A) Anatomi Dan Histologi Kulit Kepala / Scalp ? Jawab

You might also like

Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 11

Analisis maslaah

1. Seorang anak laki- lak 9 tahun datang berobat ke poliklinik IKKK RSMP degan keluhan
kulit kepala bersisik dan rambut rontok disertai gatal sejak 2 bulan lalu
a) Anatomi dan histologi kulit kepala / scalp ?
Jawab :
The layers of the scalp
The scalp is made up of five tissue layers, which can be remembered by the
convenient mnemonic SCALP (Figure 1).
_ The skin is thick, variably hair-bearing and is the area of skin most richly
endowed with sebaceous glands, hence its greasy feel. In consequence of this
concentration of sebaceous glands, the scalp is the commonest site for sebaceous
cysts, which are often multiple.
_ Connective tissue e this is made up of fat lobules bound in tough fibrous septa.
The principal blood vessels and nerves of the scalp lie in this layer (see below)

and the scalp has, indeed, the richest blood supply of any area of the skin in the
body. Whenthe scalp is lacerated, the divided vessels retract between the fibrous
septa and therefore cannot be picked up by artery forceps in the usual way e
precious time will be wasted if you try to do so. Two techniques are employed to
stem the bleeding that results from lacerations to the scalp; the surgeon or his
assistant presses firmly down on the underlying skull with his fingers, thus
compressing the spurting vessels, or he places a series of artery forceps on the
underlying third, aponeurotic, layer and flips them backwards on either side of the
wound, again compressing the vessels. In closing the wound, the surgeon sutures
the laceration firmly in two layers e aponeurosis and skin. A consequence of this
excellent blood supply is that a flap of scalp with even a narrow pedicle has a high
chance of survival compared with a similar cutaneous flap elsewhere.
Aponeurosis e this fibrous sheet is found over much of the vertex of the skull,
where it connects the occipitalis muscle posteriorly, (arising from the superior
nuchal line), to the frontalis muscle, which inserts into the dermis of the skin
in the region of the eyebrows and bridge of the nose. Laterally, the aponeurosis
extends as a thin sheet overlying the temporalis fascia and becomes indistinct over
the zygomatic arch.
Loose connective tissue e this thin layer accounts for the mobility of the scalp on
the underlying skull. It is in this layer that:
the surgeon is able to mobilize a scalp flap
machinery which has caught the hair may avulse the
scalp
Native Americans once scalped their victims As noted above, an extensive torn
flap of scalp, because of its superb blood supply, may well survive, where a
similar flap elsewhere would be non-viable. Blood which collects in this loose
connective tissue layer tracks freely under the scalp, but cannot pass into the
occipital or temporal regions because of the posterior attachment of occipitofrontalis and the lateral attachment of the temporalis fascia. It therefore tracks
forwards and accounts for the bilateral orbital haematomas that develops rapidly
after a skull fracture or a cranial operation.
Periosteum this adheres to the suture lines of the skull, in the scalp region these
are the coronal, saggital, temporal and lambdoid sutures.Acollection of blood

