Download as ppt, pdf, or txt
Download as ppt, pdf, or txt
You are on page 1of 71

Personality in Medicine

Based on reference paper by


Prof. dr.Sasanto Wibisono, SpKJ (K)
Faculty of Medicine UI, Jakarta

Introduction
Medicine is a profession
that is closely related to

the total nature of


human life, not merely
deals with diseases, or
study on medical science
or just the mastery
of medical skills

Introduction
A good doctor, therefore, must
have a good understanding of
human life and suffering and
the ability of an empathic interpersonal approach
Kemampuan melakukan pendekatan interpersonal yang empatik,
pemahaman mengenai kehidupan dan penderitaan manusia secara
menyeluruh, merupakan kualifikasi yang harus dimiliki oleh

seorang dokter yg baik.

11/12/2000

Prof dr Sasanto Wibisono, SpKJ (K)

Such an ability cannot be achieved


through a course of scientific medical
education only, but it needs a certain

quality of individual personality

plus a condusive environment


for that purpose Kemampuan tsb tidak dapat dihasilkan hanya melalui
suatu program pendiendidikan ilmiah kedokteran saja, tetapi juga mensyaratkan kualifikasi
kepribadian individu dan lingkup pendidikan yg kondusif utk bidangkedokteran tsb.

Why is a doctor/candidate doctors personality so


important? Mengapa perilaku / kepribadian dokter / calon dokter begitu penting?
What is expected from a doctors attitude/behavior?
Apa yg diharapkan dari sikap & perilaku dokter?

Doctor was a highly respected profession. Is it


now? Dahulu profesi dokter sangat dihormati, bagaimana sekarang?

What important adjustments are needed in the


anticipation of problems? Aspek penyesuaian apa yg penting dlm
mengantisipasi berbagai masalah?

What are the expectations


of the patients & family
Ketepatan, ketelitian,
kecepatan, keramahan,

keamanan,
Kejelasan komunikasi,
kelengkapan, aksesibiliti.

The purpose of medicine

To improve the quality of health


Meningkatkan taraf kesehatan

To improve the meaning of life


as a whole. Meningkatkan makna hidup
secara menyeluruh

Towards

better quality of life


Menuju kualitas hidup

yang lebih baik.

Doctor-patient relationship (1)


covers a more complex interpersonal aspect, more than just a social
communication, work contract
or trade contract.

It contains a sacred mission which


is based on professionalism, trust,

ketulusan, care and empathic wisdom.


menjangkau segi interpersonal yang lebih kompleks dari sekedar komunikasi sosial,
'kontrak kerja' atau 'kontrak dagang'. Mengandung makna misi suci (sacred mission)
yang dilandasi keahlian profesional, ketulusan, kepercayaan, kepedulian dan kebijakan yg
empatik.

11/12/2000

Prof dr Sasanto Wibisono, SpKJ 8(K)

Doctor-patient relationship (1)


Doctor-patient

relationship
involves humans, based on
trust, that the
doctor will
do the best
to help the patient
from their suffering

Hubungan dokter-pasien merupakan hubungan antar manusia,


didasarkan atas kepercayaan bahwa dokter
akan

berusaha menolong menyembuhkan pasien

Doctor-patient relationship
Doctor-patient

relationship should reflect


the equal rights among
humans
An effective communication with empathy is needed to build partnership

Hubungan dokter-pasien seyogyanya merupakan hubungan yg


mendekati persamaan hak antar manusia

Dibutuhkan komunikasi yg efektif disertai empati,


agar timbul kemitraan dlm hubungan ini

Doctor-patient relationship (2)


Key words: acceptance-empathy-rapport

Acceptance: accepting the patient as he/she is menerima


pasien apa adanya

Empathy: the ability to understand and


to feel other persons opinion, hope and reaction to
certain situation
kemampuan untuk memahami dan menghayati, bukan hanya segi kognitif akan tetapi juga afektif.

Rapport: the establishment of an empathic


interpersonal relationship , with understand-ing and
trust terjalinnya kondisi hubungan inter-personal yang empatik, dengan suasana kepercayaan
dan mengertian.

Not by theory,
independent of
IQ, or academic
ability!

Not all doctors is


able to behave
professionally/
show ethical
attitude

Doctor-patient
How do
relationship
(2)
candidate
doctors
achieve
the ability?

Bukan dengan teori, tidaktergan-tung IQ,


maupun kemampuan akademik!

