Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 34

1

PENENTUAN TETAPAN KESETIMBANGAN ASAM LEMAH


SECARA KONDUKTOMETRI
I.

Tujuan
1. Menentukan pengaruh konsentrasi larutan terhadap daya hantar listrik.
2. Menentukan konstanta kesetimbangan dari asam lemah dengan cara mengukur
hantarannya.
3. Menentukan konstanta (sebenarnya) termodinamik dari asam lemah.

II.

Dasar Teori
Gerakan ion dalam larutan dapat dipelajari dengan mengukur konduktivitas

listrik dari larutan elektrolit. Migrasi kation menuju elektroda bermuatan negatif dan
migrasi anion menuju elektroda bermuatan positif, akan membawa muatan melalui
larutan.
Pengukuran dasar yang digunakan untuk mempelajari gerakan ion adalah
pengukuran tahanan listrik larutan. Tahanan merupakan kebalikan dari hantaran. Pada
suhu tetap, hantaran suatu larutan bergantung pada konsentrasi ion- ion dan mobilitas
ion- ion tersebut dalam larutan. Sifat hantaran listrik dari suatu elektrolit biasanya
mengikuti hukum ohm yang dituliskan dengan rumus V= I x R, dimana V adalah
tegangan (Volt). I adalah arus listrik (ampere), dan R adalah tahanan (ohm). Hantaran
suatu larutan (L) didefinisikan sebagai kebalikan dari tahanan.
L=

I
R

..(1)

Hantaran jenis

adalah hantaran suatu larutan yang terletak di dalam suatu

kubus dengan rusuk 1,0 cm antara dua permukaan yang sejajar. Bila untuk dua
2

permukaan yang sejajar dengan luas A m dan berjarak

m satu dengan yang lain,

maka berlaku hubungan :


L

xA

....................................(2)

Dalam pengukuran hantaran, diperlukan pula suatu tetapan sel

(k) yang

merupakan suatu bilangan, bila dikalikan dengan hantaran suatu larutan dalam sel
bersangkutan akan memberikan hantaran jenis dari larutan tersebut sehingga:

kL

k
R

.............................(3)
k

Dari persamaan (2) dan (3) didapat hubungan bahwa

l
A

yang merupakan tetapan

suatu sel.
Hantaran molar (

) dari suatu larutan didefinisikan sebagai hantaran larutan

antara dua permukaan sejajar yang berjarak 1,0 cm satu dengan yang lain dan
mempunyai luas sedemikian rupa sehingga di antara kedua permukaan tersebut
terdapat elektrolit sebanyak 1 mol.

10 3
C

(4)

dimana C adalah konsentrasi larutan dalam satuan mol/m3.


Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh Kohlrausch, hubungan antara
hantaran molar dan hantaran jenis terhadap konsentrasi adalah sebagai berikut.
1.

Untuk elektrolit kuat, hantaran jenis elektrolit akan naik secara cepat dengan
naiknya konsentrasi, sedangkan untuk elektrolit lemah hantaran jenis elektrolit
akan naik secara perlahan-lahan dengan naiknya konsentrasi. Perbedaan ini
disebabkan karena perbedaan daya ionisasi kedua elektrolit, dimana elektrolit
kuat terionisasi sempurna sedangkan elektrolit lemah terionisasi sebagian.

2.

Untuk elektrolit kuat dan lemah, hantaran molarnya akan naik dengan naiknya
pengenceran dan akan bernilai maksimal pada pengenceran tak terhingga.
Hubungan antara hantaran molar pada konsentrasi tertentu (A) dan hantaran

molar pada pengenceran tak terhingga (Ao) terhadap konsentrasi (C) untuk elektrolit
kuat adalah sebagai berikut.

o b C
Grafik hantaran molar dengan akar kuadrat konsentrasi untuk beberapa
elektrolit dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 1. Hubungan hantaran molar terhadap akar kuadrat konsentrasi elektrolit


Berdasarkan grafik di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Plot hantaran molar terhadap akar kuadrat konsentrasi berupa garis lurus
untuk elektrolit kuat, dan lengkungan curam untuk elektrolit lemah.
2. Ekstrapolasi data hantaran molar sampai pengenceran tak terhingga dikenal
sebagai limit hantaran molar (Ao) yang didasarkan pada migrasi bebas ratarata dari ion-ion, seperti yang dikemukakan oleh Kohlrausch.
Menurut hukum tersebut, hantaran molar dari setiap elektrolit pada
pengenceran tak terhingga (o) adalah jumlah hantaran molar dari ion-ion pada
pengenceran tak terhingga. Hal ini disebabkan pada pengenceran tak terhingga,
masing-masing ion dalam larutan dapat bergerak bebas tanpa dipengaruhi oleh ionion lawan. Apabila jumlah ion positif dan ion negatif dinyatakan sebagai v+ dan vserta hantaran molar pada pengenceran tak terhingga ion-ion positif dan negatif
dinyatakan sebagai o+ dan o-, maka dapat dirumuskan sebagai berikut.
o v o v o

Penerapan utama dari hukum Kohlrausch adalah untuk menentukan harga


limit hantaran molar dari elektrolit lemah. Misalnya suatu elektrolit AD, hantaran

molar pada pengenceran tak terhingga (limit hantaran molarnya) ditentukan dari
penentuan hantaran molar larutan elektrolit kuat AB, CD, CB dengan menggunakan
persamaan berikut.
A o (AD) A o (AB) A o (CD) A o (CB)

