Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT

TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN


PRESTASI BELAJAR KEWIRAUSAHAAN SISWA KELAS X AP SMK
SARASWATI 1 DENPASARTAHUN PELAJARAN 2014/2015
Ni Wayan Widi Astuti, S.Pd.,M.Pd
Achievement of low student achievement due to the lack of implementation of innovative
learning models and varied to increase the interest of students in the learning process
Entrepreneurship. One alternative solution is to apply the model of STAD (Student Teams
Achievement Division. Model STAD (Student Teams Achievement Division) is an approach
to spur students to encourage each other and help each other, to master the skills taught by the
teacher. The subjects were AP class X SMK Denpasar Saraswati 1 Academic Year
2014/2015, which totaled 26 students, consisting of 7 male students and 19 female students.
The object of this research is the application of cooperative learning model STAD (Student
Teams Achievement Division , and the achievement of class X student of SMK AP Saraswati
1 Denpasar. The method of data collection used in this study is the method of testing,
observation, and documentation method. The steps used to analyze the data is to change the
test scores, convert raw scores into standard scores , calculate the average learning outcomes,
determine the average percentage of student activity, calculate the absorption, and determine
student achievement predicate.
The results of the study in the first cycle, the number of students who complete the first cycle
is 12 students (46.15%) and 14 students (53.85%) is not complete, with an average score of
student achievement outcomes 74.80 and absorption students 74.80%. Average increase
student achievement by 3.92 ie from 70.88 at baseline to 74.80 reflection on cycle I. In the
second cycle, the number of students who completed the second cycle is 26 students (100%)
with an average score results of student achievement 81.92 and 81.92% absorption students.
Average increase student achievement by 7.12 ie from 74.80 to 81.92 in the first cycle to the
second cycle. The average percentage of the activity of class X SMK AP Saraswati 1
Denpasar increased by 11.88%, ie from 51.12% in the first cycle which is quite active to 63%
in the second cycle are classified as active.
Keyword : STAD (Student Teams Achievement Division, Achievement Division
A. Latar Belakang Masalah
Dalam era globalisasi seperti saat ini pendidikan merupakan salah satu sektor
penting yang harus ditangani oleh suatu bangsa, karena pada hakekatnya pendidikan
merupakan proses untuk membangun manusia dalam mengembangkan dirinya agar dapat
menghadapi segala perubahan dan permasalahan yang terjadi di lingkungan sekitarnya,
selain itu pendidikan dilakukan dengan terencana untuk mewujudkan pembelajaran,
suasana belajar dan proses belajar, agar dapat membantu peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya sendiri.
Sekolah merupakan suatu instansi atau lembaga pendidikan yang mampu berperan
dalam mengarahkan anak didik sehingga memperoleh tujuan belajar sesuai dengan apa

yang diharapkan dengan menekankan kegiatan mendidik dan mengajar. Sehingga


pembelajaran dapat mengubah anak didik dari yang tidak tahu menjadi tahu.
Perlu disadari bahwa upaya meningkatkan kualitas hasil belajar siswa menjadi tugas
dan tanggung jawab praktisi pendidikan terutama peran guru. Guru dituntut dapat
berperan aktif sebagai fasilitator, mediator dalam menuntun dan mengarahkan siswa
dalam pembelajaran, sehingga dapat tercapai tujuan yang diharapkan. Selain itu, guru
merupakan tenaga pendidik yang secara langsung terlibat dalam proses belajar mengajar,
dan guru sebagai pendidik memegang peranan penting dalam meningkatkan kualitas
sumber daya manusia, serta guru sebagai ujung tombak dalam meningkatkan mutu
pendidikan, sehingga guru dituntut untuk memiliki berbagai kompetensi yang diperlukan
agar materi yang disampaikan dapat diterima dengan baik.
Berdasarkan data terhadap kemampuan siswa atau hasil belajar siswa dalam mata
pelajaran Kewirausahaan di kelas X sebanyak 4 kelas di SMK Saraswati 1 Denpasar,
belum sepenuhnya memenuhi standar Kriteria Ketuntasan Minimal, dimana Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah adalah 75 dan Daya Serap
Siswa (DSS) adalah 75%. Dari seluruh kelas siswa kelas X yang memperoleh nilai hasil
belajar paling rendah adalah kelas X AP. Hasil belajar siswa menunjukkan bahwa dari 26
siswa di kelas X AP SMK Saraswati 1 Denpasar hanya 12 siswa atau 46,15% yang
dinyatakan tuntas dan 14 siswa atau 53,86% dinyatakan belum tuntas dengan rata-rata
kelas yang dicapai adalah 70,88%.
Berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh peneliti pada bidang studi
Kewirausahaan di SMK Saraswati 1 Denpasar Tahun Pelajaran 2014/2015, dimana dalam
proses pembelajaran pada mata pelajaran Kewirausahaan, model pembelajaran yang
diterapkan oleh guru mata pelajaran Kewirausahaan kurang variatif dan inovatif.
Bila kondisi ini dibiarkan maka sebagian besar siswa masih mengalami kesulitan
dalam memahami materi yang diajarkan oleh guru.Siswa masih mengalami kesulitan
dalam memahami konsep materi pembelajaran.Dalam pembelajaran hanya beberapa
siswa yang cukup aktif menjawab pertanyaan dari guru dan sebagian besar masih kurang
aktif dalam menjawab, bertanya maupun melakukan suatu kegiatan. Masih sedikitnya
siswa yang aktif dalam pembelajaran dikarenakan siswa masih kurang terbiasa terlibat
dalam pembelajaran, siswa masih kurang terlibat secara aktif dalam belajar baik secara
mental, fisik dan emosional, sehingga siswa menjadi pasif dan malu bertanya mengenai
materi yang kurang dipahami.

