Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Tax Compliance Penyetoran SPT Masa (Survei Pada PKP Yang Terdaftar Di KPP Pratama Purwokerto)

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 28

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP TAX COMPLIANCE

PENYETORAN SPT MASA


(Survei pada PKP yang Terdaftar di KPP Pratama Purwokerto)

FERDYANT PANGESTU
OMAN RUSMANA
Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto

ABSTRACT
This research is a survey research on Entrepreneur Tax Payers who registered in Pratama
Purwokerto Tax Office. This research using Theory of Planned Behavior (Ajzen, 1991) to explain the
tax compliance behavior. The aims of research is to find out the effect of attitude, subjective norm,
and perceived behavioral control on intention toward compliance, then the effect of intention toward
compliance on tax compliance. This survey research using questionnaire as instrument. The research
population are Entrepreneur Tax Payers who reporting Value Added Tax Monthly Report in Pratama
Purwokerto Tax Office. There were 100 Entrepreneur Tax Payers chosen as respondents of the
research. Then, incidental sampling method was used to determine the respondents. The data was
analyzed using Structural Equation Modeling (SEM) with Amos version 16. The result of hypotheses
testing conclude that: (1) attitude has a significant effect on intention toward compliance, (2)
subjective norm has a non significant effect on intention toward compliance, (3) perceived behavioral
control has a significant effect on intention toward compliance, and (4) intention toward compliance
has a significant effect on tax compliance.
Keywords: attitude, intention, perceived behavioral control, subjective norm, tax compliance, theory
of planned behavior.

1. PENDAHULUAN

Pajak merupakan tumpuan sumber penerimaan negara Indonesia. Hal ini terlihat dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang menunjukkan bahwa sektor perpajakan
memberikan kontribusi terbesar bagi penerimaan negara. Ini memberikan tugas kepada Direktorat
Jenderal Pajak untuk senantiasa melakukan usaha guna meningkatkan jumlah penerimaan pajak.
Besarnya jumlah penerimaan pajak tidak terlepas dari peran serta wajib pajak dalam
pelaksanaan sistem pemungutan pajak. Penggunaan Self Assessment System dalam sistem pemungutan
pajak di Indonesia memberi kepercayaan kepada wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban maupun
hak perpajakannya, diantaranya adalah dalam menghitung, membayar, dan melaporkan kewajiban
pajaknya melalui Surat Pemberitahuan (SPT). Hal tersebut menyebabkan kebenaran pembayaran
pajak tergantung pada kejujuran dan kepatuhan wajib pajak itu sendiri dalam melaporkan kewajiban
perpajakannya. Kepatuhan pajak yang dimaksud adalah terkait dengan bagaimana melaporkan semua
informasi yang diperlukan tepat pada waktunya, mengisi secara benar jumlah pajak terutang, dan
membayar pajak pada waktunya.
Rendahnya tingkat kepatuhan wajib pajak menjadi salah satu penyebab belum optimalnya
penerimaan pajak di Indonesia. Seperti dikutip dari www.kompas.com (20 Oktober 2011), Menteri
Keuangan Agus Martowardojo mengungkapkan tingkat kepatuhan masyarakat Indonesia sebagai
wajib pajak masih rendah. Fakta itu menurutnya bisa dilihat dari orang pribadi yang menyerahkan
SPT hanya 8,5 juta wajib pajak dari 110 juta orang penduduk yang aktif bekerja. Dengan demikian
rasio SPT terhadap kelompok pekerja aktif tersebut hanya 7,7 persen atau dengan kata lain tingkat
kepatuhan wajib pajak masih belum memadai. Lebih lanjut, badan usaha yang menyerahkan SPT
hanya 466 ribu badan usaha padahal jumlah badan usaha yang tercatat aktif sebanyak 12 juta lebih. Itu
artinya kepatuhan wajib pajak badan relatif rendah karena jumlahnya hanya 3,6 persen dari jumlah
badan yang ada (www.kompas.com).
Merujuk pada Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak No: SE-18/PJ/2011 tentang Target
Rasio Kepatuhan Penyampaian Surat Pemberitahuan pada Tahun 2011, menyatakan bahwa dalam
rangka meningkatkan kepatuhan wajib pajak sebagai bagian dari upaya pengamanan penerimaan
2

pajak diperlukan usaha untuk mengoptimalkan penerimaan Surat Pemberitahuan (SPT) yang
disampaikan wajib pajak. SPT tersebut terdiri dari SPT Tahunan PPh dan SPT Masa PPN.
PPN merupakan pajak tidak langsung atas konsumsi dalam negeri. Sistem PPN diatur dalam
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak
Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan UndangUndang Nomor 42 tahun 2009. Sebagaimana diketahui bahwa hampir seluruh barang-barang
kebutuhan hidup rakyat Indonesia merupakan hasil produksi yang terkena PPN. Dengan kata lain,
hampir semua transaksi di bidang perdagangan, industri dan jasa yang termasuk dalam golongan
Barang Kena Pajak (BKP) dan atau Jasa Kena Pajak (JKP) pada prinsipnya terkena PPN. Pengusaha
Kena Pajak (PKP) sebagai pihak yang memungut PPN wajib melaporkan penghitungan PPN setiap
masa pajak dengan menggunakan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa PPN.
Menurut Mustikasari (2007:3) untuk mencapai target pajak, perlu ditumbuhkan terus
menerus kesadaran dan kepatuhan masyarakat wajib pajak untuk memenuhi kewajiban pajak sesuai
dengan ketentuan yang berlaku. Mengingat kesadaran dan kepatuhan wajib pajak merupakan faktor
penting bagi peningkatan penerimaan pajak, maka perlu secara intensif dikaji tentang faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.
Penelitian-penelitian mengenai kepatuhan pajak, diantaranya dapat dilihat dari sisi psikologi
wajib pajak. Kajian dalam bidang psikologi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
kepatuhan pajak (tax compliance) wajib pajak salah satunya adalah melalui Theory of Planned
Behavior (Hidayat & Nugroho, 2010:83). Beberapa peneliti menggunakan kerangka model Theory of
Planned Behavior (TPB) untuk menjelaskan perilaku tax compliance wajib pajak, baik wajib pajak
orang pribadi maupun wajib pajak badan. Bobek & Hatfield (2003), Blanthorne (2000), dan Hanno &
Violette (1996) dalam Mustikasari (2007:3) serta Hidayat & Nugroho (2010) memanfaatkan Theory
of Planned Behavior (TPB) untuk menjelaskan tax compliance wajib pajak orang pribadi. Sedangkan
Mustikasari (2007), Miladia (2010) dan Harisnani (2011) melakukan penelitian kepatuhan wajib pajak
badan dengan responden tax professional atau staf pajak.
Model TPB yang digunakan dalam penelitian Mustikasari (2007), Miladia (2010) dan
Harisnani (2011) memberikan penjelasan yang signifikan, bahwa perilaku tidak patuh
3