A o (AD) oA oB oC oD oC - oB oA oD
Pada pengenceran tak berhingga pada hantaran molar berlaku pula keaditifan
hantaran ion-ionnya sesuai dengan hukum Kohlrausch. Suatu larutan elektrolit lemah
tidak terionisasi secara sempurna dalam air tetapi terdapat kesetimbangan antara ionionnya. Hubungan antara derajat ionisasi () dengan hantaran molar () dinyatakan
dengan rumusan.
=

C
0

(5)
Dimana : C = hantaran molar pada konsentrasi C
0 = hantaran molar pada konsentrasi tak hingga
Untuk elektrolit lemah harga tetapan kesetimbangannya dinyatakan dengan rumus
Ka =

2C
1

(6)

Dari persamaan (6) harga derajat disosiasi suatu larutan elektrolit dapat
diketahui, sehingga harga tetapan kesetimbangan (K a) dapat dihitung. Harga tetapan
kesetimbangan termodinamik (K) merupakan fungsi dari K a dan koefisien keaktifan
dari ion-ionnya. Untuk larutan pada pengenceran tak hingga, koefisien keaktifan
adalah 1, sehingga harga tetapan kesetimbangan sebenarnya dapat dinyatakan dengan
rumus.

log K a = log K + 2 C
(7)
Keterangan : Ka = tetapan kesetimbangan
K = tetapan kesetimbangan sebenarnya (termodinamik)

= tetapan
= derajat disosiasi
C = konsentrasi larutan
C
Persamaan yang mengungkapkan bahwa aturan log Ka terhadap

merupakan

garis lurus. Sehingga hasil ekstrapolasi ke harga C = 0 akan diperoleh harga log K.
III.

Alat dan Bahan


Nama Alat
Konduktometer
Sel hantaran
Termometer
Gelas piala 100 mL
Botol semprot
Pipet tetes
Labu ukur 250 mL
Labu ukur 100 mL
Termostat
Spatula
Batang pengaduk
Gelas ukur 10 mL
Gelas ukur 25 mL

Nama Bahan
Larutan KCl 0,1 N
Larutan CH3COONa
Larutan NaCl
Larutan HCl
Aquades

IV.

Jumlah
1 buah
1 buah
1 buah
10 buah
1 buah
2 buah
2 buah
3 buah
1 buah
2 buah
2 buah
1 buah
1 buah

Jumlah
25 mL
350 mL
350 mL
350 mL
Secukupnya

Prosedur Kerja dan Hasil Pengamatan


No
.
1

Prosedur kerja

Hasil pengamatan

Sel dicuci dengan air dan hantarannya Aquades pada suhu 29,7oC

di tentukan didalam air. Sel dicuci memiliki hantaran sebesar 33,5


kembali dan hantarannya ditentukan s.
2

sampai menunjukkan hasil yang tetap.


Sel dibilas dengan larutan KCl 0,1 N Hantaran larutan KCl 0,1 N
dan

hantarannya

ditentukan

dalam adalah 11,43

ms pada suhu

larutan KCl tersebut.Temperatur larutan 29,4oC itu berarti hantaran


KCl ditentukan. Hantaran jenis larutan jenis larutan KCl 0,1 N adalah
KCl 0,1 N pada berbagai temperatur 1,387 ohm-1m-1.
disajikan pada tabel berikut:

x (ohm-1m-1)

T(0C)

x (ohm

1,191

26

1,313

1,215

27

1,337

1,239

28

1,362

1,264

29

1,387

1,288

30

1,412

Larutan

asam

lemah

masing-masing

dibuat

(CH3COOH) Larutan asam asetat dibuat dari


dengan asam asetat

glasial yang

konsentrasi 0,1 N; 0,05 N; 0,025 N; diambil sebanyak 0,59 mL


0,0125 N; 0,00625 N; 0,00312 N; dan selanjutnya dilarutkan dengan
0,00156 N. Hantaran ditentukan dari aquades sampai volume 100
masing-masing larutan tersebut dengan mL. Dari konsentrasi 0,1 N
alat konduktometer.

tersebut

selanjutnya

diencerkan

menjadi

konsentrasi 0,05 N; 0,025 N;


0,0125 N; 0,00625 N; 0,00312
N; dan 0,00156 N. namun
penentuan
4

hantaran

larutan

CH3COOH tidak dilaksanakan.


