Professional Documents
Culture Documents
Penilaian Status Gizi Secara Antropometri Dan Pemberian Gizi Dasar Pada Dewasa
Penilaian Status Gizi Secara Antropometri Dan Pemberian Gizi Dasar Pada Dewasa
Penilaian Status Gizi secara Antropometri dan Pemberian Gizi Dasar pada Dewasa
Andreas (102013013), Oktarita Gracia Nenobais (102013126), Deti Nurdianti (102013243),
Khandar Yoshua (102013322), Kezia Marcella (102013384), Jefryanto (102013472), Ain Nur
Abu Bakar (102013514)
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No.6, Jakarta 11510
___________________________________________________________________________
Abstract
Antropometri is derived from Greek, anthropos has meaning human and metron has meaning
measure so antropometri has meaning measurements of body dimensions, weight, and physical proportions.
Classification of anthropometric measurements are divided into two: the growth and body composition.
Anthropometric size for growth include head circumference (infants only), high knees, range fathoms (only in
the elderly), height / body length, and weight. Size anthropometry for body composition is divided into body fat
(skinfold thickness) and fat-free mass (upper arm circumference). Height measurement is done when the child is
standing upright using microtoise. Measurement of body weight also has the same principle with the height
measurement but using different tools thats called scale. After measurement of height and weight can be
measured BMI (body mass index). Skinfold thickness measurements provide data on the size of subcutaneous fat
so that it can be the estimation of total body fat. Measurement of skinfold thickness is the best to use a tool
called a precision caliper (precision calipers). Abdominal Circumference Ratio (LPe) and the Pelvic Ring (LPa)
is a simple way to differentiate lower-body obesity (pelvis) and upper body (waist and abdomen). A person has
a balanced nutrition if they have the results of anthropometric measurements were normal.
Keywords : Antropometri, Nutrition
Abstrak
Antropometri berasal dari bahasa Yunani yaitu anthropos yang berarti manusia dan metron yang
berarti mengukur sehingga antropometri merupakan ukuran-ukuran mengenai dimensi tubuh, berat, dan
proporsi fisik. Klasifikasi pengukuran antropometri dibagi menjadi dua yaitu pertumbuhan dan komposisi
tubuh. Ukuran antropometri untuk pertumbuhan meliputi lingkar kepala (hanya pada bayi), tinggi lutut, rentang
depa (hanya pada lansia), tinggi badan/panjang badan, dan berat badan. Ukuran antropometri untuk komposisi
tubuh dibagi menjadi lemak tubuh (ketebalan lipatan kulit) dan massa bebas lemak (lingkar lengan atas).
Pengukuran tinggi badan dilakukan ketika anak berdiri tegak menggunakan microtoise. Pengukuran berat
badan juga memiliki prinsip yang sama dengan pengukuran tinggi badan tetapi menggunakan alat yang
berbeda yaitu timbangan. Setelah pengukuran tinggi dan berat badan dapat dilakukan pengukuran IMT
( indeks massa tubuh). Pengukuran ketebalan lipatan kulit memberikan data ukuran lemak subkutan sehingga
dapat menjadi perkiraan dari total lemak tubuh. Pengukuran ketebalan lipatan kulit yang terbaik menggunakan
alat yang disebut sebagai caliper presisi (precision calipers). Rasio Lingkar Perut (LPe) dan Lingkar Panggul
(LPa) merupakan cara sederhana untuk membedakan obesitas bagian bawah tubuh (panggul) dan bagian atas
tubuh (pinggang dan perut). Seseorang dinyatakan memiliki gizi yang seimbang jika memiliki hasil pengukuran
antropometri yang normal.
Kata Kunci : Antropometri , Gizi
Kelompok E6
Pendahuluan
Energi sangat dibutuhkan manusia untuk mempertahankan hidup, menunjang
pertumbuhan, dan melakukan aktivitas fisik. Energi yang digunakan setiap harinya ini antara
lain berasal dari metabolisme karbohidrat, protein dan lemak yang didapat asupan makanan.