Tidak semua dokter mampu berperilaku/


bersikap etis, profesional dan berempati

Doctor-patient relationship (2)


depends on
How do
candidate
doctors
achieve

the personalitybackground

process of individual development/experience

culture & environment

pattern of thought

the ability?

feeling / conscience

Tergantung latar belakang

attitude behavior

kepribadian,proseperkembanga
n/pengalaman individu, budaya
& lingkungan, pola pikir,
perasaan/ nurani, sikap
& perilaku

of the candidate

Understanding
behavior&personality

Behavior & Personality


The human
behavior is derived
from learning
(learned behavior
><
instictual behavior
as in animals).

Influenced by factors
biologic
(genetic&constitustional & aquired)

psycho-educational (process
of learning, cognitive afective)

social/environmental (social,
physical, cultur- al, religious)

Behavior & Personality

Gradually deve- lops


to form the personality
pattern which underlies
the behavior.
This pattern
stabil-ized in
adulthood, not eaasily
changed in many
individuals .

ORGANO-BIOLOGIC

PSYCHO-EDUCTIVE

SOCIAL-ENVIRONMENT
INCLUDING CULTURAL-RELIGION
ENVIRONMENT
Prof. Dr. Sasanto Wibisono

ORGANO-BIOLOGIC

PSYCHO-EDUcATIVE

PERSONALITY
SOCIO-CULTURAL-ENVIRONMENTAL

Prof. Dr. Sasanto Wibisono

Supra-natural
Religion,spiritual

Organobiologic

Psychoeducative
Bio-psycho-social
Field of study

nature
environment
Social-cultural
& lenvironment
(including religion)

Sasanto Wibisono, 1992

Attitude, Behavior, Personality (1)


Attitude

the way of presenting one- self


in social communicat- ion, state
of mind or feeling
(eg: envious
attitude,
inferiority
feeling, etc)

functional expression
of behavior.

Sikap

cara
memba-wakan
diri dlm
komunikasi sosial; status
mental atau
perasaan (misal:
sikap iri, rendahdiri, dsb) =>

ekspresi fungsional perilaku.

Attitude, Behavior, Personality (1)


Behavior

Cara khas individu


The specific way of indidlm bertindak atau
berespon terhadap
viduals in acting or
rangsangan
responding to external as well as eksternal maupun
internal
internal stimulus.
This
Diekspresikan dlm
pattern is expressed
in
si- kap dan
dilandasi
attitude and is based on the
kecenderungan
personality tendency.
kepribadian.

Attitude, Behavior, Personality (1)


is a gener-al Perilakukanmerupaistilah umum term - conduct - refers to tindakan (conduct)lebih merupakan
action based on ethical
perbuatan , dilandasi
and moral consideration.pertimbangan etik

Behavior,

Behavior

is a functional manifesttation that


reflects the personality

dan moral.

Perilaku merupakan
manifestasi fungsi-onal
kepribadian - suatu
refleksi kepribadian.

Attitude, Behavior, Personality (1)


Personality

Personality

de-velops
during life and take
its form (profile)
which is more or less
stable at adult

specific character-istics
of individual, -the
totality of various mental
attitude, tendencies,

character, behavior,

emotion, that is unique


for each individual

Kepribadian ciri khas individu menunjukkan

keseluruhan sikap mental, kualitas dan berbagai


kecenderungan, karakter, perilaku, emosi, yg
unik bagi individu tsb. Berkembang sepanjang
hayat dan mengambil bentuknya (profil) yang
kurang lebih menetap pada usia dewasa.

Attitude, Behavior, Personality (1)


Personality

pattern is
unique for each
individual (including doctors) :
the basis of behaving/acting towards the
patients.

Corak kepribadian unik bagi setiap


individu, juga sbg dokter =>landasan
berperilaku => sikap perlakuan thd pasien

Attitude, Behavior, Personality (1)


Not

all personality
pattern is condusive for medical
profession. Adjustment is needed for
candidates. Each
profession need special
adjustment. Tidak semua pola
kepribadian kondusif untuk bidang profesi
dokter => perlu kesesuaian. Setiap profesi memiliki kesesuaian sendiri

Variuos personality
patterns are not suit-able
as medical pro-fession:
schizoid, obsessive
(ananclastic),
paranoid, depen-dent,
sociopathic (anti-social,
psychopathic). Berbagai corak
pola kepribadian a.l: skizoid, obsesif
(anankastik), paranoid, dependen, sosiopatik
(anti-sosial, psikopat), dsb.