Larutan NaCl masing-masing dibuat Larutan NaCl dibuat dari
dengan konsentrasi 0,1 N; 0,05 N; 0,025 padatan NaCl yang selanjutnya

N; 0,0125 N; 0,00625 N; 0,00312 N; dilarutkan

dengan

akuades

dan 0,00156 N. Hantaran ditentukan sampai volumenya tepat 100


dari masing-masing larutan tersebut mL. Dari konsentrasi 0,1 N
dengan alat konduktometer.

tersebut

selanjutnya

diencerkan

menjadi

konsentrasi 0,05 N; 0,025 N;


0,0125 N; 0,00625 N; 0,00312
N; dan 0,00156 N. Nilai
hantaran dapat dilihat pada
5

tabel 1.
Larutan HCl masing-masing dibuat Larutan

HCl

dibuat

dengan konsentrasi 0,1 N; 0,05 N; 0,025 larutan

HCl

pekat

N; 0,0125 N; 0,00625 N; 0,00312 N; diambil

sebanyak

dari
yang

0,8

mL

dan 0,00156 N. Hantaran ditentukan selanjutnya dilarutkan dengan


dari masing-masing larutan tersebut aquades
dengan alat konduktometer.

sampai

volumenya

tepat 100 mL. Dari konsentrasi


0,1 N tersebut selanjutnya
diencerkan

menjadi

konsentrasi 0,05 N; 0,025 N;


0,0125 N; 0,00625 N; 0,00312
N; dan 0,00156 N. Nilai
hantaran dapat dilihat pada
6

tabel 2.
Larutan garam basa yaitu CH3COONa Larutan

CH3COONa

dibuat

dibuat masing-masing konsentrasi 0,1 dari padatan CH3COONa yang


N; 0,05 N; 0,025 N; 0,0125 N; 0,00625 selanjutnya dilarutkan dengan
N; 0,00312 N; dan 0,00156 N. Hantaran aquades

sampai

volumenya

ditentukan dari masing-masing larutan tepat 100 mL. Dari konsentrasi


tersebut dengan alat konduktometer.

0,1 N tersebut selanjutnya


diencerkan

menjadi

konsentrasi 0,05 N; 0,025 N;


0,0125 N; 0,00625 N; 0,00312
N; dan 0,00156 N. Nilai
hantaran dapat dilihat pada
tabel 3.
Tabel 1. Data hasil pengamatan hantaran larutan NaCl pada konduktometer
Hantaran (L)
Suhu (oC)
NaCl 0,1 N
10,09 ms
30,0
NaCl 0,05N
5,09 ms
30,3
NaCl 0,025 N
2,88 ms
30,4
NaCl 0,0125 N
1495 s
30,5
NaCl 0,00625 N
784 s
30,5
NaCl 0,00312 N
393 s
30,5
NaCl 0,00156 N
190,50 s
30,6
Tabel 2. Data hasil pengamatan hantaran larutan HCl pada konduktometer
Zat

Hantaran (L)
Suhu (oC)
HCl 0,1 N
43,9 ms
30,0
HCl 0,05N
26,3 ms
30,0
HCl 0,025 N
13,85 ms
30,0
HCl 0,0125 N
7,20 ms
30,1
HCl 0,00625 N
3,40 ms
30,1
HCl 0,00312 N
1626 s
30,1
HCl 0,00156 N
717 s
30,2
pengamatan hantaran larutan CH3COONa pada konduktometer
Zat

Zat
CH3COONa 0,1 N
CH3COONa 0,05N
CH3COONa 0,025 N
CH3COONa 0,0125 N
CH3COONa 0,00625 N
CH3COONa 0,00312 N
CH3COONa 0,00156 N
V.

Hantaran (L)
5,02 ms
2,89 ms
1283 s
740 s
454 s
225 s
197,3 s

Tabel 3.
Data hasil

Suhu (oC)
29,5
29,8
30,0
30,0
30,0
30,0
30,0

Pembahasan
Konstanta disosiasi asam lemah dari asam asetat (CH3COOH) didasarkan atas

hantaran dari natrium asetat dan hantaran asam klorida menggunakan konduktometer.

Konduktometer yang digunakan harus dibersihkan dengan air terlebih dahulu agar
tidak mempengaruhi proses pengukuran karena terdapat ion-ion lain yang akan
menyentuh konduktometer sehingga terbaca bersama larutan yang diukur. Dengan
demikian hantaran yang diperoleh akan lebih besar dari hantaran larutan sebenarnya.
Untuk dapat menentukan hantaran jenis larutan asam asetat dan asam klorida
maka ditetapkan konstanta selnya menggunakan KCl sebagai larutan standar. Adapun
perhitungan konstanta sel sebagai berikut.

- L standar = L air = 33,5 ms = 33,5 10-3 mho

- L KCl = 11,43 ms = 11,43 10-3 mho


- Suhu KCl adalah 29,4 0C maka hantaran jenis larutan (K) adalah 1,387 mho m-1

L KCl =

K
k

1,387 mho m 1
K
k
L (11,43 10 3 )mho
121,347 m 1
Larutan lainnya yang akan diukur hantarannya antara lain HCl, CH3COONa,
dan NaCl. Setelah pengukuran ketiga larutan tersebut diukur kemudian dapat
ditentukan harga hantaran CH3COOH berdasarkan hukum Kohlrausch. Dengan
konsentrasi 0,1 N, 0,05 N, 0,025 N, 0,0125 N, 0,00625 N, 0,00312 N, 0,00156 N.
Variasi konsentrasi tiap larutan bertujuan mendapatkan hantaran molar tak hingga
untuk menentukan hantaran molar dan konstanta termodinamik asam asetat
(CH3COOH). Adapun perhitungan penentuan hantaran molar masing-masing larutan
sebagai berikut:
1. Penentuan hantaran molar larutan HCl
Hantaran molar HCl 0,1 N
[HCl] = 0,1 N; L = 43,9 ms = 43,9 x 10-3 mho
K=kxL
K = 121,347 m-1 x 43,9 x 10-3 mho