Asupan makanan yang cukup berfungsi untuk memenuhi atau melampaui kebutuhan
seseorang akan mempertahankan komposisi dan fungsi tubuh yang sehat dalam kisaran klinis
yang normal.1 Oleh karena itu, banyak ukuran fisik dan klinis menunjukkan kegunannya yang
paling besar dalam suatu populasi ketika terdapat malnutrisi karena nutrien merupakan
elemen penting untuk proses dan fungsi tubuh.
Antropometri berasal dari bahasa Yunani yaitu anthropos yang berarti manusia dan
metron yang berarti mengukur sehingga antropometri merupakan ukuran-ukuran mengenai
dimensi tubuh, berat, dan proporsi fisik. 2 Definisi antropometri adalah pengukuran
perbandingan tubuh manusia dan bagian-bagiannya untuk membandingkan dan menentukan
standar jenis kelamin, usia, berat badan, ras, dan seterusnya. 3 Pengukuran antropometri
merupakan bagian dari pemeriksaan klinis dan dapat meliputi pengukuran berat badan, tinggi
badan, lipatan kulit serta lingkar berbagai bagian tubuh (sirkumferensia) untuk monitor
masalah gizi sebagai skrining faktor resiko seorang individu.
Antropometri4
Antropometri adalah pengukuran perbandingan tubuh manusia dan bagian-bagiannya
untuk membandingkan dan menentukan standar jenis kelamin, usia, berat badan, ras dan
seterusnya guna menentukan status gizi seseorang. Ilmu yang secara khusus mempelajari
tentang pengukuran tubuh manusia guna merumuskan perbedaan-perbedaan ukuran tiap
individu atau kelompok. Pengukuran antropometri
Kelompok E6
tingkat keterampilan sebagai pendekatan untuk mengerti keadaan mekanis dari suatu
aktifitas, pengukuran jangkauan ruang yang dibutuhkan saat bekerja dan pengukuran
variabilitas kerja. Didalam dunia kedokteran, Antropometri yang digunakan adalah
antropometri yang pengukurannya dilakukan secara statis.
Tinggi dan berat badan biasanya digabungkan dengan mengikuti Indeks Massa Tubuh
(IMT) untuk mendapatkan satu ukuran tunggal yang merupakan indikator untuk
menunjukkan gizi kurang atau gizi lebih energi jangka panjang. Ada cara-cara yang lebih
akurat dalam mengkaji komposisi tubuh, yaitu dengan menggunakan penimbang berat badan
dalam air, menggunakan bioelectrical imedance, dilusi isotop, dan berbagai metode
laboratorium lainnya, kendati demikian semua metode ini membutuhkan biaya yang mahal
serta memberatkan responden.1 Biaya yang murah dengan alat yang murah, portable, tahan
lama, dan buatan lokal. Oleh karena itu, bagian ini memfokuskan perhatian pada berat dan
tinggi badan yang paling sering digunakan dalam kesehatan masyarakat karena
pengukurannya mudah dilakukan dan dapat digunakan untuk jumlah sampel yang besar.
Ukuran tinggi dan berat badan memiliki keuntungan utama bahwa ukuran ini cukup
akurat, tidak invasif, dan tidak mahal. Keuntungan lainnya adalah bahwa pengukuran tinggi
dan berat badan dapat dikerjakan oleh petugas yang relatif tidak terampil, dan pengukuran ini
juga memberikan informasi mengenai riwayat gizi jangka panjang.
Klasifikasi Pengukuran Antropometri5
Klasifikasi pengukuran antropometri dibagi menjadi dua yaitu pertumbuhan dan
komposisi tubuh. Ukuran antropometrik untuk pertumbuhan meliputi lingkar kepala, tinggi
lutut, rentang depa, tinggi badan/panjang badan, dan berat badan. Ukuran antropometrik
untuk komposisi tubuh dibagi menjadi lemak tubuh (ketebalan lipatan kulit) dan massa bebas
lemak (lingkar lengan atas).
Sebagian besar metode antropometrik digunakan untuk menilai komposisi tubuh
didasarkan pada model di mana tubuh terdiri dari dua kompartemen yang berbeda secara
kimia: lemak dan massa bebas lemak. Massa bebas lemak juga dapat disebut sebagai massa
sel tubuh terdiri dari otot rangka, jaringan lemak yang lembut, dan kerangka. Teknik
antropometrik secara tidak langsung dapat menilai lemak dan massa bebas lemak, dan variasi
dalam jumlah dan proporsi yang dapat digunakan sebagai indeks status gizi.
