Selesai Mi

You might also like

Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Manusia adalah makluk ciptaan Allah yang misterius dan sangat menarik. Dikatakan
misterius karena semakin dipelajari maka semakin terungkap betapa banyak hal-hal mengenai
manusia yang belum terungkap dan dikatakan menarik karena manusia sebagai subjek
sekaligus objek kajian yang tiada henti-hentinya terus dilakukan oleh manusia itu sendiri.
Allah SWT adalah Tuhan semesta alam, tidak ada makluk ciptaan-Nya yang sia-sia.
Manusia diciptakan dengan tujuan untuk patuh dan beribadah kepada-Nya, serta manusia
menerima amanah dari Allah yang tersebut enggan diterima oleh langit, bumi dan gununggunung , seperti yang dijelaskan dalam surat Adz Dzariyat ayat 56 dan Al Ahzab 72, yaitu :
Adz Dzariyat ayat 56

56. dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepadaKu.
Al Ahzab 72


72. Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat[1233] kepada langit, bumi dan
gunung-gunung, Maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir
akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu
Amat zalim dan Amat bodoh,
[1233] Yang dimaksud dengan amanat di sini ialah tugas-tugas keagamaan.
Kemudian manusia juga merupakan makluk ciptaan Allah yang paling sempurna, seperti
yang dijelaskan dalam surat At Tin ayat 4, yaitu :


4. Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya .

Manusia yang beriman tahu untuk apa dia diciptakan, tanggung jawab yang harus
dilaksanakan dan akan memanfaatkan sebaik-baiknya rizki dan karunia yang telah Allah
berikan. Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan, makalah ini akan membahas
mengenai hubungan manusia dengan Allah beserta perannya di muka bumi.

1.2 Tujuan Penulisan


Pembuatan makalah ini bertujuan untuk membahas dan mengetahui hubungan
manusia dengan Allah beserta perannya di muka bumi.

1.3 Sistematika Penulisan


Penulis mendapatkan data dan informasi yang diperlukan melalui metode observasi
atau teknik studio kepustakaan atau studi pustaka. Tidak hanya itu, penulis juga
menggunakan media informasi internet untuk mencari bahan dan sumber-sumber yang
dibutuhkan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hubungan Manusia dengan Allah


2

Islam memandang manusia secara keseluruhan. Artinya, manusia bukanlah makhluk


fisiologis yang hanya membutuhkan materi saja. Tetapi, manusia membutuhan berbagai
kebutuhan lain selain kebutuhan di atas sebagaimana diungkapkan oleh Abraham Maslow
dalam teori kebutuhan maslow:
1.
2.
3.
4.
5.

aktualisasi
hargadiri
sosial
keamanan
kebutuhan fisiologis
Dari teori diatas sangatlah jelas kalau manusia membutuhkan aktualisasi diri. Namun,

dalam islam teori tersebut masih mempunyai kekurangan yaitu wahyu. Semua kegiatan tanpa
didasarkan pada wahyu dari Allah serta bersumber pada al-Quran dan assunnah. Jadi,
janganlah kita berpikiran kalau uang adalah ujung tombak dari segala sesuatu. Tetapi, lihatlah
manusia secara keseluruhan sesuai kebutuhannya.
Di dalam Al Quran dijelaskan bahwa manusia diciptakan dari saripati(air mani) yang
berasal dati tanah, dimana sesuatu ini sangat hina. Sehingga, tidaklah pantas bagi manusia
untuk menyombongkan diri karena manusia tercipta dari sesuatu yang hina. Selain itu, mereka
diciptakan dalam bentuk yang berbeda-beda, ada yang berkulit putih dan ada yang hitam, ada
yang kelopak matanya berbentuk sipit dan ada juga yang berbentuk lebar.
Allah meciptakan alam ini dengan segala kebesaran-Nya disertai dengan hukumhukum-Nya. Sedangkan, manusia adalah pelaksana dari segala macam, bentuk yang telah
Allah ciptakan pada dasarnya, manusia diciptakan ke dunia ini adalah sebagai khalifah.
Sehingga dituntut untuk mengatur bumi dan isinya. Mengatur disini maksudnya adalah
memandang manusia yang satu dengan yang lainnya sebagai makhluk sosial yang saling
melengkapi.
Selain itu, Allah juga menetapkan hukum yang khusus bagi manusia yaitu hukum
syariat islam. Hukum ini diantaranya membahas tentang hubungan Allah dan manusia dan
hubungan manusia dengan manusia. Hukum ini bersumber pada al-quran dan sunnah.
Dalam surat Adz Dzariyat ayat 56, yaitu :

56. dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepadaKu.
Ayat di atas menjelaskan bahwa posisi manusia adalah sebagai hamba Allah.
Sedangkan Allah sebagai dzat pencipta yang harus disembah oleh hamba-Nya. Manusia yang
baik adalah yang bisa memposisikan pada tempatnya.
Cara yang harus dilakukan oleh seorang hamba kepada Allah adalah menyucikan-Nya
dengan bersyukur dan berdzikir. Sebaik-baiknya berdzikir adalah merenungkan ciptaan-Nya
yang ada di bumi dan langit. Proses perenungan itu adalah berupa mengambil hikmah dari apa
yang telah terjadi pada dirinya dan alam, serta mengambil pelajaran dari berbagai nabi dan
tokoh terdahulu.
A. Manusia diciptakan untuk beribadah kepada Allah
Manusia dilahirkan ke dunia hanya membawa diri,tanpa bekal harta. Tidak bisa apa pun
kecuali sedikit hal. Namun Allah memelihara dan merawat kita dengan menurunkan kasih
sayang-Nya melalui orang lain. Kita memerlukan orang lain. Lalu bagaimana kita bisa
melaksanakan tugas besar kita? Allah membekali kita dengan otak (akal pikiran dan nafsu).
Itulah bekal terbesar kita. Dengan adanya bekal tersebut, manusia dapat menciptakan budaya,
dimana budaya manusia terus berevolusi menuju budaya yang semakin maju dan kompleks.
Berulang kali di dalam Al Quran Allah memerintahkan kita untuk berpikir. Dengannya
kita menjadi makhluk yang sempurna. Otak manusia memiliki kapasitas yang luar biasa,
terbatas namun batasnya tidak diketahui. Einstein sang ilmuwan saja baru menggunakan
sebagian kecil dari kemampuan otak yang sebenarnya. Dengan adanya akal pikiran ini
manusia bisa memilih tindakan yang tepat bagi kehidupannya. Tindakan yang tepat ini tidak
terlepas dari nilai-nilai agama, sehingga akal dan nafsu kita terarah dengan benar dan
menjadikan kita sebagai orang sukses. Jika itu sudah kita lakukan maka kita benar-benar
mencapai derajat yang tinggi sesuai dengan tujuan penciptaan diri kita yang sebenarnya oleh
Allah. Namun jika tidak, kita tidak bisa mencapai kesempurnaan di dalam derajat kita yang
sebenarnya. Derajat kita sangat rendah seperti setan atau lebih buruk dari binatang ternak.
Segala keperluan manusia di bumi ini telah disediakan oleh Allah, dan segalanya telah
ditundukkan oleh Allah untuk kita. Apakah kita menganggap itu adalah sesuatu yang kecil?
Semua itu adalah amanah yang besar untuk dikelola dan dipergunakan dengan baik. Setiap
manusia adalah pemimpin, dan yang paling minim adalah memimpin diri sendiri. Bahkan,
4

mengendalikan hawa nafsu termasuk jihad yang terbesar. Manusia memerlukan keseimbangan
agar dengan adanya kelebihan berupa otak mereka tidak zalim dan sombong, dan dengan
nafsu mereka tidak melampaui batas atau sewenang-wenang. Alam adalah kesatuan (sistem),
bahkan tubuh kita saja merupakan suatu sistem. Jika ada satu anggota tubuh kita yang sakit
maka seluruh tubuh akan sakit. Alam pun juga begitu, misalnya ada tetangga kita membuang
sampah sembarangan di sungai dekat rumah, kita tidak mengingatkan maka kita juga akan
kena dampaknya, seluruh rumah di sekitar sungai akan terendam banjir. Maka dari itu
berusahalah untuk mencapai kesempurnaan hidup kita dengan berbuat yang terbaik di dalam
segala hal sesuai dengan aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh Allah.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Adz Dzariyat ayat 56, yaitu :

56. dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi
kepada-Ku.

