Standard

Code
STANDARD
CODE
AWS
American Welding Society.

ASME
American Society of Mechanical Engineering.

ASTM
American Society for Testing and Material.

API
American Petrolium Institute.

ANSI
American National Standard Institute.

AISI
American Iron and Steel Industrial.

SAE
Society of Automotive Engineers

PERSIAPAN
BAHAN
JENIS SAMBUNGAN
BENTUK ALUR
POSISI LAS
SIMBUL LAS
SIKLUS PANAS
KESELAMATAN KERJA
CACAT LAS

Ferro non Ferro metal

LOGAM
METAL
LAS
INDUK

LOGAM
FERRO

LOGAM NON
FERRO

STEEL

Magnesium
ALLOY STEEL
Low Alloy Steel
High alloy steel

Carbon Steel

Low carbon steel

Medium Carbon steel
High carbon steel

Aluminium
Copper
Titanium
NIKEL

CAST IRON
1. White Cast Iron
2. Maleable Cast Iron
3. Grey Cast iron
4. Nodular Cast Iron

BAHAN
1. LOGAM INDUK
LOGAM INDUK

1.
2.
3.
4.

JENIS / KOMPOSISI
SIFAT MEKANIK
TEBAL
LINGKUNGAN KERJA

2. LOGAM PENGISI
ELEKTRODA

SIFAT

AWS

Fast-fill

Pengisian
cepat

E 7024 , E 6027 ; E
7020 A-1, E 7024

Fast-freeze

Pembekuan
cepat

E6010, E 1010, E
6011, 7010-G

Penetrasi

E 6012, E6013,
E7014

Penetrasi
Pembekuan
cepat
Pengisian
cepat

E 70XX, E 80XX,
E90XX, E100XX,
E100XX.

Fill-freeze
Low-hidrogent

JENIS SAMBUNGAN
1. BUT ( LURUS ).
2. OVER LAP
( TUMPANG ).
3. FILLET ( T )
4. CORNER (SUDUT)
5. BACKING (PENGUAT).
6. EGDE ( SISI )

FILLET

BENTUK ALUR
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

ALUR
ALUR
ALUR
ALUR
ALUR
ALUR
ALUR

ALUR I

I
V
X
V
K
J
U

ISTILAH PADA SAMBUNGAN

SUDUT BEVEL

MUKA AKAR

CELAH AKAR

BUT JOINT

CONVEXITY
ACTUAL
THROAT

EFFECTIVE
THROAT

THEORETICAL
THROAT

LEG

LEG

LEG

HAZ

CONVEX FILLET WELD

POSISI PENGELASAN
FILLET :
DATAR (1F)
HORISONTAL (2F)
VERTICAL (3F)
OVER HEAD (4F)

PLAT
DATAR (1G)
HORSISONTAL (2G)
VERTICAL (3G)
OVER HEAD (4)

PIPA
DATAR (1G)
HORSISONTAL (2G)
DATAR PIPA TETAP (5G)
PIPA MENYUDUT 45 (6G)

WELDING POSITIONS

FLAT POSITION
1F

Axis of Weld
Horizontal

FLAT POSITION
1G

Plate Horizontal
FLAT 1G

HORIZONTAL
POSITION
2F

VERTICAL POSITION
3F

Axis of Weld
Horizontal

Axis of Weld
Vertical

HORIZONTAL POSITION
2G

Plate Vertical
HORIZONTAL
2G

OVERHEAD POSITION
4F

Axis of Weld
Horizontal

VERTICAL POSITION
3G

OVERHEAD POSITION
4G

Plate Vertical

Plate Horizontal

5G POSITION

6G POSITION
V

H
Pipe Shall Not Be
Turned or Rolled
While Welding
Axis of Pipe Horizontal

Axis of
Pipe Horizontal

Pipe Shall Not Be

Turned or Rolled
While Welding
Axis of Pipe Horizontal

Inclined Axis with

Pipe Stationary

POSISI 1G,2G,3G

POSISI OVER HEAD

POSISI 4G DAN 5G

SYMBUL LAS
H

F
C

E
G

KETERANGAN :
A = LAS KELILING
B = PANJANG KAKI LAS
C = CELAH AKAR
F = SUDUT ALUR
D = PANJANG LASAN
E = JARAK ANTAR LAS
G = CATATAN KHUSUS
H = KERJAKAN DI LAPANGAN