(noncompliance) wajib pajak sangat dipengaruhi oleh variabel sikap, norma subyektif dan kontrol
keperilakuan yang dipersepsikan. Sementara itu, penelitian Hidayat & Nugroho (2010) menghasilkan
kesimpulan bahwa pengaruh sikap, norma subyektif, dan perceived behavioral control terhadap niat
untuk tidak patuh pajak tidak signifikan, sedangkan niat mempengaruhi perilaku ketidakpatuhan pajak
secara signifikan.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis melakukan penelitian dengan topik mengenai
Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Tax Compliance Penyetoran SPT Masa. Penelitian
ini merupakan survei pada Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak
(KPP) Pratama Purwokerto. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Theory of Planned
Behavior yang dicetuskan oleh Icek Ajzen. Adapun variabel-variabel yang digunakan dalam Theory
of Planned Behavior antara lain adalah sikap, norma subyektif, kontrol keperilakuan yang
dipersepsikan, dan niat yang juga digunakan sebagai variabel dalam penelitian ini, serta variabel
kepatuhan pajak.
Adapun tujuan penelitian ini, antara lain adalah:
1. Untuk mengetahui signifikansi pengaruh sikap terhadap niat wajib pajak untuk patuh.
2. Untuk mengetahui signifikansi pengaruh norma subyektif terhadap niat wajib pajak untuk patuh.
3. Untuk mengetahui signifikansi pengaruh kontrol keperilakuan yang dipersepsikan terhadap niat
wajib pajak untuk patuh.
4. Untuk mengetahui signifikansi pengaruh niat wajib pajak untuk patuh terhadap kepatuhan pajak.

2. LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.1 Kepatuhan Perpajakan (Tax Compliance)


Kepatuhan dalam hal perpajakan berarti keadaan wajib pajak yang melaksanakan hak,
dan khususnya kewajibannya, secara disiplin sesuai peraturan perundang-undangan serta tata
cara perpajakan yang berlaku. Kepatuhan adalah ketaatan atau berdisiplin, dalam hal ini
kepatuhan pajak diartikan secara bebas adalah ketaatan dalam menjalankan semua peraturan
perpajakan. Menurut Nurmantu (2003:148) dalam Rambe (2009:1) kepatuhan pajak dapat
4

didefinisikan sebagai suatu keadaan wajib pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan dan
melaksanakan hak perpajakannya.
Ada dua macam kepatuhan pajak, yaitu:
1) Kepatuhan Formal, yaitu suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi kewajiban
perpajakannya secara formal sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang Perpajakan.
Jika wajib pajak menyampaikan SPT dan membayar pajak terutangnya tepat waktu, maka
dapat dikatakan bahwa wajib pajak tersebut telah memenuhi kepatuhan formal.
2) Kepatuhan Material, yaitu suatu keadaan dimana wajib pajak secara substantif atau hakikat
memenuhi semua ketentuan material perpajakan, yakni sesuai isi dan jiwa Undang-Undang
Perpajakan. Jika wajib pajak mengisi SPT dengan jujur, baik dan benar sesuai dengan
ketentuan dalam UU Perpajakan, maka wajib pajak tersebut telah memenuhi kepatuhan
material (tepat bayar).

2.2 Theory of Planned Behavior


Theory of Planned Behavior menerangkan bahwa perilaku yang ditampilkan oleh
individu timbul karena adanya niat untuk berperilaku. Sedangkan munculnya niat berperilaku
ditentukan oleh 3 faktor penentu yaitu:
(1) behavioral beliefs, yaitu keyakinan individu akan hasil dari suatu perilaku dan evaluasi atas
hasil tersebut (beliefs strength and outcome evaluation);
(2) normative beliefs, yaitu keyakinan tentang harapan normatif orang lain dan motivasi untuk
memenuhi harapan tersebut (normatif beliefs and motivation to comply); dan
(3) control beliefs, yaitu keyakinan tentang keberadaan hal-hal yang mendukung atau
menghambat perilaku yang akan ditampilkan (control beliefs) dan persepsinya tentang
seberapa kuat hal-hal yang mendukung dan menghambat perilakunya tersebut (perceived
power).
Hambatan yang mungkin timbul pada saat perilaku ditampilkan dapat berasal dari
dalam diri sendiri maupun dari lingkungan. Secara berurutan, behavioral beliefs menghasilkan
sikap terhadap perilaku positif atau negatif, normative beliefs menghasilkan tekanan sosial yang
5

dipersepsikan (perceived social pressure) atau norma subyektif (subjective norm), dan control
beliefs menimbulkan perceived behavioral control atau kontrol keperilakuan yang dipersepsikan
(Ajzen, 2002:2) dalam Mustikasari (2007:4). Konsep Theory of Planned Behavior dapat
digambarkan melalui Gambar 2.2.1 pada Lampiran.

