Flow Process Cement Plant

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 10

Flow Process Cement Plant

QUAR
Y

LIMESTON
E
CRUSHER

CLAY
CRUSHER

QUAR
Y

MIX
PILE
MIX
BIN

LIMESTONE
BIN

COOPERSLA
G
BIN

RAW
MILL

BLENDIN
G
SILO
PREHEAT
ER
ROTARY
KILN

CLINKER
COOLER
ANALISA LABORATORIUM PENGENDALIAN
PROSES
CEMENT

MILL

SILICASAND
BIN

TARGET BAHAN BAKU


LIMESTONE
- MOISTURE (7-10%)
-

CaCO3 (85-93%)
CaO (HG 51 53%, LG 40 44%)
SIM (2.6)
ALM (2.57)

CLAY
- MOISTURE (18 25%)
-

Al2O3 (18 22%)


SiO2 (60 70%)
Fe2O3 (5 10%)
SIM (2.3)
ALM (2.7)
HA > 16.5%, LA < 16.5%

RAW MILL
-LSF (98,5 +/- 3)
-ALM (1,7 +/- 0,1)
-SIM(2,15 +/- 0,1)
-HO (15%)
-MESH 170(20%)
COAL
- MOISTURE (15% +/- 5)
-

MESH (20% +/- 5)

TERAK
- C3S 62 +/- 3
- F CaO 1.5 +/- 0.5
OPC
- BLAINE 350 +/- 10
- SO3 1.8 +/- 0.1
- MESH 325 89%
PPC
- BLAINE 370 +/- 10
- SO3 1.8 +/- 0.1
- MESH 325 90%
TRASS
- PPC 17%

BK + BFS
- OPC & PPC) 7%
DUST/FA
- PPC 2%

FLOW PROCESS ANALISA LABORATORIUM PENGENDALIAN PROSES


Analisa Moisture (Gypsum, Trass, Cooperslag, Limestone)

Sample
( Raw
Material)

timban
g

50 gram/
sample

Oven
(102oC)

timban
g
Berat awal
Berat
setelah di

Analisa Moisture dengan alat moisture balance (Raw mill, Kiln Feed, Coal)

Sample
timban
g

5 gram/
sample

Start
Run
sample
3 menit

Hasil
kandungan
moisture
dalam
sample

Analisa Mesh dengan alat alpine jet (Raw mill, Kiln Feed)
STO 0
Time 1
menit
Sample
timban
g

5 gram/
sample

Screen
90
mikron

Timbang
residu,
Residu %

Mesh = 100
- % Residu

Analisa Mesh dengan alat alpine jet (semen)

STO 0
Time 2 menit
5 gram/ sample

Sample
timbang

Timbang residu

Screen 45 mikron

Mesh = Residu %

Analisa blaine dengan alat Toni Technik (semen)

107.9 gram/
sample PPC
Masukkan kertas saring
pada dasar tabung

112 gram/
sample OPC

Sample
timban
g

102.7 gram/
sample PPC 9
Masukkan sample
kedalam tabung

Tutup dengan kertas


saring
Tekan dengan
piston sampai
sample padat
Pilih
program

Hasil
start
Pembuatan Pellet

Giling
HSM
100-H
10 gram/
sample

Sample
timban
g

Masukkan
steelring
3 menit
Beri identitas

Pelletizing
press 150 KN

Analisa X Ray

Analisa X Ray

Tempatkan pellet pada


cassette magazine

Letakan cassette magazine pd


sample decoline

Klik icon
LAB

Klik icob loggin

Pilih sample

Klik OK

Tekan cancel pada window


yang muncul

Klik analize pada icon LAB

Hasil analisa
disimpan

TIDAK
Klik reject

YA
Klik accept

ALUR PROSES PENGENDALIAN KUALITAS DI PT SEMEN INDONESIA


Pada Pembuatan semen dengan proses kering terdiri dari 5 tahap
proses produksi, yaitu :
1.

Proses Penyiapan Bahan Baku (Unit Crusher)

2.

Proses Pengolahan Bahan (Unit Raw Mill)

3.

Proses Pembakaran (Unit Kiln)

4.

Proses Penggilingan Akhir (Unit Finish Mill)

5.

