Professional Documents
Culture Documents
Jurnal Wahana-Bio Volume VI Desember 2011
Jurnal Wahana-Bio Volume VI Desember 2011
Jurnal Wahana-Bio Volume VI Desember 2011
ABSTRACT
KEANEKARAGAMAN DAN KEMELIMPAHAN ZOOPLANKTON
DI KOLAM JORONG BARUTAMA GRESTON KECAMATAN JORONG
KABUPATEN TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
The pond of Jorong Barutama Greston, then in abbreviated the JBG pond is
a water area which yet to use as a place of fish expanding. Zooplankton is
animal plankton which has actively move because its movement tool, where
its live as one of the natural foods for water organism especially fish. The
purpose of this research is to find out the species, the variety, and the
abundance of zooplankton in the JBG pond at the Swarangan village of
Jorong district of Tanah Laut regency. This research using descriptive
eksplorative method with observation technic. This research using in the JBG
pond opproximately 48 point of observation which its distance is 25 metres
each point. For taking sample is using net plankton number 25. The data
analysis is based on species, nilai penting (NP) and indeks keanekaragaman
(H'). The result of the research obtained 18 kinds of zooplankton, namely,
Euglypha aspera, Brachionus ulcerialis, Difflugia sp (1), Philodina rotifer, Sida
crystallina, Daphnia pulex, Philodina roseola, Difflugia sp (2), Cyclops sp,
Lembadion sp, Pompholix sulcata, Awerintzewia cyclostoma, Frontonia
leucas, Nebela sp, Euglypha leavis, Difflugia lobosa, Bosmina longilotris, and
Pleuroxus sp. Indeks keanekaragaman (H') indicates score 1,418 which
contain of moderate various category. Zooplankton which has a highest
abudance, that is Difflugia sp (1) approximately 53,01 and alowest Frontonia
leucas approximately 4,42.
Keywords: various, abundance, zooplankton, JBG pond.
41
Jurnal Wahana-Bio Volume VI Desember 2011
Pendahuluan
Kolam Jorong Barutama Greston selanjutnya disingkat menjadi kolam
JBG terletak di Desa Swarangan Kecamatan Jorong Kabupaten Tanah Laut.
Kolam JBG ini termasuk perairan tawar yang lentik atau lentis (tenang).
Berdasarkan informasi masyarakat dan pekerja, selama ini belum ada
tindakan atau langkah-langkah ke arah pemanfaatan kolam sebagai tempat
pembudidayaan ikan, khususnya ikan air tawar. Jika kolam tersebut akan
dimanfaatkan sebagai tempat pembudidayaan ikan air tawar maka terlebih
dahulu perlu diketahui potensi yang ada di kolam tersebut, berkaitan dengan
keberadaan pakan alami bagi ikan yaitu plankton, khususnya zooplankton.
Menurut Effendie (1978) besarnya populasi ikan dalam suatu perairan antara
lain ditentukan oleh makanan yang tersedia. Umumnya makanan yang
pertama kali datang dari luar untuk semua ikan dalam mengawali hidupnya
adalah plankton yang bersel tunggal dan berukuran kecil.
Air kolam JBG pada musim kemarau tidak mengalami kekeringan
sehingga dimanfaatkan oleh perusahaan Jorong Barutama Greston untuk
penyemprotan jalan dan masyarakat setempat memanfaatkan air kolam
tersebut untuk keperluan sehari-hari misalnya air minum, memasak dan
mencuci. Sedangkan pada musim hujan air kolam tidak dimanfaatkan oleh
masyarakat karena kebutuhan air telah terpenuhi. Kolam JBG sampai saat ini
belum dimanfaatkan sebagai tempat pembudidayaan ikan air tawar, hal ini
disebabkan masyarakat khawatir terhadap kegagalan dalam pembudidayaan
ikan.
Kolam merupakan habitat organisme dalam kehidupannya, antara lain
jasad renik yaitu plankton. Menurut Nontji (1987) kemampuan potensial dari
suatu perairan untuk menghasilkan suatu sumber daya perairan ditentukan
oleh produktivitas fitoplankton. Fitoplankton mampu menghasilkan zat-zat
organik yang diperlukan oleh makhluk hidup yang lain dalam hal ini yaitu
zooplankton. Walaupun berukuran mikroskopis peranan zooplankton dan
42
Jurnal Wahana-Bio Volume VI Desember 2011
43
Jurnal Wahana-Bio Volume VI Desember 2011
44
Jurnal Wahana-Bio Volume VI Desember 2011
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
eksploratif dengan teknik pengambilan sampel secara teknik observasi yaitu
pengamatan langsung ke lapangan dan pengambilan sampel.