To change
behaviour/
Medical
personality?
education:

learning
to be a doctor,
includeing tp
learn the behavior
&attitude expected from doctors

intention/will to
change, supported by condusive
environment

To change
behaviour/
Behavior
personality?
can be
altered /
adapted,
provided:

Flexible basic
characteristics
of personality

Perilaku masih dapat diubah / diarahkan bila :

ada dorongan kemauan untuk berubah, dibantu


lingkungan yang kondusif.

Landasan ciri dasar kepribadian tidak kaku.

Adaptation

From the
students side

Kondusivitas

kepribadian
Kemampuan penyesuaian akibat
perbedaan latarbelakang kultural
dan pendidikan
Penyesuaian kearah profesi dokter:
Penyesuaian cara belajar &
kerjasama tim
Penyesuaian pandangan / falsafah
hidup
Kemampuan

tilikan dan
kemampuan untuk pengembangan
diri.

The ability to adapt oneself


to a new, different
culture and education
Adaptation towards medical
profession:
adaptation of
learning style, teamwork, and
phylosophy of life
The ability of self reflection
and self development

The condusivity of
personality

Entrance

selection

Clearness

The role
of
institution

, consistency
and the consequence of
various regulation
(including sanction)

Dari segi lembaga pendidikan:


Seleksi

masuk
Kejelasan, konsistensi dan
konsekuensi berbagai
peraturan (termasuk sangsi)
Kejelasan program
pendidikan
Suasana lingkungan kampus
Panutan

sebagai bagian
pembelajaran
berkesinambungan.

Clear educational program

Campus

atmosphere
Role model as continous
learning source

Summary (1)

Personality is an important asset for medical


doctors
Kepribadian/perilaku merupakan aset penting bagi sosok dokter

Human behavior is learned, not instinctual.


Personality bacground plays an important role.
Perilaku manusia adalah
perilaku yang dipelajari , bukan perilaku instinktual Latar belakang kepribadian
merupakan hal yg sangat penting

Self evaluation or reflection on oneselfs behavior


is not easy
Menilai
atau melihat perilaku sendiri (tilikan) tidak mudah dilakukan

Summary(2)

Not all personality pattern is condusive for medical


profession, as it deals a lot with doctor-patient relationship
Tidak semua bentuk kepribadian kondusif untuk profesi kedokteran, yg meng-utamakan
hubungan dokter-pasien.

Some patterns of personality /behavior is not readily


altered (changed) without strong motivation as well
as role model.
Berbagai ciri dasar
kepribadian/perilaku tidak mudah berubah, tanpa motivasi pribadi dan contoh panutan
berkelanjutan

The ability to empaathyze should be developed since early


childhood, it can not appear only by theoretical learning.
Kemampuan berempati (dan kualifikasi
hubungan dokter pasien lain) tidak cukup hanya dipelajari dari teori, perlu dikembangkan sejak kecil.

Summary (3)

Throughout the medical education years, medical


students should be encouraged
to be aware
and to increase the ability of self assessment as
continuous effort to-wards the personality
development and maturity. Selama pendidikan dokter perlu ditimbulkan
kesadaran & dorongan pribadi yg terus-menerus agar mahasiswa mampu meningkatkan kemampuan tilikan diri,
menuju perkembangan / kematangan kepribadian.

Role models and long term monitor-ing by the


teaching staff is necessary
Dibutuhkan panutan dan pemantauan jangka lama oleh staf
pengaja

Behaviour /Personality
in Medicine

Thank You

PERILAKU / KEPRIBADIAN
& PENDIDIKAN DOKTER

Prof. dr.Sasanto Wibisono, SpKJ (K)


Fakultas Kedokteran UI, Jakarta

PENGANTAR
Kedokteran adalah bidang profesi yg sangat
erat dgn hakekat
kehidupan manusia secara
menyeluruh,

bukan sekedar mempelajari penyakit,


pengobatan, atau
pendalaman ilmu
kedokteran /penguaasaan ketrampilan
medik saja.

PENGANTAR

Kemampuan melakukan pendekatan interpersonal yang empatik,


pemahaman mengenai kehidupan
dan penderitaan manusia secara
menyeluruh, merupakan kualifikasi
yang harus dimiliki

oleh seorang dokter yg baik.


