Pengaruh Penambahan Platelet-Rich Plasma Pada Cangkok Tulang Terhadap Kadar Osteocalcin Cairan Sulkus Gingiva Pada Terapi Poket Infraboni

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

75

75

Vol. 62, No. 3, September-Desember l 2013, Hal. 75-82 | ISSN 0024-9548

Pengaruh penambahan platelet-rich plasma pada


cangkok tulang terhadap kadar osteocalcin cairan sulkus
gingiva pada terapi poket infraboni
(Judul dalam Bahasa Inggris ??)
Puspito Ratih Hardhani,1 Sri Pramestri Lastianny2 dan Dahlia Herawati2
1

Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Periodonsia


Bagian Periodonsia
Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta - Indonesia

Korespondensi (correspondence): Puspito Ratih Hardhani, Program Studi Periodonsia, Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis, Fakultas Kedokteran
Gigi Universitas Gadjah Mada. Jl. Denta I, Sekip Utara Yogyakarta 55281, Indonesia. E-mail: p1pt@yahoo.com

ABSTRACT
Background: Periodontitis is an inflammatory process involving the periodontal tissues, characterized by pocket, alveolar bone
destruction and attachmentloss. Periodontal treatment aims to regenerate periodontal tissue and eliminate the damages. Purpose:
Bone graft is one of the infrabony pocket threatment. Bone graft will form a framework that require growth factors for cell
proliferation and differentiation. Platelet-rich plasma is an autologous plasma containing growth factors. Periodontal tissue
regeneration characterized by the formation of bone and cementum. Bone formation can be seen in the levels of osteocalcin (OC)
in the gingival crevicular fluid (GCF). The objective of this study was to know the effect of adding platelet-rich plasma into bone
graft to OC level in GCF. Case: This study used a sample of 26 infrabony pockets divided into 2 treatment groups; 13 pockets
were treated by bone graft and platelet rich plasma within and the others were treated by bone graft only. OC level in GCF were
taken and measured using ELISA kit for human E90471Hu96 before treatment, a month and three months after treatment. There
is an increased of OC level in both groups at 3 months observation. There was significantly differences between 2 treatment
groups (p=0.042). Growth factors contained in platelet-rich plasma would accelerate proliferation, differentiation of cells that
would enter into the scaffold of a bone graft. Conclusion: The addition of platelet-rich plasma in bone graft can increase the OC
levels in GCF as a specific marker of bone formation.
Key words: Periodontitis, platelet-rich plasma, bone graft, gingival crevicular fluid, osteocalcin

PENDAHULUAN
Periodontitis adalah proses inflamasi pada
jaringan pendukung gigi yang disebabkan oleh
kelompok mikroorganisme spesifik menghasilkan
kerusakan ligamen periodontal dan tulang alveolar
yang ditandai dengan pembentukan poket, resesi
maupun keduanya. Gambaran klinis yang
membedakan periodontitis dengan gingivitis
adalah hilangnya perlekatan atau attachment loss.1
Poket periodontal adalah pendalaman sulkus
gingiva yang bersifat patologis. Poket periodontal
merupakan gambaran klinis penyakit periodontal.1

Poket periodontal terjadi akibat kerusakan serat


kolagen ligamen periodontal dan diperiksa
menggunakan probe periodontal.2 Poket periodontal
dibagi lagi menjadi 2 yaitu poket supraboni dan poket
infraboni. Poket infraboni atau subcrestal, intraalveolar
adalah kerusakan yang terjadi pada jaringan
pendukung gigi, dasar poket di apikal atau di bawah
puncak tulang alveolar.1
Tujuan utama perawatan periodontal adalah
regenerasi jaringan periodontal yang hilang akibat
periodontitis. 3 Tujuan terapi lainnya adalah
mengkontrol infeksi sehingga menahan progesitivitas

76

Hardhani dkk: Pengaruh penambahan platelet-rich plasma pada cangkok tulang terhadap kadar osteocalcin
Jurnal PDGI 62 (3) Hal. 75-82 2013