Pengambilan sampel dilakukan di kolam JBG Desa Swarangan
Kecamatan Jorong Kabupaten Tanah Laut. Pengamatan dilakukan di
Laboratorium Pendidikan Biologi PMIPA FKIP Unlam Banjarmasin. Penelitian
ini dilaksanakan selama kurang lebih 12 bulan, yaitu mulai Januari sampai
dengan Desember 2008 dari persiapan sampai dengan penyusunan laporan.
Pengambilan sampel dilakukan pada bulan Mei 2008.
Populasi penelitian ini adalah semua zooplankton yang terdapat di
kolam JBG Desa Swarangan Kecamatan Jorong Kabupaten Tanah Laut.
Sampel penelitian ini adalah semua zooplankton yang tertangkap oleh
plankton net nomor 25 Pengambilan sampel dilakukan pada 48 titik sampel
dengan pengulangan sebanyak 2 kali.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel air kolam
JBG Desa Swarangan Kecamatan Jorong Kabupaten Tanah Laut, sampel
zooplankton dan yodium lugol sebagai bahan pengawet zooplankton.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah plankton net nomor 25
untuk menangkap zooplankton, pipet tetes digunakan untuk mengambil
sampel dari wadah sementara, botol sampel untuk menyimpan air sample,
kertas label untuk memberi nama sampel yang diambil, tabel kerja dan alat
tulis untuk mencatat hasil pengamatan di lapangan, secchi desk untuk
mengukur kecerahan air dengan satuan cm, termometer untuk mengukur
suhu air dengan satuan C, pH meter untuk mengukur pH, DO meter untuk
mengukur kandungan oksigen terlarut di dalam air dengan satuan mg/L, lux
45
Jurnal Wahana-Bio Volume VI Desember 2011
meter untuk mengukur intensitas cahaya dengan satuan Lux, rol meter untuk
mengukur jarak titik sampel, mikroskop untuk mengamati dan menghitung
zooplankton, kaca benda dan kaca penutup digunakan untuk mengamati dan
menghitung jumlah plankton, dan kamera digital untuk dokumentasi.
Prosedur penelitian ini melalui 2 tahap yaitu tahap persiapan dan
tahap pelaksanaan. Tahap persiapan meliputi melakukan observasi lokasi
penelitian, mengurus surat ijin penelitian, dan mempersiapkan alat serta
bahan
yang
akan
digunakan
dalam
penelitian.
Sedangkan
tahap
pelaksanaan meliputi:
1) Menentukan titik-titik sampel secara sistematis pada kolam yang dibagi
dengan 4 stasiun pengamatan yaitu 2 di bagian tepi dan 2 di bagian
tengah.
2) Setiap stasiun dibuat titik-titik pengamatan di jarak 25 meter, sehingga
jumlah titik atau sampel pengamatan 4 x 12 titik sampel = 48 titik sampel
(Lampiran 2).
3) Mengukur parameter lingkungan pengamatan meliputi kecerahan air,
intensitas cahaya, suhu air, pH air dan oksigen terlarut (lampiran 8 dan 9).
Sedangkan pengamatan padatan terlarut (TDS), Nitrit (NO2) dan Timbal
(Pb) dilakukan di Balai Laboratorium Kesehatan Banjarmasin.
4) Mengambil sampel air dari dasar kolam sampai ke permukaan air dengan
menggunakan plankton net nomor 25, kemudian diperoleh volume air
sebanyak 50 ml. Hasil penyaringan ditampung dalam botol sampel, lalu
ditetesi larutan yodium lugol sebanyak 3 tetes dan memberi label.
5) Melakukan
pengamatan
zooplankton
dilakukan
di
Laboratorium
kaca
penutup,
kemudian
diamati
di
bawah
mikroskop.
46
Jurnal Wahana-Bio Volume VI Desember 2011
perhitungan
jumlah
setiap
jenis
zooplankton
dengan
pemotretan
zooplankton
yang
ditemukan
dengan
Analisis Data
a. Mengidentifikasi Zooplankton
Untuk mengidentifikasi zooplankton mengacu pada buku Fresh Water
Biology (Edmondsond, 1995), Kunci Identifikasi Zooplankton (Hutabarat &
Evans, 1986), buku-buku lain yang relevan dan situs internet, dan validasi
oleh Dra. Asri Lestari, M. Pd.
