Professional Documents
Culture Documents
Perbandingan Kapasitas Lentur Balok Castella Dengan Variasi Tinggi Lubang Terhadap Balok Profil-I
Perbandingan Kapasitas Lentur Balok Castella Dengan Variasi Tinggi Lubang Terhadap Balok Profil-I
Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam
Indonesia
Email: nadyanor.azila@yahoo.co.id
PENDAHULUAN
Prosiding Kolokium Program Studi Teknik Sipil (KPSTS) FTSP UII 2014,
Desember 2014, ISBN xxx-xxx-xxxxx-x-x
4.
Prosiding Kolokium Program Studi Teknik Sipil (KPSTS) FTSP UII 2014,
Desember 2014, ISBN xxx-xxx-xxxxx-x-x
= Sudut pemotongan
dt
= Tinggi penampang T
tw
= Tebal pelat badan
tf
= Tebal pelat sayap
bf
= Lebar balok
LANDASAN TEORI
Untuk
memvisualisasikan
suatu
struktur, dalam hal ini adalah balok, akan
lebih baik jika dibuat suatu prototype
dengan bentuk yang seideal mungkin agar
mampu
merepresentasikan
kondisi
aktualnya. Hal ini dapat dilihat pada Gambar
2.2 yang menunjukkan pembebanan suatu
balok Castella dengan dua beban terpusat
simetris.
Prosiding Kolokium Program Studi Teknik Sipil (KPSTS) FTSP UII 2014,
Desember 2014, ISBN xxx-xxx-xxxxx-x-x
Prosiding Kolokium Program Studi Teknik Sipil (KPSTS) FTSP UII 2014,
Desember 2014, ISBN xxx-xxx-xxxxx-x-x
Pembebanan
dilakukan
dengan
metode third
point
loading
yang
menghasilkan momen lentur murni pada
tengah bentang Karakteristik dari balok
dapat diketahui dari kurva beban-lendutan
(P-) hasil eksperimen. Jika pembebanan
dilakukan secara terus menerus hingga balok
runtuh dan dilakukan pengukuran lendutan
maksimum pada tiap tahapan pembebanan,
maka akan diperoleh kurva beban-lendutan.
Besarnya lendutan yang terjadi sesuai
dengan beban yang bekerja. Hubungan
antara beban dan lendutan dapat digunakan
untuk menghitung nilai kekakuan balok.
Berdasarkan teori kekakuan dalam analisis
struktur matriks (McGuire, 1920) besarnya
nilai kekakuan dapat dinyatakan dengan
Persamaan (3) berikut ini.
Persamaan
tersebut
merupakan
hubungan antara kelengkungan dengan
lendutan balok v yang berlaku untuk segala
jenis material, asalkan rotasi balok kecil.
Jika material balok elastis linier,
berdasarkan
hukum
Hooke,
maka
kelengkungan dapat dinyatakan dengan:
(7)
dengan: M adalah momen lentur, dan EI
adalah kekakuan terhadap lentur dari balok.
Persamaan (7) memperlihatkan bahwa
kelengkungan sumbu longitudinal balok
sebanding dengan momen lentur (M) dan
berbanding terbalik dengan besaran EI yang
dikenal sebagai ketegaran lentur (Flexutal
rigidity) balok.
2.5 Metode Elemen Hingga
{ }
[ ]{ }
[ ]
{ }{ }
(3)
Prosiding Kolokium Program Studi Teknik Sipil (KPSTS) FTSP UII 2014,
Desember 2014, ISBN xxx-xxx-xxxxx-x-x
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Prosiding Kolokium Program Studi Teknik Sipil (KPSTS) FTSP UII 2014,
Desember 2014, ISBN xxx-xxx-xxxxx-x-x
4.
5.
6.
7.
sebelumnya.
Penggambaran
menggunakan shell sebagai elemennya.
Dilakukan meshing pada model balok
Castella. Proses meshing dilakukan
dengan Automatic mesh.
Berikan dukungan sendi-rol pada balok
dengan posisi sesuai dengan kondisi
riilnya.
Balok Castella diberikan pembebanan
sesuai dengan beban yang terjadi pada
percobaan.
Model yang sudah diberi beban
kemudian dijalankan dan hasilnya
dapat dilihat baik berupa tegangan atau
momen yang diinginkan pada tiap area
mesh yang ditinjau.
3. 3 Tahapan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan
beberapa tahapan. Urutan tahapan tersebut
dapat dilihat pada diagram alir berikut ini.
Prosiding Kolokium Program Studi Teknik Sipil (KPSTS) FTSP UII 2014,
Desember 2014, ISBN xxx-xxx-xxxxx-x-x
Prosiding Kolokium Program Studi Teknik Sipil (KPSTS) FTSP UII 2014,
Desember 2014, ISBN xxx-xxx-xxxxx-x-x
Prosiding Kolokium Program Studi Teknik Sipil (KPSTS) FTSP UII 2014,
Desember 2014, ISBN xxx-xxx-xxxxx-x-x
Prosiding Kolokium Program Studi Teknik Sipil (KPSTS) FTSP UII 2014,
Desember 2014, ISBN xxx-xxx-xxxxx-x-x
Beban
Maksimum
Hasil
(8)
Prosiding Kolokium Program Studi Teknik Sipil (KPSTS) FTSP UII 2014,
Desember 2014, ISBN xxx-xxx-xxxxx-x-x
Teoritis
Tabel
di
atas
menunjukkan
perbandingan tegangan kritis benda uji
balok profil-I dan balok Castella secara
percobaan maupun teoritis. Hasil tersebut
menunjukkan tidak adanya kenaikan
tegangan kritis dari modifikasi yang
dilakukan. Berdasarkan Persamaan (8)
terlihat bahwa fcr dan Mcr berbanding
terbalik dengan Sx. Kecilnya nilai Mcr akibat
puntir dan semakin besarnya nilai Sx seiring
dengan bertambah tingginya balok Castella
menyebabkan nilai fcr yang diperoleh kecil
sehingga tidak terjadi kenaikan tegangan
kritis. Hal ini disebabkan oleh terjadinya
kegagalan dni pada benda uji yakni tekuk
puntir.
Kegagalan berupa puntir ini juga
menyebabkan putusnya sambungan las pada
benda uji Castella. Buruknya kualitas las
menyebabkan bagian tersebut mengalami
kegagalan sebelum mencapai kondisi
maksimumnya. Pemberian lateral support
pada bentang balok dapat menjadi alternatif
pencegahan terjadinya puntir dan akan
meningkatkan kapasitas lentur balok
sehingga tegangan kritisnya pun dapat
meningkat di samping kontrol terhadap
kualitas sambungan las pada pelaksanaan
pembuatan benda uji.
Prosiding Kolokium Program Studi Teknik Sipil (KPSTS) FTSP UII 2014,
Desember 2014, ISBN xxx-xxx-xxxxx-x-x
Prosiding Kolokium Program Studi Teknik Sipil (KPSTS) FTSP UII 2014,
Desember 2014, ISBN xxx-xxx-xxxxx-x-x
SIMPULAN
2.
3.
4.
1.
seharusnya
penelitian
mengenai
kapasitas lentur balok Castella ini
menghasilkan
peningkatan
sesuai
dengan penelitian sebelumnya. Akan
tetapi, pada percobaan kali ini tidak
ditemukan peningkatan. Rasio momen
kritis yang terjadi pada balok Castella I
6.
Prosiding Kolokium Program Studi Teknik Sipil (KPSTS) FTSP UII 2014,
Desember 2014, ISBN xxx-xxx-xxxxx-x-x
DAFTAR PUSTAKA