Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 23

ANALISIS PENGARUH JENIS KELAMIN DAN MASA KERJA TERHADAP

PERSEPSI ETIS AKUNTAN MANAJEMEN DENGAN LOVE OF MONEY


SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
RATNA KURNIATI GADJALI
M. NUR A. BIRTON
Universitas Muhammadiyah Jakarta

Abstract
The purpose of this research is to find out and analyze how variables of
gender and work period can influence to ethical perception of
accountants management, and then how both of variables can affect to
love of money variable and also how the love of money can affect to
ethical perception of accountants management.
Probability sampling (simple random sampling), is the method
that have been used to determine the sample in this research. This
research used a sample of 65 companies which located in MM2100
Industrial Town, consists of 65 accountants management (accounting
managers). Data obtained were then processed and analyzed by using
Partial Least Square analysis (PLS).
Results of this research shown, that gender and work period
variables are significantly influence to the ethical perception of
accountants management and also to love of money. The love of money
variable has a significant influence to ethical perception of accountants
management and it also proven as an intervening variable, because it
given indirect effect between gender and work period variable to the
ethical perception of accountants management. The indirect effect is
reflected in the value generated in this research, which are gender to
love of money has effect 12.812, and work period to love of money is
21.540. Meanwhile, the gender to ethical perception influence value
10.285, then work period to ethical perception 6.129.
Keywords: Gender, Work Period, Love of Money, Ethical Perception,
Accountant Management.

SNA 17 Mataram, Lombok


Universitas Mataram
24-27 Sept 2014

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

PENDAHULUAN
Profesi akuntan manajemen, merupakan salah satu profesi yang sangat rentan
terhadap tindakan kecurangan. Hal tersebut disebabkan karena akuntan manajemen
biasanya terlibat secara langsung dalam proses mengidentifikasi, mengumpulkan,
mengukur, menganalisis, menyiapkan, menafsirkan, dan mengkomunikasikan informasi
yang dibutuhkan manajemen untuk pengambilan keputusan (Sugiri dan Sulastiningsih,
2004:11). Tindakan kecurangan tersebut tidak dilakukan pada awal periode mereka
bekerja. Scott (2009:316), telah membuat skema waktu untuk menggambarkan periode
waktu yang memungkinkan akuntan manajemen melakukan tindakan kecurangan dalam
tugas dan tanggung jawabnya.
Scott (2009:361), membagi skema waktu tersebut ke dalam dua periode. Periode
pertama, akuntan manajemen memperoleh gaji berdasarkan usaha keras mereka dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawab menghasilkan laporan keuangan yang baik.
Periode kedua, akuntan manajemen memperoleh gaji atas dasar penampilan dari
laporan laba rugi yang dinilai sebagai ukuran kinerja dari perusahaan tersebut. Pada
periode kedua itulah tindakan kecurangan diduga mulai dilakukan (Scott, 2009:316).
Tindakan dipengaruhi motivasi dan perilaku etis akuntan manajemen. Oleh
karena itu kualitas informasi yang tersaji di dalam laporan keuangan juga sangat
tergantung pada motivasi dan perilaku etis akuntan manajemen yang bersangkutan
(Sulistyanto, 2008:21). Perilaku etis akuntan manajemen sangat dipengaruhi oleh
persepsi etis mereka terhadap setiap tugas dan tanggung jawab yang mereka
laksanakan. Robbins dan Judge (2008:175) menyatakan bahwa persepsi, adalah sebagai
suatu proses individu mengatur dan menginterpretasikan kesan-kesan sensoris guna
memberikan arti bagi lingkungan. Di sisi lain persepsi etis seseorang menurut Elias dan
Farag (2010:270), dapat dipengaruhi oleh faktor psikologis, yakni kecintaan individu
terhadap uang. Kecintaan terhadap uang banyak dikonotasikan secara negatif dan
dianggap tabu oleh kalangan masyarakat tertentu (Sloan, 2002:37).
Di Amerika, kesuksesan seseorang diukur dengan banyaknya uang dan
pendapatan yang dihasilkan (Rubenstein dalam Elias dan Farag, 2010:272). Karena
pentingnya nilai dari uang dan interpretasi yang berbeda terhadap uang, maka Tang
(1992) memperkenalkan sebuah konsep yang dinamakan the love of money untuk
SNA 17 Mataram, Lombok
Universitas Mataram
24-27 Sept 2014

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

mengukur perasaan subjektif seseorang tentang uang. Love of money merupakan sebuah
skala yang dikembangkan berdasarkan faktor-faktor yang dipilih dari Money Ethics
Scale (MES) yang termasuk di dalamnya adalah sikap positif, sikap negatif, pencapaian,
kekuatan, pengelolaan uang, dan penghargaan (Tang dan Chiu, 2003:2).
Faktor seperti jenis kelamin, dan masa kerja seseorang juga dapat
mempengaruhi tingkat love of money individu serta persepsi etis mereka di dalam
pekerjaannya. Penelitian Lam dan Shi (2008:463), menemukan bahwa perempuan
memiliki perilaku tidak etis lebih rendah dibandingkan laki-laki. Sedangkan penelitian
yang dilakukan oleh Tang et. al. (2006), menemukan bahwa tingkat love of money
perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Di Indonesia, Charismawati (2011), dan
Normadewi (2012) juga melakukan penelitian yang serupa mengenai love of money dan
persepsi etis. Di mana dalam Charismawati (2011), jenis kelamin tidak berpengaruh
terhadap tingkat love of money, namun berpengaruh terhadap persepsi etis dari
mahasiswa akuntansi. Sementara itu pada penelitian yang telah dilakukan oleh
Normadewi (2012), jenis kelamin tidak berpengaruh terhadap tingkat love of money
maupun persepsi etis dari mahasiswa akuntansi.
Masa kerja atau pengalaman seseorang bekerja di suatu instansi dapat dijadikan
sebagai salah satu variabel yang mungkin dapat mempengaruhi love of money dan
persepsi etis seseorang, hal ini didukung berdasarkan saran penelitian (Elias dan Farag,
2010), karena menurut Elias dan Farag (2010) lama masa kerja seseorang memiliki
indikasi terhadap tingkat love of money dan persepsi etisnya. Berdasarkan pemaparan
masalah di atas, maka dapat ditarik pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Apakah perbedaan jenis kelamin berpengaruh terhadap persepsi etis akuntan
manajemen?
2. Apakah perbedaan lama masa kerja berpengaruh terhadap persepsi etis akuntan
manajemen?
3. Apakah perbedaan jenis kelamin berpengaruh terhadap tingkat love of money
akuntan manajemen?
4. Apakah perbedaan lama masa kerja berpengaruh terhadap tingkat love of money
akuntan manajemen?
5. Apakah love of money berpengaruh terhadap persepsi etis akuntan manajemen?
SNA 17 Mataram, Lombok
Universitas Mataram
24-27 Sept 2014