penyakit. Selama beberapa dekade terdapat


berbagai macam bahan yang digunakan dalam terapi
antara lain penggunaan guided tissue regeneration
(GTR), material cangkok, aplikasi growth factor (faktor
pertumbuhan) dengan tujuan merangsang
regenerasi jaringan periodontal terutama pada defek
infraboni.4
Bahan cangkok tulang digunakan untuk
merangsang pembentukan tulang dan regenerasi
periodontal. Bahan cangkok tulang berperan
sebagai scaffold atau kerangka sehingga terjadi
proliferasi sel tulang. Klasifikasi bahan cangkok tulang
meliputi sumber (misalnya alograft), komposisi kimia
(misalnya kalsium phosphat), sifat fisik (misalnya
keramik). Bahan cangkok tulang yang ideal
mempunyai sifat sebagai berikut; biokompatibel,
merangsang terjadinya osteogenesis, sementogenesis
dan pembentukan ligamen periodontal, non toksik,
tidak bersifat antigen, tahan terhadap infeksi, tidak
menyebabkan resosrbsi akar atau ankilosis, mudah
didapat, prosedur operasi minimal.5
Evaluasi bahan cangkok tulang berdasarkan sifat
osteogenesis, osteoinduksi, dan osteokonduksi. Halhal yang harus diperhatikan dalam menentukan
bahan cangkok tulang sebagai berikut: sifat biologis,
daya terima tubuh (acceptibility), hasil yang dapat
diperkirakan (predictability), gambaran klinis,
membutuhkan operasi yang minimal, reaksi pasca
operasi minimal.6
Bovine porous bone mineral (BPBM) adalah
xenograft yang terbuat dari ekstraksi protein bovine
bone. Struktur BPBM mirip dengan struktur tulang
cancellous manusia dan mempunyai kemampuan
untuk meningkatkan pembentukan tulang pada
kerusakan tulang infraboni. 3 Kelebihan BPBM
adalah bersifat osteokonduksi, menstabilkan bekuan
darah dan revaskularisasi sehingga terjadi migrasi
osteoblast dan terjadi osteogenesis, selain itu BPBM
juga bersifat biocompatible dengan jaringan
sekitarnya, tidak ada respon imun sistemik.1
Tulang adalah jaringan pendukung yang
berfungsi saat pergerakan tubuh yang bekerja sama
dengan otot dan posisi postural tubuh. Tulang juga
berfungsi dalam metabolisme kalsium. Struktur
tulang keras dan bersifat dinamik karena adanya
proses remodeling tulang. 7 Tulang merupakan
bagian terkeras dari tubuh yang menempati kurang
lebih seper enam dari berat tubuh dengan dua unsur
penyusun utama yaitu kalsium dan fosfat yang
terikat dalam lempengan kristal hexagonal apatite
berupa ikatan hidroxyapatite dengan rumus kimia
3[Ca3(PO4)2]Ca(OH)2. Penggabungan antara

hydroxyapatite tulang dengan jaringan kolagen tulang


membentuk kekerasan dan kelenturan tulang
sehingga kekerasan yang didapat tidak kaku dan
rapuh.8
Tulang rahang dibagi menjadi tulang alveoar
dan tulang basal. Tulang alveolar mendukung gigi
dan dianggap sebagai satu unit fungsional.
Perkembangan tulang alveolar tergantung dari
pembentukan akar gigi. Tulang basal adalah tempat
bermuaranya saraf besar dan pembuluh darah utama
serta sebagai tempat melekatnya otot.9
Tulang terdiri atas sel dan matriks ekstraseluler
yang akan termineralisasi kalsium hidroxyapatite.
Remodelling tulang untuk mengatur keseimbangan
pembentukan dan resorbsi tulang. Resorbsi tulang
terjadi dalam 2-3 minggu, sedangkan pembentukan
tulang dalam waktu 3 bulan. Remodeling tulang diatur
oleh faktor pertumbuhan.10
Dalam remodeling tulang, sel osteoblas
membutuhkan scaffold dan induksi mediator agar
mencapai defek. Scaffold berperan mendukung
perlekatan sel dan proliferasi pada defek, stabilisasi
bekuan darah sehingga mencegah kerusakan jaringan
(tahap awal regenerasi). Faktor pertumbuhan
menstimulasi migrasi sel ke defek dan meningkatkan
proliferasi dan mitogenesis sel.11
Osteoblas adalah sel berinti satu yang berfungsi
dalam pembentukan tulang. Osteoblas menghasilkan
matriks osteoid, mengandung kolagen tipe 1.
Osteoblas juga berperan dalam mineralisasi matriks
osteoid. Osteoblas terbentuk dari sel osteoprogenitor
yang terdapat di sumsum tulang dan lapisan dalam
periosteum. Diferensiasi osteoprogenitor dipengaruhi
oleh faktor pertumbuhan, seperti bone morphogenetic
proteins (BMPs), FGF, PDGF dan TGF-b. Pada saat
berdiferensiasi, mengeluarkan zat seperti alkaline
phosphatase, osteocalcin, osteopontin dan osteonectin.12
Tahap awal diferensiasi osteoblas menghasilkan
kolagen tipe I1 (COL 1) yang merupakan struktur
utama matriks tulang. Diferensiasi osteoblas
menghasilkan osteopontin (OPN) dan Alkaline
Phosphatase (ALP) . Osteocalcin dikeluarkan saat tahap
akhir diferensiasi, yaitu pada tahap awal mineralisasi.
Aktivitas osteoblas dipengaruhi oleh leptin, hormon yang
dihasilkan jaringan adiposa. Leptin mempengaruhi
metabolisme tulang melalui dua mekanisme, secara
lokal dan sentral. Secara lokal merangsang
perkembangan sel osteoprogenitor dan merangsang
osteoblas membentuk tulang baru. Secara Sentral
mempengaruhi sistem saraf pusat mempengaruhi
aktivitas osteoblas.10

Hardhani dkk: Pengaruh penambahan platelet-rich plasma pada cangkok tulang terhadap kadar osteocalcin
Jurnal PDGI 62 (3) Hal. 75-82 2013