Proses Pengisian (Unit Packing)


Namun pada Seksi Pengendalian kualitas, bertanggung jawab untuk
mengontrol kualitas material mulai dari proses Penyiapan bahan baku di
unit Crusher hingga Penggilingan akhir. Adapun parameter yang harus
dikontrol di setiap bagian adalah sebagai berikut :

Pembuatan semen dengan proses kering terdiri dari 5 tahap proses


produksi, yaitu:
1. Proses Penyiapan Bahan Baku (Unit Crusher)
a. Pemakaian Tanah Liat
Tanah liat dan batu kapur merupakan komponen utama
dalam pembuatan semen. Tanah liat mempunyai rumus kimia
Al2SiO7.xH2O. Di alam, tanah liat tersedia dalam komposisi

yang High Alumina dan Low Alumina yang perlu diperhatikan


pada pembuatan semen,
1) Tanah liat kadar tinggi (high alumina) dengan kadar Al 2O3
=>17% berwarna abu-abu.
2) Tanah liat kadar rendah (low alumina) dengan kadar Al 2O3 <
17% berwarna coklat.

b. Pemakaian Batu kapur


Sejak zaman dahulu, Batu kapur dikenal sebagai komponen
utama dalam pembuatan semen. Rumus kimia batu kapur
adalah CaCO3. Di alam tersedia batu kapur dalam komposisi High
Grade , Medium Grade, dan Low Grade. Selain itu juga ada jenis
Paddle dan Dolomite

c. Pemakaian Dolomite
Dolomite merupakan Batu kapur yg memliki komposisi CaO
yg rendah sebesar (40%), dan MgO (20%). Hal ini menjadi
perhatian dalam pengendalian proses dikarenakan MgO yg
tinggi dapat membuat cacat pada semen.
d. Pemakaian Paddle
Paddle merupkan campuran batu kapur dan tanah liat yg
mengandung CaO 40 % dan kadar MgO yg rendah sehingga
pemakaiannya harus dikontrl dikarenakan dapat menurunkan
LSF drastis.
2. Proses Pengolahan Bahan (Outlet Raw Mill)
a. Lime Saturated Factor

Adalah faktor penjenuhan kapur yg menunjukkan perbandingan


CaO maksimum teoritis yg dapat mengikat senyawa seperti Al 2O3,
SiO2, dan Fe2O3Batasan agar semen tidak bercampur dengan
material alami lainnya, parameter ini dikontrol pada > 90%.
b. Alumina Modulus
Menunjukkan Perbandingan jumlah Al2O3 dengan Fe2O3. Parameter
Dikontrol pada 2 %.
c. Silika Modulus
Menunjukkan Perbandingan jumlah SiO2 dengan Al2O3 dan Fe2O3.
Dikontrol pada 2 %
d. Moisture
Kelembaban material dikontrol untuk menjaga kualitas bahan
masuk ke kiln, agar dapat menurunkan pemakaian energi untuk
penguapan kadar air dalam material. Moisture dikontrol pada 1,5
%.
e. Mesh 170

Parameter mesh untuk material di raw mill dikontrol pada


Seksi pengendalian proses sebesar 20% yang tertahan atau
residu.
3. Proses Pembakaran (Kiln Feed)
a. Lime Saturated Factor
Batasan agar semen tidak bercampur dengan material alami
lainnya, parameter ini dikontrol pada > 90%.
b. Alumina Modulus
Menunjukkan Perbandingan jumlah Al2O3 dengan Fe2O3. Parameter
Dikontrol pada 2 %.
c. Silika Modulus
Menunjukkan Perbandingan jumlah SiO2 dengan Al2O3 dan Fe2O3.
Parameter ini Dikontrol pada 2 %
d. Moisture Kelembaban material dikontrol untuk menjaga kualitas
bahan masuk ke kiln, agar dapat menurunkan pemakaian energi
untuk penguapan kadar air dalam material. Moisture dikontrol pada
1,5 %.
e. Mesh 170

Parameter mesh

untuk

kiln feed dikontrol pada

Seksi

pengendalian proses sebesar 20% yang tertahan atau residu.

4. Outlet Kiln (Clinker)

a. C3S
Tri Calsium Silikat adalah penyusun utama komposisis kimia dalam
semen. Kadar C3S di dalam semen memberikan kontribusi yang
besar pada tekanan awal semen. Target yang harus dicapai

untuk OPC sebesar 60%, sedangkan untuk PPC 50%.


b. Free Lime (FcaO)

Free lime adalah kapur (CaO) yang tidak bereaksi selama


pembentukan terak. Kadar CaO di dalam semen dibatasi max 1,5
%. Kadar free lime yang tinggi membuat beton memiliki kuat tekan
yang rendah (akibat ekspansi kapur bebas) membentuk gel yang
akan mengembang (swelling) dalam keadaan basah sehingga
dapat menimbulkan keretakan pada beton.

5. Coal Mill
a. Moisture

Kelembaban material dikontrol untuk menjaga kualitas batu bara yg


masuk ke kiln, agar dapat menurunkan pemakaian energi untuk
penguapan kadar air dalam material. Moisture Coal dikontrol pada 1,5
%.

You might also like