Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 16

Dedi Kusnadi Kalsim et.al.

Rancangan Operasional Irigasi untuk Pengembangan SRI di Daerah


Irigasi. November 2007

RancanganOperasionalIrigasiuntukPengembanganSRI1
(IrrigationOperationalDesignforSRIDevelopment)
Oleh:
DediKusnadiKalsim2
Yushar,Subari,MarasiDeon,AhmadHanhan3
Abstract
Maintaining at least some minimum of soil organic matter content and managing intermittent
irrigation waterapplication duringthevegetativegrowthperiod is really required for developing
System of Rice Intensification (SRI) cultivation in an irrigation scheme. Field observation
experiencesthroughfarmerparticipatory researchinManonjayascheme(Tasikmalaya,WestJava)
duringthreecropseasonsin20062007haveshownthatirrigationwaterrequirement withSRIis
60% of usual requirement, and yield was increased 20% compare to conventional methods
(continuousstagnantwateratdepth510cm).Optimumwatermanagementislessthan2cmdepth
and lower level at field capacity. The range for optimum water level, local data oncrop evapo
transpiration,andsoilpercolationratewilldeterminewhatistheoptimumirrigationinterval.
Commonly in irrigation schemes in Indonesia serving paddy fields, water is delivered
continuously rotation method at several levels is only applied if factor K < 0.6. SRI requires a
rotation system in either wet or dry seasons. Rotational irrigation system between quaternary
blocks within a tertiary unit should be applied with a safe, easy and convenient interval. SRI
managementappliedinan irrigationschemehastheopportunitytoincreasecroppingintensity (CI)
andyield.BasedonirrigationareadatainIndonesia,ifSRIapplicationcouldincreaseCIby10%
and yieldby 20%, it would not be necessary to import rice. A holistic intersector program for
developingSRIinirrigationareasisproposedinthispaper.

Key words: SRI, intermittent irrigation, saving irrigation water, irrigation rotation
system,croppingintensity,increasingyield.
Pendahuluan
Lokasi penelitian lapangan berada di Kelompok Tani Jembar Karya I, desa
Margahayu, kecamatan Manonjaya, kabupaten Tasikmalaya. Sawah berteras bangku
dengankemiringanlahan0,46%.Kelompoktaniiniterdiridari21orangpetanipenggarap
danpemilik lahan, bersamasama menerapkan metoda SRI untuk pertamakalinya secara
serentak pada satu hamparan sawah seluas 5 Ha sejak MT1 2005/2006 (Januari ~Mei
2006). Varietas padi yang ditanam adalah Sintanur. Curah hujan ratarata di daerah ini
adalah 1.900 mm/tahun dan 101 hari hujan/tahun. Pengamatan dilakukan mulai MT1
2005/2006(JanuariMei2006),MT2 JuniOktober2006,MT1 2006/2007Desember2006
April2007), dan MT22007 (MeiSeptember2007).
Metodologi
Penelitian di rumah kaca bertujuan untuk mencari cara pemberian air optimum,
nilaiETcdanKctanamanpadivarietasCiherang.Dilakukandenganrancanganpercobaan
1

PaperdisajikandalamSeminarKNIICID.Bandung,24November2007
(Ir., M.Eng., Dip HE). Lektor Kepala, Lab. Tanah dan Air, Departemen Teknik Pertanian, Fakultas
Teknologi Pertanian IPB. Email: dedkus@telkom.net Hp: 081.281.328.21 Fax: 0251627739. Alamat
surat:DepartemenTeknikPertanian,FATETAIPBPOBOX220Bogor.
3
BerturutanKepalaBalaiirigasi,danStafBalaiirigasi,PuslitbangSumberDayaAir,BalitbangDepartemen
PekerjaanUmum,Bekasi.
2

Dedi Kusnadi Kalsim et.al. Rancangan Operasional Irigasi untuk Pengembangan SRI di Daerah
Irigasi. November 2007

faktorial terdiri dari: (a) perlakuan jenis pupuk yakni (i) pupuk kompos, (ii) pupuk
anorganik (b) perlakuan irigasi yakni (i) metoda SRI Jabar, (ii) SRI Gorontalo, (iii)
konvensional.
Penelitian di lapangan dengan partisipasi kelompok tani bertujuan untuk
mendapatkan nilai EMA4 dari SRI dan nonSRI. Untuk itu dipilih tiga buah petakan
denganperlakuan:(a)Petak1metodaSRIdengancarapengairanberdasarkanpetani,(b)
Petak 2metodaSRI dengan cara pengairan berdasarkan perhitungan, (c) Petak 3 metoda
nonSRI dengan cara pengairan petani. Pengukuran hujan harian dengan penakar hujan,
pengukuran volume air irigasi dilakukan dengan mengukur debit air (alat ukur segitiga
Thompson)danlamapemberianairdenganjamtangan,pengukuranETcdenganlysimeter
terbukadanperkolasidenganperkolasimeter.
Sifat fisika tanah dianalisis mencakup: (a) tekstur tanah, (b) kandungan bahan
organik,(c)porositastotal,(d)lengastanahpadapF2,0,3,0dan4,52.Pengamatansetiap
minggupadacontohrumpuntanamanterdiridari:(a)tinggitanaman,(b)jumlahanakan,
(c)kondisi hama/penyakit,(d)jumlahmusuhhamaalamiperrumpun.Padawaktupanen
dilakukanpengukuran:(a)ubinandenganukuran2,5mx2,5m,(b)kadarairgabahkering
panen dihitung wet basis dengan cara gravimetri, (c) jumlah malai per rumpun, (d)
kedalamanakar,(e)jumlahbulirpermalai,(f)panjangmalai,(g)persenmalaiisi,(h)berat
bulirisiper1000bulir.
PengelolaanairpadaSRIJabar
Pada prinsipnya pengelola air di petakan sawah pada SRIOrganik Jabar adalah
sebagaiberikut:
(1)Pengolahan tanah dengan pelumpuran dilakukan seperti biasa, setelah siap tanam
dibuatparitkelilingdanparitmelintang
(2)Parit keliling danmelintang berfungsi untuk mengalirkan air irigasi merembes ke
lahansampaimacakmacak,jugaberfungsi sebagaisalurandrainase
(3)Bibit ditanam dangkal (1~2 cm), tunggal, berumur 10 hari setelah semai, pada
kondisitanahmacakmacak(genangan0~5mm)
(4)Kondisi air dari macakmacak dibiarkan sampai retak rambut5, kemudian diairi
lagisampaimacakmacak.
(5)Kondisi ini dilakukan selama periode vegetatif dan pertumbuhan anakan (sampai
dengan 45~50 hst). Pengeringan lahan pada periode vegetatif bertujuan untuk
menciptakan aerasi yang baik di daerah perakaran sehingga merangsang
pertumbuhan akar yang kuat dan pertumbuhan anakan. Di Jawa Barat apabila
jumlahanakanterlalubanyak(lebihdari50anakan)umumnyaadaduacarauntuk
menahanpertumbuhanjumlahanakanyakni(a)digenangisampai3cmselama10
hari(dilahantadah hujan),atau(b)dikeringkan sampaitanahnyaretakselama10
hari berturutan (dilahanberirigasi).
(6)Padaperiodevegetatifjikaakandilakukanpenyiangan,makaair irigasidiberikan
sampai genangan 2 cm untuk memudahkan operasi alat penyiang landak atau
grendel. Setelah penyiangan selesai biasanya air akan menjadi macakmacak
kembali.
(7)Frekuensi penyiangan biasanya sampai 3~4 kali tergantung kondisi gulma.
Penyianganpertama10hst,kedua20hst,ketiga30hst.Tigaharikemudiansetelah
penyiangan,sawahakankering,semprotkan MOL6 buatansendiri.
4
5

