TEKTONIK DAN PENGARUHNYA TERHADAP
GEMPA DI SUMATERA BAGIAN SELATAN
Oleh : Nur Hidayat dan Heru Sri Naryanto
ABSTRAK
‘Sumatera bagian selatan mempunyai potensi terhadap gempa yang merusak bila dilihat dari pola tektonik akibat
tumbukan Lempeng Samudera Hindia-Australia dengan Lempeng Eurasia, serta sebaran dan besarnya episenter
_gempa yang tersebar di wilayah tersebut. Struktur geologi yang berkembang di daerah ini meliputi perlipatan pada
batuan Pra-Tersier dengan arah timur-barat, kemudian diikuti dengan perlipatan arah barat laut-tenggara, Sesar
banyak pada batuan Pra-Tersier dengan arah barat laut-tenggara dan timur laut - barat daya. Struktur sesar yang
banyak dijumpai di Sumatera bagian selatan dapat merupakan perkembangan dari sesar wtama dan menunjukkan
bahwa daerah tersebut adalah labil.. Pola tektoniknya selain menghasilkan perlipatan dan sesar, ternyata juga
‘mempengaruhi perkembangan morfologinya yang ditunjukkan oleh kenampakan sistem lembah dan depresi-depresi
yang lurus serta deretan pegunungan yang membujur dari Sumatera Utara sampai Sumatera Selatan
Gb.1. Litolog: Sumatera bagian selatan (Nishimura. et al, 1985)
|. PENDAHULUAN
Sumatera bagian selatan secara
umum dapat dibagi menjadi tiga satuan
‘morfologi, yaitu Satuan Dataran Rendah
i bagian timur dan timur laut, Satuan
Pegunungan di bagian tengah dan barat
aya, Satuan Perbukitan Bergelombang.
di bagian tengah dan sedikit dibagian
selatan (Andi MS. et al, 1986). Secara
umum Sumatera bagian selatan sudah
dipengaruhi oleh proses tektonik, hal ini
dicerminkan oleh bentuk morfologi yang
beranekaragam mulai dari dataran sampai
perbukitan dan tersusun oleh beberapa
jenis batuan.
Pertemuan tiga lempeng tektonik
utama yang terjadi di Indonesia, yaitu
Lempeng Eurasia, Lempeng Samudera
Hindia-Australia dan Lempeng Pasifik
‘mempengaruhi tethadap tektonisasi yang
Alam, Vol.2. Nomor 3 Tahun 1897
berada di Indonesia. Lempeng Eurasia
‘yang bergerak relatif ke arah selatan dan
Lempeng Samudera Hindia-Australia
yang bergerak ke arah utara mempe-
ngaruhi tektonisasi di Pulau Jawa dan
Pulau Sumatera. Pergerakan Lempeng
Pasifik yang bergerak relatif ke arah barat
yang bertumbukan dengan Lempeng
Eurasia banyak mempengaruhi perkem-
bangan tektonik di Indonesia bagianINponesi¢
| OceAN
timur. Kondisi tektonik tersebut
menyebabkan dua jalur gempa tektonik
‘Sirkum Pasifik dan Mediteran bertemu,
Daerah yang berada pada jalur tersebut
‘mempunyai tingkat kegempaan yang
lebih tinggi dari pada daerah lain yang
brad di luar jalur
Tektonik utama yang mempe-
ngaruhi kondisi di Sumatera yaitu
terbentuknya tumbukan dua buah
lempeng yaitu antara Lempeng Samudra
Hindia-Australia dari sebelah barat daya
yang menunjam ke dalam Lempeng
Eurasia, yang terjadi di bagian barat
Pulau Sumatera. Akibat terjadinya
penunjaman tersebut menyebabkan
ferbentuknya deretan gunung berapi,
Sesar Besar Sumatera, pusat-pusat gempa
serta gerakan tanah terutama di sepanjang
sesar dari utara (Aceh) sampai Selat
Sunda di bagian selatan.