Kelompok E6
Antropometri adalah suatu parameter status nutrisi yang penting, meliputi pengukuran
tinggi badan, lingkar kepala, berat badan, ketebalan lipatan kulit, lingkar lengan atas. Tinggi
dan lingkar kepala merefleksikan status nutrisi masa lalu, sedangkan berat badan, ketebelan
lipatan kulit, dan lingkar lengan atas menggambarkan cadangan lemak dan protein. Ketebalan
lipatan kulit adalah suatu pengukuran kandungan lemak tubuh karena sekitar separuh dari
cadangan lemak tubuh total terdapat langsung di bawah kulit. Lingkar lengan atas
berhubungan dengan pengukuran total massa otot. Karena otot bertindak sebagai cadangan
terbesar protein tubuh, pengukuran ini dipertimbangkan sebagai suatu indeks penyimpanan
protein tubuh.
Keuntungan Antropometri4
Tinggi dan berat badan biasanya digabungkan dengan mengikuti Indeks Massa Tubuh
(IMT) untuk mendapatkan satu ukuran tunggal yang merupakan indikator untuk
menunjukkan gizi kurang atau gizi lebih energi jangka panjang. Ada cara-cara yang lebih
akurat dalam mengkaji komposisi tubuh, yaitu dengan menggunakan penimbang berat badan
dalam air, menggunakan bioelectrical imedance, dilusi isotop, dan berbagai metode
laboratorium lainnya, kendati demikian semua metode ini membutuhkan biaya yang mahal
serta memberatkan responden. Biaya yang murah dengan alat yang murah, portable, tahan
lama, dan buatan lokal. Oleh karena itu, bagian ini memfokuskan perhatian pada berat dan
tinggi badan yang paling sering digunakan dalam kesehatan masyarakat karena
pengukurannya mudah dilakukan dan dapat digunakan untuk jumlah sampel yang besar.
Ukuran tinggi dan berat badan memiliki keuntungan utama bahwa ukuran ini cukup
akurat, tidak invasif, dan tidak mahal. Keuntungan lainnya adalah bahwa pengukuran tinggi
dan berat badan dapat dikerjakan oleh petugas yang relatif tidak terampil, dan pengukuran ini
juga memberikan informasi mengenai riwayat gizi jangka panjang.
Keterbatasan Antropometri4
Ukuran ini relatif tidak sensitif terhadap perubahan asupan makanan (atau aktivitas)
yang baru saja terjadi atau gangguan pertumbuhan. Dalam hal ini, antropometri memiliki
keterbatasan utama yaitu tidak dapat membedakan kekurangan gizi tertentu dan faktor-faktor
non gizi seperti gangguan pertumbuhan/genetik dapat mempengaruhi spesifitas dan
sensitifitas sehingga tidak dapat digunakan untuk mendeteksi status gizi jangka pendek.
Kelompok E6
Ada banyak sumber dan tipe kesalahan pengukuran dalam ukuran status gizi yang
masing-masing memberikan konsekuensi yang berbeda secara nyata sehingga menimbulkan
ketidakstabilan atau invaliditas pada kesimpulan tentang status gizi perorangan dan
masyarakat. Kesalahan dapat terjadi secara acak dan spesifik baik secara perorangan maupun
kelompok. Oleh karena itu umumnya dilakukan test-retest reproducibility untuk mengetahui
apakah pengujian memberikan dua kali hasil yang sama pada subjek yang sama untuk
mengurangi kesalahan.
Kesalahan petugas yang kurang mengikuti prosedur dan teknik baku yang benar
menimbulkan kesalahan acak. Kesalahan acak terjadi secara kebetulan. Dalam pengukuran
antropometri, biasanya terjadi kesalahan dalam membaca pita pengukur atau salah mencatat
hasil observasi seperti angka yang terbalik ketika membaca berat badan.