CONTOH SIMBUL LAS LURUS

LANJUTAN

LANJUTAN

LANJUTAN

LANJUTAN

TYPICAL WELDING SYMBOLS-FILLET WELDS

8
8

Symbol

Desired weld

(a) Single-filled weld

6
6
12

12

Symbol

12
Desired weld

75

(b) Unequal double-filled weld

75

75

75

75 - 250
75 - 250

250

C weld

125

125

C weld

C weld

Symbol

C weld

Desired weld
(b) Staggered intermittent filled welds

(3)
5
(5) 2

3
5

Desired weld

Symbol
(c) Combined filled and butt weld in
T-join with specified root gap

APLIKASI

URUTAN DEPOSID &

PENGELASAN

TUJUAN :
MENGURANGI TERJADINYA DEFORMASI,
TEGANGAN SISA DAN RETAK

URUTAN DEPOSIT
ARAH LAS :
1. LURUS / MAJU.
2. SIMETRIS
3. LONCAT
4. BALIK

SIMITRIS

PENGISIAN :
1. VERTICAL
2. HORISONTAL
PETAK
KASKADE
LURUS

URUTAN PENGELASAN
3
4

CACAT LAS
1.CRACK
2.POROCITY
3.LACK OF FUSION
4.LACK OF
PENETRATION
5.UNDER CUT
6.SLAG INCLUTION
7.SPARTER

WELD CRACKING (RETAK LAS)

Disebabkan
1. Kesalahan setting / rancang
sambungan
keliru.
2. Luas penampang las terlalu
kecil.
3. Kawat pengisi tidak sesuai
logam dasar.
4. Pendinginan tidak sesuai.
5. Kawatlas sudah rusak dan
terkontaminasi.
6. Penguat terlalu kuat.

WELD POROSITI
LASAN (BERLUBANG
LUBANG)

DISEBABKAN
1. Permukaan logam dasar kotor.
2. Flux (pelapis) kawat las lembab atau
rusak.
3. Panjang busur terlalu panjang dan
terlalu pendek.
4. Terkontaminasi gas pelindung, tidak
sesuai kecepatannya (proses GMAW).
5. Pembekuan logam kawatlas terlalu
cepat.
6. Lingkungan kerja lembab dan
berangin besar.

3 WELD DEFECT
INCOMPLETE
FUSION AT WELD FACE
LACK OF FUSION
TIDAK MENYATU ANTARA LOGAM INDUK
DENGAN LOGAM PENGISI

DISEBABKAN
1. Arus terlalu rendah.
2. Kecepatan terlalu tinggi.
3. Persiapan sambungan kurang tepat.
4. Ukuran kawatlas terlalu besar.
5. Kawatlas yang tidak sesuai.
6. Gas pelindung tidak tepat dan perpindahan
logam cair terlalu lambat (untuk GMAW).

LACK OF PENETRATION
KURANG TEMBUSAN

DISEBABKAN
1. Kecepatan terlalu tinggi.
2. Amper terlalu rendah.
3. Panjang busur tinggi.
4. Diameter kawatlas terlalu besar.
5. Akar las terlalu sempit.

UNDERCUT
TERMAKAN

DISEBABKAN
1. KESALAHAN KAWAT LAS.
2. Amper terlalu besar
3. Kecepatan las terlalu tinggi.
4. Panjang busur terlalu tinggi.
5. Busur las tersembur kembali.

SLACK INCLUSIONS

KEMASUKAN KERAK LAS

DISEBABKAN
1. Pembersihan kerak las kurang baik pada
setiap lapis.
2. Kecepatan terlalu pelan.
3. Teknik welding kurang tepat.(lebar
ayunan dan sudut electrode tidak tepat).
4. Amper dan voltasi terlalu rendah.
5. Ukuran kawat las terlalu besar.

SPATTER
PERCIKAN

5 WELD DEFECT

DISEBABKAN
1. Amper terlalu besar.
2. Busur las terlalu tinggi.
3. Kawat las terkontaminasi.
4. Busur las tersembur balik

DISTORTION
PERUBAHAN BENTUK

DISEBABKAN
1. Persiapan sambungan kurang tepat.
2. Las ikat kurang baik.
3. Urutan las tidak tepat.
4. Alur las terlalu besar.

COLD LAPPING (also OVERLAPPING

KELEBIHAN LAPISAN

DISEBABKAN
1. Kecepatan las terlalu pelan.
2. Sudut kawat las tidak benar.
3. Ukuran kawatlas terlalu besar.
4. Ayunan las terlalu lebar.
5. Amper terlalu kecil.

MAGNETIC ARC BLOW

MENGANDUNG MAGNIT
10 weld defect

DISEBABKAN
1. Logam induk mengandung medan
magnit
2. Tidak bisa dilas.
3. Ada aliran listrik.