2.3 Hipotesis
2.3.1 Pengaruh Sikap terhadap Niat Wajib Pajak untuk Patuh
Sikap mempunyai peran penting dalam menjelaskan perilaku seseorang dalam
lingkungannya. Sikap merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan cara-cara tertentu
terhadap objek sikap. Dalam hal ini, seseorang yang mendukung atas suatu objek sikap akan
memiliki kecenderungan bertindak untuk melakukan tindakan terhadap objek sikap. Konsep
sikap tersebut didasarkan pada sikap manusia secara umum yang kemudian diterapkan pada
wajib pajak dalam hal kepatuhan pajak. Seorang wajib pajak yang mendukung (bersikap
positif) terhadap tindakan kepatuhan pajak akan memiliki kecenderungan untuk melakukan
tindakan kepatuhan pajak. Demikian pula sebaliknya, seorang wajib pajak yang tidak
mendukung

(bersikap

negatif)

terhadap

tindakan

kepatuhan

pajak

akan

memiliki

kecenderungan untuk tidak melakukan tindakan kepatuhan pajak (Miladia, 2007:27). Hipotesis
penelitian yang diajukan:
H1 : Sikap berpengaruh signifikan terhadap niat wajib pajak untuk patuh.
2.3.2 Pengaruh Norma Subyektif terhadap Niat Wajib Pajak untuk Patuh
Norma subyektif merupakan fungsi dari harapan yang dipersepsikan individu dimana
satu atau lebih orang di sekitarnya (misalnya saudara, teman sejawat) menyetujui perilaku
tertentu dan memotivasi individu tersebut untuk mematuhi mereka (Ajzen, 1991 dalam
Mustikasari, 2007). Penelitian tentang kepatuhan wajib pajak menunjukkan, bahwa teman
sejawat mempunyai pengaruh penting untuk memprediksi perilaku wajib pajak (Jackson dan
Milliron, 1986; Roth et al., 1989; Steenbergen, McGraw and Scholz, 1992 dalam Mustikasari,
2007:5). Norma subyektif dari seorang wajib pajak dapat dibentuk dari tekanan sosial, dalam
arti individu akan melakukan suatu tindakan seperti yang diharapkan oleh orang-orang yang
6

dianggap penting (Miladia, 2010). Apabila orang-orang yang dianggap penting oleh wajib
pajak memiliki sikap positif terhadap pajak, maka wajib pajak akan patuh membayar pajak.
Sebaliknya, jika orang-orang yang dianggap penting oleh wajib pajak memiliki sikap negatif
terhadap pajak, maka wajib pajak akan menghindari pajak. Hipotesis penelitian yang diajukan:
H2 : Norma subyektif berpengaruh signifikan terhadap niat wajib pajak untuk patuh.
2.3.3 Pengaruh Kontrol Keperilakuan yang Dipersepsikan terhadap Niat Wajib Pajak untuk
Patuh
Ajzen (2002) mengatakan bahwa kontrol keperilakuan mempengaruhi niat didasarkan
atas asumsi bahwa kontrol keperilakuan yang dipersepsikan oleh individu akan memberikan
implikasi motivasi pada orang tersebut. Dalam arti bahwa, niat akan terbentuk apabila individu
merasa mampu untuk menampilkan perilaku (Mustikasari, 2007:6-7). Kontrol keperilakuan
yang dipersepsikan dalam konteks perpajakan adalah seberapa kuat tingkat kendali yang
dimiliki seorang wajib pajak dalam menampilkan perilaku tertentu, seperti melaporkan
penghasilannya lebih rendah. Hipotesis penelitian yang diajukan:
H3 : Kontrol keperilakuan yang dipersepsikan berpengaruh signifikan terhadap niat wajib
pajak untuk patuh.
2.3.4 Pengaruh Niat Wajib Pajak untuk Patuh terhadap Kepatuhan Pajak
Niat berperilaku merupakan variabel perantara dalam membentuk perilaku (Ajzen,
1988). Hal ini berarti, pada umumnya manusia bertindak sesuai dengan niat atau tendensinya.
Niat wajib pajak untuk patuh merupakan suatu keadaan dimana seorang wajib pajak memiliki
kecenderungan atau keputusan untuk berperilaku patuh pada ketentuan perpajakan.
Kecenderungan adalah kecondongan atau tendensi pribadi wajib pajak untuk patuh atau tidak
patuh dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. Keputusan adalah keputusan pribadi
yang dipilih wajib pajak untuk mematuhi atau tidak mematuhi aturan perpajakan (Harisnani,
2011:28). Contohnya adalah apabila seorang wajib pajak memiliki persepsi bahwa tindakan
membayar pajak akan memberikan banyak keuntungan, maka ia akan berniat positif terhadap
kewajiban membayar pajak. Dengan demikian, wajib pajak akan menghindari tindakan tidak
membayar pajak. Sebaliknya, jika seorang wajib pajak memiliki persepsi bahwa tindakan
7

membayar pajak akan memberikan kerugian, maka ia akan berniat negatif terhadap kewajiban
membayar pajak. Dengan demikian, wajib pajak akan menghindari tindakan membayar pajak.
Hipotesis penelitian yang diajukan:
H4 : Niat wajib pajak untuk patuh berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan pajak.

2.4 Model Penelitian


Model penelitian atau kerangka teoritis penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.4.1
yang terdapat pada lampiran.

3. METODE PENELITIAN DAN TEKNIK ANALISIS DATA

Jenis penelitian ini adalah penelitian kausal dengan metode survei. Survei penelitian
dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Purwokerto Kabupaten Banyumas.

3.1 Populasi dan Sampel


Populasi dalam penelitian ini adalah wajib pajak yang merupakan Pengusaha Kena
Pajak (PKP) baik orang pribadi maupun badan yang terdaftar sampai 30 November 2011 di KPP
Pratama Purwokerto. Sampel dalam penelitian ini adalah PKP baik orang pribadi maupun badan
yang menyampaikan SPT Masa PPN pada bulan Desember 2011.
Dalam hal sampel PKP badan, responden penelitian diwakili oleh staf pajak yang
bekerja di badan tersebut. Kriteria responden dalam penelitian ini adalah responden yang pernah
mengisi SPT Masa PPN. Teknik pemilihan sampel dilakukan dengan cara non probability
sampling, yaitu dengan incidental sampling. Teknik incidental sampling adalah teknik pemilihan
sampel berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang secara insidental bertemu dengan peneliti
dapat digunakan sebagai sampel, apabila orang yang kebetulan ditemui cocok sebagai sumber
data (Amirin, 2009) dalam Miladia (2010:37).
Berdasarkan asumsi teknik analisis Structural Equation Modelling (SEM) yang akan
digunakan dalam penelitian ini, penentuan besar sampel didasarkan pada pedoman besarnya
8

sampel mengikuti teknik maximum likelihood estimation yang menyatakan bahwa jumlah sampel
100-200 (Ghozali, 2007: 64). Dengan demikian ditentukan besar sampel minimal sebanyak 100
sampel, langkah selanjutnya adalah membagi besar sampel minimal secara proporsional untuk
PKP Orang Pribadi (PKPOP) dan PKP Badan (PKPB).

