Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 20

Kelompok E6

Blok 11 Tinjauan Pustaka

Penilaian Status Gizi secara Antropometri dan Pemberian Gizi Dasar pada Dewasa
Andreas (102013013), Oktarita Gracia Nenobais (102013126), Deti Nurdianti (102013243),
Khandar Yoshua (102013322), Kezia Marcella (102013384), Jefryanto (102013472), Ain Nur
Abu Bakar (102013514)
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No.6, Jakarta 11510
___________________________________________________________________________
Abstract
Antropometri is derived from Greek, anthropos has meaning human and metron has meaning
measure so antropometri has meaning measurements of body dimensions, weight, and physical proportions.
Classification of anthropometric measurements are divided into two: the growth and body composition.
Anthropometric size for growth include head circumference (infants only), high knees, range fathoms (only in
the elderly), height / body length, and weight. Size anthropometry for body composition is divided into body fat
(skinfold thickness) and fat-free mass (upper arm circumference). Height measurement is done when the child is
standing upright using microtoise. Measurement of body weight also has the same principle with the height
measurement but using different tools thats called scale. After measurement of height and weight can be
measured BMI (body mass index). Skinfold thickness measurements provide data on the size of subcutaneous fat
so that it can be the estimation of total body fat. Measurement of skinfold thickness is the best to use a tool
called a precision caliper (precision calipers). Abdominal Circumference Ratio (LPe) and the Pelvic Ring (LPa)
is a simple way to differentiate lower-body obesity (pelvis) and upper body (waist and abdomen). A person has
a balanced nutrition if they have the results of anthropometric measurements were normal.
Keywords : Antropometri, Nutrition

Abstrak
Antropometri berasal dari bahasa Yunani yaitu anthropos yang berarti manusia dan metron yang
berarti mengukur sehingga antropometri merupakan ukuran-ukuran mengenai dimensi tubuh, berat, dan
proporsi fisik. Klasifikasi pengukuran antropometri dibagi menjadi dua yaitu pertumbuhan dan komposisi
tubuh. Ukuran antropometri untuk pertumbuhan meliputi lingkar kepala (hanya pada bayi), tinggi lutut, rentang
depa (hanya pada lansia), tinggi badan/panjang badan, dan berat badan. Ukuran antropometri untuk komposisi
tubuh dibagi menjadi lemak tubuh (ketebalan lipatan kulit) dan massa bebas lemak (lingkar lengan atas).
Pengukuran tinggi badan dilakukan ketika anak berdiri tegak menggunakan microtoise. Pengukuran berat
badan juga memiliki prinsip yang sama dengan pengukuran tinggi badan tetapi menggunakan alat yang
berbeda yaitu timbangan. Setelah pengukuran tinggi dan berat badan dapat dilakukan pengukuran IMT
( indeks massa tubuh). Pengukuran ketebalan lipatan kulit memberikan data ukuran lemak subkutan sehingga
dapat menjadi perkiraan dari total lemak tubuh. Pengukuran ketebalan lipatan kulit yang terbaik menggunakan
alat yang disebut sebagai caliper presisi (precision calipers). Rasio Lingkar Perut (LPe) dan Lingkar Panggul
(LPa) merupakan cara sederhana untuk membedakan obesitas bagian bawah tubuh (panggul) dan bagian atas
tubuh (pinggang dan perut). Seseorang dinyatakan memiliki gizi yang seimbang jika memiliki hasil pengukuran
antropometri yang normal.
Kata Kunci : Antropometri , Gizi

Kelompok E6

Blok 11 Tinjauan Pustaka

Pendahuluan
Energi sangat dibutuhkan manusia untuk mempertahankan hidup, menunjang
pertumbuhan, dan melakukan aktivitas fisik. Energi yang digunakan setiap harinya ini antara
lain berasal dari metabolisme karbohidrat, protein dan lemak yang didapat asupan makanan.
Asupan makanan yang cukup berfungsi untuk memenuhi atau melampaui kebutuhan
seseorang akan mempertahankan komposisi dan fungsi tubuh yang sehat dalam kisaran klinis
yang normal.1 Oleh karena itu, banyak ukuran fisik dan klinis menunjukkan kegunannya yang
paling besar dalam suatu populasi ketika terdapat malnutrisi karena nutrien merupakan
elemen penting untuk proses dan fungsi tubuh.
Antropometri berasal dari bahasa Yunani yaitu anthropos yang berarti manusia dan
metron yang berarti mengukur sehingga antropometri merupakan ukuran-ukuran mengenai
dimensi tubuh, berat, dan proporsi fisik. 2 Definisi antropometri adalah pengukuran
perbandingan tubuh manusia dan bagian-bagiannya untuk membandingkan dan menentukan
standar jenis kelamin, usia, berat badan, ras, dan seterusnya. 3 Pengukuran antropometri
merupakan bagian dari pemeriksaan klinis dan dapat meliputi pengukuran berat badan, tinggi
badan, lipatan kulit serta lingkar berbagai bagian tubuh (sirkumferensia) untuk monitor
masalah gizi sebagai skrining faktor resiko seorang individu.
Antropometri4
Antropometri adalah pengukuran perbandingan tubuh manusia dan bagian-bagiannya
untuk membandingkan dan menentukan standar jenis kelamin, usia, berat badan, ras dan
seterusnya guna menentukan status gizi seseorang. Ilmu yang secara khusus mempelajari
tentang pengukuran tubuh manusia guna merumuskan perbedaan-perbedaan ukuran tiap
individu atau kelompok. Pengukuran antropometri

