Professional Documents
Culture Documents
85 167 1 SMgagag PDF
85 167 1 SMgagag PDF
85 167 1 SMgagag PDF
ABSTRACT
Keladi tikus (Typhonium flagelliforme (Lodd) BL) is used traditionally as anti cancer and
anti virus. Dewandaru (Eugenia uniflora Linn) have known to have antibacterial activity.
This experiment was aim to examine whether the extract of Eugenia uniflora Linn and
Typhonium flagelliforme (lodd) BL leaves contain protein which had activity to cut double
helix supercoiled DNA. The experiment was conduct by incubating DNA plasmid (pUC18)
with protein isolated from Eugenia uniflora Linn and Typhonium flagelliforme (lodd) BL
leaves extract at room temperature for 1 hour. Crude extracts were made by extraction in
0.14 M NaCl-5 mM sodium phosphate buffer pH 7,2. Extract were considered to have
RIPs activity when it was able to cut double helix supercoiled DNA to linear nick circular
form. Electrophoretogram was observed under ultraviolet light. Result showed that
Typhonium flagelliforme (Lodd) BL) leaves extract contain protein which had activity to
cut double helix supercoiled DNA to linear nick circular form. While Eugenia uniflora Linn
leaves extract gave negative result.
Keywords: RIPs, crude extract, supercoiled DNA, Typhonium flagelliforme (Lodd) BL,
Eugenia uniflora Linn
ABSTRAK
Tanaman keladi tikus (Typhonium flagelliforme (Lodd) BL) digunakan sebagai antikanker
dan antivirus. Tanaman dewandaru (Eugenia uniflora Linn) telah diketahui memiliki
aktivitas antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ekstak gubal daun
dewandaru (Eugenia uniflora Linn) dan daun keladi tikus (Typhonium flagelliforme (lodd)
BL) mengandung protein yang mampu memotong DNA superkoil untai ganda. Penelitian
ini dilakukan dengan cara menginkubasikan DNA plasmid (pUC18) dengan sejumlah
protein dari ekstrak gubal daun Eugenia uniflora Linn dan daun Typhonium flagelliforme
(Lodd) BL) pada suhu kamar selama 1 jam. Ekstrak gubal daun dibuat dengan ektraksi
daun dalam buffer natrium fosfat 5Mm yang mengandung NaCl 0,14 M Ph 7,2. Ekstrak
akan memiliki aktivitas RIPs jika mampu memotong DNA superkoil untai ganda menjadi
bentuk nick circular dan linier. Hasil elektroforesis dilihat di bawah sinar UV. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ekstrak gubal daun keladi tikus (Typhonium flagelliforme
(Lodd) BL) mengandung protein yang mampu memotong DNA superkoil untai ganda
menjadi bentuk nick circular dan linier seperti pada RIPs. Sedangkan ekstrak gubal daun
dewandaru (Eugenia uniflora Linn) tidak menunjukkan kemampuan memotong DNA
superkoil untai ganda menjadi bentuk nick circular dan linier.
Kata kunci: RIPs, ekstrak gubal, DNA superkoil, Typhonium flagelliforme (Lodd) BL,
Eugenia uniflora Linn
63
PENDAHULUAN
Ribosom Inactivating Proteins
(RIPs) adalah protein dengan aktivitas
RNA N-glikosidase yang dapat
mendepurinasi
rRNA
mamalia,
eukariot, dan ribosom bakteri [1]. RIPs
terdistribusi pada tanaman tingkat
tinggi [2] dan kebanyakan spesies
yang mengandung RIPs dari klas
Angiospermae,
baik
monokotil
maupun dikotil. RIPs dapat dijumpai
di berbagai organ dan jaringan
tumbuhan, meliputi biji, buah segar,
akar, daun, getah dan batang [3].
RIPs dapat dibagi dalam dua grup
yaitu RIPs tipe I (Holo-RIPs) dengan
rantai polipeptida tunggal dan berat
molekulnya berkisar 30 kDA dan
mempunyai
aktivitas
RNA
NGlykosidase,
imunosupresive,
sitotoksik,
abortifacient,
antiviral,
antiHIV dan pemotongan DNA
superkoil untai ganda. RIPs tipe I
(two-chain) terdiri dari dua polipeptida
pendek yang dihubungkan oleh ikatan
nonkovalen,
berat
molekulnya
berkisar 30 kDA, mempunyai aktivitas
RNA N-Glykosidase, [4]. RIPs tipe II
(Chimero
RIPs)
dengan
berat
molekulnya
berkisar
60
kDA,
merupakan protein yang terdiri dari 2
rantai polipeptida, yaitu rantai A dan B
yang dihubungkan dengan ikatan
disulfida. Aktivtias biologinya sebagai
RNA N-Glykosidase, sitotoksik dan
pemotongan DNA superkoil [5]. Di
samping RIPs tipe 2, dikenal pula
suatu RIPs JIP60 dengan 60 kDa
yang terdapat di dalam jewawut
(Hordeum vulgare) dikenal dengan
RIPs tipe III [6].
