Professional Documents
Culture Documents
Kajian Formulasi Dan Pendugaan Umur Simpan Sirup Manggis: Kasma Iswari, Harnel, E. Afdi, Dan Azman
Kajian Formulasi Dan Pendugaan Umur Simpan Sirup Manggis: Kasma Iswari, Harnel, E. Afdi, Dan Azman
Kajian Formulasi Dan Pendugaan Umur Simpan Sirup Manggis: Kasma Iswari, Harnel, E. Afdi, Dan Azman
ABSTRACT
Mangosteen is an agricultural export commodity of West Sumatra province. Anticipating of its over
production as well as increasing of its added value, mangosteen fruits may be processed into some
products, one of its is mangosteen syrup. A study for formulating mangosteen syrup formula and its
save life has been conducted in the food laboratory of West Sumatra Assessment Institute for
Agricultural Technology from January to December 2006. A completely randomized design two
factors has been used. The first factor was three syrup formulas in term of the comparation of
sugar and mangosteen fruits porridge (80%, 90%, and 100%) and the second factor was maltodextrin
concentration as a stabilization material (0.1% and 0.2%). Concentration of the other additional
materials like salt and fructus was calculated using trial and error. The save life of mangosteen
syrup was calculated using Arrhenius approach.
Results of the study showed that using of 80% sugar and 0.1% maltodextrin resulted the best
mangosteen syrup. The score of its organoleptic test was 4.8 (liked) for its performance, 4.6 (liked)
for its taste, and its viscocity score was 0.3644 poise. The best syrup formula was 80% mangosteen
fruits porridge and 20% mangosteen skin exstract as main material, whereas the additional
materials were (% of main material) water 38.46%, sugar 80%, fructus 2.76%, citrat acid 0.07%,
maltodextrin 0.1% and salt 0.14%. This formula contained carbohidrate 11.5 g, protein 4.1 g, fat 4
g, xanthone 104.05 mg, vitamin B1 26.55 mg, vitamin B2 1.29 mg, vitamin C 35.3 mg, calcium 21.15
mg/100 ml sirup, and calori 134 k kal/100 g. The save life of the syrup produced was 78.38 days.
Based on economic analysis, the production of mangosteen syrup was feasible enough with the
score of B/C ratio was 1.86.
Key words: Mangosteen, syrup, formula, save life.
PENDAHULUAN
0,1% dan 0,2%. Pendugaan umur simpan sirup manggis menggunakan pendekatan
Arrhenius. Pemberian bahan lainnya seperti
garam dan fruktus dilakukan dengan trial
and error, sehingga secara organoleptik
formulasi disukai oleh panelis.
Proses Pembuatan Sirup
Buah manggis yang diperoleh dari Kabupaten Padang Pariaman dengan tingkat ketuaan seragam dan matang penuh (indeks
4-6), terlebih dahulu cuping buah dibuang
dan dicuci serta dikeringanginkan, kemudian dibelah dan dikeluarkan isi atau daging buahnya. Selanjutnya daging buah diblanching pada suhu 70C selama tiga menit. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
diagram alir (Gambar 1).
METODOLOGI
Pengkajian dilaksanakan di Laboratorium Pascapanen BPTP Sumatera Barat sejak Januari sampai Desember 2006. Beberapa analisis seperti kandungan xanthone,
vitamin C, B1, B2, B6, Ca, Fe, P dan kalori
dilaksanakan di Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Teknologi Pascapanen Pertanian di Bogor. Bahan baku (buah manggis) diperoleh dari Kabupaten Padang Pariaman.
Pengkajian meliputi buah manggis segar
kelas BS dengan tingkat indeks kematangan
4-6, gula pasir, sodium bisulfit, fruktosa,
maltodextrin, dan bahan kimia untuk analisis fisik dan kimia. Alat-alat yang digunakan adalah juicer, centrifugal screener,
pastuerizer, mixer, panci stainless steel,
pisau, botol plastik kaku yang bening untuk
kemasan, label, oven dan kompor serta
alat-alat penunjang untuk terlaksananya
pengkajian.
Penelitian menggunakan rancangan
Acak Lengkap dua faktor. Faktor utama
adalah formulasi sirup dalam bentuk perbandingan gula dengan bubur buah yaitu
80%, 90%, dan 100% dari berat bubur buah.
Sedangkan faktor kedua adalah konsentrasi
maltodextrin sebagai bahan penstabil yaitu
Pengamatan
Parameter pengamatan meliputi kandungan vitamin C menggunakan metode
titrasi Iodometri, kadar pH menggunakan
pH meter, viskositas menggunakan viskometer, dan total asam melalui titrasi
dengan NaOH 0,1N dan indikator fenolftalein (AOAC, 1998). Setelah diperoleh
formulasi yang paling baik dilakukan analisis lengkap mengenai umur simpan produk,
kandungan karbohidrat, protein, lemak, gula, kandungan xanthone, vitamin C, vitamin
B1, B2, B6, Ca, Fe, P, tanin, dan kalori
dengan HPLC, rendemen produk, dan uji
organoleptik dengan skala Hedonik. Uji organoleptik menggunakan panelis yang terlatih di laboratorium (Fardiaz et al., 1986).