Kesalahan yang spesifik pada kelompok mengacu pada underestimasi atau
overestimasi ukuran status gizi pada keseluruhan populasi. Dalam pengukuran antropometri,
biasanya terjadi dalam timbangan yang tidak dikalibrasi sehingga semua berat badan subjek
penelitian mengalami overestimasi sebanyak 5 kg.
Di samping itu, orang-orang di negara maju umumnya sudah mengetahui tinggi serta
berat badan mereka dan dengan demikian tinggi serta berat yang dilaporkan sendiri
merupakan data yang berguna ketika pengukuran langsung tidak mungkin atau tidak praktis
untuk dilakukan. Namun, data yang dilaporkan sendiri harus diperiksa dengan hati-hati
karena sejumlah penelitian memperlihatkan bahwa overestimasi dan underestimasi tinggi
serta berat badan yang dilaporkan sendiri dapat bervariasi menurut gender dan derajat
obesitas. Kesalahan spesifik pada perorangan terjadi ketika karakteristik seseorang
menimbulkan bias pada ukuran status gizinya sehingga bersifat subjektif.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengukuran Antropometri5
Faktor ini dapat dibagi menjadi dua antara lain faktor internal dan eksternal dimana
dapat secara bersama-sama mempengaruhi tubuh dan hasil data antropometri. Menurut
Jelliffe DB (1989) yang termasuk faktor internal adalah genetik, obstetrik, dan gender.
Sedangkan faktor eksternal meliputi diet, obat-obatan, lingkungan, dan penyakit.
Melalui genetik dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan yang ditandai
dengan (1) intensitas dan kecepatan pembelahan sel; (2) Derajat sensitivitas jaringan terhadap
rangsangan; (3) Umur pubertas; (4) Berhentinya pertumbuhan tulang dan (5) Faktor bawaan
5
Kelompok E6
yang normal dan patologis. Melalui obstetrik mempengaruhi pertumbuhan fetus sejak
konsepsi hingga lahir seperti lahir kembar, gizi saat ibu hamil, adanya radiasi/infeksi/toksin,
dan sebagainya.
Melalui gender ditandai dengan perbedaan jenis kelamin antara wanita dan laki-laki
serta ras (suku/bangsa). Perbedaan jenis kelamin mempengaruhi perbedaan distribusi lemak
yaitu untuk laki-laki distribusi bagian atas (tipe android) sedangkan wanita distribusi bagian
bawah (tipe gynoid). Selain itu, ras secara umum dibagi menjadi 5 antara lain Ras Khoisan,
Negroid, Australoid, Kaukasoid, dan Mongoloid. Namun, manusia yang berpindah dari satu
ke lain tempat menimbulkan perbauran berbagai ras sehingga mempengaruhi hasil data
antropometri.
Faktor eksternal seperti gizi bayi yang mendapat ASI atau hanya susu formula dan
gizi anak yang mendapatkan asupan makanan dengan protein, energi, iodium, zink, vitamin
D, dan asam folat yang cukup mempengaruhi hasil data antropometri. Selain itu, seseorang
yang mengkonsumsi obat-obatan, alkohol, dan tembakau memiliki faktor resiko tersendiri
dibandingkan dengan mereka yang sama sekali tidak mengkonsumsinya. Lingkungan yang
tidak optimal yaitu lingkungan kumuh untuk pertumbuhan yang dialami di negara
berkembang serta berbagai penyakit dengan perlakuan khusus seperti kelainan endokrin
hormon pertumbuhan (Growth Hormone), dan konginental anemia sel sabit sehingga
memiliki kelainan metabolisme, malabsorpsi usus halus, hati, dan ginjal mempengaruhi
ukuran antropometri dan klinis lainnya.
Pengukuran Lingkar Kepala dan Dada
Pengukuran lingkar kepala ini digunakan sebagai salah satu parameter untuk menilai
pertumbuhan otak. Dengan penilaian ini, dapat dideteksi secara dini apabila terjadi
pertumbuhan otak mengecil yang abnormal (mikrosefali) yang dapat mengakibatkan adanya
retardasi mental atau pertumbuhan otak membesar yang abnormal (volume kepala
meningkat) yang dapat disebabkan oleh penyumbatan pada aliran cairan serebrospinalis.6
Kelompok E6
Gambar 1. Pengukuran Lingkar Kepala, Dada, dan Abdomen serta Panjang Badan.