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS


Landasan Teori
Persepsi etis merupakan gabungan antara persepsi dan etika. Berdasarkan
definisi persepsi dan etika, maka persepsi etis diartikan sebagai proses bagaimana
seseorang menyeleksi, mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi
dan pengalaman-pengalaman yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk
menciptakan keseluruhan makna yang terkandung di dalamnya sesuai dengan prinsip
kebenaran, akhlak, dan moral yang berlaku (Keraf, 2000:14), (Robbins dan Judge,
2008:175), (Siagian, 2002:100), dan (Schiffman dan Kanuk, 2004: 137).
Menurut Elias dan Farag (2010:270), persepsi etis dipengaruhi faktor demografi
(jenis kelamin, umur, dan tingkat pendidikan), dan faktor psikologis (spiritual dan locus
of control). Kini ditemukan pula variabel psikologis baru yang kerap digunakan para
peneliti untuk mengukur tingkat kecintaan individu terhadap uang dan dampaknya
terhadap persepsi etis, yakni love of money (Tang, 1992). Elias dan Farag (2010:279)
juga menyarankan untuk menelusuri lebih lanjut yang diduga menentukan kecintaan
pada uang:
Future research should examine other factors such as students economic
status, work experience, and ethnic backgrounds as potential determinants of the love
of money. Such factors might also moderate the relationship between the love of money
and unethical behavior. Future research can also examine students with internship
experience compared to others, to determine if their actual work experience has
changed their love of money and their ethical perception.

Masa kerja merupakan waktu yang telah dijalani seseorang selama menjadi
tenaga kerja atau karyawan pada instansi tertentu. Semakin lama masa kerja yang
dijalani seseorang atau pengalaman kerja yang matang, ia akan menginginkan pekerjaan
dan gaji yang memuaskan (Fahmi, 2013:39). Oleh sebab itu semakin lama seseorang
bekerja akan berdampak pada seberapa tinggi kecintaanya terhadap uang dan juga
terhadap persepsi etisnya.

SNA 17 Mataram, Lombok


Universitas Mataram
24-27 Sept 2014

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, mengenai pengaruh jenis kelamin, masa


kerja, dan love of money terhadap persepsi etis akuntan manajemen, maka kerangka
berfikir dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut:
Gambar 1
Kerangka Berfikir
JENIS KELAMIN
LOVE OF MONEY
- Good
- Evil
- Achievement
- Respect
- Freedom
- Budget

MASA KERJA

Sumber: Diadaptasi dari Sugiyono (2010:255)

PERSEPSI ETIS
AKUNTAN
MANAJEMEN
Pengakuan pendapatan
awal (manajemen laba).
Pengelompokkan
surat berharga jangka
panjang sebagai aset
lancar
untuk
memperbaiki
rasio
lancar.
Pengakuan beberapa
persediaan konsinyasi
sebagai asset.
Tidak
melaporkan
kewajiban kontinjensi
(pelanggaran
dari
prinsip konservatisme).

Pengembangan Hipotesis
1.

Pengaruh Jenis Kelamin Terhadap Persepsi Etis Akuntan Manajemen


Perbedaan jenis kelamin mungkin dapat membentuk persepsi yang
berbeda sehingga mempengaruhi sikap dan perilaku yang berbeda pula antara
laki-laki dan perempuan dalam melaksanakan setiap tugas dan tanggung
jawabnya. Perdebatan mengenai apakah laki-laki dan perempuan memiliki
perbedaan di dalam membuat keputusan etis, membuat para peneliti melakukan
penelitian yang menguji mengenai pengaruh hubungan jenis kelamin terhadap
persepsi etis.
Berdasarkan studi Arlow (1991:63); Crow et al (1991); Deshpande
(1997:79), ditemukan bahwa perempuan cenderung lebih etis dibandingkan
dengan laki-laki. Lam dan Shi (2008:463), menemukan bahwa perempuan
memiliki perilaku tidak etis lebih rendah dibandingkan laki-laki. Sebaliknya,
Derry (1987, 1989); Kidwell et al., (1987); Trevino (1992) dalam Elias dan

SNA 17 Mataram, Lombok


Universitas Mataram
24-27 Sept 2014

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

Farag (2010:271) menemukan bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara lakilaki dan perempuan terhadap persepsi etis mereka
Berdasarkan uraian penjelasan di atas maka rumusan hipotesis
penelitian, adalah sebagai berikut:
H1:

Terdapat pengaruh perbedaan jenis kelamin terhadap persepsi etis


akuntan manajemen.

2.

Pengaruh Masa kerja Terhadap Persepsi Akuntan Manajemen


Masa kerja dianggap mempengaruhi persepsi etis akuntan manajemen,
karena semakin lama seorang akuntan manajemen pengalaman kerjanya juga
makin bertambah. Semakin bertambahnya pengalaman yang mereka miliki,
maka akan membantu mereka untuk bisa memberikan persepsi maupun
tanggapan terhadap krisis etis yang melibatkan profesi akuntan. Pengalaman
kerja yang dimiliki selama mereka bekerja pada perusahaan dengan rentan
waktu tertentu akan mempengaruhi persepsi etis mereka.
Hal tersebut dibuktikan oleh beberapa penelitian yang dikutip oleh
Sasongko (2007:11), yaitu diantaranya: Kidwell, Steven, dan Bethke (1987)
membuktikan bahwa manajer dengan pengalaman kerja yang lebih lama
mempunyai hubungan positif dengan pengambilan keputusan etis. Larkin (2000)
menunjukkan hasil yang sama bahwa internal auditor yang berpengalaman
cenderung lebih konservatif dalam menghadapi situasi dilema etika. Glover
et.,al. (2002) yang melakukan penelitian pada beberapa mahasiswa program
bisnis dan hasil penelitiannya menunjukkan bahwa mahasiswa yang senior lebih
berperilaku etis dibandingkan dengan yang lebih junior. Berdasarkan uraian
penjelasan di atas maka rumusan hipotesis penelitian, adalah sebagai berikut:
H2: Terdapat pengaruh perbedaan lama masa kerja terhadap persepsi etis
akuntan manajemen.