3.2 Pengukuran Variabel dan Data Penelitian


Variabel laten dan indikatornya dapat dilihat pada Tabel 3.2.1 pada lampiran.
Sedangkan pengukuran masing-masing variabel adalah sebagai berikut:
3.2.1 Sikap
Pengukuran variabel sikap menggunakan 5 butir pernyataan mengenai evaluasi atau
penilaian responden terhadap kepatuhan pajak. Butir pertanyaan tersebut untuk mengukur
kekuatan keyakinan perilaku (behavioral beliefs strength) serta berkaitan dengan hasil dari
suatu perilaku dan evaluasi atas hasil tersebut (outcome evaluation).
3.2.2 Norma Subyektif
Pengukuran variabel norma subyektif menggunakan 5 butir pernyataan mengenai
kekuatan pengaruh pandangan orang-orang di sekitar responden terhadap perilaku kepatuhan
pajak. Butir pernyataan tersebut berkaitan dengan kekuatan keyakinan tentang harapan normatif
orang lain (normative beliefs strength), dan yang kedua berkaitan dengan motivasi untuk
memenuhi harapan tesebut (motivation to comply).
3.2.3 Kontrol Keperilakuan yang Dipersepsikan
Pengukuran variabel kontrol keperilakuan yang dipersepsikan menggunakan 4 butir
pernyataan tentang besar-kecilnya kendali dan kesanggupan yang dimiliki responden dalam
menampilkan perilaku kepatuhan pajak. Indikator yang digunakan meliputi 2 aspek, yaitu aspek
controllability, yaitu besarnya keyakinan orang tersebut terhadap kontrol yang dimilikinya dan
self-efficacy, yaitu keyakinan orang tersebut atas kesanggupannya untuk melakukan kepatuhan
pajak.

3.2.4 Niat untuk Patuh


Dalam mengukur variabel laten niat untuk patuh, responden akan dimintai pendapatnya
tentang 3 pernyataan mengenai kemauan, motivasi atau dorongan untuk melakukan kepatuhan
pajak.
3.2.5 Kepatuhan Pajak
Variabel laten kepatuhan pajak diukur dengan menggunakan instrumen yang mengacu
pada indikator kepatuhan formal dan kepatuhan material, yaitu penyampaian SPT tepat waktu,
pembayaran (penyetoran) pajak terhutang tepat waktu, dan pembayaran (penyetoran) pajak
tepat bayar.

3.3 Teknik Analisis Data


3.3.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Survei Pendahuluan
Untuk mengetahui kesahihan dan keandalan kuesioner maka terlebih dahulu dilakukan
uji validitas dan reliabilitas kuesioner dengan menyebarkan kuesioner pendahuluan kepada 30
responden (survei pendahuluan). Uji validitas dimaksudkan untuk menguji keakuratan
instrumen kuesioner. Pengujian validitas kuesioner survei pendahuluan dalam penelitian ini
menggunakan rumus korelasi product moment. Apabila menurut perhitungan komputer nilai r
hitung

korelasi product moment semua item pertanyaan untuk masing-masing variabel lebih besar

dari nilai kritis (r

tabel)

pada tingkat kepercayaan 95%, maka seluruh item pertanyaan variabel

dinyatakan valid dan dapat digunakan sebagai alat pengumpulan data.


Uji reliabilitas dimaksudkan untuk menguji konsistensi data yang dikumpulkan.
Pengujian reliabilitas kuesioner survei pendahuluan menggunakan rumus cronbach alpha.
Suatu kuesioner penelitian dinyatakan reliabel apabila berdasarkan perhitungan komputer nilai r
hitung

(r.tot) lebih besar dari r tabel sehingga dapat digunakan sebagai alat pengumpulan data.

3.3.2 Analisis SEM


Analisis data dalam penelitian ini menggunakan Structural Equation Modelling (SEM)
dari paket software statistik AMOS 16.0. Model ini digunakan karena memungkinkan
10

pengujian sekaligus dari analisis faktor (factor analysis), analisis jalur (path analysis) dan
regresi (regression).
3.3.3 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menganalisis nilai CR (Critical Ratio) dan nilai p
(probability) hasil pengolahan data lalu dibandingkan dengan batasan statistik yang
disyaratkan, yaitu diatas 2,00 untuk nilai CR (CR2,00) dan dibawah 0,05 untuk nilai p
(p0,05). Apabila hasil olah data menunjukkan nilai yang memenuhi syarat tersebut, maka
hipotesis penelitian yang diajukan dapat diterima.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Responden


Berdasarkan data yang diperoleh dari KPP Pratama Purwokerto, jumlah PKP per 30
November 2011 sebanyak 2.424 PKP yang terdiri dari 500 PKP orang pribadi dan 1.924 PKP
badan. Sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah 100 responden, kemudian ditentukan
jumlah sampel minimal masing-masing untuk PKP Orang Pribadi (PKPOP) dan PKP Badan
(PKPB) dengan membagi besar sampel minimal (n) secara proporsional.
Perhitungan besar sampel minimal untuk PKP orang pribadi adalah sebagai berikut:
=

100
.

= 20,63

= ,

Jadi PKP orang pribadi yang dijadikan sampel adalah 21 orang dan PKP badan yang dijadikan
sampel adalah 79 orang. Jumlah responden yang diteliti sebanyak 100 wajib pajak dan kuesioner
yang disebarkan oleh peneliti sebanyak 100 buah, semua kuesioner tersebut kembali serta dapat
diolah dan dianalisis seluruhnya. Gambaran umum mengenai karakteristik responden yang
berhasil dihimpun dapat dilihat pada Tabel 4.1.1 pada lampiran.

11

4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Survei Pendahuluan


Berdasarkan hasil uji validitas diketahui bahwa nilai nilai r

hitung

korelasi product

moment semua item pertanyaan dari masing-masing variabel lebih besar dari nilai kritis (r

tabel)

sebesar 0,374 pada tingkat kepercayaan 95%. Dengan demikian maka seluruh item pertanyaan
dinyatakan valid dan dapat digunakan sebagai alat pengumpulan data. Berdasarkan hasil uji
reliabilitas diketahui bahwa nilai koefisien reliabilitas (r.tot) untuk masing-masing variabel lebih
besar dari nilai kritis (r

tabel)

sebesar 0,374 sehingga semua pertanyaan untuk setiap variabel

tersebut dinyatakan reliabel dan dapat digunakan sebagai alat pengumpulan data.

