Revisi Bea Keluar
Daya Saing CPO Berkurang
JAKARTA, KOMPAS — Kalangan pengusaha kelapa
sawit melihat kebijakan bea keluar sawit yang baru
‘memibawa dampak negatif terhadap industri sawit
nasional, baik terhadap petani dan perusabaan
perkebunan kelapa sawit manpun industri sawit
secara keseluruhan, Oleh karena itu, pemerintah
«. | diminta merevisi ulang peraturan yang ada.
& | _ Direktur Bksekutif Gabungan
ish Kelapa Sait Indo-
r [iter Sls 5,
| al Jace, mengingapian, pe
» | ngenaan tarif bea keluar yang
bart lebih tinggi pada. tinglat
targa CPO di bawah 1100 dollar
ste- | AS per ton, terutama pada ting-
Jat harga 950 dollar AS-1050
y | dollar as.
f+ | Pada tingkat hanya 1050 dollar
100 dallat AS per ton, tart
‘bea keluar bara untuk CPO lebih
‘ing 1.5 persen atau 1655 persen
dibandingkan dengan tarit bea
‘keluar lama. Adapun pada tingkat
‘harga 1100 dollar AS=1.150 dollar
AS, tarif bea keluar bara. lebih
tingyi 05 persen atm 18 persen
dibandinglan dengan bea keluar
Jama yang sebesar 175 persen.
"Padahal, harga CPO ke depan
ddan pada tahun-tahun yang akan
sdatang akan berads pada kisaran
11000 dollar AS-1100 dollar AS”
Jelas Paci.
Bila angumen revit bea keluat
demi mencorong pengembangan.
‘industri, kata Fadhil, menga-
apr mash kaa ben
‘oluar, Bila
Sehanisgm inst hile diet
insentif pajak dan nonpajalk.
Fakta lain menunjukkcan, data
cekspor CPO semester I-2011 le-
bih tinggi dibandingkan dengan
tahun 2010, "Bex keluar bukan
‘merupakan instrumen yang, tepat
dalam mencapai tujuan kebijake
‘an mencapal tujuan pengenaan
‘bea keluay” katanya,
Pada 15. Agustus 2011, peme-
rintah melalul Menteri Keusng
an mengeluarkan Peratitran
Menteri Keuangan Nomor 128
‘Tahun 2011 tentang Penetapan
Barang Ekspor yang Dikenakan
‘Bea Keluar, Peraturan ini sebagai
roviiatas Peraturan Menteri Ke-
uuangan No 67/2010.
‘Wakil Menteri Pertanian Bay
‘Keisnamurthi menyatakan, sela-
fn tetap memilli fungsi stabi
Tisast hang, Peraturan Menteri
‘Keuahgan No 128/2011 bertujuan
‘mendorong. pengembangan i
sustri hilic:
Fadhil menyatakan, argumen-
‘asi pengenaan bea keluar untuk
‘menjamin kebutuhan. CPO dae
Jam negeri juga kurang berdasar,
‘mengingst konsumsi CPO. do-
anestik hanya 6 juta ton, semen
tara produksi 28 juta ton.
‘Pengenaan bea keluarjugame=
ngurang§ daya saing CPO Indo-
nesia. Pangsa pasar CPO Indo-
nesia menjadi tidak optimal dan
diambil negara Iain. Kebijalan
‘bea keluar memberikan protels
ng tidak properional pada in-
Gusti hile OA