dibagi dalam dua bagian yaitu

antropometri statis dan antropometri dinamis. Antropometri statis, dimana pengukuran


dilakukan pada saat tubuh dalam keadaan diam atau tidak bergerak. Antropometri dinamis
adalah dimana dimensi tubuh diukur dalam berbagai posisi tubuh yang sedang bergerak.
Antropometri Statis pada dewasa yang diukur adalah tinggi badan, berat badan,
lingkar lengan, lingkar pinggul dan lingkar perut, indeks massa tubuh, tebal lipatan kulit.
Antropometri pada bayi yang diukur adalah panjang badan menurut umur dan lingkar kepala
serta lingkar dada. Antropometri dinamis yang diukur pada dewasa adalah pengukuran
2

Kelompok E6

Blok 11 Tinjauan Pustaka

tingkat keterampilan sebagai pendekatan untuk mengerti keadaan mekanis dari suatu
aktifitas, pengukuran jangkauan ruang yang dibutuhkan saat bekerja dan pengukuran
variabilitas kerja. Didalam dunia kedokteran, Antropometri yang digunakan adalah
antropometri yang pengukurannya dilakukan secara statis.
Tinggi dan berat badan biasanya digabungkan dengan mengikuti Indeks Massa Tubuh
(IMT) untuk mendapatkan satu ukuran tunggal yang merupakan indikator untuk
menunjukkan gizi kurang atau gizi lebih energi jangka panjang. Ada cara-cara yang lebih
akurat dalam mengkaji komposisi tubuh, yaitu dengan menggunakan penimbang berat badan
dalam air, menggunakan bioelectrical imedance, dilusi isotop, dan berbagai metode
laboratorium lainnya, kendati demikian semua metode ini membutuhkan biaya yang mahal
serta memberatkan responden.1 Biaya yang murah dengan alat yang murah, portable, tahan
lama, dan buatan lokal. Oleh karena itu, bagian ini memfokuskan perhatian pada berat dan
tinggi badan yang paling sering digunakan dalam kesehatan masyarakat karena
pengukurannya mudah dilakukan dan dapat digunakan untuk jumlah sampel yang besar.
Ukuran tinggi dan berat badan memiliki keuntungan utama bahwa ukuran ini cukup
akurat, tidak invasif, dan tidak mahal. Keuntungan lainnya adalah bahwa pengukuran tinggi
dan berat badan dapat dikerjakan oleh petugas yang relatif tidak terampil, dan pengukuran ini
juga memberikan informasi mengenai riwayat gizi jangka panjang.
Klasifikasi Pengukuran Antropometri5
Klasifikasi pengukuran antropometri dibagi menjadi dua yaitu pertumbuhan dan
komposisi tubuh. Ukuran antropometrik untuk pertumbuhan meliputi lingkar kepala, tinggi
lutut, rentang depa, tinggi badan/panjang badan, dan berat badan. Ukuran antropometrik
untuk komposisi tubuh dibagi menjadi lemak tubuh (ketebalan lipatan kulit) dan massa bebas
lemak (lingkar lengan atas).
Sebagian besar metode antropometrik digunakan untuk menilai komposisi tubuh
didasarkan pada model di mana tubuh terdiri dari dua kompartemen yang berbeda secara
kimia: lemak dan massa bebas lemak. Massa bebas lemak juga dapat disebut sebagai massa
sel tubuh terdiri dari otot rangka, jaringan lemak yang lembut, dan kerangka. Teknik
antropometrik secara tidak langsung dapat menilai lemak dan massa bebas lemak, dan variasi
dalam jumlah dan proporsi yang dapat digunakan sebagai indeks status gizi.