beneath this layer will therefore outline the affected bone. This is seen especially
in birth injuries affecting the skull, (cephalohaematoma).
2. Pasien awalanya merasakan ada bintil bersisik ukuran biji jagung yang terasa gatal dikulit
kepala .Kisaran 2 minggu bintil menjadi bercak tebal warna putih keabuan dan bersisik
sebesar uang logam , rambut diatasnya patah dan rontok
a) Bagaimana mekanisme dari perjalanan penyakit ? awal biji jagung bercak
tebal rontok
Jawab :
Grey patch ringworm merupakan tinea kapitis yang biasanya disebabkan oleh
genus Microsporum dan sering ditemukan pada anak-anak. Penyakit mulai
dengan papul merah kecil di sekitar rambut. Papul ini melebar dan membentuk
bercak, yang, menjadi pucat dan bersisik. Keluhan penderita adalah rasa gatal.
Warna rambut menjadi abu-abu dan tidak berkilat lagi. Rambut mudah patah dan
terlepas dari akarnya, sehingga mudah dicabut dengan pinset tanpa rasa nyeri.
Semua rambut di daerah tersebut terserang oleh jamur, sehingga dapat
membentuk alopesia setempat. Tempat-tempat ini terlihat sebagai grey patch.
Grey patch yang terlihat di dalam klinik tidak menunjukkan batas-batas daerah
sakit dengan pasti. Pada pemeriksaan dengan lampu wood dapat dilihat
fluoresensi hijau kekuning-kuningan pada rambut yang sakit melampaui batasbatas grey patch tersebut. Pada kasus-kasus tanpa keluhan, pemeriksaan dengan
lampu Wood ini banyak membantu diagnosis.
Tinea capitis begins as a small erythematous papule around a hair shaft on the
scalp, eyebrows, or eyelashes.
Within a few days, the red papule becomes paler and scaly, and the hairs
appear discolored, lusterless, and brittle. They break off a few millimeters above
the scalp skin surface.
The lesion spreads, forming numerous papules in a typical ring form. Ringshaped lesions may coalesce with other infected areas.
Pruritus usually is minimal but may be intense at times.
Alopecia is common in infected areas.
Inflammation may be mild or sever

Analisis aspek klinis

1. Bagaimana cara penegakan diagnosis pada kasus ?


Jawab :
Penegakan diagnosis pada tinea kapitis adalah dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik
yang baik. Dari anamnesis bisa didapatkan bagaimana proses perjalanan penyakit mulai
dari awal terjadinya lesi sampai pasien dating ke dokter. Selain itu dapat dilakukan
pemeriksaan penunjang diagnosis.
Pemeriksaan mikologik untuk membantu penegakan diagnosis terdiri atas pemeriksaan
langsung sediaan basah dan biakan. Untuk mendapatkan jamur diperlukan bahan klinis,
yang dapat berupa kerokan kulit, rambut, dan kuku. Bahan untuk pemeriksaan mikologik
diambil dan dikumpulkan sebagai berikut : terlebih dahulu tempat kelainan dibersihkan
dengan spiritus 70 %, kemudian untuk kulit berambut, rambut dicabut pada bagian kulit
yang mengalami kelainan. Kulit di daerah tersebut dikerok untuk mengumpulkan sisik
kulit. Pemeriksaan dengan lampu Wood dilakukan sebelum pengumpulan bahan untuk
mengetahui lebih jelas daerah yang terkena infeksi dengan kemungkinan adanya
fluoresensi pada kasus-kasus tinea kapitis tertentu.
2. Patogenesis pada kasus?
Jawab :
Tinea kapitis disebabkan oleh jamur dari genus Trichophyton dan Microsporum. Tinea
capitis adalah penyakit infeksi dermatophyta yang peling sering pada ank-anak di seluruh
dunia. Predileksi umur pada penyakit ini dipercaya disebabkan oleh adnaya
Pittyrosporum orbiculare, yang merupakan suatu flora normal dan berperan sebagai suatu
fungistatik dengan menghasilkan suatu asam lemak rantai pendek dan sedangn pada
sebum postpubertal.
Penyebab utama dari tina kapitis adalah suatu keratinofilik fungi yang dinamakan
dermatophyta. Jamur ini biasanya ada pada stratum korneum dan kadang dapat masuk ke
dalam adneksa epidermis sperti kulit dan kuku.
Dari tempat inokulasi, hifa jamur tumbuh secara sentrifugal di stratum korneum. Jamur
kemudian tumbuh turun ke bawah di dalam rambut, mengainvasi keratin sama
pembentukannya. Zona infeksi di dlaam rambut naik ke atas mengikuti pertubuhan
rambut, dan terlihat di atas permukaan kulit dalam 12-14 hari. Rambut yang terinfeksi
akan rapuh, dan dalam minggu ketiga rambut akan patah.
Ada tiga tipe infeksi rambut yang telah dikenal.
Invasi eksotrik, di mana perkembangan dari arthroconidia terdapat pada bagian
luar dari batang rambut. Kutikula dari rambut hancur, dan rambut yang terinfeksi

biasanya memiliki fluoresensi kuning kehijauan di bawah lampu Wood. Penyebab


utama nya biasanya Microsporum canis, Microsporum gypseum, Trichophyton
equinum, and Trichophyton verrucosum.