Osteocalcin adalah protein dengan berat


molekul rendah, mengandung tiga residu asam
-carboxygutamat (protein GLA). Osteocalcin adalah
salah satu protein non kolagen matriks tulang
dengan jumlah banyak. Serum osteocalcin menunjukkan
aktivitas osteoblas. Osteocalcin dan Chemokine CK-8
berperan sebagai chemoattractants preosteoklas dan
mungkin berperan dalam diferensiasi sel osteoklas.9
Peningkatan kadar serum osteocalcin terjadi selama
proses pembentukan dan resorbsi tulang. Serum
osteocalcin sebagai penanda adanya remodeling
tulang jika resorbsi dan pembentukan tulang terjadi
secara bersamaan dan sebagai penanda spesifik
pembentukan tulang ketika pembentukan dan
resorbsi tidak terjadi secara bersamaan.13
Cairan sulkus gingiva (CSG) adalah eksudat yang
dapat diambil dari sulkus atau poket periodontal dan
merupakan medium pendeteksi penyakit periodontal.
Lebih dari 50 komponen CSG dapat digunakan untuk
menunjukkan kerusakan tulang alveolar dan
inflamasi jaringan lunak. Beberapa penelitian
menunjukkan osteocalcin dalam CSG penyakit
periodontal. Kadar osteocalcin CSG juga ditemukan
pada daerah inflamasi dan dapat sebagai marker pada
pembentukan tulang penyakit periodontal.14
Proses penyembuhan luka merupakan proses
yang dinamis, bersifat continous (berlangsung terusmenerus), overlapping (tumpang tindih), terdiri atas
fase-fase. Proses penyembuhan luka pada manusia
adalah sebagai berikut: hemostasis, inflamasi,
diferensiasi, proliferasi, migrasi sel mesenkim ke sisi
luka, angiogenesis, re-epitelisasi, sintesis dan
pengaturan kolagen, maturasi vaskular (remodeling).15
Pada jaringan periodontal, dalam hitungan menit
terbentuklah bekuan darah. Kemudian dalam
beberapa jam terjadi fase inflamasi yang melibatkan
sel inflamasi yang didominasi oleh neutrofil dan
monosit. Memasuki hari ke-3 terjadi fase late
inflamation, makrofag bermigrasi ke daerah luka
disertai pembentukan jaringan granulasi. Pada hari
ke-7, mulai tampak perlekatan jaringan ikat di
permukaan akar. Dua minggu setelah operasi
integritas fungsional belum didapat sehingga
dibutuhkan stabilisasi jaringan yaitu dengan
penjahitan.15 Penyembuhan kerusakan tulang terjadi
setelah satu bulan penanaman cangkok tulang dan
setelah 3 bulan terlihat jelas pada pemeriksaan
radiografis. Proses mineralisasi dan kepadatan tulang
akan meningkat secara signifikan pada enam bulan
setelah penanaman cangkok tulang.16 Pematangan
cangkok tulang di dalam tulang laminar
membutuhkan waktu penyembuhan yang bervariasi,

77

yaitu antara 3 sampai 6 bulan dan tergantung beberapa


faktor seperti; umur, faktor penyembuhan luka dan
ukuran, kerusakan tulang pada daerah yang
dicangkok.17
Proses penyembuhan cangkok tulang autogenous
pada manusia adalah sebagai berikut; inisiasi
pembentukan tulang baru terjadi pada hari ke-7,
sementogenesis terjadi pada hari ke-21 dan
pembentukan ligamen periodontal pada bulan ke-3.
Bulan ke-8, bahan cangkok tulang mulai menyatu
dengan host bone disertai adanya serabut fungsional
antara tulang dan sementum. Maturasi daerah cangkok
tulang dapat mencapai 2 tahun.18 Penyembuhan
dengan menggunakan demineralized allograft sebagai
berikut: perlekatan fibroblast ke cairan ekstraseluar
terjadi pada hari ke-1. Proliferasi dan diferensiasi sel
condroblast pada hari ke-5. Pada hari ke-7, condrosit
sintesis dan mensekresi matriks. Invasi vaskular,
pembentukan tulang dan mineralisasi dimulai pada
hari ke-10-12.18
Proses regenerasi jaringan periodontal
membutuhkan sel progenitor secara lokal. Sel
progenitor ini akan berdiferensiasi menjadi sel
pembentuk ligamen periodontal, sementoblast,
maupun pembentuk osteoblas. Sehingga kunci
keberhasilan regenerasi jaringan periodontal adalah
menstimulasi sel progenitor untuk mengisi defek atau
kerusakan. Faktor pertumbuhan merupakan pengatur
penting dalam proses regenerasi jaringan periodontal,
meliputi migrasi, perlekatan, proliferasi, diferensiasi
sel progenitor periodontal. Faktor pertumbuhan
terutama platelet-derived growth factor (PDGF) dan
transforming growth factor- (TGF-) menunjukkan
merangsang regenerasi periodontal secara in vitro.19
Platelet-rich plasma (PRP) adalah autologous
platelet dalam plasma yang terkonsentrasi dengan
cara sentrifugasi. Dalam PRP terkandung faktor
pertumbuhan seperti PDGF, TGF-, vascular endothelial
growth factor dan sebagainya.3 Faktor pertumbuhan
polipeptida bertindak sebagai mediator biologis dalam
regenerasi periodontal, merupakan agen yang
merangsang regenerasi karena mengatur adhesi,
migrasi, proliferasi dan diferensiasi sel tulang dan
jaringan ikat.20 Faktor pertumbuhan yang terdapat
pada PRP berperan dalam proses penyembuhan
tulang, seperti platelet derived growth factor,
transforming growth factor , vascular endothelial
growth factor, epithelial growth factor, insulin growth
factor-1 dan basic fibroblast growth factor. Protein darah
yaitu fibrin, fibronektin dan vitronektin berfungsi
dalam adhesi molekul pada osteokonduksi.21

78

Hardhani dkk: Pengaruh penambahan platelet-rich plasma pada cangkok tulang terhadap kadar osteocalcin
Jurnal PDGI 62 (3) Hal. 75-82 2013

