Professional Documents
Culture Documents
Saifudin Zuhri, Bambang Soempeno, Doeljachman Moeljohardjo
Saifudin Zuhri, Bambang Soempeno, Doeljachman Moeljohardjo
HEMOGLOBIN (Hb)
(The Relationship Of Blood Lead Leveland Hemoglobin Level)
Saifudin Zuhri1), Bambang Soempeno2), Doeljachman Moeljohardjo3)
Abstract : The increased number of motor vehicles which not balace by widing or prolonging of
road will accumulate emission on the air. One of the emission component was lead (Pb). Some
researchs indicated that had negative effects to health. This study was aimed to know the
relationship between blood lead level and hemoglobin level of the street boys in Yogyakarta.
This was an analytical observasional (non experimental) research with cross sectional study. The
subjects of this study were 30 street boys (10-18 years old) which resided in special cross roads
of main road in Yogyakarta, i.e.Malioboro (post office), PKU Muhammadiyah Hospital,
Gramedia Book Store and Mirota Campus. Two milliliters of blood were drawn up from the
cubital vein of the subject to examine the blood lead level (ug/dl) with Atomic Absorbent
Spectrophotometry, and to examine the hemoglobin level (g/dl) with cyanmethemoglobin
metode by microlab spectrophotometry 300. There were only 26 of 30 subjects which fulfilled
the criterions to be analyzed. Data were analyzed by Spearmans Rho correlation test and
multiple regression. A p value af d0,05 was set as a significant level.
The result showed that the average of streer boys blood lead level were 150,8 41,20 ug/dl. All
of the street boys had the blood lead level more than 10 ud/dl (the blood leadlevel threshold for
children was defined by ATSDR). The average of hemoglobin level of the street boys were 10,28
1,51 g/dl, which 70,08 % of them suffered anemia (hemoglobin level <12g/dl). Bivariate
Spearmans Rho correlations test result demontrated thatblood lead level and history of alcohol
intake had negative correlation with the hemoglobin level (r = -0,663 and -0,396 respectively).
Age,nutrition status, smoking habit, and expose duration had no correlation significantly with the
hemoglobin level. Multiple regression test result showed that blood lead level was the only factor
that predict the hemoglobin level. Contributions of blood leaf level were 36,7 % toward
hemoglobin level, so the contributions of other factory that influenced hemoglobin level were
63,3 %. Increased of 1 ug/dl of blood lead level was responsible to 0,22 g/dl decreased of
hemoglobin level. It was concluded that blood lead level had negative linier correlation with the
hemoglobin level.
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem sirkulasi berkontribusi terhadap homeostasis dengan berfungsi
sebagai system transportasi. System ini terdiri dari tiga komponen dasar yaitu :
jantung, pembuluh darah, dan darah. Fungsi utama sistem sirkulasi adalah untuk
memindahkan dengan cepat berbagai bahan dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh
yang lain.
Eritrosit dipenuhi dengan hemoglobin, yaitu molekul mengandung besi
yang dapat berkaitan dengan oksigen secara longgar dan reversible. Karena oksigen
sukar larut dalam plasma, maka hemoglobin merupakan pengangkut oksigen yang
utama. Hemoglobin juga berperan dalam transportasi karbondioksida (CO2) dan
sebagai senyawa penyangga darah dengan berikatan secara reversible dengan CO2
dan H+.1)
Perubahan besar dalam jumlah penduduk dan kegiatan ekonomi
mengakibatkan perubahan kuantitas zat pencemar yang dibuat. Peningkatan
pemakaian bahan bakar minyak misalnya, mempengaruhi tingkat emisi sulfur oksida
(SO2), karbon monoksida (CO) dan nitrogen oksida (NOx).2) Selain SO2, CO, NOx.
emisi yang dikeluarkan dari sisa pembakaran bahan bakar minyak pada kendaraan
bermotor adalah partikel timah hitam (Pb). Pembakaran bensin yang diberi Pb akan
menghasilkan Pb sebagai emisi. Pajanan terhadap Pb dapat menimbulkan berbagai
gangguan pada system kardiovaskular, system reproduksi, system saraf, endokrin
dan hemopoietika.3)
Anak jalanan merupakan salah satu kelompok masyarakat yang berisiko
terpajan polutan Pb yang berasal dari emisi kendaraan bermotor. Data dari Dinas
Sosialprovinsi DIY4) menunjukan bahwa pada tahun 2004 terdapat 1304 anak
jalanan, 330 anak diantaranya ada di kota Yogyakarta, yang menghabiskan sebagian
besar waktunya di perempatan-perempatan jalan.
Hasil studi pendahuluan pada tanggal 18 April 2006 terhadap anak jalanan
(usia 15-18 tahun) di depan Mirota Kampus menunjukan bahwa sebagian besar anak
jalanan mengeluh sering pusing, cepat lelah dan tampak pucat. Kdar Pb darah ratarata 213,1 mg/dl (ambang batas menurut ATSDR 5) adalah 10 mg/dl), dan Hb ratarata 10,59 g/dl (anemia ringan).
Untuk itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui dampak pajanan
Pb terhadap kadar Hb pada anak-anak jalanan.
B. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap hubungan antara kadar Pb
dengan kadar Hb dalam darah anak jalanan di kota Yogyakarta.
C. Hipotesis
Berdasarkan landasan teori maka hipotesis yang diajukan adalah
Terdapat hubungan yang terbalik antara kadar Pb dalam darah dengan kadar Hb
dalam darah pada anak-anak jalanan di kota Yogyakarta
II.
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Ini adalah penelitian observasional analitik dengan rancangan cross
sectional.