CACAT LAS

INCOMPLETE FUSION

INCOMPLETE FUSION AT WELD FACE

CACAT LAS

METALURGI LAS
DALAM PROSES LAS ADA :
1. PROSES PELEBURAN
2. PROSES PEMBEKUAN
3. PROSES PENGKRISTALAN
KEMBALI

SEMUANYA ITU TIDAK

LEPAS DARI CYCLUS
TERMAL

DAERAH PADA HASIL LAS

CYCLUS TERNAL MILL STEEL

BAJA KARBON (Fe Fe3C)

PADUAN (Cu Cd)

PADUAN (Al-Cu)

SIKLUS TERMAL LAS

Pengaruh Hnet dan Preheat

terhadap
laju pendinginan

STRUKTURCYCLUS YANG
TERJADI

TTT Diagram Steel

0.8% C

TTT Diagram Steel

0.5% C

Stainless Steel

BAHAYA LAS
JENIS

AKIBAT

MENGATASI

SINAR
ULTRA
VIOLET
SINAR
INFRA
MERAH
CAHAYA

MATA ADA
BENDA ASING

1.

MATA PANAS
S/D BENGKAK

GOGEL
(PELINDUNG
MATA).

2.

MATA RASA
LELAH

HELMET
(PELINDUNG
MUKA).

3.

TABIR

JENIS

AKIBAT

MENGATASI

LISTRIK

1.

1.

HOLDER
BERISOLATOR.

2.

DIAMETER
KABEL SESUAI
BESARNYA
AMPER.

3.

WELDER
MENGGUNA
KAN KAUS
TANGAN LAS

4.

MATIKAN
MESIN LAS

2.

KEJUT
S/D
JATUH.
KEBAKA
RAN.

BAHAYA LAS

JENIS

AKIBAT

MENGATASI

DEBU

SESAK NAPAS

MASKER

OKSIDA BESI
GAS

VENTILASI

CO-NO-OZON

Hb DARAH DAYA
IKAT O-2 TURUN

JENIS

AKIBAT

MENGATASI

PERCIKAN

LUKA BAKAR

BAJU LAS
SEPATU

UKURAN DEBU DIA (0.2 3)

MIKROM
DIA KURANG 0.5 MIKRON DI
LANJUTKAN KE PARU,
MENYEBABKAN SESAK NAPAS
CONTOH : Fe2O3,SiO2 MnO,
AL2O3 DLL

UKURAN KABEL U/ LAS BUSUR

AMPER

DIAMETER

LUAS

ELEKTRODE

PENAMPANG

100

2.6

22

200

3.2

38

300

4.0

50

400

6.0

60

500

8.0

80

NOMER GOGEL.
AMPER KURANG 75 NO. 8
AMPER ANT. 75 200 NO. 10
AMPER LEBIH 200 NO. 12

PERLENGKAPAN
KESELAMATAN KERJA

PERLENGKAPAN KERJA

PROSES
SMWA, GTAW
GMAW, SAW
H in = A x V
Kec.

PENGUJIAN
VISUAL, DT,
NDT

Manual arc welding

2

AC
DC

Main connection

Welding Current source

Welding Current supply

(electrode)

Welding Current supply

(workpiece)

Electrode holder

Rod electrode

10
11

7 Workpiece clamp
8 Workpiece
9

13

14

Arc

10 Electrode core

12

11 Electrode coating
12 Droplet tranfer
13 Protective gases from coating of
electrode
14 Liquid slag
15 Solid slag
16 Liquid weld metal
17 Solid weld metal

9
8

16

17

15

PRINSIP SMAW
PANAS YANG
DIHASIKAN OLEH BUSUR
LISTRIK ANTARA
ELEKTRODE DGN BASE
METAK, AKAN
MELELEHKAN UJUNG
ELEKTRODE DAN
SEBAGIAN BM,
SEHINGGA MENJADI
MOLTEN (L0GAM CAIR),
PANAS TSB JUGA AKAN
MEMBAKAR FLUK
MENJADI KERAK (SLAG)
DAN GAS YG AKAN
MELINDUNGI MOLTEM
DARI PENGARUH UDARA
LUAR.

SMAW

SUDUT ELEKTROD

Magnetic Flux

Spattering

PARAMETER LAS

1.
2.
3.
4.