4.3 Analisis Structural Equation Modeling (SEM)


Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis Structural
Equation Modeling (SEM). Diagram jalur yang dihasilkan dari analisis SEM dapat dilihat pada
Gambar 4.3.1 pada lampiran.

4.4 Pengujian Hipotesis


Reggression weights memberikan besarnya nilai koefisien regresi unstandardized dan
standardized. Nilai critical ratio (CR) analog dengan nilai t pada regresi dan P adalah tingkat
probabilitas signifikansi dengan *** berarti by default signifikan pada 0,001. Berdasarkan
standardized regression weights menunjukkan bahwa sikap berpengaruh signifikan terhadap niat
untuk patuh dengan koefisien standardized 0,126. Pengaruh norma subyektif terhadap niat untuk
patuh sangat kecil yaitu sebesar 0,054 dan tidak signifikan karena nilai probabilitas 0,293 yang
jauh di atas 0,05. Sementara itu, variabel kontrol keperilakuan yang dipersepsikan berpengaruh
signifikan terhadap niat untuk patuh dengan koefisien standardized 0,993. Begitu juga dengan
niat untuk patuh berpengaruh terhadap kepatuhan pajak dengan koefisien standardized sebesar
0,954.
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dapat dilihat dari nilai Critical Ratio (CR) dan
nilai probability (P). Ringkasan hasil uji hipotesis dapat dilihat pada Tabel. 4.4.1 pada lampiran.
Adapun pembahasan hasil pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:
12

4.4.1 Pengujian Hipotesis Pertama


Nilai critical ratio (C.R) untuk pengaruh variabel sikap terhadap niat untuk patuh lebih
besar dari 2,00 (2,449 2,00) dan p0,05, oleh karena itu hubungan kausalitas dalam model
dapat diterima. Dengan demikian, maka hipotesis pertama yang menyatakan bahwa sikap
berpengaruh signifikan terhadap niat wajib pajak untuk patuh, diterima. Hasil ini menunjukkan
bahwa semakin positif sikap wajib pajak untuk patuh terhadap pajak, maka niat wajib pajak
untuk patuh semakin besar.
4.4.2 Pengujian Hipotesis Kedua
Nilai critical ratio (C.R) untuk pengaruh variabel norma subyektif terhadap niat untuk
patuh lebih kecil dari 2,00 (1,050 < 2,00) dan p0,05, oleh karena itu hubungan kausalitas
dalam model ditolak. Dengan demikian, maka hipotesis kedua yang menyatakan bahwa norma
subyektif berpengaruh signifikan terhadap niat wajib pajak untuk patuh, ditolak. Hasil ini
menunjukkan bahwa semakin besar norma subyektif atau tekanan sosial dari lingkungan wajib
pajak, maka semakin besar pula niatnya untuk patuh (mempunyai pengaruh positif meskipun
tidak signifikan). Pengaruh yang tidak signifikan menunjukkan bahwa niat seseorang tidaklah
semata-mata dipengaruhi oleh norma subyektif dari orang-orang di sekelilingnya (Hidayat &
Nugroho, 2010:90).
4.4.3 Pengujian Hipotesis Ketiga
Nilai critical ratio (C.R) untuk pengaruh variabel kontrol keperilakuan terhadap niat
untuk patuh lebih besar dari 2,00 (10,637 2,00) dan p0,05. Oleh karena itu, hubungan
kausalitas dalam model dapat diterima. Dengan demikian, maka hipotesis ketiga yang
menyatakan bahwa kontrol keperilakuan yang dipersepsikan berpengaruh signifikan terhadap
niat wajib pajak untuk patuh, diterima. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi persepsi
wajib pajak atas kendali dan kesanggupan yang dimilikinya akan mendorong niat wajib pajak
untuk patuh.
4.4.4 Pengujian Hipotesis Keempat
Nilai critical ratio (C.R) untuk pengaruh variabel niat untuk patuh terhadap kepatuhan
pajak lebih besar dari 2,00 (10,195 2,00) dan p0,05. Oleh karena itu, hubungan kausalitas
13

dalam model diterima. Dengan demikian, maka hipotesis keempat yang menyatakan bahwa niat
wajib pajak untuk patuh berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan pajak, diterima. Hal ini
berarti bahwa wajib pajak yang memiliki niat untuk patuh yang tinggi, kepatuhan pajaknya pun
tinggi.

5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1.

Sikap berpengaruh signifikan terhadap niat wajib pajak untuk patuh.

2.

Norma subyektif tidak berpengaruh signifikan terhadap niat wajib pajak untuk patuh.

3.

Kontrol keperilakuan yang dipersepsikan berpengaruh signifikan terhadap niat wajib pajak
untuk patuh.

4.

Niat wajib pajak untuk patuh berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan pajak.

5.2 Implikasi
1.

Berdasarkan kesimpulan di atas dapat ditarik garis besar bahwa perilaku kepatuhan pajak
merupakan perilaku yang didasari oleh niat wajib pajak untuk patuh. Niat seseorang dapat
diwujudkan dalam perilaku tergantung pada ada atau tidaknya kendali yang nyata di
lapangan. Sehingga untuk memunculkan niat tersebut diperlukan sistem pengawasan yang
intensif oleh aparat pajak serta penerapan atauran perpajakan secara tegas dan adil kepada
seluruh wajib pajak.

2.

Dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan perpajakan hendaknya perlu memperhatikan


aspek psikologis wajib pajak sehingga dapat mendorong wajib pajak untuk lebih patuh
dalam memenuhi kewajiban perpajakannya, terutama kepatuhan secara sukarela.

3.

Berkaitan dengan upaya untuk mendorong niat wajib pajak untuk patuh, cara yang dapat
dilakukan diantaranya adalah dengan memberikan stimuli berupa penghargaan atas sikap
wajib pajak yang patuh dalam melaksanakan kewajiban perpajakan mereka, penerapan
sistem yang efektif dan sederhana serta pelayanan yang prima.