Berdasarkan ayat tersebut dapat kita ketahui bahwa manusia diciptakan untuk beribadah
kepada Allah, bukan kepada Tuhan selain Allah.
Kemudian Allah memperkuat fungsi dan tujuan ibadah ini dalam surat Al Bayyinah
ayat 5 , yaitu :


5. Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan
ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus[1595], dan supaya mereka
mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.
[1595] Lurus berarti jauh dari syirik (mempersekutukan Allah) dan jauh dari kesesatan.
MAKRIFATULLAH: Mengenal Allah SWT, pada Zat-nya, pada Sifat-nya, pada
Asma-nya dan pada Afal-nya.
AWALUDIN MARIFATULLAH Artinya :
Awal agama mengenal Allah.
5

LAYASUL SHALAT ILLA BIN MARIFAT Artinya:


Tidak sah shalat tanpa mengenal Allah.
MAN ARAFA NAFSAHU FAKAT ARAFA RABBAHU Artinya:
Barang siapa mengenal dirinya dia mengenal Tuhannya.
ALASTU BIRAB BIKUM QOLU BALA SYAHIDNA Artinya:
Bukankah aku ini Tuhanmu ? Betul engkau Tuhan kami,kami menjadi saksi.(QS.AL-ARAF
7:172)
AL INSANNU SIRRI WA ANNA SIRRUHU Artinya:
Manusia itu RahasiaKu dan akulah Rahasianya.
WAFI AMFUSIKUM AFALA TUBSIRUUN Artinya:
Di dalam dirimu mengapa kamu tidak melihat.

ANAHNU AKRABI MIN HABIL WARIZ Artinya:


Aku lebih dekat dari urat nadi lehermu.
LAA TAK BUDU RABBANA LAM YARAH Artinya:
Aku tidak akan menyembah Allah apabila aku tidak melihatnya terlebih dahulu.
HUBUNGAN MANUSIA DENGAN ALLAH
Pada malam Ghaibul Ghaib iaitu dalam keadaan antah-berantah hanya Dzat semata.
Belum ada awal dan belum ada akhir, belum ada bulan dan belum ada matahari, belum ada
bintang belum ada sesuatupun. Malahan belum ada Tuhan yang bernama Allah, maka dalam
keadaan ini, Diri yang punya Dzat tersebut telah mentajalikan diri-Nya untuk memuji diriNya.
Lantas tajalilah Nur Allah dan kemudian tajali pula Nur Muhammad (Insan Kamil),
yang pada peringkat ini dinamakan Anta Ana, (Kamu, Aku) , (Aku,Kamu),Ana Anta. Maka
yang punya Dzat bertanya kepada Nur Muhammad dan sekalian Roh untuk menentukan
kedudukan dan taraf hamba.
Lantas ditanyakan kepada Nur Muhammad, Aku ini Tuhanmu? Maka dijawablah Nur
Muhammad yang mewakili seluruh Roh, YaEngkau Tuhanku.
Persaksian ini dengan jelas diterangkan dalam Al-Quran surat Al-Araf 7:172:
ALASTU BIRAB BIKUM, QOOLU BALA SYAHIDNA.
Artinya : Bukan aku ini Tuhanmu? Betul engkau Tuhan kami, Kami menjadi Saksi.
Selepas pengakuan atau persumpahan Roh itu dilaksankan, maka bermulalah era baru
di dalam perwujudan Allah SWT. Seperti firman Allah dalam Hadits Qudsi yang
artinya :Aku suka mengenal diriku, lalu aku jadikan mahkluk ini dan aku perkenalkan diriku.
Apa yang dimaksud dengan mahkluk ini ialah : Nur Muhammad sebab seluruh kejadian alam
maya ini dijadikan daripada Nur Muhammad tujuan yang punya Dzat mentajalikan Nur
Muhammad adalah untuk memperkenalkan diri-nya sendiri dengan diri Rahasianya sendiri.
6