Dengan adanya hasil belajar yang kurang memuaskan pada mata pelajaran
Kewirausahaan. Maka peneliti ingin menawarkan model pembelajaran dengan
menerapkan model pembelajaran Kooperatif di kelas X AP SMK Saraswati 1 Denpasar,
dengan model pembelajaran yang lebih menarik untuk siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran di kelas, yaitu dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif tipe
STAD (Student Teams Achievement Division). Peneliti berharap dengan menerapkan
model pembelajaran tersebut, siswa akan menjadi lebih aktif didalam mengikuti proses
pembelajaran, serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Alasan memilih Model Pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams
Achievement Division) sebagai model pembelajaran dalam proses pembelajaran bidang
studi Kewirausahaan, karena dalam pembelajaran Kooperatif tipe STAD (Student Teams
Achievement Division) dapat memberikan manfaat kepada siswa yaitu, siswa
mendapatkan kesempatan untuk lebih intensif mengadakan penyelidikan mengenai suatu
masalah, selain itu juga dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengembangkan rasa saling menghormati, dan menghargai pendapat orang lain, serta
dalam proses pembelajaran siswa dapat menjadi lebih aktif, karena dalam proses
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe STAD (Student
Teams Achievement Division) pembelajaran tidak hanya berpusat pada guru saja.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti mengadakan penelitian tindakan kelas pada
siswa kelas X AP SMK Saraswati 1 Denpasar Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan judul
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement
Division) Sebagai Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Kewirausahaan Siswa Kelas X
AP SMK Saraswati 1 Denpasar Tahun Pelajaran 2014/2015.

B. Tinjauan Teoritis
Dalam buku pembelajaran Berbasis Fitrah menyatakan bahwa Pembelajaran adalah
proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar (Latuconsina, 2008:1), sedangkan dalam buku Spiritual Management
mengemukakan bahwa Pembelajaran adalah sebuah proses perubahan perilaku, sikap,
nilai, ataupun keyakinan secara terus menerus dalam konteks tantangan-tantangan
(Hendrawan, 2009:68). Menurut buku Model-model Pembelajaran menyatakan bahwa
STAD (Student Teams Achievement Division) merupakan salah satu metode
pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan metode yang paling baik
untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif

(Rusman,2011:213).Langkah-langkah Model Pembelajaran STAD (Student Teams


Achievement Division) : Penyampaian Tujuan dan Motivasi, Pembagian Kelompok,
Presentasi dari Guru, Kegiatan Belajar dalam Tim (Kerja Tim). Kuis (evaluasi),
Penghargaan Presentasi Tim (Rusman, 2011:215).
Sedangkan dalam buku Belajar Secara Efektif menyatakan bahwa Belajar adalah suatu
proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut di tampakkan
dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku (Hakim, 2010:1).Dalam
buku yang berjudul Akselerasi menyatakan bahwa Prestasi belajar adalah hasil penilaian
pendidik terhadap proses belajar dan hasil belajar siswa sesuai dengan tujuan intruksional
yang menyangkut isi pelajaran dan perilaku yang diharapkan dari siswa (Sarwono,
2000:168).
C. Metode Penelitian
Dalam Penelitian tindakan kelas pada kelas X AP SMK Saraswati 1 Denpasar ini
dilakukan secara kolaboratif karena melalui kolaborasi penelitian tindakan kelas yang
dilakukan dapat lebih obyektif serta memanfaatkan saran-saran orang lain/ahli.
Dalam melaksanakan penelitian ini disesuaikan dengan situasi dan kondisi sekolah .
Adapun waktu, tempat dan kelas diuraikan sebagai berikut :Tempat pelaksanaan
penelitian di SMK Saraswati 1 Denpasar , dan Waktu penelitian dilaksanakan pada
Semester I yakni bulan September sampai dengan Oktober 2014.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X AP SMK Saraswati 1 Denpasar Tahun
Pelajaran 2014/2015, yang berjumlah 27 orang siswa, yang terdiri dari 7 orang siswa lakilaki dan 20 orang siswa perempuan di kelas tersebut, sedangkan yang menjadi objek
penelitian adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams
Achievement Division, dan prestasi belajar.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa model penelitian tindakan kelas memiliki unsurunsur sebagai berikut :
1) Adanya perencanaan yakni kegiatan yang disusun sebelum tindakan dimulai.
2) Adanya tindakan itu sendiri, yakni perlakuan yang dilaksanakan oleh peneliti sesuai
dengan perencanaan yang telah disusun sebelumnya.
3) Observasi, yakni kegiatan yang dilakukan oleh pengamat untuk mengumpulkan
informasi tentang tindakan yang dilakukan peneliti termasuk pengaruh yang
ditimbulkan oleh perlakuan guru.

4) Refleksi, yakni kegiatan yang dilakukan untuk mengkaji dan menganalisis hasil
observasi, terutama untuk melihat berbagai kelemahan yang perlu di perbaiki.
Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah
sebagai berikut :Metode tes digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui hasil
belajar siswa. Alat yang digunakan berupa perangkat tes hasil belajar yang dirancang
peneliti disesuaikan dengan indikator dan kompetensi dasar, Metode Observasi dilakukan
saat proses pembelajaran dan hal hal yang diobservasi berupa segala peristiwa dan
kegiatan yang terjadi selama pembelajaran berlangsung. metode dokumentasi juga
dikumpulkan data-data mengenai laporan hasil diskusi, Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), dan silabus.
Dalam penelitian ini instrumen

yang digunakan adalah : Tes adalah instrumen

pengumpulan data untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspek kognitif atau tingkat
penguasaan materi, Lembar Observasi adalah instrumen pengumpulan data untuk
mengukur aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.
Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam mengumpulkan data dengan
metode tes, dan observasi yaitu : Menskor Tes, Mengubah Skor Mentah Menjadi Skor
Standar, Mencari Skor Rata-rata, Menghitung Daya Serap, Menentukan Predikat Prestasi
Siswa, Menentukan Rata-rata Persentase Aktivitas Siswa. Apabila siswa mendapat nilai
di bawah 75 maka siswa dinyatakan tidak tuntas, bila siswa mendapatkan nilai diatas atau
sama dengan 75 maka siswa tersebut dinyatakan tuntas. Serta rata rata minimal 75 dan
Daya serap minimal 75%.

D. Hasil Penelitian
Pada refleksi awal nilai pelajaran Kewirausahaan siswa kelas X AP adalah 1843,
dengan rata-rata 70,88 dan daya serap 70,88%. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang
ditentukan oleh sekolah adalah 75. Hasil tersebut menunjukkan bahwa hanya 12 0rang
siswa (46,15%) yang mampu mencapai KKM, serta 14 orang siswa (53,85%) yang belum
mencapai KKM.Aktivitas siswa selama proses siklus I berlangsung tergolong cukup aktif.
Jumlah nilai pelajaran Kewirausahaan siswa kelas X AP adalah 1945, dengan rata-rata
74,80 dan daya serap 74,80%. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan oleh
sekolah adalah 75. Hasil tersebut menunjukkan bahwa hanya 14 orang siswa (53,85%)
yang mampu mencapai KKM, serta 12 orang siswa (46,15%) yang belum mencapai
KKM.Aktivitas siswa selama proses siklus II berlangsung tergolong aktif.Jumlah nilai
pelajaran Kewirausahaan siswa kelas X AP adalah 2130, dengan rata-rata 81,92 dan daya

serap 81,92%. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan oleh sekolah adalah
75.Hasil tersebut menunjukkan bahwa hanya 26 orang siswa (100%) yang mampu
mencapai KKM, maka penelitian ini dituntaskan sampai pada siklus II.