Kelompok E6

Blok 11 Tinjauan Pustaka

Antropometri adalah suatu parameter status nutrisi yang penting, meliputi pengukuran
tinggi badan, lingkar kepala, berat badan, ketebalan lipatan kulit, lingkar lengan atas. Tinggi
dan lingkar kepala merefleksikan status nutrisi masa lalu, sedangkan berat badan, ketebelan
lipatan kulit, dan lingkar lengan atas menggambarkan cadangan lemak dan protein. Ketebalan
lipatan kulit adalah suatu pengukuran kandungan lemak tubuh karena sekitar separuh dari
cadangan lemak tubuh total terdapat langsung di bawah kulit. Lingkar lengan atas
berhubungan dengan pengukuran total massa otot. Karena otot bertindak sebagai cadangan
terbesar protein tubuh, pengukuran ini dipertimbangkan sebagai suatu indeks penyimpanan
protein tubuh.
Keuntungan Antropometri4
Tinggi dan berat badan biasanya digabungkan dengan mengikuti Indeks Massa Tubuh
(IMT) untuk mendapatkan satu ukuran tunggal yang merupakan indikator untuk
menunjukkan gizi kurang atau gizi lebih energi jangka panjang. Ada cara-cara yang lebih
akurat dalam mengkaji komposisi tubuh, yaitu dengan menggunakan penimbang berat badan
dalam air, menggunakan bioelectrical imedance, dilusi isotop, dan berbagai metode
laboratorium lainnya, kendati demikian semua metode ini membutuhkan biaya yang mahal
serta memberatkan responden. Biaya yang murah dengan alat yang murah, portable, tahan
lama, dan buatan lokal. Oleh karena itu, bagian ini memfokuskan perhatian pada berat dan
tinggi badan yang paling sering digunakan dalam kesehatan masyarakat karena
pengukurannya mudah dilakukan dan dapat digunakan untuk jumlah sampel yang besar.
Ukuran tinggi dan berat badan memiliki keuntungan utama bahwa ukuran ini cukup
akurat, tidak invasif, dan tidak mahal. Keuntungan lainnya adalah bahwa pengukuran tinggi
dan berat badan dapat dikerjakan oleh petugas yang relatif tidak terampil, dan pengukuran ini
juga memberikan informasi mengenai riwayat gizi jangka panjang.
Keterbatasan Antropometri4
Ukuran ini relatif tidak sensitif terhadap perubahan asupan makanan (atau aktivitas)
yang baru saja terjadi atau gangguan pertumbuhan. Dalam hal ini, antropometri memiliki
keterbatasan utama yaitu tidak dapat membedakan kekurangan gizi tertentu dan faktor-faktor
non gizi seperti gangguan pertumbuhan/genetik dapat mempengaruhi spesifitas dan
sensitifitas sehingga tidak dapat digunakan untuk mendeteksi status gizi jangka pendek.

Kelompok E6

Blok 11 Tinjauan Pustaka

Ada banyak sumber dan tipe kesalahan pengukuran dalam ukuran status gizi yang
masing-masing memberikan konsekuensi yang berbeda secara nyata sehingga menimbulkan
ketidakstabilan atau invaliditas pada kesimpulan tentang status gizi perorangan dan
masyarakat. Kesalahan dapat terjadi secara acak dan spesifik baik secara perorangan maupun
kelompok. Oleh karena itu umumnya dilakukan test-retest reproducibility untuk mengetahui
apakah pengujian memberikan dua kali hasil yang sama pada subjek yang sama untuk
mengurangi kesalahan.
Kesalahan petugas yang kurang mengikuti prosedur dan teknik baku yang benar
menimbulkan kesalahan acak. Kesalahan acak terjadi secara kebetulan. Dalam pengukuran
antropometri, biasanya terjadi kesalahan dalam membaca pita pengukur atau salah mencatat
hasil observasi seperti angka yang terbalik ketika membaca berat badan.
Kesalahan yang spesifik pada kelompok mengacu pada underestimasi atau
overestimasi ukuran status gizi pada keseluruhan populasi. Dalam pengukuran antropometri,
biasanya terjadi dalam timbangan yang tidak dikalibrasi sehingga semua berat badan subjek
penelitian mengalami overestimasi sebanyak 5 kg.
Di samping itu, orang-orang di negara maju umumnya sudah mengetahui tinggi serta
berat badan mereka dan dengan demikian tinggi serta berat yang dilaporkan sendiri
merupakan data yang berguna ketika pengukuran langsung tidak mungkin atau tidak praktis
untuk dilakukan. Namun, data yang dilaporkan sendiri harus diperiksa dengan hati-hati
karena sejumlah penelitian memperlihatkan bahwa overestimasi dan underestimasi tinggi
serta berat badan yang dilaporkan sendiri dapat bervariasi menurut gender dan derajat
obesitas. Kesalahan spesifik pada perorangan terjadi ketika karakteristik seseorang
menimbulkan bias pada ukuran status gizinya sehingga bersifat subjektif.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengukuran Antropometri5
Faktor ini dapat dibagi menjadi dua antara lain faktor internal dan eksternal dimana
dapat secara bersama-sama mempengaruhi tubuh dan hasil data antropometri. Menurut
Jelliffe DB (1989) yang termasuk faktor internal adalah genetik, obstetrik, dan gender.
Sedangkan faktor eksternal meliputi diet, obat-obatan, lingkungan, dan penyakit.
Melalui genetik dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan yang ditandai
dengan (1) intensitas dan kecepatan pembelahan sel; (2) Derajat sensitivitas jaringan terhadap
rangsangan; (3) Umur pubertas; (4) Berhentinya pertumbuhan tulang dan (5) Faktor bawaan
5