10

K = 5,327

K
C

5,327 mho m 1
0,1 mol / L
=
5,327 mho m 1
x 10 3
0,1 mol / m 3
=
= 0,05327 mho m2 mol-1
Hantaran molar HCl 0,05 N
[HCl] = 0,05 N; L = 26,3 ms = 26,3 x 10-3 mho
K=kxL
K = 121,347 m-1 x 26,3 x 10-3 mho
K = 3,191

K
C

3,191 mho m 1
0,05 mol / L
=

3,191 mho m 1
x 10 3
3
0,05mol / m
=
= 0,06382 mho m2 mol-1
Hantaran molar HCl 0,025 N
[HCl] = 0,025 N; L = 13,85 ms = 13,85 x 10-3 mho
K=kxL
K = 121,347 m-1 x 13,85 x 10-3 mho
K = 1,681

11

K
C

1,681 mho m 1
0,025 mol / L
=
1,681 mho m 1
x 10 3
3
0,025 mol / m
=
= 0,06724 mho m2 mol-1
Hantaran molar HCl 0,0125 N
[HCl] = 0,0125 N; L = 7,20 ms = 7,20 x 10-3 mho
K=kxL
K = 121,347 m-1 x 7,20 x 10-3 mho
K = 0,873

K
C

0,873 mho m 1
0,0125 mol / L
=
0,873 mho m 1
x 10 3
3
0,0125 mol / m
=
= 0,06984 mho m2 mol-1
Hantaran molar HCl 0,00625 N
[HCl] = 0,00625 N; L = 3,40 ms = 3,40 x 10-3 mho
K=kxL
K = 121,347 m-1 x 3,40 x 10-3 mho
K = 0,412

K
C

12

0,412 mho m 1
0,00625 mol / L
=
0,412mho m 1
x 10 3
0,00625 mol / m 3
=
= 0,06592 mho m2 mol-1
Hantaran molar HCl 0,00312 N
[HCl] = 0,00312 N; L = 1626 s = 1,626

10-3 mho

K=kxL
K = 121,347 m-1 x 1,626 x 10-3 mho
K = 0,197

K
C

0,197 mho m 1
0,00312 mol / L
=
0,197 mho m 1
x 10 3
3
0,00312 mol / m
=
= 0,06314 mho m2 mol-1
Hantaran molar HCl 0,00156 N
[HCl] = 0,00156 N; L = 717 s = 0,717
K=kxL
K = 121,347 m-1 x 0,717 x 10-3 mho
K = 0,087

K
C

10-3 mho

13

0,087 mho m 1
0,00156 mol / L
=
0,087 mho m 1
x 10 3
0,00156 mol / m 3
=
= 0,05576 mho m2 mol-1

Tabel 4. Data hasil perhitungan hantaran larutan HCl pada konduktometer


No

Zat

Akar konsentrasi

Hantaran molar ()

HCl 0,1N

(N)
0,316

0,05327 mho mol-1 m2

HCl 0,05N

0,224

0,06382 mho mol-1 m2

HCl 0,025N

0,158

0,06724 mho mol-1 m2

HCl 0,0125N

0,112

0,06984 mho mol-1 m2

HCl 0,00625N

0,079

0,06592 mho mol-1 m2

HCl 0,00312N

0,056

0,06314 mho mol-1 m2

HCl 0,00156N

0,039

0,05576 mho mol-1 m2

Berdasarkan data tersebut dapat ditentukan konsentrasi HCl menggunakan


ektrapolasi maka dapat dibuat kurva hubungan antara hantaran molar dengan akar
konsentrasi dari larutan HCl.

14

HANTARAN MOLAR HCl


f(x) = - 0.07x + 0.08
R = 0.7

Hantaran Molar

0.05

0.1

0.15

0.2

0.25

0.3

0.35

0.4

Akar Kosentrasi

Gambar 2. Kurva Hubungan antara Hantaran Molar () dengan Akar Konsentrasi (

C ) pada Larutan HCl


Hubungan antara hantaran molar pada konsentrasi tertentu () dan hantaran
molar pada pengenceran tak terhingga (o) terhadap konsentrasi (C) untuk elektrolit
kuat adalah sebagai berikut.

o b C
b C o

y = mx + b

y menyatakan hantaran molar (), m menyatakan gradien, x menyatakan akar


konsentrasi, dan b menyatakan hantaran molar pada pengenceran tak hingga (0).
Berdasarkan kurva di atas, diperoleh persamaan garis y = -0,0066x + 0,076. Dari
persamaan garis ini akan diperoleh hantaran molar tak hingga dari larutan HCl, yaitu
hantaran molar tak hingga (0) adalah sama dengan nilai intersep (b), yaitu sebesar
0,076.
2. Penentuan hantaran molar larutan NaCl

15

Hantaran molar NaCl 0,1 N


[NaCl] = 0,1 N; L = 10,09 ms = 10,09

10-3 mho

K=kxL
K = 121,347 m-1 x 10,09 x 10-3 mho
K = 1,224

K
C

1,224 mho m 1
0,1 mol / L
=
1,224 mho m 1
x 10 3
3
0,1 mol / m
=
= 0,01224 mho m2 mol-1