Maka diri Rahasianya itu adalah ditanggung dan diakui amanahnya oleh suatu kejadian yang
bernama : Insan yang bertubuh diri bathin (Roh) dan diri bathin itulah diri manusia, atau
Rohani.
Firman Allah dalam hadis Qudsi:
AL-INSAANU SIRRI WA-ANA SIRRUHU
Artinya : Manusia itu RahasiaKu dan Akulah yang menjadi Rahasianya.
Jadi yang dinamakan manusia itu ialah karena ia mengenal Rahsia.
Dengan perkataan lain manusia itu mengandung Rahasia Allah.
Karena manusia menanggung Rahasia Allah maka manusia harus berusaha mengenal
dirinya, dan dengan mengenal dirinya manusia akan dapat mengenal Tuhannya, sehingga
lebih mudah kembali menyerahkan dirinya kepada Yang Punya Diri pada waktu dipanggil
oleh Allah SWT. Iaitu tatkala berpisah Roh dengan jasad. (Tambahan Hajrikhusyuk: kembali
kepada Allah harus selalu dilakukan semasa hidup, masih berjasad, contohnya dengan solat,
kerana solat adalah mikraj oang mukmin atau dengan mati sebelum mati).
Firman Allah An-Nisa 4:58: INNALLAHA YAK MARUKUM ANTU ABDUL
AMANATI ILAAHLIHA. Artinya: Sesunggunya Allah memerintahkan kamu supaya
memulangkan amanah kepada yang berhak menerimanya. (Allah).
Hal tersebut di atas dipertegas lagi oleh Allah dalam Hadits Qudsi :
MAN ARAFA NAFSAHU,FAQAT ARAFA RABAHU.
Artinya : Barang siapa mengenal dirinya maka ia akan mengenal Tuhannya.
Dalam menawarkan tugas yang sangat berat ini, pernah ditawarkan Rahasia-nya itu
kepada Langit, Bumi dan Gunung-gunung tetapi semuanya tidak sanggup menerimanya.
Seperti firman Allah SWT Al Ahzab 33:72.
INNA ARAT NAL AMATA, ALAS SAMAWATI WAL ARDI WAL JIBAL FA ABAINA
ANYAH MILNAHA WA AS FAKNA MINHA,WAHAMA LAHAL INSANNU.
Artinya : Sesungguhnya kami telah menawarkan suatu amanat kepada langit, bumi dan
gunung-gunung tetapi mereka enggan memikulnya dan merasa tidak akan sanggup, lantas
hanya manusia yang sanggup menerimanya.
Oleh karena amanat (Rahasia Allah) telah diterima, maka adalah menjadi tanggung
jawab manusia untuk menunaikan janjinya. Dengan kata lain tugas manusia adalah menjaga
hubungannya dengan yang punya Rahasia.
Setelah amanat (Rahasia Allah) diterima oleh manusia (diri Batin/Roh) untuk tujan
inilah maka Adam dilahirkan untuk bagi memperbanyak diri, diri penanggung Rahasia dan
berkembang dari satu abad ke satu abad, diri satu generasi ke satu generasi yang lain sampai
alam ini mengalami KIAMAT DAN RAHASIA ITU KEMBALI KEPADA ALLAH.
INNA LILLAHI WA INNA ILAIHI RAAJIUN.
Artinya : Kita berasal dari Allah, dan kembali kepada Allah.