Populasi penelitian ini adalah anak jalanan yang berada di perempatan
jalan-jalan besar di kota Yogyakarta. Sampel yang digunakan adalah anak jalanan
yang memenuhi kriteria inklusi sebagai berikut :
a. Bersedian untuk menjadi responden yang dinyatakan dalam bentuk informed
consent;
b. Berusia 10-18 tahun;
c. Telah terpajan polusi Pb (menjadi anak jalanan) selama 1 tahun atau lebih;
d. Berada di kota Yogyakarta pada saat penelitian
e. Jenis kelamin laki-laki
Kriteria eksklusi :
a. Menderita penyakit yang dapat mempengaruhi kadar Hb darah seperti TBC,
malaria, penyakit hati kronis, dan perdarahan karena trauma
b. Menderita lesi kulit seperti kudisan
c. Pembuluh darahnya kecil sehinnga tidak bias diambil sampel darahnya
d. Kadar hemoglobin lebih dari 20 g/dl (ekstrim)
Besarnya sampel ditentukan dengan cara pencuplikan kuota, yaitu
besarnya sampel dalam populasi ditetapkan dan dipilih secara acak oleh peneliti
berdasarkan kriteria inklusi yang ditetapkan dan besar dana yang tersedia.16) Pada
penelitian ini besar sampel yang ditetapkan minimal 25 sampel.
B. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada penelitian ini meliputi alat untuk
pengambilan sampel darah vena : semprit 5 cc, kapas alcohol, sarung tangan,
heparin, tabung reaksi, pembendung vens (torniquete), AAS (Atomatic Absorbtion
spectrophotometry) jenis flame, merek Perkin-Elmer 3110 untuk pemeriksaan kadar
Pb darah, spektrofotometer Mikrolab 300 untuk pemeriksaan kadar Hb, kuesioner,
timbangan berat badan model injak merek Accurate, alat pengukur tinggi badan
merek Height No.26 SM.
C. Analisa Data
r
0,18
-0,53
-0,13
-0,39
p
0,38
0,797
0,96
0,000
Dari tabel diatas diketahui bahwa berdasarkan nilai koefisien Korelasinya (r) dan probabilitasnya
(p), faktor lama pajanan ,status gizi,dan riwayat merokok tidak memiliki hubungan dan signifikan
dengan kadar Hb (r=-0,39,p =0,000).
Riwayat minum alkohol berhubungan terbalik secara signifikan dengan kadar Hb.Dari hasil uji
korelasi diketahui nilai r=-0,39 dan p=0,00.Hasil tersebut menunjukkan bahwa kekuatan
hubungan antara minum alkohol dengan kadar Hb adalah sedang .Proporsi kejadian anemia
menurut riwayat minum alkohol dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini
KADAR Hb
Normal %
Anemia %
12 6
50
6
50
14 1
7,143
13
92,86
26 7
26,92
19
73,08
Dari tabel 2 diketahui bahwa sebanyak 73,08 % subyek mengalami anemia dan proporsi kejadian
anemia lebih besar pada subyek yang memiliki minum alkohol dibandingkan dengan yang tidak
(92,86 % : 50 % ). Hasil analisis rasio odds ( OR ) diperoleh nilai sebesar 13 (>1) dengan interval
kepercayaan batas bawah 1,29 dan batas atas 133,29, yang berarti bahwa riwayat minum alkohol
mempertinggi risiko terjadinya anemia sebesar 13 kali lipat dibanding dengan tidak minum
alkohol .
Eicher12) mengemukakan bahwa 20-40 % pasien alkoholik yang dirawat dan 0-4 pasien alkoholik
yang dirawat jalan mengalami anemia megaloblastik. Anemia pada alkoholik berkaitan dengan
defisiensi folat. Alkohol mengganggu sirkulasi enterohepatik ,menghambat absorbsi asam folat
karena menghambat kerja enzim pterylglutamat hidrolase yang menghidrolisis poliglutamat
menjadi monoglutamat .22) Lee et al .12) menyebutkan bahwa produksi heme dihambat oleh
ethanol (alkohol) yang ditandai dengan peningkatan aktivitas inhibitor translasi globin yang
diatur hemin (hemin activated inhibitor ). Alkohol menyebabkan peningkatan fragilitas eritrosit
dengan kecenderungan terjadi hemolisis osmotik . Efek tersebut akan lebih besar bila
dikombinasi dengan merokok .23)
F.Uji Multivariat
Hasil uji regresi linier berganda dengan metode backward diperoleh hasil bahwa hanya kadar Hb
dengan indeks determinasi (R2) = 0,37 ,konstanta =13,63,dan B =-,02. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa kadar pb darah memberi pengaruh terhadap kadar Hb sebesar 37 %, dan
selebihnya ( 63%) dipengaruhi oleh faktor lain diantaranya adalah :defisiensi vitamin B12
,defisiensi protein ,defisiensi asam folat ,defisiensi zat besi ,adanya parasit ,penyakit
autoimun,hipotiroidisme defisiensi enzim glukosa 6-fosfat dehidrogenase ,kebiasaan minum
alkohol dan penyakit infeksi menahun 12) persamaan regresi dari hubungan tersebut adalah
sebagai berikut :
Y = 13,63-0,02X,untuk
Y = kadar Hb darah
13,63
= konstanta
X = kadar Pb darah
Dari persamaan tersebut diketahui ,setiap kenaikan 1 ug /dl Pb dalam darah akan menurunkan
kadar Hb sebesar 0,02 g/dl apabila pengaruh faktor-faktor yang lain konstan .Hail penelitian ini
sesuai dengan hasil penelitian Jain et al.8) yang menemukan bahwa proporsi kejadian anemia pada
anak yang memiliki kadar Pb darah lebih dari 10 g/dl lebih besar dari pada yang kadar Pb
darahnya kurang dari 10 g/dl (p<0.01 ).