POLARITAS
AMPER
VOLTAGE
KECEPATAN LAS

PENGARUHNYA PADA HASIL LASAN

3

4
1&2

POLARITAS
AC (ALTRNATING CURRENT)
DCSP (ELEKTRODE NEG.)
DIRECT CURRENT STRAIGHT POLARITY

DCRP (ELEKTRODE POST.)

DIRECT CURRENT REVERSE POLARITY

SP

AC

RP

Polarization Effect
SMAW

DCSP

DCRP

AC

INDENTIFIKASI ELECTRODE SMAW

(UNTUK BAJA KARBON DAN PADUAAN RENDAH)
POSITION

AWS : E XX

B
COATING OPERTING
CARACTERISTIC

STRENGTH

KUAT TARIK
X 1000 PSI

Posisi
1: ALL POSISI PENGELASAN
2 : DATAR + HORIZONTAL
3 : DATAR

B : JENIS FLUX

KLASIFIKA
SI

CURRENT

JENIS FLUX

DCEP

Cellulose-sodium

AC & DCEP

Cellulose-potasium

AC & DCEN

Titania-sodium

AC & DC

Titania - potasium

AC & DC

Titania-iron powder

DCEP

Low hydrogen-sodium

AC & DEEP

Low hydrogen-potasium

AC & DEEP

Iron oxide-sodium

AC & DC

Low hydrogen-iron powder

SIFAT JENIS FLUK

1.

2.

SELLULOSE
30 % ZAT ORGANIK
MENGHASU\IKAN GAS
BANYAK.
BUSUR KUAT & TEMBUSAN
BAIK
SLAG TIPIS & MUDAH LEPAS
BANYAK PERCIKAN, SHG
PERMUKAAN KASAR
ROOT PASE
TITANIA.
-. BUSUR KURANG KUAT
-.TEMBUSAN DANGKAL
- PERMUKAAN HALUS

LANJUTAN

3. HYDROGEN RENDAH
- BUSUR KURANG MANTAP
-. PERPINDAHAN LOGAM CAIR
BESAR
- KEPEKAAN THD RETAK
RENDAH
- KETANGGUHAN BAIK.
- PERCIKAN SEDIKIT.
4. SERBUK BESI / OKSIDA BESI
- BUSUR TERPUSATKAN
- TEMBUSAN BAIK
- BUTRIAN CAIRAN HALUS
- PERCIKAN SEDIKIT.
- KEC. PENGISIAN CEPAT

Tungsten Inert-gas Shielded-arc Welding (TIG)

1

4
1

Mains connection

Welding Current source

Welding current suplly (electrode)

Welding current suplly (workpiece)

Workpiece clamp

shielding gas cylinder with

Pressure reduction and gas meter

Shielding gas hose

Shielding gas hose

welding rod

11

13 16 10

11
12
13 9
14

16

15

10 workpiece
11 tungsten electrode
60

12 Clamping sleeve and current supply

13 arc
14 Liquid weld metal
15 solid weld metal
16 Protective gas shield

45
High arc
scatter

Sharp of
grove

Welded
seam

PRINSIP TIG
PANAS DARI BUSUR LISTRIK
ANTARA ELEKTRODE
TUNGSTEN DENGAN BASE
METAL AKAN MENCAIRKAN
FILLER/LOGAM PENGISI DAN
BASE METAL MEMBENTUK
MOLTEN / WELD METAL.
DIMANA BERSAMAAN DENGAN
PENYALAAN BUSUR
DIHEMBUSKAN GAS
PELINDUNG YANG AKAN
MELINDUNGI MOLTEN DARI
PENGARUH UDARA LUAR

TORCH

HAL-HAL YANG DIPERHATIKAN

1. POLARITAS
2. TUNGSTEN ELEKTRODE
3. DIAMETER NOZZEL (46) X DIA. ELEKTRODE
4. GAS PELINDUNG.

KLASIFIKASI TUNGSTEN
(AWS)
E WP = PURE TUNGSTEN
(GREEN)
E WTh-1 = 1% THORIUM
(YELLOW)
E WTh-2 = 2 % THORIUM
(RED)
E WTh-3 = 0.5 % THORIUM
(BLUE)
E WZr = 0,4 % ZIRCONIUM

PERBEDAAN UKURAN TUNGSTEN

Polaritas-Diameter
Elaktroda

UKURAN TUNGSTEN

BENTUK TUNGSTEN

PERBEDAAN GAS
PELINDUNG

PERBEDAAN GAS PELINDUNG

Bentuk Elektroda

GTAW ELECTRODE INDENTIFICATION

SYSTEM

INDENTIFICATION ELECTRODE

CHEMICAL- COMPOSITION
OPERATING
CHARACTERISTICS

AWS : E R X X A
ELECTRODE
ROD

STRENGTH
X 1000 psi

EXAMPLE

ER 70-L

Strength =70.000 psi.

