Professional Documents
Culture Documents
Pasif Dan Aktif Akustik Untuk Dunia Perikanan Dan Ilmu Kelautan
Pasif Dan Aktif Akustik Untuk Dunia Perikanan Dan Ilmu Kelautan
KELAUTAN
Oleh
1
ABSTRACT
PASSIVE ACOUSTIC FIELD OF APPLICATION FOR MARINE FISHERIES
AND SCIENCE learn the sound frequency range of fish, the intensity of the sound amplitude,
sound fluctuations, and shape the sound patterns of the fish. Acclimatization is a physiological
adjustment efforts or adaptation of an organism to a new environment that will be entered,
Passive acoustic methods used to monitor marine mammals expressed by (Nedwell et al. 2007).
In general, the signal obtained from the recording animal sounds worth so weak that require
amplification / strengthening and difficult to determine where it came from the direction of the
sound. Bioacoustic research is needed to identify the communication language (Acoustic
communication) in mammals. Bioacoustic studied the frequency range of sound produced
mammals, amplitude intensity of sound, voice fluctuation, and form sound patterns of mammals.
Learn bioakustik is inseparable from the science of underwater acoustics, biology of mammals in
general, and the study of mammalian behavior. Generally bioacoustic include physiology of
organs of mammals that produce sound, mechanism earnings voice, sound characteristics of
mammals, mechanism sound approach by mammals, the hearing capacity of fish, and the
evolution of the auditory system, and to obtain the frequency range of each sound produced by
the dolphins (mammals). Environmental conditions and parameters (salinity and temperature)
will greatly affect the value of the intensity and frequency generated from the target, the more
extreme an environment will certainly lower the value of the intensity and frequency generated
(Lubis and Pujiyati 2015).
ABSTRAK
Pasif akustik untuk penerapan dibidang perikanan dan ilmu kelautan mempelajari kisaran
frekuensi suara yang dihasilkan ikan, intensitas amplitude suara, fluktuasi suara, dan bentuk
pola-pola suara ikan. Aklimatisasi merupakan suatu upaya penyesuaian fisiologis atau adaptasi
dari suatu organisme terhadap suatu lingkungan baru yang akan dimasukinya. Metode akustik
pasif digunakan untuk memonitor mamalia laut yang dinyatakan oleh (Nedwell et al. 2007). Pada
umumnya sinyal yang didapatkan dari perekaman suara hewan bernilai sangat lemah sehingga
memerlukan amplifikasi/ penguatan dan sulit menentukan dari mana datangnya arah suara.
Penelitian bioakustik ini dibutuhkan untuk dapat mengetahui bahasa komunikasi (Acoustic
communication) pada mamalia. Studi bioakustik mempelajari kisaran frekuensi suara yang
dihasilkan mamalia, intensitas amplitude suara, fluktuasi suara, dan bentuk pola-pola suara
mamalia. Mempelajari bioakustik tidak terlepas dari ilmu-ilmu akustik bawah air, biologi
mamalia secara umum, dan studi tingkah laku mamalia. Secara umum bioakustik mencakup ilmu
fisiologi organ-organ tubuh mamalia yang menghasilkan suara, mekanisma penghasilan suara ,
karakteristik sauara dari mamalia, mekanisme pendekatan suara oleh mamalia, kapasitas
pendengaran ikan, dan evolusi dari sistem pendengaran, serta memperoleh range frekuensi setiap
suara yang dihasilkan oleh lumba-lumba (mamalia) tersebut. Kondisi lingkungan dan parameter
(Salinitas dan suhu) akan sangat berpengaruh dengan nilai intensitas dan frekuensi yang
dihasilkan dari target, semakin ekstrim suatu lingkungan akan menyebabkab rendahnya nilai
intensitas dan frekuensi yang dihasilkan (Lubis dan Pujiyati 2015).
PENDAHULUAN
Pasif Akustik
Akustik merupakan ilmu yang membahas tentang gelombang suara dan perambatannya
dalam suatu medium. Jadi, akustik kelautan adalah ilmu yang mempelajari tentang gelombang
suara dan penjalarannya (perambatannya) dalam medium air laut (terjadi di kolom air). Akustik
kelautan merupakan suatu bidang kelautan untuk mendeteksi target di kolom perairan dan dasar
peairan menggunakan gelombang suara. Dengan pengaplikasian akustik kelautan akan
mempermudah peneliti untuk mengetahui objek yang ada di kolom perairan dan dasar perairan
baik berupa
plankton, ikan, kandungan substrat dan adanya kapal kandas (McLennan dan
Simmonds 1992).