3.

Pengaruh Jenis Kelamin Terhadap Love of Money


Seorang laki-laki cenderung memiliki tingkat love of money lebih tinggi
daripada perempuan karena kebanyakan laki-laki tidak hanya merasa tertuntut
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, tetapi juga berambisi memperoleh
pencapaian seperti predikat, jabatan, dan kekuasaan. Sebaliknya, perempuan

SNA 17 Mataram, Lombok


Universitas Mataram
24-27 Sept 2014

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

tidak terlalu berambisi untuk memperoleh hal tersebut. Tang et al. (2000) dalam
Elias dan Farag (2010) menemukan bahwa karyawan perempuan cenderung
tidak mementingkan uang daripada laki-laki. Hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa perempuan tidak memiliki kecintaan lebih terhadap uang.
Hal tersebut dikarenakan perempuan tidak terlalu termotivasi untuk memperoleh
kekuasaan atau jabatan, selama kebutuhannya terpenuhi. Berdasarkan uraian
penjelasan di atas maka rumusan hipotesis penelitian, adalah sebagai berikut:
H3: Terdapat pengaruh perbedaan jenis kelamin terhadap tingkat love of
money akuntan manajemen.
4.

Pengaruh Masa Kerja Terhadap Love of Money


Semakin

lama

masa

kerja

seseorang

dalam

sebuah

instansi,

mengakibatkan adanya keinginan terhadap pekerjaan dan gaji yang lebih


memuaskan (Fahmi, 2013:39). Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan
bahwa semakin lama masa kerja seseorang, maka berdampak pada tingkat
kecintaan orang tersebut terhadap uang. Berdasarkan uraian penjelasan di atas
maka rumusan hipotesis penelitian, adalah sebagai berikut:
H4: Terdapat pengaruh perbedaan lama masa kerja terhadap tingkat love
of money akuntan manajemen.
5.

Pengaruh Love of Money Terhadap Persepsi Etis Akuntan Manajemen


Hubungan antara kecintaan individu terhadap uang dengan persepsi etis
telah diteliti di beberapa negara. Tang dan Chiu (2003:13), memiliki pendapat
bahwa etika uang seseorang memiliki dampak yang signifikan dan langsung
pada perilaku yang tidak etis. Sementara itu, Elias dan Farag (2010:278)
menguji hubungan love of money dengan persepsi etis dan menghasilkan
hubungan yang negatif, yakni semakin tinggi tingkat kecintaan individu
terhadap uang maka persepsi etis yang dimiliki semakin rendah.
Berdasarkan uraian penjelasan di atas maka rumusan hipotesis
penelitian, adalah sebagai berikut:
H5: Terdapat pengaruh love of money terhadap persepsi etis akuntan
manajemen.

SNA 17 Mataram, Lombok


Universitas Mataram
24-27 Sept 2014

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

METODE PENELITIAN
Pemilihan Populasi dan Sampel
Populasi dan sampel penelitian ini adalah akuntan manajemen pada perusahaan
di Kawasan Industri MM2100, Cikarang Barat. Jumlah perusahaan sebanyak 77, di
mana dalam satu perusahaan terdapat seorang akuntan manajemen, yakni accounting
manager. sampel penelitian ini diperoleh dengan menggunakan teknik Probability
Sampling (semua anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk dipilih), yaitu
Simple Random Sampling yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang
ada dalam populasi.
Menghitung besaran sampling menggunakan rumus slovin (Bungin, 2005:105):

Dari hasil perhitungan di atas, maka ukuran sampel minimal yang digunakan
dalam penelitian ini adalah 65 perusahaan, yang terdiri dari 65 orang akuntan
manajemen, yakni accounting manager.
Variabel Penelitian dan Pengukuran
1.

Jenis Kelamin
Dalam penelitian ini, jenis kelamin yaitu laki-laki dan perempuan. Jenis
kelamin dalam penelitian ini hanya digunakan untuk mengetahui apakah ada
pengaruh yang berbeda terhadap tingkat love of money dengan persepsi etis
akuntan manajemen berdasarkan perbedaan jenis kelamin. Tidak ada
pengukuran yang spesifik dalam hal penilaian pengaruh jenis kelamin. Untuk
laki-laki peneliti memberi kode 1 dan perempuan diberi kode 2.

2.

Masa Kerja
Masa kerja merupakan lamanya seorang akuntan manajemen atau dalam
penelitian ini adalah sebagai accounting manager yang bekerja dalam
perusahaan pada satuan waktu tertentu. Masa kerja dalam penelitian ini dihitung
dalam jumlah tahun yang dinyatakan oleh responden dalam daftar isian.
Klasifikasi masa kerja responden selama bekerja sebagai akuntan
manajemen, dibagi dalam 3 kelompok masa kerja yaitu: kelompok responden
dengan masa kerja kurang dari 3 tahun, kelompok responden yang memiliki

SNA 17 Mataram, Lombok


Universitas Mataram
24-27 Sept 2014

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

masa kerja 3-5 tahun, kelompok responden yang memiliki masa kerja lebih dari
5 tahun.
3.

Love of Money
Love of money dapat diukur menggunakan sebuah alat ukur yang dikenal
dengan sebutan Money Ethics Scale (MES) yang dikembangkan oleh Tang
(1992, 1993, 1995) and Colleagues (Tang and Gilbert, 1995; Tang et al.,1997)
dalam Furnham and Argyle (2008:42). Skala ini mengukur sikap seseorang
terhadap uang. Mitchell dan Mickel (1999) dalam Elias (2010:274)
mempertimbangkan MES sebagai survei pengembangan yang baik untuk
mengukur sikap seseorang terhadap uang.
Tiga puluh item kuesioner yang sudah diterjemahkan ke banyak bahasa
dan berhasil digunakan dalam banyak studi sejak publikasi aslinya. Kuesioner
tersebut menghasilkan enam faktor yang diidentifikasi sebagai berikut: good,
evil, achievement, respect (self-esteem), freedom (power), dan budget (Furnham
dan

Argyle,

2008:42).