L = low Carbon (< 0.03 %)

Metal Gas Shielded Arc Welding (GMAW)

Metal Gas Shieldede arc Welding (MIG/MAG)

1

9
7
19

2
1

Mains

Welding Current source

Wire electrode coil

Wire feyy unit

5
6
7
8
9
10

12

10

15

Shielding gas cylinder with

Pressure reduction and gas meter

13

Welding current supply (wire electrode)

7
Wire electrode
19
Shielding gas hose
17
welding torch
18
workpiece clamp

11 workpiece
12 Welding current supply
13 Current contact nozzle
14 shielding gas nozzle

11

14
16

11
15

Flux Cored Arc Welding Process

FCAW WITH
SELF-SHIELDED
ELECTRODE

EXAMPLES OF CROSS
SECTIONS OF FLUX
CORED ARC WELDING
ELECTRODE

FCAW WITH
GAS-SHIELDED
ELECTRODE

FLUX CORED
ELECTRODE

CONTACT
TIP

DIRECTION
OF TRAVEL

DIRECTION
OF TRAVEL

GAS NOZLLE

ARC
SHIELDING
ARC

ARC
SLAG

WELD POOL

FLUX CORED
ELECTRODE

CONTACT TIP

INSULATED
TORCH BODY

INSULATED
GUIDE TUBE
SELF
GENERATED
GAS SHIELDING

SHIELDING
GAS

SLAG

BEDA MIG/MAG/FCAW
MIG

MAG

FCAW

GAS
ARGON /
PELINDUNG HELIUM

CO-2

CO-2

FILLER

SOLIT

TUBULAR

SOLIT

PERPINDAHAN FILLER :

SHORT CIRCUITING
GLOBULAR
SPRAY

AMPER TERGANTUNG DARI :

1. DIAMETER FILLER
2. KEC. FILLER
3. STICK OUT

GMAW ELECTRODE INDENTIFICATION

SYSTEM

INDENTIFICATION ELECTRODE
STRENG
TH

CHEMICAL- COMPOSITION
OPERATING
CHARACTERISTICS

AWS : E R X X S
X
ELECTRODE
ROD

EXAMPLE

ER 70S-4

SOLID
WIRE

FCAW ELECTRODE

INDENTIFICATION SYSTEM

STRENG
TH

SOLID
WIRE

AWS : E X X T X
ELECTRO
DE

EXAMPLE

E 71 T-1

POSITIO
N

CHEMICAL- COMPOSITION
OPERATING
CHARACTERISTICS

Gas Welding
4
6
3

2
1
1

9
Oxygent cylinder with pressure reduction

Acetylene cylinder with pressure reduction

Branch-line back-pressure valve

Oxygen hose

Acetylene hose

Welding torch

Welding rod

Welding nozzle

Workpiece

10 Welding flame

10

Letward technique

Steel less than 3mm thickness

30

45

Letward technique

Steel less than 3mm thickness

3550
3540

THOR OX-AC

POTONG

POTONG

REGULATOR

OKSIG
EN

ASETIL
IN

TABEL PEMOTONGAN

Oxy-acetylene Process
Ratio of Components

Result
Carburising
Hardening

Reducing

Netral

Oxidising
Foaming
Spattering

Guide to
Welding

11A

PANAS PADA API

INDENTIFIKASI ELECTRODE OXYACETYLIN

( UNTUK BAJA)

R XX

KUAT TARIK
X 1000 PSI

SUBMERGED ARC WELDING

SAW Filler Metal

Classification System
Indicates Flux
Indicates the minimum tensile strength (In Inclement of 10,000
psi (69 MPa) of weld metal with the flux and some specific
classification of electrode deposited according to the welding
conditions specified herein (Table 4).
Designated the condition of head treatment In which the tests were
conducted:
A for as-welded and P for postweld heat treated. The time and
temperature
Of the PWHT are specified herein.

Indicated the lowest temperature at which the impact strength of t

Weld metal referred to above meet or exceeds 20ft-lb (27J).