14

5.3 Keterbatasan
1.

Teknik pemilihan sampling termasuk jenis non random (incidental sampling) dan sampel
terbatas pada PKP yang menyetorkan SPT Masa PPN sehingga kurang bisa
digeneralisasikan.

2.

Berdasarkan konsep teorinya, kontrol keperilakuan yang dipersepsikan memiliki dua


pengaruh, yaitu pengaruh terhadap niat dan terhadap perilaku. Sedangkan dalam penelitian
ini, variabel kontrol keperilakuan yang dipersepsikan hanya diuji pengaruhnya terhadap niat
untuk patuh sehingga penelitian selanjutnya diharapkan dapat pula menguji pengaruhnya
terhadap kepatuhan pajak secara langsung.

3.

Penelitian ini hanya meneliti variabel sikap, norma subyektif, kontrol keperilakuan yang
dipersepsikan, dan niat untuk patuh. Penelitian selanjutnya dapat mencoba meneliti tentang
perilaku kepatuhan wajib pajak menggunakan konsep teori psikologi sosial atau teori-teori
lainnya.

15

DAFTAR PUSTAKA

Ajzen, Icek. 1991. The Theory of Planned Behavior: Organizational Behavior and Human Decision
Processes. Vol. 50. pp.179-211.

_____. 2002. Constructing a TPB Questionnaire: Conceptual and Methodological Considerations.


http://www.people.umass.edu/aizen/ diakses 18 Oktober 2011.

Direktorat Jenderal Pajak. 2011. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak No: SE-18/PJ/2011 tentang
Target Rasio Kepatuhan Penyampaian Surat Pemberitahuan pada Tahun 2011.

Ferdinand, Augusty. 2002. Structural Equation Modelling dalam Penelitian Manajemen: Aplikasi
Model-model Rumit dalam Penelitian untuk Tesis Magister dan Disertasi Doktor. Badan
Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Ghozali, Imam. 2008. Model Persamaan Struktural Konsep dan Aplikasi dengan Program Amos 16.
Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Harisnani, Ade Siti. 2011. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Kepatuhan Wajib Pajak
Badan (Studi pada KPP Pratama Purwokerto). Skripsi. Universitas Jenderal Soedirman.
Purwokerto. (Tidak dipublikasikan).

Hidayat, Widi dan Argo Adhi Nugroho. 2010. Studi Empiris Theory of Planned Behavior dan
Pengaruh Kewajiban Moral pada Perilaku Ketidakpatuhan Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi.
Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 12. No. 2. Hal. 82-93.

Kementerian Keuangan Republik Indonesia. 2007. Peraturan Menteri Keuangan Nomor


192/PMK.03/2007 tentang Tata Cara Penetapan Wajib Pajak dengan Kriteria Tertentu Dalam
Rangka Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak.

_____. 2010. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 80/PMK.03/2010 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.03/2007 tentang Penentuan Tanggal Jatuh
Tempo Pembayaran dan Penyetoran Pajak, Penentuan Tempat Pembayaran Pajak, dan Tata
Cara Pembayaran, Penyetoran dan Pelaporan Pajak, serta Tata Cara Pengangsuran dan
Penundaan Pembayaran Pajak.

Mardiasmo. 2009. Perpajakan Edisi Revisi 2009. Penerbit Andi. Yogyakarta.

16

Miladia, Novita. 2010. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tax Compliance Wajib Pajak
Badan pada Perusahaan Industri Manufaktur di Semarang. Skripsi. Universitas Diponegoro.
Semarang. (Tidak dipublikasikan).

Mustikasari, Elia. 2007. Kajian Empiris tentang Kepatuhan Wajib Pajak Badan di Perusahaan
Industri Pengolahan di Surabaya. Simposium Nasional Akuntansi X. Makassar. Hal. 1-41.

Rambe, Atika. 2009. Pengaruh Self Assessment System terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak
Badan pada KPP DKI Jakarta Khususnya Jakarta Pusat.

Republik Indonesia. 2007. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007 tentang
Perubahan Ketiga atas Undang-undang Nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan.

Suliyanto. 2006. Analisis Data dalam Aplikasi Pemasaran. Ghalia Indonesia. Bogor.

Umar, Husein. 2003. Metode Riset Akuntansi Terapan. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Widaryanto. 2005. Analisis Strategi Peningkatan Kinerja Rumah Sakit melalui Faktor-faktor yang
Berpengaruh terhadap Perilaku Pelayanan (Studi Kasus pada Rumah Sakit Kariadi
Semarang). Tesis. Universitas Diponegoro. Semarang. (Tidak dipublikasikan).

www.kompas.com diakses 20 Oktober 2011.

www.pajak.go.id diakses 20 Oktober 2011.

17

LAMPIRAN

Sumber:

Ajzen, I. (1991). The Theory of Planned Behavior: Organizational Behavior and Human
Decision Processes.
Gambar 2.2.1. Theory of Planned Behavior.

Sikap
H1
Norma
Subyektif

H2

H4
Niat untuk
Patuh

Kepatuhan
Pajak

H3
Kontrol
Keperilakuan

Gambar 2.4.1. Model Penelitian.

18

Tabel 3.2.1. Variabel Laten dan Indikatornya


Variabel Laten
Sikap

Indikator
Nilai kebaikan kepatuhan pajak
Nilai kemanfaatan kepatuhan pajak
Nilai kenyamanan kepatuhan pajak
Kepatuhan pajak sebagai upaya taat hukum
Penilaian terhadap hukum perpajakan
Norma Subyektif
Pelaksanaan kepatuhan pajak oleh orang-orang sekitar
Pendapat teman tentang kepatuhan pajak
Pendapat petugas pajak tentang kepatuhan pajak
Harapan dan dukungan teman terhadap kepatuhan pajak
Harapan dan dukungan petugas pajak terhadap kepatuhan pajak
Kontrol
Keputusan pribadi untuk melaksanakan kepatuhan pajak
Keperilakuan yang Kesanggupan untuk dapat melaksanakan kepatuhan pajak
Dipersepsikan
Kemungkinan untuk melaksanakan kepatuhan pajak
Tingkat kesulitan melaksanakan kepatuhan pajak
Niat untuk Patuh
Keinginan untuk melaksanakan kepatuhan pajak
Rencana untuk melaksanakan kepatuhan pajak
Usaha untuk melaksanakan kepatuhan pajak
Kepatuhan Pajak
Penyampaian SPT Masa PPN tepat waktu