Responden

menyatakan

kesepakatan

atau

ketidaksetujuan mereka dengan setiap pernyataan pada skala likert 7 poin mulai
dari 1 (sangat tidak setuju) sampai 7 (sangat setuju) dan skor dihitung secara
terpisah untuk masing-masing faktor.
4.

Persepsi Etis
Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan persepsi etis adalah
bagaimana seseorang bersikap dan menilai suatu keadaan atau perilaku
pelanggaran atau kecurangan. Untuk mengukur persepsi etis dalam penelitian
ini, peneliti menggunakan skenario yang dikembangkan oleh Uddin dan Gillett
(2002:21). Mereka menguji hubungan antara penalaran moral dan pemantauan
diri Chief Financial Officer (CFO) pada persepsi etis mereka terhadap
pelanggaran. Penelitian ini memiliki empat skenario independen, yakni skenario
pertama merupakan skenario yang membahas tentang pengakuan pendapatan
awal (contoh manajemen laba), skenario kedua menguraikan permasalahan
dengan mengelompokkan surat berharga jangka panjang sebagai aset lancar
untuk memperbaiki rasio lancar, skenario ketiga membahas tentang pengakuan
beberapa persediaan konsinyasi sebagai aset (kedua skenario pelanggaran yang

SNA 17 Mataram, Lombok


Universitas Mataram
24-27 Sept 2014

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

jelas tentang prinsip akuntansi yang berlaku umum), dan skenario keempat
membahas tentang tidak dilaporkannya kewajiban kontinjensi (pelanggaran dari
prinsip konservatisme).
Responden menilai persepsi mereka tentang etika tindakan tersebut pada skala
likert 7 poin berkisar dari 1 (sangat etis) sampai 7 (sangat tidak etis).

Teknik Analisis Data


Pada penelitian kali ini peneliti menggunakan teknik analisis data, yakni Partial
Least Square (PLS) dengan bantuan software smartPLS versi 2.0, sebagai alat analisis
data. Software smartPLS versi 2.0, peneliti gunakan baik untuk menguji kualitas data
pada masing-masing variabel penelitian, maupun untuk menguji hipotesis penelitian.

Analisis dan Pembahasan


Hasil Pengumpulan Data
Berdasarkan hasil pengumpulan data yang diperoleh dengan memberikan
kuesioner kepada 65 orang akuntan manajemen (accounting manager) yang bekerja
pada perusahaan di Kawasan Industri MM2100, maka rincian tingkat pengembalian
kuesioner dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini:

Tabel 1
Rincian Tingkat Pengembalian Kuesioner
Keterangan
Kuesioner yang dikirim
Kuesioner yang kembali
Kuesioner yang terisi lengkap
Kuesioner yang digunakan untuk analisis data

Jumlah
65
65
65
65

Persentase
100%
100%
100%
100%

Sumber: Data Primer Diolah, 2014


1.

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin


Berdasarkan data yang diperoleh, jumlah responden laki-laki lebih
dominan dibandingkan dengan jumlah responden perempuan. Responden lakilaki berjumlah 38 orang (58.46%), sedangkan responden perempuan berjumlah
27 orang (41.54%).

SNA 17 Mataram, Lombok


Universitas Mataram
24-27 Sept 2014

10

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

2.

Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja Responden sebagai Akuntan


Manajemen.
Jumlah responden dengan masa kerja lebih dari 5 tahun lebih dominan
dibandingkan dengan 2 kriteria lainnya, yakni masa kerja kurang dari 3 tahun
dan masa kerja antara 3-5 tahun. Jumlah responden dengan lama masa kerja < 3
tahun berjumlah 14 orang (21.54%), kemudian masa kerja antara 3-5 tahun
berjumlah 18 orang (27.69%), dan lama masa kerja > 5 tahun berjumlah 33
orang (50.77%).

Analisis dan Pembahasan


1.

Uji Kualitas Data


Berdasarkan hasil uji kualitas data, yakni dengan melakukan uji validitas
dan uji reliabilitas terhadap seluruh instrumen atau konstruk penelitian, maka
dapat dinyatakan bahwa seluruh instrumen atau konstruk tersebut telah valid dan
reliabel.

2.

Uji Hipotesis
a.

Pengujian Outer Model


Terdapat tiga kriteria untuk dapat menilai outer model, yakni
convergent validity, discriminant validity, dan composite reliability.
Nilai korelasi indikator terhadap konstruknya harus lebih besar dari pada
nilai korelasi antara indikator dengan konstruk lainnya.
Pada Tabel 2 di bawah ini terlihat bahwa, nilai korelasi seluruh
indikator terhadap konstruknya lebih besar daripada nilai korelasi antara
indikator dengan konstruk lainnya. Hal tersebut dapat diartikan bahwa
outer model dalam penelitian ini telah memenuhi ketiga kriteria, yakni
convergent validity, discriminant validity, dan composite reliability.

SNA 17 Mataram, Lombok


Universitas Mataram
24-27 Sept 2014

11

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

Tabel 2
Cross Loadings
Jenis
Love of
Etis
Kelamin
Money
Etis1
0.969469
0.857294
-0.909092
Etis2
0.985558
0.906998
-0.922964
Etis3
0.980119
0.928931
-0.904327
Etis4
0.983162
0.901861
-0.888180
JK
0.917586
1
-0.835588
LM01
-0.739858
-0.596954
0.881847
LM02
-0.718804
-0.625504
0.885919
LM03
-0.704116
-0.579479
0.867283
LM04
-0.723110
-0.608622
0.874851
LM05
-0.693325
-0.558816
0.859832
LM06
-0.713379
-0.563090
0.845519
LM07
-0.763927
-0.642032
0.861684
LM08
-0.731941
-0.627004
0.846947
LM09
0.833673
0.732841
0.927556
LM10
0.636419
0.448918
0.738972
LM11
0.447049
0.397392
0.558563
LM13
0.855133
0.719423
0.885982
LM14
-0.736823
-0.548009
0.763779
LM15
-0.842334
-0.778616
0.855306
LM16
-0.909643
-0.867722
0.928976
LM17
-0.863431
-0.784155
0.924555
LM18
-0.906592
-0.848083
0.924308
LM19
-0.905697
-0.917823
0.866854
LM20
-0.798041
-0.757631
0.843271
LM21
-0.911329
-0.885325
0.946974
LM22
-0.941685
-0.910116
0.934335
LM23
-0.907357
-0.891892
0.913914
LM24
-0.557648
-0.540079
0.595507
LM25
-0.881351
-0.820941
0.926713
LM26
-0.837248
-0.851623
0.863371
LM27
-0.544016
-0.595343
0.542543
LM28
-0.225044
-0.225796
0.243506
LM29
0.123609
0.105366
0.059992
MK
-0.806030
-0.582241
-0.897892
Sumber: Pengolahan Data dengan smartPLS 2.0, 2014