Indicates electrode

FXXXEXXX

Classification of the electrode used in

depositing the weld metal referred to
above

EXAMPLE

F7A6-EM12K

LOGAM PENGISI
E = ELEKTRODE
ER / R = FILLER (TAMPA FLUK )

BERDASARKAN STANDART AWS

(AMERICAN WELDING STANDARD
BASE META

ELEKTRODE (AWS

PROSES LAS

BAJA

E XX A B
R XX
ER XX - S
E XA - T
F X XX-E A

SMAW
OXY ACE
GTAW GMAW
FCAW
SAW

STAINLESS

E TYPE ( E 308)
ER TYPE (ER 308)

SMAW
GTAW

ALUMINIUM

E TYPE ( E 4043)
ER TYPE (ER 4043)

SMAW
GTAW

CUPPER

E TYPE ( E CuSi )
ER TYPE (ER CuSi)

SMAW
GTAW

NIKEL

E TYPE ( NiCrFe )
ER TYPE (ER NiCrFe)

SMAW
GTAW

R CI
E TYPE (E NiCuCI)
ER TYPE (ER NiCuCI)

OXY ACE
SMAW
GTAW

CAST IRON

INSPEKSI LAS

CARANYA :
1. VISUAL
2. UJI RUSAK
3. UJI TAMPA RUSAK

UJI TARIK

MESIN
UNIVERSAL

PENGAMBILAN TEST PIECE

TEST PIECE TENSIL

BENTUK TEST PIECE PLAT

BENTUK TEST PIECE

PIPA

GRAFIK UJI TENSIL

Tabel 3.1 Spesimen Plat

X
o

Skala

Skala

(mm)

(kN)

(mm)

(mm)

(mm)

(kN/mm)

(mm/mm)

(kN/mm)

(mm/mm)

0.271

0.498

59.9

121.2

121.2

121.2

119.6

0.0698

0.0181

0.071

0.018

121.2

116.7

0.1888

0.0408

0.1965

0.04

121.5
2

113.7

0.3283

0.068

0.3506

0.0658

121.5
2

111.2

0.398

0.0906

0.4341

0.0867

121.5
2

109.6

0.4309

0.1087

0.4777

0.1032

121.5
2

106.9

0.4637

0.1359

0.5267

0.1275

121.5
2

104.7

0.4842

0.1677

0.5654

0.155

121.5
2

101.3

0.4924

0.1994

0.5906

0.1818

17

0.271
6

0.498
7

1.086
6

8.477
3

46

0.271
6

0.497

2.448

22.99

15

80

0.271
6

0.498
7

4.074
6

39.89
3

59.9

3'

20

97

0.271
6

0.498
7

5.432
8

48.37
1

59.9

4
5

24

0.271
6

0.498
7

6.519
4

52.36

30

0.271
6

0.498
7

8.149
3

56.34
9

59.9

37

0.271
6

0.498
7

10.05
1

58.84
3

59.9

8"

44

0.271
6

0.498
7

11.95
2

59.84

10
11
11
12

Skala11 beban
0.271
54

1
67
0

59.9
59.9

59.9

59.9

= Beban
maksimum
dari mesin uji tarik
0.498
14.66
58.84
59.9
121.5
8
6
7
9
3
5
2
98.42
0.4842
0.2447
0.5979
Tinggi kurva Maksimum
0.271
0.498
43.38
59.9
121.5
59,84
87
6 =
7
18.2 kN
4
5
2
51.03
0.357
0.3036
0.8502
120 mm
'= Titik Yield
" = Titik Maksimum
"' = Titik Patah
= 0,498 kN/mm
1 mm = 0,498 Kn

Skala l

perpanjang setelah patah spesimen

Pertambahan panjang plastis pada kurva
= (78,15-59,95) mm / 67 mm
1 mm = 0,271 mm/mm

0.2108
0.8677

UJI LENGKUNG
(BENDING)
UNTUK HASIL LAS:
1. LENGKUNG AKAR
2. LENGKUNG MUKA
3. LENGKUNG SISI

TEST PIECE ROOT & FACE

TEST PIECE SIDE BENB

JIG / MANDRIL

UKURAN MANDRIL

TEST PIECE BENDING

TEST PIECE BENDING

UJI KEKERASAN

NILAI KEKERASAN :
1. NILAI RELATIF
2. NILAI NUMERIK (ANGKA)
NILAI NUMERIK ADA 3 METHODE SACARA UMUN
1. METHODE BRINELL
2. METHODE VICKERS
3. METHODE ROCKWELL
A. ROCKWELL B
B. ROCKWELL C

MESIN HARDNEES

RUMUS KEKERASAN
BRINELL
BHN = 2P / (D) {D-(D2 d2)1/2}
Dimana :
P = Gaya tekan (kgf)
D = Diameter identor bola baja
(mm)
d = Diameter hasil identasi (mm)
P