Hantaran molar NaCl 0,05 N


[NaCl] = 0,05 N; L = 5,09 ms = 5,09
K=kxL
K = 121,347 m-1 x 5,09 x 10-3 mho
K = 0,617

K
C

0,617 mho m 1
0,05 mol / L
=
0,617 mho m 1
x 10 3
0,05 mol / m 3
=
= 0,01234 mho m2 mol-1

Hantaran molar NaCl 0,025 N

10-3 mho

16

[NaCl] = 0,025 N; L = 2,88 ms = 2,88 x 10-3 mho


K=kxL
K = 121,347 m-1 x 2,88 x 10-3 mho
K = 0,349

K
C

0,349 mho m 1
0,025 mol / L
=
0,349 mho m 1
x 10 3
3
0,025 mol / m
=
= 0,01396 mho m2 mol-1

Hantaran molar NaCl 0,0125 N


[NaCl] = 0,0125 N; L = 1495 s = 1,495 x 10-3 mho
K=kxL
K = 121,347 m-1 x 1,495 x 10-3 mho
K = 0,181

K
C

0,181 mho m 1
0,0125 mol / L
=
0,181 mho m 1
x 10 3
0,0125 mol / m 3
=
= 0,01448 mho m2 mol-1

Hantaran molar NaCl 0,00625 N


[NaCl] = 0,00625 N; L = 784 s = 0,784 x 10-3 mho
K=kxL

17

K = 121,347 m-1 x 0,784 x 10-3 mho


K = 0,095

K
C

0,095 mho m 1
0,00625 mol / L
=
0,095mho m 1
x 10 3
3
0,00625 mol / m
=
= 0,0152 mho m2 mol-1

Hantaran molar NaCl 0,00312 N


[NaCl] = 0,00312 N; L = 393 s = 0,393 x 10-3 mho
K=kxL
K = 121,347 m-1 x 0,393 x 10-3 mho
K = 0,047

K
C

0,047 mho m 1
0,00312 mol / L
=
0,047 mho m 1
x 10 3
3
0,00312 mol / m
=
= 0,01506 mho m2 mol-1

Hantaran molar NaCl 0,00156 N


[NaCl] = 0,00156 N; L = 190,5 s = 0,1905 x 10-3 mho
K=kxL
K = 121,347 m-1 x 0,1905 x 10-3 mho
K = 0,023

18

K
C

0,023 mho m 1
0,00156 mol / L
=
0,023mho m 1
x 10 3
3
0,00156 mol / m
=
= 0,01474 mho m2 mol-1
Tabel 5. Data hasil perhitungan hantaran larutan NaCl pada konduktometer
No

Zat

Akar konsentrasi

Hantaran molar ()

NaCl 0,1N

(N)
0,316

0,01224 mho mol-1 m2

NaCl 0,05N

0,224

0,01234 mho mol-1 m2

NaCl 0,025N

0,158

0,01396 mho mol-1 m2

NaCl0,0125N

0,112

0,01448 mho mol-1 m2

NaCl 0,00625N

0,079

0,0152 mho mol-1 m2

NaCl 0,00312N

0,056

0,01506 mho mol-1 m2

NaCl 0,00156N

0,039

0,01474 mho mol-1 m2

Berdasarkan data tersebut dapat ditentukan konsentrasi NaCl menggunakan


ektrapolasi maka dapat dibuat kurva hubungan antara hantaran molar dengan akar
konsentrasi dari larutan NaCl seperti gambar 3.

19

HANTARAN MOLAR NaCl


0.02

f(x) = - 0.01x + 0.02


R = 0.85
HANTARAN MOLAR

hantaran molar NaCl


Linear (hantaran molar NaCl)

0.01

0
0

0.1

0.2

0.3

0.4

KONSENTRASI

Gambar 3. Kurva Hubungan antara Hantaran Molar () dengan Akar Konsentrasi (

C ) pada Larutan NaCl


Berdasarkan kurva di atas, diperoleh persamaan garis y = -0,01x + 0,015. Dari
persamaan garis ini akan diperoleh hantaran molar tak hingga dari larutan NaCl,
dimana hantaran molar tak hingga (0) adalah sama dengan nilai intersep (b), yaitu
sebesar 0,015.
3. Penentuan Hantaran Molar Larutan CH3COONa
Hantaran molar CH3COONa 0,01 N
[CH3COONa] = 0,1 N; L= 5,02 ms = 5,02 x 10-3 mho
K=kxL
K = 121,347 m-1 x 5,02 x 10-3 mho
K = 0,609

K
C

0,069mho m 1
0,1 mol / L
=

20

0,069 mho m 1
x 10 3
0,1 mol / m 3
=
= 6,9 x 10-4 mho m2 mol-1

Hantaran molar CH3COONa 0,05 N


[CH3COONa] = 0,05 N; L = 2,89 ms = 2,89 x 10-3 mho
K=kxL
K = 121,347 m-1 x 2,89 x 10-3 mho
K = 0,350

K
C

0,350 mho m 1
0,05 mol / L
=
0,350 mho m 1
x 10 3
3
0,05 mol / m
=
= 7 x 10-3 mho m2 mol-1