SNA 17 Mataram, Lombok


Universitas Mataram
24-27 Sept 2014

12

Masa Kerja
-0.840264
-0.795764
-0.752122
-0.770480
-0.582241
0.837265
0.784846
0.798880
0.806875
0.843202
0.831478
0.817713
0.769373
-0.858630
-0.799268
-0.522404
-0.868927
0.814755
0.778750
0.814755
0.806009
0.803727
0.705613
0.703397
0.802669
0.784889
0.766323
0.481371
0.806295
0.699302
0.354444
0.176861
-0.110782
1

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

b.

Pengujian Model Struktural (Inner Model)


Untuk menilai model stuktural (inner model) sebuah penelitian,
maka dapat dilihat dari hubungan antara konstruk laten dengan melihat
hasil estimasi koefesien parameter path dan tingkat signifikannya. Tabel
3 di bawah ini akan mencerminkan nilai R-square pada konstruk.
Tabel 3
R-square
R-square
Etis

0.956260

Jenis Kelamin
Love of Money

0.954234

Masa Kerja
Sumber: Pengolahan Data dengan smartPLS 2.0, 2014

Tabel 3 di atas, menggambarkan koefisien determinasi (Rsquare) yang digunakan untuk menunjukkan seberapa besar pengaruh
variabel yang mempengaruhi terhadap variabel yang dipengaruhi.
Berdasarkan pada tabel 3 dan dengan melihat pada tabel 4, maka nilai Rsquare persamaan love of money = -0.473*jenis kelamin+0.622*masa
kerja adalah 0.954 yang berarti hasil tersebut menunjukkan, bahwa
95.4% dari varians love of money dapat dijelaskan oleh perubahan dalam
variabel jenis kelamin dan masa kerja.
Dengan cara yang sama, yakni dengan melihat tabel 3 dan 4.11,
maka nilai R-square untuk persamaan persepsi etis = 0.789*jenis
kelamin -0.236*love of money -0.558*masa kerja adalah 0.956 yang
berarti hasil tersebut menunjukkan, bahwa 95.6% dari varians persepsi
etis dapat dijelaskan oleh perubahan dalam variabel jenis kelamin, love
of money dan masa kerja.
1) Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan untuk menjawab apakah hipotesis
yang telah dibuat dapat diterima atau ditolak. Pengujian hipotesis
pada penelitian ini dilakukan dengan melakukan uji t. Uji t sendiri
SNA 17 Mataram, Lombok
Universitas Mataram
24-27 Sept 2014

13

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

dilakukan untuk menguji apakah variabel exogenous berpengaruh


signifikan terhadap variabel endogenous. T tabel untuk alfa=0.05
adalah 1.96 dan t tabel untuk alfa = 0.10 adalah 1.65. Jika
probalitasnya (nilai prob) > 0.05 atau - t tabel < t hitung < t tabel
maka H0 diterima, begitu pula sebaliknya.
Tabel 4
Result For Inner Weight
Path Coefficients (Mean, STDEV, T-Values)
Original
Sample (O)

Sample
Mean (M)

Standard
Deviation
(STDEV)

Jenis
Kelamin ->
Etis
0.789979
0.788851 0.076809
Masa Kerja
-> Etis
-0.558172
-0.551455 0.091063
Jenis
Kelamin ->
Love of
Money
-0.473224
-0.474246 0.036934
Masa Kerja
-> Love of
Money
0.622361
0.622410 0.028893
Love of
Money ->
Etis
-0.236221
-0.227514 0.115046
Sumber: Pengolahan Data dengan smartPLS 2.0, 2014

Standard
Error
(STERR)

T Statistics
(|O/STERR|)

0.076809

10.285036

0.091063

6.129543

0.036934

12.812628

0.028893

21.540347

0.115046

2.053273

2) Hasil Uji Hipotesis


a) Pengujian Hipotesis H1 (Jenis Kelamin Terhadap Persepsi Etis)
Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa terdapat pengaruh positif
(koefisien parameter 0.789) dan signifikan antara jenis kelamin
(JK) terhadap persepsi etis (PE). Hal tersebut terjadi, karena
kedua variabel memiliki nilai t statistik di atas 1.96, yakni sebesar
10.285. Jenis kelamin perempuan memiliki 0.789 sifat etis lebih
tinggi dibandingkan jenis kelamin laki-laki, yakni 0.211 yang
berarti perempuan jauh lebih etis daripada laki-laki. Dengan
SNA 17 Mataram, Lombok
Universitas Mataram
24-27 Sept 2014

14

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

demikian hipotesis 1 yang menyatakan terdapat pengaruh


perbedaan

jenis

kelamin

terhadap

persepsi

etis

akuntan

manajemen diterima. Kondisi tersebut sejalan dengan hasil


penelitian Lam dan Shi (2008:463) serta penelitian Elias dan
Farag (2010:274), yang menemukan bahwa perempuan memiliki
perilaku tidak etis lebih rendah dibandingkan dengan laki-laki,
hal tersebut disebabkan karena perempuan lebih berhati-hati
dalam

mengambil

suatu

tindakan

dan

berusaha

untuk

menghindari risiko yang dapat merugikan dirinya dalam jangka


panjang.
b) Pengujian Hipotesis H2 (Masa Kerja Terhadap Persepsi Etis)
Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa terdapat pengaruh negatif
(koefisien parameter -0.558) dan signifikan antara masa kerja
(MK) terhadap persepsi etis (PE). Hal tersebut terjadi, karena
kedua variabel memiliki nilai t statistik di atas 1.96, yakni sebesar
6.129. Lama masa kerja akuntan manajemen lebih dari 5 tahun
lebih dominan dari 2 kategori lainnya, yakni < 3 tahun dan 3-5
tahun, yang berarti semakin tinggi lama masa kerja akuntan
manajemen, maka akan semakin rendah persepsi etis mereka.
Dengan demikian hipotesis 2 yang menyatakan terdapat pengaruh
perbedaan lama masa kerja terhadap persepsi etis akuntan
manajemen

diterima.