Invasi endotrik, di mana perkembangan dari arthroconidia terdapat di dalam


batang rambut saja. Kutikula masih intak dan rambut yang terinfeksi tidak
berfluorensnsi di bawah lampu Wood. Semua penyebab endotrik adalah jamur

antropofilik (eg, Trichophyton tonsurans, Trichophyton violaceum)..


Favus, usually caused by T schoenleinii, produces favuslike crusts or scutula and
corresponding hair loss.

Learning issue
1. Anatomi histologi kulit
2.1. Anatomi kulit Kulit merupakan pembungkus yang elastisk yang melindungi tubuh
dari pengaruh lingkungan. Kulit juga merupakan alat tubuh yang terberat dan terluas
ukurannya, yaitu 15% dari berat tubuh dan luasnya 1,50 1,75 m2 . Rata- rata tebal kulit

1-2 mm. Paling tebal (6 mm) terdapat di telapak tangan dan kaki dan paling tipis (0,5
mm) terdapat di penis. Kulit terbagi atas tiga lapisan pokok, yaitu epidermis, dermis atau
korium, dan jaringan subkutan atau subkutis.

Gambar 1 : Lapisan-lapisan Kulit


2.1.1. Epidermis Epidermis terbagi atas empat lapisan yaitu :
1. Lapisan Basal atau Stratum Germinativum
2. Lapisan Malpighi atau Stratum Spinosum
3. Lapisan Granular atau Sratum Granulosum
4. Lapisan Tanduk atau Stratum Korneum
Pada telapak tangan dan kaki terdapat lapisan tambahan di atas lapisan granular yaitu
Stratum Lusidium atau lapisan-lapisan jernih. Stratum Lusidium, selnya pipih, bedanya
dengan stratum granulosum ialah sel-selnya sudah banyak yang kehilangan inti dan butirbutir sel telah menjadi jernih sekali dan tembus sinar. Dalam lapisan terlihat seperti suatu
pita yang bening, batas- batas sel sudah tidak begitu terlihat, disebut stratum lusidium.
Lapisan basal atau germinativum, disebut stratum basal karena sel-selnya terletak di
bagian basal. Stratum germinativum menggantikan sel-sel yang di atasnya dan
merupakan sel-sel induk. Bentuknya silindris (tabung) dengan inti yang lonjong. Di
dalamnya terdapat butir-butir yang halus disebut butir melanin warna. Sel tersebut
disusun seperti pagar (palisade) di bagian bawah sel tersebut terdapat suatu membran
yang disebut membran basalis. Sel-sel basalis dengan membran basalis merupakan batas
terbawah dari epidermis dengan dermis. Ternyata batas ini tidak datar tetapi
bergelombang. Pada waktu kerium menonjol pada epidermis tonjolan ini disebut papila