47
Jurnal Wahana-Bio Volume VI Desember 2011
Keterangan:
No
V'
Vw
c. Kemelimpahan Zooplankton
Untuk kemelimpahan zooplankton digunakan nilai penting yang
mengacu pada Soerianegara dan Indrawan (1978) dengan rumus:
Kerapatan (K) = Jumlah individu suatu spesies
Total cuplikan
d. Keanekaragaman Zooplankton
Untuk mengetahui keanekaragaman zooplankton digunakan indeks
keanekaragaman dari Shannon-Wiener dalam Michael (1995) dengan rumus
48
Jurnal Wahana-Bio Volume VI Desember 2011
Hasil Penelitian
1. Jenis Zooplankton
Berdasarkan
hasil
penelitian
yang
telah
dilakukan
terhadap
Filum
Class
Ordo
Familia
Nebelidae
2.
3.
Genus
Awerintzewia
Nebela
Lobosa
Testacealobosa
4.
Protozoa
Difflugidae
Difflugia
5.
6.
7.
8.
Ciliophora
Filosa
Testaceafilosa
Euglyphidae
Euglypha
Ciliata
Holotrichida
Frontoniidae
Lembadion
Spesies
Awerintzewia
cyclostoma
Nebela sp
Difflugia sp
(1)
Difflugia sp
(2)
Diflugia
lobosa
Euglypha
leavis
Euglypha
aspera
Lembadion
sp
49
Jurnal Wahana-Bio Volume VI Desember 2011
9.
Frontonia
10.
Sididae
Sida
Daphnidae
Daphnia
Bosminidae
Bosmina
Chydoridae
Cyclopoida
Pleuroxus
Cyclops
Ploima
Brachionidae
Branchionus
Fluscolariaceae
Testudinellidae
Pompholyx
Bdeloida
Philodinidae
Philodina
11.
12.
Cladocera
Arthropod
a
Crustacea
13.
14.
15.
Monogononta
16.
17.
Rotifera
Bdelloidea
18.
Frontonia
leucas
Sida
crystalina
Daphnia
pulex
Bosmina
longilotris
Pleuroxus sp
Cyclops sp
Brachionus
ulcerialis
Pompholyx
sulcata
Philodina
rotifer
Philodina
roseola
Kerapata
n
1 Euglypha aspera
37.1
0.77
2 Brachionus ulcerialis
940.3
19.59
3 Difflugia sp (1)
1495.9
31.17
4 Philodina rotifer
398.2
5 Sida cyistallina
6 Daphnia pulex
No
Spesies
KR
Frekuensi
FR
NP
0.77
6.96
1.00
9.02
1.00
9.02
8.30
1.09
27.6
5
43.9
9
11.7
1
0.79
7.14
147.3
3.07
4.33
0.77
6.96
8.05
36.6
7
53.0
1
18.8
5
11.2
9
21.2
0.44
0.62
0.52
4.70
5.32
H'
0.03
7
0.31
6
0.36
2
0.20
4
0.10
5
0.02
3
50
Jurnal Wahana-Bio Volume VI Desember 2011
7 Philodina roseola
14.4
0.30
0.42
0.46
4.14
4.56
8 Difflugia sp (2)
32.3
0.67
0.95
0.65
5.83
6.78
9 Cyclops sp
39.5
0.82
1.16
0.54
4.89
6.05
10 Lembadion sp
34.7
0.72
1.02
0.54
4.89
5.91
11 Pompholix sulcata
Awerintzewia
12 cyclostoma
29.4
0.61
0.86
0.56
5.08
5.94
25.5
0.53
0.75
0.48
4.32
5.07
13 Frontonia leucas
22.6
0.47
0.67
0.42
3.76
4.42
14 Nebela sp
22.6
0.47
0.67
0.50
4.51
5.18
15 Euglypha leavis
56.3
1.17
1.66
0.67
6.02
7.67
16 Difflugia lobosa
23.6
0.49
0.69
0.44
3.95
4.64
17 Bosmina longilotris
31.3
0.65
0.92
0.46
4.14
5.06
18 Pleuroxus sp
28.4
0.59
0.84
0.52
4.70
5.53
3400.643
70.847
100.00
11.083
Jumlah
100.00 200.00
0.01
7
0.03
3
0.03
9
0.03
5
0.03
1
0.02
7
0.02
5
0.02
5
0.05
1
0.02
6
0.03
2
0.03
0
1.41
8
No
1.
2.
3.