Ukur lingkar kepala pada anak sampai berusia 36 bulan serta pada anak-anak yang
memiliki masalah pada ukuran kepalanya. Ukur lingkar kepala pada lingkaran terbesarnya,
biasanya sedikit di atas alis mata dan daun telinga dan mengelilingi prominen oksipital di
belakang tengkorak. Karena bentuk kepala dapat mempengaruhi lokasi lingkaran yang
maksimum, maka perlu dilakukan pengukuran lebih dari satu kali pada titik di atas alis mata
untuk mendapatkan hasil yang akurat dengan menggunakan selembar kertas atau meteran
logam dengan skala 0,1 cm karena meteran yang terbuat dari kain dapat meregang sehingga
memberikan hasil pengukuran yang salah. Secara umum, lingkar kepala dan lingkar dada
sama pada usia 1 sampai 2 tahun. Setelah umur ini lingkar kepala tumbuh lebih lambat
daripada lingkar dada kecuali anak yang KEP terjadi pertumbuhan lingkar dada yang lambat
sehingga perbandingan rasio lingkar dada dan kepala adalah kurang dari satu.3
Pengukuran Tinggi Lutut dan Rentang Depa
Kelompok E6
Tinggi lutut erat kaitannya dengan tinggi badan, sehingga data ini dapat digunakan
untuk menentukan tinggi badan seseorang dengan kelainan tulang sehingga tidak dapat
berdiri tegak atau pada lanjut usia. Pada lanjut usia digunakan tinggi lutut karena terjadi
penurunan massa tulang, bungkuk sehingga sukar untuk medapatkan datatinggi badan yang
akurat. Nomogram Gibson RS dapat menunjukkan tinggi badan orang yang berusia diatas 59
tahun dengan formula yaitu (1) Pria: (2.02 x tinggi lutut(cm)) (0.04 x umur(tahun)) + 64.19
dan (2) Wanita: (1.83 x tinggi lutut(cm)) (0.24 x umur(tahun)) + 84.88.3
Rentang depa erat kaitannya dengan tinggi badan sehingga dapat menggantikan data
untuk tinggi badan apabila tinggi badan aktual tidak dapat diukur. Data ini spesifik untuk
menilai tinggi badan pada usia muda, bukan pada tinggi badan setelah usia lanjut.6
Pengukuran Panjang dan Tinggi Badan
Istilah panjang dinyatakan sebagai pengukuran yang dilakukan ketika anak telentang
(juga dinyatakan sebagai panjang pada saat berbaring). Sampai anak berusia 24 bulan
dilakukan pengukuran panjang pada saat berbaring. Karena posisi fleksi yang normal selama
masa bayi, ekstensikan tubuh bayi secara penuh dengan cara (1) sentuh kepala bayi pada
garis tengahnya; (2) sentuh kedua lutut dengan lembut dan (3) tekan lutut ke bawah sampai
kaki betul-betul ekstensi dan rata dengan meja. Jika menggunakan papan pengukur panjang
badan (infantometer), letakkan kepala benar-benar pada bagian atas papan dan tumit kaki
benar-benar pada bagian bawah papan.7
Kelompok E6
Kelompok E6
10
Kelompok E6
Kelompok E6
Metode Menentukan Titik Tengah Lengan Atas dan Pengukuran Lingkar Lengan Atas 7
12
Kelompok E6
Gambar 8. Capiler Presisi Harpenden (a), Lange (b), dan Holtain (c)
Pengukuran ketebalan lipatan kulit memberikan data ukuran lemak subkutan sehingga
dapat menjadi perkiraan dari total lemak tubuh. Pengukuran ketebalan lipatan kulit yang
terbaik menggunakan alat yang disebut sebagai capiler presisi (precision capilers) ketebalan
lipatan kulit. Tiga jenis capiler presisi yang dapat digunakan yaitu Harpenden, Lange, dan
Holtain. Capiler plastik dengan biaya yang murah juga tersedia tetapi memiliki akurasi yang
minimum. Capiler presisi dirancang untuk mengerahkan tekanan yang konstan sepanjang
rentang dari lipatan kulit yang diukur dan memiliki bidang kontak standar sekitar 20-40 mm 2.