2.2 Peran Manusia di Muka Bumi


Sebagian manusia menyangka, bahwa kehidupan di dunia hanyalah sekedar
menghabiskan waktu hidup saja. Berawal dari lahir kemudian tumbuh menjadi dewasa,
kemudian menjadi tua, dan akhirnya mati untuk meninggalkan dunia. Mereka menghabiskan
waktu hanya dengan makan, minum, tidur, bersenang-senang, dan melakukan hal yang sia-sia.
Mereka menganggap tidak ada tujuan dari penciptaan manusia di dunia ini. Ini jelas
merupakan kekeliruan yang sangat nyata yang ada di kehidupan masyarakat kita saat.
Manusia diciptakan oleh Allah bukan tanpa tujuan, melainkan ada maksud dari itu
semua, di dalam Al Quran terdapat ayat-ayat yang menjelaskan maksud dari diciptakannya
manusia dan peranya di muka bumi, antara lain :

A. Peran Manusia di Muka Bumi Sebagai Khalifah


Manusia dipilih oleh Allah sebagai penduduk bumi, tiada lain adalah sebagai khalifah. Hal
ini ditegaskan dalam surah Al-Baqarah ayat 30, yaitu :



30. ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak
menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui."

B. Peran Manusia di Muka Bumi Sebagai Pengemban Amanah


Amanah secara bahasa berarti jujur, dapat dipercaya. Amanah menurut istilah adalah sesuatu
yang harus dipelihara dan dijaga agar sampai kepada yang berhak memilikinya, segala sesuatu

yang diambil manfaatnya dengan ijin pemilik tidak mengambil sesuatu yang berlebihandan
tidak mengurangi hak orang lain.
Pada tujuan penciptaan manusia sebagai amanah, manusia sebagai hamba Allah yang telah
diangkat sebagai khalifah di dunia, diserahi amanat untuk dengan ikhlas beribadah dan
mengabdi kepada-Nya dengan menegakkan syariah Allah di dunia.

Sebagaimana firaman Allah dalam surat A Ahzab[33]::72:




72. Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat[1233] kepada langit, bumi dan
gunung-gunung, Maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir
akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu
Amat zalim dan Amat bodoh,

[1233] Yang dimaksud dengan amanat di sini ialah tugas-tugas keagamaan.

Dan firman Allah dalam surat Al-Baqarah[2]:30 :





30. ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak
menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui."

Namun pada kenyataannya manusia tidak sepenuhnya menaati amanah yang telah diberikan
dan mereka akan mendapatkan balasan.

C. Peran Manusia di muka bumi


Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna di bandingkan dengan
makhluk -makhluk lainnya,kesempurnaan manusia karena Allah telah menganugrahkanNya
akal pikiran yang tidak diberikan kepada makhluk lainnya, begitulah Allah memuliakan
manusia.
Kalau saja kita diperkenankan memilih, tentu kita akan memilih hidup di syurga saja,
tidak ada beban dan tidak ada tugas, nikmat sepanjang masa.Tetapi ketentuan Allah berlaku
bagi ciptaanya. Manusia diciptakan dan ditentukan harus melalui proses perjalan hidup yang
panjang dan berliku. Satu proses hidup yang harus dilalui adalah hidup di dunia. Mau jadi apa
di dunia manusia harus berusaha. Posisi manusia ditentukan oleh pikirannya. Muhammad AlGozali menyatakan. Anda adalah hasil dari kreatifitas pemikiran anda. Baru nanti
ditentukan di syurga atau di neraka, tergantung siapakah

yang

paling baik amalnya

(ayyukum ahsanu amala). Mengapa harus hidup di dunia? karena Allah mempunyai maksud
dan misi. Manusia diciptakan bukan untuk main-main. Allah berfirman dalam QS ALMUMINUN ,23:115

115. Maka Apakah kamu mengira, bahwa Sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara
main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada kami?

Atas dasar misi tersebut, Allah menilai manusia sejauh mana bisa
mengimplementasikannya dalam bentuk tugas dan tanggung jawab. Dengan demikian,
manusia telah mengambil peran yang pasti dalam hidup, sehingga tidak masuk kategori
statemen Allah main-main.

Peran dan tugas pokok utama manusia di muka bumi adalah:


10

1.

Manusia sebagai abid; artinya hamba Allah, sebagai hamba Allah dimuka bumi

memiliki tugas untuk mengabdi atau beribadah kepadaNya. Sebagaimana firmannya Q.S.Adz
Dzaariyat, 51: 56:

56. dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepadaKu.