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa faktor


pertumbuhan spesifik terdapat dalam granular platelet
misalnya platelet-derived growth factor, transforming
growth factor- 1, epitelial growth factor, vvascular
endothelial growth factor, insulin-like growth factor-1, basic
fibroblast growth factor, hepatocyte growth factor. Faktor
pertumbuhan dapat mempercepat regenerasi tulang
rongga mulut dan defek maksiolofasial, memberikan
hasil estetis yang baik, memperpendek waktu terapi,
menurunkan gejala pasca operasi.22
Faktor pertumbuhan berperan sebagai autokrin,
parakrin, atau endokrin dan terdapat dalam matriks
ekstraselular. Interaksi dengan reseptor permukaan
sel target akan mengaktifkan jalur sinyal intraselular
dan menginduksi transkripsi RNA messenger dan
protein yang dibutuhkan dalam proses regenerasi.23
Platelet-rich plasma mudah dihasilkan dan dapat
dipersiapkan saat kunjungan. Terdapat 2 tahap
persiapan PRP yaitu tahap pertama dilakukan
sentrifugasi darah pasien untuk memisahkan plasma
dari sel darah merah. Tahap kedua dilakukan
sentrifugasi untuk memisahkan PRP dari plateletpoor plasma. Kemudian hasil akhir ini diaktivasi
dengan menambahkan thrombin atau kalsium,
menghasilkan gel platelet gelatinous. Platelet-rich
plasma mengandung setidaknya satu juta platelet per
microliter.24
Aktivasi platelet rich plasma dengan 142,8 U/ml
trombin dan 4,3 mg/ml CaCl2 akan menghasilkan
TGF yang lebih tinggi dibandingkan aktivasi dengan
PPP, triton dan modified supernatant PRP.25 Kalsium
dan trombin dapat merangsang pelepasan faktor
pertumbuhan platelet. Konsentrasi trombin sampai
dengan 1 U/ml trombin dapat meningkatkan
proliferasi dan migrasi bone marrow stromal cell.
Aktivasi PRP dengan trombin dan kalsium juga dapat
merangsang proses pembekuan darah, mengubah
fibrinogen menjadi fibrin, mengoptimakan fungsi
scaffold cangkok tulang.11
Berdasarkan uraian tersebut timbul permasalahan,
apakah penambahan platelet-rich plasma pada cangkok
tulang berpengaruh terhadap kadar osteocalcin cairan
sulkus gingiva perawatan poket infraboni pada
pengamatan hari ke 0, 1 dan 3 bulan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh penambahan platelet-rich plasma pada
cangkok tulang terhadap kadar osteocalcin cairan sulkus
gingiva perawatan poket infraboni pada pengamatan
hari ke 0, 1 dan 3 bulan.
Hasil penelitian diharapkan memberikan
informasi ilmiah tentang pengaruh penambahan
platelet-rich plasma pada perawatan cangkok tulang

poket infraboni terhadap kadar osteocalcin cairan


sulkus gingiva dan menjadi bahan pertimbangan
dalam perawatan regenerasi tulang poket infraboni.

BAHAN DAN METODE


Jenis penelitian eksperimental semu dengan
variabel-variabel: (a) variabel pengaruh: cangkok tulang
jenis Bovine Porous Bone Mineral (BPBM), Platelet-rich
plasma dengan cangkok tulang jenis BPBM, Waktu
pengamatan hari ke 0, 1 bulan dan 3 bulan; (b) variabel
terpengaruh: kadar osteocalcin cairan sulkus gingiva
(CSG); (c) variabel terkendali: kebersihan mulut dengan
indeks plak OLeary 10% desain flap, lokasi gigi yaitu
anterior rahang atas, operator, pemeriksaan ELISA
osteocalcin; (d) variabel tak terkendali: jenis kelamin,
respon imun subyek, aktivitas osteoblas-osteoklas,
status gizi dan diit subyek
Kriteria eksklusi dan inklusi sebagai berikut: (a)
kriteria inklusi: usia pasien 35-55 tahun, periodontitis
kronis dengan kedalaman poket 5 mm disertai
kerusakan tulang infraboni, poket infraboni secara
radiografis 3 mm setelah dilakukan terapi awal
periodontal, tidak merokok, bersedia menyetujui dan
menandatangai informed consent; (b) kriteria eksklusi:
kehamilan atau menyusui, mempunyai penyakit
sistemik dan penyakit kelainan darah, sedang dalam
pengobatan antibiotik dalam jangka waktu lama.
Bahan dan alat: (a) bahan: BPBM (Bovine Porous
Bone Mineral), platelet-rich plasma, cairan sulkus
gingiva,Pre-coated 96-well strip plate, plate sealer,
Standard reagent, Standard Diluent, Detection Reagent
A, Assay Diluent A, Detection Reagent B, Assay Diluent
B, TMB Substrate, Wash Buffer, Paper point steril,
distilled water. (b) Alat: Periodontal probe, Digital
periapikal, mesin sentrifugasi, PRP kit, Microplate
reader, Scaler ultrasonic dan manual, kuret Gracey,
bedah minor set, Oklusal stent, vortex mixer, tabung
ependorf 500 L, stop watch, selotip, alat diagnostik,
lembar pemeriksaan untuk mencatat identitas
pasien, lembar informed consent.
Masing-masing subjek dilakukan terapi awal,
bedah flap dan penanaman cangkok tulang sesuai
kelompok perlakuan. Kelompok pertama dilakukan
penanaman cangkok tulang yang ditambah dengan
platelet-rich plasma, sedangkan kelompok kedua
dilakukan penanaman cangkok tulang. Cairan sulkus
gingiva diambil sebanyak 3 kali, yaitu pada hari-0, 1
bulan dan 3 bulan setelah perawatan menggunakan
paper point steril. Paper point steril dimasukkan pada
6 titik poket dengan panduan oklusal stent selama
60 detik, kemudian paper point dimasukkan ke

