Professional Documents
Culture Documents
Pengaruh Corporate Governance, Bonus Plans, Debt - (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2008-2010)
Pengaruh Corporate Governance, Bonus Plans, Debt - (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2008-2010)
ABSTRACT
This study aims to obtain empirical evidence about the influence of
corporate governance practices, bonus plans, debt-covenant and firm size on
earnings management practices. Corporate governance practices were measured
using three variables (the structure of independent commissioners, the audit
committee and auditor reputation with size of Public Accountant Office), bonus
plans are measured from the bonus by using a dummy, debt-covenant with
measured by debt to equity ratio, and firm size measured value of the number of
shares outstanding year-end.
Earnings management measured by discretionary accruals using the
Modified Jones Model. The population in this study is 135 manufacturing
companies listed in Indonesia Stock Exchange in 2008-2010. The research data
obtained from financial statements and annual reports of manufacturing
companies in the period 2008-2010. Based on purposive sampling method,
samples obtained as many as 18 companies by the number of observation data as
much as 54 data derived from the company's total sample multiplied by the period
2008 to 2010. The hypothesis in this study were tested using multiple regression
analysis.
The analysis showed that the variable that have a significant influence on
earnings management is firm size. Furthermore, the structure of independent
commissioners, the audit committees, auditor reputation, bonus plans, and debtcovenants does not significantly influence earnings management.
Key words: earnings management, corporate governance, the structure of
independent commissioners, the audit committee, auditor reputation, bonus plans,
debt-covenant and firm size.
PENDAHULUAN
1.1
suatu ringkasan dari transaksi transaksi keuangan yang terjadi selama tahun
buku yang bersangkutan. Laporan keuangan dibuat oleh manajemen dengan
tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas tugas yang dibebankan
kepadanya oleh pemilik perusahaan ( Baridwan . 2004 :17).
Salah satu informasi yang terdapat di dalam laporan keuangan adalah
informasi mengenai laba perusahaan. Laba juga digunakan sebagai alat untuk
mengukur kinerja manajemen perusahaan selama periode tertentu serta dapat
dipergunakan untuk memperkirakan prospek perusahaan di masa depan
(Boediono, 2005).
Manajemen termotivasi untuk memperlihatkan kinerja yang baik dalam
menghasilkan nilai atau keuntungan maksimal bagi perusahaan sehingga
manajemen cenderung memilih dan menerapkan metode akuntansi yang dapat
memberikan informasi laba lebih baik. Pilihan metode akuntansi yang secara
sengaja dipilih oleh manajemen untuk tujuan tertentu dikenal dengan sebutan
manajemen laba atau earnings management (Halim dkk, 2005). Debt-covenant
hypothesis menyatakan bahwa jika semua hal lain tetap sama, semakin dekat
perusahaan dengan pelanggaran perjanjian utang yang berbasis akuntansi, sangat
dimungkinkan manajer perusahaan mempengaruhi angka-angka akuntansi pada
laporan keuangan. Angka-angka akuntansi dapat dipengaruhi dengan melakukan
manajemen laba ( Nurul dan Baridwan, 2005).
Laba sebagai bagian dari laporan keuangan tidak menyajikan fakta yang
sebenarnya tentang kondisi ekonomis perusahaan sehingga laba yang diharapkan
dapat memberikan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan menjadi
diragukan kualitasnya. Laba yang tidak menunjukkan informasi yang sebenarnya
tentang kinerja manajemen dapat menyesatkan pihak pengguna laporan
(Boediono, 2005). Teori agensi memberikan pandangan bahwa masalah earnings
Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
1.3
bukti
empiris
Debt-Covenant
berpengaruh
terhadap
Manajemen Laba.
4. Memperoleh bukti empiris Firm Size berpengaruh terhadap Manajemen
Laba.
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain:
1.
2.
Bagi Akademisi
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada
literatur - literatur terdahulu mengenai manajemen laba di negara
berkembang khususnya Indonesia.
3.
ini
sebagai
sumber
referensi
dan
informasi
untuk
Landasan Teori
informasi
yang
dimiliki
oleh
principal
dan
agent.
untuk tujuan tertentu dikenal dengan sebutan manajemen laba atau earnings
management (Halim dkk, 2005).
