswa
dari
36
siswa
76,56
62,16%
Siklus I
Siklus II
28 siswa
dari
36 siswa
35 siswa
dari 36
siswa
83,86
80
75,67%)
94,59%.
Berdasarkan
bukti
pencapaian
tujuan
pembelajaran pada tabel ringkasan di atas dapat
disimpulkan bahwa metode pembelajaran COOLSTAD dapat dapat meningkatkan hasil belajar
fisika siswa kelas X-10 SMA Negeri 1 Denpasar
tahun pelajaran 2013/2014 .
Berpijak dari temuan penelitian ini, dapat
disampaikan saran-saran sebagai berikut:
Dalam melaksanakan proses pembelajaran pada
mata
fisika
SMA,
penggunaan
metode
pembelajaran COOL-STAD diharapkan menjadi
pilihan dari beberapa metode yang ada, mengingat
metode ini telah terbukti dapat meningkatkan
kerjasama,
partisipasi
aktif,
mengeluarkan
pendapat, bertanya, berdiskusi, berargumentasi
dan lain-lain.
Daftar Pustaka
[1] B.Uno, Hamzah. 2007. Model Pembelajaran
Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang
Kreatif dan Efektif, Jakarta: Bumi Aksara.
[2]Kemmis, Stephen and Robin McTaggart (eds.),
1988. The action research planner. Victoria,
Australia: Deakin University Press.Press.
[3] Nana Sudjana, 2008. Penilaian Hasil Proses
Belajar Mengajar,
Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.