RUMUS KEKERASAN VICKERS

DPH = [2P sin (/20)] / d2
Untuk : = 136

DPH = 1,854 P/d2

Dimana :
P = Gaya tekan (kgf)
d = diagonal identasi (mm)

P
13
6

ROCKWELL B
10 KG

90 KG

e dlm satuan 0.002 mm

HRB = 100 e

DIA. BOLA = 1/16 IN

ROCKWELL C
BEBAN KE I = 10 KG
BEBAN KE II = 140 KG
IDENTOR DIAMON
DENGAN SUDUT 120
H RC = 150 - e

KOREKSI

120

BILA BENDA UJI DALAM

BENTUK CYLIDER,

LOKASI PEMGUJIAN

LOKASI PEMGUJIAN

MESIN UJI CHARPY

MESIN CHARPY

SKEMATIS
l
W

h0

h1

IMPACT
E = Eo - E1
= W (ho- h1)
ho = - cos
= (1 - cos )
h1 = - cos
= (1 - cos )
E = W ( cos - cos )
dimana:
Eo = Energi awal (J)
E1 = Energi akhir (J)
W = Berat bandul (N)
ho = Ketinggian bandul sebelum dilepas (m)
h1 = Ketinggian bandul setelah dilepas (m)
= panjang lengan bandul (m)
= sudut awal (o)
= sudut akhir (o)
A = luas penampang dibawah takik.
Impact strength (Is) maka energi impact
tersebut harus dibagi dengan luas
penampang efektif spesimen (A)
sehingga :
Is = E/A
= W ( cos - cos )/A

BENTUK BENDA UJI

METHODE
CHARPY
IZOT

TEST PIECE IMPACT

HUB. TEMP- IMPACT

STRENGTH

E = W ( cos - cos )
Is = E/A
A = luas penampang dibawah takik.

ETZA
ETZA ADA DUA
1. MAKRO
2. MIKRO

MAKRO ETZA

LARUTAN ETZA

LANJUTAN

MAKRO ETZA

MAKRO ETZA

MAKRO ETZA

MAKRO ETZA

MAKRO ETZA

MAKRO ETZA

STRUTUK MIKRO 200 X

STRUTUR MIKRO 500X

STRUKTUR MIKRO 500X

HAZ

BM

WM

MACRO ETZA

FRACTURE

FRAKTURE
F

CAIRAN UJI PENETRAN

PRINSIP PENGUJIAN

PRINSIP PENGUJIAN

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN

Kelebihan:
Sederhana & relatip murah.
Untuk semua material asalkan
permukaannya, tidak berpori dan tidak
menyerap cairan.
Untuk komponen-komponen dengan semua
bentuk dan ukuran.
Dipakai untuk quality control dan inline
inspection rutin.
Kelemahan:
Hanya untuk mendeteksi cacat permukaan.
Diperlukan akses untuk pembersihan
permukaan.
Dapat mengecoh akibat adanya false
indications dan nonrelevant indications.
Tidak menunjukkan kedalaman cacat.
Pembersihan permukaan adalah critical.

MAGNETIC PARTICLE
INSPECTION

SUMBER MEDAN MAGNIT

SUMBER MEDAN MAGNIT

CONTOH CACAT METHODE

SUMBER MEDAN MAGNIT

KELEBIHAN DAN KETERBATASAN

Kelebihan:
Sangat sensitip terhadap cacat yang sangat
halus.
Tidak diperlukan precleaning permukaan
secara intensip.
Dapat mendeteksi cacat subsurface.
Mudah dan tidak mernerlukan keahlian khusus.
Cepat.
Keterbatasan:
Kekuatan dan orientasi medan magnet sangat
menentukan.
Diperlukan proses demagnetisasi.
Pembersihan partikel dari permukaan
komponen.
Hanya untuk bahan ferromagnetik.
Tidak memberikan gambaran kedalaman
cacat.
Adanya false indications dan nonrelevant
indications.

ULTRASONIC
INSPECTION

1.
2.
3.
4.

Transducer/probe
Couplant
Material
Void/flaw

5. Layar CRT
6. Indikasi permukaan depan
7. Indikasi void
8. Indikasi back wall.

FLOW DETECTOR

PRINSIP KERJA

LAYAR MONITOR

PENGUJIAN PADA LASAN

KE + DAN

Kelebihan:
Tidak menimbulkan bahaya radiasi.
Peralatannya portable dan mudah dibawabawa.
Dapat dipakai untuk mendeteksi dan
sekaligus menentukan letak dan ukuran
internal discontinuities pada materialmaterial logam dan non logam.
Cacat planar dapat dideteksi dengan
mudah.
Keterbatasan:
Diperlukan operator yang terlatih dan
trampil.
Pemilihan frekuensi tergantung pada jenis
material yang diperiksa.
Diperlukan couplant.
Nonrelevant indications dapat terjadi
akibat bentuk komponen, cacat-cacat yang
membentuk sudut, dan adanya pantulan.
Tidak dapat dipakai untuk memeriksa
material dengan tebal kurang dari 5 mm
(adanya dead zone).