Primanita dan Setiono (2006), menyatakan bahwa Manajemen laba
(earning management) adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh manajemen
perusahaan untuk mempengaruhi laba (income) yang dilaporkan yang dapat
memberikan informasi mengenai keuntungan ekonomis (economic advantage)
yang sesungguhnya tidak dialami perusahaan dalam jangka panjang bahkan
merugikan perusahaan.
2.1.4.2 Motivasi melakukan manajemen Laba
Menurut Scott (2003) dalam Luhgiatno (2008) menyatakan bahwa terdapat
berbagai motivasi yang mendorong manajer perusahaan melakukan manajemen
laba, yaitu :
1. Bonus plans
Manajer memiliki informasi mengenai laba bersih sebelum dilaporkan
dalam laporan keuangan. Manajer akan berusaha untuk mengatur laba
bersih tersebut sehingga dapat memaksimalkan bonus berdasarkan
compensation plans perusahaan. Ada dua pendekatan yang dapat ditempuh
oleh manajer dalam mengendalikan laba, yaitu : mengendalikan accruals,
yaitu meliputi penghasilan (revenue) dan beban (expense) dalam
perhitungan rugi yang tidak mempengaruhi cash flows
dan dengan
untuk
memilih
prosedur
akuntansi
yang
dapat
memiliki
kecenderungan
memaksimalkan
laba
untuk
laba bersih dapat digunakan sebagai sinyal kepada investor tentang nilai
perusahaan. sehingga hal ini memunculkan kemungkinan bahwa pihak
manajemen perusahaan yang go public akan melakukan manajemen laba
untuk memperoleh harga yang lebih tinggi atas saham perusahaannya.
2.1.4.3 Pola Manajemen Laba
Pola manajemen laba menurut Scott (2000) dalam Luhgiatno (2008) dapat
dilakukan dengan cara:
a. Taking a Bath
Pola ini terjadi pada saat reorganisasi termasuk pengangkatan CEO baru
dengan melaporkan kerugian dalam jumlah besar. Tindakan ini diharapkan
dapat meningkatkan laba di masa datang.
b. Income Minimization
Dilakukan pada saat perusahaan mengalami tingkat profitabilitas yang
tinggi sehingga jika laba pada periode mendatang diperkirakan turun
drastis dapat diatasi dengan mengambil laba periode sebelumnya.
c. Income Maximization
Dilakukan pada saat laba menurun. Tindakan atas income maximization
bertujuan untuk melaporkan net income yang tinggi untuk tujuan bonus
yang lebih besar. Pola ini dilakukan oleh perusahaan yang melakukan
pelanggaran perjanjian hutang.
d. Income Smoothing
Dilakukan perusahaan dengan cara meratakan laba yang dilaporkan
sehingga dapat mengurangi fluktuasi laba yang terlalu besar karena pada
umumnya investor lebih menyukai laba yang relatif stabil.
2.1.5
Corporate Governance
2.2
Kerangka Pemikiran
Struktur Dewan
Komisaris
Independen
Komite Audit
Reputasi Auditor
Manajemen Laba
Bonus Plans
Debt - Covenant
Firm Size
2.3
Hipotesis
Penelitian
ini
berusaha
menjelaskan
tentang
faktor-faktor
yang
METODE PENELITIAN
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
Metode Analisis
Standar
deviasi,
varian,
maksimum
dan
minimum
pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada
problem autokorelasi. Penelitian ini menggunakan uji Durbin-Watson
untuk mendeteksi masalah autokorelasi (Ghozali, 2009).
3.5.3 Analisis Regresi Linier Berganda
Model regresi yang dikembangkan untuk menguji hipotesis-hipotesis yang
telah dirumuskan dalam penelitian ini adalah:
DAit = 0 + 1KOMISit + 2KAit + 3KAPit + 4BPit +5DERit + 6SIZEit
+ it
DAit
KOMISit
tahun t
KAit
KAPit
BPit
DERit
SIZEit
it
: error
4.2
Analisis Data
4.2.1
54
54
54
54
54
54
54
54
Minimum
-5E+011
.29
2.00
.00
.00
.10
10.32
Maximum
5E+011
.67
5.00
1.00
1.00
8.44
12.58
Mean
-5E+010
.4002
3.1481
.8148
.5556
1.1801
11.5917
Std. Deviation
2.739E+011
.08953
.62668
.39210
.50157
1.33268
.59497
minimum variabel KAP adalah 0 dan nilai maksimumnya adalah 1, dengan ratarata sebesar 0,8148, sedangkan standar devisiasinya 0,39210.