Hasil

pada

penelitian

ini

juga

mengkonfirmasi skema waktu yang dibuat oleh Scott (2009:316),


di mana skema tersebut menggambarkan bahwa tindakan
kecurangan yang dilakukan oleh akuntan manajemen tidak terjadi
pada periode awal mereka bekerja.
c) Pengujian Hipotesis H3 (Jenis Kelamin Terhadap Tingkat Love of
Money)
Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa terdapat pengaruh negatif
(koefisien parameter -0.473) dan signifikan antara jenis kelamin
(JK) terhadap love of money (LOM). Hal tersebut terjadi, karena
SNA 17 Mataram, Lombok
Universitas Mataram
24-27 Sept 2014

15

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

kedua variabel memiliki nilai t statistik di atas 1.96, yakni sebesar


12.812. Jenis kelamin perempuan memiliki tingkat love of money
0.473 lebih rendah dibandingkan jenis kelamin laki-laki, yakni
0.527 yang berarti kaum perempuan memiliki tingkat love of
money lebih rendah daripada kaum laki-laki. Dengan demikian
hipotesis 3 yang menyatakan terdapat pengaruh perbedaan jenis
kelamin terhadap tingkat love of money

akuntan manajemen

diterima. Hasil penelitian ini mengkonfirmasi pada penelitian


sebelumnya yang dilakukan oleh Tang et al. (2000) dalam Elias
dan Farag (2010), bahwa karyawan perempuan cenderung tidak
mementingkan uang daripada laki-laki.
d) Pengujian Hipotesis H4 (Masa Kerja Terhadap Tingkat Love of
Money)
Dari Tabel 4 terlihat bahwa terdapat pengaruh positif
(koefisien parameter 0.622) dan signifikan antara masa kerja
(MK) terhadap love of money (LOM).

Hal tersebut terjadi,

karena kedua variabel memiliki nilai t statistik di atas 1.96, yakni


sebesar 21.540. Lama masa kerja akuntan manajemen lebih dari 5
tahun lebih dominan dari 2 kategori lainnya, yakni < 3 tahun dan
3-5 tahun, yang berarti semakin tinggi lama masa kerja akuntan
manajemen, maka semakin tinggi pula tingkat love of money
mereka. Dengan demikian hipotesis 4 yang menyatakan terdapat
pengaruh perbedaan lama masa kerja terhadap tingkat love of
money

akuntan manajemen diterima. Kondisi tersebut terjadi

karena semakin lama masa kerja yang dimiliki oleh akuntan


manajemen, maka motivasi untuk memperoleh pekerjaan,
jabatan, kekuasaan, dan gaji yang lebih memuaskan pun akan
cenderung meningkat (Fahmi, 2013:39).
e) Pengujian Hipotesis H5 (Love of Money Terhadap Persepsi
Etis)

SNA 17 Mataram, Lombok


Universitas Mataram
24-27 Sept 2014

16

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa terdapat pengaruh negatif


(koefisien parameter -0.236) dan signifikan antara love of money
(LOM) terhadap persepsi etis (PE), yakni semakin tinggi tingkat
love of money akuntan manajemen, maka akan semakin rendah
persepsi etis mereka. Hal tersebut terjadi, karena kedua variabel
memiliki nilai t statistik di atas 1.96, yakni sebesar 2.053.
Dengan demikian hipotesis 5 yang menyatakan terdapat pengaruh
love of money terhadap persepsi etis akuntan manajemen
diterima. Kondisi tersebut sejalan dengan beberapa penelitian
sebelumnya yang menguji pengaruh antara love of money dengan
persepsi etis, yakni penellitian Elias (2010) dan Tang dan Chiu
(2003). Kedua penelitian tersebut menghasilkan pengaruh negatif
antara love of money dengan persepsi etis. Dengan demikian
tingkat love of money yang dimiliki oleh akuntan manajemen
memiliki dampak yang signifikan dan langsung pada persepsi
tidak etis.
f) Pengujian Variabel Love of Money Sebagai Variabel
Intervening
Pengaruh langsung antara jenis kelamin dan masa kerja
dengan persepsi etis akuntan manajemen lebih kecil daripada
pengaruhnya terhadap love of money, yakni jenis kelamin
terhadap persepsi etis sebesar 10.285, kemudian masa kerja
terhadap persepsi etis sebesar 6.129. Sementara itu jenis kelamin
terhadap love of money sebesar 12.812, masa kerja terhadap love
of money sebesar 21.540. Sehingga love of money terbukti
memberikan pengaruh tidak langsung dalam penelitian ini atau
dapat dikatakan sebagai variabel intervening.

SNA 17 Mataram, Lombok


Universitas Mataram
24-27 Sept 2014

17

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

KESIMPULAN DAN SARAN


Diskusi dan Kesimpulan
Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa jenis kelamin memiliki pengaruh positif
terhadap persepsi etis akuntan manajemen; sedangkan masa kerja memiliki pengaruh
negatif. Sementara itu terdapat pengaruh negatif antara jenis kelamin terhadap love of
money, dan terdapat pengaruh positif antara masa kerja terhadap love of money, serta
adanya pengaruh love of money terhadap persepsi etis akuntan manajemen. Penelitian
kali ini juga memberikan kesimpulan bahwa, veriabel love of money terbukti sebagai
variabel intervening, karena memberikan pengaruh tidak langsung dalam penelitian ini.
Hasil penelitian ini juga menunjukkan, bahwa 95.4% dari varians love of money
dapat dijelaskan oleh perubahan dalam variabel jenis kelamin dan masa kerja,
sedangkan sisanya 4.6% dijelaskan oleh faktor lain. Sementara itu 95.6% dari varians
persepsi etis dapat dijelaskan oleh perubahan dalam variabel jenis kelamin, love of
money dan masa kerja, dan sisanya 4.4% dijelaskan oleh faktor lain.
Implikasi Penelitian
1.