Hardhani dkk: Pengaruh penambahan platelet-rich plasma pada cangkok tulang terhadap kadar osteocalcin
Jurnal PDGI 62 (3) Hal. 75-82 2013

dalam tabung ependorf yang telah berisi 250 L NaCl


0,9%. Tabung ependorf disentrifugasi 2000xg selama
5 menit, ditutup dan diberi selotip, kemudian
disimpan pada suhu -80p C, dianalisis dengan
menggunakan teknik Enzyme Linked Immunosorbent
Assay (ELISA). Hasil yang didapat dilakukan uji
statistik menggunakan ANAVA 2 jalur dengan
tingkat kemaknaan 0,05% dan kekuatan 80%.
Penelitian dilakukan di klinik spesialis
Periodonsia RSGM Prof Soedomo Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta dan laboratorium biologi molekuler
Fakultas kedokteran Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta.

Tabel 2 menunjukkan variabel waktu


berpengaruh langsung terhadap kadar osteocalcin
CSG, variabel kelompok tidak berpengaruh
langsung terhadap kadar osteocalcin CSG. Variabel
waktu dan kelompok berpengaruh langsung
terhadap kadar osteocalcin CSG. Dilakukan analisis
menggunakan independent sample t test untuk
membedakan antara dua kelompok perlakuan pada
setiap waktu pengamatan (Tabel 3).

Tabel 3. Hasil Uji independent sample t test kadar osteocalcin


cairan sulkus gingiva berdasarkan antar kelompok
perlakuan
Waktu
Pengamatan

HASIL

Hari-0

Penelitian dilakukan pada 26 poket infraboni


sebelum dan setelah bedah flap dan penanaman
cangkok tulang. Pemeriksaan kadar osteocalcin CSG
menggunakan teknik ELISA, didapat dari hasil
pembacaan ELISA reader dengan satuan ng/ml,
sehingga mendapatkan hasil rerata dan simpangan
(Tabel 1).

79

Kelompok P
er
lakuan
Per
erlakuan

Nilai
Kemaknaan

Cangkok tulang+PRP Cangkok tulang

0,048

1 bulan

Cangkok tulang+PRP Cangkok tulang

0,173

3 bulan

Cangkok tulang+PRP Cangkok tulang

0,042

Berdasarkan tabel 3 terlihat terdapat perbedaan


yang bermakna pada pengamatan hari -0 dan 3
bulan antara dua kelompok perlakuan (p<0,05).

PEMBAHASAN
Tabel 1. Rerata dan simpangan baku kadar osteocalcin cairan
sulkus gingiva (ng/ml) 2 kelompok perlakuan hari ke 0,
1 bulan dan 3 bulan setelah perawatan
Kadar osteocalcin (ng/ml)
Kelompok

Har
Harii kkee 0

1 Bulan setelah
per
peraawatan

3 Bulan setelah
per
peraawatan

Cangkok tulang
dan PRP

0,3010,2235

0,37610,4112

3,3191,558

Cangkok Tulang

0,5700,4105

0,70840,7479

2,3220,604

Tabel 1 menunjukkan kenaikan kadar osteocalcin


CSG dua kelompok perlakuan pada 1 bulan dan 3
bulan setelah perawatan. Dilakukan uji sebaran data
dengan kolmogorov smirnov, sebaran data bersifat
normal sehingga dilakukan uji ANAVA 2 jalur.

Tabel 2. Hasil uji ANOVA 2 jalur


Var
iabel tergantung
ariabel
konsentr
asi terhadap :
onsentrasi
Waktu

Nilai K
emaknaan
Kemaknaan

75,633

0,000

Kelompok

0,524

0,454

Waktu dan Kelompok

5,860

0,004

Kadar osteocalcin cairan sulkus gingiva (ng/ml)


mengalami kenaikan nilai pada 2 kelompok perlakuan
(Tabel 1). Osteocalcin CSG menunjukkan osteocalcin
terekspresikan ke dalam cairan sulkus gingiva melalui
sirkulasi darah atau aktivitas remodeling tulang
alveolar. Osteocalcin terekpresikan ke GCF melalui
pergerakan interseluler sel epitel.26 Kenaikan kadar
osteocalcin CSG sesuai dengan osteoblastogenesis10 dan
fase penyembuhan luka.16 Fase penyembuhan luka
menunjukkan fase pembentukan matriks dan
remodeling dimulai pada hari ke 20, pembentukan
tulang dalam waktu 3 bulan. Pembentukan tulang
melibatkan osteoblas yang akan mengeluarkan
osteocalcin dari mature osteoblast.
Nilai simpangan baku yang besar dapat disebabkan
jumlah sampel yang kecil, perbedaan kedalaman poket
infraboni pada subjek, perbedaan derajat keparahan
penyakit periodontal. Penelitian ini bersifat eksperimental
semu dan peneliti tidak dapat mengendalikan subjek,
diit subjek, aktivitas osteoblas dan osteoklas subjek.
Aktivitas osteoblas dipengaruhi oleh leptin, hormon yang
dihasilkan jaringan adiposa. Leptin mempengaruhi
metabolisme tulang secara lokal10. Penelitian ini tidak
mengendalikan hormon leptin subjek, sehingga
kemungkinan mempengaruhi aktivitas osteoblas dan
kadar osteocalcin cairan sulkus gingiva.