E. Simpulan dan Saran


Pada refleksi awal pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) siswa kelas X
AP SMK Saraswati 1 Denpasar sebanyak 12 siswa yang tuntas dan 14 siswa yang belum
tuntas, dengan hasil rata-rata prestasi belajar siswa 70,88, dan daya serap 70.88%.Pada
siklus I pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) kelas X AP SMK Saraswati 1
Denpasar sebanyak 14 orang yang tuntas dan 12 orang siswa belum tuntas, dengan hasil
rata-rata prestasi belajar siswa 74,80, daya serap 74,80%, dan persentase aktivitas siswa
sebesar 51,12% yang tergolong cukup aktif.Pada siklus II pencapaian Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) kelas X AP SMK Saraswati 1 Denpasar sebanyak 26 orang yang sudah
tuntas, dengan hasil rata-rata prestasi belajar siswa 81,92, daya serap 81,92%, dan
persentase aktivitas siswa sebesar 63% yang tergolong aktif.
Maka dapat dinyatakan bahwa dengan penerapan model pembelajaran STAD
(Student

Teams

Achievement

Division)

dapat

meningkatkan

prestasi

belajar

Kewirausahaan siswa kelas X AP SMK Saraswati 1 Denpasar tahun pelajaran 2014/2015.


Saran dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses belajar
mengajar Kewirausahaan lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi
siswa, maka dapat dikemukakan saran sebagai berikut :Untuk melaksanakan
pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams
Achievement Division) diperlukan persiapan yang matang, dan guru harus mampu
menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) agar hasil
yang diperoleh optimal.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Chail Achjar dan Latuconsina Hudaya. 2008. Pembelajaran Berbasis Fitrah.Jakarta : PT.
Balai Pustaka (Persero).
Depdiknas. 2004. Kurikulum Hasil Belajar.Jakarta : Depdiknas.
Dyah Rahmawati. 2010. Penerapan model pembelajaran kooperatif STAD (Student Teams
Achievement Division) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
akuntansi kelas X AK SMK Muhammadiyah 2 Jombang.Artikel. Diambil pada tanggal
25 januari 2015, dari http://library.um..ac.id/ptk/index.php?mod=detail
Erna Fitria Novianti H.W. 2012. Pelaksanaan pembelajaran model STAD untuk
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran melakukan
prosedur administrasi (Studi kasus siswa kelas X APK SMK Wisnuwardhana Malang.
Artikel.Diambil
pada
tanggal
25
januari
2015,
dari
http://www.academia.edu/BAB_II_Kajian_Relevan.
Gulo. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Grasindo.
Hakim Thursan. 2010. Belajar Secara Efektif. Jakarta : Pustaka Pembangunan Swadaya
Nusantara.
Hamidi. 2007. Sosiologi Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat.Bandung : PT. Setia
Purna Inves.
Harmianto. Sri dkk. 2012. Model-model Pembelajaran Inovatif. Bandung: Alfabeta.
Hendrawan. 2009. Spiritual Management.Bandung : PT. Misan Pustaka.
Ika Meysiswati. 2012. Implementasi model pembelajaran STAD (Student Teams Achievement
Division) sebagai upaya meningkatkan motivasi, aktivitas dan hasil belajar biologi
siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Boyolangu Tulungagung. Artikel.Diambil pada
tanggal 25 januari 2015, dari https://www.scribd.com/mobile.
Noordiyah. 2012.Tingkat Kesukaran Tes dan Daya Pembeda Soal. Artikel. Diambil dari pada
tanggal 27 januari 2015, dari https: //noordyah.wordpress .com/ 2012/01 /07 /tes uraian-dan-analisis-tes-uraian
Suryani. 2012. Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta : Ombak.
Suyadi. 2012. Panduan Guru Profesional. Bandung : Andi Publisher.
Olivia Femi. 2011. Teknik Ujian Efektif. Jakarta : PT. Alex Media Komputindo.
Reni. 2001. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta : PT. Grasindo.

Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran.Jakarta : PT. Grafindo Persada.


Sarlito. 2000. Akselerasi. Jakarta : Grasindo.
Sanjaya Wina. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Triatno.2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif.Jakarta :
Kencana Prenada Media Group.

You might also like