Simbol
X1
X2
X3
X4
X5
X6
X7
X8
X9
X10
X11
X12
X13
X14
X15
X16
X17
X18

Pembayaran PPN terutang tepat waktu

X19

Pembayaran PPN tepat bayar

X20

Tabel 4.1.1. Karakteristik Responden


Uraian
Jenis PKP
PKP Orang Pribadi
PKP Badan
Jenis Kelamin:
Pria
Wanita
Usia:
21-30 tahun
31-40 tahun
41-50 tahun
> 50 tahun
Pendidikan Terakhir
Pasca Sarjana
Sarjana
DI,DII,DIII
Lain-lain

Frekuensi

Persentase

21
79

21%
79%

47
53

47%
53%

30
37
27
6

30%
37%
27%
6%

7
37
20
36

7%
37%
20%
36%

Sumber : Data Primer yang diolah

19

1
e1

x1
1

e2
1

e3
1

1
x2
x3

Sikap

x4

e4
1
e5

x5
e15
1
x15

e16
1

e17
1

x16

x17

1
1
e6

x6
1

e7

x7

Norma
Subyektif

1
e8

x8

Niat untuk
Patuh

1
x9

e9

z1

x10

e10

z2
1
1
x11

e11
1

x12

e12
1
e13
1
e14

Kepatuhan
Pajak

1
Kontrol
Keperilakuan

x13

x14
x18
1
e18

x19
1

x20
1

e19

e20

Gambar 4.3.1. Diagram Jalur


20

Tabel 4.4.1. Ringkasan Hasil Uji Hipotesis


Variabel
Niat untuk_Patuh <- Sikap
Niat untuk_Patuh <- Norma_Subyektif
Niat untuk_Patuh <- Kontrol_Keperilakuan
Kepatuhan_Pajak <- Niat untuk_Patuh

C.R
2.449
1.050
10.637
10.195

P
.014
.293
***
***

*** berarti by default signifikan pada 0,001

KUESIONER PENELITIAN
Bapak/Ibu/Saudara/i Yth.,
Penelitian ini mengangkat topik perpajakan, khususnya kepatuhan pajak. Wajib pajak dikatakan patuh
apabila menyampaikan SPT tepat waktu, membayar pajak terhutang tepat waktu, dan membayar pajak
tepat bayar. Saya berharap Bapak/Ibu/Saudara/i berkenan untuk berpartisipasi dalam mengisi
kuesioner ini. Kejujuran dalam pengisian sangat saya harapkan. Untuk menjaga kerahasiaan,
Bapak/Ibu/Saudara/i tidak perlu menuliskan identitas pada lembar kuesioner ini. Terima kasih atas
kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i meluangkan waktu mengisi lembar kuesioner penelitian ini. Semoga
jerih payah Bapak/Ibu/Saudara/i bermanfaat untuk pengembangan pengetahuan khususnya dalam
bidang perpajakan di Indonesia.
A. BAGIAN 1
Petunjuk
1.
2.
3.
4.
5.
B.

: Data Responden
: Untuk nomor 1-3, lingkari pilihan jawaban yang sesuai. Untuk nomor 4 dan 5,
jawablah pada tempat yang telah disediakan.
Anda pernah mengisi SPT Masa PPN? a. Ya
b. Tidak
Pengusaha kena Pajak (PKP)
: a. Orang Pribadi
b. Badan
Jenis Kelamin
: a. Pria
b. Wanita
Umur
: _______________________Tahun
Pendidikan terakhir
: ____________________________

BAGIAN 2 : MEASURES OF ATTITUDE, SUBJECTIVE NORM, PERCEIVED


BEHAVIORAL CONTROL, AND INTENTION
Petunjuk : Pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan memberikan tanda check () pada
lingkaran skala 1-7 untuk masing-masing pertanyaan/pernyataan.
No.
1.

Sikap
Saya menganggap bahwa melaksanakan kepatuhan pajak merupakan hal yang :
Sangat
Tidak Baik
1

2.

Sangat
Baik
7

Sangat
Bermanfaat
6
7

Bagi saya, melaksanakan kepatuhan pajak akan:


Sangat Tidak
Bermanfaat
1

21

3.

Dalam melaksanakan kepatuhan pajak, perasaan saya:


Sangat
Tidak Nyaman
1

4.

Bagi saya, melaksanakan kepatuhan pajak merupakan upaya taat hukum.


Sangat
Tidak Setuju
1

5.

Sangat
Nyaman
7

Sangat
Setuju
7

Sangat
Baik
7

Bagi saya, taat hukum merupakan hal yang:


Sangat
Tidak Baik
1

No.
Norma Subyektif
1.
Orang-orang yang saya anggap penting dalam hidup saya (teman, keluarga,
pimpinan), melaksanakan kepatuhan pajak.
Sangat
Tidak Setuju
1

2.

Sangat
Setuju
7

Teman saya berpendapat bahwa saya:


Tidak Harus

Harus
2

melaksanakan kepatuhan pajak.


3.

Petugas pajak berpendapat bahwa saya:


Tidak Harus
1

Harus
2

melaksanakan kepatuhan pajak.


4.

Seberapa besar harapan dan dukungan teman Anda kepada Anda dalam
melaksanakan kepatuhan pajak?

22

Sangat
Kecil
1

5.

Sangat
Besar
7

Seberapa besar harapan dan dukungan petugas pajak kepada Anda dalam
melaksanakan kepatuhan pajak?
Sangat
Kecil
1

Sangat
Besar
7

No.
Kontrol Keperilakuan yang Dipersepsikan
1.
Keputusan sepenuhnya ada pada saya, apakah akan melaksanakan kepatuhan pajak
atau tidak.
Sangat
Tidak Setuju
1

2.

Sangat
Setuju
7

Sangat
Setuju
7

Sangat
Mudah
7

Jika saya ingin, saya dapat melakukan kepatuhan pajak.


Sangat
Tidak Setuju
1

4.

Saya sanggup untuk melaksanakan kepatuhan pajak:


Sangat
Tidak Setuju
1

3.