80

Hardhani dkk: Pengaruh penambahan platelet-rich plasma pada cangkok tulang terhadap kadar osteocalcin
Jurnal PDGI 62 (3) Hal. 75-82 2013

Kenaikan kadar osteocalcin menunjukkan


aktivitas remodeling tulang.27 Pada penelitian ini
kenaikan kadar osteocalcin cairan sulkus gingiva
menunjukkan adanya aktivitas remodeling tulang
pada tulang alveolar dan jaringan periodontal.
Osteocalcin adalah protein tulang yang berikatan
dengan kalsium dan merupakan protein non kolagen
pada jaringan mineralisasi. Umumnya osteocalcin
disentesis oleh osteoblas dan berperan dalam
pembentukan dan remodeling tulang. Peningkatan
kadar serum osteocalcin terjadi selama proses
pembentukan dan remodeling tulang. Serum
osteocalcin sebagai penanda adanya remodeling
tulang jika resorbsi dan pembentukan tulang terjadi
secara bersamaan dan sebagai penanda spesifik
pembentukan tulang ketika pembentukan dan
resorbsi tidak terjadi secara bersamaan. Penelitian ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Giannobile dkk. menyatakan bahwa osteocalcin
sebagai penanda spesifik remodeling tulang dan
bukan indikator adanya penyakit periodontal.28
Waktu pengamatan 1 bulan dan 3 bulan (Tabel 1)
setelah perawatan pada kedua kelompok perlakuan
ditandai adanya kenaikan kadar osteocalcin menandakan
bahwa telah terjadi remodeling tulang pada 1 bulan
pengamatan dan pembentukan tulang pada 3 bulan
pengamatan. Hal ini sesuai dengan pernyataan
remodeling tulang untuk mengatur keseimbangan
pembentukan dan resorbsi tulang. Resorbsi tulang
terjadi dalam 2-3 minggu, sedangkan pembentukan
tulang dalam waktu 3 bulan. Proses osteoblastogenesis,
pada tahap awal diferensiasi osteoblas menghasilkan
kolagen tipe I1 (COL 1) yang merupakan struktur
utama matriks tulang. Saat diferensiasi osteoblas juga
dihasilkan osteopontin (OPN) dan Alkaline Phosphatase
(ALP). Osteocalcin dikeluarkan saat tahap akhir
diferensiasi, yaitu tahap awal mineralisasi. Osteocalcin
berperan dalam minerasilisasi matriks tulang.10
Kenaikan kadar osteocalcin CSG pada 1 bulan tidak
menunjukkan perbedaan bermakna pada dua kelompok
perlakuan (Tabel 3), disebabkan penyembuhan
kerusakan tulang terjadi setelah satu bulan penanaman
cangkok tulang. Proses mineralisasi dan kepadatan
tulang akan meningkat secara signifikan pada enam
bulan setelah penanaman cangkok tulang.16 Penyembuhan
tulang pada dua kelompok perlakuan terjadi setelah satu
bulan penanaman cangkok tulang, sel osteoblas yang
terbentuk belum matang dan osteocalcin yang
terekpresikan ke cairan sulkus gingiva masih sedikit.
Kenaikan kadar osteocalcin CSG pada 3 bulan setelah
perawatan pada dua kelompok perlakuan (Tabel 3)

berbeda bermakna (p 0,042). Adanya penambahan PRP


pada cangkok tulang dapat meningkatkan proliferasi
dan diferensiasi sel osteoblas yang dimulai satu bulan
setelah penanaman cangkok tulang sampai pengamatan
3 bulan. Penelitian ini sesuai dengan penelitian Kanno
dkk. yang meneliti proliferasi dan diferensiasi osteoblastlike cell manusia yang ditambah dengan platelet-rich
plasma, menunjukkan kenaikan kadar osteocalcin.29
Proses regenerasi jaringan periodontal, dalam
penelitian ini remodeling tulang diatur oleh faktor
pertumbuhan. Faktor pertumbuhan terdapat dalam
platelet-rich plasma, seperti TGF, PDGF, FGF, IGF.
Faktor pertumbuhan polipeptida bertindak sebagai
mediator biologis dalam regenerasi periodontal,
merupakan agen yang merangsang regenerasi karena
mengatur adhesi, migrasi, proliferasi dan diferensiasi
sel tulang dan jaringan ikat.20 Pada penelitian ini, pada
kelompok cangkok tulang dengan PRP, remodeling
tulang sel osteoblas membutuhkan scaffold atau
kerangka dan induksi mediator agar sel osteoblas
dapat mencapai defek atau kerusakan. Scaffold
berperan mendukung perlekatan sel dan proliferasi
pada defek, stabilisasi bekuan darah sehingga
mencegah kerusakan jaringan. Faktor pertumbuhan
menstimulasi migrasi sel ke defek dan meningkatkan
proliferasi dan mitogenesis sel. Faktor pertumbuhan
yang terkandung dalam PRP merangsang migrasi sel,
meningkatkan proliferasi dan mitogenesis sel. Pada
kelompok cangkok tulang hanya terdapat scaffold
sebagai kerangka yang mendukung perlekatan sel,
stabilisasi bekuan darah namun tidak terdapat faktor
pertumbuhan yang menstimulus migrasi sel, proliferasi
dan mitogenesis sel.
Aktivasi platelet rich plasma dengan 142,8 U/ml
trombin dan 4,3 mg/ml CaCl2 akan menghasilkan TGF
yang lebih tinggi dibandingkan aktivasi dengan PPP,
triton dan modified supernatant PRP.25 Pada penelitian
ini aktivasi PRP menggunakan trombin dan CaCl2.
Aktivasi PRP menggunakan trombin dan CaCl2 akan
mengaktivasi faktor-faktor pertumbuhan yang
terkandung dalam PRP. Faktor pertumbuhan yang
teraktivasi antara lain PDGF, VEGF, FGF, IGF, EGF.
Kalsium dan trombin dapat merangsang pelepasan
faktor pertumbuhan platelet, meningkatkan proliferasi
dan migrasi bone marrow stromal cell, merangsang proses
pembekuan darah dan mengoptimalkan fungsi scaffold
cangkok tulang (BPBM). Aktivasi PRP dengan trombin
dan kalsium dapat merangsang proses pembekuan
darah, mengubah fibrinogen menjadi fibrin,
mengoptimakan fungsi scaffold cangkok tulang.11