EMA:EfisiensiManfaatAir(waterusedefficiency)=BeratkgGKG/Totalairyangdigunakan(m3)
Retakrambutadalahistilahpetanimenggambarkantingkatkekeringantanahsawah

Dedi Kusnadi Kalsim et.al. Rancangan Operasional Irigasi untuk Pengembangan SRI di Daerah
Irigasi. November 2007

(8)Padawaktumulaifasepembungaan(51~70hst)danpengisianbulirsampaimasak
susu (71~95 hst), sawah diairi dan terus dipertahankan macakmacak. Fase ini
tanamanpadisangatpekaterhadapkekuranganair
(9)Pada fase pematangan bulir sampai panen (96~105), sawah dikeringkan total.
Pengeringan ini bertujuan untuk mempercepat dan menyeragamkan proses
pematanganbulirpadi.
Secara skhematis pengaturan air ini digambarkan seperti pada Gambar 1.
Berdasarkancarapengaturanairtersebutdiatasmakayangdiperlukanadalahpenentuan:
(a) batas atas, dan (b) batas bawah yang akan bervariasi pada setiap tahapan
pertumbuhan.
PengelolaanAirSRIJabar
Genangan(mm)
25,0

PenyiangandenganGasrok

20,0

15,0

Awal

VegetatifAnakan

Pembungaan

105

Pengeringan

100

95

90

85

80

75

70

65

60

55

50

45

40

35

30

25

Macakmacak

20

15

10

Macakmacak

5,0

0,0

Pengeringan

10,0

PengisianBulirMasakPematangan
Susu

HSTdanTahapPertumbuhan

Gambar1.PengelolaanairSRIdiJabar

KeperluanAirdanProduktivitasPadi
1. KesimpulanPenelitiandirumahkaca(Februari~ Juli2006)
(a) Jika cukup tersedia pupuk organik maka metoda SRIJabar7 dengan kondisi air
macakmacak dan pengeringan secara berkala memberikan hasil tertinggi (56,4 g
GKG/rumpun) dibandingkan dengan metoda genangan SRIGorontalo8 (37,3 g
GKG/rumpun) ataupun konvensional9 (46,8 g GKG/rumpun). Hasil ini didukung
dengan parameter pertumbuhan tinggi tanaman (masingmasing 117 cm, 109,5 cm,
dan109cm),jumlahanakanefektifperrumpun(masingmasing22,13,3dan15,0),
6

MOL:MikroOrganismaLokalyangterbuatdariberbagaibahanlokal(Lihatpustakano 1)
SRIJabar:kompos5~10ton/ha,irigasi batasatas2cmdanbatasbawah keringkapasitaslapang
8
SRIGorontalo: metodeSRIyangditerapkandiGorontaloolehNipponKoei,irigasibatasatasgenangan(2
3cm)dan batas bawah kondisimacakmacak.Pupukanorganikdiberikansebanyaktiga kalimenggunakan
pupukUrea,SP36,danKCl.
9
Konvensional:pupukanorganik,genangankontinyu5~10cmsampaiperiodepengisianbulir
7

Dedi Kusnadi Kalsim et.al. Rancangan Operasional Irigasi untuk Pengembangan SRI di Daerah
Irigasi. November 2007

(b)
(c)

(d)

(e)

panjang malai (masingmasing 26,5, 25,2, 23,6 cm), bulir bernas/malai (masing
masing179,153,154).
Jika tidak tersedia pupuk organik, maka pupuk anorganik dapat digunakan dengan
irigasikonvensionalyaknipengelolaanairgenangan5cmkontinyu.
Ditinjau dari aspek hemat air, maka metoda SRIJabar memperlihatkan nilai EMA
tertinggi sebesar 1,27 kg GKG/m3 air, sedangkan pada sistim konvensional baik
dengan pupuk organik maupun anorganik nilai EMA sekitar 0,9 kg GKG/m3 air.
DengankatalainefisiensimanfaatairmetodaSRIJabaradalah1,27kalidarimetoda
konvensional.JumlahairyangdikonsumsihanyauntukEvapotranspirasisaja.
Pada SRIJabar dengan pupuk organik, keperluan air untuk ETc (mm/hari) pada
setiaptahappertumbuhan(a)awal,(b)vegetatif,(c)pembungaan,(d)pengisianbulir,
(e)pematanganadalahsebesar:(a)1,6mm/hari,(b)3,5mm/hari,(c)7,1mm/hari,(d)
6,6 mm/hari, dan (e) 2,6 mm/hari. Total keperluan ETc dalam semusim 445 mm.
Nilaikoefisientanaman10 (Kc)padasetiappertumbuhantanaman:(a)0,32,(b)0,71,
(c)1,58,(d) 1,50,(e)0,59.
Jumlahanakanmaksimumyangdicapaipadakondisirumahkacalebihkecildaripada
kondisi di luar disebabkanoleh intensitas penyinaran matahari di rumah kaca lebih
kecildaripadadiluarkarenaatapnyakurangtransparant.