Nilai minimum variabel BPit adalah 0 dan nilai maksimum 1 dengan nilai
rata-rata sebesar 0,5556 , sedangkan standard deviasinya 0,50157. Nilai minimum
variabel DERit adalah 0,1 dan nilai maksimum 8,44 dengan nilai rata-rata sebesar
1,1801, sedangkan standard deviasinya 1,33268. Nilai minimum variabel SIZEit
adalah 10,32 dan nilai maksimum 12,58 dengan nilai rata-rata sebesar 11,5917,
sedangkan standard deviasinya 0,59497.
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N
Normal Parameters
a,b
Most Extreme
Differences
Unstandardiz
ed Residual
54
-.0000904
2.3490E+011
.123
.123
-.111
.902
.390
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Hasil
pengujian
normalitas
dengan
uji
statistik
non-parametrik
Model
1
(Constant)
KOMISit
KAit
KAPit
BPit
DERit
SIZEit
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
-2E+012
7E+011
1E+012
4E+011
-9E+010
6E+010
2E+011
1E+011
-9E+010
8E+010
2E+010
3E+010
1E+011
6E+010
Standardized
Coefficients
Beta
.361
-.216
.323
-.157
.109
.271
t
-2.655
2.646
-1.586
2.297
-1.117
.810
2.096
Sig.
.011
.011
.119
.026
.270
.422
.041
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
.843
.843
.789
.797
.866
.937
1.186
1.186
1.267
1.255
1.155
1.067
Dari hasil output di atas dapat diketahui bahwa nilai tolerance dari setiap
variabel independen lebih dari 0,10 dan nilai VIF dari setiap variabel independen
tidak lebih dari 10. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tidak ada
multikoloniaritas antar variabel independen dalam model regresi.
4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Salah satu cara untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat
dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot.
Grafik 4.2
Scatterplot Uji Heteroskedastisitas
Scatterplot
-1
-2
-2
-1
Model
1
(Constant)
KOMISit
KAit
KAPit
BPit
DERit
SIZEit
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
-3E+011
3E+011
-2E+010
2E+011
-1E+010
3E+010
5E+010
4E+010
-5E+010
3E+010
-2E+010
1E+010
5E+010
3E+010
Standardized
Coefficients
Beta
-.013
-.077
.195
-.251
-.195
.277
t
-1.110
-.087
-.525
1.285
-1.664
-1.343
1.986
Sig.
.273
.931
.602
.205
.103
.186
.053
Dari hasil diatas dapat diketahui bahwa model regresi bebas dari masalah
Heteroskedastisitas. Hal ini terlihat dari nilai signifikansi variabel independen
(KOMISit, KAit, KAPit, BPit, DERit, SIZEit) lebih besar dari tingkat signifikansi
sebesar 0,05.
4.2.2.4 Uji Autokorelasi
Output uji autokorelasi dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.6
Hasil Uji Autokorelasi dengan Durbin-Watson
Model Summaryb
Model
1
R
R Square
.514a
.264
Adjusted
R Square
.171
Std. Error of
the Estimate
2.494E+011
DurbinWatson
1.832
Model
1
(Constant)
KOMISit
KAit
KAPit
BPit
DERit
SIZEit
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
-2E+012
7E+011
1E+012
4E+011
-9E+010
6E+010
2E+011
1E+011
-9E+010
8E+010
2E+010
3E+010
1E+011
6E+010
Standardized
Coefficients
Beta
.361
-.216
.323
-.157
.109
.271
t
-2.655
2.646
-1.586
2.297
-1.117
.810
2.096
Sig.
.011
.011
.119
.026
.270
.422
.041
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
.843
.843
.789
.797
.866
.937
1.186
1.186
1.267
1.255
1.155
1.067
R
.514a
R Square
.264
Adjusted
R Square
.171
Std. Error of
the Estimate
2.494E+011
DurbinWatson
1.832
Dari tabel 4.9 diatas dapat diketahui bahwa Adjusted R Square (R ) adalah
0,171 Hal ini berarti bahwa 17,1% variabel manajemen laba (discretionary
accruals) dapat dijelaskan oleh variabel independen yaitu variabel struktur dewan
Regression
Residual
Total
Sum of
Squares
1.1E+024
2.9E+024
4.0E+024
df
6
47
53
Mean Square
1.752E+023
6.222E+022
F
2.816
Sig.