Hardhani dkk: Pengaruh penambahan platelet-rich plasma pada cangkok tulang terhadap kadar osteocalcin
Jurnal PDGI 62 (3) Hal. 75-82 2013

Transforming growth factor- meningkatkan


aktivitas alkaline phosphatase, kemotaksis osteoblas dan
meningkatkan kadar osteopontin. Penelitian pada
tikus, injeksi TGF pada periosteum meningkatkan
aposisi tulang dan menghambat resorbsi.
Transforming growth factor bersifat kemotaktik
terhadap monosit darah tepi pada inflamasi awal.11
Pada osteoblastogenesis, peningkatan aktivitas
alkaline phosphatase, kemotaksis osteoblas dan kadar
osteopontin akan meningkatkan sel osteoblas
sehingga terjadi peningkatan osteocalcin cairan sulkus
gingiva. Kenaikan kadar osteocalcin cairan sulkus
gingiva pada kelompok cangkok tulang dengan PRP
menandakan adanya peran TGF dalam kemotaksis
osteoblas ke poket periodontal yang menandakan
terjadinya pembentukan tulang.
Penelitian in vitro dan in vivo, penambahan FGF
pada tulang tikus akan meningkatkan kadar osteocalcin
mulai hari ke 15. 30 Penelitian ini menunjukkan
peningkatan konsentrasi osteocalcin pada 1 bulan dan
3 bulan perawatan, hal ini membuktikan bahwa FGF
yang terdapat dalam PRP meningkatkan kadar
osteocalcin dan pembentukan tulang. Peningkatan
dimulai dari 1 bulan setelah perawatan sampai 3 bulan
setelah perawatan, menandai adanya peran FGF.
Pembentukan tulang dimulai satu bulan setelah
penanaman cangkok tulang, dalam penelitian ini
terjadi aktivitas osteoblas yang ditunjukkan dengan
kenaikan kadar osteocalcin yang berbeda signifikan
antara dua kelompok perlakuan.
Platelet derived growth factor dapat ditemukan
dalam matriks tulang dan dihasilkan oleh platelet
darah selama proses pembekuan darah dan akan
berikatan dengan reseptor spesifik untuk merangsang
migrasi, proliferasi sel fibroblast, sementoblast dan
osteoblast. Platelet derived growth factor menstimulasi
angiogenesis, membantu penyembuhan jaringan
keras dan lunak.11 Kenaikan osteocalcin pada kelompok
cangkok tulang dengan PRP juga menandakan
aktivasi dan peran PDGF sehingga terjadi proliferasi
osteoblas pada poket periodontal.
Penelitian ini hanya menggunakan osteocalcin
sebagai penanda spesifik pembentuk tulang dalam
regenerasi periodontal. Regenerasi periodontal
melibatkan sel osteoblas, osteoklas, fibroblas,
sementoblas dan sebagainya, untuk melihat peranan
PRP dalam regenerasi periodontal diperlukan
penanda spesifik lainnya.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah
penambahan platelet rich plasma pada cangkok tulang
untuk perawatan poket infraboni dapat meningkatkan

81

kadar osteocalcin cairan sulkus gingiva terutama pada


pengamatan 3 bulan setelah perawatan.