Kelompok E6

Blok 11 Tinjauan Pustaka

yang normal dan patologis. Melalui obstetrik mempengaruhi pertumbuhan fetus sejak
konsepsi hingga lahir seperti lahir kembar, gizi saat ibu hamil, adanya radiasi/infeksi/toksin,
dan sebagainya.
Melalui gender ditandai dengan perbedaan jenis kelamin antara wanita dan laki-laki
serta ras (suku/bangsa). Perbedaan jenis kelamin mempengaruhi perbedaan distribusi lemak
yaitu untuk laki-laki distribusi bagian atas (tipe android) sedangkan wanita distribusi bagian
bawah (tipe gynoid). Selain itu, ras secara umum dibagi menjadi 5 antara lain Ras Khoisan,
Negroid, Australoid, Kaukasoid, dan Mongoloid. Namun, manusia yang berpindah dari satu
ke lain tempat menimbulkan perbauran berbagai ras sehingga mempengaruhi hasil data
antropometri.
Faktor eksternal seperti gizi bayi yang mendapat ASI atau hanya susu formula dan
gizi anak yang mendapatkan asupan makanan dengan protein, energi, iodium, zink, vitamin
D, dan asam folat yang cukup mempengaruhi hasil data antropometri. Selain itu, seseorang
yang mengkonsumsi obat-obatan, alkohol, dan tembakau memiliki faktor resiko tersendiri
dibandingkan dengan mereka yang sama sekali tidak mengkonsumsinya. Lingkungan yang
tidak optimal yaitu lingkungan kumuh untuk pertumbuhan yang dialami di negara
berkembang serta berbagai penyakit dengan perlakuan khusus seperti kelainan endokrin
hormon pertumbuhan (Growth Hormone), dan konginental anemia sel sabit sehingga
memiliki kelainan metabolisme, malabsorpsi usus halus, hati, dan ginjal mempengaruhi
ukuran antropometri dan klinis lainnya.
Pengukuran Lingkar Kepala dan Dada
Pengukuran lingkar kepala ini digunakan sebagai salah satu parameter untuk menilai
pertumbuhan otak. Dengan penilaian ini, dapat dideteksi secara dini apabila terjadi
pertumbuhan otak mengecil yang abnormal (mikrosefali) yang dapat mengakibatkan adanya
retardasi mental atau pertumbuhan otak membesar yang abnormal (volume kepala
meningkat) yang dapat disebabkan oleh penyumbatan pada aliran cairan serebrospinalis.6

Kelompok E6

Blok 11 Tinjauan Pustaka

Gambar 1. Pengukuran Lingkar Kepala, Dada, dan Abdomen serta Panjang Badan.
Ukur lingkar kepala pada anak sampai berusia 36 bulan serta pada anak-anak yang
memiliki masalah pada ukuran kepalanya. Ukur lingkar kepala pada lingkaran terbesarnya,
biasanya sedikit di atas alis mata dan daun telinga dan mengelilingi prominen oksipital di
belakang tengkorak. Karena bentuk kepala dapat mempengaruhi lokasi lingkaran yang
maksimum, maka perlu dilakukan pengukuran lebih dari satu kali pada titik di atas alis mata
untuk mendapatkan hasil yang akurat dengan menggunakan selembar kertas atau meteran
logam dengan skala 0,1 cm karena meteran yang terbuat dari kain dapat meregang sehingga
memberikan hasil pengukuran yang salah. Secara umum, lingkar kepala dan lingkar dada
sama pada usia 1 sampai 2 tahun. Setelah umur ini lingkar kepala tumbuh lebih lambat
daripada lingkar dada kecuali anak yang KEP terjadi pertumbuhan lingkar dada yang lambat
sehingga perbandingan rasio lingkar dada dan kepala adalah kurang dari satu.3
Pengukuran Tinggi Lutut dan Rentang Depa

Gambar 2. Pengukuran Tinggi Lutut.

Kelompok E6

Blok 11 Tinjauan Pustaka

Tinggi lutut erat kaitannya dengan tinggi badan, sehingga data ini dapat digunakan
untuk menentukan tinggi badan seseorang dengan kelainan tulang sehingga tidak dapat
berdiri tegak atau pada lanjut usia. Pada lanjut usia digunakan tinggi lutut karena terjadi
penurunan massa tulang, bungkuk sehingga sukar untuk medapatkan datatinggi badan yang
akurat. Nomogram Gibson RS dapat menunjukkan tinggi badan orang yang berusia diatas 59
tahun dengan formula yaitu (1) Pria: (2.02 x tinggi lutut(cm)) (0.04 x umur(tahun)) + 64.19
dan (2) Wanita: (1.83 x tinggi lutut(cm)) (0.24 x umur(tahun)) + 84.88.3
Rentang depa erat kaitannya dengan tinggi badan sehingga dapat menggantikan data
untuk tinggi badan apabila tinggi badan aktual tidak dapat diukur. Data ini spesifik untuk
menilai tinggi badan pada usia muda, bukan pada tinggi badan setelah usia lanjut.6
Pengukuran Panjang dan Tinggi Badan
Istilah panjang dinyatakan sebagai pengukuran yang dilakukan ketika anak telentang
(juga dinyatakan sebagai panjang pada saat berbaring). Sampai anak berusia 24 bulan
dilakukan pengukuran panjang pada saat berbaring. Karena posisi fleksi yang normal selama
masa bayi, ekstensikan tubuh bayi secara penuh dengan cara (1) sentuh kepala bayi pada
garis tengahnya; (2) sentuh kedua lutut dengan lembut dan (3) tekan lutut ke bawah sampai
kaki betul-betul ekstensi dan rata dengan meja. Jika menggunakan papan pengukur panjang
badan (infantometer), letakkan kepala benar-benar pada bagian atas papan dan tumit kaki
benar-benar pada bagian bawah papan.7

Kelompok E6

Blok 11 Tinjauan Pustaka

Gambar 3. Pengukuran Panjang Badan.