Metode akustik yang digunakan untuk memperoleh datakelimpahan ikan dapat
menggunakan metode dasar berupa echocounting dan echo integration. Echo counting dapat
menghitungdensitas ikan pada saat volume yang disampling rendah, dimananilai echo dari ikan
tunggal dapat dengan mudah dipisahkan dandihitung satu persatu. Metode echo counting jarang
digunakandalam menduga kelimpahan ikan yang
densitas ikan tidak homogen dan padaumumnya tinggi, sehingga akan menyebabkan terjadinya
overlap dari echo ikan. Echo dari ikan yang berada di dasarperairan memiliki sinyal yang lebih
kuat dibandingkan denganikan yang berada di seabed (MacLennan dan Simmonds 1992)
Metode akustik pasif digunakan untuk memonitor mamalia laut yang dinyatakan oleh
(Nedwell et al. 2007). Pada umumnya sinyal yang didapatkan dari perekaman suara hewan
bernilai sangat lemah sehingga memerlukan amplifikasi/ penguatan dan sulit menentukan dari
mana datangnya arah suara. Konsep dasar dari akustik pasif pada mamalia adalah dengan
mendeteksi suara ketika mamalia tersebut berada pada area pengukuran. Pengukuran tersebut
dilakukan dengan mengunakan perangkat lunak dan juga dengan mendengarkannya. Metode
akustik pasif juga digunakan oleh militer dalam mengembangkan sistem keamanan dari
penyerang bawah air pada daerah estuari dengan melakukan perekaman suara yang ditimbulkan
dari penyelam bawah air laut (Borowski et al. 2008). Pasif akustik tidak lepas dengan adanya
suara (Sound). Suara adalah gelombang mekanik dari energi yang mengubah tekanan pada
medium (udara atau air) pada saat gelombang tersebut bergerak. Perubahan-perubahan tekanan
1) Mahasiswa Pascasarjana Teknologi Kelautan IPB
2) Dosen Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan IPB
ini dideteksi oleh pendengaran kita dan dipancarkan ke otak untuk interpretasi. Gelombang suara
yang diinterpratasikan oleh panjang gelombang (wavelength), amplitudo, frekuensi dan intensitas
(dalam decibel-dB), yang dapat dilihat pada gambar 1.
adalah bagaimana ikan paus menggunakan suara untuk mengetahui lokasi obyek (misalnya
mangsa) dan menentukan posisi mereka di dalam laut yang luas dalam 3 dimensi. Waktu suara
dipantulkan setelah membentur target, maka terjadi echo. Ikan paus mengeluarkan suara pendek
yang disebut clicks dan dapat menentukan lokasi obyek melalui echo yang terbentuk. Jarak dari
obyek tersebut dapat diketahui dengan memperhitungkan lamanya echo kembali kepada mereka
(ikan paus). Skematis ekolokasi ikan paus dapat dilihat pada gambar 3 .
Gambar 3 di atas menunjukkan waktu 6 detik di antara bunyi click yang sudah
keluar dengan echo yang kembali. Diperlukan setengah waktu untuk suara click hingga
mencapai obyek, artinya obyek ditempuh dalam waktu 3 detik. Kecepatan suara di dalam air
adalah 1500 m/s, maka obyek tersebut berada pada jarak 4500 meter dari ikan paus jauhnya (3
seconds times 1500metres/second = 4500m).
Eko-lokasi ini menunjukkan bahwa ikan paus mempunyai produksi suara yang sangat
baik dan system penerimaan suara. Sistem penerimaan suara pada cetaceans sudah sangat maju,
karena dari arah dan waktu echo yang kembali, binatang ini dapat mengetahui bentuk obyek dan
bahannya. Cetaceans dapat mengetahui derajat suara seperti manusia, bahkan hingga
sepersepuluh milliseconds, suatu nilai yang lebih tinggi dari kemampuan manusia.
Gambar 5 Set alat perekam suara, (a) Hidrofon, (b) Headphone, (c) catu daya/baterai, dan (d)
laptop untuk data logging dan data processing.
menggunakan persamaan :
dB = 10 Log n
................................................ (1)
data suara dan gambar contoh spectrum suara yang dihasilkan dari Raven lite 1.0 software dapat
dilihat pada gambar 6.
Proses analisa data spectrum dan karakteristik dari suatu objek atau target dalam
penerapan ilmu bioacoustic biasanya tidak lepas dari aspek transformasi forier dan power
spectral density yang biasa digunakan untuk melihat hubungan sinyal Antara intensitas dan
frekuensi, adapun penjelan tentang transformasi fourier dan power spectral density sebagai
berikut :
TRANSFORMASI FOURIER
Dasar dari karakteristik frekuensi pada sinyal adalah Transformasi Fourier (Brook dan
Wynne 1991). Fast Fourier Transform (FFT) merupakan suatu algoritma untuk menghitung
Discrette Fourier Transform (DFT). FUngsi umum dari Transformasi Fourier adalah mencari
komponen frekuensi sinyal yang terpendam oleh suatu sinyal domain waktu yang penuh dengan
noise (Krauss et.al 1995) adalah:
S=fft (y)..(1)
S=fft(y,n)(2)
Bentuk perintah (1) dan (2) hampir sama yakni menghitung DFT dari vector x, hanya
pada perintah (2) ditambahi dengan penggunaan parameter panjang FFT (n). Contoh hasil data
yang dihasilkan oleh Wavepad software dengan Fast Fourier Transform dapat dilihat pada
gambar 7.