11/12/2000

Prof dr Sasanto Wibisono, SpKJ (K)

37

Kemampuan tsb tidak dapat dihasilkan hanya melalui suatu program


pendidikan ilmiah kedokteran saja,

tetapi juga mensyaratkan


kualifikasi kepribadian individu dan
lingkup pendidikan yg kondusif
utk bidang kedokteran tsb.

Setiap

bidang profesi pd dasarnya memerlukan persyaratan kualifikasi kepribadian tertentu yg kondusif untuk
bidang tersebut, meskipun tidak selalu
harus kaku.

Salah

satu aspek yang sangat mendasar dalam menentukan perilaku


dokter adalah aspek kepribadian.

Penilaian

terhadap segi afektif


& perilaku da-lam pendidikan
kedok-teran masih kurang /
/belum diprioritaskan (umum
di negara ter-belakang atau
negara berkemng prioritasnya adalah memenuhi
kebutuhan tenaga tukang
kedokteran).

11/12/2000

Banyak orang dapat


menyelesaikan pen-didikan
dokter meski-pun tidak
memenuhi 'persyaratan'
kualifikasi kepribadian.

Hal ini antara lain menjadi sebab


banyaknya masalah terkait
pelanggaran etika profesi dan
malpraktek dalam praktek
kedokteran.

Prof dr Sasanto Wibisono, SpKJ (K)

40

Dampak

ketidak
sesuaian aspek
kepribadian sering sudah terlihat pada tahun
pertama pendidikan kedokteran dan semakin
bertambah jelas
pada
tahap klinik

Dampak terjadi
dalam bentuk a.l.

gangguan penyesuaian
(disertai gejala pada perilaku, gangguan mood
maupun gangguan
proses belajar),

gangguan psikofisiologik /psikosomatik


bahkan sampai

gangguan psikosis.

Mal-adaptasi

yang bersumber pada kepribadian calon dokter dapat bermanifestasi

sebagai sikap/pendekatan klinis


yang merugikan pasien.
Di

bidang kedokteran, hal tersebut lebih terasa bila dibanding dengan bidang profesi
lain, karena untuk bidang kedokteran,
selain kemampuan akademik dan
ketrampilan, juga sangat diutamakan
kualitas hubungan interpersonal dalam
hubungan dokter-pasien.

11/12/2000

Prof dr Sasanto Wibisono, SpKJ (K)

42

Perubahan tata nilai kehidupan sosial yang cepat mulai menggoyahkan tata-nilai kehidupan,
sehingga'kontrak praktek dokter'
antara dokter-pasien, sudah menyerupai kontrak kerja/kontrak
dagang,ditambah berbagai
konsekuensi legal (yuridis),
hubungan yang berlandaskan kepercayaan pun mulai diragukan
11/12/2000

Prof dr Sasanto Wibisono, SpKJ (K)

43

Mengapa perilaku / kepribadian dok-ter / calon


dokter begitu penting?

Apa yg diharapkan dari sikap & perilaku dokter?

Dahulu profesi dokter sangat dihormati,


bagaimana sekarang?

Aspek penyesuaian apa yg penting dlm


mengantisipasi berbagai masalah?

Kedokteran & Hakekat Kehidupan

Bidang ilmu yang erat dengan hakekat kehidupan


manusia.
Bukan sekedar urusan penyakit, pengobatan, hidupmati, penguasaan
ilmu, ataupun ketrampilan medik.

Tujuan:

Meningkatkan taraf kesehatan


Meningkatkan makna hidup secara menyeluruh
Menuju kualitas hidup yang lebih baik.

Hubungan dokter-pasien (1)


menjangkau segi interpersonal
yang lebih kompleks dari sekedar
komunikasi sosial, 'kontrak kerja'
atau 'kontrak dagang'.
Mengandung makna misi suci
(sacred mission) yang dilandasi
keahlian profesional, ketulusan,
kepercayaan, kepedulian dan
kebijakan yang empatik.
11/12/2000

Prof dr Sasanto Wibisono, SpKJ (K)

46

Hubungan Dokter-Pasien (2)


Kata-kunci: acceptance-empathy-rapport

Acceptance: menerima pasien apa adanya

Empathy: kemampuan untuk memahami dan


menghayati, bukan hanya segi kognitif akan tetapi
juga afektif.

Rapport: terjalinnya kondisi hubungan inter-personal


yang empatik, dengan suasana kepercayaan dan
mengertian.

Merupakan dasar utama hubungan dokter-pasien

Hubungan Dokter-Pasien (3)

Bagaimana mencapai kemampuan tsb?