Hantaran molar CH3COONa 0,025 N


[CH3COONa] = 0,025 N; L = 1283 s = 1,283 x 10-3 mho
K=kxL
K = 121,347 m-1 x 1,283 x 10-3 mho
K = 0,155

K
C

0,155mho m 1
0,025 mol / L
=
0,155 mho m 1
x 10 3
0,025 mol / m 3
=

21

= 6,2 x 10-3 mho m2 mol-1

Hantaran molar CH3COONa 0,0125 N


[CH3COONa] = 0,0125 N; L = 740s = 0,740 x 10-3 mho
K=kxL
K = 121,347 m-1 x 0,740 x 10-3 mho
K = 0,089

K
C

0,089 mho m 1
0,0125 mol / L
=
0,089 mho m 1
x 10 3
3
0,0125 mol / m
=
= 7,12 x 10-3 mho m2 mol-1

Hantaran molar CH3COONa 0,00625 N


[CH3COONa] = 0,00625 N; L = 454 s = 0,454 x 10-3 mho
K=kxL
K = 121,347 m-1 x 0,454 x 10-3 mho
K = 0,055

K
C

0,055 mho m 1
0,00625 mol / L
=
0,055 mho m 1
x 10 3
0,00625 mol / m 3
=
= 8,8 x 10-3 mho m2 mol-1

Hantaran molar CH3COONa 0,0312 N

22

[CH3COONa] = 0,00312 N; L = 225 s = 0,225 x 10-3 mho


K=kxL
K = 121,347 m-1 x 0,225 x 10-3 mho
K = 0,027

K
C

0,027 mho m 1
0,00312 mol / L
=
0,027 mho m 1
x 10 3
3
0,00312 mol / m
=
= 8,65 x 10-3 mho m2 mol-1

Hantaran molar CH3COONa 0,00156 N


[CH3COONa] = 0,00156 N; L = 197,3 s = 0,1973 x 10-3 mho
K=kxL
K = 121,347 m-1 x 0,1973 x 10-3 mho
K = 0,023

K
C

0,023mho m 1
0,00156 mol / L
=
0,023 mho m 1
x 10 3
0,00156 mol / m 3
=
= 0,014743 mho m2 mol-1
Tabel 6. Data hasil perhitungan hantaran larutan CH3COONa pada konduktometer
No.

Zat

Akar
konsentrasi

Hantaran molar ()

23

CH3COONa 0,1N

0,316

0,00069 mho mol-1 m2

CH3COONa 0,05N

0,224

0,00700 mho mol-1 m2

CH3COONa 0,025N

0,158

0,00620 mho mol-1 m2

CH3COONa 0,0125N

0,112

0,00712 mho mol-1 m2

CH3COONa 0,00625N

0,079

0,00880 mho mol-1 m2

CH3COONa 0,00312N

0,056

0,00865 mho mol-1 m2

CH3COONa 0,00156N

0,039

0,01474 mho mol-1 m2

Berdasarkan data tersebut dapat ditentukan konsentrasi CH3COONa


menggunakan ektrapolasi maka dapat dibuat kurva hubungan antara hantaran molar
dengan akar konsentrasi dari larutan CH3COONa.
HANTARAN MOLAR CH3COONa
0.02

f(x) = - 0.32x + 0.08


R = 0.71

0.02
0.01
0.01
0.01
HANTARAN MOLAR 0.01
0.01
0
0
0
0

0.05

0.1

0.15

0.2

0.25

0.3

0.35

0.4

KONSENTRASI

Gambar 4. Kurva Hubungan antara Hantaran Molar () dengan Akar Konsentrasi (

C ) pada Larutan CH3COONa


Berdasarkan kurva di atas, diperoleh persamaan garis y = -0,042x + 0,018.
Dari persamaan garis ini akan diperoleh hantaran molar tak hingga dari larutan
CH3COONa, yaitu hantaran molar tak hingga (0) adalah sama dengan nilai intersep
(b), yaitu sebesar 0,018.

24

4. Penentuan Hantaran Molar CH3COOH


Hantaran Molar CH3COOH 0,1N
CH3COOH

= CH3COONa + HCl NaCl


= (0,00069 + 0,05327 - 0,01224) mho m2 mol-1
= 0,04172 mho m2 mol-1

Hantaran Molar CH3COOH 0,05 N


CH3COOH

= CH3COONa + HCl NaCl


= (0,007 + 0,06382-0,01234) mho m2 mol-1
= 0,05848 mho m2 mol-1

Hantaran Molar CH3COOH 0,025N


CH3COOH

= CH3COONa + HCl NaCl


= (0,0062 + 0,06724 -0,01396) mho m2 mol-1
= 0,05948 mho m2 mol-1

Hantaran Molar CH3COOH 0,0125N


CH3COOH

= CH3COONa + HCl NaCl


= (0,00712 + 0,06984 0,01448) mho m2 mol-1
= 0,06248 mho m2 mol-1

Hantaran Molar CH3COOH 0,00625 N


CH3COOH

= CH3COONa + HCl NaCl


= (0,0088 + 0,06592 0,0152) mho m2 mol-1
= 0,05952 mho m2 mol-1

Hantaran Molar CH3COOH 0,00312 N


CH3COOH

= CH3COONa + HCl NaCl


= (0,00865 + 0,06314 0,01506) mho m2 mol-1
= 0,05673 mho m2 mol-1

Hantaran Molar CH3COOH 0,00156 N


CH3COOH

= CH3COONa + HCl NaCl


= (0,014743+ 0,05576 0,01474) mho m2 mol-1
= 0,055763 mho m2 mol-1

25

Tabel 7. Data hasil perhitungan hantaran larutan CH3COOH pada konduktometer


No.