DAFTAR PUSTAKA
1. Newman MG, Takei HH, Klokkevold PR, Carranza
FA. Carranzas clinical periodontology. 11th ed. 2012.
p. 577-88, 525-34.
2. Preshaw PM, Alba AL, Herrera D, Jepsen S,
Konstantinidis A, Makrilakis K, Taylor R. Periodontitis
and diabetes: a two way relationship. Review, J
Diabetalogia 2012; 55(1): 21-31.
3. Ouyang XY, Qiao J. Effect of Platelet-rich plasma in
the treatment of periodontal infrabony defects in
humans. Chinese Medical J 2006; 119(18): 1511-21.
4. Dilsiz A, Canakci V, Aydin T. The combined use of
Nd: YAG laser and enamel matrix protein in the
treatment of periodontal infrabony defect. J periodontol
2010; 81(10): 1411-8.
5. Dumitrescu AL. Bone grafts and bone graft substitutes
in periodontal therapy. Chemicals in Surgical
Periodontal Therapy 2011; 73-144.
6. Cohen ES. Atlas of cosmetic and reconstructive
periodontal surgery. 3th ed. Peoples Medica Publishing
House; 2009. p. 129-38.
7. Katagiri T, Takahashi N. Regulatory mechanisms of
osteoblast and osteoclast diffrentiation. J Oral Disease
2002; 8(3): 147-59.
8. Alexander GR, Alesha BC, Charles HT. Biomechanical
and molecular regulation of bone remodelling. Annu
Rev Biomed Eng 2006; 8: 455-98.
9. Garrant PR. Oral cells and tissues. 3th ed. 2003. p. 195238.
10. Lopes J, Fonseca J, Canhao H. Osteoblasts and bone
formation. Acta Reumatol Port 2007; 32(2): 103-10.
11. Kaigler D, Avila G, Lynch LW, Nevins ML, Nevins M,
Rasperin G, Lynch S E. Giannobile WV. Plateletderived growth factor applications in periodontal and
peri-implant bone regeneration. J Expert Opin Biol Ther
2011; 11(3): 37585.
12. Agata H, Asahina I, Yamazaki Y, Uchida M, Shinohara
Y, Honda M, Kagami H, Ueda M. Effective bone
engineering with peroisteum-derived cells. J Dental
research 2007; 86(1): 79-83.
13. Gupta G. Gingival crevicular fluid as a periodontal
diagnostic indicator- I:Host derived enzymes and tissue
breakdown products. J Medicine and Life 2012; 5(4): 390 7.
14. Pedro B, Berta G, Juan M, Juan J, Ramon P, Angel. A.
Serum, saliva, and gingival crevicular fluid osteocalcin:
their relation to periodontal status and bone mineral
density in postmenopausal women. J. Periodontol 2005;
76(4): 513-9.
15. Guo S, Dipietro. Factors affecting wound healing. J Dent
Res 2010; 89(3): 219-29.

82

Hardhani dkk: Pengaruh penambahan platelet-rich plasma pada cangkok tulang terhadap kadar osteocalcin
Jurnal PDGI 62 (3) Hal. 75-82 2013

16. Groeneveld EHJ, Burger EH. Bone morphogenetic


proteins in human bone regeration. European J
Endocrinology 2000; 142: 9-21.
17. Hallman M, Lundgren S, Seneby L. Histologic analysis
of Clinical biopsies taken 6 months and 3 years after
maxillary sinus floor augmentation with 80% bovine
hydroxyapatite & 20% autogenous bone mixed with fibrin
glue. Clint Implant Dent Relat Res 2001; 3(2): 87-96.
18. Brunsvold M, Mellonig JT. Bone grafts and periodontal
regeneration. Periodontology 2000, 1993; 1: 85-91.
19. Bartold PM, Shi S, Gronthos S. Stem cells and periodontal
regeneration. Periodontol 2000, 2006; 40: 164-72.
20. Yilmaz S, Cakar G, Ipci SD. Platelet rich plasma in
reconstructive periodontal therapy. Platelets 2011; 23: 269-90.
21. Jimi E, Hirata S, Osawa K, Terashita M, Kitamura C,
Fukushima H. The current and future therapies of bone
regeneration to repair bone defects. Int J Dent 2012;
2012: 148261.
22. Massino D, Monica B, Silvio T, Roberto W. Is Platelet
concentrate advantegous for the surgical treatment of
Periodontal diseases? A systematic review and meta
analysis. J Periodontol 2011; 82(8): 1100-11.
23. Tzm TF, Demiralp B. Platelet-rich plasma: a promising
innovation in dentistry. J Can Dent Assoc 2003; 69(10):
664.
24. Kathleen M, Alan D. Platelet-rich plasma: Support for
its use in wound healing. Yale J Biology and Medicine
2010; 83: 1-9.

25. Eun-Seok K, Jae-Jin K, Eun-Jin P. Angiogenic factorenriched platelet-rich plasma enhances in vivo bone
formation around alloplastic graft material. J Adv
Prosthodont 2010; 2: 7-13.
26. Lee Jane A, Hodges S, Eastell R. Measurement of
osteocalcin. J Ann Clin Biochem 2000; 37: 432-46.
27. Wilson AN, Schmid MJ, Marx DB, Reindhardt. Bone
turnover markers in serum and periodontal
microenvironments. J Med Life 2003; 38(4) : 355-61.
28. Giannobile WV, Lynch SE, Denmark RG. Crevicular
fluid osteocalcin and pyridinoline crosslinked
carboxyterminal telopeptide of type I collagen (ICTP)
as markers of rapid bone turnover in periodontitis. A
pilot study in beagle dogs. J Clin Periodontol 1995;
22(12): 90310.
29. Kanno T, Takahashi T, Bujisawa T, Ariyoshi W,
Nishihara T. Platelet-rich plasma enhances human
osteoblast proliferation and differentiation. J Oral and
Maxillofacial Surgery 2005; 63(3): 362-9.
30. Huang Z, Ren P, Fasching R, Goodman S. Cotrolled
release of growth factor on allograft bone in vitro. J
Clinn Orthop Relat Res 2008; 466: 1905-11.

You might also like