CONTOH

RENG = 100 MM
SKALA 1 : 10
TEBAL = 40 MM
PROB NORMAL, INDIKASI I JATUH
DI SKALA 3,2
TENTUKAN LOKASI CACAT DARI
PERMUKAAN ?
PROB SUDUT 60, INDIKASI I JATUH
DI SKALA 3,2
TENTUKAN LOKASI CACAT DARI
PERMUKAAN ?
PROB SUDUT 60, INDIKASI I JATUH
DI SKALA 7,O
TENTUKAN LOKASI CACAT DARI
PERMUKAAN ?

PENGUJIAN RADIOGRAFI

1. EXPOST (PENYINARAN )
A. DWSV(DOUBLE WALL
SINGGLE VIEWING)
B. DWDV
C. SWSV
2. PENCUCIAN FLIM
3. EVALUASI FILM
A. DENSITY (1.8 3.5)
B. SENSITIFITY
C. MACAM CACAT

PESAWAT SUMBER

RADIASI

CONTOH EXPOSE

MACAM IQI

IMAGE QUALITY INDICATION

SENSITIVITY RT = 2 %

DIA. KAWAT YG TERLIHAT

2%=

X 100 %
TEBAL SPECIMEN

NO

DIA

3,2

2,5

2,0

1,6

1,25

1,0

0,8

0.6

NO

10

11

12

13

14

15

16

DIA

0,5

0,4

0,3

025

0,20 0,16 0,12

0.1

FILM RADIOGRAFI

LANJUTAN

RADIOGRAPHY TESTING
Kelebihan:

1. Mampu mendeteksi cacat-cacat internal.

2. Untuk memeriksa material-material logam dan
non-logam.
3. Untuk memeriksa raw material dan hasil las.
4. Menghasilkan rekaman permanen dari
komponen yang
diperiksa.

Keterbatasan:

1. Harga peralatan dan beaya pengoperasian

relatip mahal.
2. Bahaya radiasi.
3. Waktu set-up lama.
4. Cacat-cacat planar sulit terdeteksi.
5. Diperlukan akses dari kedua sisi komponen.
6.Perhitungan tegangan, exposure time, Source to
Film Distance adalah critical.

KWALIFIKASI LAS
WPS-PQR
GUIDE
GUIDEIN
INSIDE
SIDE

WPS

PQR
WPQR
WPQR

WELDING
WELDING
NDT
NDTOR
ORDT
DT
1.
1. WELDING
WELDING
(Welder
(WelderQualification)
Qualification)
2.
NDT
&
DT
2. NDT & DT

WELDING PROCEDURE SPECIFICATION

ITEMNYA :

NOMER WPS
UNTUK SUPPORT PQR NOMER BERAPA
BENTUK GROVE/KAMPUH
TYPE LOGAM INDUK
TYPE FILLER / ELEKTRODE
POSISI PENGELASAN
PERLAKUAN PANAS
PARAMETER LAS
TEKNIK LAS & PEMBERSIHAN

WELDING PRCEDURE QUALIFICATION

ITEMNYA :
ITEM YANG ADA DI WPS DI
TAMBAH HASIL PENGUJIAN (RT,
TENSILE, BENDING, IMPAK DLL)

CATATAN MUTU LAS

1.

SPESIFIKASI PROSEDUR LAS (WPS)

2.

3.

4.

5.

6.

REKAMAN KUALIFIKASI PROSEDUR LAS (PQR)

CATATAN UNJUK KERJA (WPQR)
REKAMAN UJI TAK MERUSAK
REKAMAN PERLAKUAN PANAS
REKAMAN UJI HYDROSTATIK/PNEMATIK

INSPEKSI DAN PENGUJIAN

LASAN.

1. INSPEKSI VISUAL LASAN

2. PENGUKURAN DEMENSIONAL

3. INSPEKSI CACAT PERMUKAAN ( PT, MT )

4. INSPEKSI CACAT RAKITAN ( RT, UT )

5. UJI KEBOCORAN
(PNEMATIK, HYDROSTATIK)