Dan firman Allah Q.S.Al Bayyinah ayat 5:




5. Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan
ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus[1595], dan supaya mereka
mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.

[1595] Lurus berarti jauh dari syirik (mempersekutukan Allah) dan jauh dari kesesatan.

Semua kehidupan manusia bertumpu untuk mencerminkan kepercayaan Tauhid


dalam hidup dan kehidupan manusia, dalam wujud dan bentuk bidup dan kehidupan yang
semata - mata untuk beribadah kepada Allah SWT. Dalam arti yang luas dan penuh, seperti
makna pengertian ibadah dalam islam, ibadah adalah Taqarrub (mendekatkan diri) kepada
Allah dengan mentaati segala perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya, dan mengamalkan yang
di izinkan-Nya. Ibadah dibagi kedalam dua bagian, yaitu:

11

a. Ibadah khusus (makhdah) ialah apa yang telah ditetapkan Allah perinciannya, tingkah
dan tatacaranya tertentu. Contoh shalat, zakat, puasa, haji.
b. ibadah umum (ghairo makhdah) ialah segala amalan yamg di izinkan oleh Allah
SWT. termasuk segala aktivitas manusia mengandung unsur ibadah, bila diniatkan
dengan ikhlas karena Allah SWT.

Hal ini tercermin dalam hidup kita,pada saat hendak melaksanakan shalat.Sesungguhnya
shalatku ,ibadahku,hidupku,dan matiku hanya untuk Allah, Tuhan semesta alam.Tiada sekutu
bagiNya,dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang
pertama kali menyerahkan diri(kepada Allah.Q.S.Al Anaam 162-163.


162. Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah
untuk Allah, Tuhan semesta alam.
163. tiada sekutu bagiNya; dan demikian Itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah
orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)".
2. Manusia sebagai khalifah; artinya pemimpindi muka bumi.
Bila direnungkan dengan mata batin yang mendalam, kemudian dipakai daya nalar
dengan pikiran yang tajam, akan disadari betapa kehadiran manusia di muka bumi ini
bukanlah atas kemauan sendiri, melainkan merupakan kreasi terindah dari Al Khalik. Manusia
dilahirkan sebagai khalifah, yang harus mampu mengubah dunia menjadi Alam abdiyah
yang terang benderang karena peran manusia sebagai rahmatan lil alamin.
Kehadiran manusia dimuka bumi harus memberi manfaat bagi lingkungan, menjadi
regulator, memberi kesejukan dan menyejukan arah kehidupan yang terang benderang (Q.S.
Al Ahzab,33 : 46).

12

46. dan untuk Jadi penyeru kepada agama Allah dengan izin-Nya dan untuk Jadi cahaya yang
menerangi.

Allah SWT menciptakan langit dan bumi bukan tanpa maksud (iradah). Diciptakan
bumi dan isinya untuk manusia. Bagaimana manusia mampu mengelola dan mendapatkan
manfaat, di situlah letaknya tantangan bagi manusia. Ketika seseorang mampu menyelesaikan
tantangan dan merobah sesuatu menjadi lebih baik serta melakukan yang terbaik untuk
kebahagiaan umat manusia, maka dialah yang layak mendapatkan penilaian terbaik dari Allah
sebagaimana dalam Q.S.Al Kahfi, 18: 7, yaitu :

7. Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar
Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya.

