Download as docx or pdf
Download as docx or pdf
You are on page 1of 2
Tempe Tempe adalah makanan yang berasel dari proses fermentasi kacang-kacangen (yang sering digunakana adalah kedelai) yang menggunakan bantuan kapang berjenis Rhizopus sp. Kapang tersebut alan tumbuh pada Kedelai dan menghidrolisis senyawa-senyawa kompleks menjadi senyawa yang sederhana sehingga menjadi lebih mudah dicema oleh manusia. Tempe sendiri kaya akan kendungen protein dan vitamin B12.Sehingga tempe menjadi balan makanan yang mempunya kadar antioksidan yang lumayan tinggi, Tempe sendint berwama putih, yang disebabkan oleh adanya pertumbuhan miselia kapang yang merekatian biji-biji kedelau sehingga tempe dapat menjadi padat. Tempe juga merupakan makanan Khas di Indonesia, yang sudah mendunia Proses pembuatan tempe sendiri terbagi dalam tahapan-tahapan, yaitu tahapan pencucian, perebusen, pengupasan inoleulasi, pembunglcusan dan fermentasi. Pada tahap awel bahan baku yang alcan digunakan dalam proses pembuatan tempe harus di bersihlan dan diperiksa stander mutu bahan bale tersebut, hal ini di lalcukan untuk mengurangi persentase Kegagalan dalam proses pembuatan tempe. Setelah bahan baku di bersihken dari pengotor dan diseleksi, masuk ke tahap perebusan, di sini bahan talc direbus dengan maksud dapat menambah kadar air dan dapat memudahkan bahan balcu untule ke tabap selanjutnya yaitu tahap pengupasan. Pengupasan dilalcukan setelah perebusan karena diharaplan ‘kulit-toulit ari dari tahan baku menjadi lembele sehingga memudahkan dalam tahap pengupasan ini sendiri, Setelah ita merupakan tahap inokulasi, disini bahan balm di campur dengan kapang secara merata, dan setelah itu masuk kedalam proses pembungkusan Pembungkus yang di gunalan harus ‘memilila tempat masuk- Keluamya udara yang culcup, hal ini dipertulcan karena kapang tempe senditi ‘merupakan kepang yang bersifat aerobic dan proses pembuatan tempe ini termasuk proses eksoterm yang alan mengeluarkan panas dan wap air, diharap kan lubeng-lubang pada pembunglus dapat membantu pengeluaran uap air sehingga bahan bak tidak menjadi kelebihan kadar air yang dapat membuat proses tempe mengalami kegagalan. Proses terakcir yaitu proses fermentasi, bahan bala yang telah di bunglus di diamkan selama 2 hani agar kapang dapat tumbub secara makcsimal Selama proses pembuatan tempe ini perlu diketahui bahwa Suhu optimum dari kapang tempe adalah 25-30 derajat celcius dan diperlukan kelembabab bahan bal sekitar 60-70% agar mendapatican hasil yang terbaik, kapang tempe pun harus mendapatkan suplai udara yang culup karena kapang tempe ‘menupakan kapang yang bersifat aerobic ‘Tempe berpotensi untuk digunakan melawan radikal bebas, sehingga dapat menghambat proses penuaan dan mencegah terjadinya penyakit degeneratif (aterosklerosis, jantung koroner, diabetes melitus, kanker, dan lain-lain). Selain itu tempe juga mengandung zat antibakteri penyebab diare, penurun kolesterol darah, pencegah penyakit jantung, hipertensi, dan lain-lain Komposisi gizi tempe baik kadar protein, lemak, dan karbohidratnya tidak banyak berubah dibandinglan dengan kedelai. Namun, karena adanya enzim pencemaan yang dihasilkan oleh kapang tempe, maka protein, lemak, dan Karbohidrat pada tempe menjadi lebih mudah dicema di dalam tubuh dibandingkan yang terdapat dalam kedelai. Oleh Karena itu, tempe sangat baik untuk diberikan kepada segala kelompok umur (dari bayi hingga lansia), sehingga bisa disebut sebagai makanan semua umur. Dibandingkan dengan kedelai, terjadi beberapa hal yang menguntungken pada tempe Secara kimiawi hal ini bisa dilihat dari meningkatnya kadar padatan terlarut, nitrogen terlarut, asam amino bebas, asam lemak bebas, nilai cera nilai efisienst protein, serta skor proteinnya Beberapa penelitian menunjulckan bahwa zat gizi tempe lebih mudah dicema, diserap, dan dimanfaatkan tubuh dibandingkan dengan yang ada dalam kedelai. Ini telah dibuktiken pada bayi dan anak balita penderita gizi buruk dan diare kronis. Dengan pemberian tempe, pertumbuhan berat badan penderita gizi buruk akan meningkat dan diare menjadi sembuh dalam walt singkat, Pengolahan kedelai menjadi tempe akan menurunken kadar raffinosa dan stakiosa, yaitu suatu senyawa penyebab timbulnya gejala flatulensi (kembung perut) Mutu gizi tempe yang tinggi memungkinken penambahan tempe untuk meningkatkan motu serealia dan umbi-umbian. Hidangan makanan sehari-hari yang terdiri dari nasi, jagung, atau tiwul aken meningkat mutu gizinya bila ditambh tempe

You might also like