.020a
Dari Tabel 4.10 di atas dapat diketahui bahwa model persamaan ini
memiliki tingkat signifikansi, yaitu 0,020 lebih kecil dibandingkan taraf
signifikansi (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa variabel independen dalam
model penelitian ini secara simultan dapat berpengaruh terhadap variabel
dependen yaitu manajemen laba (discretionary accruals).
4.2.4.3 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Untuk menguji hipotesis maka analisis statistik yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu regresi linier berganda. Analisis ini digunakan untuk
mengetahui besarnya pengaruh variabel independen yaitu Firm Size dan
mekanisme corporate governance terhadap variabel dependen yaitu manajemen
laba.
Tabel 4.10
Hasil Uji Hipotesis Parsial t
Coefficientsa
Model
1
(Constant)
KOMISit
KAit
KAPit
BPit
DERit
SIZEit
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
-2E+012
7E+011
1E+012
4E+011
-9E+010
6E+010
2E+011
1E+011
-9E+010
8E+010
2E+010
3E+010
1E+011
6E+010
Standardized
Coefficients
Beta
.361
-.216
.323
-.157
.109
.271
t
-2.655
2.646
-1.586
2.297
-1.117
.810
2.096
Sig.
.011
.011
.119
.026
.270
.422
.041
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
.843
.843
.789
.797
.866
.937
1.186
1.186
1.267
1.255
1.155
1.067
Dari hasil pengujian analasis regresi diperoleh nilai t hitung sebesar 2,096 dengan
tingkat signifikansi sebesar 0,041 ( p < 0,05) maka berarti hipotesis keenam
diterima.
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan
pada Bab IV, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: manajemen laba hanya
dipengaruhi oleh variabel Firm Size. Manajemen pada perusahaan yang berskala
besar dan industri strategis yang melibatkan hajat hidup orang banyak memiliki
biaya politis yang besar cenderung untuk melakukan manajemen laba dengan cara
menurunkan laba. (Scoot, 2003 dalam Luhgiatno, 2008). Karena biaya politik
yang tinggi dapat menarik perhatian media dan konsumen (Watts dan
Zimmerman, 1986 dalam Halim,dkk 2005). Dalam penelitian ini, variabel firm
size berpengaruh positif terhadap manajemen laba. Hal ini menunjukkan semakin
besar perusahaan semakin oportunis pengelolaan labanya karena pengelolaan laba
dalam perusahaan besar tersebut sudah lebih terencana (Veronica dan Utama,
2005).
5.2
5.2.1 Keterbatasan
Penelitian ini memiliki keterbatasan-keterbatasan diantaranya adalah:
1.
2.
3.
Lama periode pengamatan penelitian ini yang terbatas, yaitu selama kurun
waktu tahun 2008-2010, dapat menyebabkan hasil penelitian ini belum
dapat digeneralisir.
5.2.2 Saran
Saran untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat melengkapi keterbatasan
penelitian dengan mengembangkan beberapa hal sebagai berikut:
1.
2.
3.
Untuk para peneliti yang berminat mengkaji lebih lanjut pada bidang yang
sama dapat memperpanjang periode pengamatan dan menambah sampel
penelitian jenis industri lain.
DAFTAR PUSTAKA
Sri, Sulistiyanto. 2008. Manajemen Laba Teori dan Model Empiris . Jakarta:
Grasindo.
Suaryana, Agung. 2005. Pengaruh Komite Audit terhadap Kualitas Laba.
Simposium Nasional Akuntansi 8. Solo tanggal 15 - 16 September.
Veronica, Sylvia, dan Siddharta Utama. 2005. Pengaruh Struktur
Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Praktek Corporate Governance
terhadap Pengelolaan Laba (Earnings Management). Simposium
Nasional Akuntansi 8. Solo tanggal 15 - 16 September.
Wedari, L.K. 2004. Analisis Pengaruh Proporsi Dewan Komisaris dan
Keberadaan Komite Audit Terhadap Manajemen Laba. Simposium
Nasional Akuntansi 7. Denpasar tanggal 2 3 Desember.
Widyaningdyah, Agnes Utari. 2001. Analisis Faktor Faktor yang
berpengaruh terhadap Earning Management pada Perusahaan Go
Public di Indonesia. Jurnal Akuntansi & Keuangan. Vol. 3, No. 2,
Hlm: 89 101.