Jika alat pengukur panjang badan tersebut tidak ada, ukur panjang dengan cara
meletakkan anak pada permukaan yang telah ditutupi kertas, tandai titik puncak kepala dan
tumit kaki, dan ukur antara kedua titik tersebut. Supaya pengukuran akurat, posisikan alat
tulis dengan sudut tegak lurus terhadap meja ketika menandai titik sefalik dan posisikan kaki
dengan jari-jari kaki mengarah ke langit-langit ketika menandai titik tumit.7

Kelompok E6

Blok 11 Tinjauan Pustaka

Gambar 4. Pengukuran Tinggi Badan.


Istilah tinggi (atau tinggi pada saat seseorang berdiri) dinyatakan sebagai
pengukuran yang dilakukan ketika anak berdiri tegak menggunakan microtoise. Tinggi
diukur dengan cara meminta anak, dengan melepas sepatu, berdiri setegak dan setinggi
mungkin, dengan kepala pada garis tengah dan garis pandang sejajar dengan langit-langit
atau lantai. Pastikan punggung anak menempel pada dinding atau permukaan datar lain,
dengan tumit, pantat, dan bagian belakang bahu (skapula) menyentuh dinding. Agar
mendapatkan pengukuran yang paling akurat gunakan stadiometer. Batang pengukur yang
dapat digerakkan dari alat ukur ini akurat hanya jika batang tersebut tetap sejajar dengan
lantai dan terletak mantap pada bagian paling atas kepala. Ukur tinggi sampai dengan
ketelitian 1 mm atau 1/8 inci yang terdekat.7

10

Kelompok E6

Blok 11 Tinjauan Pustaka

Pengukuran Berat Badan7

Gambar 5. Timbangan Bayi.


Berat badan diukur dengan timbangan yang sesuai, untuk anak dengan usia sampai 24
bulan digunakan timbangan bayi atau dacin dengan kapasitas sekitar 10 kg yang mengukur
berat badan sampai nilai yang terdekat dengan 10-15 gr untuk bayi. Sebelum bayi ditimbang,
timbangan diatur pada angka nol pada jarum. Timbangan bayi cenderung lebih akurat
daripada timbangan orang dewasa. Selain itu, dapat dilakukan penimbangan dengan BB anak
dan BB ibu kemudian dilakukan penimbangan ibu saja.
Berat badan untuk usia diatas 2 tahun dan dapat berdiri dilakukan penimbangan
sesudah buang air besar dan sebelum makan (Lege artis). Setiap kali sebelum penggunaan,
jarum timbangan dikembalikan pada titik 0 lalu ditera terlebih dahulu dengan batu timbangan
5 kg. Pastikan pakaian subyek dilepas semua kecuali pakaian dalam ringan atau diberi
pakaian khusus yang beratnya diketahui dan tanpa alas kaki. Lalu, subyek berdiri tanpa
bantuan di tengah platform dengan santai tapi diam, melihat lurus ke muka dalam bidang
horizontal Frankfurt dan dicatat sampai nilai terdekat 100 gr.
Indeks Massa Tubuh (Body Mass Index)
Indeks massa tubuh merupakan ukuran massa tubuh terhadap tinggi untuk
mendefinisikan berat badan lebih (overweight) sehingga menimbulkan obesitas atau berat
badan kurang (underweight) sehingga menimbulkan kekurangan energi kronik (chronic
energy deficiency). Dengan menggunakan indeks Quetelet prinsipnya adalah BMI =
Weight(kg) / Height(m2). BMI tidak dapat digunakan pada wanita hamil, anak-anak dalam
masa pertumbuhan, dan atlet.5
11

Kelompok E6

Blok 11 Tinjauan Pustaka

Tabel 2. Indeks Massa Tubuh menurut WHO

Metode Menentukan Titik Tengah Lengan Atas dan Pengukuran Lingkar Lengan Atas 7

Gambar 6. Titik Tengah Lengan Atas.


Lingkar lengan adalah pengukuran tidak langsung terhadap massa otot. Pengukuran
lingkar lengan mengikuti prosedur yang sama dengan pengukuran ketebalan lipatan kulit
kecuali pengukuran titik tengah dengan menggunakan sehelai kertas atau meteran logam.
Lipat siku sehingga membentuk sudut 90o. Letakkan meteran secara vertikal, sepanjang
bagian prosessus acromion ke prosesus olekranon. Setengah dari panjang hasil pengukuran
adalah titik tengahnya.

12

Kelompok E6

Blok 11 Tinjauan Pustaka

Gambar 7. Pengukuran Lingkar Lengan Atas.