I. GEOLOGI UMUM
Sumatera bagian selatan mempu-
nyai pola struktur yang sedikit berlainan
bila dibandingkan dengan di Jawa Barat
Gb.2. Sesar-s0sar kecil yang merupakan bagian dari sistem Sesar Semangko dari Interpretasi
SAR image (Kristano. 1880)
maupun Sumatera Utara, Perbedsan
tersebut karena daerah Sumatera bagian
selatan merupakan peralihan dari
interaksi Lempeng Samudra Hindia-Aus
tralia dengan lempeng Eurasia terhadap
Pulau Sumatera dan interaksi dari
Lempeng Hindia-Australia dengan
Lempeng Pasifikterhadap Pulau Jawa
Bila dibuat sayatan_melintang
dengan arah barat daya-timur laut di
bagianselatan dari Pulau Sumatera, maka
akan terlihat bahwa Lempeng Hindia-
Australia menumbuk dan kemudian
menyusup di bawah Pulau Sumatera. Dati
sayatan tersebatterlihat pembagian zona
zona yang meliputi Zona Subéuksi Aktif
yang merupakan pusat penunjaman Arc-
Trench Gap yang meliputi Kepulauan
Mentawai yang berumur Pre-Miosen
‘Awal dan berlanjut pada Eosen, Miosen
ddan Pliosen, Jalur Magmatik yang juga
terbentuk dalam Sesar Sumatera
(Semangko) dengan umur Miosen,
Pliosen dan Resent, yang ditunjukkan
oleh endapan Neogen yang antara lain
tersingkap di Jambi dan yang terakhir
‘Alami, Vol.2. Nomor 3 Tahun 1887
adalah Craton yang terbentuk oleh batuan
metamorf dan tersingkap di Kepulauan
Singkep
Litologi penyusun daerah ini
dimulai dari Kelompok batuan Pra Tersier
yang terdiri dari Kelompok Gunung
Kasih, Komplek Sulan, Formasi Mana-
nga, Kelompok Batuan Tersier : F. Satu,
F. Campag, F. Tarahan, dan Kelompok
Batuan Kwarter yaitu Formasi Lampung,
Formasi Kasai, Basal Sukadana dan
endapan Gunung api muda (Andi MS at
al, 1986). Dari Peta geologi yang disusun
oleh Nishimura, etal, (1985), Sumatera
bagian selatan dibagi menjadi beberapa
bagian berdasarkan litologinya, yaitu
Batuan Volkanik Kuarter meliputi wila-
yah Sukadana menerus kearah utara,
Rajabasa, Tanjung Karang dan Kota
‘Agung; batuan dasarnya terletak di
daerah Teluk Betung, Barat Laut dari
Tanjung Karang; Endapan Miosen dan
produk dari volkanik menyebar kearah
Barat daya dari Tanjung Karang dan
sebelah Barat daya Kota Agung tepainya
di wilayah tenggara Teluk Semangko:
Endapan Sedimen Pliosen dan produk
volkanik terletak di ujung Barat daya dari
‘Teluk Semangko; Endapan Kuarter yang
berupa tuf, lava dan sebagian breksi
tersingkap sebagian di daerah Rajabasa
dan sebelah barat dari Sukadana
(Gambar 1)
M1, TEKTONIKA
Perkembangan struktur di Suma-
“tera bagian selatan meliputi peristiwa-
peristiwa tektonik sejak Paleozoikum
Akhir sampai Resent. Struktur yang
tampak seperti sesar dan lipatan pada
umumnya merupakan produk kala
Tersier Akhir-Kuarter Awal
Struktur geologi yang terdapat di
sepanjang jalan-jalan di daerah ini berupa
sesar, struktur lipatan (baik antiklin
maupun sinklin), dan struktur kekar.