Agama islam berisi ajaran yang mendorong dan membangkitkan semangat inovatif
bagi pemeluknya. Mengubah yang statis menjadi dinamis, terus bergerak maju memberantas
kebodohan dan mengikis keterbelakangan. Karena itu seorang muslimyang berhasil dan
sukses bukanlah mereka yang sanggup memikul tanggung jawab kepada keluarga semata.
Muslim yang sukses adalah orang yang hidupnya produktif, mampu menggerakan lingkungan
tempat tinggalnya untuk maju, dan keberadaannya bermanfaat bagi masyarakat/lingkungan
(rahmatan lil alamin).
Tidak ada amal yang patut diacungi jempol di dunia, selain sikap tanggap dan cepat
bertindak di saat orang lain memerlukan pertolongan. Tidak ada pekerjaan yang bisa
menyelamatkan dan dibanggakan di akhirat kecuali pekerjaan yang dilakukan dengan ikhlas.
Responsif adalah ciri khas dari akhlak Rasulullah. Keteladanan dan langsung turun kebawah
adalahkepribadian Rasullulah. Pepatah menyatakan: Lisanul haali afshahu min lisaanil maqaal
(berbuat nyata lebih membekas di hati daripada kata -kata). Beliau sangat tegas terhadap
penyimpangan, tetapi disampaikan dengan santun dan dengan tutur kata yang lemah lembut.
Beliau penuh kasih sayang terhadap sesama, memberikan pujian kepada orang yang
berprestasi dan berbuat baik, mencela orang yang berbuat aib dan merusak tatanan.

13

Manusia sebagai khalifah Allah di muka bumi mempunyai tugas menjaga


keseimbangan dan ekosistemnya,tidak boleh membiarkan terjadinya kerusakan dan
kehancuran.
Sebagai pemakmur,manusia dalam melaksanakan tugasnya.perlu pengenalan dan
penguasaan ilmu pengetahuan berupa :
a. Mengenal bumi yang menjadi lingkungan wilayah yuridisnya.
b. Mengenal dan menggali rahasia-rahasia alam dan hukum yang ada di balik alam
(takdir) dan hukumAllah yang tersembunyi (sunatullah).
c. Menjaga dan memelihara bumi dari kerusakan

termasuk

pencemaran

lingkungan.Sebagai khalifah ,manusia bertanggung jawab terhadap kelangsungan


hidup di muka bumi.Oleh karena itu setiap manusia agar tidak kehilangan jati dirinya
wajib menyingsingkan lengan untuk mengelola, memakmurkan bumi sekaligus
melestarikannya.Firman Allah dalam surat Hud ayat 61, yaitu :




61. dan kepada Tsamud (kami utus) saudara mereka shaleh. Shaleh berkata: "Hai kaumku,
sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu
dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya[726], karena itu mohonlah ampunanNya, kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku Amat dekat (rahmat-Nya)
lagi memperkenankan (doa hamba-Nya)."
[726] Maksudnya: manusia dijadikan penghuni dunia untuk menguasai dan memakmurkan
dunia.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

14

Manusia adalah makhluk paling sempurna dibandingkan makhluk ciptaan Allah lainnya.
Kesempurnaan tersebut dimiliki manusia karena manusia dianugerahi akal dan nafsu. Dengan
dua unsur tersebut, maka akan terdapat beberapa identitas yang melekat pada diri manusia, di
antaranya yaitu sebagai hamba (hubungan manusia dengan Allah), sebagai makhluk sosial
(hubungan manusia dengan sesama), serta sebagai khalifah (hubungan manusia dengan alam.
Hubungan manusia dengan Allah, yaitu sebagai hamba, maka manusia wajib beribadah
kepada Allah sepanjang hidupnya, karena semua yang dilakukan manusia akan
dipertanggungjawabkan di kemudian hari. Dalam hal ini ibadah memiliki dua dimensi yaitu
itu ibadah yang bersifat mahdhah (vertikal), maupun ibadah yang bersifat ghairu mahdhah
(horizontal).
Selain sebagai makhluk individu yang diwajibkan menjalankan ibadah kepada Allah,
manusia juga sebagai makhluk sosial. Dimana manusia hidup selalu membutuhkan orang lain.
Manusia hidup bermasyarakat dan berinteraksi dengan orang lain. Dengan demikian, maka
manusia haruslah memiliki akhlak yang baik, saling menolong dan menyayangi sesama
manusia.
Demikian pula dengan alam, selain menjalin hubungan baik dengan Sang Pencipta dan
sesama manusia, manusia juga memiliki amanah sebagai khalifah di bumi, dimana manusia
diberi kemuliaan untuk mengelola dan memanfaatkan segala fasilitas yang ada di bumi, tentu
dengan tidak mengabaikan kaidah-kaidah pemanfaatan sumber daya.

15

You might also like