2. KesimpulanPenelitian dikelompoktanipadaMT1 2006(JanuariMei2006),


kondisi aircukup
(a) Dari sejumlah 14 orang petani contoh, perbandingan antara luas efektif dengan luas
pemilikan sawah adalah sebesar 0,827. Sawah berteras bangku dengan kemiringan
lahan 0,46%. Hasil temuan ini menunjukkan besarnya kesalahan terhadap produksi
nasionaljikaluasarealtanamataupanenhanyaditaksirdaridaftarluasankepemilikan
sawahsaja.
(b)Darisejumlah14orangpetanicontoh,sesudahSRIreratahasilpadivarietasSintanur
berdasarkan panenubinan adalah 8,50 ton GKP/ha, sedangkan berdasarkan hasil
panenpetakan adalah 6,67 ton GKP/ha. Sehingga rasio hasil petakan dengan ubinan
adalah sebesar 0,785 (faktor koreksi hasil ubinan ke hasil nyata). Angka koreksi ini
terdiri dari dari dua komponen yakni (a) rasio luas efektif dengan luas pemilikan
sebesar0,827,dan(b)kesalahandalampenentuanlokasiubinandankehilanganpasca
panen sebesar0,948.
(c) Parameterproduksidanhasilubinanpadapetakpercobaanperlakuanjaraktanampadi
varietasSintanurmemperlihatkan:(a)jaraktanam40x40cm:produksiubinan10,00
ton GKP/ha (8,63 ton GKG/ha), 49,6 malai/rumpun (b) jarak tanam 30 x 30 cm:
produksi ubinan 9,14 ton GKP/ha (8,11 ton GKG/ha), 36,3 malai/rumpun (c) jarak
tanam 25 x 25 cm: produksi ubinan 7,76 ton GKP/ha (6,79 ton GKG/ha), 25,3
malai/rumpun. Kandungan bahan organik di petakan percobaan adalah 6,15% berat
keringatau4,8%volume(drybulkdensity 0,78g/ml)
(d)Dari sejumlah 21 orang petani contoh berdasarkan Hasil Nyata rerata produksi
sebelum SRI adalah 4,15 ton GKP/ha, sesudah SRI (tahun pertama) menghasilkan
rerata5,49tonGKP/ha.Terjadipeningkatanproduksisekitar32,3%.

10

ETodihitungdenganmetodaPenmanMonteithmenggunakanCropwatver4.1.

Dedi Kusnadi Kalsim et.al. Rancangan Operasional Irigasi untuk Pengembangan SRI di Daerah
Irigasi. November 2007

3. KesimpulanpadaMT2 (Juni Oktober2006),terjadikekeringan


(a) Kebutuhan air saat pengolahan tanah pada MT2 paling banyak pada Petak SRI2A
(160,6 mm). Hal ini disebabkan oleh sifat tanahnya yang mempunyai lumpur yang
lebihdalam (62,6cm) dibandingkandenganpetaklainnya11.Reratakeperluanairuntuk
pengolahantanah85mm.
(b)Metode SRI di petak 2A menunjukkan produksi tertinggi (6,03 ton GKG/ha)
dibandingkan dengan petakpetak lainnya. Petak SRI2Bproduksinya terrendah 4,22
tonGKG/hakarenamengalamiseranganpenyakitdanjugadisebabkanolehterjadinya
lengas tanah di bawah pF 3pada awal pertumbuhan tanaman. Kedalaman lumpur di
petak 2A lebih besardaripadapetak lainnya yang merupakan simpanan untuk proses
evapotranspirasi(Gambar 2)
(c) Walaupun air yang tersedia hanya 27,3% dari yang seharusnya, metode SRI
menghasilkanproduksisekitar89%darihasilSRIMT1 (padakondisicukupair),EMA
rerata2,20kgGKG/m3 (padatingkatproduksi5,10tonGKG/ha).Padametodanon
SRI, air yang tersedia sekitar 48% dari yang seharusnya, tetapi produksinya 77,7%
dari hasil pada MT1, EMA12 nya hanya 1,64 kg GKG/m3 air (pada tingkat produksi
4,59tonGKG/ha).EMAmetodeSRIadalah1,34kalidari metode nonSRI
4. KesimpulanMT1 2006/2007(Desember2006~April2007),aircukup
(a) HasilubinantertinggidiPetak1SRI(jaraktanam40x40cm)sebesar7,0tonGKG/ha
dan terrendah di Petak 3 NonSRI (jarak tanam 20 x 20 cm) 6,0 ton GKG/ha.
Perbedaan ini ditunjang dengan jumlah malai per rumpun masingmasing 33,7 dan
17,7gramGKPbulirperrumpunmasingmasing124,7dan60.
(b)Pada MT1 ini jumlah hujan yang terjadi selama pertumbuhan sampai panen adalah
1.698mm,sedangkanjumlahairirigasi89,5mm.Irigasihanyadiberikanpadaperiode
020hstdansedikitdi2150hst,seterusnyadipenuhiolehairhujan (Gambar 3)
KondisiLengasTanahpadaMT22006(Kering),Petak2A,ManonjayaSRI
Produksi6,0tonGKG/ha22,5malai/rumpunvar.Sintanur30x30cm
NonSRI4,6tonGKG/ha11,4malai/rumpunvar.Sintanur20x20cm
mmAir
60
LengasTanah
BatasBawahkap.lapang
BatasBawah80%kaplapang

40

BatasBawahpF3
BatasBawahpF4.2

PengolahanTanah160mm
Pertumbuhan:TotalIrigasi+Hujan=
96+27=123mm

20
HariSetelahTanam
87

90

93

96

99

10
2
10
5

60

63

66

69

72

75

78

81

84

39

42

45

48

51

54

57

9
12

15

18

21

24

27

30

33

36

20
40

60
80

100

Gambar2.SimulasikondislengastanahdipetakSRIpadaMT22006(kering)
11
12

Lumpurdalam,dalambahasaSundadisebutembel
DalamperhitunganEMApadakasusini,volumeairyangdigunakanadalahtotalairirigasidanairhujan

Dedi Kusnadi Kalsim et.al. Rancangan Operasional Irigasi untuk Pengembangan SRI di Daerah
Irigasi. November 2007

mmkolomair

KondisiLengasTanahSRIPetak2MT12007(Des06~Apr07)Manonjaya
Outletpadaelevasi0mmdaripermukaantanah