kori (papila kulit), dan epidermis menonjol ke arah korium. Tonjolan ini disebut Rete
Ridges atau Rete Pegg (prosessus interpapilaris). Lapisan Malpighi atau lapisan
spinosum/akantosum, lapisan ini merupakan lapisan yang paling tebal dan dapat
mencapai 0,2 mm terdiri dari 5-8 lapisan. Selselnya disebut spinosum karena jika kita
lihat di bawah mikroskop selselnya terdiri dari sel yang bentuknya poligonal (banyak
sudut) dan mempunyai tanduk (spina). Disebut akantosum karena selselnya berduri.
Ternyata spina atau tanduk tersebut adalah hubungan antara sel yang lain disebut
Interceluler Bridges atau jembatan interseluler. Lapisan granular atau stratum
granulosum, stratum ini terdiri dari selsel pipih seperti kumparan. Selsel tersebut
terdapat hanya 2-3 lapis yang sejajar dengan permukaan kulit. Dalam sitoplasma terdapat
butirbutir yang disebut keratohiolin yang merupakan fase dalam pembentukan keratin
oleh karena banyaknya butirbutir stratum granulosum. Stratum korneum, selnya sudah
mati, tidak mempunyai inti sel (inti selnya sudah mati) dan mengandung zat keratin.
Epidermis juga mengandung kelenjar ekrin, kelenjar apokrin, kelenjar sebaseus, rambut
dan kuku. Kelenjar keringat ada dua jenis, ekrin dan apokrin. Fungsinya mengatur suhu
tubuh, menyebabkan panas dilepaskan dengan cara penguapan. Kelenjar ekrin terdapat di
semua daerah di kulit, tetapi tidak terdapat pada selaput lendir. Seluruhnya berjumlah
antara 2 sampai 5 juta, yang terbanyak di telapak tangan. Sekretnya cairan jernih, kira
kira 99% mengandung klorida, asam laktat, nitrogen, dan zat lain. Kelenjar apokrin
adalah kelenjar keringat besar yang bermuara ke folikel rambut. Tardapat di ketiak,
daerah anogenital, puting susu, dan areola. Kelenjar sebaseus terdapat di seluruh tubuh,
kecuali di tapak tangan, tapak kaki, dan punggung kaki. Terdapat banyak kulit kepala,
muka, kening, dan dagu. Sekretnya berupa sebum dan mengandung asam lemak,
kolesterol, dan zat lain. Rambut terdapat diseluruh tubuh, rambut tumbuh dari folikel
rambut di dalamnya epidermis. Folikel rambut dibatasi oleh epidermis sebelah atas,
dasrnya terdapat papil tempat rambut tumbuh. Akar berada di dalam folikel pada ujung
paling dalam dan bagian sebelah luar disebut batang rambut. Pada folikel rambut terdapat
otot polos kecil sebagai penegak rambut. Rambut terdiri dari rambut panjang di kepala,
pubis dan jenggot, rambut pendek dilubang hidung, liang telinga dan alis, rambut bulu
lanugo diseluruh tubuh, dan rambut seksual di pubis dan aksila (ketiak). Kuku merupakan
lempeng yang terbuat dari sel tanduk yang menutuoi permukan dorsal ujung jari tangan