Parameter
Suhu air (C)
pH air
Oksigen terlarut (mg/L)
Rerata
Baku Mutu
25,54
6,70
5,44
20-30**
6-9***
>3***
51
Jurnal Wahana-Bio Volume VI Desember 2011
4.
5.
6.
7.
8.
9.
5761,04
306,23
40,19
65,7
<0,002
0,02885
1000***
0,06***
0,3***
Pembahasan
1. Jenis-jenis Zooplankton
Plankton
merupakan
makhluk
yang
melayang
di
air
dan
Testaceafilosa,
Cladocera,
Holotrichida,
Ploima,
52
Jurnal Wahana-Bio Volume VI Desember 2011
satu makanan ikan ataupun organisme lain yang ada di perairan tersebut.
Zooplankton ditemukan pada semua kedalaman air karena adanya flagel
sehingga mereka memiliki kekuatan untuk bergerak yang meskipun lemah,
membantunya naik ke atas dan ke bawah (Michael, 1995).
2. Keanekaragaman Zooplankton
Untuk menentukan keanekaragaman zooplankton yang terdapat pada
kolam JBG Desa Swarangan Kecamatan Jorong Kabupaten Tanah Laut
dapat dilihat dari nilai indeks keanekaragaman (H'). Berdasarkan hasil
perhitungan dan analisa data indeks keanekaragaman yang terdapat pada
Tabel 2 sebesar 1,418. Fachrul (2007) mengatakan bahwa kriteria indeks
keragaman (H') 1,418 masih termasuk di antara 1-3. Dengan demikian dapat
diketahui bahwa kondisi kolam JBG masih dalam tingkat cukup bersih karena
masih memungkinkan keanekaragaman sedang untuk biota perairan
terutama zooplankton. Sementara itu, keberadaan fitoplankton sebagai
produsen juga sangat mempengaruhi tingkat keberadaan zooplankton
sebagai konsumen
pemakan
fitoplankton.
penelitian
fitoplankton yeng telah dilakukan oleh Marlina (2008) juga menunjukkan nilai
keanekaragaman sedang.
Nilai indeks keanekaragaman termasuk sedang bagi zooplankton yang
terdapat pada kolam JBG, diduga disebabkan oleh dukungan faktor
lingkungan dan kandungan kualitas air
tersebut. Menurut Michael (1995) sebagai pelarut yang baik, di dalam air
mengandung zat-zat kimia yang terlarut di dalamnya dan digunakan oleh
organisme perairan dalam berbagai aktivitas metabolik. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Tabel 3 Hasil pengukuran fakor lingkungan dan kandungan
kualitas air tersebut akan dijelaskan dalam uraian sebagai berikut.
Suhu air mempengaruhi laju pertumbuhan dan perkembangan
organisme, keperluan oksigen terlarut dan penguraian di perairan. Setiap
53
Jurnal Wahana-Bio Volume VI Desember 2011
54
Jurnal Wahana-Bio Volume VI Desember 2011
Pemerintah No.20 Tahun 1990 tentang air golongan C (untuk perikanan dan
peternakan), kadar oksigen terlarut disyaratkan lebih dari 3 mg/L. Menurut
Hammer (Anonim, 2008s) kandungan oksigen terlarut dalam perairan
mempengaruhi
menimbulkan
kehidupan
organisme
kompetisi untuk
di
dalamnya
memperoleh
oksigen
sehingga
guna
dapat
kebutuhan
terlarut
yang
dilakukan
di
Balai
Laboratorium
Kesehatan
55
Jurnal Wahana-Bio Volume VI Desember 2011
kandungan padatan terlarut, Nitrit dan Pb yang terdapat pada perairan kolam
JBG masih dalam kadar yang dapat di toleransi oleh organisme perairan,
khususnya zooplankton.
3. Kemelimpahan Zooplankton
Untuk menentukan kemelimpahan zooplankton yang terdapat pada
kolam JBG Desa Swarangan Kecamatan Jorong Kabupaten Tanah Laut ini
dapat dilihat dari nilai penting (NP) yang ditentukan oleh kerapatan individu
per liter dan frekuensi kemunculannya. Berdasarkan Tabel 2 dapat dketahui
bahwa zooplankton yang memiliki nilai penting tertinggi adalah Difflugia sp (1)
yaitu sebesar 53,01. Jenis ini juga memiliki kerapatan dan frekuensi tertinggi
dibandingkan jenis lainnya. Hal ini diduga karena jenis ini memiliki jumlah
yang terbesar dan penyebaran yang luas di area penelitian. Hal ini tentunya
didukung oleh tempat hidup yang baik serta sesuai dengan kebutuhan jenis
ini dimana faktor fisika dan kimia perairan sangat mempengaruhi dan
mendukung keberadaannya serta makanan yang cukup untuk memenuhi
kebutuhannya berupa fitoplankton sehingga keberadaannya lebih besar.