Namun demikian, struktur perlipatan
sangat jarang dijumpai di daerah ini
mengingat sebagian besar daerah ini
tersusun oleh batuan yang tidak mudah
terlipat seperti tuf, breksi, lava, dan
produk volkanik lainnya. Perlipatan yang
tersingkap pada mulanya mempunyai
arah timur-barat yang kemudian diikuti
perlipatan tegak berarah barat laut-
tenggara pada batuan malihan Komplek
Gunung Kasi.Hasil interpretasi SAR Image oleh
Kristano (1990), menunjukkan bahwa di
‘Sumatera bagian selatan yaitu di daerah
‘Teluk Semangko sampai Danau Ranau
banyak ditemukan sesar-sesar kecil dan
‘merupakan sesar orde dari sesar utama
‘yaitu Sesar Besar Sumatera pada segmen
paling selatan. (Gambar 2). Banyaknya
struktur sesar yang berkembang, menun-
Jjukkan bahwa daerah tersebut merupakan
daerah yang labil yang rawan terhadap
‘gempa bumi dan tanah longsor.
‘Arah umum Sesar dan sumbu
perlipatan yang terdapat di Sumatera
mempunyai arah tenggara-barat laut.
Sedangkan sesar geser utama yang
‘memotong Sumatera adalah Sesar geser
aktifbesar Sumatera (Semangko) sepan-
Jang lebih kurang 1.700 km dari Aceh
sampai ke Lampung yang terbagi
‘menjadi beberapa segmen.
Pertemuan Lempeng Indo-Austra-
lia dengan Lempeng dicerminkan oleh
Palung sunda yang memanjang sejajar
dengan busur banda. Palung ini berbelok
di Sclat sunda hingga zona ini mempu-
nyai karakteristik tektonik tersendir.
Pusat-pusat gempa di wilayah
Selat Sunda berkaitan dengan transisi
arah penunjaman lempeng yang tidak
tegak lurus di sumatera menjadi tegak
lurus di Jawa. Beberapa hasil penelitian
terdahulu menyebutkan bahwa rejim
tektonik di Selat Sunda adalah ekstensi
Sesar Sumatera berperan penting dalam
pembukaan/pembentukan Selat Sunda
Pergerakan Sesar Sumatera di bagian
selatan lebih lambat dibandingkan
dengan bagian utara . Kerak samudera
yang mengaksi Samudera Hindia dan
Ssebagian Lempeng Hindia-Australia,
telah menunjam miring di sepanjang
Parit Sunda di Lempeng Pantai Barat
Sumatera, Lempeng Samudra Hindia
tersebut mempunyai arah N 20° E dengan
kecepatan relatif7emy/tahun (Zen, 1982)
(Gambar 3)
Penunjaman ke bawah Sumatera
selama Tersier Bawah hingga regresi
telah menimbulkan busur magma yang
luas di Pegunungan Bukit Barisan
Litologi sepanjang Sumatera yang ada
kaitannya dengan busur tersebut menim-
bulkan dugaan bahwa penunjaman ke
bawah Sumatera telah berlangsung sejak
Perm atau Perm Awal-Tengah (Katili,
1969). Sedangkan rienurut beberapa
peneliti menyatakan bahwa pergeseran
Sesar Besar Sumatera ini telah dimulai
pertengahan Miosen Tengah, bahkan
lebih awal lagi (Zen, 1982). Tekanan
akibat penunjaman miring tersebut telah
dilepaskan secara berkala lewat sesar-
sesar renggut menganan yang sejajar
dengan tepi lempeng. Berkaitan dengan
‘busur magma tersebut maka dari barat ke
timur Sumatera dapat dibagi menjadi
‘empat mandala tektonik yaitu : Lajur
Akrasi atau Lajur Mentawai, Lajur Busur
Muka atau lajur Bengkulu, Le
Magma atau Lajur Barisan dan Lajur
Busur Belakang atau Lajur Jambi:
Palembang.
IV. KEGEMPAAN
‘Secara umum daerah-daerah sesar
aktif merupakan daerah gempa bumi,
karena getaran akibat pergerakan
Jempeng akan diteruskan pada zona-zona
Jemah yang berupa sesar-sesar yang