Salam Wahanians,
Dalam kesempatan ini, Kami internal audit
mengucapkan "Selamat Hari Raya Idul Fitri 1436 H,
mohon maaf lahir dan bathin” apabila dalam penulisan
artikel jurnal audit ada kata-kata yang tidak
diperkenankan, mohon dibukakan pintu maaf yang
seluas-luasnya
Edisi ke-15, jurnal audit bulan Juli 2015 ini, Kami
mengangkat tema “Ethical and Responsible Business
Proves Profitable” dimana fenomena tahun ini sudah
menjadi trend baru di kalangan korporasi dan para
calon pemimpin daerah yang mendadak
mempromosikan diri dari sisi etika, yang menjual
profil kandidat yang “Jujur dan Bertanggung jawab”.
Terlepas apakah tujuan Kita beretika dan bertanggung
Jawab hanya sekedar agar tidak mendapat hukuman,
kenyataan sekarang profit akan meningkat dan bisa
diraih melalui Etika dan Tanggung Jawab.
\, Selamat membaca.
Evi Haryadi
Head of Internal Audit
all Street Journal pernah memuat sebuah artikel
berjudul “In Indonesia, a new breed of politician
is on the Rise”. Yang menyebutkan Gubernur DKI
Jakarta (dahulu) Joko Widodo, Walikota Surabaya Ti
Rismaharini, dan Walikota Bandung Ridwan Kamil
sebagai "New Breed” atau ‘Rising Star’ dalam transisi
kepemimpinan di Indonesia. Hal ini dikarenakan
reputasi ketiga orang ini yang telah dikenal bersih,
professional dan teknokrat serta tidak berasal dari
lingkungan pemimpin politik Indonesia pada umumnya
yang berasal dari militer atau dinasti keluarga tertentu.
Fenomena ini lantas juga menjadi tren baru dikalangan
para caleg masa kini, terlebih saat akan menghadapi
pemilu pimpinan daerah secera serentak yang akan
dilaksanakan 9 Desember 2015, yakni mendadak
mempromosikan diri dari sisi etika, yang menjual
profil kandidat yang “Jujur dan Bertanggungjawab”
di billboard maupun spanduk kampanye. Sesuatu
yang sudah bergeser dari kondisi beberapa tahun
yang lalu pada pemilu-pemilu sebelumnya, dimana
deretan gelar akademis atau pengalaman organisasi
dijual untuk lebih menunjukan sisi intelektual
seseorang. Seiring meningkatnya pengetahuan dan
pengalaman masyarakat, terbukti bahwa etikalah
yang pada akhirnya bisa membawa keuntungan riil
bagi masyarakat dalam jangka panjang1. Bisnis yang beretika k
dan meme cepetka lebih baik dalam menarik
IN pelanggan. Kemampuan
Fenomena menonjolkan atau menjual sisi etika Tentu sebagai efeknya, penjuciaem
tersebut tidak hanya terjadi dalam dunia politik masa terdongkrak. Tugas terberat adalah toy
kini saja, namun juga sudah menjadi hal penting di menciptakan loyalty tersebut. Disinllan oe
dunia korporasi. Banyak perusahaan mulai melihat System dengan etika dan integritas yang ire ak
bahwa berbisnis sesuai etika dan tanggung jawab foyalitas pomny untuk menciptakan goodwill dan
dapat menjadi kunci utama yang menentukan langka bag! peony Merupakan hal yang sangat
memulai budaya bisnis yang lebih beretika dan luntuk sebuah produk dan leven tt KE mulut)
bertanggung jawab tersebut dengan membuat code Perusahaan tersebut memilitr Gok one
dan edukasi untuk para karyawannya. Beberapa keamanan/kesehatan pelanggannya,
memulai proses tersebut karena takut terlibat dalam
pelanggaran etika atau skandal korporasi yang dapat
menghancurkan harga saham atau penilaian baik Se
pelanggan. Namun tidak sedikit juga perusahaan yang
merasa bahwa menjalankan bisnis yang beretika dan wy
bertanggung jawab merupakan bagian dai
keunggulan kompetitif mereka
Adapun alasan para korporasi ini mulai “mempercantik
diri” dengan program-program bisnis berbasis etika 2, Bisnis YANO Bere en bisnis Mase
dan tanggung jawab, pesan utamanya adalah foyalitas karyamen iki banyak elas a
program-program tersebut akan memberi lebih ini, karyawan Ta mereka akan oe mili
banyak keuntungan. Bertahun-tahun lalu, koorporasi aiperusahean ay Tagi seseder te ng
hanya terfokus pada dalil bahwa ‘Anda bisa masuk Hal tersebut CS ripsl tugs 42° ora juge
penjara, jika terlibat atau khilaf melakukan berdasarker aja, namun PENCE. rospek
pelanggaran etika dalam bisnis, namun terlepas dari atta elinat Teoin_ dalam pace For r
seberapa besar upaya para regulator memerangi sudajeional perusaheany“Ctys/nama Dal
kejahatan korporasi, jumlah eksekutif perusahaan yang | fanagemen, Produ Ty
masuk penjara karena terlibat dalam kejahatan Terusahaan ot aS
korporasi sangatlah kecil jika dibandingkan dengan
jumiah bisnis yang dilakukan dengan potensi
pelanggaran etika atau tindakan ilegal
Saat ini, Masyarakat, konsumen dan market yang
semakin kompetitif sudah semakin teredukasi untuk
memberi penilaian lebih dalam dari sekedar kemasan
menarik, harga murah, hadiah/doorprice atau program
ikian/promosi yang spektakuler atas sebuah bisnis
Perusahaan dan produk atau layanan yang
dihasilkannya. Ethical leadership atau inisiatif-i
Perusahaan yang bertanggung jawab terhadap
masyarakat dan lingkungan (corporate citizenship)
ikut menjadi dasar penilaian yang akhirnya akan
berimbas pada capaian kinerja dan profit si
Perusahaan itu sendiri.
siatit
Berikut adalah 5 (lima) alasan yang membantu kita
"| imengembangkan bisnis yang
memahami bahwa “beretika itu dapat menjadi d etka
keuntungan” bagi sebuah perusahaan. kunel untuk Rew e.,
luas basis investorPilihan sekarang tentu ada pada diri kita masing-masing.
Apakah ingin menjadikan WAHANIANS sekedar slogan
dan jargon manis ? atau benar-benar terwujud, dimana
konsumen, karyawan dan stakeholder merasa WAHANA
memang professional member Real Value to Customer,
memiliki integrity serta menjadi Employer of Choice
dalam jangka panjang ?
Terlepas apakah tujuan kita beretika dan bertanggung
jawab itu hanya sekedar “agar tidak masuk penjara/kena
hukuman” atau memang sudah menjadi focus utama
kita dalam bekerja, yakni beraktifitas di WAHANA untuk
menomor satukan etika dan tanggung jawab yang pasti,
pertumbuhan bisnis, loyalitas pelanggan dan profit yang
meningkat, kenyataannya bisa dirain seluruhnya hanya
melalui ETIKA dan TANGGUNG JAWAB.
‘Sumber : EB Magz Volume 5 : 2014 & Berbagai sumber
lainnya
Design by :