Gambar 7 Fast Fourier Transform suara lumba-lumba jantan hidung botol (tursiops aduncus)
............................................. (3)
Karena pada penelitian laju suara yang digunakan pada medium zat cair, yaitu air laut.
Maka laju suara di udara yang dilambangkan dengan (v) dapat dirubah dengan laju suara di air
yang dilambangkan dengan (C), sehingga diperoleh persamaan (4) (Halliday dan Resnick 1978).
1) Mahasiswa Pascasarjana Teknologi Kelautan IPB
2) Dosen Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan IPB
C
............................................... (4)
f
Power Spectral Density (PSD) didefenisikan sebagai besarnya power per interval
frekuensi, dalam bentuk mate,atik (Brook dan Wynne 1991) pada persamaan (5):
(5)
Perhitungan PSD pada MATLAB menggunakan metode Welch (Krauss et.al 1995),
yakni mencari DFT (berdasarkan perhitungan dengan algoritma FFT), kemudian
mengkuadratkan nilai magnitude tersebut. Contoh hasil figure PSD dihasilkan oleh Matlab
software dapat dilihat pada gambar 8.
Gambar 8 Power Spectral Density suara lumba-lumba jantan hidung botol (tursiops aduncus)
PUSTAKA
Borowski, B., Alexander S., Heui-Seol R., Bunin, Barry. 2008. Passive acoustic threat detection
in estuarine environments. Stevens Institute of Technology : Maritime Security Laboratory
. Proc. of Society of Photographic Instrumentation Engineers, Vol. 6945 694513 : 1-11.
doi : 10.1117/12.779177.
1) Mahasiswa Pascasarjana Teknologi Kelautan IPB
2) Dosen Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan IPB
Brook,D. and R.J. Wynne. 1991. Signal Processing: Principples and Applications. Edward
Arnold, a division of Hodder and Stoughton Limited, Mill Road, Dunton Green. Great
Britain. doi : 1412935199
Evans, W. E. 1966 Vocalizations among marine mammals. Marine Bioacoustics 2, 159185.
Herman, L. M. & Tavolga, W. N. 1980 Communication systems of Cetaceans. Cetacean
Behavior: Mechanisms and Function (ed. L. M. Herman) pp. 149197.
Krauss,T.P.,L. Shure and J.N.Little 1995. Signal Processing Toolbox: For Use with Matlab. The
Mathworks, Inc.
Lubis, M.Z and Pujiyati.Sri. Influence of Addition of Salt Levels Against Study of Bio-Acoustic
Sound Stridulatory Movement Fish Guppy (Poecilia reticulata), pp. 0107. The 1st
International Conference on Maritime Development Proceeding. Tanjungpinang,
September 46.
MacLennan dan Simmonds, 1992. Gradistat: A Grain SizeDistribution and Statistics Package
for The Analysis of Unconsolidated Sediments. Royal Holloway University of London.
Nedwell, J. R., and Parvin S. J. 2007. Improvements to Passive Acoustic Monitoring systems.
Report No. 565R0810. Subacoustech Ltd. London.doi: 565R0212.
Pitcher, T.J. 1993: Behaviour of Teleost Fishes. 2nd ed. Clays Ltd. St Ives Plc. England.
Popper, A. N. 1980. Sound emission and detection by delphinids. In Cetacean Behavior:
Mechanisms and Functions (ed. L. M. Herman) pp. 152. John Wiley & Sons: New York.
Simmonds J. & MacLennan D. 2005. Fisheries Acoustics: Theory and Practice, second edition.
Blackwell.doi : SH344.2.S56 2005 639.2dc22 2005005881.
Walker, W.F.,Jr. 1993. Functional Anatomy of The Vertebrates. CBS College Publishing. United
States America.
Wartzok, D. & Ketten, D. R. 1999. Marine mammal sensory systems. In J. E. Reynolds II & S.
A. Rommel (Eds.), Biology of marine mammals (pp. 117-175).Washington, DC:
Smithsonian Institution Press
Watkins, W. A. & Wartzok, D. 1985 Sensory biophysics of marine mammals. Mar. Mam. Sci.
1(3), 219260.
Winn, H.E. 1991. Acoustic Discrimination By The Road FishWith Comments On Signal System.
P 361 381. In Howard E. Winn. Dan Bori J. Olla. (ed) Behavior of Marine Animals Vol
2: Vertebrates. Plenum Press. New york.
1) Mahasiswa Pascasarjana Teknologi Kelautan IPB
2) Dosen Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan IPB
Urick, R.J. 1975. Principles of Underwater Sound. Kingsport Press, 384 pp.
www.mathworks.com (diakses tanggal 11 November 2015)
www.sensortech.ca (diakses tanggal 11 November 2015)
www.steinberg.net (diakses tanggal 11 November 2015)