Dewandaru (Eugenia uniflora
Linn) mengandung saponin, flavonoid,
tanin dan terpenoid [7]. Pengujian
terhadap
aktivitasnya
sebagai
antimikroba terhadap Escherichia coli
dengan nilai KBM 1 mg/ml dan nilai
KHM 0,03125
mg/ml, terhadap
Staphyloccocus aureus dengan nilai
KBM 0,0625 mg/ml dan nilai KHM
64
Uji Aktivitas Ekstrak Daun Dewandaru dan Daun Keladi Tikus Terhadap Pemotongan DNA
(Peni Indrayudha dan kawan kawan)
menguji
kemampuan
ekstrak
gubalnya dalam memotong DNA
superkoil untai ganda secara in vitro.
Cara ini dipilih karena metodanya
sederhana dan aktivitas tersebut
dimiliki oleh RIPs baik tipe I maupun
tipe II.
METODOLOGI PENELITIAN
Bahan ekstrak
Daun
dewandaru
(Eugenia
uniflora Linn) dengan warna hijau tua
berumur sedang diperoleh dari BPTO
(Balai Penelitian Tanaman Obat)
Tawangmangu. Daun keladi tikus
(Typhonium flagelliforme (lodd) BL)
dengan warna hijau tua berumur
sedang diperoleh dari Desa Kenteng,
Kecamatan Ngadirejo, Kartasura.
Daun Mirabilis jalapa L jenis bunga
berwarna merah yang berasal dari
Desa Kenteng, Kecamatan Ngadirejo,
Kartasura, DNA plasmid pUC 18
berasal dari Laboratorium Rekayasa
Genetika,
Fakultas
Farmasi,
Universitas
Muhammadiyah
Surakarta. Escherichia coli galur
DH5 berasal dari Laboratorium
Rekayasa
Genetika,
Fakultas
Farmasi, Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Medium Luria Bertani (LB).LB
cair-ampisilin terdiri dari: tripton 1%
(b/v) (Oxoid), ekstrak yeast 0,5% (b/v)
(Oxoid), natrium klorida 1% (b/v)
(Merck), aquabides sampai volume
yang dikehendaki, standacilin 50
g/ml (Boicheme). LB padat-ampisilin
dibuat dengan penambahan agar
(oxoid) 1,5% (b/v) pada LB cair.
Bahan isolasi DNA plasmid
Larutan lisis I: glukosa 50 mM
(Merck), tris klorida 25 mM pH 8,0
(Sigma), EDTA 10 mM pH 8,0
(Sigma), aquadest. Larutan lisis II:
NaOH 0,2 N (Merck), Na dodesil
sulfat 1% PH 7,0 (Sigma). Larutan
65
Cara kerja
Determinasi tanaman: Determinasi
tanaman
dilakukan
dengan
mencocokkan keadaan morfologi
tanaman
berdasarkan
kunci
determinasi menggunakan literatur
untuk memastikan identitas tanaman
dan menghindari kesalahan dalam
pengambilan tanaman.
Pembuatan ekstrak gubal: Daun
dewandaru (Eugenia uniflora Linn),
keladi tikus (Typhonium flagelliforme
(lodd) BL ) dan Mirabilis jalapa L
dipetik segar, dicuci bersih, dan
dibuang bagian tulang daunnya,
kemudian ditimbang lalu dipotongpotong sampai ukuran kecil dan
ditempatkan pada mortir steril,
ditumbuk halus, setelah itu diekstraksi
dengan natriun klorida 0,14 M pada
suhu 40 C dalam buffer natrium fosfat
5mM pH 7,2, selanjutnya ekstrak
diperas menggunakan filter sablon
ukuran kecil, cairan yang diperoleh
disentrifus dingin dengan kecepatan
10.000 rpm selama 2 menit.
Supernatan
yang
diperoleh
merupakan ekstrak gubal kemudian
disimpan pada suhu 40 C.
Pengukuran kadar protein ekstrak
gubal
dengan
metode
spektrofotometri uv: Kadar protein
dalam sampel ekstrak gubal diukur
serapannya dalam dapar natrium
fosfat 5 mM dengan spektrofotometer
UV pada panjang gelombang 280 nm
dan 260 nm. Kadar protein dihitung
menggunakan rumus:
Kadar protein (mg/ml) = A280 x faktor
koreksi
x
faktor
pengenceran
(Layne,1957).
Pembuatan Sel Kompeten E. coli
DH5: Suspensi E. coli DH5
sebanyak 100 l ditumbuhkan dalam
5 ml medium LB cair. Kemudian
diinkubasi dalam incubator orbital
66
Uji Aktivitas Ekstrak Daun Dewandaru dan Daun Keladi Tikus Terhadap Pemotongan DNA
(Peni Indrayudha dan kawan kawan)
Tabel 1
Kadar protein ekstrak gubal
Daun
Tanaman
Pengen
ceran
Kadar
Protein
(mg/ml)
2
3
Eugenia
uniflora L
200 x
66, 721
Thyphonium
flageliforme
(Lodd) BL
200 x
53,562
68
Uji Aktivitas Ekstrak Daun Dewandaru dan Daun Keladi Tikus Terhadap Pemotongan DNA
(Peni Indrayudha dan kawan kawan)
(+)
10
20
30
40
50
10
20
30
40
50
1
2
3
4
70