40

AirIrigasi=130mm
HujanEfektif=441mm(32%)
Hujantotal=1.384mm

Anakanproduktif/rumpun:33,7
Prod.6,98tonGKG/Ha

20
HariSetelahTanam
96

10
0
10
4

92

88

84

80

76

72

68

64

60

56

52

48

44

40

36

32

28

24

20

16

12

20

40

60

LengasTanah
BatasBawahpF2.0
BatasBawahpF3.0

80

BatasBawahpF4.2

100

Gambar3.SimulasikondisilengastanahdipetakSRIpadMT12007(basah)

5. KesimpulanMT2 2006/2007(Mei~September2007),airsedikitkurang
(a) Hasil ubinan SRI pada petak 1 dan petak 2 masingmasing sebesar 7,5 ton GKG/ha,
sedangkandipetak3NonSRIproduksinya6,2tonGKG/ha.Jumlahmalaiperrumpun
masingmasing 21,1, 19,1, dan 21,5. Jumlah bulir per malai masingmasing 141,1,
150,5, dan 103,1. Berat bulir gram GKP per rumpun masingmasing 66,0,56,3, dan
56,3.
(b)Rerata total air irigasi 376 mm dan hujan yang terjadi 271 mm. Total air irigasi dan
hujanantara460~812mm.Hujanefektif43,4%. KodisilengastanahpadaGambar4.
(c) Jika dibandingkan dengan total hujan efektif dan air irigasi, maka nilai EMA (kg
GKG/m3 air) untuk petak 1SRI, petak 2 SRI dan petak 3 Non SRI masingmasing
adalahsebesar1,60, 1,21,dan 1,36.
6. RingkasanProduksidanAirdariMT1 2005/2006s/dMT22006/2007(Gambar5)
(a) MT2 2005/2006 merupakanmusim kering yang parah dimana ketersediaan air irigasi
danhujansekitar120 186mmpermusim,petakSRImasihmampumenghasilkan5~
6 ton GKG/ha, sedangkan petak nonSRI hanya menghasilkan 4,6 ton GKG/ha.
PerbandinganproduksiSRI/NonSRI=1,20
(b)MT1 2006/2007ketersediaanairirigasidanhujansekitar1.790mmpermusim,petak
SRI menghasilkan 6,24 ton GKG/ha, sedangkan petak nonSRI hanya menghasilkan
5,9tonGKG/ha.PerbandinganproduksiSRI/NonSRI=1,05
(c) MT2 2006/2007 ketersediaan airirigasi dan hujan sekitar 460 ~ 812 mmper musim,
petak SRI menghasilkan 7,5 ton GKG/ha13, sedangkan petak nonSRI hanya
menghasilkan6,2tonGKG/ha.PerbandinganproduksiSRI/NonSRI=1,21

13

HasilubinanSRIOrganik didesaBabojong,CianjurwaktupanenperdanaolehPersidenSoesiloBambang
Yudhoyono,pada30Juli2007adalah8,7tonGKG/ha,var.Sintanur,41malai/rumpun,panjang malai25,1
cm,215,7bulirgabahpermalai.

Dedi Kusnadi Kalsim et.al. Rancangan Operasional Irigasi untuk Pengembangan SRI di Daerah
Irigasi. November 2007

KondisilengastanahMT22007,Petak1SRIdiManonjaya
PetakSRI:7,5tonGKG/ha,21,1malai/rumpun
PetakNonSRI:6,2tonGKG/ha,21,5malai/rumpun
mmair
40

20

9
12

15

18

21

24

27

30

33

36

39

42

45

48

51

54

57

60

63

66

69

72

75

78

81

84

87

90

93

96

99

10
2

20

40

60

80

Lengastanah
BatasBawahpF2.0

Pertumbuhan:TotalIrigasi+Hujan
Efektif=341.7+141.7=483.4mm
TotalHujan=327mm,HujanEfektif
=43.3%

BatasBawahpF3.0
BatasBawahpF4.2

100
HariSetelahTanam

Gambar4.SimulasikondisilengastanahdipetakSRIpadMT22007
(MeiSeptember)(sedikitkering)
ProduktivitasSRIdanNonSRIdiManonjaya

ProduksiUbinan
(tonGKG/ha)
8

SRI
7

NonSRI
6.24

6.03

6.2
5.9

7.5

4.59

0
MT205/06Kekeringan

MT106/07AirBerlebih

MT206/07AirCukup

MusimTanam

Gambar5.ProduktivitasSRIdanNonSRIsetiapmusimtanamdiManonjaya
7.

KebutuhanairirigasiantaraSRIdanNonSRI(konvensional)padaMT2
Berdasarkan hasil simulasi di Manonjaya pada waktu MT2 dimana hujan
diasumsikan nol,perkolasi2mm/haripadagenangan10mm,pengelolaan airoptimum
denganselangirigasi5harian digambarkansepertipadaGambar6.Kebutuhanairirigasi
(KAI) di petakan sawah pada metoda SRI dibandingkan dengan metoda konvensional
(PSDAJabar)dapatdilihatpada Gambar7.

Dedi Kusnadi Kalsim et.al. Rancangan Operasional Irigasi untuk Pengembangan SRI di Daerah
Irigasi. November 2007

PengelolaanAirSRIdiLahankasusManonjayaMT2

mmAir

Selangirigasi5harian,Hujanefektif:0mm

20.0

10.0

20

24

28

32

36

40

44

48

52

56

60

64

68

72

76

80

84

88

92

96

10
0
10
4

16

8
12

0.0

10.0

20.0

30.0

Kondisilengastanah
BatasBawahpF2.0

KAI=531mm

40.0

50.0
HariSetelahTanam

Gambar6.PengelolaanairSRIJabardiManonjaya,MT2 interval5harian

KebutuhanAirIrigasiMT2diManonjayaIntervalIrigasi5harian
denganKonvensionalJABAR

KAI(lt/det/ha)
1.40

1.23

1.20

SRI
Konvensional

1.00

0.82

0.80

0.83

0.60

0.42

0.40

0.35

0.20

0.00
0

10

15

20

25

30

35

40

45

50

55

60

65

70

75

80

85

90

95

100 105

HariSetelahTanam

Gambar7.PerbandinganKAIdipetaksawahpadametodaSRIdenganKonvensionalJabarMT2

Dedi Kusnadi Kalsim et.al. Rancangan Operasional Irigasi untuk Pengembangan SRI di Daerah
Irigasi. November 2007