Bukan dengan teori, tidak tergantung IQ, maupun


kemampuan akademik!

Tergantung latar belakang kepribadian, proses


perkembangan/pengalaman indivi-du, budaya &
lingkungan, pola pikir, perasaan/ nurani, sikap &
perilaku.

Tak semua dokter mampu berperilaku/ bersikap etis,


profesional dan berempati

Memahami
Perilaku & Kepribadian

Perilaku & Kepribadian


Perilaku

manusia - perilaku yang dipelajari (learned


behavior - bukan instictual behavior).
Dipengaruhi oleh
landasan biologis (genetik-konstitusi &didapat) psiko-edukatif
(proses pembelajaran kognitif maupun afektif) dan pengaruh
sosial/lingkungan
(sosial, fisik, budaya, agama, dsb)
Berkembang

bertahap, membentuk pola kepribadian =>


landasan berperilaku. Pola kepribadian menetap pada usia
dewasa, pada beberapa orang tidak mudah berubah .

ORGANO-BIOLOGIK

PSIKO-EDUKTIF

SOSIAL-LINGKUNGAN
Termasuk BUDAYA, AGAMA
LINGKUNGAN HIDUP
Prof. Dr. Sasanto Wibisono

ORGANO-BIOLOGIK

PSIKO-EDUKATIF

KEPRIBADIAN
SOSIO-BUDAYA/LINGKUNGAN

Prof. Dr. Sasanto Wibisono

Supra-natural
Agama/Spiritual

Organo Biologik

Psiko-edukatif

Bidang Kajian Ilmu

BIO-PSIKO-SOSIAL
Alam
Lingkungan

Sosial-budaya
& lingkungan
(termasuk agama)
Sasanto Wibisono, 1992

Sikap, Perilaku & Kepribadian (1)


Sikap cara membawakan diri dlm komuni-kasi

sosial; status mental atau perasaan (misal: sikap iri, rendahdiri, dsb.) => ekspresi fungsional perilaku.

Perilaku (Behavior) cara khas individu dlm


bertindak atau berespon terhadap rangsangan
eksternal maupun internal. Diekspresikan dalam sikap
dan dilandasi kecenderungan kepribadian.

Perilaku merupakan istilah umum - tindakan


(conduct)-lebih merupakan perbuatan , dilan-dasi
pertimbangan etik dan moral.

Sikap, Perilaku & Kepribadian (2)

Perilaku merupakan manifestasi fungsional


kepribadian - suatu refleksi kepribadian.

Kepribadian ciri khas individu menun-

jukkan keseluruhan sikap mental, kualitas dan


berbagai kecenderungan, karakter, perilaku,
emosi, yg unik bagi individu tsb. Berkembang
sepanjang hayat dan mengambil bentuknya
(profil) yang kurang lebih menetap pada usia
dewasa.

Sikap, Perilaku & Kepribadian (3)

Corak Kepribadian unik bagi setiap individu, juga

sebagai dokter => landasan ber-perilaku => sikap


perlakuan thd pasien
Tidak

semua pola kepribadian kondusif untuk


bidang profesi dokter => perlu kesesuaian. Setiap
profesi me-miliki kesesuaian sendiri

Berbagai corak pola kepribadian a.l: skizoid, obsesif (anankastik),


paranoid, dependen, sosiopatik (anti-sosial, psikopat), dsb.

Memakai masker
ketika sedang pilek
menunjukkan
pola kepribadian
yg peduli kepada
kemaslahatan sesama

Mengubah Perilaku / Kepribadian?


Pendidikan

dokter: belajar menjadi dokter,


termasuk sikap dan perilaku dokter.

Perilaku

masih dapat diubah / diarahkan bila:

ada dorongan kemauan untuk berubah, dibantu


lingkungan yang kondusif.
Landasan ciri dasar kepribadian tidak kaku.
Tidak

semua ciri kepribadian dapat diubah /


penting diketahui untuk bidang kedokteran.

Moral, etik, norma dan sistem nilai (1)


Bagian

dari perilaku,
proses perkembangan
sejak dini yg dipelajari/dibiasakan sepanjang
hidup.
Tidak dapat dibentuk
hanya melalui teori (mis:
indoktrinasi atau
pelatihan selama 1-2
minggu).

Bagian

sistem nilai
yg merupakan
rambu-rambu
tatanan kehidupan sosial /
bermasyarakat, (tanpa tolok ukur

yang baku).