Zat

Akar

Hantaran Molar ()

CH3COOH 0,1N

Konsentrasi
0,316

0,04172 mho mol-1 m2

CH3COOH 0,05N

0,224

0,05848 mho mol-1 m2

CH3COOH 0,025N

0,158

0,05948 mho mol-1 m2

CH3COOH 0,0125N

0,112

0,06248 mho mol-1 m2

CH3COOH 0,00625N

0,079

0,05952 mho mol-1 m2

CH3COOH 0,00312N

0,056

0,05673 mho mol-1 m2

CH3COOH 0,00156N

0,039

0,05576 mho mol-1 m2

Berdasarkan data yang telah diperoleh, maka dapat dibuat kurva hubungan antara
hantaran molar dengan akar konsentrasi dari larutan CH3COOH kemudian dicari
ekstrapolasi dari kurva tersebut sehingga diperoleh hantaran molar pada pengenceran
tak hingga dari larutan CH3COOH.
Hantaran Molar CH3COOH

HANTARAN MOLAR

hantaran molar CH3COOH

0 0.1 0.2 0.3 0.4


KONSENTRASI

Gambar 5. Kurva Hubungan antara Hantaran Molar () dengan Akar Konsentrasi (

C ) pada Larutan CH3COOH


Hantaran molar elektrolit lemah (CH3COOH) tidak dapat ditentukan melalui
ekstrapolasi karena plot hantaran molar () terhadap akar konsentrasi (

C ) sangat

26

curam (seperti gambar 5). Oleh karena itu, dalam mencari hantaran molar elektrolit
lemah pada pengenceran tak hingga (0) dilakukan dengan menerapkan hukum
Kohlrausch yang dirumuskan dengan

A o (AD) A o (AB) A o (CD) A o (CB)


0 merupakan hantaran molar dari spesies AD, AB, CD, dan CB, dan umumnya ini
merupakan elektrolit kuat (kecuali AD). Dengan adanya hantaran molar tak hingga
dari larutan elektrolit kuat, yaitu HCl, NaCl dan CH3COONa, maka hantaran molar
tak hingga (0) dari larutan CH3COOH dapat dicari dengan perhitungan sebagai
berikut.
0 CH3COOH = 0 CH3COONa + 0 HCl 0 NaCl
0 CH3COOH = 0,018 + 0,076 0,015 = 0,079 mho mol-1 m2

Perhitungan derajat disosiasi


Langkah selanjutnya adalah menghitung derajat disosiasi larutan CH3COOH untuk
masing-masing konsentrasi.
Konsentrasi 0,1 N

0,04172 mho m 2 mol -1


0,079 mho m 2 mol -1

= 0,52

= 0,74
Konsentrasi 0,025 N

0,05948 mho m 2 mol -1


0,079 mho m 2 mol -1

Konsentrasi 0,05 N

0,05848 mho m 2 mol -1


0,079 mho m 2 mol -1

= 0,75
Konsentrasi 0,0125 N

27

0,06248 mho m 2 mol -1

0,079 mho m 2 mol 1

0,05673 mho m 2 mol -1

0,079 mho m 2 mol 1

= 0,79

= 0,72

Konsentrasi 0,00625 N

Konsentrasi 0,00156 N

0,05952 mho m 2 mol -1


0,079 mho m 2 mol 1

0,05576mho m 2 mol -1
0,079 mho m 2 mol 1

= 0,75

= 0,7

Konsentrasi 0,00312 N
Perhitungan Konstanta Kesetimbangan (Ka) dan log Ka dari CH3COOH
Berdasarkan yang diperoleh dapat ditentukan konstanta kesetimbangan (Ka)
dan log Ka pada masing-masing konsentrasi.

Konsentrasi 0,1N
Ka

Ka

2C
1
(0,52 ) 2 x 0,1
1 0,52

Ka = 0,05
log Ka = -1,25
Konsentrasi 0,05 N
Ka

2C
1

Ka

(0,74) 2 0,05
1 0,74

Ka = 0,10
log Ka = -0,97
Konsentrasi 0,025 N
Ka

2C
1

(0,75) 2 0,025
Ka
1 0,75
Ka = 0,05

28

log Ka = -1,24

Konsentrasi 0,00312 N

Konsentrasi 0,0125 N
Ka

Ka

Ka

2C
1

(0,72) 2 0,00312
Ka
1 0,72

(0,79) 2 0,0125
1 0,79

Ka = 0,005

Ka = 0,03

log Ka = -2,23

log Ka = -1,43

Konsentrasi 0,00156 N

Konsentrasi 0,00625 N
Ka

2C
1

2C
1

(0,75) 2 0,00625
Ka
1 0,75

Ka

2C
1

Ka

(0,7) 2 0,00156
1 (0,7)

Ka = 0,002

Ka = 0,14

log Ka = -2,59

log Ka = -0,85

C
3. Perhitungan
4.

dari CH3COOH

Selanjutnya penentuan C dari masing-masing konsentrasi

larutan CH3COOH
5. Konsentrasi
0,1N

=
10.