ImplementasiSRIdiDaerahIrigasi
Data areal padi beririgasi, IP 14dan produksi beras tahun 2002 tercantum pada
Tabel 1. Data produksi dan impor beras tercantum pada Tabel 2. Kebutuhan konsumsi
beraspadatahun2001sekitar28,538jutatonberas15,sedangkanproduksinasionalsekitar
25,270 juta ton beras, sehingga masih diperlukan impor sekitar 3,268 juta ton beras.
Apabila dengan aplikasi SRI di daerah irigasi dapat meningkatkan IP 10% dan kenaikan
produksi 10%, maka produksi beras yang dihasilkan di daerah irigasi seluruh Indonesia
seperti tercantum pada Tabel 3. Produksi beras yang akan dicapai dari daerah beririgasi
saja sekitar 29,051 juta ton,sudah mencukupi kebutuhan nasionalbahkan surplus sekitar
0,514jutatonberas.
Implementasi pengelolaan air irigasi pada aplikasi SRI mensyaratkan pemberian
irigasiberkalabaikpadamusimhujanmaupunmusimkemarau.Padakondisisekarangini
umumnya pemberian air secara kontinyu, sedangkan rotasi dilakukan terpaksa pada
kondisifaktorkoreksiK 16 <0,6.Sistimrotasiyangpalingmudahdilakukanadalahantar
blok kwarter di dalam petak tersier. Prasyaratnya adalah infrastruktur di petak tersier
dengan boks bagi subtersier dan kwarter perlu diperbaiki/dilengkapi sehingga
memungkinkanrotasiantarblokkwarter.
Sebagai contoh dapat dilihat pada petak tersier BCMA5 DI Ciramajaya,
Kabupaten Tasikmalaya (Gambar 8 dan 9). Box 1 adalah box tersier yang membagi air
untukKW1seluas2,7ha,KW2seluas9,1ha,danKW3seluas1,5ha.Totalluaspetak
tersier BCMA5 adalah 13,3 ha. Pada saluran kwarter 2 terjadipercabangan yang terdiri
dariKW2Aseluas2,6hadanKW2Bseluas6,5ha.KarenaKW2Bluasnyalebihbesar
dari5ha,makaperludibuatBox2.Padapercabanganlainnyakarenaluasoncorankurang
dari 5 ha tidak perlu dibuat Boks bagi. Petani mampu melakukan operasional
pembagiannya dengan cara sederhana yakni menutup salurandengan tanah, rumput, atau
jerami.
Bagaimana rencana pembagian airnya?. MetodaSRI mensyaratkan pemberian air
secaraberkala(intermittent)denganselang(interval)pemberianairtertentu.Berdasarkan
pengalamandiManonjayadenganteksturtanahliat,perkolasi1~2mm/hari,selangirigasi
optimumadalah5harianpadaMKdan7harianpadaMH.Uluulucukupmengoperasikan
Box1denganjadwalsepertipadaGambar7.BukaanBox 1dibuatproporsionalberpintu,
sedangkanBox 2cukupproporsionaltanpapintu.
KendaladanTantangan
Perhitungan keperluan jumlah ternak dan bahan organik berupa limbah pasar
organik ataupun jerami dapat dilihat pada Tabel 4. Budidaya padi metoda SRIOrganik
Jabar mensyaratkan pemberian kompos (bahan organik) sekitar 5~10 ton/ha. Penyediaan
kompossebesarinilebihvoluminousdibandingkandenganpupukanorganik4kwintal/ha.
Berdasarkan Tabel 4, keperluan ternak per ha sawah untuk dosis 7 ton kompos/ha/MT
adalah sapi 0,56 ekor, atau kambing/domba 18,7 ekor, atau ayam 311 ekor. Keperluan
lahanuntuktanamanrumputpakanpersatuekorternakadalahuntuksapi250~350m2,
kambing sekitar 25 m2. Rumput dapat ditanam sepanjang jalan pertanian atau saluran
irigasiataudrainase.

14

IP(IndeksPertanaman)=Luastanamsetahun/luasoncoran
Angka konsumsi beras nasional jika dihitung berdasarkan jumlah penduduk 200 juta jiwa, dan
menggunakan data konsumsi per kapita per tahun 145,31 kg (Susenas, 2005) atau 139,15 kg (Menko
Perekonomian),makaangkakonsumsiberasnasionalpertahunberkisarantara27,830~29,062jutaton.
16
FaktorkoreksiKadalahnisbahantaraairyangtersediadenganairyangdiperlukantanaman
15

Dedi Kusnadi Kalsim et.al. Rancangan Operasional Irigasi untuk Pengembangan SRI di Daerah
Irigasi. November 2007

10

Gambar8.
Sketsa
jaringan
irigasidan
drainasedi
petaktersier
BCMA5DI
Ciramajaya

KW2D:4,0ha

KW1B+C:1,1ha

KW1A:1,3ha

Box1
KW3:1,5ha

Gambar9.Skhema
jaringandipetaktersier
BCMA5DI
Ciramajaya

KW2C:1,0ha

KW2B:6,5ha
KW1:2,7ha
KW2:9,1ha

Pintusadaptersier
BCMA5:13,3ha

Box2

salindukDICiramajaya

Pengembangan SRI harus terintegrasi dengan pengembangan peternakan. Untuk


meningkatkan efisiensi energi di lokasi peternakan perlu dikembangkan pengolahan bio
gas,sehinggametan(CH4)dapatdimanfaatkandulusebagaisumberenergirumahtangga
sebelum dibuat sebagai campuran kompos. Hal ini dapat mengurangi emisi gas metan
sebagai penyebab utama pemanasan global17. Pembuatan kompos dapat dilakukan lebih
cepatkurangdari1bulan jikadilakukanpencacahanbahanorganik/jerami/limbahpasar
organik menjadi serpihan kecil (12 cm) dengan mesin chopper, selanjutnya dicampur
dengan kohe18 dan diberikan mikroba decomposer 19 untuk mempercepat pematangan

17

PenelitiandiTaiwan:emisimetanpadagenangankontinyu(28.853.25g/m2reratalajuemisi9.541.07
mgm2 h1)lebihbesardaripadaintermittent(rerata15.271.46g/m2reratalajuemisi5.390.56mgm2 h1).
Sumber:ShangShyngYang,HsuLanChang,2000 (NationalTaiwanUniversity).Effectofgreenmanure
amendmentandfloodingonmethaneemissionfrompaddyfields.ChemosphereGlobalChangeScience,3
(2001)4149.Pergamon.ElsevierScienceLtd.
18
Kohesingkatandarikotoranhewan

Dedi Kusnadi Kalsim et.al. Rancangan Operasional Irigasi untuk Pengembangan SRI di Daerah
Irigasi. November 2007