Subjektivitas tinggi & sangat


dipengaruhi dasar
pengembangan kepribadian =>
nurani => sikap & perilaku.

Moral, etik, norma dan sistem nilai (2)

Moral: kualifikasi sikap, tindakan, perilaku, yang


dilihat dari kesesuaian dengan nilai-nilai sosial
yang berlaku (konformitas sosial).

Etik: rangkuman standar aturan (rambu-rambu)


atau pedoman mengenai apa yang dianggap baik,
biasanya terkait dengan lingkup kelompok atau
profesi tertentu (tertulis maupun tidak). Untuk
bidang profesi biasanya disebut kode etik profesi
...

Moral, etik, norma dan sistem nilai (3)

Norma dan Nilai: tolok-ukur umum perilaku yang

dianggap patut (biasanya tidak tertulis) di lingkup


masyarakat tertentu. Berkembang dalam kurun waktu lama
dalam pengaruh tatanan budaya, agama, dsb.

Rambu-rambu atau slogan? Di masyarakat yang tidak

lagi terikat pada tatanan kehidupan yang kuat, sistem nilai


menjadi kabur, sering ada standar rangkap yang
membingungkan => bukan lagi rambu-rambu, tetapi hanya
slogan. Sangat berpengaruh pada perkembangan
kepribadian individudi lingkungan tsb.

Akhirnya yg penting => kualitas NURANI

Kaitan dengan Pendidikan Dokter


Dari segi mahasiswa:
Kondusivitas kepribadian
Kemampuan penyesuaian akibat perbedaan
latarbelakang kultural dan pendidikan
Penyesuaian kearah profesi dokter:
Penyesuaian cara belajar & kerjasama tim
Penyesuaian pandangan / falsafah hidup

Kemampuan tilikan dan kemampuan untuk


pengembangan diri.

Kaitan dengan Lembaga Pendidikan


Dari segi lembaga pendidikan:

Seleksi masuk
Kejelasan, konsistensi dan konsekuensi
berbagai peraturan (termasuk sangsi)
Kejelasan program pendidikan
Suasana lingkungan kampus
Panutan sebagai bagian pembelajaran
berkesinambungan.

Dampak pada Sosok Dokter (1)


Dahulu:

Sosok dokter di masyarakat bukan


sekedar seorang tenaga medis, juga merupakan
sosok panutan, nara sumber dalam berbagai
masalah kehidupan termasuk hal2 nonmedis, yang
pendapatnya sering menjadi rujukan.

Dokter

diharapkan merupakan pribadi yang peka


terhadap berbagai masalah kehidupan, keluarga,
budaya dan kepercayaan/agama.

Dampak pada Sosok Dokter (1)

Sekarang? Banyak pelanggaran etik, malprak-tek,


tindak medis/informasi medis yang tidak benar,
kurang bijaksana/tidak professional =>
membingungkan dan membodohi masyarakat.

Taraf sofistikasi masyarakat sendiri belum


mendukung. Popularitas sering lebih menarik
daripada kebenaran medis ataupun rasionalitas.

Sekarang sudah mulai berubah =>


tuntutan legal

Penutup (1)

Kepribadian/perilaku merupakan

aset penting bagi sosok


dokter

Perilaku manusia adalah perilaku yang


dipelajari , bukan perilaku instinktual Latar
belakang kepribadian merupakan hal yg sangat
penting

Menilai atau melihat perilaku sendiri (tilikan)


tidak mudah dilakukan

Penutup (2)
Tidak semua bentuk kepribadian kondu-sif untuk
profesi kedokteran, yg meng-utamakan hubungan
dokter-pasien.
Berbagai ciri dasar kepribadian/perilaku tidak
mudah berubah, tanpa motivasi pribadi dan contoh
panutan berkelanjutan
Kemampuan berempati (dan kualifikasi hubungan
dokter pasien lain) tidak cukup hanya dipelajari dari
teori, perlu dikembangkan
sejak kecil.

Penutup (3)

Selama pendidikan dokter perlu ditim- bulkan


kesadaran & dorongan pribadi
yg
terus-menerus agar mahasiswa mapu
meningkatkan kemampuan tilikan diri, menuju
perkembangan / kematangan kepribadian.

Dibutuhkan panutan dan pemantauan


jangka lama oleh staf pengajar
_________________

PERILAKU / KEPRIBADIAN
& PENDIDIKAN DOKTER

TERIMA KASIH

You might also like