Setelah titik tengah telah ditentukan, lengan diturunkan hingga tergantung bebas di
samping tubuh dengan telapak tangan menghadap paha. Lalu, pita pengukur ditempatkan
sekitar lengan atas setinggi titik tengah dengan ketelitian mendekati 1 mm.
Pengukuran Ketebalan Lipatan Kulit (Skinfold Thickness Measurement)

Gambar 8. Capiler Presisi Harpenden (a), Lange (b), dan Holtain (c)
Pengukuran ketebalan lipatan kulit memberikan data ukuran lemak subkutan sehingga
dapat menjadi perkiraan dari total lemak tubuh. Pengukuran ketebalan lipatan kulit yang
terbaik menggunakan alat yang disebut sebagai capiler presisi (precision capilers) ketebalan
lipatan kulit. Tiga jenis capiler presisi yang dapat digunakan yaitu Harpenden, Lange, dan
Holtain. Capiler plastik dengan biaya yang murah juga tersedia tetapi memiliki akurasi yang
minimum. Capiler presisi dirancang untuk mengerahkan tekanan yang konstan sepanjang
rentang dari lipatan kulit yang diukur dan memiliki bidang kontak standar sekitar 20-40 mm 2.
Capiler presisi harus dikalibrasi ulang pada interval regular menggunakan blok kalibrasi.4
Tempat yang paling sering digunakan untuk mengukur ketebalan lipatan kulit adalah
trisep (paling praktis untuk penggunaan klinis secara rutin), bicep, subskapula, dan
13

Kelompok E6

Blok 11 Tinjauan Pustaka

suprailiaka. Agar reliabilitasnya terjamin, prosedur pengukuran yang tepat harus dilakukan
rata-rata dua kali pengukuran pada satu tempat yang sama selama 15 detik dengan ketelitian 1
mm.

Gambar 9. Pengukuran Ketebalan Lipatan Kulit Tricep


Pengukuran ketebalan lipatan kulit tricep diukur di titik tengah lengan atas bagian
belakang. Pengukuran ketebalan lipatan kulit bisep diukur sebagai tebal dari lipatan vertikal
lengan atas bagian depan, tepat diatas fossa cubiti atau 1 cm proksimal dari titik tengah
lengan atas.4

Gambar 10. Pengukuran Ketebalan Lipatan Kulit Subskapula (A) dan Suprailiaka (B).
Pengukuran ketebalan lipatan kulit subskapula diukur di bawah dan lateral ke sudut
tulang belikat sehingga lipatan kulit membentuk sudut 45o dengan garis horizontal, dengan
bahu dan lengan yang santai serta penempatan lengan subyek di belakang punggung dapat
membantu dalam identifikasi dari titik pengukuran. Pengukuran ketebalan lemak suprailiaka
diukur di linea midaxillaris tepat proksimal dari crista iliaca, dengan pengangkatan lipatan
kulit miring tepat 1cm posterior dari linea midaxillaris dan sejajar dengan garis kulit.
Untuk memeriksa lemak tubuh total, lemak subkutan hasil data dijumlahkan lalu
dirata-ratakan dengan pedoman dalam persentil menurut Lee Nieman (1996). Rata-rata
lemak tubuh wanita lebih tinggi yaitu sekitar 26.9% daripada pria yang sekitar 14.7%.
14

Kelompok E6

Blok 11 Tinjauan Pustaka

Tabel 3. Pedoman intepretasi nilai jumlah tebal lipatan kulit


Persentil

Kategori

< 5 th

Kurus

>5 th - 15 th

Dibawah rata-rata

>15 th - 75 th

Rata-rata

>75 th - 85 th

Diatas rata-rata

>85 th

Terlalu banyak lemak

Rasio Lingkar Perut dan Lingkar Panggul8


Rasio Lingkar Perut (LPe) dan Lingkar Panggul (LPa) merupakan cara sederhana
untuk membedakan obesitas bagian bawah tubuh (panggul) dan bagian atas tubuh (pinggang
dan perut). Jika rasio antara lingkar perut dan lingkar panggul untuk perempuan diatas 0.85 m
dan untuk laki-laki diatas 0.95 m maka memiliki faktor resiko stroke, DM, dan penyakit
jantung koroner.

Gambar 11. Lingkar Perut dan Lingkar Panggul.


Metode mengukur lingkar perut dengan menentukan titik tengah pada linea
midaxillaris antara pinggir terendah arcus costae dan titik crista iliaca. Subyek berdiri dan
15