Hasil penelitian ini memberikan konfirmasi empiris bahwa jenis kelamin


memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap persepsi etis akuntan
manajemen. Jenis kelamin perempuan jauh lebih etis dibandingkan dengan jenis
kelamin laki-laki, yakni 0.789 sedangkan kaum laki-laki hanya sebesar 0.211. Hal
tersebut memberikan implikasi pada perusahaan, yakni tindakan kecurangan yang
terjadi di dalam sebuah perusahaan lebih banyak atau dominan dilakukan oleh
laki-laki. Kondisi tersebut sejalan dengan hasil penelitian Lam dan Shi (2008:463)
serta penelitian Elias dan Farag (2010:274), yang menemukan bahwa perempuan
memiliki perilaku tidak etis lebih rendah dibandingkan dengan laki-laki, hal
tersebut disebabkan karena perempuan lebih berhati-hati dalam mengambil suatu
tindakan dan berusaha untuk menghindari risiko yang dapat merugikan dirinya
dalam jangka panjang.

2.

Hasil penelitian ini memberikan konfirmasi empiris, bahwa masa kerja


berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap persepsi etis akuntan
manajemen. Semakin lama seseorang bekerja, maka persepsi etisnya akan
semakin rendah. Kondisi tersebut memberikan implikasi pada perusahaan, yakni

SNA 17 Mataram, Lombok


Universitas Mataram
24-27 Sept 2014

18

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

tindakan kecurangan yang terjadi lebih banyak dilakukan oleh akuntan


manajemen (accounting manager) yang telah memiliki masa kerja cukup lama,
sehingga pihak manajemen perusahaan diharapkan dapat memberikan perhatian
khusus terhadap mereka, untuk mencegah tindakan kecurangan yang akan
merugikan perusahaan.
3.

Hasil penelitian ini memberikan konfirmasi empiris, bahwa jenis kelamin


berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap love of money. Jenis kelamin
laki-laki memiliki tingkat love of money lebih tinggi dibandingkan dengan jenis
kelamin perempuan, yakni jenis kelamin perempuan memiliki tingkat love of
money 0.473 lebih rendah daripada jenis kelamin laki-laki yang memiliki tingkat
love of money sebesar 0.527. Hal tersebut memberikan implikasi terhadap
perusahaan, yakni akuntan manajemen (accounting manager) dengan jenis
kelamin laki-laki cenderung lebih tinggi kecintaan terhadap uang dibandingkan
dengan karyawan perempuan.

4.

Hasil penelitian ini memberikan konfirmasi empiris, bahwa masa kerja memiliki
pengaruh positif dan signifikan terhadap love of money. Kondisi tersebut terjadi
karena semakin lama masa kerja yang dimiliki oleh akuntan manajemen
(accounting manager), maka motivasi untuk memperoleh pekerjaan, jabatan,
kekuasaan, dan gaji yang lebih memuaskan pun akan cenderung meningkat
(Fahmi, 2013:39). Sehingga hasil tersebut memberikan implikasi bagi perusahaan,
yakni karyawan atau dalam hal ini akuntan manajemen (accounting manager)
yang telah memiliki masa kerja cukup lama, maka tingkat kecintaan terhadap
uang pun ikut meningkat, yang dapat menyebabkan tindakan kecurangan tersebut
terjadi.

5.

Hasil penelitian ini memberikan konfirmasi empiris, bahwa love of money


memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap persepsi etis akuntan
manajemen (accounting manager). Akuntan manajemen (accounting manager)
dengan tingkat love of money yang lebih tinggi, maka cenderung memiliki tingkat
persepsi etis yang lebih rendah dibandingkan dengan akuntan manajemen yang
memiliki tingkat love of money lebih rendah. Hal tersebut memberikan implikasi
bagi perusahaan, yakni ketika akuntan manajemen memiliki tingkat love of money

SNA 17 Mataram, Lombok


Universitas Mataram
24-27 Sept 2014

19

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

yang tinggi, maka mereka cenderung akan melakukan segala cara di dalam
melaksanakan setiap tugas dan tanggung jawabnya untuk memperoleh apa yang
mereka inginkan, meski harus bertentangan dengan etika.

Keterbatasan dan Saran


1.

Penelitian ini menggunakan satu populasi/sampel yang cukup sempit, sehingga


ruang generalisasinya juga sempit. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan agar
memperluas populasinya.

2.

Penelitian hanya menggunakan dua buah faktor yang dapat mempengaruhi love
of money dan persepsi etis. Untuk itu penelitian selanjutnya dapat menggunakan
faktor lain, seperti umur, tingkat pendidikan, status ekonomi, dan latar belakang
etika sebagai faktor yang dapat mempengaruhi tingkat love of money dan
persepsi etis.

SNA 17 Mataram, Lombok


Universitas Mataram
24-27 Sept 2014

20

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

Daftar Pustaka

Arlow, P. 1991. Personal characteristics in college students evaluations of business