11

kompos.Keperluanternak,limbahorganikpasar,danluaslahanuntukpakanternaksetiap
kelompoktanididalamjaringanirigasipetaktersierseluas50hatercantumpadaTabel 5.
Tabel1.ArealpadiberirigasidanproduksiberasdiIndonesiatahun2002
(Sumber:StatisticalYearbookofIndonesia,2003)
Pulau
Sumatera
Jawa
Bali+NTB+NTT
Kalimantan
Sulawesi
Maluku+Papua
INDONESIA

Sawahirigasi
(Ha)
2.087.939
3.336.302
413.377
885.397
937.084
td
7.660.099

Luastanam
(Ha)
2.672.562
5.271.357
529.123
699.464
1.199.468
22.629

CI
1,28
1,58
1,28
0,79
1,28
1,00

TonGKG/
Ha
3,92
5,31
4,46
3,08
4,2
3,02

Ton
GKG/tahun
10.476.443
27.990.907
2.359.887
2.154.348
5.037.764
68.340
48.087.687
Surplus/Defisit

Ton
Beras/tahun
5.238.221
13.995.453
1.179.943
1.077.174
2.518.882
34.170
24.043.844
4.493.883

Tabel2.Rerataproduksi,impor,danketergantunganberas
Keterangan

19951997

Produksiberas(ton)
Imporberas(ton)
Rasioketergantungan(%)
Konsumsi(ton)

25.037.117
1.503.000
6,0
26.540.117

19982001
25.269.727
3.268.000
12,9
28.537.727

Tabel3.PrediksihasilberasdidaerahberirigasidengankenaikanIP10%,
dankenaikanproduksi10%
Pulau
Sumatera
Jawa
Bali+NTB+NTT
Kalimantan
Sulawesi
Maluku+Papua
INDONESIA

Sawahirigasi
(Ha)
2.087.939
3.336.302
413.377
885.397
937.084
td
7.660.099

Luastanam
(Ha)
2.939.818
5.798.493
582.035
769.410
1.319.414
22.629

CI
1,41
1,74
1,41
0,87
1,41
1,10

Ton
GKG/Ha
4,31
5,84
4,91
3,39
4,62
3,32

Ton
GKG/tahun
12.676.496
33.868.997
2.855.463
2.606.761
6.095.694
75.174
58.178.584
Surplus/Defisit

Ton
Beras/tahun
6.338.248
16.934.498
1.427.731
1.303.381
3.047.847
37.587
29.089.292
551.565

Sebagai alternatif laindariternakbesarini,dapatdilakukanpulabudidayacacing


tanahyangmenghasilkankascing20.Kascingmempunyaiunsurharamikrodanenzimyang
lebih kaya daripada kompos. Keperluan cacing induk untuk memasok kascing 3,5
kw/ha/MTadalahsekitar5kgcacinginduk,denganhargaRp50.000/kgdiperlukanmodal
19

DiJawaBaratpetaniSRImenggunakanMOL(mikroorganismalokal)terbuatdarikeongemasdanlarutan
gula. Keong emas umumnya merupakan hama padi, tetapi sekarang ini diburu petani untuk digunakan
sebagaiMOLBerbagaibahanMOLlainnyaadalahbuahmaja,rebungbambu,limbahsayuran,limbahbuah
buahan
20
Menurut literatur pemakaian kascing pada lahan sawah cukup sekitar 3,5 ~ 4 kwintal/ha/MT. Saat ini
sedangdilakukanpenelitiandosispenggunakankascinguntukpadiSRI.

Dedi Kusnadi Kalsim et.al. Rancangan Operasional Irigasi untuk Pengembangan SRI di Daerah
Irigasi. November 2007

12

kerja sekitar Rp 250.000/ha (Tabel 6). Pengendalian organisme pengganggu tanaman


(OPT) dilakukan dengan metoda PHT (Pengendalian Hama Terpadu) dengan
mengutamakanbiopestisida.
Perubahan dari genangandalam kontinyu menjadi genangan dangkal macak
macakdan kering,menyebabkanpertumbuhan gulmamenjadilebihcepat,sehinggapada
SRIdiperlukan4kalipenyianganselang10hari.BalaiBesarMekanisasiPertaniantelah
mengembangkanmesinpenyiangmodifikasidarimesinpemotongrumput.Hasilujicoba
diManonjayamenunjukkanmasihdiperlukanpenyempurnaanmesinpenyiangini.
Tabel4.Kebutuhanternakuntukpembuatankompos
KeperluanpupukorganikSRI
PupukKandang
LimbahPasar
KeperluanPKKambing
KeperluanLimbahOrganikPasar
ProduksiPKKambing
Jumlahkambingperha
ProduksiPKSapi
Jumlahsapiperha
ProduksiPKayam
Jumlahayamperha

ton/ha/MT
7
ton/ha/MT
40%
2,8
ton/ha/MT
60%
4,2
ton/ha/tahun
5,6
ton/ha/tahun
8,4
ton/tahun/ekor
0,3
ekor/ha
18,7
ton/tahun/ekor
5,0
ekor/ha
0,56
ton/tahun/ekor
0,01
ekor/ha
311

Tabel5.Perhitungankeperluanternakuntukpenyediaanpupukorganik
SRIsetiapkelompoktaniSRIseluas50hektar
KelompokTaniSRI
1
1.1
1.2
1.3
2

ha

KelompokTaniTernak:
Ayam,atau
Kambing/domba,atau
Sapi
Limbahorganikpasar

50

ekor
ekor
ekor
ton/tahun
ton/hari

15.556
933
28
420
1,17

Lahanuntuk
pakanrumput
ha
2,3
0,8

Tabel6.Perhitungankebutuhancacinginduk
ekor

Berat
kg

tahun
ke

1.000
0,5
1
2.000
1,0
1
5.000
2,5
1
6.000
3,0
1
7.000
3,5
1
10.000
5,0
1
Keperluancacingperhektar

1000x
Ekor
(000)
1.000
2.000
5.000
6.000
7.000
10.000

Indukcacing
Indukcacing
Indukcacing

225x

Sampah

ProdKascing

kg

kg/hari

kg/hari

kg/tahun

112,5
225,0
562,5
675,0
787,5
1125,0
10.000
14,3
5,0
0,005
50.000
250.000
357

0,50
1,00
2,50
3,00
3,50
5,00
ekor/ha
ekor/bata
kg/ha
kg/bata
Rp/kg
Rp/ha
Rp/bata