Capiler presisi harus dikalibrasi ulang pada interval regular menggunakan blok kalibrasi.4
Tempat yang paling sering digunakan untuk mengukur ketebalan lipatan kulit adalah
trisep (paling praktis untuk penggunaan klinis secara rutin), bicep, subskapula, dan
13
Kelompok E6
suprailiaka. Agar reliabilitasnya terjamin, prosedur pengukuran yang tepat harus dilakukan
rata-rata dua kali pengukuran pada satu tempat yang sama selama 15 detik dengan ketelitian 1
mm.
Gambar 10. Pengukuran Ketebalan Lipatan Kulit Subskapula (A) dan Suprailiaka (B).
Pengukuran ketebalan lipatan kulit subskapula diukur di bawah dan lateral ke sudut
tulang belikat sehingga lipatan kulit membentuk sudut 45o dengan garis horizontal, dengan
bahu dan lengan yang santai serta penempatan lengan subyek di belakang punggung dapat
membantu dalam identifikasi dari titik pengukuran. Pengukuran ketebalan lemak suprailiaka
diukur di linea midaxillaris tepat proksimal dari crista iliaca, dengan pengangkatan lipatan
kulit miring tepat 1cm posterior dari linea midaxillaris dan sejajar dengan garis kulit.
Untuk memeriksa lemak tubuh total, lemak subkutan hasil data dijumlahkan lalu
dirata-ratakan dengan pedoman dalam persentil menurut Lee Nieman (1996). Rata-rata
lemak tubuh wanita lebih tinggi yaitu sekitar 26.9% daripada pria yang sekitar 14.7%.
14
Kelompok E6
Kategori
< 5 th
Kurus
>5 th - 15 th
Dibawah rata-rata
>15 th - 75 th
Rata-rata
>75 th - 85 th
Diatas rata-rata
>85 th
Kelompok E6
bernafas normal pada saat pengukuran untuk mencegah subyek mengkontraksi otot-ototnya
atau menahan nafas dengan menggunakan pita pengukur. Metode mengukur lingkar panggul
dengan meletakkan pita ukur secara horizontal melalui titik pada lingkaran panggul yang
paling besar dalam keadaan berdiri.5
Sumber Karbohidrat9
Karbohidrat terkandung di dalam semua kelompok makanan. Jumlah dan jenis
karbohidrat sangat bervariasi di antara kelompok makanan dan di antara pilihan dalam
masing-masing kelompok.
Padi-padian meliputi roti, sereal, nasi, dan pasta. Semuanya mengandung karbohidrat
kompleks dan beberapa protein; beberapa padi-padian tertentu juga mengandung lemak. Serat
hanya sedikit terkandung dalam produk olahan, sedang dalam padi-padian utuh dan paling
tinggi dalam produk dari kulit padi. Setidaknya, separuh dari jumlah sajian padi-padian yang
direkomendasikan seharusnya merupakan padi-padian utuh. Padi-padian menjadi dasar menu
makanan sehat.
Bagi banyak makanan yang dapat dipilih dari kelompok ini, satu kali penyajian
mengandung sekitar 15 gram karbohidrat. Satu kali penyajian setara dengan: satu potong roti,
cup pasta atau nasi yang telah dimasak, cup sereal yang telah dimasak, muffin Inggris
atau roti bagel kecil.
Sebagian besar karbohidrat dalam kelompok sayuran terkandung dalam sayuran yang
mengandung tepung, seperti kacang polong, jagung, kentang, dan kacang-kacangan.
Kelompok buah-buahan terdiri dari berbagai makanan yang sebagian besar
mengandung gula. Buah yang dikeringkan memiliki kandungan gula lebih tinggi daripada
buah segar karena airnya telah dihilangkan sehingga meningkatkan konsentrasi gula. Selain
itu, asupan serat akan meningkat jika memakan buah secara utuh ketimbang meminum jus
buah.
Kelompok susu, yogurt, dan keju (produk olahan susu) mengandung gula laktosa.