0,52 x0,1
7.

9.

0,74 x 0,05

C
6.

= 0,228
8. Konsentrasi
0,05 N

= 0,192
11. Konsentrasi
0,025 N

29

19.

C
12.

= 0,068

20. Konsentrasi
0,00312 N

0,75 x 0,025
13.

= 0,136
14. Konsentrasi
0,0125 N

21.

0,72 x 0,00312
22.

C
15.

= 0,047

23. Konsentrasi
0,00156 N

0,79 x0,0125
16.

= 0,099
17. Konsentrasi
0,00625 N

24.

0,7 x 0,00156
25.

C
18.

= 0,033

0,75 x 0,00625

26. Tabel 8. Data log Ka dan C pada berbagai konsentrasi


27.

28.

29.

30.

31.

32.

0,

33.

34.

35.

0,

36.

37.

38.

0,

30

51.

39.

40.

41.

0,0

42.

43.

44.

0,0

45.

46.

47.

0,0

48.
0

49.
-

50.

0,03

Berdasarkan data tabel di atas, maka dapat dibuat grafik


hubungan antara log Ka dan C seperti gambar 6.

52.

0
0
-0.5

0.05
0.1
f(x) = 16.88x - 3.45
R = 0.87

0.15

-1
log Ka -1.5
-2
-2.5
-3
akar C

53.

Gambar 6. Kurva Hubungan antara Hantaran Log Ka dan


C

0.2

0.25

31

54.

Harga tetapan kesetimbangan termodinamik (K) merupakan

fungsi dari Ka dan koefisien keaktifan dari ion-ionnya. Untuk larutan pada
pengenceran tak hingga, koefisien keaktifan adalah 1, sehingga harga tetapan
kesetimbangan sebenarnya dapat dinyatakan dengan rumus.

log K a = log K + 2 C
55.
56. Berdasarkan kurva di atas, diperoleh persamaan garis y =
16,87x 3,452. Dari persamaan garis ini akan diperoleh
hantaran molar tak hingga dari larutan CH3COOH, dimana
harga tetapan kesetimbangan sebenarnya (K) diperoleh dari
nilai intersep (b) atau (log K) yang sebesar -3,452. Sehingga
harga K yang diperoleh yaitu:
57. Log K = - 3,452
58.

K = 3,5 x 10-4

59. Nilai konstanta sebenarnya (termodinamik) dari CH3COOH


sebenarnya yaitu 3,5 x 10-4, nilai K yang diperoleh dari
praktikum ini berbeda dari harga Ka CH 3COOH secara
teoritis yaitu 1,8 x 10-5 karena beberapa faktor kesalahan
dalam praktikum seperti:
1. Faktor kesalahan di dalam pengamatan yang dilakukan praktikan.
2. Faktor kesalahan alat pengukur hantaran (konduktometer).
3. Faktor kesalahan dalam pengenceran.
60.

VI
61.

SIMPULAN

Berdasarkan analisis data dan pembahasan diperoleh

beberapa kesimpulan sebagai berikut:


1. Pengaruh konsentrasi terhadap daya listrik (hantaran) semakin menurun jika
konsentrasi larutannya semakin menurun tetapi hantaran molarnyasemakin
meningkat.
2. Konstanta kesetimbangan dari CH3COOH pada masing - masing konsentrasi
adalah
62.

Konsentrasi 0,1N

= 5,0 x 10-2

32

63.

Konsentrasi 0,05 N

64.

Konsentrasi 0,025 N

65.

Konsentrasi 0,0125 N

66.

Konsentrasi 0,00625 N

1,4 x 10-2

67.

Konsentrasi 0,00312 N

5,0 x 10-3

68.

Konsentrasi 0,00156 N

2,0 x 10-3

69.

3.

= 1,0 x 10-1
= 5,0 x 10-2
= 3,0 x 10-2

Konstanta (sebenarnya) termodinamik dari asam lemah

yaitu 3,5 x 10-4


70.
71.

VII.

Daftar pustaka

72.

Atkins.1999. Kimia Fisika Jilid II. Jakarta: Erlangga

73.

Retug, Nyoman dan Dewa Sastrawidana. 2004. Penuntun


Praktikum Kimia Fisika. Singaraja: IKIP N Singaraja.

74.

Suardana, I Nyoman. 2005. Penuntun Praktikum Kimia


Fisika. Singaraja: Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas Pendidikan MIPA,
IKIP Negeri Singaraja.
75.
76.
77.
78.
79.
80.
81.

33

82.
83.

84. Laporan Praktikum


85. PENENTUAN TETAPAN KESETIMBANGAN ASAM
LEMAH

86.

SECARA KONDUKTOMETRI
87.
88.
89.
90.
91.

92. Disusun oleh:


93. Ni Wayan Yuliandewi
(1113031003)
94.

Ni Luh Kade Nurindra Dwi Putri


(1113031020)
95. Ni Made Ayu Suryantini
(1113031022)
96.
97.
98.

34

99. JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA


100.
101.

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU


PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
102.

2014

You might also like