Kelompok E6

Blok 11 Tinjauan Pustaka

bernafas normal pada saat pengukuran untuk mencegah subyek mengkontraksi otot-ototnya
atau menahan nafas dengan menggunakan pita pengukur. Metode mengukur lingkar panggul
dengan meletakkan pita ukur secara horizontal melalui titik pada lingkaran panggul yang
paling besar dalam keadaan berdiri.5
Sumber Karbohidrat9
Karbohidrat terkandung di dalam semua kelompok makanan. Jumlah dan jenis
karbohidrat sangat bervariasi di antara kelompok makanan dan di antara pilihan dalam
masing-masing kelompok.
Padi-padian meliputi roti, sereal, nasi, dan pasta. Semuanya mengandung karbohidrat
kompleks dan beberapa protein; beberapa padi-padian tertentu juga mengandung lemak. Serat
hanya sedikit terkandung dalam produk olahan, sedang dalam padi-padian utuh dan paling
tinggi dalam produk dari kulit padi. Setidaknya, separuh dari jumlah sajian padi-padian yang
direkomendasikan seharusnya merupakan padi-padian utuh. Padi-padian menjadi dasar menu
makanan sehat.
Bagi banyak makanan yang dapat dipilih dari kelompok ini, satu kali penyajian
mengandung sekitar 15 gram karbohidrat. Satu kali penyajian setara dengan: satu potong roti,
cup pasta atau nasi yang telah dimasak, cup sereal yang telah dimasak, muffin Inggris
atau roti bagel kecil.
Sebagian besar karbohidrat dalam kelompok sayuran terkandung dalam sayuran yang
mengandung tepung, seperti kacang polong, jagung, kentang, dan kacang-kacangan.
Kelompok buah-buahan terdiri dari berbagai makanan yang sebagian besar
mengandung gula. Buah yang dikeringkan memiliki kandungan gula lebih tinggi daripada
buah segar karena airnya telah dihilangkan sehingga meningkatkan konsentrasi gula. Selain
itu, asupan serat akan meningkat jika memakan buah secara utuh ketimbang meminum jus
buah.
Kelompok susu, yogurt, dan keju (produk olahan susu) mengandung gula laktosa.
Beberapa produk olahan susu seperti susu coklat, yogurt stroberi, dan es krim telah diberi
perasa atau ditambah gula sehingga jumlah karbohidrat setiap penyajian menjadi lebih tinggi.
Namun, keju merupakan pilihan dari produk olahan susu yang rendah laktosa (rendah
karbohidrat).
16

Kelompok E6

Blok 11 Tinjauan Pustaka

Makanan dari kelompok daging dan kacang-kacangan sebagian besar mengandung


protein. Akan tetapi kacang kering yang merupakan sumber protein dari tumbuhan, juga
tinggi akan karbohidrat, seperti zat tepung dan serat. Selain itu, kebanyakan kalori dalam
kacang berasal dari lemak, tetapi sebagian besar varietas kacang mengandung 4 sampai 8 g
karbohidrat per 1-oz penyajian.
Polong-polongan termasuk dalam kelompok sayuran dan daging, serta kacangkacangan karena mengandung zat gizi dan keduanya memiliki kadar serat yang tinggi.
Sumber Lemak9
Lemak dalam makanan bervariasi jenis dan jumlahnya. Beberapa lemak dapat terlihat
kasat mata, seperti mentega dan gajih yang terlihat mengelilingi sepotong daging steak.
Namun demikian, sebagian besar lemak tidak dapat dilihat kasat-matam, seperti lemak dalam
susu, keju, dan kacang, serta lemak-lemak yang terjalin di dalam steak tersebut. Sumber
makanan hewani mengandung sekitar 57% dari total asupan lemak; sisanya didapat dari
sumber makanan nabati.
Lima besar sumber lemah jenuh dalam menu makanan orang dewasa di Amerika
adalah: daging, mentega / margarin, bumbu salad termasuk mayones, keju, susu.
Sumber lemak trans yang utama dalam makanan antara lain kentang goreng, donat,
dan makanan goreng lainnya yang dijual. Sumber lemak trans lainnya meliputi kue kering,
kraker, dan makanan panggang lain.
Padi-padian secara alami mengandung sangat sedikit lemak. Namun demikian,
makanan olahan yang termasuk dalam kelompok makanan ini, seperti sereal granola,
panekuk, donat, kue kering, dan pai, banyak mengandung lemak tambahan. Makananmakanan ini juga dapat menjadi sumber lemak trans.
Selain alpukat, kelapa, dan zaitun, buah-buahan tidak banyak mengandung lemak.
Sayuran mentah hanya mengandung sedikit lemak atau tidak sama sekali. Sayuran yang
digoreng, diberi krem susu, disajikan dengan keju, atau dicampur dengan mayones jelas
mengandung lebih banyak lemak.
Produk-produk yang termasuk dalam kelompok susu terbagi menjadi bebas-lemak,
rendah-lemak, dan lemak-utuh. Untuk mengurangi kemungkinan seseorang mengonsumsi
makanan tinggi-lemak dalam kelompok makanan ini, sebaiknya membaca label dan
17