dan kaki. Lempeng kuku terdiri dari 3 bagian yaitu pinggir bebas, badan, dan akar yang
melekat pada kulit dan dikelilingi oleh lipatan kulit lateral dan proksimal. Fungsi kuku
menjadi penting waktu mengutip bendabenda kecil.
2.1.2. Dermis
Dermis merupakan lapisan kedua dari kulit. Batas dengan epidermis dilapisi oleh
membran basalis dan di sebelah bawah berbatasan dengan subkutis tetapi batas ini tidak
jelas hanya kita ambil sebagai patokan ialah mulainya terdapat sel lemak. Dermis terdiri
dari dua lapisan yaitu bagian atas, pars papilaris (stratum papilar) dan bagian bawah,
retikularis (stratum retikularis). Batas antara pars papilaris dan pars retikularis adalah
bagian bawahnya sampai ke subkutis . baik pars papilaris maupun pars retikularis terdiri
dari jaringan ikat longgar yang tersusun dari serabutserabut yaitu serabut kolagen,
serabut elastis dan serabut retikulus. Serabut ini saling beranyaman dan masingmasing
mempunyai tugas yang berbeda. Serabut kolagen, untuk memberikan kekuatan kepada
kulit, dan retikulus, terdapat terutama di sekitar kelenjar dan folikel rambut dan
memberikan kekuatn pada alai tersebut.
2.1.3. Subkutis
Subkutis terdiri dari kumpulankumpulan selsel lemak dan di antara gerombolan ini
berjalan serabutserabut jaringan ikat dermis. Selsel lemak ini bentuknya bulat dengan
intinya terdesak ke pinggir, sehingga membentuk seperti cincin. Lapisan lemak ini
disebut penikulus adiposus yang tebalnya tidak sama pada tiaptiap tempat dan juga
pembagian antar lakilaki dan perempuan tidak sama (berlainan). Guna penikulus
adiposus adalah sebagai shock braker atau pegas bila tekanan trauma mekanis yang
menimpa pada kulit, isolator panas atau untuk mempertahankan suhu, penimbunan kalori,
dan tambahan untuk kecantikan tubuh. Di bawah subkurtis terdapat selaput otot
kemudian baru terdapat otot.
2.2. Fisiologi Kulit
Kulit merupakan organ paling luas permukaannya yang membungkus seluruh bagian luar
tubuh sehingga kulit sebagai pelindung tubuh terhadap bahaya bahan kimia, cahaya
matahari mengandung sinar ultraviolet dan melindungi terhadap mikroorganisme serta
menjaga keseimbangan tubuh terhadap lingkungan. Kulit merupakan indikator bagi
seseorang untuk memperoleh kesan umum dengan melihat perubahan yang terjadi pada
kulit. Misalnya menjadi pucat, kekuningkuningan, kemerahmerahan atau suhu kulit

meningkat, memperlihatkan adanya kelainan yang terjadi pada tubuh gangguan kulit
karena penyakit tertentu. Gangguan psikis juga dapat menyebabkan kelainan atau
perubahan pada kulit. Misalnya karena stress, ketakutan atau dalam keadaaan marah,
akan terjadi perubahan pada kulit wajah. Perubahan struktur kulit dapat menentukan
apakah seseorang telah lanjut usia atau masih muda. Wanita atau pria juga dapat
membedakan penampilan kulit. Warna kulit juga dapat menentukan ras atau suku bangsa
misalnya kulit hitam suku bangsa negro, kulit kuning bangsa mongol, kulit putih dari
eropa dan lain-lain. Perasaan pada kulit adalah perasaan reseptornya yang berada pada
kulit. Pada organ sensorik kulit terdapat 4 perasaan yaitu rasa raba/tekan, dingin, panas,
dan sakit. Kulit mengandung berbagai jenis ujung sensorik termasuk ujung saraf
telanjang atau tidak bermielin. Pelebaran ujung saraf sensorik terminal dan ujung yang
berselubung ditemukan pada jaringan ikat fibrosa dalam. Saraf sensorik berakhir sekitar
folikel rambut, tetapi tidak ada ujung yang melebaratau berselubung untuk persarafan
kulit. Penyebaran kulit pada berbagai bagian tubuh berbeda-beda dan dapat dilihat dari
keempat jenis perasaan yang dapat ditimbulkan dari daerah-daerah tersebut. Pada
pemeriksaan histologi, kulit hanya mengandung saraf telanjang yang berfungsi sebagai
mekanoreseptor yang memberikan respon terhadap rangsangan raba. Ujung saraf sekitar
folikel rambut menerima rasa raba dan gerakan rambut menimbulkan perasaan (raba
taktil). Walaupun reseptor sensorik kulit kurang menunjukkan ciri khas, tetapi secara
fisiologis fungsinya spesifik. Satu jenis rangsangan dilayani oleh ujung saraf tertentu dan
hanya satu jenis perasaan kulit yang disadari.

DAFTAR PUSTAKA
AdhiDjuanda,dkk.2011.IlmuPenyakitKulitdanKelamin.Edisi6.Jakarta:
FakultasKedokteranUniversitasIndonesia.

You might also like