Selain itu perkembangbiakan dengan membelah diri secara cepat
serta didukung oleh sumber daya yang cocok bagi kehidupannya menjadikan
Difflugia sp (1) mampu menduduki nilai penting tertinggi. Hal ini sesuai
karena Difflugia sp (1) termasuk ke dalam class Lobosa dari filum Protozoa,
yang mana jenis-jenis zooplankton yang ditemukan pada kolam JBG ini
kebanyakan termasuk ke dalam filum tersebut. Menurut Anonim (2009)
Protozoa merupakan filum hewan bersel satu yang dapat melakukan
reproduksi seksual (generatif) maupun aseksual (vegetatif). Jika kondisi
lingkungan tempat hidupnya tidak menguntungkan maka protozoa akan
membentuk membran tebal dan kuat yang disebut kista. Menurut
Edmondsond (1995) Difflugia sp (1) memiliki pseudopodia lobosa yaitu
56
Jurnal Wahana-Bio Volume VI Desember 2011
pseudopodia
yang
tebal
sehinga
dapat
dengan
kuat
menangkap
makanannya.
Jenis zooplankton dengan kemelimpahan terendah yaitu Frontonia
leucas dengan nilai penting sebesar 4,42. Hal tersebut menandakan bahwa
jenis ini kurang mampu berkembang biak dengan baik yang disebabkan
faktor pendukung kehidupannya kurang sesuai, sehingga memiliki jumlah
yang paling sedikit dibandingkan dengan jenis lainnya. Selain itu, menurut
Edmondsond (1995) jenis ini termasuk dalam class Ciliata yang memiliki alat
gerak berupa silia yang sederhana dan kurang aktif, sehingga jenis ini kurang
bisa bergerak aktif untuk mendapatkan makanannya.
Dalam penelitian ini ada zooplankton yang memiliki kemelimpahan
tinggi dan ada yang memiliki kemelimpahan rendah, dimana perbedaan
kemampuan penyebaran antarjenis tersebut sangat erat kaitannya dengan
faktor lingkungan dan kemampuan beradaptasi suatu jenis dengan
lingkungannya. Jenis yang mempunyai kemampuan beradaptasi tinggi akan
terus berkembang dan pada akhirnya akan melimpah keberadaannya,
sedangkan yang kurang sesuai akan sedikit populasinya. Selain itu
keberadaan dan kemelimpahan jenis lainnya menunjukkan bahwa kondisi
lingkungan kolam JBG merupakan habitat yang masih dapat ditoleransi untuk
kehidupan zooplankton meskipun dengan kemampuan beradaptasi yang
terbatas. Seperti yang dijelaskan oleh Sastrawijaya (1991) bahwa plankton
dapat hidup di perairan dengan kerapatan yang berbeda akibat adanya
kemampuan mentoleransi kondisi lingkungan.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1) Jenis zooplankton yang terdapat pada kolam JBG Desa Swarangan
Kecamatan Jorong Kabupaten Tanah Laut terdiri atas 18 jenis, yaitu
57
Jurnal Wahana-Bio Volume VI Desember 2011
sp, Pompholix
sulcata,
Awerintzewia
cyclostoma,
Saran
(1) Perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai pengelolaan kualitas air
pada kolam JBG Desa Swarangan Kecamatan Jorong Kabupaten Tanah
Laut untuk upaya pembudidayaan ikan air tawar.
(2) Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap jenis-jenis zooplankton
yang masih memiliki nama jenis sp sehingga jenis tersebut memiliki
nama jenis yang lengkap.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1990. Peraturan Pemerintah No. 20 Tentang Standar Kualitas Air di
Perairan Umum. http://www.kualitas air.html. Diakses tanggal 27
Januari 2009.
. 2000. Badan Pusat Statistik Kabupaten Tanah Laut tentang
Kecamatan Jorong dalam Angka BPS, Tanah Laut.
.2009.http://kambing.ui.edu/bebas/v12/sponsor/SponsorPendam
Ping/Pra-weda/Biologi/0015%20Bio%201-4a.htm
58
Jurnal Wahana-Bio Volume VI Desember 2011
1986a.
Kunci
Identifikasi
59
Jurnal Wahana-Bio Volume VI Desember 2011
I.