ethics and corporate social responsibility, Journal of Business Ethics. Vol. 10,
pp. 63-69.
Bungin, Burhan. 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif: komunikasi, ekonomi, dan
kebijakan public serta ilmu-ilmu sosial lainnya. Kencana, Jakarta.
Charismawati, Dhian, Celvia. 2011. Skripsi Akuntansi, Analisis Hubungan antara Love
of Money dengan Persepsi Etika Mahasiswa Akuntansi. Universitas
Diponegoro, Semarang.
Dewi, Nurmala, Herwinda. 2010. Skripsi Akuntansi, Persepsi Mahasiswa Atas Perilaku
Tidak Etis Akuntan. Universitas Diponegoro, Semarang.
Deshpande, S.P. 1997. Managers perception of proper ethical conduct: the effect of
sex, age, and level of education. Journal of Business Ethics. Vol. 16 No. 1, pp.
79-85.
Elias, Z.R., dan Farag Magdy. 2010. The relationship between accounting students' love
of money and their ethical perception. Managerial Auditing Journal. Vol. 25,
No.3, (2010), pp.269 281.
Fahmi, Irfan. 2013. Perilaku Organisasi, Teori, Aplikasi, dan Kasus. Alfabeta,
Bandung.
Furnham, Adrian dan Argyle, Michael. 2008. The Psychology of Money. Routledge,
London.
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi analisis multivariat dengan program SPSS. BP UNDIP,
Semarang.
Ghozali, Imam, 2008, Konsep dan Aplikasi dengan Program Amos 16.0, BP, UNDIP,
Semarang.
Ghozali, Imam. 2011. Structural Equation Modeling Metode Alternatif Dengan Partial
Least Square PLS, Edisi 3. Badan Penerbit UNDIP, Semarang.
Ivancevich, M., Jhon, Konopaske Robert, dan Matteson, T.M. 2007. Organizational
Behavior and Management, Seventh Edition. Erlangga, Jakarta.
Keraf, Sonny, A., Dr. 2000. Etika Bisnis: Tuntutan dan Relevansinya. Kanisius,
Yogyakarta.
Lam, K., and Shi, G. 2008. Factors affecting ethical attitudes in Mainland China and
Hong Kong. Journal of Business Ethics. Vol. 77, pp. 463-479.
Luna-Arocas, R., dan Tang, T.L.P. 2005. Money profiles: the love of money, attitudes,
and needs. Journal of Accounting Ethics. Vol. 34, No.5, pp. 603-618.
Normadewi, Berliana. 2012. Skripsi Akuntansi, Analisis Pengaruh Jenis Kelamin dan
Tingkat Pendidikan terhadap Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi dengan Love
of Money sebagai Variabel Intervening. Universitas Diponegoro, Semarang.
Rahmawati, Putri, Isna. 2012. Perilaku Manajemen Laba: Pengaruh Jenis Profesi, Love
Of Money, Sikap Skeptis dan Komitmen Profesional. Tesis Universitas Gajah
Mada, Yogyakarta.
Robbins, Stephen P., dan Judge, Timothy, A. 2008. Perilaku Organisasi Organizational
Behavior. Salemba Empat, Jakarta.

SNA 17 Mataram, Lombok


Universitas Mataram
24-27 Sept 2014

21

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

Robertson, C.J. 2008. An analysis of 10 years of business ethics research in Strategic


Management Journal: 1996-2005. Journal of Business Ethics. Vol. 80, pp. 745753.
Sarwono, Jonathan. 2012. Path Analysis dengan SPSS: Teori, Aplikasi, Prosedur
Analisis untuk Riset Skripsi, Tesis, dan Disertasi. PT Elex Media Komputindo,
Jakarta.
Sasongko, Budi, Basuki, dan Hendrayanto. 2007. Internal Audit dan Dilema Etika.STIE
Perbanas, Surabaya.
Schiffman L.G., dan Kanuk L.L. 2004. Consumer Behaviour. International Edition 8th.
Pearson Prentice Hall, New Jersey.
Scott, William, R. 2009. Financial accounting Theory. Fifth Editio. Pretince Hall,
Toronto.
Siagian, Sondang, P. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara, Jakarta.
Sloan, A. 2002. The jurys in: greed isnt good. News Week. 24 June, p. 37.
Sugiri, Slamet dan Sulastiningsih. 2004. Akutansi Manajemen Sebuah Pengantar. Edisi
Ketiga. UPP AMP YKPN, Yogyakarta.
Sugiyono. 2009. Statistika untuk Penelitian. Alfabeta, Bandung.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R&D. Alfabeta, Bandung.
Sulystyanto, Sri. 2008. Manajemen Laba, Teori dan Model Empiris. Grasindo, Jakarta.
Sunyoto, Danang. 2009. Analisis Regresi dan Uji Hipotesis. MedPress, Yogyakarta.
Supardi, U.S. 2013. Aplikasi Statistika Dalam Penelitian: Konsep Statistika yang Lebih
Komprehensif. Smart (Prima Ufuk Semesta), Jakarta.
Tampubolon, P., Manahan, Dr., Prof. 2012. Perilaku Keorganisasian (Organization
Behavior). Edisi Ketiga. Ghalia Indonesia, Bogor.
Tang, T.L.P. 1992. The Meaning of Money Revisited, Journal of Organizational
Behavior. Vol. 13, pp. 197-202.
Tang, T.L.P., dan Chiu, R.K. 2003. Income, money ethics, pay satisfaction,
commitment, and unethical behavior: is the love of money the root of evil for
Hong Kong employees?. Journal of Business Ethics. Vol. 46, pp. 13-30.
Tang, T.L.P., Luna-Arocas, dan Whiteside, D., Harold. 2003. Money Ethic
Endorsement, Self-Reported Income, and life Satisfaction: University Faculty in
the US and Spain. Personal Review. Vol. 32, No. 6, pp. 1-35.
Tang, T.L.P., Tang, D.S.H., dan Luna-Arocas, R. 2005. Money profiles: the love of
money, attitudes, and needs. Personnel Review. Vol. 34, No. 5, pp. 603-624.
Tang, T.L.P., Tang T.L.N., and Homaifar, B.Y. 2006. Income, the love of money, pay
comparison, and pay satisfaction, Race and gender as moderators. Journal of
Managerial Psychology. Vol. 21, No. 5, pp. 476-491.
Tang, T.L.P., and Chen, Y.J. 2008. Intelligence vs wisdom: the love of money,
Machiavellianism, and unethical behavior across college major and gender.
Journal of Business Ethics. Vol. 82, pp. 1-26.
Uddin, N. and Gillett, P.R. 2002. The effects of moral reasoning and self-monitoring on
CFO intentions to report fraudulently on financial statements. Journal of
Business Ethics. Vol. 40, pp. 15-32.
Umar, Husein. 2004. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Rajawali Pers,
Jakarta .

SNA 17 Mataram, Lombok


Universitas Mataram
24-27 Sept 2014

22

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

Yamin, Sofyan, dan Kurniawan, Heri. 2011. Generasi Baru Mengolah Data Penelitian
dengan Partial Least Square Path Modeling. Salemba Infotek, Jakarta.
Yessica. 2004. Skripsi Akuntansi, Pengaruh Kepuasan Kerja, Jenis Kelamin, Masa
Kerja, dan Komite Organisasional Terhadap Keinginan Berpindah Kerja Pada
Staf Kantor Akuntan Publik di Semarang. Universitas Katolik Soegijapranata,
Semarang.

SNA 17 Mataram, Lombok


Universitas Mataram
24-27 Sept 2014

23

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

You might also like