Sangat
Setuju
7

Melakukan kepatuhan pajak adalah hal yang:


Sangat
Sulit
1

No.
Niat
1.
Saya ingin melaksanakan kepatuhan pajak pada masa pajak yang akan datang.
Sangat
Tidak Benar
1

Sangat
Benar
2

23

2.

Saya berencana untuk melaksanakan kepatuhan pajak pada masa pajak yang akan
datang.
Sangat
Tidak Setuju
1

3.

C. BAGIAN 3
Petunjuk

Sangat
Setuju
7

Kepatuhan Pajak
Pada 1 tahun pajak terakhir, saya (perusahaan saya) menerima Surat Tagihan Pajak
(STP) atas denda keterlambatan penyampaian SPT Masa PPN.

Tidak
Pernah
7

Pada 1 tahun pajak terakhir, saya (perusahaan saya) menerima Surat Tagihan Pajak
(STP) atas bunga keterlambatan pembayaran PPN terhutang.
Setiap
Masa Pajak
1

3.

: BEHAVIOR MEASURING
: Pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan memberikan tanda check () pada
lingkaran skala 1-7 untuk masing-masing pertanyaan/pernyataan.

Setiap
Masa Pajak
1

2.

Saya akan berusaha untuk melaksanakan kepatuhan pajak pada masa pajak yang
akan datang.
Sangat
Tidak Setuju
1

No.
1.

Sangat
Setuju
7

Tidak
Pernah
7

Pada 1 tahun pajak terakhir, saya (perusahaan saya) menerima Surat Tagihan Pajak
(STP) atas bunga dan atau denda kekurangan PPN yang disetorkan.
Setiap
Masa Pajak
1

Tidak
Pernah
7

24

CURRICULUM VITAE

Biodata
Nama

Ferdyant Pangestu

Tempat, Tanggal Lahir

Banyumas, 25 Februari 1988

Jenis Kelamin

Perempuan

Satus

Belum Menikah

Agama

Islam

Alamat

Jln. Yos Sudarso 05 Purwokerto Barat 53135,


Kabupaten Banyumas-Jawa Tengah

Nomor HP

085328736776

E-mail

ferdyant@hotmail.com
pangestudyant@gmail.com

Pendidikan
2005 2012

Program S1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi


Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto

2002 2005

SMA Negeri 2 Purwokerto

1999 2002

SMP Negeri 1 Purwokerto

1993 1999

SD Negeri 1 Jatilawang

25

BIODATA
Dr. Oman Rusmana, M.Si., Ak.
A. Identitas Diri
1.

Nama Lengkap (dengan gelar)

Dr. Oman Rusmana, SE, MSi, Ak.

2.

Jabatan Fungsional

Lektor/IIIc

3.

Jabatan Struktural

Ketua Jurusan Akuntansi FE Unsoed

4.

NIP/NIK/No. Identitas lainnya

19750331 200003 1 002

5.

NIDN

0031037503

6.

Tempat dan Tanggal Lahir

Ciamis, 31 Maret 1975

7.

Alamat Rumah

Jl. Diamond Blok F-16 Griya Satria Indah


Sumampir Purwokerto 53121

8.

Nomor Telepon/Fax/HP

0281- 6842389/ 085227067466

9.

Alamat Kantor

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi


UNSOED
Jl. HR Bunyamin Purwokerto

10.

Nomor Telepon/Fax

0281- 640924 / 0281- 640924

11.

Alamat email

omanrsm@gmail.com
omanrsm@hotmail.co.id
omanrsm@hotmail.com

12.

Lulusan yang telah dihasilkan

S1 = 38 orang
S2 = 9 orang
S3 = - orang

13.

Mata Kuliah yang diampu

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Teori Akuntansi
Akuntansi KUKM
Sistem Informasi Akuntansi
Seminar Akuntansi
Akuntansi Sektor Publik
Praktikum Akuntansi
Sistem Akuntansi Pemerintah
Sistem Pengelolaan Keuangan
26

Negara

B. Riwayat Pendidikan
S1

S2

S3

Nama Perguruan
Tinggi

UNSOED

UGM

UNPAD

Bidang Ilmu

Ekonomi-Akuntansi

Ekonomi
Akuntansi

Ekonomi Akuntansi

Tahun Masuk
Lulus

1993 - 1997

1998 - 2001

2004 - 2010

Judul Skripsi/
Tesis/

Evaluasi Penerapan
Biaya Standar Untuk
Pengendalian Biaya
Produksi Dalam
Metode Harga Pokok
Pesanan

Internalisasi Biaya
Lingkungan:
Akuntansi Polusi

Pengaruh
Implementasi
Kerangka
Pengeluaran Jangka
Menengah,
Penganggaran
Terpadu dan
Penganggaran
Kinerja Terhadap
Implementasi
Anggaran Dan
Prinsip-Prinsip Tata
Kelola Pemerintah
Daerah Yang Baik
Serta Implikasinya
Terhadap Kinerja
Keuangan
Pemerintah Daerah
Di Provinsi Jawa
Tengah

Dra. Sri
Harmediyanti, MM,
Ak, dan Dra. Silviana
Agustami, M.Si, Ak.

Prof. Indra Bastian,


Ph.D, MBA, Ak.

Prof. Dr. Ria Ratna


Ariawati, MS, Ak

Disertasi

Nama
Pembimbing /
Promotor

Prof. Dr. Ida Suraida,


MS, Ak.
Dr. Nunuy Nur Afiah,
M.Si, Ak.

27

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini,


Penulis I

FERDYANT PANGESTU

Penulis II

OMAN RUSMANA

memberikan pernyataan bahwa artikel ilmiah yang kami susun dengan judul ANALISIS
FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP TAX COMPLIANCE PENYETORAN SPT
MASA (Survei pada PKP yang Terdaftar di KPP Pratama Purwokerto) belum pernah
terikat dan diterbitkan atau dipublikasikan oleh jurnal maupun lembaga penerbitan manapun.

Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya untuk memenuhi persyaratan
pengajuan artikel ilmiah pada Simposium Nasional Akuntansi XV Banjarmasin 2012.

Purwokerto, 12 Juni 2012


Penulis I,

Penulis II,

(Ferdyant Pangestu)

(Oman Rusmana)

28

You might also like