0,20
0,40
1,00
1,20
1,40
2,00

72,00
144,00
360,00
432,00
504,00
720,00

kg
Kascing/ha
1
2
MT MT
350 700
350 700
350 700
350 700
350 700
350 700

%
tersedia
10,3%
20,6%
51,4%
61,7%
72,0%
102,9%

Dedi Kusnadi Kalsim et.al. Rancangan Operasional Irigasi untuk Pengembangan SRI di Daerah
Irigasi. November 2007

13

PerencanaanpengembanganSRIdidaerahirigasimerupakankegiatanlintassektor,
terpadu antara: (a) konservasi DAS melalui GERHAN 21 (dinas Kehutanan), (b)
infrastruktur jaringan irigasi dan drainase (dinas PSDA dan Pertanian), (c) jaringan jalan
pertanian(dinasPUdanPertanian),(d)pengembanganpeternakan(termasukcacing)dan
areal tanaman rumput pakan ternak (dinas Peternakan), (e) intalasi biogas di areal
peternakan (dinas Peternakan), (f) sistem penyediaan kredit lunak (dinas Koperasi), (g)
lokasipasarpenyedialimbahorganikpasar(dinasLingkunganHidup),(h)mesinpencacah
rumput/jerami(dinasPertanian),(i)mesinpencampur (dinasPertanian),(j)mesinpenyiang
(dinas Pertanian), (k) mesin penyebar kompos (dinas Pertanian). Ini semua merupakan
tantanganbuatahliirigasi,peternakan,teknikpertanian,kehutanan,perikanandalamsuatu
programpayung pengembanganwilayah untukketahananpangannasional.
Penutup
Programketahananpanganberassudahmenjadiprogramutamapemerintah.Menciptakan
lapangan kerja tersedia di pedesaan sudah merupakan keharusan. Jika tidak maka arus
urbanisasi, perambahan hutan lindung, kerusakan DAS dengan dampak banjir dan
kekeringan,danceritaTKI/TKW yangdiperlakukantidakmanusiawiakanterusberulang
setiap tahun. Usulan program lintas sektor kedinasan sudah diajukan dalam makalah ini.
Persoalannya adalah bagaimana kemauan politik para pemegang keputusan untuk
mensinergikan program antar dinas secara terpadu dengan perencanaan jangka panjang
yangbersinambungan.Bupati/WaliKotabolehgantisetiaplimatahunakantetapiprogram
yang terarah harus digunakan berkesinambungan. Pengalaman bekerja di lahan rendah
dengan dominasi tanah gambut dan di lahan pegunungan dengan tanah mineral
terdegradasi, menunjukkan bahwa pada prinsipnya yang penting adalah keseimbangan
antarakandunganorganikdanmineral.Tanahgambutkayaorganiktetapimiskinmineral
sehinggaproduktivitaspadihanyasekitar1~2tonGKG/ha.Sebaliknyatanahpegunungan
yang terdegradasi kaya mineral tapi miskin organik, juga produktivitasnya terbatas.
Keterpaduanprogram(integratedprogram)suatukatasakti yangsering kitadengarpada
kampanyepilkada,akantetapisesudahitusangpemimpinterpilihkembalikebusinessas
usualastheirlike.

21

ProgramkonservasiDASdenganpendekatanKonservasiTanahdanAirberbasisMasyarakattelahterbukti
berhasildikabupatenLampungTengah(DASSekampung,Lampung).LihatPustakano3.

14

Dedi Kusnadi Kalsim et.al. Rancangan Operasional Irigasi untuk Pengembangan SRI di Daerah Irigasi. November 2007

Gambar7.RencanaOperasionalRotasiantarKwarterdiBCMA5
RencanaoperasionalRotasiantarkwarter
diPetakTersierBCMA5DICiramajaya,Kab.Tasikmalaya,Jabar
NamaPetakTersier
DI
Kec
Kabupaten
Prov
Luas
JmlKwarter
LuasKwarter
Kw1
Kw2
Kw3
TotalTersier
IntervalIrigasi

BCMA5
Ciramajaya
Tasikmalaya
JawaBarat
ha

Boks1

13.3
3.0
Luas(ha)
2.7
9.1
1.5
13.3

Boks2

Perbandingan Lebar(cm)
1.8
27.0
6.1
91.0
1.0
15.0

ha
ha
ha
ha
hari

2.7
9.1
1.5
13.3
5.0

Kw1
2.7
1.02
24.36
24.36
1.0
0.4

Kw2
9.1
3.42
82.11
106.47
3.0
10.1

Kw3
1.5
0.56
13.53
120.00
1.0
10.5

1
Senin
02/07/2007

2
Selasa
03/07/2007

3
Rabu
04/07/2007

4
Kamis
05/07/2007

5
Jumat
06/07/2007

07:00:00

07:00:00
07:21:39
07:21:39

07:21:39

07:21:39

07:21:39
17:27:58
17:27:58

Design
Lebar(cm)
27.0
2x45
15.0

Luas(ha)
6.5
2.6
9.1

Design
Perbandingan Lebar(cm) Lebar(cm)
50.0
2.5
50.0
20.0
1.0
20.0

KWARTER
Luas(Ha)
Hari
Jam
Kumjam
Hari+
Jam
Harike
Hari
Tanggal
Jam
Kw1
Kw2
Kw3
Kw1

Jumlah
13.3
5.00
120.00
5.00
0.00
6
7
Sabtu
Minggu
07/07/2007 08/07/2007
Penyederhanaan
07:00:00
07:30:00
07:30:00
17:27:58
07:00:00
07:00:00

8
9
10
11
12
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jumat
09/07/2007 10/07/2007 11/07/2007 12/07/2007 13/07/2007

17:30:00
17:30:00

07:00:00
07:00:00

07:30:00

Dedi Kusnadi Kalsim et.al. Rancangan Operasional Irigasi untuk Pengembangan SRI di Daerah
Irigasi. November 2007

15

DaftarPustaka
1.

Alik Sutaryat et.al., 2007. Pembelajaran Ekologi Tanah (PET) dan System Of Rice
Intensification (SRI) dalam Modul Pelatihan TOT dalam Rangka Penelitian Irigasi Hemat
Air pada Budidaya Padi dengan Metode SRI, Angkatan IV, Singaparna 29 Mei~3 Juni
2007. Balai Irigasi, Puslitbang Sumberdaya Air, Balitbang Departemen Pekerjaan

2.

3.