Di samping itu juga dilakukan analisis ekonomi untuk menentukan kelayakan usaha
(B/C ratio).
Umur simpan dihitung melalui pendekatan Arrhenius. Metode ini diterapkan pada penyimpanan yang diakselerasi atau
ASLT (Accelerated Shelf Life Testing).
Persamaan yang digunakan ada dua jenis
yaitu persamaan ordo nol dan ordo satu
(Arpah, 2001). Data yang digunakan sebagai
parameter mutu adalah total asam. Peningkatan total asam diduga oleh adanya aktivasi mikroba khususnya bakteri asam pembentuk spora. Disamping itu diiringi dengan
nilai sensori yaitu aroma dan rasa.
Persamaan ordo nol:
Sehingga
A = A0 k.t
A A0
t =
k
pH
Viskositas
(poise)
3,50
4,08
0,3644
0,4789
3,57
4,10
0,5392
0,5749
4,13
4,67
0,6676
0,7325
Khusus warna,
panelis memberikan
skor sangat suka untuk semua formulasi.
Dalam hal ini. semua formulasi pewarnaannya menggunakan 20% bubur kulit buah
manggis. Di samping memberikan warna
yang bagus, bubur kulit buah juga akan meningkatkan kandungan xanthone (antioksidan). Pada kajian Iswari et al. (2005), penambahan 20% ekstrak kulit buah dapat
meningkatkan kandungan xanthone bubur
buah dari 29 ppm menjadi 928 ppm.
Formulasi
Ditinjau dari formulasi, perlakuan terbaik adalah pemberian gula 80% dengan penambahan maltodextrin 0,1%. Formulasi ini
Umur Simpan
Umur simpan sirup manggis dihitung
menggunakan pendekatan Arrhenius. Parameter mutu yang digunakan adalah total
asam dan nilai sensori, karena total asam
sering berkorelasi positif dengan kerusakan. Peningkatan total asam diantaranya
disebabkan oleh adanya aktivitas mikroba
khususnya bakteri asam pembentuk spora.
Hal ini dikuatkan oleh Winarno (2002) yang
114 Prosiding Seminar Nasional Hortikultura
menyatakan bahwa Bacillus subtilis, Bacillus coagulans dan Lactobacillus spp merupakan bakteri pembentuk spora penyebab kebusukan pada makanan dan Lactobacillus spp juga sering terdapat pada bubur
buah. Perubahan total asam disajikan pada
Tabel 4.
Gambar 2. Penampilan
sirup
formulasi lengkap.
dengan
Analisis Ekonomi
35
30
y = 0.4303x - 2.0386
25
R = 0.8792
0.0458x
y = 2.0045e
20
R = 0.9822
15
10
5
0
0
12 16 20
24
28
32 36 40 44
48 52
56
60 64
Gambar 4.
Astawan. M. dan M.W. Astawan. 1991. Teknologi Pengolahan Pangan Nabati Tepat Guna.
Penerbit Akademi Presindo, Jakarta. Hlm.
42-46.
Fardiaz, D., A. Apriyantono, S. Yasni, S.
Budiyanto, dan N.L. Puspitabubur. 1986.
Penuntun Praktikum Analisa Pangan. Fakultas Teknologi Pertanian, IPB Bogor.
Gregory, S.R. 2005. Technology for Global
Trends in Food. Disajikan pada Seminar Nasional Teknologi Inovatif Pascapanen untuk
Pengembangan Industri Berbasis Pertanian
di Bogor, 7-8 September 2005. 10 hlm.
Iswari, K., Harnel, E. Afdi, Azman, F. Artati,
dan Aswardi. 2005. Kajian teknologi pengolahan manggis mendukung agribisnis manggis di Sumbar. Laporan Hasil Penelitian,
BPTP Sumbar, TA. 2006.
Munir, R., K. Iswari, M. Ali, dan M. Jamalin.
2004. Profil Komoditas Pertanian Unggulan
Kabupaten Pesisir Selatan. Laporan Akhir
Kegiatan.
Perez, E. dan Gonzales. 1997. Functional
Properties of Cassava Starch Modified by
Physical Methods. Starch : 49-53.
Richana, N., F. Nursyafira, Pujoyuwono, dan
H. Herawati. 2005. Optimasi Proses Produksi Maltodextrin dari Tapioka Menggunakan Spray Dryer. Prosiding Seminar Nasional
Teknologi Inovatif Pascapanen di Bogor, 7-8
September 2005.
Soekarto, S.T., Lily P., dan Maya A. 1991. Peningkatan Nilai Tambah Tepung Sagu
dengan Proses Modifikasi Pati untuk Bahan
Dasar Industri Pangan dan Non Pangan. Fakultas Teknologi Pertanian, IPB Bogor.
Tridjaya, N.O. 2003. Kebijaksanaan pemasaran komoditas manggis. Disampaikan pada Seminar Dukungan Kebijaksanaan dan
Teknologi Lepas Panen untuk Pengembangan Agribisnis Manggis di Serpong, 23 Desember 2003. 10 hlm.
Winarno, F.G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. PT
Gramedia, Jakarta.