Beberapa produk olahan susu seperti susu coklat, yogurt stroberi, dan es krim telah diberi
perasa atau ditambah gula sehingga jumlah karbohidrat setiap penyajian menjadi lebih tinggi.
Namun, keju merupakan pilihan dari produk olahan susu yang rendah laktosa (rendah
karbohidrat).
16
Kelompok E6
Kelompok E6
membandingkan antara berbagai jenis dan merk. Karena makanan olahan susu berasal dari
hewan, sebaiknya melihat juga kandungan kolesterol dalam makanan tersebut.
Bahan nabati dalam kelompok kacang dan polong bebas kolesterol dan sedikit atau
tidak mengandung lemak jenuh. Umumnya daging yang tidak dibersihkan lebih tinggi
kandungan lemaknya daripada daging tanpa lemak, dan daging yang berwarna putih lebih
rendah-lemak daripada daging berwarna gelap (contohnya daging ayam). Kerang-kerangan
seperti kepiting, lobster, dan udang, kaya akan kolesterol, tetapi rendah-lemak dan rendahlemak jenuh.
Sumber Protein10
Protein merupakan cadangan energi setelah karbohidrat. Sumber protein bagi manusia
terbagi dalam dua jenis yaitu sumber protein hewani dan sumber protein nabati. Bahan
makanan hewani merupakan sumber protein yang baik, dalam jumlah maupun mutu. Sumber
protein hewani dapat berbentuk daging dan alat-alat dalam seperti hati, pankreas, ginjal, paru,
jantung, jeroan, susu, telur dan ikan. Ayam dan jenis burung lain merupakan sumber protein
yang berkualitas baik. Sedangkan protein nabati terdapat dalam biji-bijian, kacang-kacangan
dan gandum. Satu gram protein mampu menghasilkan energi 4,1 kalori. Protein nabati tidak
mengandung semua asam amino esensial.
Protein hewani berfungsi meningkatkan kadar tirosin dalam tubuh dimana tirosin
digunakan tubuh untuk memproduksi dopamin dan norepinefrin yang mempengaruhi tingkat
energi tubuh. Sumber protein hewani juga biasanya lebih tinggi lemak, terutama lemak jenuh
dan lebih rendah serat dibandingkan protein nabati. Protein nabati, sebaliknya tidak
mengandung lemak jenuh, bebas kolesterol dan mengandung fitokimia yang dapat
memerangi berbagai penyakit.
Kebutuhan protein bagi manusia dapat ditentukan dengan cara menghitung jumlah
protein yang diganti dalam tubuh. Ini bisa dilakukan dengan menghitung jumlah unsur
nitrogen (zat lemas) yang ada dalam protein makanan dan menghitung pula jumlah unsur
nitrogen yang dikeluarkan tubuh melalui air seni dan feses. Penggunaan protein dapat
dipengaruhi oleh banyak faktor, sehingga dalam prakteknya jumlah protein itu belum dapat
memenuhi kebutuhan. Sebabnya antara lain: kadar protein 18,75 gram dalam tubuh akan
menyebabkan beberapa reaksi kimia yang tidak bisa berlangsung dengan baik serta tidak
semua bahan makanan yang mengandung serat-serat proteinnya bisa diambil tubuh.
18
Kelompok E6
Daftar Pustaka
1. Gibney MJ, Margetts BM, Kearney JM, Arab L. Gizi kesehatan masyarakat. Jakarta:
EGC; 2008.h.94-99
19
Kelompok E6
Wong DL. Buku Ajar Keperawatan. Edisi ke-6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC. 2008.h.166-167,176-183
6. Gibson RS. Principles of Nutritional Assessment. Edisi ke-2. New York: Oxford
University. 2005.h.273-352
7. Gibney M, Margetts B, Kearney J. Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC. 2009.
8. Ian D. Sinopsis Biokimia. Edisi ke-2. Jakarta : Binarupa Askara. 2012.
9. Mayer BH, Tucker L, Williams S, Ilmu gizi menjadi sangat mudah. Edisi ke-2.
Jakarta: EGC; 2011.h.36-7; 57-9.
10. Almatsier, S. 2006.Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta :PT. Gramedia Pustaka Utama.
20