Umum.
Bambang Sudiarto, 2007. Peranan Cacing Tanah dalam Pengelolaan Sampah dan
AgrobisnissertaDampaknyaTerhadapNilaiTambahPendapatanMasyarakatdalam
ModulPelatihanPemahamanRancangBangunPetakTersier dalamRangkaPenelitian
IrigasiHematAirpadaBudidayaPadidenganMetodeSRI,Tasikmalaya 23~28Juli2007.
BalaiIrigasi,PuslitbangSumberdayaAir,BalitbangDepartemenPekerjaanUmum.
Dedi Kusnadi Kalsim, 2005. Konservasi Tanah dan Air Terpadu Berbasis Masyarakat:
Belajar dari Pengalaman pada Proyek Good Governance in Water Resources Management
(GGWRM) PMU Lampung (Maret 2003 Maret 2005). Makalah Utama disajikan pada
Seminar Hari Air Sedunia XIII Tahun 2005 Propinsi Lampung, 31 Maret 2005, Bandar
Lampung.

Dedi Kusnadi Kalsim, 2006. Hemat air irigasi untuk tanaman padi melalui metoda
SRI (SystemofRiceIntensification).LokakaryaAplikasiKompos untukPertanian,9
Desember2006.JakartaBPPTBuilding.
5. Dedi Kusnadi Kalsim, 2007.Pengelolaan Air Irigasi di PetakTersier dalam Modul
PelatihanPemahamanRancangBangunPetakTersier dalamRangkaPenelitianIrigasi
HematAirpadaBudidayaPadidenganMetodeSRI,Tasikmalaya 23~28Juli2007 . Balai
Irigasi,PuslitbangSumberdayaAir,BalitbangDepartemenPekerjaanUmum.
6. ShangShyng Yang, HsuLan Chang, 2000 (National Taiwan University). Effect of
green manure amendment and flooding on methane emission from paddy fields.
ChemosphereGlobalChangeScience,3(2001)4149.Pergamon.ElsevierScience
Ltd.
7. Soekrasno et.al., 2006. Pengamatan dan Rencana Kaji Tindak Budidaya Padi SRI
dalam Kaitannya dengan Efisiensi Irigasi di Kelompok Tani Jembar Karya I,
KecamatanManonjaya,KabupatenTasikmalaya(MT 2:JuniOktober2006). Balai
Irigasi,Puslitbang SumberdayaAir,BalitbangDepartemenPekerjaanUmum.
8. Soekrasno et.al., 2007. Penelitian Irigasi Hemat Air pada Budidaya Padi dengan
MetodeSystemofRiceIntensification(SRI)diLaboratoriumLapangan(FieldTrial)
Periode I (MT1 Tahun 2007). Balai Irigasi, PuslitbangSumberdayaAir, Balitbang
DepartemenPekerjaanUmum.
9. Soekrasno, Sutiyadi, dan Dedi Kusnadi Kalsim, 2007. Pengelolaan Sistem Irigasi
dalam Modul Pelatihan TOT dalam Rangka Penelitian Irigasi Hemat Air pada Budidaya
Padidengan MetodeSRI, Angkatan IV, Singaparna 29Mei~3Juni2007. Balai Irigasi,
PuslitbangSumberdayaAir,BalitbangDepartemenPekerjaanUmum.
10. SlametRianto,2006.PengaruhJenisPupukdanPengelolaanAirterhadapKebutuhan
Air dan Produksi Padi. Skripsi S1 Program Studi Teknik Pertanian, Departemen
TeknikPertanian,FakultasTeknologiPertanian,InstitutPertanianBogor.
11. Tualar Simarmata, 2007. Pemberdayaan Kekuatan Biologis Tanah (Soil Biological
Power)dalamTeknologiPeningkatanProduksiPadiBerbasisOrganikBerpolaSRI.
Seminar Ilmiah Pro dan Kontra Padi SRI, 19 Februari 2007. Fakultas Pertanian
UNPAD,Jatinangor,Sumedang.
4.

Dedi Kusnadi Kalsim et.al. Rancangan Operasional Irigasi untuk Pengembangan SRI di Daerah
Irigasi. November 2007

16

Lampiran1.HasilanalisisFisikatanahdiManonjaya
Keterangan
w
Kadarairbasiskering.%
Kadarairbasisvolume.%
q

cmH2O

pF

1
100
200
400
600
800
1000
15849

0
2
2.3
2.6
2.8
2.9
3
4.2

Petak1,kedalaman
5cm15cm
w
q
77.28
68.23
65.97
63.99
62.54
60.95
59.44
36.84

Petak2A,kedalaman
5cm15cm
w
q

64.90
57.74
55.87
54.21
53.03
51.73
50.49
31.41

98.85
81.78
78.47
76.30
74.77
73.26
72.02
30.28

69.70
57.87
55.54
54.00
52.92
51.85
50.99
21.30

Fraksitekstur(%)
Drybulkdensity(gd) Porositas
rerata
Kedalaman
Kedalaman
kedalaman5cm
kedalaman15cm
(cm)
(cm)
5
15
5
15
Liat Debu Pasir Liat Debu Pasir
Petak1
0.91
0.78
1.03
0.69
0.60 11.83 65.27 22.90 23.97 50.17 25.86
Petak
0.75
0.76
0.75
0.67
0.70 6.67 53.07 40.26 13.99 52.89 33.12
2A
Petak
0.79
0.69
0.89
0.72
0.66 17.24 53.21 29.55 15.68 53.92 30.40
2B

Lampiran2. Hasil analisis Kimia tanah di Manonjaya (Lab. Departemen Tanah, Faperta
IPB,Mei2006)
pH1:1
H2O

KCl

6.30

5.30

Walkley&Black
Corg
(%)
3.62
Bahanorg6.15

Kjedhal
Ntotal
(%)
0.23

BrayI
P
(ppm)
4.30

HCl25%
P
K
(ppm)
(ppm)
60.30
1.10

NNH4OAcpH7.0
NKCl
KB
Ca
Mg
K
Na
KTK
Al
H
(me/100g) (me/100g) (me/100g) (me/100g) (me/100g)
(%)
(me/100g) (me/100g)
30.17
15.90
1.02
0.83
24.58
100.00
tr
0.04

Fe
(ppm)
8060.00

0.05NHCl
Cu
Zn
(ppm)
(ppm)
34.80
86.80

Mn
(ppm)
218.72

Pasir
(%)
12.02

Tekstur
Debu
(%)
36.00
Liat(Clay)

Liat
(%)
51.96

You might also like