Kelompok E6

Blok 11 Tinjauan Pustaka

membandingkan antara berbagai jenis dan merk. Karena makanan olahan susu berasal dari
hewan, sebaiknya melihat juga kandungan kolesterol dalam makanan tersebut.
Bahan nabati dalam kelompok kacang dan polong bebas kolesterol dan sedikit atau
tidak mengandung lemak jenuh. Umumnya daging yang tidak dibersihkan lebih tinggi
kandungan lemaknya daripada daging tanpa lemak, dan daging yang berwarna putih lebih
rendah-lemak daripada daging berwarna gelap (contohnya daging ayam). Kerang-kerangan
seperti kepiting, lobster, dan udang, kaya akan kolesterol, tetapi rendah-lemak dan rendahlemak jenuh.
Sumber Protein10
Protein merupakan cadangan energi setelah karbohidrat. Sumber protein bagi manusia
terbagi dalam dua jenis yaitu sumber protein hewani dan sumber protein nabati. Bahan
makanan hewani merupakan sumber protein yang baik, dalam jumlah maupun mutu. Sumber
protein hewani dapat berbentuk daging dan alat-alat dalam seperti hati, pankreas, ginjal, paru,
jantung, jeroan, susu, telur dan ikan. Ayam dan jenis burung lain merupakan sumber protein
yang berkualitas baik. Sedangkan protein nabati terdapat dalam biji-bijian, kacang-kacangan
dan gandum. Satu gram protein mampu menghasilkan energi 4,1 kalori. Protein nabati tidak
mengandung semua asam amino esensial.
Protein hewani berfungsi meningkatkan kadar tirosin dalam tubuh dimana tirosin
digunakan tubuh untuk memproduksi dopamin dan norepinefrin yang mempengaruhi tingkat
energi tubuh. Sumber protein hewani juga biasanya lebih tinggi lemak, terutama lemak jenuh
dan lebih rendah serat dibandingkan protein nabati. Protein nabati, sebaliknya tidak
mengandung lemak jenuh, bebas kolesterol dan mengandung fitokimia yang dapat
memerangi berbagai penyakit.
Kebutuhan protein bagi manusia dapat ditentukan dengan cara menghitung jumlah
protein yang diganti dalam tubuh. Ini bisa dilakukan dengan menghitung jumlah unsur
nitrogen (zat lemas) yang ada dalam protein makanan dan menghitung pula jumlah unsur
nitrogen yang dikeluarkan tubuh melalui air seni dan feses. Penggunaan protein dapat
dipengaruhi oleh banyak faktor, sehingga dalam prakteknya jumlah protein itu belum dapat
memenuhi kebutuhan. Sebabnya antara lain: kadar protein 18,75 gram dalam tubuh akan
menyebabkan beberapa reaksi kimia yang tidak bisa berlangsung dengan baik serta tidak
semua bahan makanan yang mengandung serat-serat proteinnya bisa diambil tubuh.
18

Kelompok E6

Blok 11 Tinjauan Pustaka

Berdasarkan pertimbangan diatas, maka ditetapkan bahwa kebutuhan protein bagi


seorang dewasa adalah 1 gram untuk setiap kilogram berat badannya setiap hari. Untuk anakanak yang sedang tumbuh, diperlukan protein yang lebih banyak, yaitu 3 gram tiap satu
kilogram berat badannya.
Disamping itu, mengingat adanya protein sempurna dan tidak sempurna berdasarkan
jumlah dan macam-macam asam amino yang ada dalam makanan, maka untuk menjamin
agar tubuh benar-benar mendapatkan asam amino dalam jumlah dan macam yang cukup,
sebaiknya untuk orang dewasa seperlima dari protein yang diperlukan haruslah protein yang
berasal dari hewan, sedangkan untuk anak-anak sepertiga dari jumlah protein yang diperlukan
masing-masing individu.
Kesimpulan
Antropometri merupakan ilmu yang menilai status gizi seseorang. Seseorang bisa
dinilai memiliki gizi seimbang berupa protein, karbohidrat dan lemak yang seimbang atau
tidak. Karbohidrat, protein dan lemak adalah nutrient makro dan vitamin serta mineral
adalah nutrient mikro. Seseorang dikatakan memiliki gizi yang seimbang apabila pengukuran
antropometri yang dilakukan memiliki hasil yang normal. Pengukuran antropometri memiliki
keuntungan utama bahwa ukuran ini cukup akurat, tidak invasif, tidak mahal, dan dapat
digunakan dengan sampel besar.
Klasifikasi pengukuran antropometri dibagi menjadi dua yaitu pertumbuhan dan
komposisi tubuh. Ukuran antropometrik untuk pertumbuhan meliputi lingkar kepala, tinggi
lutut,tinggi badan/panjang badan, dan berat badan. Ukuran antropometrik untuk komposisi
tubuh dibagi menjadi lemak tubuh (ketebalan lipatan kulit) dan massa bebas lemak (lingkar
lengan atas). Indeks massa tubuh dapat digunakan sebagai indikator massa tubuh terhadap
tinggi untuk mendeteksi kekurangan atau kelebihan berat badan. Rasio Lingkar Perut dan
Lingkar Panggul dapat digunakan untuk membedakan obesitas bagian bawah tubuh (panggul)
dan bagian atas tubuh (pinggang dan perut).

Daftar Pustaka
1. Gibney MJ, Margetts BM, Kearney JM, Arab L. Gizi kesehatan masyarakat. Jakarta:
EGC; 2008.h.94-99
19

Kelompok E6

Blok 11 Tinjauan Pustaka

2. Marizar ES. Designing furniture. Yogyakarta: Media Pressindo; 2005.h.118


3. Brooker C. Ensiklopedia keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2009. h. 26
4. Brooker C. Ensiklopedia Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.2009. h 45-56
5.

Wong DL. Buku Ajar Keperawatan. Edisi ke-6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC. 2008.h.166-167,176-183

6. Gibson RS. Principles of Nutritional Assessment. Edisi ke-2. New York: Oxford
University. 2005.h.273-352
7. Gibney M, Margetts B, Kearney J. Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC. 2009.
8. Ian D. Sinopsis Biokimia. Edisi ke-2. Jakarta : Binarupa Askara. 2012.
9. Mayer BH, Tucker L, Williams S, Ilmu gizi menjadi sangat mudah. Edisi ke-2.
Jakarta: EGC; 2011.h.36-7; 57-9.
10. Almatsier, S. 2006.Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta :PT. Gramedia Pustaka Utama.

20

You might also like